Presentasi Kasus Pediatri Sosial

22
Presentasi Kasus Pediatri Sosial SEORANG BAYI LAKI-LAKI USIA 1 TAHUN DENGAN DELAYED DEVELOPMENT Oleh : I Gusti Putu Sista Widyadharma G99121021/I.14.2013 Rendy Primananda Zilmi G99121036/I.15.2013 Prabuwinto Setiawan G99131063/K.11.2013 Florantia Setya Nugroho G99121018/K.06.2013

Transcript of Presentasi Kasus Pediatri Sosial

Page 1: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

Presentasi Kasus Pediatri Sosial

SEORANG BAYI LAKI-LAKI USIA 1 TAHUN DENGAN

DELAYED DEVELOPMENT

Oleh :

I Gusti Putu Sista Widyadharma G99121021/I.14.2013

Rendy Primananda Zilmi G99121036/I.15.2013

Prabuwinto Setiawan G99131063/K.11.2013

Florantia Setya Nugroho G99121018/K.06.2013

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2013

Page 2: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

BAB I

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. A

Umur : 1 tahun 3 bulan 4 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tanggal Lahir : 20 Juni 2012

Alamat : YPAB, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah

Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2013

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis diperoleh dari pengasuh penderita pada tanggal 26

September 2013, pukul 13.30 di YPAB Jebres Surakarta.

A. Keluhan Utama

Perkembangan sangat terlambat

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pengasuh pasien mengeluh bahwa An. A perkembangannya tidak

seperti perkembangan anak-anak lain di YPAB Jebres Surakarta.

Menurut pengasuh, perkembangan An. A sangat terlambat jika

dibandingkan dengan bayi-bayi seusianya. Sampai saat ini, An. A baru

bisa tersenyum, mengoceh dan berdiri dengan berpegangan. Menurut

pengasuh, adanya keterlambatan pada An. A terlihat pada usia 6 bulan,

dimana An. A di usia tersebut tidak dapat menumpu beban pada kaki

dan tidak merespon terhadap suara, sementara teman-teman seusianya

sudah dapat melakukan hal tersebut.

Page 3: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

An. A ditinggalkan oleh kedua orang tuanya saat dirawat di HCU

Neonatus Rumah Sakit Dr. Moewardi. Oleh pihak RSDM An. A

diserahkan ke YPAB untuk dirawat.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat makan/minum makanan/minuman yang tidak biasa :

disangkal

2. Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

3. Riwayat mondok : (+) lahir prematur

4. Riwayat trauma : disangkal

5. Riwayat kejang : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungannya

1. Riwayat gangguan serupa di keluarga : tidak diketahui

2. Riwayat alergi obat dan makanan : tidak diketahui

E. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita

Faringitis : (+)

PJB : (+)

Meningitis : disangkal

Pneumonia : disangkal

Morbili : disangkal

Malaria : disangkal

Polio : disangkal

Demam typoid : disangkal

Disentri : disangkal

Pertusis : disangkal

F. Status Imunisasi

BCG : 0 bulan

DPT : 2, 3, 4 bulan

Polio : 0, 2, 3, 4 bulan

Hepatitis B : 0, 2, 3, 4 bulan

Campak : 9 bulan

Imunisasi sesuai jadwal DEPKES

Page 4: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

G. Riwayat Perkembangan

FF

FF

FF

FF

FP

FF

FF

FP

P

FF

FF

FP

FF

FFF

FF

P

P

P

NN

NN

NC

CC

DN

NN

NN

C

N

N

NN

NC

DN N

NN

CC

DD

N

N

N

An. A/20-6-2012

Page 5: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

1. Kemampuan motorik kasar : suspek keterlambatan

2. Kemampuan bahasa : suspek keterlambatan

3. Kemampuan motorik halus : normal

4. Kemampuan personal sosial : suspek keterlambatan

Kesimpulan : suspek keterlambatan perkembangan motorik kasar,

motorik halus, dan personal sosial

H. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Ayah : tidak diketahui

2. Ibu : tidak diketahui

3. Saudara kandung : tidak diketahui

I. Riwayat Makan dan Minum Anak

1. Tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Usia 0-6 bulan mendapatkan

susu formula dan dilanjutkan sampai sekarang.

2. Bubur susu diberikan sejak usia 6-9 bulan. 3 kali sehari

3. Nasi tim diberikan sejak usia 9-12 bulan, 3 kali sehari

4. 12 bulan sampai sekarang diberikan makanan sesuai dengan menu

YPAB.

J. Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal

Tidak diketahui

K. Riwayat Kelahiran

Lahir spontan di Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan usia kehamilan 34

minggu, berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 48 cm, menangis

L. Pemeriksaan Postnatal dan Keluarga Berencana

Tidak dilakukan

Page 6: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

III. PEMERIKSAAN FISIK (10-09-2013)

A. Keadaan Umum

CM, gizi kesan baik

Berat badan : 15 kg

Tinggi badan : 96 cm

B. Tanda vital

Nadi : 100 x/menit, regular, teraba kuat

Laju Pernapasan : 24 x/menit, reguler

Suhu : 37 0C

C. Kulit

Warna sawo matang, lembab, pucat (-), ikterik (-)

D. Kepala

Bentuk mesocephal, LK 47 cm (0< LK<-2SD)

E. Mata

Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), air mata (+/+), Refleks

cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3 mm), bulat, di tengah, mata cekung

(-/-)

F. Hidung

Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

G. Mulut

Sianosis (-), mukosa basah (+)

H. Telinga

Sekret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-)

I. Tenggorok

uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1 – T1

Page 7: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

J. Leher

Kelenjar getah bening tidak membesar

K. Thorax

Bentuknormochest, retraksi (-)

L. Cor

Iktus cordis tidak tampak, iktus cordis tidak kuat angkat, BJ I – BJ II int,

reguler, bising (-)

M. Pulmo

Pengembangan dada kanan = kiri, sonor/sonor, SDV (+/+) suara

tambahan (-/-)

N. Abdomen

Dinding perut sejajar dinding dada, bising usus (+) normal, timpani,

supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit

baik

O. Ekstremitas

Akral dingin Oedema

- - - -

- - - -

Sianosis ujung jari Capilary refill time< 2 detik

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

- -

- -

Page 8: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

P. Perhitungan Status Gizi

1. Klinis

Nafsu makan : baik

Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (-)

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)

Ekstremitas : pitting oedem (-)

Status gizi secara klinis : gizi kesan baik

2. Antropometris

BB/U : 9/10,2 x 100% = 88% (-2SD < z-score < 0)

TB/U : 75/79 x 100% = 96,1% ( -2SD < z-score < 0)

BB/TB : 9/9,5 x 100% = 94% (-2SD < z-score < 0)

Status Gizi secara antropometri : gizi kesan cukup

IV. RESUME

Pengasuh pasien mengeluh bahwa An. A perkembangannya tidak

seperti perkembangan anak-anak lain di YPAB Jebres Surakarta. Menurut

pengasuh, perkembangan An. A sangat terlambat jika dibandingkan dengan

bayi-bayi seusianya. Sampai saat ini, An. A baru bisa tersenyum, mengoceh

dan berdiri dengan berpegangan. Menurut pengasuh, adanya keterlambatan

pada An. A terlihat pada usia 6 bulan, dimana An. A di usia tersebut tidak

dapat menumpu beban pada kaki dan tidak merespon terhadap suara,

sementara teman-teman seusianya sudah dapat melakukan hal tersebut.

Status perkembangan menggunakan Formulir Denver II didapatkan :

suspek keterlambatan perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan

personal sosial

Pemeriksaan fisik dalam batas normal, dan status gizi dalam kesan

cukup secara antropometri.

Page 9: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

V. DAFTAR MASALAH

1. Suspek keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar, motorik

halus, dan personal sosial

VI. DIAGNOSIS KERJA

Suspek Global Development Delay

VII. PENATALAKSANAAN

1. Konsultasi Rehabilitasi Medik

2. Edukasi pengasuh

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad sanam : dubia

Ad fungsionam : dubia

Page 10: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LATAR BELAKANG

Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa

kemampuan penting (misalnya berbicara, bergaul dengan lingkungannya,

serta berjalan) menurut tahap berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan

peranan motivasi, pengajaran dan dukungan selama pertumbuhannya.

Kemampuan-kemampuan tersebut dikenal sebagai tahapan perkembangan.1

Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah

ketertinggalan secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku,

emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan

anak normal seusianya.2 Seorang anak dengan developmental delay akan

tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan kemampuannya.

Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah anak yang

tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan

perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari

populasi anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki

kelemahan pada semua tahapan kemampuannya.1

Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa

perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas

GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak

seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti,

Page 11: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam

pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya.

B. EPIDEMIOLOGI

Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia

memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih area

perkembangan.2 Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami

GDD.3

Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi

Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya,

dari 476 anak yang diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak

dengan kelainan tumbuh kembang. Adapun lima jenis kelainan tumbuh

kembang yang paling banyak dijumpai adalah, Delayed Development

(tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak, Global Delayed

Development sebanyak 4 anak, gizi kurang sebayak 10 anak, Mikrochepali

sebanyak 7 anak dan anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam

beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak.4

C. PATOGENESIS

Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global

Delayed Development dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu,

pengenalan dini dan diagnosis dini merupakan hal yang penting. Beberapa

etiologi yang lain diturunkan secara genetik.

Page 12: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

Penyebab yang paling sering adalah abnormalitas kromosom dan

malformasi otak.5 Hal lain yang dapat berhubungan dengan penyebab GDD

adalah keadaan ketika perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa

penyebab lain adalah infeksi dan kelahiran prematur.6

D. PERKEMBANGAN ANAK DENGAN GDD

Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan GDD7:

1. Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri,

berguling, danmotorik halus seperti memilih benda kecil).

2. Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara

yang didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi

wajah, kontak mata).

3. Kemampuan kognitif (kemampuan untuk mempelajari hal baru,

menyaring dan mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan

kembali, serta memberikan alasan).

4. Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan

perkembangan sifat dan perasaan seseorang).

E. GEJALA KLINIS

Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development

difokuskan pada keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik,

atau bahasa.6 Gejala yang terdapat biasanya4:

Page 13: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

1. Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usianya:

anak terlambat untuk bias duduk, berdiri, berjalan.

2. Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar

3. Rendahnya kemampuan social

4. Perilaku agresif

5. Masalah dalam berkomunikasi

F. PROGNOSIS

Global Developmen Delay memiliki kemungkinan penyebab yang

beraneka ragam. Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak

saat otak terbentuk pada masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain:

lahir premature, kelainan genetic dan herediter, infeksi, tetapi seringkali

penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit

GDD tidak memburuk seiring dengan waktu pertumbuhan anak.8

G. DIAGNOSIS

Beberapa pedoman memberikan rekomendasi diagnosis4:

1. Pemeriksaan sitogenik

2. Pemeriksaan fragile X molecular genetic.

3. Pemeriksaan metabolic

4. Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI

Page 14: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

H. PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa

keadaan dapat dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam

pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu mengingat

bahwa penyebab GDD dapat saja tidak diketahui. Kepekaan terhadap

keadaan-keadaan yang dapat membuat keterlambatan perkembangan

menolong tenaga medis, orang tua, maupun guru penderita GDD.7

Page 15: Presentasi Kasus Pediatri Sosial

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih. Perkembangan anak dan permasalahannya. Dalam:Naren

dra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, 

2. Ranuh IG, penyunting. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

; Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, Sagung Seto, 

2002; 91

3. Busari JO, Weggelaar NM. How to investigate and manage the child w

ho is slow to speak. BMJ 2004; 328:272 276

4. Parker S, Zuckerman B, Augustyn M. Developmental and behavioral Pe

diatrics (2nd ed): Language Delays. Philadelphia : Lippincott Williams 

& Wilkins, 2005

5. Owens RE. Language Development an Introduction, 5th edition. New

York:Allyn and Bacon; 2001.

6. Smith C, Hill J, Language Development and Disorders of

Communication and Oral Motor Function. In : Molnar GE, Alexander

MA,editors. Pediatric Rehabilitation. Philadelphia: Hanley and

Belfus;1999.p. 57-79.

7. Rydz D, Srour M, Oskoui M, Marget N, Shiller M, Majnemer A, et.al.

Screening for developmental delay in the setting of a community

pediatr clinic: A Prospective assessment of parent-Report

questionnaires. Pediatrics 2006;118;e1178-e1186.

8. Council on Children with Disabilities, Section on Developmental

Behavioral Pediatrics, Bright Futures Steering committee and Medical

Home Initiatives for Children with special needs Project Advisory

Committee.  Identifying infants and young children with 

developmental disorders in the Medical Home: An algorithm for

developmental surveillance and screening. Pediatrics 2006;118;405-420