Preskas

19
BAB I PENDAHULUAN Psoriasis adalah penyakit dengan penyebab autoimun, bersifat kronik dan residif, yang ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan. Walaupun kondisi ini tidak mengancam nyawa atau menyebabkan kematian, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih lagi mengingat bahwa perjalanannya bersifat menahun dan residif. Psoriasis dapat menyerang perempuan maupun laki- laki dengan resiko yang sama. Psoriasis dapat muncul pada usia kapan saja, akan tetapi posriasis jarang ditemukan pada usia kurang dari 10 tahun. Kondisi ini lebih sering muncul pada usia 15-30 tahun. Psoriasis merupakan salah satu peradangan kulit yang paling sering terjadi di negara-negara barat dimana hampir 2% dari penduduknya pernah menderita psoriasis selama masa hidupnya. Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi dibandingkan penduduk kulit berwarna. Hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti mengapa psoriasis bisa timbul. Pada kebanyakan kasus ada pengaruh yang kuat dari faktor genetik, terutama bila penyakit mulai diderita pada awal remaja atau dewasa muda, akan tetapi walaupun biasanya didapatkan adanya riwayat 1

description

ssdsds

Transcript of Preskas

Page 1: Preskas

BAB I

PENDAHULUAN

Psoriasis adalah penyakit dengan penyebab autoimun, bersifat kronik dan

residif, yang ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan

skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan. Walaupun kondisi ini tidak

mengancam nyawa atau menyebabkan kematian, kondisi ini dapat menyebabkan

gangguan kosmetik, terlebih lagi mengingat bahwa perjalanannya bersifat menahun

dan residif. Psoriasis dapat menyerang perempuan maupun laki-laki dengan resiko

yang sama. Psoriasis dapat muncul pada usia kapan saja, akan tetapi posriasis jarang

ditemukan pada usia kurang dari 10 tahun. Kondisi ini lebih sering muncul pada usia

15-30 tahun.

Psoriasis merupakan salah satu peradangan kulit yang paling sering terjadi di

negara-negara barat dimana hampir 2% dari penduduknya pernah menderita psoriasis

selama masa hidupnya. Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi dibandingkan

penduduk kulit berwarna. Hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti

mengapa psoriasis bisa timbul. Pada kebanyakan kasus ada pengaruh yang kuat dari

faktor genetik, terutama bila penyakit mulai diderita pada awal remaja atau dewasa

muda, akan tetapi walaupun biasanya didapatkan adanya riwayat keluarga, seringkali

tidak didapatkan pola keturunan yang jelas pada penderita psoriasis. Terdapat tiga

faktor yang berperan dalam patogenesa psoriasis yaitu faktor genetik, faktor

imunologik dan berbagai faktor pencetus.

Proses penyakit ini merupakan gabungan dari hiperproliferasi epidermis dan

akumulasi sel-sel radang yang disertai pemendekan waktu transit epidermis

(epidermal turn over) dari yang normalnya sekitar 8-10 minggu (+311 jam) berubah

menjadi beberapa hari (+36 jam). Secara histopatologis gambaran utama dari kondisi

ini antara lain: (1) Epidermis yang menjadi sangat tebal atau akantosis, (2) Retensi

nukleus pada stratum korneum atau parakeratosis, (3) Peningkatan aktivitas mitosis

keratinosit, fibroblas dan sel endotel, (4) Adanya Microabsces of Munro berupa

1

Page 2: Preskas

akumulasi polimorf pada stratum korneum, serta (5) Pelebaran pembuluh kapiler pada

dermis bagian atas.

Psoriasis memiliki beberapa bentuk klinis yaitu Psoriasis Vulgaris, Psoriasis

Gutata, Psoriasis Inversa (Psoriasis Fleksural), Psoriasis Eksudativa (Seboriasis),

Psoriasis Pustulosa (yang terdiri atas Psoriasis Barber dan Psoriasis Von Zumbusch),

serta bentuk terakhir yaitu Eritroderma Psoriatik.

Dalam penatalaksanaan psoriasis perlu diperhatikan mengenai luasnya lesi

kulit, lokalisasi lesi kulit, usia penderita dan ada tidaknya kontraindikasi terhadap

obat yang kita berikan. Pengobatan kausal belum dapat diberikan sehingga

pengobatan ditujukan untuk menghilangkan faktor-faktor yang dianggap sebagai

pencetus timbulnya psoriasis antara lain pemberian sedatif pada stres psikis, serta

penatalaksanaan terhadap adanya infeksi fokal seperti tonsilitis, karies gigi dan

infeksi parasit. Selain itu diberikan pula penanganan yang betujuan untuk menekan

atau menghilangkan lesi psoriasis yang telah ada baik dengan pengobatan topikal

seperti salep/krim yang mengandung steroid dan tar, maupun dengan pengobatan

sistemik seperti pemberian kortikosteroid, sitostatika (Metothrexate) atau bahkan

dengan pengobatan kombinasi seperti Psoralen sistemik dengan penyinaran sinar UV

(PUVA).

2

Page 3: Preskas

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. S

No. RM : -

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Suku : Jawa

Status Marital : Menikah

Alamat : Junjang

Tanggal Pemeriksaan : 29 Juni 2015

2.2 Anamnesis (Autoanamnesis dan Heteroanamesis)

1. Keluhan Utama

Bercak eritema disertai dengan skuama yang berlapis-lapis dan berwarna

putih mengkilat pada daerah tangan sejak ± 3 minggu yang lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Arjawinangun

dengan keluhan, timbul bercak-bercak kemerahan pada tangan sejak ± 3

minggu yang lalu. Bercak kemerahan tersebut mulai timbul pada tangan

pasien disertai skuama yang berlapis-lapis. Kulit terasa kering dan terasa gatal

sedang. Nyeri dan rasa baal tidak dikeluhkan pasien. Pasien tidak demam

sebelumnya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

3

Page 4: Preskas

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti yang

dirasakan pasien.

5. Riwayat Alergi

Riwayat alergi makanan dan obat – obatan disangkal pasien.

6. Riwayat Sosial

Pasien merupakan ibu rumah tangga, tinggal dirumah bersama anak dan

suami. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Akhir-akhir ini pasien mengeluh banyak pikiran.

2.3 Pemeriksaan Fisik

a. Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80

Nadi : 80 x

Respirasi : 24 x

Suhu : 36,3

Kepala / Leher : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembesaran

KGB regional (-/-)

Thorax : simetris, ikut gerak napas, suara napas vesikuler, ronkhi

(-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I-II reguler,

Abdomen : cembung, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+), kelainan

kulit (+)

Ekstermitas : Akral hangat, edema (-/-)

Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan.

4

Page 5: Preskas

b. Status Dermatologis

Lokasi : Tangan kanan

Efloresensi : Plak eritematosa, ukuran 2-6 cm, multiple, teratur, sirkumskrip

disertai dengan skuama berlapis-lapis.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Fenomena tetesan lilin : Skuama berubah menjadi warna putih ketika

digores dengan kaca objek.

2.5 Resume

Seorang perempuan usia 31 tahun datang ke poliklinik penyakit kulit dan

kelamin RSUD Arjawinangun pada tanggal 29 Juni 2015 dengan keluhan, timbul

bercak-bercak kemerahan pada tangan sejak ± 3 minggu yang lalu. Bercak

kemerahan tersebut mulai timbul pada tangan pasien disertai skuama yang

berlapis-lapis. Kulit terasa kering dan terasa gatal sedang. Nyeri dan rasa baal

tidak dikeluhkan pasien. Pasien tidak demam sebelumnya. Pasien tidak memiliki

alergi makanan maupun obat-obatan. Pasien merupakan ibu rumah tangga,

tinggal dirumah bersama anak dan suami. Pasien tidak merokok dan tidak

mengkonsumsi minuman beralkohol. Akhir-akhir ini pasien mengeluh banyak

pikiran.

5

Plak EritematosaSkuama

Page 6: Preskas

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien ini meliputi pemeriksaan

secara umum dan pemeriksaan dermatologis. Pada status dermatologis,

efloresensi terdapat pada tangan kanan, tampak plak eritematosa, ukuran 2-6 cm,

multiple, teratur, sirkumskrip disertai dengan skuama berlapis-lapis.

2.6 Diagnosis Kerja

Psoriasis Vulgaris

2.7 Diagnosis Banding

a. Dermatitis seboroik.

b. Dermatofitosis.

c. Sifilis psoriosiformis.

2.8 Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

- Methotrexate 3 x 5 mg per minggu.

- Bethametasone cream di oles tipis pada lesi.

- Loratadine 2 x 10 mg jika gatal.

b. Non Medikamentosa

- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

- Penggunaan sabun bayi untuk menjaga kelembaban kulit.

- Mencegah garukan atau gesekan.

- Cukup istirahat.

- Menghidari faktor pencetus.

2.9 Prognosis

Quo ad vitam : Ad bonam.

Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam.

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam.

BAB III

6

Page 7: Preskas

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa

bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis

berwarna putih mengkilap serta transparan, disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz dan

Kobner, Psoriasis ini juga disebut dengan psoriasis vulgaris.

3.2 Epidemiologi

Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Insiden pada orang kulit putih lebih

tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di

Amerika 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada bangsa kulit hitam, misalnya di

Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa indian di amerika. Insiden pada pria

agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia tetapi

umumnya pada orang dewasa.

Di Indonesia sendiri prevalensi penderita psoriasis mencapai 1-3 persen

(bahkan bisa lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia saat

ini berkisar 200 juta, berarti ada sekitar 2-6 juta penduduk yang menderita psopriasis

yang hanya sebagian kecil saja sudah terdiagnosis dan tertangani secara medis.

3.3 Etiologi

Penyebab Psoriasis Vulgaris adalah belum jelas, tetapi yang pasti adalah

pembentukan epidermis yang dipercepat. Faktor-faktor lain yang diduga

menimbulkan penyakit ini antara lain genetik, imunologik, dan beberapa faktor

pencetus lainnya seperti stres psikik, infeksi lokal, truma, gangguan metabolik, obat,

juga alkohol dan merokok.

3.4 Patofisologi

Perubahan morfologik dan kerusakan sel epidermis akan menimbulkan

akumulasi sel monosit dan limfosit pada puncak papil dermis dan di dalam stratum

7

Page 8: Preskas

basalis sehingga menyebabkan pembesaran dan pemanjangan papil dermis. Sel

epidermodermal bertambah luas, lipatan di lapisan bawah stratum spinosum

bertambah banyak. Proses ini menyebabkan pertumbuhan kulit lebih cepat dan masa

pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal, dari 28 hari menjadi 3-4 hari.

Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi

parakeratosis.

3.5 Manifestasi Klinis

Sebagian penderita mengeluhkan gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp,

perbatasan daerah tersebut dengan muka, ektremitas bagian ekstensor terutama siku

serta lutut, dan daerah lumbosakral.

Gambar : Daerah Predileksi Psoriasis Vulgaris

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan

skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium

penyembuhan sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di

pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta

transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikular, nummular atau plakat, dapat

8

Page 9: Preskas

berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasis gutata,

biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi streptococcus.

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner (isomorfik).

Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir

tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain,

misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis.

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih

pada goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.

Pada fenomena auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan

oleh papilomatosis.

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis :

1. Psoriasis vulgaris

Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan

pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.

2. Psoriasis gutata

Psoriasis bentuk ini sering menyerang anak-anak dan dewasa serta sering

menyertai sakit tenggorokan causa streptococcus. Secara klasik psoriasis

gutata tampak sangat kecil,merah,seperti tetesan air, berskuama (istilah gutata

diambil dari bahasa latin yang berarti “tetesan air hujan”). Setiap lesi biasanya

berdiameter 0,2-1 cm dan berbentuk bulat sampai oval.

Psoriasis gutata dapat berkembang menjadi bentuk plak kronik. Presentasi

pasien psoriasis gutata yang berkembang menjadi psoriasis plak tidak jelas,

tapi mungkin sekitar 40-50%. Pasien dengan psoriasis plak kronik dapat juga

berkembang menjadi psoriasis gutata yang menyertai infeksi saluran

pernafasan atas.

3. Psoriasis inversa (psoriasis fleksural)

Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi di daerah fleksor sesuai

dengan namanya.

9

Page 10: Preskas

4. Psoriasis eksudativa

Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada

bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.

5. Psoriasis seboroik (seboriasis)

6. Psoriasis pustulosa

Ada dua bentuk psoriasis pustular, yaitu palmar-plantar dan generalisata :

a. Pustulosis palmar plantar

Pustulosis Palmar-plantar juga dikenal sebagai psoriasis pustular palmar-

plantar. Bentuk psoriasis ini terlokalisasi berupa pustul steril pada telapak

tangan dan kaki, biasanya tersusun secara simetris. Bentuk psoriasis ini

jarang sekali pada usia sebelum dewasa, dan dapat tampak de novo atau

pada pasien yang telah diketahui terkena psoriasis. Biasanya terdapat

eritem yang berbatas tegas, dengan skuama pada daerah yang berpustul

(lihat gambar 6,hal.189). Pustul awal berwarna krem putih klasik dengan

dasar eritem. Hal diatas biasanya berwarna matur sampai setengah

kecoklatan. Kulit tangan dan kaki dapat menjadi sangat tebal dan retak-

retak yang terasa nyeri sekali. Kedua kondisi tersebut terasa gatal yang

terus menerus. Tampak hubungan yang erat antara psoriasis pustulosa

dengan merokok, lebih dari 95% yang terkena psoriasis adalah perokok.

b. Psoriasis pustular generalisata

Psoriasis pustular generalisata adalah suatu kedaruratan kulit. Tampak

pustul steril yang biasanya dengan dasar kulit eritroderma (kerusakan kulit

total,lihat dibawah). Mungkin ada daerah psoriasis klasik yang bisa

membantu diagnosis tapi sering sekali kulit pasien tampak berwarna

sangat merah dengan sedikit atau tidak ada skuama. Steroid oral dapat

menjadi pemicu keadaan kondisi tersebut dan seharusnya tidak boleh

digunakan secara rutin pada pengobatan psoriasis. Keadaan umum pasien

biasanya jelek dan harus dirawat di rumah sakit sebagai suatu masalah

kedaruratan.

7. Eritroderma psoriatik

10

Page 11: Preskas

Dikatakan eritroderma jika menyerang lebih dari 95% kulit dengan lesi kulit

apapun.

Psoriasis eritrodermi dapat timbul melalui dua cara,yaitu :

a. Lesi kronik yang secara bertahap berkembang menjadi plak yang luas,

yang meliputi hampir seluruh bagian tubuh. Kondisi ini kadang

menyebabkan gangguan sistemik dan biasanya berespon baik dengan

pengobatan ringan hingga moderat.

b. Psoriasis yang tidak stabil dapat tiba-tiba berkembang atau mengikuti

periode peningkatan ketidakstabilan dan intoleransi terhadap terapi

topikal. Hal ini merupakan kedaruratan medis dan pasien seharusnya di

rawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi dan pengawasan yang

intensif. Hal tersebut dihubungkan dengan gangguan sistemik yang

signifikan dan dapat menghasilkan ketidakseimbangan kontrol suhu tubuh

dan ketidakseimbangan cairan tubuh. Kondisi ini bisa dipicu oleh

hipokalemi, anti malaria,coal tar atau kegagalan terapi sistemik terutama

steroid sistemik.

3.6

DAFTAR PUSTAKA

Burns T, Breatnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s Textbook of Dermatology.

Eighth Edition. United Kingdom: Wiley-Blackwell; 2010. p. 1469-1486

Childhood leprosy in a tertiary-care hospital in Delhi, India: A reappraisal in

thepost-elimination era.

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi

Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010. h. 73-83.

11

Page 12: Preskas

Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K. Color Atlas and Synopsis of Clinical

Dermatology. Sixth Edition. United States of America: McGraw-Hill

Companies, Inc; 2009. p. 665-671.

Fixed-duration therapy in leprosy: Limitations and opportunities.

http://www.eijd.org/article.asp?

issn=00195154;year=2013;volume=58;issue=2;spage=93;epage=100;aulast

=Malathi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23780/2/Chapter%20II.pdf

http://www.lepra.org.uk/platforms/lepra/files/lr/Sept11/1619.pdf

James WD, Elston DM, Berger TG. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical

Dermatology. Eleventh Edition. United States of America: Elsevier; 2011.

p. 343-344, 351-352.

Journal of Travel Medicine - The Difficulty in Diagnosis and Treatment of

Leprosy.http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.17088305.2010.0041

9.x/pdf

Leprosy now: epidemiology, progress, challenges, and research gaps.

http://download.thelancet.com/pdfs/journals/laninf/PIIS147330991170006

8.pdf?id=baapX-P3wb6qX6sZ58bwu

Medscape – Leprosy. http://emedicine.medscape.com/article/220455

Program Pengendalian Penyakit Kusta di Indonesia.

http://pppl.depkes.go.id/berita?id=948

Twelve months fixed duration WHO multidrug therapy for multibacillary leprosy:

incidence of relapses in Agra field based cohort study.

http://icmr.nic.in/ijmr/2013/october/1011.pdf

WebMD – Leprosy. http://www.webmd.com/skin-problems-and-

treatments/guide/leprosy-symptoms-treatments-history

WHO - Guide to Eliminate Leprosy as a Public Health Problem.

http://www.paho.org/hq/index.php?

option=com_docman&task=doc_view&gid=19771&Itemid=

WHO – Leprosy Today. http://www.who.int/lep/en/

12

Page 13: Preskas

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Fitzpatrick’s Dermatology In

General Medicine. Volume 1 & 2 Seventh Edition. United States of

America: McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. p. 1787-1796.

13