Presentasi Journal Reading & Critical Appraisal

12
PRESENTASI JOURNAL READING “Initial Management of Epilepsy” Jacqueline A. French, M.D., and Timothy A. Pedley, M.D.

Transcript of Presentasi Journal Reading & Critical Appraisal

PRESENTASI JOURNAL READING & CRITICAL APPRAISAL

PRESENTASI JOURNAL READINGInitial Management of Epilepsy

Jacqueline A. French, M.D., and Timothy A. Pedley, M.D.

CaseSeorang wanita, 29 tahun. Malam sebelumnya, suaminya, yang berada di ruang sebelah, mendengar suara yang tidak biasa dan menemukannya berbaring di tempat tidur tampak bingung. Dia bingung selama beberapa menit tapi dengan cepat kembali normal. Saat ditanya, ia ingat peristiwa sekitar 1 bulan sebelumnya; waktu itu, ia terbangun dan merasa agak bingung, sakit otot, dan menemukan dia menggigit lidahnya. Bagaimana seharusnya ia dievaluasi dan diobati?

Masalah KlinisEpilepsi didefinisikan sebagai kejang sebanyak dua kali atau lebih yang tidak dipicu oleh suatu penyakit atau keadaan.Penyebabnya idiopatik (62%), stroke (9%), trauma kepala (9%), alkohol (6%), penyakit neurodegeneratif (4%), ensefalopati statis (3,5%), tumor otak (3%), dan infeksi (2%).

Diagnosis Langkah 1 : tentukan apakah benar kejangLangkah 2 : tentukan apakah epilepsiEvaluasi Pemeriksaan neurologis kebanyakan didapatkan normal pada pasien dengan epilepsi. Menurut rekomendasi dari American Academy of Neurology dan American Epilepsy Society, pasien dengan kejang pertama tak harus menjalani EEG, CT scan atau MRI kepala, dan pemeriksaan darah.MRI lebih sensitif daripada CT scan.Pemeriksaan darah rutin jarang menginformasikan diagnosis.Contd 55% pasien dengan kejang tidak terkontrol depresi. Bahkan pasien yang terkontrol dengan baik memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dalam populasi umum, dan tingkat bunuh diri tiga kali lipat, dengan tingkat tertinggi dalam 6 bulan setelah diagnosis.

Terapi FarmakologisOpini masih terbagi pada pengobatan pasien dengan kejang tunggal.OAE spektrum luas sangat tepat sbg pilihan pertama, terlepas dari jenis kejang atau sindrom. Sebaliknya, obat spektrum sempit harus dibatasi pada pasien epilepsi yang terkait lokalisasi dengan kejang parsial dan umum sekunder.Pemilihan obat harus berdasarkan karakteristik pasien.Efek SampingEfek samping OAE berhubungan dengan dosis, idiosinkratis, dan efek jangka panjang dari obat antiepilepsi. Kehilangan kepadatan tulang dapat terjadi selama pengobatan dengan fenitoin dan obat antiepilepsi yang menginduksi enzim vitamin D (sampai 2000 IU per hari) dan kalsium (sampai 1200 mg per hari).Pilihan obat antiepilepsi pada WanitaOAE, terutama valproate, telah dihubungkan dengan gangguan endokrin reproduksi.OAE yang menginduksi enzim hati meningkatkan clearance pil kontrasepsi oral estradiol setidaknya 50 mg.Dosis lamotrigin memerlukan penyesuaian, karena kontrasepsi oral meningkatkan clearance lamotrigin.Contd BBL dari ibu epilepsi memiliki peningkatan resiko malformasi.Analisis retrospektif terhadap anak usia sekolah menunjukkan hubungan antara paparan intrauterin dengan valproate, memiliki skor IQ yang lebih rendah dan keterlambatan perkembangan.

Kondisi Medis SimultanPada pasien dengan disfungsi hati, diperlukan penyesuaian dosis obat yang dimetabolisme oleh hati.Banyak obat antiepilepsi menyebabkan peningkatan kadar enzim hati.Karbamazepin dan oxcarbazepine dapat menyebabkan hiponatremia .