PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10....

56
Nomor Sifat Lampiran Perihal PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIA R.06/PU/XII/1988 Segera 1 (satu) Rancangan Undang-undang tentang Peractilan AgamD. ' t:J ! Jakarta, 3 Desember 1988 Kepada Yth. Sdr. PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA di Jakarta Deng-an ini menyampaikan : ----- Ranc&ag&a Peradilan Agama ---- untuk dibiearf.LltaJl tmlam Sidang Dewan Perwakilan Rakyat guna •. Selanjutnya 'Tlntuk keperluan pembicaraan dalam persi- dangan mengenai J.ancanganUndang-undang tersebut t kami mempersilnhkan SaudlU-U menghubungi Saudara'Menteri Agama . .,. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA S 0 E H A' R T 0 Tembusan ctisampaikan kepada 1. Yth. Sdr. Wakil Presidea, 2. Yth. Sdr. Menteri Agam>8, 3. Yth. Sdr. Mentcri KehaldmtU!.'

Transcript of PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10....

Page 1: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Nomor

Sifat

Lampiran

Perihal

PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIA

R.06/PU/XII/1988

Segera

1 (satu)

Rancangan Undang-undang tentang Peractilan AgamD. '

t:J !

Jakarta, 3 Desember 1988

Kepada Yth.

Sdr. PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

di

Jakarta

Deng-an ini Pemel~iIltnh menyampaikan :

----- Ranc&ag&a U~ang-undang tcnt~g Peradilan Agama ---­

untuk dibiearf.LltaJl tmlam Sidang Dewan Perwakilan Rakyat guna

~eridapatkan ~tujuan •.

Selanjutnya 'Tlntuk keperluan pembicaraan dalam persi­

dangan mengenai J.ancanganUndang-undang tersebut t kami

mempersilnhkan SaudlU-U menghubungi Saudara'Menteri Agama . .,.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

!~ S 0 E H A' R T 0

Tembusan ctisampaikan kepada

1. Yth. Sdr. Wakil Presidea,

2. Yth. Sdr. Menteri Agam>8,

3. Yth. Sdr. Mentcri KehaldmtU!.'

Page 2: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

,tI

Henimbang

. -RANCANGAN

UNDANG-lJNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMORTAHUN

TENTANG PERADILAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANGMAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA

a. bahwa negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum

yang berdasarkan Pancasi1a dan Undang-Undang Dasar 1945 ,bertuj uanmewujudkantata kehidupan bangsa yang.

sejahtera, aman, tenteram dan tertib;

b. bahwa untuk mewujudkan tata kehidupan tersebut dan

menjamin persamaan'kedudukan warga negara dalam hukum

diperlukan upaya untukmenegakkan ketertiban, keadilan,

kehenaran, dankepastianhukum yang mampumemberikan

pengayoman kepada masyarakati

c. bahwa pengaturan tentang susunan, kekuasaan dan acara

Pengadilan dalam lingkungan PeradilanAgama selamai­ni masih didasarkan pada :

1. Peratur!ln tentangPeradilan Agama diJawa dan Had~

ra (Staatsblad Tahun 1882 Nomor 152 dihubungkan de ngan Staatsb1ad Tahun 1937 Nomor 11'6',dan,610);

2. Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qa­di Besar untuk sebagian Kalimantan Se1atan (Staat~

blad Tahun 1937 Nomor 638 dan 639);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957tentang ,Pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar r iyah di luar Jawa dan Madura);

yang dirasakan tidak sesuai 1agi dengan j iwa dan sema , ngat Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970;

d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, dan un tuk me1aksanakan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 di

pandang per1u menetapkan undang-undang yang mengatur

susunan, kekuasaan dan acara Peradilan Agama:;

Page 3: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Mengingat

2

1. Pasal 5 ayat (1), Pasa1 20 ayat (1), Pqsal 24, dan Pasa1 25 Undang - Undang Dasar 1945;

2. Undang - u'ndang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ke­tentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2951);

3. Undang - undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mah­

kamah Agung (Lembaran Negara. Tahun 1985 Nomor 73,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3316);

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan ,: UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pengertian.

Pasa1 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Pengadilan ialah Pengadilan Agama dan Pengadilan

Tinggi Agama di lingkungan Per.adilan Agamao

2. Hakim ada~ah Hakim pada Pengadilan Agama dan Ha­kim pada Pengadi1an Tinggi Agama.

3. Pegawai Pencatat Nikah ada1ah P egawai Pencatat N.ikah pada Kantor Urusan Agama.

Bagian Kedua Kedudukan

Pasal 2 Peradi1an Agama ada1ah salah satu pelaksana Kekuasa­

an Kehakiman bagi rakyat pencari keadi1an pada umum­

nya.

Page 4: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

PasaL 3

(1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan

Agama dilaksanakan oleh

a. Pengadi1an Agama;

b. Pengadi1an Tinggi Agama.

(2) Kekuas aan Kehakiman di' ling~gan Peradilan Agama

berpuncak padaMahkamah Agung sebagai.Pengadilan

Negara Tertinggi.

Bagian Ketiga

Tempat Kedudukan

Pasal 4

(1) Pengadilan i\gama berkedudukan di Kotamadya atau di ibu kota Kabupaten, dan daerah hukumnya me1i puti wilayahKotamadya atau Kabupaten.

(2) Pengadi~an Tinggi Agama berkedudukan di ibu kota

Propinsi, dan daerah hukumnya me1iputi wi1ayah

Propinsi.

Bagian Keempat

Pembinaan

Pasa1 ~

(1) Pembinaan teknis peradi1an bagi Pengadilan dila­kukan oleh Mahkamah Agung.

(2) Pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan

Pengadi1an dilakukan oleh Menteri Agama.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan

ayat (2) tidak boleh mengurangi kebebasan llakim

da1am memeriksa dan memutus perkara.

Page 5: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

. BAB II

SUSUNAN PENGADILAN

Bagian Pertama

U mum

Pasal 6

Pengadilan ,terdiri dari :

, 10 Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat

Pertama i

20 Pengadilan Tinggi Agama, yang merupakan

Tingkat Banding.

Pasal 7

Pengadilan

Pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden.

J?asal 8 Penqadilan Tinqqi Aqama dibentuk denqan Undanq-u'ndanq.

Pasal 9

. (1) Susunan Penqadilan Aqama terdiri dari Pimpinan, Hakim

Anqqota, Panitera, Sekretaris,dan Jurusita.

(2) Susunan Penqadilan Tinqqi Aqama terdiri dari Pimpinan,

Hakim Anqqota, Panitera,dan Sekretaris.

Pasal 10 . .

(1) Pimpinan Penqadilan' Agama terdiri dari seorang Ketua

dan, seorang Wakil Ketua.

(2) Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama terdiridari seorang

Ketua dan seorang Wakil Ketuao

(3) Hakim Anggota Pengadilan Tinggi Agama adalah

Tinggi Agama.

Bagian Kedua

Ketua, Wakil Ketua, Hakim r

Panitera,dan Jurusita

Paragraf 1

Ketua, Wakil Ketua,dan Hakim

Pasal 11

Hakim

(1) Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas Kekuasaan

Kehakiman·.

4

Page 6: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

5

(2) Syarat dan tata cara pengangkatan, pemberhentian serta

pe1aksanaan tugas Hakim ditetapkan dalamundang-undang ini.

Pasal 12

(1) Pembinaan dan pengawasan umum terhadapHakim sebagai

pegawai negeri di1akukan o1eh Menteri'Agama.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud da1am

ayat (1) tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim da1am memeriksa dan memutus perkara.

Pasa1 13

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Hakim Pengadi1an Agama,

seorang ca10n harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. warga negara Indonesia;

b. beragamaIs1am.; c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasi1a dan Ondang-Undang Dasar 1945;

e. bukan bekas anggota organisasi ter1arang Partai Ko­

munis Indonesia, termasuk organisasi mass~nya atau

bukan seseorang yang terlibat 1angsung ataupun tak M"

1angsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI"

atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

f. pegawai negeri; g. s.arjana g',yari' ah atau sarjana hukum yang menguasai

hukum 15 lam;

h. berumur serendah - rendahnya 25 (dua puluh lima) ta'

hun;

i. berwibawa, jujur, adil, da~ berkelakuan tidak tercela.

(2) Untuk dapatdiangkat menjadiKetua dan Wakil Ketua Pe­

ngadilan Agama diperlukan pengalaman sekurang-kurangnya

10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Pengadilan Agama.

Pasal 14

(1) Untuk dapat diangkat menJadi Hakim Pengadilan Tinggi

Agama, seorang .calon harus memenuhi syarat-syarat seba­

gai berikut :

Page 7: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

· 6

a. syar-a-t-syarat -sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, 9 dan i; b. berumur serendah-rendahnya 40 (empat puluh) tahuni

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun se­

bagai Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan Agama '.atau 15 (lima belas) tahun sebagai Hakim Pengadilan Aga

rna.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi

Agama diperlukan penqalaman sekuranq~kurangnya 10 (se

puluh) t~hun sebagai Hakim Penga~ilan Tinggi Agama

atau sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bagi Hakim Pe­

ngadilan Tinggi Agama yang pernah menjabat Ketua Pen~

adilan Agama~

(3) Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Ketua Pengadilan

Tinggi Agama diperiukan pengalaman sekurang-kurangnya

8 (delapan) tahun sebagai Hakim PengadilanTinggi Ag~

rna atau sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun bagi Hakim

Pengadilan Tinggi Agama yang pernah menjabat Ketua

Pengadilan Agama.

Pasal 15

, .. (1) .. Hakim diangkat dan diberhentikan oleh.-Presiden ··selaku--· .. ,·

Kepala Negara atas usul Menteri Agamaberdasarkan per­

setujuan Ketua Mahkamah Agung.

(2) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan diangkat dan diberhen

tikan oleh Menteri Agama berdasarkan persetujuan Ketua

!-1ahkamah Agung.

Pasal 16

(1) Sebelum memangku jabatannya Ketua, Wakil Ketua, dan

Hakim wajib mengucapkan sumpah menurut ,a.gama Islam

yang berbunyi sebagai berikut :

"Demi'Allah, saya bersumpah dengan sungguh-sungguh bah­

T,.7a saya, untuk memperoleh j abatan~s~ya '.irii, langsung atau

tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apa -

pun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang se -

suatu kepada ~iapa pun."

Page 8: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

7

ltSaya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam j abatan ini, tidak sekali- s~

kali akan menerima lang sung atau tidak langsung dari siapa pun juga suatu j anj i atau pemberian."

"Saya bersumpahbahwa saya akan setiakepada dan akan

mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai d~ sar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945,dan

segala Undang-undang serta peraturan lain yang berla­ku bagi Negara Republik Indonesia."

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini dengan jujur, seksama, dan dengan ti dak membe"da-bedakan orang dan akan berlaku dalam me

laksanakankewajiban saya sebaik-baiknya dan seadil -

adilnya seperti layaknya bagi seorang Ketua,Wakil K~

tua, Hakim Pengadilan yang berbudi baik dan jujur d~­

lam menegakkan hukum dan keadilan,n

(2) "Wakil Ketua dan Hakim Pengadi1an Agama diambil surnpahnya

oleh Ketua Pengadi1an Agama.

(3) Waki1 Ketua dan Hakim Pengadi1an Tinggi Agama serta

Ketua PengadilanAgama diambi1 sumpahnya oleh Ketua Pe

ngadilan Tinggi Agama.

(4) Ketua Pengadi1an Tinggi Agama diambil sumpahnya oleh Ke

tua Mahkamah Agung.

Pasal 17

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berd~sarkan undang­un dang, Hakim tidak boleh merangkap menjadi :

a. pelaksana putusan Penga-dilan;

b. wali, pengampu, dan pejabatyang berkaitan dengan

suatu perkara yang diperiksa olehnya;

c. pengusaha.

(2) Hakim tidak bo1eh merangkap menjadi penasihat hukum.

(3) Jabatan yang ti'dak boleh dirangkap bleh Hakim selain

j"abatan sebagaimana dimaksud da1am ayat (1) dan ayat­

(2) diatur lebih 1anjut dengan Peraturan Pemerintal1..

Page 9: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

8 .

Pasal 18

(1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim diberhentikan dengan

hormat dari jabatannya karena

a. permintaan sendirii

b. sakit jasmani atau rohani terus-menerusi

Ce te1ah berumur 60 (enam puluh) tahun bagi Ketua,

W~kil Ketua, dan Hakim Pengadilan Agama, dan 63

(enam puluh tiga) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua,

dan Hakim Pengadilan Tinggi Agamai

de ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

(2) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim yang meninggal dunia

dengan sendirinya diberhentikan dengan hormat dari

jabatannya oleh Presiden selaku Kepala Negara~

Pasal 19

(1) Ketua, Wakil Ketua,dan Hakim diberhentikan tidak

d~ngan hormat,dari jabatannya dengan alasan :

a. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana

kejahatani

b. melakukan perbuatan tercelai

c. terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjala~

kan tugas pekerjaannya;

de melanggar' sumpah jabatani

e~ melanggar larangan yang dimaksud Pasal 17.

(2) Pengusulan pemberhentian tidak dengan hormat dengan

alasan tersebut ayat -(1) huruf b sid e dilakukan se-

telah yang bersangkutan diberi kesempatan secukupnya

untuk membela diri di"hadapan Majelis Kehormatan Hakim.

(3) Pembentukan, susunan, dan tata kerja Majelis Kehor -

matan Hakim serta tata cara pembelaan diri ditetap -

kan oleh Ketua Mahkamah Agung bersama-sama Menteri

Agama.

Page 10: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

",

9

Pasal 20

Seorang Hakim yang diberhentikan dari jabatannya, tidak

dengan sendirinya diberhentikan sebagai pegawai negeri.

Pasal 21

(1) Ketua, Wakil Ketua,dan Hakim sebelum diberhentikan

tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

19 ayat (1) dapat diberhentikan sementara dari ja­

batannya oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul

Menteri Agama berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah

Agung ..

(2) Terhadap pengusulan pemberhentian sementara dimaksud

dalam"ayat (1) ber1aku juga ketentuan"sebagaimana di

maksudkan da1am Pasa1 19 ayat (2).

Pasal 22

(1) Apabila terhadap seorang Hakim ada perintah penanqkap

an vanq diikuti denqan penahanan, denqan sendirinya

Hakim tersebut diberhentikan sementara dari jabatan­

nya.

(2) Apabi1a seorang Hakim dituntut di muka Pengadi1an da

lam perkara pidana seperti tercantum dalam Pasa1 21

ayat (4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, tanpa di­

tahan, maka ia dapat diberhentikan seme.ntara dari j~

batannya.

Pasa1 23

Ketentuan 1ebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian

dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, dan pe~

berhentian sementara serta hak-hak pejabat yang dikenakan

pemberhentian, diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasa1 24

(1) Kedudukan protoko1 Hakim diatur dengan Keputusan Pre

siden.

C21 Tunjangan dan ketentuan-ketentuan lainnya bagi Ketua,

Wakil Ketua, dan Hakim diatur dengan Keputusan Presi­

den.

Page 11: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

10

Pasal 25

Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim dapat ditangkap atau dita

han hanya atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat

persetujuan Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama, ke­

cuali dalam hal :

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan,

atau

b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan ~~dana mati, atau

c. disangka-telah melakukan tindak pidana kejahatan ter­

hadap keamanan negara.

Paragraf 2

Panitera

Pasal 26

(1) Pada setiap Pengadilan ditetapkan adanya Kepanitera­

an yang dipimpin oleh seorang Panitera.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Aga­

rna dibantu oleh seorang Wakil Panitera,beaerapa orang

Panitera Muda, beberapa orang Panitera Pengganti,dan

beberapa orang Jurusita.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Tinggi

Agama dibantu oleh seorang Wakil Panitera, beberapa

orang Panitera -Muda, dan beberapa orang Panitera Peng­

gantio

Pasal ·27

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengadilan Agama ,

seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai beri

kut :

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e.berijazah serendah-rendahnya sarjana muda ~yari'ah

atau sarjana muda hukum yang menguasai hukum Islam.

Page 12: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

,',

11

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat)tahun sebagai

Wakil Panitera atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera Mu­

da Pengadilan Agama, atau menjabat sebagai Wakil Panite­

ra Pengadilan Tinggi Agama.

Pasal 28

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengadilan TinggiAg!!

rna, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai ber­

ikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c dan d ;

h. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang me­

nguasai hukum Islam.

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai

Wakil Panitera atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera

Muda Pengadilan TinggiAgama, atau 4 (empat) tahun seba­

gai Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 29

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Panitera Pengadilan Ag~

rna, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai ber

ikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c, d dan e ;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun seba -

gai Panitera Muda atau 6 (enam) tahun sebagai Panitera

Pengganti Pengadilan Agama.

Pasal 30

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Panitera Pengadilan

Tinggi Agama, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c dan d; b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang me -

nguasai hukum Islam ;

Page 13: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

.,;,

12

c. berpenga1aman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun seba­

gai Panitera Muda atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panit~

ra Pengganti Pengadilan Tinggi Agama", atau 4 (empat)

tahun sebagai Wakil Panitera Pengadilan Agama, atau men

jabat sebagai Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 31

Untuk dapat diangkat menjadi PaniteraMuda Pengadilan Aga

ma,seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai ber

ikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c, d, dan e ;

b. berpengalarnan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai

Panitera Pengganti Pengadilan Agama.

Pasal ::S2

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Muda PengadilanTin~

gi Agarna,seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai ~

berikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c, d, dan e· ,

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tlga) tahun sebagai

Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 (em­

pat) tahun sebagai Panitera Muda atau 8 (delapan) tahun

sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama, atau menja

bat sebagai Wakil Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 33

Untuk dapat diangkat menjadi Paniter"a Pengganti Pengadilan

Agama,seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 hu­

ruf a, b, c, d, dan e;

b. berpengala~an sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai

pegawai negeri pada Pengadilan Agama.

' .

Page 14: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

· 13

Pasa1 34

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengganti Pengadi1an

Tinggi Agama, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat -

sebagai berikut

a.syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf

a, b, c, d, dan e;

b.berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai

Panitera PenggantiPengadilan Agama atau 10 (sepuluh) -

tahun sebagai pegawai negeri pada Pengadilan TinggiAgweo

Pasa1 35

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang­

undang,Panitera tidak boleh rnerangkap rnenjadi wali,

pengarnpu, dan pejabat yang berkaitan dengan perkara -

yang di dalarnnya ia bertindak sebagai Panitera ..

(2) Panitera tidak boleh merangkap rnenjadi penasihat hukurn ..

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Panitera sela

in jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan

ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri Agarna berda

sarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Pasal 36

Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda, dan PaniteraPen~

ganti Pengadilandiangkat dan diberhentikan dari jabatan­

nya oleh Menteri Agarna.

Pasal 37

Sebelum memangku jabatannya Panitera, Wakil Panitera, P~

nitera Muda, dan Panitera Pengganti diarnbil sumpahnya men~

rut agarna Islam oleh Ketua Pengadilan yang bersangkutan,

bunyi sumpah adalah sebagai berikut:

"Derni Allah, Saya bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa

saya, untuk mernperoleh jabatan saya ini, langsung atau

tidak langsung denganmenggunakan nama atau cara apa pun

juga, tidak mernberikan atau menjanjikan barang sesuatu

kepada siapa pun juga."

"Saya bersurnpah bahwa saya,untuk melakukan atau tidak me

1akukan sesuatu dalam jabatan ini, tiada sekali - kali -

Page 15: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

14

akan menerima l~ngsung atau tidak langsung dari siapa pun j~

ga sesuatu janji atau pemberian."

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan akan memper­

tahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideo­

logi negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan segala undang-un­

dang serta peraturan lairt yang berlaku bagi Negara Republik

Indonesia."

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankan, jaba!

an saya ini dengan jujur, seksarna, dan dengan tidak rnembeda

bedakan orang dan akan berlaku dalarn melaksanakan kewajiban

saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi

seorang Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera -

Pengganti yang berbudi baik dan jujur dalam menegakkan hukum

dan keadilan."

Paragraf 3

Jurusita

Pasal 38

Pada setiap Pengadilan Agarna ditetapkan adanya Jurusita dan

Jurusita Pengganti.

Pasal 39

(1) Untuk dapat diangkat rnenjadi Jurusita, seorang calon ha­

rus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. warga negara Indonesia

b. beragarna Islam ;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya'Sekolah Menengah Tingkat

Atasi

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun seba­

gai Jurusita Pengganti.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Jurusita Pengganti, seorang

calon harus rnemenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. syarat-syarat sebagaimana,dimaksud dalam ayat (1) hu-

ruf a, b, c, d, dan ei

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun ~gai

pegawai negeri pada Pengadilan Agama.

Page 16: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

15

Pasal 40

(1) Jurusita Pengadi1an Agama diangkat dan diberhentikan oleh

Menteri Agama atas usul Ketua Pengadilan Agama.

(2) Jurusita pengganti diangkat dan diberhentikan oleh Ketua

Pengadilan Agama.

Pasal 41

Sebelum memangku jabatannya Jurusita dan Jurusita Pengganti

diambil sumpah menurut ~gama Islam oleh Ketua Pengadilan Ag~

rna , bunyi sumpah adalah sebagai berikut :

"Derni Allah, Saya bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa sa

ya, untuk memperoleh jabatan saya ini, lang sung atau tidak

langsung, dengan menggunakan nama atau cara .apa pun juga,

tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada sia

pa pun juga,"

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk me1akukan atau tidak mela­

kukan sesuatu da1am jabatan ini, tiada sekali-kali akan me­

nerima 1angsung atau tidak langsung dari siapa pun juga se­

suatu janji atau pernberian."

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan akan mempeE.

tahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideo

logi negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan segala undang­

undang serta peraturan lain yang ber1aku bagi Negara Repub­

lik Indonesia."

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menja1ankan jaba!,

. an saya ini dengan jujur, seksama, dan dengan tidak membed!

bedakan orang dan akan berlaku dalam melaksanakan kewajiban

saya sebaik-baiknya dan seadil-adi1nya seperti 1ayaknya ba­

gi seorang Jurusita, Jurusita Pengganti yang berbudi baik

dan jujur da1am menegakkan hukum dan keadilan.~

Pasal 42

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang­

undang, Jurusita tidak boleh merangkap menjadi wali,pe­

ngampu, dan pejabat yang berkaitan dengan perkara yang

. di dalamnya ia sendiri berkepentingan.

(2) Jurusita tidak b01eh merangkap menjadi penasihat hukum.

Page 17: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

16 ..

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Jurusita selain . .

jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat -

(2), diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama berdasarkan

persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Bagian Ketiga

Sekretaris

Pasal 43

Pada setiap Pengadilan ditetapkan adanya Sekretariat yang

dipimp~n oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh seorang

Wakil Sekretaris.

Pasal 44

Panitera Pengadilan merangkap Sekretaris Pengadilan.

Pasal 45

Untuk dapat ~iangkat menjadi Wakil Sekretaris Pengadilan

Agama,seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada ~uh~n ¥~ng ~ahaEsa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

eo be~ijazah serendah-rendahnya sarjana muda syari'ah,

atau sarjana muda hukum yang menguasai hukum Islam

atau sarjana muda administrasi;

f 0 berpengalaman di biqang administrasi peradilan ~

Pasal 46

Untuk dapat diangka~menjadi Wakil Sek~~taris Pengadilan

Tinggi Agama,seorang calon harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

ao syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 hu­

ruf a, b, c, d, dan ff

b. berijazahsarjanasyari'ah atau sarjana hukum yang

menguasai hukum Islam.

Pasal 47

Wakil Sekretaris Pengadilan diangkat dan diberhentikan

oleh Menteri Agama.

Page 18: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

- 17

Pasal 48

Sebelum memangku jabatannya Wakil Sekretaris diambil sl.lIrf>ahnya

menurut agama Islam oleh Ketua Pengadilan yang bersangkutan;

bunyisumpah adalah sebagai berikut :

Demi Allah Saya bersumpah :

"bahwa saya, untuk diangkat menjadi Wakil Sekretaris, akan

setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang

Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah";

"bahwa saya, akan mentaati segala peraturan .perundang-----: un­

dangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang

dipercayakan kepada say·a dengan penuh pengabdian, kesadar

an, dan tanggung j awab " ;

"bahwa saya,akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan

negara, pemerintah, dan martabat Wakil Sekretaris serta

akan senantiasa mengutamakankepentingan negara dari pada

kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan n;

"bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut

sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan";

"bahwa saya, akan bekerja d.engan jujur, tertib, cermat,

dan bersemangat untuk kepentingan negara~n

B A BIll

KEKUASAAN PENGADlLAN

P asal 49

(1) Pengadi1an Agama bertugas d~n berwenang memeriksa, me -

mutus, dan menyelesaikan perkara-perkara eli tingkatpe~

tama.antara orang-orang yang beragama Islam dibidang :

a. perkawinani

be kewarisan, wasiat, dan hibah,yang dilakukan berdasar­

kan hukum Islam;

c. wakaf dan shodaqoh.

Page 19: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

18

(2) Bidang Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hu­

ruf a ialah mengenai hal-hal yang diatur dalam atau berd~

sar pada undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku.

(3) Bidang kewarisan sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf b ialah mengenai penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli wa­

ris serta penentuan bagian masing-masing ahli waris dan me

laksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.

Pasal 50

Dalam hal terjadi sengketa mengenai hak milik atau keperdataan

lain , dalam perkara-perkaradimaksud dalam Pasal 49, maka sen&

keta tersebut harus diputus lebih dahulu oleh Pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Umum.

Pasal 51

(1) Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang mengadili

perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam -

tingkat banding.

(2) Pengadilan Tingg-i--Agama juga'bertugas dan berwenang meng~

dili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan

mengadili antar, Pengadilan Agama di daerah hukumnya.

Pasal 52

(1) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan

nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah

nya, apabila diminta.

(2) Selain tugas dan kewenangan tersebut dalam Pasa1 49 dan Pa

sal 51 Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain

oleh atau berdasarkan undang-undang.

Pasal 53

(1) Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas'pelaksanaan

tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan

Jurusita di daerah hukumnya.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (l),Ketua p~

ngadilan Tinggi Agama di daerah hukumnya melakukan penga­

wasan terhadap jalannya peradilan di tingkat Pengadilan -. Agama dan menjaga agarperadilan diselenggarakan dengan

seksama dan sewajarnya.

Page 20: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

19

(3) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dan ayat (2), Ketua Pengadilan dapat memberikan

petunjuk, tegoran, dan peringatan yang dipandang perlu.

(4) Pengawasan seb~gaimana tersebut dalam~ayat (1), ayat (2),

dan ay~t (3), tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim da­

lam'memeriksa dan memutus'perkara.

B A B IV

ACARA

Bagian Pertama

Uroum

Pasal 54

Hukum Acara yang beriaku pada Pengadilan dalam 1ingkungan

Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pa­

da Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Uroum kecuali yang

telahdi,a±.ur secara khusus dalam Undang - u ndang ini.

Pasal 55

Tiap pemeriksaan perkara di Pengadilan ,-dimulai sesudah di

ajukannya suatu per.mohonan atau gugatan dan-pihak-pihak yang

herperkarateiah dipanggil.

Pasal 56

(1) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mernu

tus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukurn

tidak atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan

memutusnya.

(2) Ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini tidak menutup kemung­

kinan untuk usaha penyelesaian perkara secara damai.

Pasal 57

(1) Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.

(2) Tiap penetapan dan putusan dimulai dengan kalimat Bismi.l­

lahirrahmanirrahim.

Page 21: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

20

(3) Peradi1an di1akukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

Pasa1 58

(1) Pengadi1an mengadiJi menurut hukum dengan tidak membeda -

bedakan orang.

(2) Pengadi1an'membantu para pencari keadilan dan berusaha se­

keras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan un­

tuk tercapainya peradi1an yang sederhana, cepat dan biaya

ringano

Pasal 59

(1) Sidang pemeriksaan Pengadilan adalah terbuka untuk umum ke

cuali apabi1a undang-undang menentukan lain!atau jika Hakim

dengan alasan-alasan penting yang dicatat dalam berita aca­

ra sidang memerintahkan bahwa pemeriksaan secara keseluruh­

an atau sebagian akan dilakukan dengan sidang tertutup.

(2) Tidak dipenuhinya ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini meng -

~~_i.~atkan bat;.alnya seluruh pemeriksaan beserta penetapan

atau putusannya menurut hukum.

(3) Rapat permusyawaratan Hakim bersifat rahasia.

Pasal 60

Penetapan dan putusan Pengadilan hanya sah dan mempunyai kekua!

an hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

Pasal 61

Atas penetapan dan putusan Pengadilan dapat dimintakan banding

oleh yang bersangkutan kecuali apabila urtdang-undang menentukan

lain.

Pasal 62-

(1) Segal a penetapan dan putusan Pengadilan selain harus memuat

alasan-alasan dan dasar-dasarnya, juga haru$ memuat Pasal -

pasal tertentu dari peraturan- peraturan yang bersangkutan

atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk

mengadili.

(2) Tiap penetapan dan putusan p~ngadilan ditandatangani o1eh

Ketua dan Hakim-hakim yang memutus serta Panitera yang ikut

bersidang.

Page 22: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

21

(3) BeritaAcara tentang pemeriksaan ditandatangani oleh Ketua

dan Panitera yang bersidang.

Pasal. 63

Atas penetapan dan putusan Penga~ilan Tinggi Agama dapat dimin~

takan kasasi kepada Mahkamah Agung oleh yang bersangkutan ..

Pasal 64

Penetapan dan putusan Pengadilan yang dimintakan banding· atau

kasasi, pelaksanaannya ditunda demi hukum, kecuali apabila da­

lam amarnya menyatakan penetapan atau putusan tersebut dapat di

jalankan lebih dahulu rneskipun ada perlawanan, banding atau ka­

sasi ..

Bagian Kedua

Pemeriksaan Sengketa Perkawinan

Paragraf 1

U mum

pasal 65

Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Perigadilan se­

telah Pengadilan yang bersangkutan berus~~a dan tidak'berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.

Paragraf 2

Cerai Talak

Pasal 66

(1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan is=

terinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk meng~

dakan sidang guna menyak~ikan ikrar talako

(2) Permohonan sebagairnana dirnaksud dalam aya t (1) diaj ukan kep~

da Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi kediarnan termo­

hon, kecuali apabila termohon dengan .sengaja meninggalkan

tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pernohono

(3) Dalarnhal termohon bertempat kediarnan di luar negeri,permohon

an diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kediarnan pemohon.

Page 23: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

22

(4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempatkediaman di luar

negeri, maka permohonan diajukan kepada Pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilang­

sungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

(5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri

dan harta bersama suami isteri dapat diajukan bersama-sama

dengan permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak . diucapkan.

Pasal 67

Permohonan seperti tersebut dalam Pasal 66 di atas memuat :

a. nama, umur dan tempat tinggal pemohon/suami dan termohon/

isteri.

b. alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak.

Pasal 68

Di dalam waktu tiga puluh hari setelah diterima surat penrohonan

itu, Ketua Majelis atau Hakim yang ditunjuk untuk itu mempelaj~

ri surat permohonan tersebut dan selanjutnya menentukan hari s~

dang yang akan mendengar penjelasan pemohon dan keterangan ter­

mohon.

Pasal 69

Dalam pemeriksaan perkara cerai talak ini berlaku ketentuan

ketentuan Pasal 79, 80 ayat (2), Pasal 82 dan Pasal 83.

Pasal 70

(1) Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak ti~

dak mungkin lagi didarnaikan dan berpendapat ada alasan perce

raian maka Pengadilan menetapkati mengabulkan permbhonan ter

sebtit .'

(2) Terhadap penetapan tersebut dalam ayat (1) isteri dapat me­

ngajukan banding.

(3) Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap,

Pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak,

dengan memanggil suami dan isteri atau wakilnya untuk meng­

hadiri sidang tersebut.

(4) Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khu

sus dalam suatuakta otentik untuk mengucapkan ikrar talak,

mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh,isteri atau kuasanya.

Page 24: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

23

(5) Jika isteri telah mendapat panggilan secara sah atau patut

tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya,

maka suamiatau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa

hadirnya isteri atau wakilnya. _

(6) Jika suami dalam tenggang waktu enam bulan sejak ditetapkan­

nya hari sidang penyaksian ikrar talak, tidak datang mengha­

dap sendiri atau tidak mengirim wakilnya meskipun telah men­

dapat panggilan secara sah atau patut maka gugurlah kekuatan

dari penetapan tersebut, dan perceraian tidak dapat diajukan

lagi berdasarkan alasan yang sarna.

Pasal 71

(1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi dalam sidang

ikrar talak.

(2) Hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan bahwa perka­

winan antara pihak-pihak putus sejak talak diikrarkan dan

penetapan tersebut tidak dapat dimintakan banding atau kasa

si.

Pasal 72· .

Terhadap penetapan seperti tersebut dalam Pasal 71 di atas ber­

laku ketentuan - ketentuan dalam Pasal 84 ayat (1), ayat (2),

ayat (3) dan ayat (4).

Paragraf_ 3

Cerai Gugat

Pasal 73

(1) Gugatan perceraian diajukan oleh iste~i atau kuasanya kepada

Pengadilan y.ang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman ~

gugat, kecuali apabila penggugat dengan seng~ja meninggalkan

tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.

(2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, guga~

an perceraian diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi tempatkediaman tergugat.

Page 25: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

(3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar

negeri, maka gugatan diajUkan kepada pengadilan yang daera~

hukumnya, meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan

atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Pasal 74

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan salah satu p~

hak mendapat hukuman penjara, maka untuk mendapatkan putusan

perceraian, sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan

putusan Pengadilan yang berwenang yang memutuskan perkara dise£

tai keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah memper -

oleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 75

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan tergugat men­

dapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat men -

jalankan kewajiban sebagai suami, maka Hakim dapat memerintah -

kan tergugat untuk memeriksakan diri kepana dokte~.

Pasal 76

, (1) Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan syiqaq,

rnaka untuk rnendapatkan putusan perceraian harus didengar k~

terangan dari saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau

orang-orang yang dekat dengan suami isteri.

(2) 'Pengadilan setelah rnendengar keterangan saksi. "t7'entang si­

fat persengketaan antara suami isteri dapat mengangkat se­

orang atau lebih dari keluarga masing-masing pihak ataupun

orang lain untuk menjadi hakam.

Pasal 77

Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan peng­

gugat atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang

mungkin ditimbulkan, Pengadilan dapat mengizinkan suami isteri

tersebut untuk tidak tinggal dalam satu rumah.

Pasal 78

Selarna berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan peng­

gugat, Pengadilan dapat :

Page 26: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

25

a. menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami

b. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan

pendidikan anak;

c. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya

barang-barang yang menjadi hak bersama suami isteri atau ba­

rang-barang yang menjadi hak suami ata~ barang-barang yang

menjadi hak isteri.

Pasal 79

Gugatan perceraian gugur apabila suami atau isteri meninggal. se­

belum adanya putusan Pengadilan.

Pasal 80

(1) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis selam­

bat-lambatnya tiga puluh hari setelah berkas atau surat gu -

gat perceraian didaftarkan di Kepaniteraan.

(2) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertu­

tup.

Pasal 81

(1) Putusan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang

terbuka --un tuk - umum.

(2) Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibathuku~

nya terhitung sejak putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hu

kum tetap.

Pasal 82: -

(1) Hakim pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian,

berusaha mendamaikan kedua pihak~

(2) Untuk sidang perdamaian tersebut, suami- isteri harus datang

secara pribadi tanpa didampingi kuasanya masing-masing, --ke­

cuali apabila salah satu pihak bertempat kediaman di luar ne

geri, dan tidak dapat datang menghadap secara pribadi dapat

diwakili oleh kuasanya yang secara khusus dikuasakan untuk itu ..

(3) Apabila kedua pihak bertempat kediaman di luar negeri maka

penggugat pada persidangan perdamaian tersebut harus mengha­

dap secara pribadi.

Page 27: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

26

(4) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat di

lakukan pada setiap sidang pemeriksaan.

Pasal 83

Apabila tercapai perdamaian, makaotidak dapat diajukan gugatan

perceraian baru berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang ada

sebelum perdamaian dan telah diketahui oleh penggugat pada wak­

tu dicapainya perdamaian.

Pasal 84

(1) Panitera Pengadilan atau pejabat Pengadilan yang dituniuk­

berkewajiban selambat-lambatnya tiga puluh hari mengirimkan

satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap, tanpa bermeterai kepada pegawai penc~

tat nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman penggugat

dan tergugat, untuk mendaftarkan putusan perceraian dalam se

buah daftar yang disediakan untuk itu.

(2) Apabila perceraian dilakukan di wilayah yang berbeda dengan

wilayah Pegawai Pencatat Nikah dimana perkawinan dilangsun~

kan, maka satu helai salinan putusan dimaksud ayat (1) yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai diki

rimkan pula kepada pegawai pencatat Nikah di tempat perkawi~

~.an dilangsungkan dan oleh pegawai pencatat Nikah tersebut di

catat pada bagian pingqir dari daftar catatan perkawinan.

(3) Apabila perkawinan dilangsungkan di luar negeri, maka satu

helai salinan putusan Pengadilan dimaksud ayat (1) disampa~

kan pula kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat didaftarkan

perkawinan mereka di Indonesia.

(4) Panitera berkewajiban memberikan akta ceraisebagai surat

bukti cerai kepada para pihak selambat-lambatnya tujuh hari

terhitung setelah putusaI1: yang memperoleh kekuatan hukum te

tap tersebut diberitahukan kepada p~ra pihak.

Pasal 85

Kelalaian mengirim..1<an salinan putusan tersebut dalam Pasal 84

menj adi tanggung j a,1ab Pani tera yang bersangkutan apabila yang

demikian itu mengakibatkan kerugian bagi bekas suami atau isteri

atau keduanya.

Page 28: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

27

Pasal 86

(1) Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan

harta bersama suami isteri dapat diajukan bersama - sarna de­

ngan gugatan perceraian ataupun sesudah putusan perceraian

memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Jika ada tuntutan pihak ketiga, maka Pengadilan menunda ter­

lebih dahulu perkara harta bersama tersebut sampai ada putu~

an Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum yang telah mem

punyai kekuatan hukum tetap tentang hal itu.

Bagian Ketiga

L i ' a n

Pasal 87

(1) Li'an dilakukan oleh salah seorang suami isteri dengan meng~

capkan empat kali sumpah berturut-turut yang mengandung tud~

han bahwa pihak lainnya berbuat zina, dan ditutup dengan me­

-- ·lafadkan :;:ata-kata bahwa laknat Allah akan menimpa dirinya

apabila dia berdusta dalam tuduhannya.

(2) pihak lainnya yang dituduh dapat menolak tuduhan itu dengan

eara mengucapkan empat kali sumpah berturut-turut yang me -

ngandung penyangkalan tuduhan seperti tersebut dalam ayat(l)

dan ditutup dengan melafadkan kata-kata bahwa murka Allah

akan menimpa dirinya apabila tuduhan itu benar.

Pasal 88

Apabila li'an telah diucapkan oleh salah satu pihak, sedang pi­

hak lain tidak mengajukanli'an pula untuk menyangkal tuduhan

itu, maka hal itu merupakan alat bukti sempurna adanya perbuatan

zina.

Bagian Keempat

Biaya Perkara

Pasal 89

(1) Biaya perkara dibebankan kepada pemohon atau penggugat ke­

euali apabila Hakim menentukan lain.

(2) Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadilan yang bukan

Page 29: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

28

merupakan penetapan atau putusan akhir akan diperhitungkan

dalam penetapan atau putusan akhir.

Pasal 90

(1) Biaya perkara seperti tersebut dalam Pasal 89 meliputi

a. biaya Kepaniteraan dan biaya meteri yang diperlukan un­

tuk perkara itu ;

h. biaya untuk para saksi, ahli dan penterjemah yang dipe£

lukan dalam perkara itu, termasuk biaya pengambilan sum

pah ;

c. biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setem

pat dan tindakan-tindakan Pengadilan lainnya yang dipe£

lukan dalam perkara itu ;

d. biaya pernanggilan, pernberitahuan dan lain-lain atas pe­

rintah Pengadilan yang berkenaan dengan perkara itu

(2) Besarnya biaya perkara diatur oleh Menteri Agama.

Pasal 91

(1) Jumlah biaya perkara seperti tersebut dalam Pasal 90 harus

dimuat da1am arnar penetapan atau putusan.

(2) Jurnlah biaya yang dibebankan oleh Pengadilan kepada salah

satu pihak berperkara untuk menbayar kep~da pihak lawannya

dalam perkara itu, harus dicantumkan juga dalarn amar pene­

tapan atau putusan.

.

B A B V

KET~NTUAN - KETENTUAN LAIN

Pasal 92

.. Ketua Pengadi1an rnengatur pembagian tugas para Hakim.

Pasal 93

Ketua Pengadilan mernbagikan sernua berkas perkara dan/atau surat­

surat 1ainnya yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke -

Pengadilan ~pada Majelis Hakim untuk diselesaikan.

Page 30: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

29

Pasal 94

Ketua Pengadilan menetapkan perkara yang harus .diadili berdasar­

kan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu yang k~

rena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili, maka per­

kara itu didahulukan.

Pasal 95

Hakim wajib mengawasi kesempurnaan pe1aksanaan penetapan atau

putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasa1 96

Panitera Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi per­

kara dan mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Pani­

tera Pengganti.

Pasal 97

Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda , dan Panitera Pengganti

bertugas membantu Hakim aengan menghadiri dan mencatat ja1annya

sidang Pengadilan.

Pasal 98

Panitera bertugas melaksanakan penetapan atau putusan Pengadilan.

Pasal 99

(1) Panitera wajib membuat daftar semua perkara yang diterima di

Kepaniteraan.

(2) Dalam daftar perkara tersebut, tiap perkara diberi nomar urut

dan dibubuhi catatan singkat tentang isinya.

Pasal 100

Panitera membuat salinan atau turunan dari penetapan atau putusan

menurut ketentuan uhdang-undang yang ber1aku.

Pasal 101

(1) Panitera bertanggung jawab- atas pengurusan berkas perkara,

penetapan atau putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya pe£

kara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang

bukti, dan surat-surat 1ainnya yang disimpan di Kepaniteraan.

Page 31: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

30

(2) Semua daftar, catatan, risalah, berita acara serta berkas per­

kara tidak boleh dibawa keluar dari ruang Kepaniteraan, kecua-·

Ii atas izin Ketua Pengadilan berdasarkan ketentuan unda~g -

undango

(3) Tata cara penge1uaran surat asli, sa1inan atau turunan dari

penetapan atau putusan, risalah, berita acara, dan akta serta

surat-surat 1ainnya diatur oleh Mahkamah Agung.

Pasa1 102

Tugas dan tanggung jawab serta tata kerja Kepaniteraan Pengaqi1an

diatur lebih 1anjut oleh Mahkamah Agung~

Pasa1 103

(1) Jurusita bertugas

a .. me1aksanakan semua perintah yang diberikan aleh Ketua :sidang;

b. menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, 4an pe~

beritahuan penetapan atau putusan Pengadilan men~:~ut cara -, ,

cara berdasarkan ketentuan undang-undangi

C Q me1akukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan

d. membuat berita acara penyitaan, yang sa1inan resminya :dise-I

iahkan kepada pihak-pihak yang berkepenting~n.

(2) Jurusita berwenang me1akukan tugasnya di daerah hukum Pe~gadi!

an yang bersangkutan.

Pasa1 104

Ketentuan 1ebih 1anjut men~enai pelaksanaan tugas Jurusita di~tur

oleh Mahkamah Agung.

Pasa1 105

(1) Sekretaris Pengadilan bertugas rnenye1enggarakan administr:asi

umum Pengadilan.'

(2) Tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata k~rja

Sekretariat diatur 1ebih 1anjut oleh Menteri Agama.

Page 32: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

31

B A B VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasa1 106

Pada saat mu1ai ber1akunya Undang-undang ini, semua peraturan

pe1aksanaan yang te1ah ada mengenai Per~dilan::" Agama dinyatakan

tetap ber1aku se1ama ketentuan baru berdasarkan Undang- ndang

ini be1um dike1uarkan dan sepanjang peraturan itu tidak berten­

tangan dengan Undang-undang ini.

B A B VIr

KETENTUAN PENUTUP

Pasa1 107

Pada saat mu1ai ber1akunya Undang-undang ini maka :

1. Staatsb1ad Tahun 1882 Nomor 152 dan Staatsblad Tahun 1937

Nomor 116 dan 610 tentang Peradi1an Agama di Jawa dan Madura,

2. Staatsb1ad Tahun 1937 Nomor 638 dan 639 tentang Kerapatan

Qad1i dan Kerapatan Qad1i Besar untuk sebagian Kalimantan Se

1atan,

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tentang Pembentukan __

Pengadi1an Agama/Mahkamah Syar'iyah di luar Jawa dan Madura,

dan"

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud da1am Pasal 63 ayat (2) Undang­

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019)

dinyatakan tidak ber1aku.

Pasa1 108

Undang - undang ini mu1ai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Page 33: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

32

Undang-undang ini dengan penernpatannya dalam Lembaran N~gara

Republik Indonesia.

Diundangkan di

Pada tanggal

Jakarta

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA,

. DRS. MOERDIONO

Disahkan di: Jakarta

Pada tanggal:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

S 0 E H ART 0

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN NOMOR

Page 34: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

RANCANGAN

PEN J E LAS A N

A T A S

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

I. U LvI U M.

NOMOR TAB UN

TEN TANG

PE~ILAN AGAMA

I. Da1am Negara Hukum Repub1ik Indonesia yang berdasa~kan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, keadilan.,k:epa~

tian hukuffi,_ dan adanya ketertiban da1am sistim dan pe-I

nye1enggaraan hukum ada1ah merupakanhal pokok yan:g s~

ngat penting dalam usaha mewujudkan suasana perikehi -

dupan yang aman, tenteram dan tertib seperti yang ,dia­

manatkandalam Garis-Garis Besar Haluan Negara. Olleh

karen a itu untuk mewujudkan hal-hal tersebut dibutiuhkan

adanyalembaga yang bertugas untuk menyelenggaraka:n ke

kuasaan kehakiman guna menegakkan hukum dan keadi1an

denganbaik~ Salah satu lembaga untuk menegakkan hukum

da1am mencapai keadilan, ketertiban dan kepastian hu -!

kurn ada1ah badan-:badanperadilan sebagaimana dima~sud

dalam Undang-Undang tentangKetentuan-:-ketentuan Po1<ok

Kekuasaan Kehakiman (Undang-Undang Nomor14 Tahun ~970) ,

yang ma.sing-masing mempunyai 1ingkup kewenangan m~nga­di1i perkara atau sengketa di bidang tertentu dan ~a1ah

satunya adalah Badan Peradi1aB Agama.

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar h4kum

dari Badan Peradilan Agama sebe1um Undang--Undang :i;.ni

ada1ah :

a. Peraturan tentang Peradi1an Agama di Jawa dan Madura

(Staatsb1ad 1882 Nemor 152 dan Staatsblad 1937 - Ne­

mer 116 dan Nomer 610);

b. Peraturan tentang Kerapatan Qadi. dan K~rapata~ Qa -

di Besar untuk sebagian Kalimantan Se1atan (Staats.;..

b1ad 1937 Nomer 638 dan Nomer 639);

Page 35: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

2

c. Peraturan Percerintah Nomor 45 tahun 1957 tentang Pe~

bentukan PengadilanAgama/Mahkarnah Syariyah di luar

Jawa dan Madura.

Untuk mewujudkan peradilan yang cepat, sederhana dan

biaya ringan sebagaimana yang diharapkan olehUndang -

u:ndang Nomor 14 Tahun 1970 diperlukan adanya perornbak­

an yang bersifat mendasar terhadap segala peraturan

perundang-undangan yang mengatur Badan Peradilan Agama

tersebut diatas dan menyesuaikannya dengan Undang-Un -

dang Pokok Kekuasaan Kehakiman yang rnerupakan indukdan

kerangka urnurn serta merupakan asas dan pedoman bagi se

mua lingkungan peradilan. . .

Dengan demikian Undang-"Jndang ten tang Susunan, Kekuas~

an dan Acara pengadilan Dalarn Lingkungan Peradilan Ag~

rna ini adalah merupakan pelaksanaan ketentuan-ketentuan

dan asas ya.ng tercanturn dalam Undang-undang tentang K~

tentuan-ket~ntuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Undang-u~

dang Nomor 14 tahun 1970, Lemb~ran Negara tahun 1970 -

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2951) .

2. Kekuasaan Kehakiman dilingkungan Peradilan Agama,dalam

Undang-undang ini dilaksanakan oleh Pengadilan Agama -

dan Pengadi1an Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahka­

mah Agung, sesuaidengan prinsip-prinsip yang ditentu­

kan oleh Undang-undang- Nomor 14 tahun 1970.

Dalam Undang--undang" ini diatur susunan, kekuasaan, aca

ra dan kedudukan para Hakim serta segi-segi administr~

si lainnya pada Pengadilan Agarrta dan Pengadi1an Tinggi

Agama.

Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertarna

untuk memeriksa, mengadili~ mernutus dan menyelesaikan

perkara-perkara,antara orang-orang yang- beragama Islam

di bidang hukum perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah,

wakaf dan sodaqoh menurut hukum Islam.

Bidang hukum perkawinan dimaksud disini adalah menge­

nai hal-hal yang diatur dalam Undang-undang Nornor 1 -

Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara tahun-

1974 Nomor I, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019).

Page 36: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

:Sidang kewarisan adalah mengenai penentuan siapa-sia:pa yang men­

jadi ahli waris serta pe11entuan bagian rnasing - masing ahli waris

dan melaksanakan pembag~an harta peninggalan tersehu.t, bilarnana _

pewarisan tersebut dilakukan berdasarkan hukum Islam.

Untuk terwujudnya Wawasan Nusantara sebagaimana telah

ditetapkan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara maka 0-

leh ·undang.-unda!lg. ini kewenangan Pengadilan Agama di J~

wa Madur~ dan Kalimantan Selatan yang dicabut dari per­

kara kewarisan pada tahun 1.937 dikembalikan dan disama­

kan dengan kewenangan Pengadilan Agama di daerah-daerah

lainnya.

Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan tingkat

banding terhadapperkara-perkara yang diputus oleh Pen~

adilan Agama dan merupakan Pengadilan.tingkat pertama

dan terakhir rnengenai sengketa mengadili an tar pengadi!

an Agama di daerah huklliunya.

3. Mengingat luasnya lingkup tugas dan beratnya beban yang

harus dilaksanakan oleh Pengadilan, maka pe~lu adanya -

perhatian yang besar terhadap tatacara dan pengelolaan

_administrasi Pengadilan. Hal ini sa~~at penting, karena

bukan saja ~enyangkut aspek ketertiban dalam menyeleng~

garakan administrasi balk dibidang perkara maupun kepe- .

gawaian, gaji, kepangkatan, peralatan kantor, dan lain­

lainnya, tetapi juga akan mempengaruhi kelancaran peny~

lenggaraan Peradilan itu sendiri. Oleh karena itu pe -

nyelenggaraan adminsitrasi Peradilan dalamund~n~-undang

ini dibedakan menurut jenisnya dan penanganannya, wala~

pun dalam rangka koordinasi pertanggunganjawaban tetap

dibebankan kepada seorang pejabat, yaitu Panitera yang

merangkap sebagai Sekretaris.

Selaku Panitera ia menangani administrasi perkara dan -

hal-hal administrasi lain yang bersifat teknis Peradil­

an (yustisial). Dalam pelaksanaan tugas ini Panitera di

bantu.oleh seorang wakil Panitera dan beberapa orang Pa

nitera Muda.

Selaku Sekretaris ia menangani administrasi umum seperti

Page 37: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

4

administrasi kepegawaian dan lain sebagainya. Dalam pe­

laksanaan tugasnya ia dibantu oleh seorang wakil Sekre -taris.

Dengan demikian staf Kepaniteraan dapat memusatkan per­

hatian terhadap tugas dan fungsinya memb.antu Hakim da -

lam bidang peradilan, sedangkan tugas administrasi lain

nya dapat dilaksanakan oleh staf sekretaris.

4. Hakim adalah unsur yang sangat penting dalam penyeleng­

garaan peradilan. Oleh karena itu maka syarat-syarat

pengangkatan dan pemberhentian serta tatacara pengang -

katan dan pemberhentiannya diatur dalam Undang-undang

ini.

Hakim diangkat dan diberhentikan oleh Presiden selaku -

Kepala Negara atas usul Menteri Agama berdasarkan pers~

tujuan Ketua Mahkamah Agung.

Agar Pengadilan sebagai penyelenggara Ke,kuasaan Kehakim

an bebas dalam memberikan keputusan, perlu.adanya jarni!!,

an bahwa baik Pengadilan maupun Haki~ dalam melaksana -

kan tugas terlepas dari pengaruh pemerintah dan penga -

ruh lainnya.

Agar tugas penegakkan hukum dan keadilan itu dapat di -

laksanakan oleh Pengadilan maka dalam Undang-undang ini

dicantumkan persyaratan yang senantiasa harus dipenuhi

oleh ~eorang hakim yaitu berwibawa, jujur, adil, berke­

lakuan tidak tercela dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Ma­

ha Esa.

Untuk memperoleh hal tersebut diatas maka dalam setiap

pengangkatan, perriberhentian, mutasi, kenaikan pangkat -

atau tindakan/hukuman administrasi terhadap Hakim Peng­adilan Agama perlu adanya kerjasama, kOnsultasi dan ko-

ordinasi antara Mahkamah Agung dan Departemen Agama.

Agar para pejabat Peradilan tidak mudah dipengaruhi baik

moril maupun materil, maka perlu adanya pengaturan ter­

sendiri mengenai tunjangan dan ketentuan lain bagi para

pejabat Peradilan khususnya para Hakim i demikian pula -

Page 38: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

5

mengenai kepangkatan dan gajinya.

Untuk lebih mengukuhkan kehormatan dan kewibawaan Hakim

serta Pengadilan, maka perlu juga dijaga mutu (keahlian)

para Hakim dengan diadakannya syarat-syarat tertentu u~

tuk menjadi Hakim yang diatur dalam Undang-undang ini.

Selain itu diadakan juga larangan-larangan bagi para H~

kim untuk merangkap jabatan pen?lsihat hukum, pelaksa.na-

putusan pengadilan, Wali, pengampu.dan setidak-tida~

nya setiap jabatan yang bersangkutan dengan sesuatu pe£

kara yang akan atau sedang diadili olehnya.

Namun belum cukup hanya dengan memperinci larangan-la -

rangan seperti tersebut diatas. Agar Peradilan dapat -

berjalan dengan efektif, maka Pengadilan Tinggi Agama

diberi tugas pengawasan terhadap Pengadilan Agama di d~

lam daerah hukumnya. Hal ini akan meningkatkan koordi­

nasi antara Pengadilan Agama dalam daerah hukw~ suatu -

Pengadilan Tinggi Agama yang pastiakan bermanfa~t c1al3IIl

kesatuan putusan yang dijatuhkan, karena PengadilanTin~

gi Agama dalam melakukan pengawasan tersebut dapat mem­

berikan tegoran, peringatan. dan petunjuk.. Kecuali itu

perbuatan dan kegiatan Hakim secara langsung dapat dia­

wasi, sehingga ·jalannya.peradilan cepat, adil dan deng­

an biaya ringan akan dapat terjamin.

Petunjuk-petunjuk yang menimbulkan persangkaan keras,

bahwa Hakim meolakukan perbuatan tercela, melakukankej~

hatan dan kelalaian yang terus menerus dalam menjalan - .

kan tugas pekerjaannya, dapat mengakibatkan bahwa ia di

berhentikan tidak dengan hormat oleh Presiden selaku Ke

pala Negara setelah diberi kesempatan membela diri ..

Hal ini dicantumkan dengan tegas dalam Undang-undang

ini, mengingat luhur dan muliatiya bugas Hakim.Sedangkan

da1am kedudukannya sebagai pegawai negeri, baginya te -

tap berlaku ancaman-ancaman terhadap perbuatan tercela

sebagai pegawai negeri sebagaimana ditetapkan dalam Per

aturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan

Disiplin pegawai Negeri Sipil.

--

Page 39: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

6

5. Undang-undang ini selain mengatur tentang susunan dan ke

kuasaan sekaligus juga mengatur tentang ~cara peradilan agama~

Bagaimanapun sempurnanya lembaga peradilan itu dengan p~

nataan susunan-organisasinya dan penegasan kekuasaannya,

namun apabila alat untuk dapat menegakkan dan~­

kan kekuasaannya itu belum jelas, maka lembaga peradilan

tersebut tidak akan dapat melaksanakan fungsi dan tugas­

nya dengan baik. Oleh karena itu maka pengaturan Hukum -

Acara Peradilan Agama itu sangat penting dan karenanya

pula maka sekaligus diatur dalam undang~undang ini.

Hukurn Acara Peradilan Agama selama ini masih berserak-se

rak dalam berbagai peraturan dan surat edaran, baikdalam

Staatsblad, Peraturan Pemerintah, Surat Edaran Mahkamah­

Agung dan Departemen Agama maupun dalam Undang-undang

Perkawinan dan segala peraturan pelaksanaannya.

Prinsip-prinsip pokok peradilan yang telah ditetapkan da

lam Undang-undang Nomor 14 tahun 1970, an tara lain ke~e!2.

_ tuan bahwa sidang pengadi1an harus terbuka untuk umum,

setiap keputusan dirnu1ai dengan "derni keadi1an berdasar­

kan Ketuhanan Yang Maha -Esa" ,peradilan -- dilakukan dengan

sederhana, cepat dan biaya ringan dan ketentuan-ketentu­

an lainnya, dalam undang-undang ini lebih ditegaskan dan

dicantumkan kemba1i,.

Oieh karena paradilan agama merupakan peradilan khusus de­

ngan-kewenangan mengadili perkara-perkara terteritu dan un­

tuk-golongan rakyat tertent.u sebagaimana di t.egaskan dalam

penjelasan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang No. 14 Tahun

197Q~ yaitu mengenai perkara perdata dibidan~ hukum kelua£

ga dian tara orang yang -beragama Islam, maka acar~_:perdata

pada pengadilan dala'1l 1ingkungan P'eradilan UInUrr\ oleh Uhdang-undang ini

dinyatakan __ berlaku pada P'engadi1an- ~aia:r.. lingkungan-peradilan agarna

kecuali-n-engenai hal-hal yang secara -khusus diatur oleh undang-undang -ini. -

6. Peradilan agama adalah salah satu dari empat lingkungan

peradi1an negara yang dijamin kemerdekaannya dalarn menj~

lankan tugasnya sebagaimana diatur dalam undang-undang -

Page 40: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

7

Pokok Kekuasaan Kehakiman.

Peradilan agama yang kewenangannya mengaaili perkara-peE

kara tertentu dan mengenai golongan rakyat tertentu yai­

tu mereka yang beragama Islam adalah sejajar dengan dan

terbebas dari pengaruh l"ingkungan peradilan lainnya.

Oleh karena itu maka hal-hal yang dap~t mengurangi kedu­

dukan peradilan agama dari sifat seperti tersebut diatas

oleh Undang-undang ini dihapuskan seperti pengukuhan ke­

putusan P~engadilan A gama oleh ~ engadilan U~um dan seba -

liknya hal-hal yang dapat memantapkan mandirinya peraai!

". an agama oleh Undang-undang ini diadakan yaitu ten tang -

jurusita, sehingga dengan adanya jurusita ini Pengadilan

Agama dapat melaksanakan keputusannya sendiri dan tugas­

tugas kepaniteraan dan kesekretariatan tidak terganggu -

oleh tugas-tugas kejurusitaan karena sudah ada petugas -

nya sendiri.

70 Perkara perceraian merupakan perkara yang terbanyakdi -

lingkungan Peradilan Agama menempati jumlah rata-rat~

80% dari seluruh perkarayang diterima oleh Pengadilan -

Agama.

Disamping itu perkara perceraian merupakan sengketa ke -

luarga yang memerlukan penanganan secara khusus sesuai

dengan kehendak undang~-undang Perkawinan. Oleh karena itu

maka dalam Undang-undang ini diatur secara khusus hal­

hal yang berkenaan dengan sengketa perkawinan tersebut

dan sekaligus untuk meningkatkan pengaturan acara sengk~

ta perkawinan yangsampai saat diundangkannya Undang~un­

dang ini masih diatur dal~m Peraturan Pemerintah Nomor -

9/1975.

Undang-undang Perkawinan bertujuan melindungi kaum yang

lemah yaitu pihak isteri, namun dalam hal gugatan perce­

raian yang diajukan oleh isteri PP Nomor 9/1975 menentu­

kan bahwa gugatan harus diajukan ke Pengadilan yang me -

wilayahi tempat tinggal tergugat sesuai dengan prinsip

acara perdata umum.

Untuk melindungipihak isteri maka gugatan perceraian 0-

leh isteri oleh Undang-undang ini diadakan perubahan, ti

Page 41: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

8

dak ke Pengadilan yang mewilayahi tempat tinggal tergu -

gat tapi ke Pengadilan yang mewilayahi tempat tinggal

penggugat.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasa1 1

Cukup je1as

Pasal 2

Di samping peradilan yang ber1aku bagi rakyat pencari -

keadilan pada umumnya mengenai perkara perdata dan pid~

na, ada pelaksana Kekuasaan Kehakiman lain yangmerupa­

kan peradilan khusus bagi golongan rakyat tertentu atau

perkara tertentu yaitu peradi1an ~gama, peradi1an mi1i­

ter, dan Peradi1an tata usaha negara.

Yang dimaksud dengan rakyat pencari keadi1an ia1ah se -

tiap orang, warga negara Indonesia atau bukan, yang men

cari keadilan pada Pengadi1an di Indonesi~.

Pasa1 3

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasa1 4

Ayat (1)

Pada dasarnya tempat kedudukan Pengadi1an Agama .ada -

di Kotamadya atau.di Ibukota Kabupaten, dan daerah hu kumnya me1iputi wi1ayah Kotarnadya/Kabupaten, akan te­

tapi tidak tertutup kemungkinan adanya pengecualian.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Ayat (3)

Cukup jelas ..

Page 42: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

9

Pasa1 6

Cukup jelas

Pasa1 7

Usul pembe'ntukan Pengadi1an Agama diajukan oleh Menteri

Ag~~a berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.' Pasa1 8

Cukup Pasal 9

Ayat Cukup

jelas

(1) jelas

-:Ayat Cukup

(2) jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2 )

Cukup jelas

Ayat (3j

Cukup jelas.

Pasal 11 . Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2 )

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Hakim adalah pegawai negerisehingga baginya berlaku

Undang-unda~g N,omor 8 tahun 1974 tentang Pokok--pokok

Kepegawaian. Oleh karena itu Menteri Agama wajib me­

lakukan pembinaan pengawasan terhadap Hakim dalam

rangka mencapai daya guna dan hasil guna sebagaimana

lazL~ya bagi pegawai negerie

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasa1 13

Ayat ( 1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Page 43: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

10

Pasal 14

ayat ( 1)

Cukup jelas

ayat (2)

Cukup je1as

ayat (3)

Cukup jelas

Pasa1 15

ayat (1 )

Cukup je1as

ayat (2)

Cukup jelas

Pasa1 16

ayat ( 1)

Cukup jelas

ayat (2)

Cukup jelas

ayat (3)

Cukup jelas

ayat (4 )

Cukup jelas

?asal 17

ayat ( 1)

Cukup jelas

ayat (2)

Cukup je1as

ayat (3 )

Cukup jelas

Pasa1 18

ayat (1)

Pemberhentian denqan hormat Hakim atas permintaan

sendiri, mencakup pengertianpengunduran diri de­

ngan alasan Hakim yang bersangkutan tidak berqasi1

menegakkan hukum dalam 1ingkungan rumah tangganya

sendiri.Pada hakekatnya situsi,kondisi,suasana dan

Page 44: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

11

keteraturan hidup di rurnah tangga setiap Hakim peng -

adilan merupakan salah satu faktor yang pentingpera­

nannya dalam usaha membantu meningkatkan citra dan wi

bawa seorang Hakim itu sendiri.

Yang dimaskud dengan "sakit jasmani atau rohani terus

menerus" ialah yang menyebabkan sipenderita ternyata

tidak mampu lagi melakukan tugas kewajibannya dengan

baik.

Yang dimasud "tidak cakap" ialah misalnya yang ~er

sangkutan banyak melakukan kesalahan besar dalam men­

jalankan tugasnya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Yang dimaksu~ dengan "dipidana" ialah dipidana dengan

pidana penjara sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

Yang dimaksud dengan "melakukan perbuatan tercela" i~

lah apabila Hakim yang bersangkutan karena sikap:, peE.

buatan, dan tindakannya baik didalam maupun diluar

Pengadilan merendahkan martabat Hakim.

Yang dimaksud dengan ntugas pekerjaan" ialah semua tu

gas yang dibebankan kepada yang bersangkutan.

Ayat (2)

Dalam hal pemberhentian tidak dengan hormat deng'an a­

lasan dipidana karena melakukan tindak pidana kedaha~

an, yang bersangkutan tidak diberi kesempatan untuk

membela diri, kecuali apabila dipidana penjara yang -

dijatuhkan kepadanya itu kurang dari 3 (tiga) bulano

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 20

Seor~ng Hakim tidak boleh diberhentikan dari kedudukan -

nya sebagai pegawai negeri sebelum diberhentikan ~a~i j~

batannya sebagai Hakim. Sesuai dengan peraturan perun­

dang-undangan di bidang kepegawaian, Hakim bukan jabatan

dalam eksekutif. Oleh sebab itu pemberhentiannya harus' -

Page 45: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

12

tidak sarna dengan pegawai negeri 1ainnya.

Pasal 21

Ayat ( 1)

Cukup jelas

Ayat (2 )

Cukup jelas

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasal 23

Cukup jelas

Pasa1 24

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pangkat dan gaj'i Hakim diatur tersendiri berda:sa:~kan

peraturan yang berlaku.

Yang dirnaksud dengan ketentuan lain adalah hal-hq1

yang antara lain menyangkut kesejahteraan sepert~ ru­

rnah dinas, dan kendaraan dinas.

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 27

Yang dirnaksud-dengan "Sarjana Muda Hukum" termasuk mereka

yang te1ah rnencapai tingkat pendidikan hukum sederajat d~

ngan sarjana muda_, dan dianggap cakap untuk jabatan :itu.

Masa pengalaman disesuaikan dengan eselon, pangkat, )dan -

Page 46: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

13

syarat-syarat lain yang berkaitan.

Alih jabatan dari Pengadilan Tinggi ke Pengadilan ~gama

atau sebaliknya dirnungkinkan dalarn eselon yang sarna.

Pasal 28

Sarna dengan penjelesalan tentang rnasa pengalarnan pada Pa

sal 27.

Pasa1 29

Sarna dengan penjelasan Pasal 28

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup je1as

Pasa1 33

Cukup je1as

Pasa1 34

Cukup jelas

Pasal 35

Ketentuan ini "berlaku juga bagi Waki1 Panitera, Fanite

ra Muda, dan Panitera Pengganti.

Pasal 36

Pengangkatan ataupemberhentian Panitera, Wakil Pan~tera,

Panitera Muda, dan Panitera Pengganti dapat juga di~akukan berdasarkan usu1 Ketua Pengadilan yang bersangkutan;o

Pasal 37

Sarna dengan penjelesalan Pasa1 16 ayat (1)

Pasa1 38

Cukup jelas

Page 47: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

14

Pasa1 39

Ayat ( 1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 40

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 41

Sarna dengan penjelasan Pasal 16 ayat (1)

Pasal 42

Ayat (1)

C:lkup

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pa-sal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Pengangkatan atau pemberhentian Wakil Sekretaris Pengadil

an dapat juga dilakukan berdasarkan usu1 Ketua Pengaidilan

:?2.sal ~8

Sana de~gan penjelasalan Pasa1 16 ayat (1)

Page 48: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Pasa1 49

Ayat (1)

15

I

Ketentuan ayat (1) huruf b mengatur tentang kewarisan

yang dibagi menurut dan wasiat serta hibah yang di1aku­

kan berdasarkan hukum Islam.

Kewarisan yang atas kehendak ah1i waris pembagianhya d~

1akukan berdasarkan hukum Islam maka kewenangan m~meri~

sa, memutus dan menye1esaikan perkara yang timbu1 1 dari

padanya berada pada Pengadilan Agama.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan bidang hukum perkawinan yang:diatur

da1am Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawin­

an adalah :

1. Izin beristeri lebih dari seorang;

2. Izin me1angsungkan perkawinan bagi orang yang relum

berusia 21 (dua puluh satu) tahun, da1am hal orang -I

tua atau wali atau keluarga da1am garis 1urus ~da

perbedaa pendapat;

3. Dispensasi kawin;

4. Pencegahan perkawinan;

5. Penolakan perkawinan oleh ~egawai Pencatat Nikah;

6. Pembata1an perkawinan;

7. Gugatan ke1a1aian atas kewajiban suami atau isteri;

8. Perceraian karena talaq;

9. Gugatan perceraian;

10. Penyelesaian harta ber~ama;

II. Mengenai penguasaan anak-anak;

12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendi~ikan

anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung ja -

wab tidak memenuhinya. I

13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan pleh

suami kepadabekas isteri atau penentuan suatui kewa­

jiban bagi bekas isteri;

14. Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak~

15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua~

16. Pencabutan kekuasaan wali;

17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh Pengad~lan

da1am hal kekuasaan seorang wa1i dicabut;

Page 49: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

16

18. Menunjuk seorangwali dalam hal seorang anak yang

belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang:~ di­

tinggal kedua orangtuanya pada. hal tidak ada p:!enu£

jukan wali oleh orang tuanya;

19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali

yang telah menyebabkan kerugian atas harta bepda

anak yang ada d~bawah kekuasaannya;

20. Penetapan asal usul seorang anak;

21. Putusan tentang hal penolakan pemberian ketera~gan

untuk melakukan perkawinan campuran; I

22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terj~d{

sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentarg -

perkawinan dan dijalankan menurut peraturan ya~g -

lain;

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasa1 50

Cukup jelas

Pasal 51

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal ~52

Ayat (1)

Pember ian keterangan, pertimbangan, dan nasihat tehtang

hukum, dikecualikan dalam hal-hal yang berhubungan!! den9:.

anperkara yang.sedang atau akan diperiksa di Pengadil-

an.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 50: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

17

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan " seksama dan sewajarnya" ia1ah! ant~

ra lain bahwa penye1enggaraan' peradi1an harus di~aku­

kan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 14 1ahun

1970 yaitu di1akukan dengan cepat, s~derhana, dan dengan

biaya ringan.

Ayat(3)

Cukup je1as

Ayat (4)

Cukup je1as

Pasa1 54

Cukup je1as

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasal 57

Yang dimaksud dengan putusan dan penetapan adalah putusan

Pasal

atau penetapan Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi Agama

dan Mahkamah Agung.

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

58

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup jelas

Page 51: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

18

Pasal 59

A1asan -a1asan penting yang dijadikan dasar oleh Hakim un­

tuk memerintahkan perneriksaan sidang tertutup harus dicatat

dalam Berita Acara Sidang.

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasa1 61

Cukup je1as

Pasal 62

,-Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas'

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Keputusan dalam Pasal ini rneliputi baik putusan rnaupun 'pe­

netepan.

Pengertian keputusan dalarn Pasal irii adalah dalarn arti iPU­

tusan dan penetapan.

Pasa1 65

Cukup jelas

Pasal 66

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Page 52: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Ayat (3)

Cukup je1as

Ayat (4)

Cukup je1as

Pasal 67

Cukup je1as

Pasa1 68

Cukup je1as

Pasa1 69

Cukup jelas

Pasal 70

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2 )

Cukup je1as

Ayat (3 )

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup je1as

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6 )

Cukup je1as

Pasa1 71

Ayat ( 1)

CUKUP je1as

Ayat (2 )

Cukup je1as

Pasa1 72

Cukup je1as

Pasa1 73

Ayat (1)

19

Berbeda dari ketentuan seperti tersebut pada Pasa1 68 -

ayat (1) maka untuk melindungi pihak isteri gugatan per­

ceraian diajukan ke Pengadi1an Agama yang mewi1ayahi tern

pat tinggal penggugat.

Page 53: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Ayat· (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup je1as

Pasa1 74

Cukup je1as

Pasal 75

Cukup jelas

Pasa1 76

Ayat (1)

20

Syiqaq adalah perselisihan yang tajam antara suami iSteri.

Ayat (2)

Hakam ialah orang yang di tetapkan oleh pengadilan dalTi P~

hak ke1uarga suami atau pihak keluarga isteri atau p~hak

lain untuk mencari upaya penyelesaian perselisihan terha­

dap syiqaq.

Pasa1 77

Cukup je1as

Pasal 78

Untuk rnengarnankan hak-haknya isteri dapat menggunakan upaya

hukum rnenurut ketentuan-ketentuan sebagairnana diatur dalam

Bab IV bagian kesembilan undang~undang ini.

Pasa1 79

Cukup jelas

Pasal 80

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 81

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Page 54: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

21

Pasal" 82

Ayat (1)

Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan

dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan pa­

da semua tingkat peradilan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 83

Cukup jelas

Pasal 84

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Ketentuan ini sesuai dengan Pasal 56 ayat (2) Undang

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ..

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 85

Cukup jelas

Pasal 86

Ayat (1)

Hal tersebut adalah untuk tercapainya prinsip bahwa

peradilan dengan cep.at, sederhana dan biaya ringan.

Ayat (2)

Cukup 'jelas

Pasal 87

Li'an ialah surnpah yang dilakukan suami isteri di ~epan

sidang pengadilan karen a tuduhan berzina oleh satu pihak

kepada pihak lain yang isinya antara lain mengandung lak

nat atau murka Allah bagi yang berdusta.

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 55: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

22

Ayat (2)

Cukup jelas Pasal 88

Cukup jelas

Pasal 89

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 90

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasa1 91

Ayat (I)

- -- ,-~. Cukup j~las

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 92

Cukup jelas

Pasal 93

Cukup jelas

Pasal 94

Yang berwenang menentukan bahwa suatu perkara menyangkut

kepentingan umum adalah Ketua Pengadilan.

Pasa1 95

Cukup jelas

Pasal 96

Cukup jelas

Pasal 97 ,

Berdasarkan catatan Panitera, disusun berita acarapersi-

dangano

'Pasa1 98

Cukup jelas

Page 56: PRESJOEN RJtPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028... · 2019. 10. 28. · 1angsung dalam M" "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI" atau orgariisasi ter1arang.lainnya;

Pasal 99

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 100

Cukup jelas

Pasal 101

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

23

Yang dimaksud dengan dibawa keluar meliputi sega1a ben­

tuk dan cara apapun juga yang memindahkan isi daftar ca

tatan, risalah, agar tidak jatuh ketangan pihak yang ti

dak berhak.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 102

Cukup jela.s

Pasal 103

Cukup jelas

Pasal 104

Cukup jelas

Pasal 105

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 106

Cukup jelas

Pasal 107

Cukup Jelas

Pasal 108

Cukup je1as