Presentasi Jurnal Koba

39
ISOLASI, IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID TOTAL DAUN TEMPUYUNG (SONCHUS ARVENSIS LINN) DAN UJI SITOTOKSIK DENGAN METODE BSLT (BRINE SHRIMP LETHALITY TEST) Presented by : 1. Okky Setyo Priambodo 4311411017 2. Ari Setiani 4311411018 3. Tri Handayani 4311411031 Kimia Organik Bahan Alam

description

alkaloid

Transcript of Presentasi Jurnal Koba

Page 1: Presentasi Jurnal Koba

ISOLASI, IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID TOTAL DAUN TEMPUYUNG (SONCHUS ARVENSIS LINN) DAN UJI SITOTOKSIK DENGAN METODE BSLT (BRINE SHRIMP LETHALITY TEST)

Presented by :

1. Okky Setyo Priambodo 4311411017

2. Ari Setiani 4311411018

3. Tri Handayani 4311411031

Kimia Organik Bahan Alam

Page 2: Presentasi Jurnal Koba

PENDAHULUAN

Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan tanaman yang mengandung

beberapa senyawa kimia antara lain senyawa golongan flavonoid, alkaloid,

saponin, glikosida, antrakuinon, tanin, dan polifenol (Winarto : 2004)

Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak,

dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang,

daun bergigi itu terpusar membentuk lekukan dan yang terletak

di sebelah atas memeluk batang berselang seling.

Page 3: Presentasi Jurnal Koba

Tempuyung banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam,

peradangan, penghancur dan sirkulasi darah serta sebagai aktifitas anti bakteri (Xia,

Z.,dkk., 2010). Berdasarkan banyaknya manfaat dan senyawa yang ditemukan pada

tanaman tempuyung menyebabkan banyaknya penelitian pada tanaman ini.

1. Senyawa kimia yang pernah dianalisis diantaranya golongan senyawa flavonoid

yaitu 7,4-dihidroksi flavon (Sriningsih, dkk., 2004)

2. Sesquiterpen dari golongan terpenoid (Xia, Z., dkk., 2010)

3. turunan asam kuinat yaitu 1,3,4,5-tetra-(p- hidroksifenilasetil) dan seskuiterpen

(Xu, J.Y., dkk., 2008).

4. Ekstrak etanol daun tempuyung mengandung alkaloid dan flavonoid (Wadekar, J.,

Sawant, R., dkk., 2012).

5. Akar tempuyung mengandung senyawa alkaloid total sebanyak 0,5 % (Anonim,

2011).

Page 4: Presentasi Jurnal Koba

ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

satu set alat maserasi, erlenmeyer, corong pemisah, tabung

reaksi, mikro pipet, pipet tetes, pipet gondok, botol vial, gelas

beker, cawan porselin rotary evaporator, chamber, lampu UV,

spektrofotometer UV- Vis, spektrofotometer FTIR, dan

spektrofotometer LC-MS

2. BAHAN

daun tempuyung, etanol 96%, etil asetat, asam asetat,

ammonium hidroksida, akuades, pereaksi Dragendorf dan pH

meter

Page 5: Presentasi Jurnal Koba

METODE PENELITIAN1. Isolasi Alkaloid Total

Ditambah asam asetat 10% sampai suasana asam

Ekstrak larutan asam

Serbuk daun tempuyung kering 650

gr

Ekstrak + pelarut

dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selam 24 jam

Dipekatkan dengan rotary evaporator

Ekstrak kental

Diekstraksi menggunakan etil asetat

Terbentuk 2 lapisan. Lapisan etil asetat dan lapisan asam

Menjadi lapisan basa

Lapisan asam ditambah

ammonium hidroksida pekat

Terbentuk 2 lapisan.Lapisan basa dan lapisan etil asetat

Diekstraksi dengan etil asetat

kembali

Lapisan etil asetat inilah yang

mengandung alkaloid total

Page 6: Presentasi Jurnal Koba

2. Pemisahan Alkaloid Total

Diidentifikasi dengan pereaksi

Dragendorf

dianalisis menggunakan kromatografi

lapis tipis untuk mencari eluen yang

cocok untuk mengisolasi alkaloid

murni dengan KLT preparatif dan

untuk mengetahui jumlah komponen

yang ada pada isolat alkaloid total.

Isolat alkaloid

Isolat alkaloid yang telah diidentifikasi

Isolat alkaloid yang telah dianalisis

Fase gerak KLT menggunakan

eluen etil asetat : etanol : n-

heksan (2:1:30), sedangkan fase

diamnya menggunakan silica gel

60GF254.

Page 7: Presentasi Jurnal Koba

3. Uji Kemurnian Isolat Alkaloid

Uji kemurnian menggunakan KLT dengan berbagai eluen dan

menggunakan KLT dua dimensi. Apabila hanya didapatkan satu noda,

maka isolat alkaloid telah murni.

4. Karakterisasi Isolat Alkaloid

Untuk mengetahui struktur dari senyawa alkaloid murni yang

didapatkan, maka isolat alkaloid dianalisis menggunakan

spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer FTIR, dan

Spektrofotometer LC-MS.

Page 8: Presentasi Jurnal Koba

5. Uji Aktivitas

Telur Artemia salina direndam di dalam air garam selama 2 x 24 jam. Suhu

penetasan adalah ± 25-30 0C dan pH ± 6-7. Telur akan menetas setelah 18 - 24

jam dan larvanya disebut nauplii. Nauplii siap untuk uji BSLT. Sampel dari

ekstrak etanol dan isolat alkaloid total diambil 50 mg, dibuat pengenceran

dengan konsentrasi 10, 100, 1000 µg/ml. Pengujian dilakukan dengan

memasukkan 10 ekor larva Artemia salina berumur 48 jam ke dalam tabung

reaksi yang telah berisi larutan ekstrak yang telah diencerkan dengan air garam.

Setelah 24 jam, jumlah larva yang mati dihitung dan dilakukan analisis probit

untuk menentukan aktifitas LC50 (Meyer, 1982).

 

Page 9: Presentasi Jurnal Koba

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui apakah pada isolat yang didapatkan mengandung alkaloid

maka ditambahkan dragendorff, terbentuknya endapan merah bata berarti

positif adanya alkaloid.

Isolat alkaloid total selanjutnya dianalisis menggunakan kromatografi lapis

tipis untuk mengetahui jumlah komponennya. Setelah diketahui jumlah

komponen senyawa yang terkandung dan mengetahui eluen yang tepat,

langkah selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan KLT preparatif. Fasa

diam yang digunakan adalah silika gel 60GF254 dan fasa gerak yang

digunakan adalah campuran eluen n-heksan : etil asetat : etanol (30:2:1).

Page 10: Presentasi Jurnal Koba

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil KLT dan warna noda serta nilai Rf hasil KLT dapat dilihat pada

tabel A sebagai berikut:

Gambar I. Hasil KLT dan KLT preparatif dengan eluen n-heksan:etil asetat: etanol (30:2:1)

Page 11: Presentasi Jurnal Koba

HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna noda nomor 6 selanjutnya dikerok dan maserasi menggunakan etil asetat untuk

memisahkan isolat dengan silica gel. Selanjutnya isolat alkaloid dilakukan uji kemurnian

menggunakan KLT menggunakan campuran eluen dan KLT dua dimensi. Apabila sudah

terdapat satu noda berarti diduga isolat alkaloid telah murni.

Page 12: Presentasi Jurnal Koba

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil KLT uji kemurnian dapat dihihat pada gambar II di bawah ini:

Gambar II. (A), (B) Hasil KLT

dengan berbagai campuran eluen (C)

KLT dua dimensi pada lampu UV λ365 nm

 

Page 13: Presentasi Jurnal Koba

Pada gambar II menunjukan isolat yang dihasilkan sudah murni. Hal ini dapat dilihat

dari hasil KLT dengan berbagai campuran eluen (A) n-heksan : etil asetat etanol

(30:2:1), (B) kloroform : aseton : methanol (20:3:2), dan KLT dua dimensi dengan eluen

(1) n-heksan : etil asetat : etanol (30:2:1), (2) kloroform : aseton : methanol (20:3:2)

pada lampu UV λ365 nm menghasilkan noda tunggal yang berwarna biru.

Isolat alkaloid murni kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer UV- Vis,

FTIR, dan LC-MS. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan

serapan pada panjang gelombang 225 nm, 253 nm, 352 nm merupakan serapan dari

ikatan terkonjugasi dan merupakan serapan alkaloid yang mempunyai kerangka dasar

isokuinolin, menurut Cordrell (1981) alkaloid yang mengandung kerangka dasar

isokuinolin mempunyai panjang gelombang pada daerah 230 nm, 266 nm, 351 nm.

Page 14: Presentasi Jurnal Koba

Hasil spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada gambar III sebagai berikut:

Gambar III Spektra UV-Vis isolat alkaloid daun tempuyung

Page 15: Presentasi Jurnal Koba

Hasil analisis menggunakan spektrofotometer FTIR memberikan bilangan gelombang

sebesar 3448,72 cm-1 (vibrasi ulur OH), 1627,92 cm-1 (vibrasi ulur C=N) yang

diperkuat dengan serapan 1103,28 cm-1 (vibrasi tekuk C-N yang simetri dengan

vibrasi ulur C-O), 2924,09 cm-1 dan 2854,65 cm-1 (vibrasi ulur C-H alifatik), 1472,67

cm-1 dan 1347,4 cm-1 (gugus C-H), 1720,50 cm-1 (vibrasi ulur C=O), 1650,92 cm-1

(vibrasi ulur C=C terkonjugasi), 794,67 cm-1 (C-H alifatik keluar bidang).

Hasil spektrofotometer FTIR dapat dilihat pada gambar IV.

Page 16: Presentasi Jurnal Koba

Gambar IV. Spektogram FTIR isolat alkaloid daun tempuyung

Page 17: Presentasi Jurnal Koba

Hasil analisis menggunakan LC-MS menunjukan adanya tiga puncak, ini berarti isolat

belum murni. Pada T 2,6 menghasilkan spektogram MS alkaloid daun tempuyung dengan

berat molekul sebesar 444 g/mol. Hasil spektrofotometer LC-MS dapat dilihat pada

gambar V sebagai berikut:

Page 18: Presentasi Jurnal Koba

Gambar V. Spektrogram LC-MS isolat alkaloid daun tempuyung

Page 19: Presentasi Jurnal Koba

Berdasarkan hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR

dan LC-MS dapat diketahui suatu senyawa alkaloid yang terkandung

dalam daun tempuyung termasuk alkaloid dengan kerangka dasar

isokuinolin yang mempunyai panjang gelombang 225nm, 253 nm, 352

nm, memiliki gugus fungsi C=N, O-H, C-O, C=C terkonjugasi, C=O, CH2,

CH3 dan berat molekul senyawa sebesar 444,84 g/mol.

Page 20: Presentasi Jurnal Koba

Hasil uji aktifitas sitotoksik daun tempuyung menggunakan metode BSLT diperoleh harga LC50 dari ekstrak etanol dan isolat alkaloid total masing-masing sebesar 61,410 ppm dan 523,634 ppm. Ini berarti bahwa ekstrak etanol bersifat sedikit toksik dan isolat alkaloid total bersifat tidak toksik.

Tabel 1. Hasil Uji Sitotoksik

Page 21: Presentasi Jurnal Koba

Alkaloid yang terkandung dalam daun tempuyung mempunyai

kerangka dasar isokuinolin dengan panjang gelombang 225 nm, 253

nm dan 352 nm yang mempunyai gugus fungsi C=N, O-H, C-O, C=C,

C=O, CH2, CH3 dan mempunyai berat molekul sebesar 444,84 g/mol.

Uji aktifitas sitotoksik menggunakan metode BSLT diketahui bahwa

ekstrak etanol bersifat sedikit toksik dan isolat alkaloid total bersifat

tidak toksik.

KESIMPULAN

Page 22: Presentasi Jurnal Koba

Jurnal Pendukung Terkait:

Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)

Page 23: Presentasi Jurnal Koba

METODE PENELITIAN: Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong

(Anredera cordifolia)

1. Isolasi Alkaloid Total

Serbuk daun binahong

Dimaserasi dengan pelarut n-heksana sampaifiltrat jernih, residu diangin-anginkan sampai kering

Residu kering

Dimaserasi dengan etanolsampai filtrat jernih,

Ekstrak

Ekstrak etanolDipekatkan dengan rotaryevaporator

Larutan asam

Ditambah HCl sampai pH 3

Terbentuk 2 lapisan. Lapisan etil asetat dan lapisan asam

Lapisan asam ditambah

NH4OH sampai pH 9

Diekstraksi dengan

etil asetat kembali

Terbentuk 2 lapisan.Lapisan basa dan lapisan etil asetat

Lapisan etil asetat inilah yang

mengandung alkaloid total

Diekstraksi dengan

etil asetat kembali

Page 24: Presentasi Jurnal Koba

Spektra uv-vis isolat alkaloid

Spektogram FTIR

Kromatogram LCMS

Page 25: Presentasi Jurnal Koba

Berdasarkan penelitian Khan dkk [13] analisis menggunakan metode spektrometri, diketahui jenis alkaloid betanidin mempunyai harga panjang gelombang dasar sebesar 535 nm dan mempunyai berat molekul sebesar 389 g/mol. Sehingga berdasarkan penelitian tersebut diduga isolat alkaloid yang telah diisolasi dari daun binahong mengandung senyawa betanidin (C18H16N2O8). Struktur dari alkaloid betanidin (C18H16N2O8) ditunjukkan pada gambar.

Struktur alkaloid betanidin

Page 26: Presentasi Jurnal Koba

Jurnal Pendukung Terkait:

Isolasi Alkaloid Bersifat Antimakan Pada Kayu Bulian

(Eusideroxylon zwagerii T et B)

Page 27: Presentasi Jurnal Koba

METODE PENELITIAN Penyiapan Isolat dan Isolasi senyawa alkaloid yang terkandung dalam kayu bulian dilakukan

melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Sebanyak 1,8 kg serbuk bulian yang telah dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dimaserasi

dengan heksana sebanyak 5 liter selama 1 x 24 jam dengan satu kali pengulangan.

b. Kemudian dimaserasi dengan metanol selama 1 x 24 jam dengan 3 kali pengulangan dan disaring

sehingga diperoleh filtrat dan residu.

c. Filtrat metanol yang diperoleh diuapkan dengan evavorator hingga diperoleh ekstrak (crude) metanol.

d. Ekstrak metanol yang kental diasamkan dengan sama sitrat 3%, lalu diendapkan selama satu malam

maka terbentuk padatan dan larutan.

e. Padatan asam sitrat dicuci dengan aquades sebanyak 3 kali lalu diuji dengan pereaksi Meyer,

Dragendorff serta Wagner.

f. Larutan asam sitrat diekstraksi dengan etil asetat kemudian ditambah dengan NH4OH atau NH hingga

pH 8-9. Kemudian dipartisi dengan etil asetat

Page 28: Presentasi Jurnal Koba

beberapa kali sehingga diperoleh alkaloid yang terdistribusi ke dalam etil asetat.

g. Ekstrak etil asetat yang diperoleh diaupkan kembali dengan evavorator

hingga diperoleh ekstrak kering.

h. Ekstrak kering yang diperoleh ditimbang, diuji fitokimia dan dikromatografi

lapis tipis (KLT) untuk mencari eluen yang akan dipergunakan dalam fraksinasi

kolom gravitasi. Eluen yang didapat untuk memberikan pemisahan yang baik

adalah metilen klorida : etil asetat (6:4). Fasa diam yang digunakan adalah silika

gel 60 GF.

i. Eluat ditampung dalam botol-botol kecil, didapat 78 fraksi kemudian

dikelompokkan menjadi 7 fraksi utama berdasarkan pola noda hasil KLTnya.

j. Memurnikan fraksi yang diperoleh dengan melakukan kromatografi kolom

gravitasi kembali sehingga didapat isolat kristal.

k. Isolat kristal yang dihasilkan diidentifikasi dengan plat KLT dan dilanjutkan

dengan spektroskopi Ultra Violet (UV) dan Infra Red (IR).

Page 29: Presentasi Jurnal Koba

HASIL PENELITIAN

Page 30: Presentasi Jurnal Koba

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) Telah ditemukan suatu senyawa alkaloid yang bersifat antimakan terhadap Epilachna sparsa dari batang kayu bulian (usideroxylon zwagerii T et B); (2) Konsentrasi senyawa alkaloid dari ekstrak serbuk kayu bulian yang paling rendah dan memiliki sifat antimakan yang tinggi terhadap E. Sparsa adalah 0,05%; (3) Telah teridentifikasi senyawa alkaloid yang memiliki ikatan rangkap yang tidak terkonjugasi pada panjang gelombang 315 nm dan 445,63 nm serta memiliki gugus N- H, C-H, C=C, C-N dan C-C.

Page 31: Presentasi Jurnal Koba

Jurnal Pendukung Terkait:

ANALISIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID DARI

TANAMAN KINA (Chinchona ledgeriana)

Page 32: Presentasi Jurnal Koba

Pemeriksaan alkaloid dari tanaman kina dengan beberapa pelarut

organik: metanol, kloroform, benzena, tetapi negatif/tidak cocok

dengan pelarut sikloheksan (berbeda dengan 2 jurnal sebelumnya).

Analisis dengan KLT menggunakan eluent kloroform : metanol :

ammonia (8 : 1 : 0,2). Kemudian hasil kromatografi kolom dengan

sistem gradient alkaloid relatif cukup tinggi dengan harga Rfnya

adalah 0,72 setelah pelarutnya diuapkan kemudian residu yang

didapatkan, dilanjutkan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut

organik etil asetat, kemudian dipanaskan dan dalam keadaan panas

ditambahkan petroleum eter maka didapatkan dua lapisan dan

dipisahkan, setelah itu didinginkan maka didapatkan berupa kristal

jarum bewarna putih dan dicicipi berasa pahit, jadi ini merupakan

suatu alkaloid.

Page 33: Presentasi Jurnal Koba

HASIL PENELITIAN

Dari hasil KLT didapatkan 4 (empat) noda dengan harga Rfnya adalah sebagai berikut :

Rf1 = 0,38 Warnanya nodanya coklat Rf2 = 0,52 Warna nodanya kuning Rf3 = 0,72 Warna nodanya kuning muda Rf4 = 0,77 Warna nodanya kuning kehijauan.

Page 34: Presentasi Jurnal Koba
Page 35: Presentasi Jurnal Koba

Berdasarkan hasil pengukuran diatas maka

kemungkinan Kristal yang didapatkan adalah senyawa

kimia alkaloid Chinine atau isomernya chinidine yang

terdapat didalam tanaman kina.

Chinine Chinidine

Page 36: Presentasi Jurnal Koba

Jurnal Pendukung Terkait:Jurnal Internasional

Free radical scavenging activity and lipoxygenase inhibition ofMahonia aquifolium extract and isoquinoline alkaloid(Pengaruh Ekstrak alkaloid Isokuinolin terhadap aktivitas radikal bebas dan penghambatan enzim Lypoxygenase)

Page 37: Presentasi Jurnal Koba

HASIL PENELITIAN

Page 38: Presentasi Jurnal Koba

Terima Kasih

Page 39: Presentasi Jurnal Koba

cari penggunaan spektro uv-vis, FTIR, BSLT

pengertian toksik, sitotoksik

Untuk mengetahui apakah pada isolat yang didapatkan mengandung alkaloid maka ditambahkan

dragendorff, terbentuknya endapan merah bata berarti positif adanya alkaloid. ( jurnal alkaloid tempuyung)

Hasil yang diperoleh pada lampu UV λ365 nm yakni dua buah noda yang berwarna biru dan merah dengan Rf 0,65 dan 0,23. Berdasarkan hasil KLT, diketahui noda berwarna biru merupakan alkaloid. Menurut [4] di bawah

lampu UV 365 nm senyawa alkaloid pada umumnya berwarna biru, biru kehijauan atau ungu berfluoresensi ( jurnal binahong).

yen meh nambahi, intine sing tentang isolasi alkaloid pada tumbuhan . Entah di akar, batang, daun, atau kulit.

iki aku bingung .