Presentasi Kuliah-Tahap Perkembangan

download Presentasi Kuliah-Tahap Perkembangan

of 29

description

Neonatus aterm yang cairan ketubannya jernih dan bersih dari mekonium, langsung bernafas, menangis, dan tonus ototnya baik memerlukan perawatan rutin, sepertimengeringkan, menghangatkan, dan membersihkan jalan nafas dengan balon penghisap ataukateter penghisap. Sebaliknya, neonatus yang tidak memenuhi kriteria di atas memerlukanlangkah-langkah resusitasi. Nilai Apgar dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknyaresusitasi.Langkah-langkah resusitasi neonatus antara lain:1.Stabilisasi2.Ventilasi3.Kompresi dada4.Penggunakan medikasi

Transcript of Presentasi Kuliah-Tahap Perkembangan

  • Tahap Perkembangan Kehidupan Seseorang (Kelahiran, Masa Kanak-kanak, Usia Pertengahan, Proses Penuaan) dan Aspek Psikososial dalam Hubungan Antar Anggota KeluargaDr. Diah Mutiara Brilliantina, SpKJ

  • Siklus kehidupan adalah suatu progresi perkembangan seseorang dari lahir sampai matiDengan mempelajari siklus kehidupan dokter dapat: Lebih mampu mengidentifikasi pelbagai ciri-ciri kebutuhan dan masalah karena berkaitan dengan fase kehidupan tertentuLebih tajam dalam menilai seseorang (assesment)Dapat mengerti tahap-tahap wajar dan tidak wajar (understanding)Dapat lebih membina hubungan dokter pasien Lebih memahami individu yang sedang sakit dengan segala kekhasannya dalam merespons suatu penyakit pada setiap fase

  • BEBERAPA PRINSIP PERKEMBANGANProses tumbuh kembang merupakan proses yang sangat kompleks. Teori-teori perkembangan mengatakan bagaimana manusia berkembang dari makhluk yang tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang mandiri dan berguna bagi lingkungannya dari suatu keadaan yang lebih rendah ke keadaan yang lebih tinggi hirarkinya baik kuantitas maupun kualitasPerkembangan itu terjadi menurut pola tertentu yang tdd fase-fase beralih dari satu fase ke fase berikutnya secara berurutan dan teratur. Urutan fase-fase itu tetap, tidak terlepas, dan berlaku universal.Setiap fase berlangsung selama suatu batasan umur tertentu, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Hal ini dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor sosio-budaya

  • BEBERAPA PRINSIP PERKEMBANGANDalam tiap fase perkembangan terdapat development needs (kebutuhan) dan development taks (tugas) yang berbeda, yang karakteristik untuk masing-masing fase itu Tiap fase mempunyai critical points yaitu suatu masa kritis dimana kebutuhan akan perkembangan tertentu dalam fase itu sudah harus tercapai agar perkembangan dapat berlanjut dan tidak mengalami stagnasiKeberhasilan setiap fase dalam perkembangan yang normal merupakan hasil dari fase-fase sebelumnya.Proses tumbuh-kembang merupakan hasil dari interaksi dinamik antara pembawaan dengan lingkungan (antara nature dan nurture).

  • Proses perkembangan manusia meliputi beberapa aspek perkembangan antara lain:

    Fisik (organobiologik) : perkembangan anatomis dan fisiologisPsikososial : perkembangan mental emosional seseorang dalam usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Teori Erikson).Psikoseksual : perkembangan emosional dari instink seksual dari bayi sampai dewasa (Teori Sigmund Freud).Kognitif : perkembangan kemampuan nalar dan intelektual (Teori Jean Paget).Moral : proses belajar untuk menerima kaidah perilaku yang sesuai adat budaya dimana individu tersebut hidup, sehingga dapat mengenal baik/buruk dalam masyarakat sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat (Teori Laurence Kohlberg).

  • Beberapa poin penting dari Teori Erikson :Proses perubahan (rendah tinggi secara kualitas dan kuantitasStages / fase-fase perkembanganNature dan nurtureDevelopment need dan task Critical points

  • Erik Erikson menggambarkan tahapan-tahapan perkembangan yang harus dilalui seseorang dari masa anak sampai ke masa tua, terdiri dari 8 fase: Fase I : fase infancy (0 1 tahun)Fase II : fase toddler (1 3 tahun)Fase III : fase early childhood (3 6 tahun)Fase IV : fase middle childhood (6 12 tahun)Fase V : adolescence (12 18 tahun)Fase VI : young adulthood (18 40 tahun)Fase VII : middle years (40 65 tahun)Fase VIII : later years (65 tahun)

  • Fase I : fase infancy (0 1 tahun)Masa perkembangan yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam perkembangan kepribadian seseorang, bila pada masa ini terjadi gangguan perkembangan tidak optimal, terganggu / terhenti menimbulkan dampak yang tidak diinginkan di masa selanjutnyaAnak dalam kandungan berada dalam keadaan nirwana state. Setelah kelahiran terjadi perubahan drastis (lapar, haus, kedinginan). Anak masuk ke dunia tidak dengan ketenangan tapi dengan kecemasan. Oleh karena itu, anak lahir dengan menangis.

  • Fase I : fase infancy (0 1 tahun)Menurut Erikson, ketenangan harus dikembalikan pada si anak (trust = rasa aman) agar anak mau terus hidup di lingkungannya yang baru dengan aman dan nyaman. Untuk mencapai hal tersebut lingkungan harus membantunya dalam hal ini mother or mother substitute. Pada fase ini anak sangat sensitif dan responsif terhadap lingkungan. Contoh: anak akan menangis bila tidak nyaman, tenang atau tidur bila nyaman. Anak juga mempunyai sifat ketergantungan yang mutlak (dependent). Ia begitu dekat dengan ibunya dan dapat merasakan sikap ibu yang hangat atau dingin. Jika trust (rasa aman) tidak tercapai maka kelak anak akan menjadi seorang yang tidak percaya terhadap lingkungan, pendiam, dingin dan menarik diri (autistic isolation).

  • Fase II: fase toddler (1 3 tahun)Pada fase ini yang perlu dicapai adalah rasa otonomi yaitu suatu rasa mampu diri untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Rasa otonomi penting sebagai dasar untuk berkembangnya keingingan untuk menjadi diri sendiri (the will to become oneself), merupakan cikal bakal rasa keyakinan dan kemantapan diri di kemudian hari. Namun, anak belum memiliki pengertian sebab akibat, dan belum mampu melindungi dirinya dari bahaya serta konsekuensi yang timbul akibat aktivitasnya yang semaunya.

  • Fase II: fase toddler (1 3 tahun)Di sinilah peran lingkungan (yang diwakili oleh ibu atau pengasuh utama) menjadi penting. Pada fase ini pula ayah mulai terlibat atau berperan.Di satu pihak, ibu/pengasuh harus memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk bergerak dan mengeksplorasi lingkungan sekitar, di pihak lain harus melindungi dari bahaya. Sikap yang tegas namun membesarkan hati (firm but reassuring) merupakan pedoman bagi ibu/pengasuh menghadapi anak usia ini.Bila otonomi tidak tercapai maka kelak anak akan mengalami self doubt (rasa ragu-ragu akan kemampuannya sendiri).

  • Fase II: fase toddler (1 3 tahun)Perkembangan sosial : Adanya kelekatan pada ibu yang menumbuhkan rasa aman, akan menumbuhkan perasaan bebas untuk melakukan sesuatu (autonomy)Kerap terlihat sikap mendua (ambivalent), di satu sisi anak ingin kebebasan, di sisi lain masih ingin lekat dengan ibu. Perpisahan dengan ibu (orang tua) menimbulkan rasa marah dan protes yang diikuti dengan rasa sedih. Bila kondisi ini terjadi berulang kali, misalnya perawatan di rumah sakit, ibu yang tidak selalu ada seperti ibu yang mengalami depresi berat, merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah kejiwaan pada seorang anak.

  • Fase III : fase early childhood / masa kanak awal (3-6 tahun)Pada fase ini perlu dicapai adalah rasa mampu berinisiatif yang menjadi cikal bakal untuk menimbulkan keinginan dan rasa mampu berperan secara bermakna dalam masyarakatnya di kemudian hari. Anak lebih terfokus pada hal yang lebih spesifik ke arah kegiatan tertentu, misalnya makan sendiri, mandi sendiri, berpakaian sendiri menjadi hal yang menarik bagi dirinya. Demikian pula hal yang dikerjakan orang tua ingin pula ia kerjakan. Contohnya, ibu masak, anak ikut masak, ayah mencuci mobil, anak ikut mencuci mobil.

  • Fase III : fase early childhood / masa kanak awal (3-6 tahun)Dorongan untuk berinisiatif sangat penting untuk dipupuk pada anak dasar berkembangnya suatu keinginan untuk ikut berperan dalam lingkungannya (anticipation of roles), dan mendorong anak untuk mau bereksperimen dengan berbagai peranan guna mencapai suatu arti atau makna diri (self worth) di kemudian hari. Orang tua hendaknya mendorong anak untuk senang mengambil peran dalam berbagai aktivitas keluarga, menghargainya, dan membesarkan hatinya. Ikut sertakan anak dalam pembicaraan, layani pertanyaan-pertanyaannya dan doronglah supaya anak berceritera. Masuklah dalam permainan mereka, ikuti fantasinya sambil memberikan koreksi-koreksi yang suportif dan bukan menyalahkan, mempermalukan, merendahkan dan menakuti.

  • Fase III : fase early childhood / masa kanak awal (3-6 tahun)Jangan terlalu banyak memberi larangan yang tidak beralasan kuat, yang akan menghambat kreativitas. Kerjakanlah banyak hal bersama anak dan tidak untuk anak. Pada akhir masa ini (usia sekitar 5-6 tahun) anak telah siap masuk sekolah. Mereka telah menguasai tugas sosialnya yang pertama seperti dapat mengontrol BAK dan BAB, berpakaian sendiri, mengontrol emosi dan juga perilakunya.

  • Fase IV : fase middle childhood / masa kanak akhir (6-12 tahun)Rasa mampu menghasilkan (industry) menjadi cikal bakal terbentuknya task identification dan apprenticeship yang penting untuk menimbulkan keyakinan akan kemampuannya untuk berkarya dan produktif dalam hubungan yang interdependen dengan orang lain di kemudian hariKemampuan ini menimbulkan keinginan untuk membandingkan kemampuannya itu dengan orang lain rasa ingin bersaing, tanpa terlalu dikuasai untuk selalu menang dan takut kalah

  • Fase IV : fase middle childhood / masa kanak akhir (6-12 tahun)Sense of competition merupakan pendorong untuk apprenticeship dan sering disalahgunakan oleh orangtua/ pendidik. Mereka sering membandingkan kelemahan anaknya dengan kelebihan anak yang lain dengan mempermalukan dan merendahkan harga diri anak tanpa mempertimbangkan perbedaan potensi dan keseimbangan antara kelemahan dan kelebihan kedua pihak. Hal ini dapat mengarah kepada rasa bersaing yang tidak sehat Pada fase ini anak tidak lagi mengagumi orang tua tapi figur-figur lain misalnya guru, orang tua temannya, dan orang lain.Keinginan berperan meluas ke luar rumah sekolah & tetangga. Sekolah, guru, dan teman sebaya menjadi tempat yang penting. Guru merupakan salah satu figur di samping orang tua, yang sangat menentukan dalam memupuk sense of self competence dan keinginan untuk berprestasi, belajar dan berkarya

  • Fase IV : fase middle childhood / masa kanak akhir (6-12 tahun)Hargai, dorong dan besarkan hati anak, bukan hanya dalam bidang skolastik, juga di luar pelajaran sekolahJangan menjadikan anak obyek pendidikan untuk menjaga gengsi sekolah atau orang tua 3 faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan dalam pembentukan komponen dasar kepribadian :faktor individu : kematangan otak dan konstitusi genetikfaktor pola asuh orang tua di masa anak dan pra remajafaktor lingkungan : kehidupan keluarga, budaya lokal serta budaya asing (globalisasi)

  • Fase V : adolescence/masa remaja (12-18 tahun)Merupakan titik kulminasi dimana semua keberhasilan / kegagalan yang dialami dalam proses pencapaian kemandirian dalam fase perkembangan sebelumnya akan menampakkan diriKegagalan keluarga dalam dukungan akan berakibat ketidakmampuan anak mengatur dan mengendalikan emosinya. Misalnya, kritik, dominasi dan otoritas yang berlebihan dalam keluarga akan mengarah kepada perilaku menentang dan memberontak serta meningkatkan risiko berkembangnya psikopatologi.

  • Fase V : adolescence/masa remaja (12-18 tahun)Pola asuh yang overprotektif yang terlalu memberikan segala kemudahan, orang tua yang tidak tega melihat anaknya menderita dan menyediakan segala sesuatu demi kenikmatan anaknya, dan pola asuh yang tidak konsisten dalam penerapan disiplin yang tidak mengajarkan dan memberikan anak kesempatan menanggung konsekuensi dari perbuatannya, orang tua yang takut terhadap anak dan cenderung membiarkan dirinya dimanipulasi anak, akan menghasilkan kepribadian anak yang tidak stabil dan berisiko tinggi untuk timbulnya psikopatologi.

  • Fase V : adolescence/masa remaja (12-18 tahun)Konflik identitas/kebingungan dalam citra diri di masa remaja, merupakan kegagalan atau belum berhasilnya remaja untuk menempatkan dirinya secara mantap. Hal ini akan menimbulkan kebingungan dan kekecewaan yang mendorong remaja lari ke lingkungan luar rumah dan teman sebaya untuk mencari pengakuan dan penerimaan dirinya. Jadilah ia terlibat perilaku menantang risiko, misalnya penyalahgunaan zat, hubungan seks yang berisiko tinggi, perilaku menentang dan agresif, lari dari rumah, dsb. Psikopatologi perilaku dapat pula diekspresikan dalam gangguan-gangguan mental seperti depresi, gangguan menarik diri, kelainan kepribadian, dsb.

  • Fase V : adolescence/masa remaja (12-18 tahun)Pada masa remaja rasa ingin tahu sangat besar dan selalu ingin bereksperimen. Jika komunikasi keluarga tidak mendukung, maka ia akan mencari jawabannya di luar rumah (teman-temannya). Demikian pula pembicaraan seks dalam sebagian keluarga masih dianggap tabu sehingga remaja mencari tahu dari teman-teman sebayanya yang juga sama-sama mencari informasi, yang mereka temukan dari film porno, buku porno dampak negatifRemaja yang tidak memiliki taraf kepribadian matang, tidak mengerti bahwa di samping hak untuk memiliki kebebasan individu harus diimbangi dengan tanggung jawab yang sama. Kebanyakan remaja hanya menuntut hak tanpa menghiraukan kewajiban.Pada fase ini yang berperan adalah teman-teman sebaya, idola-idola, model-model, figur, tokoh-tokoh. Remaja mulai memilih tujuan hidup (life goals). Remaja tersebut independent dari famili/keluarga, pengaruh kuat dari peer group, aktif di bidang seksual dan mulai memilih tujuan hidup.

  • Fase VI : young adulthood (18 40 tahun)Pasca identitas, polaritas seksual harus mantap, mampu untuk mengadakan hubungan seks dengan sesama orang dewasa yang berlainan seks. Intimacy adalah bisa mempunyai suatu kedekatan batin dengan yang lain, jika rasa intimacy tidak dimiliki/kurang maka ia akan kesulitan dalam perkawinan. Pada fase ini seseorang memasuki dunia dewasa dimana sebagai orang dewasa, ia diberi kebebasan tetapi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab. Adapun tugas yang harus diemban adalah melaksanakan rencana hidup, memilih pasangan (jodoh) dan memilih suatu pekerjaan untuk kehidupannya.

  • Fase VII : middle years (40 65 tahun)Pada fase ini terdapat suatu rasa dorongan untuk mengembangkan berbagai hal yang telah diperoleh pada fase sebelumnya. Trust pada masa bayi akan membuatnya trust pada orang lain. Sense of generativity dimana seseorang masuk ke dalam perkawinan (rumah tangga) yang berdiri sendiri, tidak mau bergantung pada orang tuaMengarah pada pembentukan generasi baru, ingin mempunyai anak walaupun tidak mesti anak sendiri (adopsi), dan sangat memperhatikan anak-anak.Bila hal ini tidak terbentuk terjadi stagnasi / self absorption dimana individu mengalami putus asa disertai kemelut perkawinan.

  • Fase VIII : later years (65 tahun)Memasuki masa tua full of wishdom biasanya menjadi penasehat atau pelindung/ sesepuh, tenang pada hari tua. Integrity dalam hal ini orang tua yang sudah mantap rela mati jika sudah waktunya. Bila tidak terbentuk maka akan terjadi despair, orang menjadi takut tua, takut mati, bersaing dengan anak-cucu, cemas, dan tidak bisa menikmati hari tua.

  • PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA USIA LANJUTPerubahan psikososial : perubahan aspek psikologis dan aspek sosial yang berkaitan dan berinteraksi satu sama lain dan berpotensi menimbulkan stres psikososialAspek biologis sangat mempengaruhi derajat kesehatan usia lanjut (BIO-PSIKOSOSIAL)Perubahan psikososial pada masa usia lanjut merupakan hal yang sangat berarti untuk dibicarakan karena adanya perubahan bukan saja aspek psikososial akan tetapi juga aspek organobiologik. Untuk itu perlu diupayakan masa tua merupakan masa yang sehat, mandiri, bahagia dan relatif masih produktifUsia lanjut adalah makhluk sosial yang akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Setiap perubahan psikososial baik yang datang dari dirinya, maupun dari keluarga, lingkungan dan masyarakat akan membawa dampak bagi derajat kesehatan jiwa usia lanjut

  • Sebab-sebab perubahan psikososial pada usia lanjut Perubahan pada masyarakatUrbanisasi dan modernisasiAnak-anak perkotaan cenderung memandang setiap masalah secara rasional, efektif dan efisien. Orang tua konvensionalPerubahan pola keluarga besar ke pola keluarga kecilKeluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dapat menempatkan usia lanjut di luar sistem keluarga batih tsb.Ibu rumah tangga yang bekerjaMakin banyaknya ibu-ibu yang bekerja, ada sebagian usia lanjut seperti dibebani pekerjaan rumah tangga atau merasa kesepian karena ditinggal sendiri di rumah.

  • Perubahan pada usia lanjut yaitu :PekerjaanIdealnya pensiun dinikmati tetapi sering diasosiasikan dengan kehilangan kegiatan, penghasilan, kedudukan, dan berkurangnya harga diri (post power syndrome)Fungsi mentalMeliputi fungsi kognitif dan psikomotor sehingga menimbulkan dampak bagi kehidupan dan kegiatan hidup sehari-hariKondisi fisikmultipatologi menimbulkan gangguan fungsional dan kondisi ketergantungan pada orang lain keterasingan usia lanjut secara pasif atau aktif. Secara pasif terjadi mungkin karena perlakuan yang salah dari petugas atau anggota keluarganya, dia diasingkan dalam ruangan tertentu atau dimasukkan ke dalam panti. Secara aktif :mungkin terdapat masalah mental emosional yang melandasi keterasingannya.