Preskas TB-MDR Paru

4
BAB I PENDAHULUAN Tuberkolusis resisten ganda (multidrugs resistant tuberculosis/TB-MDR) merupakan masalah terbesar terhadap pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Kasus TB-MDR merupakan kasus yang sulit ditangani, membutuhkan biaya yang lebih besar, efek samping obat yang lebih banyak dengan hasil pengobatan yang kurang memuaskan. 1 Laporan WHO tahun 2007 menyatakan telah terjadi mono resisten OAT 10,3%, poli resisten OAT 17,0% dan TB-MDR 2,9%. Pada tahun 2010 WHO menyatakan insidens TB-MDR meningkat secara bertahap merata 2% pertahun.1 Prevalens TB-MDR diperkirakan meningkat lebih dari 200 kasus baru terjadi di dunia. Laporan menghebohkan pertama tentang resisitensi ganda ini datang dari Amerika dengan angka kematian yang amat tinggi 70-90% dalam waktu yang amat singkat. Di Hongkong yang menyebutkan bahwa setidaknya sekitar 20% infeksi TB terjadi dari kuman yang telah resisten. Laporan di Turki dari 785 kasus tuberkulosis paru ditemukan 35% adalah resisten satu jenis obat, 11,6% resisten dua macam obat, 3,9% tiga macam obat dan 2,8% empat macam obat. Di Pakistan resistensi terhadap RM, INH, dan EMB dilaporkan masing-masing adalah 17,7%, 14,7%, dan 8,7%. Di India resisitensi terhadap INH dan SM adalah 13,9%

description

k

Transcript of Preskas TB-MDR Paru

BAB IPENDAHULUAN

Tuberkolusis resisten ganda (multidrugs resistant tuberculosis/TB-MDR) merupakan masalah terbesar terhadap pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Kasus TB-MDR merupakan kasus yang sulit ditangani, membutuhkan biaya yang lebih besar, efek samping obat yang lebih banyak dengan hasil pengobatan yang kurang memuaskan.1 Laporan WHO tahun 2007 menyatakan telah terjadi mono resisten OAT 10,3%, poli resisten OAT 17,0% dan TB-MDR 2,9%. Pada tahun 2010 WHO menyatakan insidens TB-MDR meningkat secara bertahap merata 2% pertahun.1 Prevalens TB-MDR diperkirakan meningkat lebih dari 200 kasus baru terjadi di dunia. Laporan menghebohkan pertama tentang resisitensi ganda ini datang dari Amerika dengan angka kematian yang amat tinggi 70-90% dalam waktu yang amat singkat. Di Hongkong yang menyebutkan bahwa setidaknya sekitar 20% infeksi TB terjadi dari kuman yang telah resisten. Laporan di Turki dari 785 kasus tuberkulosis paru ditemukan 35% adalah resisten satu jenis obat, 11,6% resisten dua macam obat, 3,9% tiga macam obat dan 2,8% empat macam obat. Di Pakistan resistensi terhadap RM, INH, dan EMB dilaporkan masing-masing adalah 17,7%, 14,7%, dan 8,7%. Di India resisitensi terhadap INH dan SM adalah 13,9% dan 7,4%, sementara resistensi terhadap dua obat atau lebih adalah 41%. Penelitian dari 4 Saudi Arabia menyebutkan bahwa resistensi terhadap RMP, SM dan INH adalah 7,2%, 3,3% dan 1,2%.2Data di Indonesia menyatakan pada TB kasus baru didapatkan TB-MDR 2% dan kasus TB yang telah diobati didapatkan 19%. Berdasarkan data WHO, Indonesia berada pada peringkat ke-8 dari 27 negara dengan kasus TB-MDR terbanyak di dunia. Pola TB-MDR di RS Persahabatan tahun 1995-1997 adalah resistensi primer 4,6%-5,8% dan resistensi sekunder 22,95%-26,07%. Penelitian Aditama mendapatkan resistensi primer 6,86% sedangkan resistensi sekunder 15,61%.3Pada tahun 2005 penelitian di Makasar yang dilakukan Nikmawati dan kawan-kawan mendapatkan hasil kultur sputum yang diduga tuberkulosis dari 236 sampel. Didapatkan 70 sampel (30%) terjadi pertumbuhan pada kultur, dan 166 (70%) sampel tidak terdapat pertumbuhan. Presentase yang resisten terhadap INH dan Rifampisin sebanyak 40 (57,1%), resisten terhadap INH, Rifampisin dan Etambutol sebanyak 25 (35,7%), resisten terhadap INH, Rifampisin dan Streptomisin sebanyak 28 (40%) dan resisten terhadap keempat OAT (INH, Rifampisin, Etambutol dan Streptomisin) sebanyak 20 (28,6%). Sedangkan hasil penelitian uji sensitivitas yang dilakukan oleh Departemen Mikrobiologi FKUI tahun 2003 dengan persentase kasus TB-MDR sebanyak 5,7% dan juga hasil penelitian TB-MDR di Bulgaria pada tahun 1989 sampai 2003 yang mendapatkan persentase TB-MDR sebanyak 5,1%.Aditama dan kawan-kawan melakukan penelitian analisa data dari Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan tahun 1992, didapatkan resistensi primer Isoniasid (H) saja sebesar 2,16%, diikuti Streptomisin (S) 1,23%, Rifampisin (R) 0,50%, Etionamid (N) 0,16%, Kanamisin (K) 0,08% dan Pirazinamid (Z) 0,04% dan tidak ditemukan resistensi terhadap Etambutol (E). Resistensi terhadap dua atau lebih OAT bervariasi antara 0,08% sampai dengan 2,71%.Semakin jelas bahwa kasus resistensi merupakan masalah besar dalam pengobatan pada masa sekarang ini. WHO memperkirakan terdapat 50 juta orang di dunia yang telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis yang telah resisten terhadap OAT dan dijumpai 273.000 (3,1%) dari 8,7 juta TB kasus baru pada tahun 2000.Resistensi ganda merupakan hambatan dan menjadi masalah yang paling besar terhadap program pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Angka kesembuhanpada pengobatan TB-MDR relatif lebih rendah, disamping itu lebih sulit, mahal dan lebih banyak efek samping yang akan ditimbulkannya. Masalah lain, penyebaran resistensi obat di berbagai negara sering tidak diketahui serta penatalaksanaan penderita TB-MDR tidak adekuat.