PRESENTASI KHITOSAN
-
Upload
muhammad-upunk-yusuf -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of PRESENTASI KHITOSAN
1
Pengolahan Limbah Udang Menjadi Khitosan
dan Pemanfaatannya Dalam Beberapa
Industri
2
Indonesia sebagai salah satu negara
penghasil udang terbesar di dunia ± 170 unit pengolahan
Tahun 2003 = 191.723 ton
Tahun 2004 = 226.553 ton
Tahun 2005 = 251.599 ton
Tahun 2006 = 281.901 ton
Tahun 2007 = 318.565 ton
Tahun 2008 = 362.935 ton
Tahun 2009 = 416.616 – 500.000 ton
Diekspor dalam bentuk udang beku (tanpa kepala, kulit dan ekor)
60-70 % berupa limbah ± 325.000 ton per tahun
LIMBAH
Pakan ternak campuran Kerupuk campuran terasi
Membusuk
khitin (15% - 20%)
Khitosan
3
Proses Pengolahan Limbah Kulit dan Kepala Udang Menjadi Khitosan
Proses Pengolahan Limbah Kulit dan Kepala Udang Menjadi Khitosan
Pemanfaatan Khitosan dalamBeberapa Industri
Pemanfaatan Khitosan dalamBeberapa Industri
TUJUAN
4
UDANG
DAGINGDAGING
KULIT DAN KEPALAKULIT DAN KEPALA
UDANG
Limbah udang
Campuran TerasiCampuran Terasi
Khitin dan KhitosanKhitin dan Khitosan
Campuran KerupukCampuran Kerupuk
Pakan TernakPakan Ternak
MembusukMembusuk
KANDUNGAN Protein (25 – 40 %) Kalsium Karbonat (45 – 50 %) Khitin (15 – 20 %)
KANDUNGAN Protein (25 – 40 %) Kalsium Karbonat (45 – 50 %) Khitin (15 – 20 %)
5
KHITIN
Dalam bahasa Yunani Khitin berarti baju rantai besi terdapat pada hewan golongan orthopoda, annelida, mollusca, corlengterfa, dan nematode, serta terdapat juga pada kulit trakea, insang, dinding usus dan pada bagian dalam kulit cumi Khitin pertama kali ditemukan oleh Bracanoot pada tahun 1811 dalam residu ekstrak jamur
Dalam bahasa Yunani Khitin berarti baju rantai besi terdapat pada hewan golongan orthopoda, annelida, mollusca, corlengterfa, dan nematode, serta terdapat juga pada kulit trakea, insang, dinding usus dan pada bagian dalam kulit cumi Khitin pertama kali ditemukan oleh Bracanoot pada tahun 1811 dalam residu ekstrak jamur
SIFAT FISIK-KIMIA merupakan zat padat tak berbentuk, tak larut dalam air, asam anorganik encer, alkali encer dan pekat serta pelarut organic lainnya, tetapi larut dalam asam-asam organik yang pekat merupakan biopolimer yang terdapat dalam eksoskeleton invertebrata. merupakan golongan polisakarida yang memiliki berat molekul tinggi dan merupakan molekul polimer berantai lurus. di alam tidak dalam keadaan murni tetapi bergabung dengan unsur-unsur lain seperti protein, unsur mineral dan berbagai macam pigmen. merupakan senyawa organik terbesar kedua setelah selulosa
SIFAT FISIK-KIMIA merupakan zat padat tak berbentuk, tak larut dalam air, asam anorganik encer, alkali encer dan pekat serta pelarut organic lainnya, tetapi larut dalam asam-asam organik yang pekat merupakan biopolimer yang terdapat dalam eksoskeleton invertebrata. merupakan golongan polisakarida yang memiliki berat molekul tinggi dan merupakan molekul polimer berantai lurus. di alam tidak dalam keadaan murni tetapi bergabung dengan unsur-unsur lain seperti protein, unsur mineral dan berbagai macam pigmen. merupakan senyawa organik terbesar kedua setelah selulosa
O
NH
HOH2C
OC
CH3
OO
HO
NH
HOH2C
OC
CH3OH
OH
6
KHITOSAN
O
NH2
HOH2C
OO
OH
NH2
HOH2C
OH
OH
nama kimia (1-4)-2-amino-2-deoksi -β-D-glukosa Merupakan produk deasetilasi dari khitin
nama kimia (1-4)-2-amino-2-deoksi -β-D-glukosa Merupakan produk deasetilasi dari khitin
SIFAT FISIK-KIMIA polimer rantai panjang yang tidak bercabang dan disusun oleh 2000-3000 monomer N-asetil-D-glukosamin dalam ikata β (1-4) berbentuk spesifik dan mengandung gugus amino dalam rantai karbonnya . bersifat polimer kationik sehingga tidak larut dalam air atau alkali pada pH di atas 6,5. Tetapi, dapat larut cepat dalam asam organic cair seperti asam formiat, asam sitrat dan asam mineral serta asam asetat. merupakan suatu polimer multi fungsi karena mengandung 3 jenis gugus fungsi yaitu asam amino, gugus hidroksi primer dan sekunder
SIFAT FISIK-KIMIA polimer rantai panjang yang tidak bercabang dan disusun oleh 2000-3000 monomer N-asetil-D-glukosamin dalam ikata β (1-4) berbentuk spesifik dan mengandung gugus amino dalam rantai karbonnya . bersifat polimer kationik sehingga tidak larut dalam air atau alkali pada pH di atas 6,5. Tetapi, dapat larut cepat dalam asam organic cair seperti asam formiat, asam sitrat dan asam mineral serta asam asetat. merupakan suatu polimer multi fungsi karena mengandung 3 jenis gugus fungsi yaitu asam amino, gugus hidroksi primer dan sekunder
7
PROSES EKSTRAKSI
Kulit Udang kering
Penggilingan
Penghilangan protein
Pencucian dan Penisiran
Penghilangan Mineral
Pencucian
Pengeringan Khitin
Deasetilasi
Pencucian
Pengeringan
Khitosan
HCl 1N 1:7, 90 0C, 1 jam
NaOH 3,5% (1:6), 90 0C, 1 jam
NaOH 50% (1: 20), 140 0C, 1 jam
8
Sifat dan mutu khitosan Parameter Nilai
Bentuk partikel Serpihan sampai bubuk
Kadar air (berat kering) Maksimum 10 %
Kadar abu (berat kering) Maksimum 2 %
Derajat deasetilasi Maksimum 70 %
Warna larutan Jernih
Viskositas rendah Kurang dari 200 cps
Viskositas medium 200 sampai 799 cps
Viskositas tinggi 800 sampai 2000 cps
Viskositas ekstra tinggi Lebih dari 2000 cps
Sumber : Protan laboratories dalam Suptijah et al (1992)
9
PEMANFAATAN KHITOSAN DALAM BEBERAPA INDUSTRI
Khitosandalam
Industri pangan
Pengganti serat makanan
Pelangsing tubuh
Pemberi aroma khas
Pengental dan stabilizerPelapis Permen
Pengawet
10
Khitosan dalamKhitosan dalamIndustri Kerta (Pulp)Industri Kerta (Pulp)
Dan tekstilDan tekstil
Pelapis dan pelindung
Dari serangan rayap
Perekat dan Pelapis Pada industri kertas
Penstabil warna
11
Obat antikolesterol1
Pelapis Kapsul2
Antibakterial dan antikoagulan3
Khitosan dalam industri farmasi dan kesehatan
12
Khitosandalam
Industri lainnya
koagulan, pensuspensi dalam industri cat
Pembungkus makanan
Industri fotografi
Industri Pertanian
Industri Shampo
Industri pengolahan limbah
Perekat dalam industri kulit
13
14
15
DEMINERALISASI
Pemisahan mineral bertujuan untuk menghilangkan senyawa anorganik yang ada pada limbah kulit udang. Mineral utama yang terdapat pada limbah kulit udang adalah CaCO3 dan sedikit Ca(PO4)3 (Purwatiningsih, 1992). Reaksi yang terjadi antara HCl dan kalsium (CaCO3) dan Ca(PO4)3 ditunjukkan oleh persamaan sebagai berikut :
CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2O
+ CO2
Ca(PO4)3 + 6 HCl 3 CaCl2 + 2 H3PO4
Back
16
DEPROTEINASI
Deproteinasi dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari larutan NaOH atau KOH, ataupun dengan enzim proteolitik (Shahidi dan Botta, 1994). Pada proses deproteinasi, larutan alkali (NaOH atau KOH) akan masuk ke celah-celah limbah udang untuk memutuskan ikatan antara khitin dan protein. Alkali tersebut akan mengikat protein menjadi Na-proteinat.
Back
17
DEASETILASI
NaOH
o Penghilangan gugus asetil (-COCH3) dari khitin (deasetilasi) yang dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH pekat (50%)o Terjadi reaksi antara NaOH dengan gugus N-asetil pada khitin (rantai C-2) yang akan menghasilkan Na-aseatat dan substitusi gugus asetil dengan gugus amina (-NH2) (Suptijah et al, 1992)
Back