Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

68
PREFERENSI WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP SARANA AKOMODASI DI PROVINSI BALI OLEH : RENDY TOULE (10103031) JURUSAN KEPARIWISATAAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEPARIWISATAAN DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NUSA DUA - BALI 2015

description

Pariwisata dan industri akomodasi tentu tidak terpisahkan. Saat ini, telah banyak sarana akomodasi di Bali yang dibangun untuk menyediakan tempat beristirahat yang nyaman dan memadai bagi wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali meningkat dari tahun ke tahun yang mana jumlah wisatawan nusantara lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan mancanegara dimana selisihnya bahkan hampir dua kali lipat. Hal ini membuat wisatawan nusantara menjadi pasar yang potensial. Di tengah ketatnya persaingan industri yang ada akibat banyaknya jumlah akomodasi, industri akomodasi harus mengembangkan bauran pemasaran yang tepat dengan menemukan dan memahami keinginan wisatawan, sehingga dapat mendorong keputusan wisatawan untuk menginap dan mendapatkan keuntungan. Keinginan ini tentunya bervariasi karena setiap wisatawan memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh sebuah sarana akomodasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan nusantara dalam memilih jenis akomodasi yang digunakan selama berwisata di Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Jumlah responden yang berhasil disurvei adalah 96 orang. Data dari survei tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis konjoin. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa responden yang merupakan wisatawan nusantara ternyata lebih menyukai akomodasi yang berada dekat dengan keramaian yang belum pernah ia tinggali sebelumnya dan memiliki amenities kamar yang lengkap. Meskipun konsep hotel yang dimiliki adalah standar, namun wisatawan nusantara lebih tertarik pada hotel yang memiliki reputasi yang terkenal. Wisatawan nusantara tidak terlalu mementingkan akomodasi yang dapat menawarkan loyalty program. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa atribut lokasi merupakan atribut yang paling dipertimbangkan, diikuti oleh pengalaman, amenities kamar, konsep hotel, reputasi brand, dan loyalty program.

Transcript of Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

Page 1: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

i

PREFERENSI WISATAWAN NUSANTARA

TERHADAP SARANA AKOMODASI

DI PROVINSI BALI

OLEH :

RENDY TOULE

(10103031)

JURUSAN KEPARIWISATAAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEPARIWISATAAN

DIPLOMA IV

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI

KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

NUSA DUA - BALI

2015

HALAMAN JUDUL

Page 2: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

ii

PREFERENSI WISATAWAN NUSANTARA

TERHADAP SARANA AKOMODASI

DI PROVINSI BALI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan guna dapat mengikuti ujian

dan mencapai gelar kesarjanaan pada Program Studi Jurusan

Kepariwisataan

Oleh:

Rendy Toule

NIM 10103031

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI

KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

NUSA DUA - BALI

2015

HALAMAN PENGAJUAN

Page 3: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Page 4: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Page 5: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Penulisan Tugas Akhir/Skripsi ini

merupakan hasil karya asli saya, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan/sarjana sains terapan di suatu perguruan tinggi

manapun, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila penulisan Tugas Akhir/Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi

ataupun plagiasi dari hasil kaya penulis lain dan/atau dengan sengaja mengajukan

karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggungjawaban

ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.

Nusa Dua, 17 Februari 2015

Yang menyatakan,

Rendy Toule

NIM 10103031

Page 6: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi

Bali” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan dan kelemahan dalam ilmu

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap agar para pembaca dapat

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada :

1. Drs. Dewa Gede Ngurah Byomantara, M.Ed. selaku Ketua Sekolah

Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali,

2. Ida Bagus Putra Negarayana, ST., M.M. selaku Ketua Jurusan

Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali,

3. Ni Made Tirtawati, S.Si., M.Par., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Kepariwisataan Nusa Dua Bali,

4. Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc dan Hanugerah K. L., S. ST.Par, M. M

sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan,

saran dan meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan

laporan ini,

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar jurusan Kepariwisataan atas bimbingan

selama mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua

Bali,

6. Sahabat terbaik, Maha, Yanti, Boy dan Mahendra yang telah

memberikan motivasi dan dukungan, serta teman-teman MKP angkatan

2010 atas suka-duka dan kerjasama selama 4 tahun bersama di STP Bali.

7. Masyarakat dan seluruh wisatawan yang telah bersedia memberikan

data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penyelesaian skripsi,

8. Keluarga tersayang; Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang selalu

mendukung dan memberikan kasih sayang serta doa yang selalu

Page 7: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

vii

menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini,

9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan, motivasi dan doa selama proses

penyusunan skripsi ini,

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca

sekalian dikemudian hari.

Jimbaran, 13 Februari 2015

Penulis,

Page 8: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii

ABSTRAKSI ............................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

Latar Belakang ............................................................................................ 1

Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

Batasan Penelitian ....................................................................................... 7

Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

1.5.1. Bagi Mahasiswa ................................................................................ 8

1.5.2. Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali ............................... 8

1.5.3. Bagi Pelaku Industri Pariwisata di Provinsi Bali .............................. 8

Metode Penelitian........................................................................................ 8

1.6.1. Objek dan Lokasi Penelitian ............................................................. 8

1.6.2. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 9

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 10

1.6.4. Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 12

1.6.5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 19

Pengertian Pariwisata ................................................................................ 19

Pengertian Preferensi ................................................................................ 20

Page 9: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

ix

Pengertian Wisatawan ............................................................................... 22

Pengertian Sarana Akomodasi Pariwisata ................................................. 26

BAB III GAMBARAN UMUM PROVINSI BALI .................................................. 29

Kondisi Geografis ..................................................................................... 29

Kondisi Fisik Alamiah .............................................................................. 29

Perkembangan Pariwisata di Bali.............................................................. 30

Perkembangan Wisatawan Nusantara di Bali ........................................... 31

Perkembangan Akomodasi di Bali ............................................................ 32

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................... 36

Profil Responden ....................................................................................... 36

Analisis Konjoin ....................................................................................... 39

4.2.1. Pengujian Signifikansi dan Predictive Accuracy ............................ 40

4.2.2. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut ............................................ 40

4.2.3. Analisis Utilitas Level Tiap Atribut ................................................ 43

4.2.4. Analisis Reversal ............................................................................. 46

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 48

Simpulan ................................................................................................... 48

Saran .......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50

LAMPIRAN ............................................................................................................... 53

Page 10: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2013 .......................... 2

Tabel 1.2 Jumlah Hotel Berbintang di Bali Menurut Lokasi dan Kelas Hotel ............ 3

Tahun 2013

Tabel 1.3 Jumlah Hotel Nonbintang dan Akomodasi Lainnya di Bali ........................ 3

Menurut Lokasi dan Kelompok Kamar Tahun 2013

Tabel 1.4 Atribut dan Level dalam Analisis Konjoin ................................................ 16

Tabel 1.5 Stimuli yang Digunakan dalam Kuesioner ................................................ 17

Tabel 4.1 Nilai Korelasi Antaratribut Berdasarkan SPSS v.20 ................................. 40

Tabel 4.2 Tingkat Kepentingan Atribut Sarana Akomodasi ...................................... 41

Tabel 4.3 Nilai Utilitas Level Tiap Atribut Sarana Akomodasi ................................ 44

Page 11: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Tamu yang Menginap ..................................................... 4

dan Tingkat Hunian kamar di Bali

Gambar 4.1. Profil Responden Berdasarkan Provinsi Asal ....................................... 36

Gambar 4.2. Profil Responden Berdasarkan Umur dan Pekerjaan ............................ 37

Gambar 4.3. Profil Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ........................ 38

dan Teman Berwisata

Gambar 4.4. Profil Responden Berdasarkan Jenis Akomodasi ................................. 38

dan Rencana Berwisata

Gambar 4.1 Penafsiran Nilai Utilitas Level Tiap Atribut .......................................... 45

Page 12: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Kuesioner Penelitian ................................................................. 51

Lampiran 2: Data Output SPSS ................................................................................. 52

Page 13: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

xiii

PREFERENSI WISATAWAN NUSANTARA

TERHADAP SARANA AKOMODASI DI PROVINSI BALI

Oleh:

Rendy Toule

NIM: 10103031

ABSTRAKSI

Pariwisata dan industri akomodasi tentu tidak terpisahkan. Saat ini, telah

banyak sarana akomodasi di Bali yang dibangun untuk menyediakan tempat

beristirahat yang nyaman dan memadai bagi wisatawan. Jumlah kunjungan

wisatawan ke Bali meningkat dari tahun ke tahun yang mana jumlah wisatawan

nusantara lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan mancanegara

dimana selisihnya bahkan hampir dua kali lipat. Hal ini membuat wisatawan

nusantara menjadi pasar yang potensial. Di tengah ketatnya persaingan industri

yang ada akibat banyaknya jumlah akomodasi, industri akomodasi harus

mengembangkan bauran pemasaran yang tepat dengan menemukan dan memahami

keinginan wisatawan, sehingga dapat mendorong keputusan wisatawan untuk

menginap dan mendapatkan keuntungan. Keinginan ini tentunya bervariasi karena

setiap wisatawan memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap atribut-atribut

yang dimiliki oleh sebuah sarana akomodasi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui preferensi wisatawan nusantara dalam memilih jenis akomodasi yang

digunakan selama berwisata di Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah

survei. Jumlah responden yang berhasil disurvei adalah 96 orang. Data dari survei

tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis konjoin. Berdasarkan hasil

analisis tersebut, diketahui bahwa responden yang merupakan wisatawan nusantara

ternyata lebih menyukai akomodasi yang berada dekat dengan keramaian yang

belum pernah ia tinggali sebelumnya dan memiliki amenities kamar yang lengkap.

Meskipun konsep hotel yang dimiliki adalah standar, namun wisatawan nusantara

lebih tertarik pada hotel yang memiliki reputasi yang terkenal. Wisatawan nusantara

tidak terlalu mementingkan akomodasi yang dapat menawarkan loyalty program.

Selain itu, dapat diketahui juga bahwa atribut lokasi merupakan atribut yang paling

dipertimbangkan, diikuti oleh pengalaman, amenities kamar, konsep hotel, reputasi

brand, dan loyalty program.

Kata kunci : Preferensi, akomodasi, analisis konjoin

Page 14: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan

yang pesat. Hampir seluruh negara di dunia mempromosikan daya tarik wisata

yang mereka miliki untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin sehingga

menjadi sumber devisa negara. Kebutuhan manusia akan berwisata juga ikut

mempengaruhi pertumbuhan pariwisata dunia. Selama 60 tahun terakhir,

pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang pertumbuhannya

sangat pesat (United Nations World Tourism Organization - UNWTO, 2006).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan pariwisata

sebagai sektor penghasil devisa terbesar kedua setelah minyak dan gas.

Keberadaan ini didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang merupakan

negara kepulauan dan kaya akan sumber daya alam serta suku dan budaya yang

beragam yang menjadikan Indonesia salah satu tujuan wisata dunia yang

menarik.

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang industri

pariwisatanya terus berkembang. Pulau Bali sebagai destinasi memang sudah

dikenal sejak lama oleh sejumlah wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun

wisatawan mancanegara karena memiliki kekayaan alam yang indah dan

kebudayaan tradisional yang terus terjaga. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali

meningkat dari tahun ke tahun yang mana jumlah wisatawan nusantara lebih

Page 15: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

2

banyak daripada jumlah wisatawan mancanegara. Selisih antara jumlah

wisatawan nusantara dan mancanegara adalah hampir dua kali lipat, seperti

yang terlihat pada Tabel 1.1. Ini membuat wisatawan nusantara menjadi pasar

yang potensial bagi industri pariwisata.

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2014

Pariwisata dan industri akomodasi tentu tidak terpisahkan. Para

wisatawan yang datang berkunjung ke suatu destinasi biasanya menggunakan

sarana akomodasi untuk bermalam jika waktu kunjungannya lebih dari satu

hari. Saat ini, di Bali telah dibangun banyak akomodasi untuk menyediakan

tempat beristirahat yang nyaman dan memadai. Akomodasi yang tersedia lebih

banyak terdapat di Kabupaten Badung yang juga merupakan kabupaten terluas

di provinsi Bali. Secara keseluruhan, akomodasi lebih banyak berada di wilayah

Bali bagian Selatan yakni Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Hal ini

dikarenakan kepariwisataan di Bali Selatan lebih berkembang daripada wilayah

Bali lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tahun Wisatawan

Mancanegara

Persentase

Kenaikan

Wisatawan

Nusantara

Persentase

Kenaikan

2008 2.085.084 - 2.898.794 -

2009 2.385.122 13% 3.521.135 21%

2010 2.576.142 12% 4.646.343 32%

2011 2.826.709 11% 5.675.121 22%

2012 2.949.332 5% 6.063.558 7%

2013 3.278.598 10% 6.976.536 15%

2014 3.766.638 14% 6.392.460 -8%

Page 16: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

3

Tabel 1.2

Jumlah Hotel Berbintang di Bali Menurut Lokasi dan Kelas Hotel

Tahun 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2013

Selain hotel berbintang, provinsi Bali juga memiliki sejumlah hotel

nonbintang dan bentuk akomodasi lainnya. Hotel nonbintang dan bentuk

akomodasi lainnya tersebar di hampir seluruh wilayah provinsi Bali dengan

kelompok kamar yang beragam dibanding dengan jumlah hotel berbintang.

Jumlah hotel nonbintang dan bentuk akomodasi lainnya yang tersedia di

provinsi Bali pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Jumlah Hotel Nonbintang dan Akomodasi Lainnya di Bali

Menurut Lokasi dan Kelompok Kamar Tahun 2013

No. Kabupaten Kelas Hotel

Jumlah * 5 * 4 * 3 * 2 * 1

1 Jembrana 0 0 2 0 0 2

2 Tabanan 2 0 0 0 0 2

3 Badung 40 46 37 12 11 146

4 Gianyar 6 7 3 1 1 18

5 Klungkung 0 0 4 1 2 7

6 Bangli 0 0 0 0 0 0

7 Karangasem 1 2 2 1 1 7

8 Buleleng 1 2 8 2 1 14

9 Denpasar 4 5 7 7 8 31

Jumlah 54 62 63 24 24 227

No. Kabupaten Kelompok Kamar

Jumlah < 10 10-24 25-40 41-100 > 100

1 Jembrana 37 28 2 0 0 67

2 Tabanan 66 32 5 1 0 104

3 Badung 181 184 72 48 5 490

4 Gianyar 265 105 15 6 0 391

5 Klungkung 63 32 1 0 0 96

6 Bangli 13 10 1 0 0 24

7 Karangasem 127 62 9 2 0 200

8 Buleleng 130 59 19 3 0 211

9 Denpasar 44 108 53 24 4 233

Jumlah 926 620 177 84 9 1 816

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2013

Page 17: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

4

Banyaknya jumlah akomodasi diharapkan dapat mengakomodir

wisatawan nusantara yang datang ke Bali. Namun dengan jumlah yang banyak,

tentu akan menimbulkan persaingan terutama bagi pelaku industri akomodasi

yang menargetkan pasar wisatawan nusantara. Persaingan yang terjadi seperti

pada segi harga. Beberapa hotel di Bali bahkan menurunkan harga hingga

setengah dari harga pada umumnya untuk kelas hotel tersebut (Maikel, 2014).

Hal ini tidak terasa oleh wisatawan karena hotel-hotel tersebut pada umumnya

menggandeng perusahaan penerbangan atau agen perjalanan dalam merancang

harga.

Jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang, nonbintang dan

akomodasi lainnya di Bali meningkat dari tahun ke tahun sampai pada tahun

2013 (lihat Gambar 1.1), begitupun dengan tingkat hunian kamar seperti terlihat

pada Gambar 1.2

Sumber: Badan Pustat Statistik Provinsi Bali

-

1.0

2.0

3.0

4.0

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Tamu Menginap (dalam jutaan)

Wisnus Wisman

30%

35%

40%

45%

50%

55%

60%

65%

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Berbintang Non-Berbintang

Page 18: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

5

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan

nusantara yang menginap meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah

wisatawan nusantara yang menginap serta besarnya jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Bali menunjukan peluang yang baik bagi pelaku industri

akomodasi yang menargetkan wisatawan nusantara untuk mendapatkan

keuntungan di samping ketatnya persaingan yang ada akibat banyaknya jumlah

akomodasi.

Menurut Sunaryo (2005) dalam Yusrizal (2007), keputusan seseorang

untuk bepergian umumnya membutuhkan pertimbangan yang cermat, termasuk

di dalamnya pertimbangan dalam memutuskan jenis akomodasi. Berdasarkan

Tabel 1.2 dan Tabel 1.3, dapat diketahui bahwa wisatawan yang membutuhkan

akomodasi dihadapkan dengan berbagai jenis akomodasi yang bervariasi dari

segi kelas, harga, brand, dan lain-lain. Keberagaman jenis akomodasi tersebut

akan menimbulkan preferensi yang menjadi dasar dalam memperhitungkan

keinginan akan produk akomodasi yang dipilih. Preferensi dapat berarti

kesukaan atau pilihan dari berbagai pilihan produk sejenis yang ada. Preferensi

konsumen terhadap suatu produk berpengaruh pada perilaku pembelian

konsumen, yaitu sebagai penuntun dalam keputusan untuk memilih maupun

membeli (Azizah, 2008 dan Sumarwan dkk, 2012).

Sarana akomodasi yang dapat memenuhi keinginan wisatawan tentu

akan menambah kepuasan para wisatawan selama kunjungan yang dilakukan

ke destinasi tersebut. Yazid (2001) dalam Yusrizal (2007) mengatakan bahwa

konsep pemasaran menekankan bahwa pemasaran yang menguntungkan

Page 19: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

6

berasal dari temuan mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, dalam hal

ini wisatawan. Di samping itu, dengan ketatnya persaingan antarpelaku industri

akomodasi, maka perlu disediakan akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan dari wisatawan nusantara. Keinginan ini tentunya bervariasi

karena setiap wisatawan memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap faktor

atau atribut-atribut yang dimiliki oleh sebuah sarana akomodasi, misalnya

fasilitas kamar atau rekreasi, lokasi, promosi, harga, dan pelayanan. Dalam

membuat sebuah keputusan, seorang wisatawan akan mempertimbangkan nilai

dari atribut-atribut yang ada pada masing-masing sarana akomodasi, kemudian

memilih salah satu akomodasi dengan nilai atribut yang menurutnya paling

banyak. Seorang wisatawan mungkin hanya menginginkan fasilitas kamar

berupa tempat tidur dan lemari ketika menginap karena lebih suka berwisata

sepanjang hari selama berlibur agar mendapatkan harga yang murah sedangkan

wisatawan lain bisa saja lebih suka mencari hotel dengan konsep pelayanan

yang unik meskipun belum pernah ia tinggali.

Industri akomodasi dapat mengembangkan bauran pemasaran yang

tepat dengan menemukan dan memahami kebutuhan dan keinginan wisatawan,

sehingga dapat mendorong keputusan wisatawan untuk menginap dan

mendapatkan keuntungan lebih bagi akomodasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diambil judul “Preferensi

Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali” untuk

penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan nusantara

dalam memilih jenis akomodasi yang digunakan selama berwisata di Bali.

Page 20: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

7

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian yakni: Bagaimanakah preferensi wisatawan nusantara yang

mengunjungi Bali dalam memilih sarana akomodasi?

Batasan Penelitian

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini terkait sarana akomodasi

dibatasi yakni hanya pada akomodasi berbentuk hotel berbintang. Penelitian ini

tidak mencakup usaha penyediaan akomodasi lainnya seperti hotel nonbintang

atau hotel melati, vila, bumi perkemahan, persinggahan karavan dan pondok

wisata sebagaimana tertulis dalam pasal 14 UU No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan mengenai usaha penyediaan akomodasi.

Penelitian-penelitian sejenis terkait preferensi seseorang dalam memilih

jenis akomodasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor atau atribut yang

umum muncul dalam penilaian responden seperti fasilitas, lokasi dan harga

kamar. Namun dalam penelitian ini, akan dilihat atribut-atribut lain dari sebuah

akomodasi yang juga dapat mempengaruhi preferensi wisatawan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang

menjadi pertimbangan atau prioritas utama (preferensi) dari wisatawan

nusantara yang mengunjungi Bali dalam memilih akomodasi.

Page 21: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

8

Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu untuk memahami preferensi wisatawan

nusantara dalam memilih jenis akomodasi ketika berkunjung ke Bali.

Mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu-ilmu pariwisata yang telah

dipelajari untuk diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat.

1.5.2. Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi tentang preferensi

wisatawan nusantara dalam memilih sarana akomodasi sehingga

membantu dalam pembuatan penelitian lainnya yang sejenis.

1.5.3. Bagi Pelaku Industri Pariwisata di Provinsi Bali

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pelaku industri

pariwisata di Provinsi Bali, khususnya dalam bidang penyediaan sarana

akomodasi agar dapat membuat strategi yang lebih baik untuk

persaingan dan pengembangan industri akomodasi di Bali.

Metode Penelitian

1.6.1. Objek dan Lokasi Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang telah

menginap selama berwisata di Bali. Menurut ulasan yang ditulis oleh

Puspasari untuk detik.com pada tahun 2012 mengenai hasil survei

atraksi favorit yang dikunjungi oleh wisatawan nusantara, ditemukan

bahwa 5 atraksi paling favorit berada di wilayah Bali Selatan dan salah

Page 22: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

9

satu atraksi favorit tersebut adalah Pantai Kuta. Selain itu, Bali juga

memiliki atraksi baru yang populer dikalangan wisatawan akhir-akhir

ini yakni Pantai Pandawa. Untuk dapat mendapat membantu penelitian

ini dalam mencakup berbagai jenis responden, maka lokasi penelitian

yang dipilih adalah Pantai Kuta dan Pantai Pandawa.

1.6.2. Jenis dan Sumber Data

Page 23: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

10

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui

Page 24: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

11

(Sangadji dan Sopiah, 2010). Kuesioner akan diberikan kepada para

wisatawan nusantara yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Jenis kuesioner yang dipakai adalah kombinasi dari jenis kuesioner

terbuka dan tertutup dimana selain responden menjawab dengan

memilih pilihan yang ada, responden juga dapat memberikan

jawaban lain yang tidak terdapat dalam pilihan.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam

Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini, digunakan teknik wawancara

tak berstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Selanjutnya akan

diperoleh data dari hasil wawancara dari para wisatawan nusantara.

Indriantoro (dalam Sangadji dan Sopiah, 2010)

mengemukakan bahwa observasi adalah proses pencatatan pola

prilaku subyek (orang), objek (benda), atau kegiatan yang sistematis

tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu

yang diteliti. Observasi dilakukan di lokasi-lokasi penelitian untuk

mendapatkan gambaran umum dari lokasi-lokasi tersebut.

Page 25: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

12

Pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan dalam

penelitian ini sebagai bukti keabsahan penelitian yang dilakukan.

Dokumentasi yang digunakan adalah berupa gambar-gambar

penyebaran kuesioner dan observasi.

1.6.4. Teknik Pengambilan Sampel

Penghitungan jumlah responden sebagai sampel dari populasi

pada penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan penentuan jumlah

sampel dengan rumus jumlah sampel untuk populasi besar (Rea dan

Parker, 1997 dan Eriyanto, 2007), yaitu:

𝑛 =𝑍2(𝑝(1 − 𝑝))

𝐸2

Rumus ini digunakan karena besarnya populasi yang tidak

diketahui. Dalam kondisi populasi seperti ini, ukuran populasi sama

sekali tidak menjadi dasar dalam penentuan sampel. Besarnya sampel

hanya ditentukan oleh tiga faktor yakni tingkat kepercayaan, variasi

populasi dan sampling error (Eriyanto, 2007:292).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan nilai

Z adalah 1,96. Eriyanto (2007) berpendapat bahwa jika peneliti tidak

mengetahui variasi populasi ketika akan melakukan survei, maka

peneliti dapat berasumsi bahwa variasi populasi adalah 50:50, yang

berarti populasi heterogen atau beragam. Dalam penelitian ini,

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat kepercayaan (95%)

P = Variasi populasi (50:50)

E = Sampling error (10%)

Page 26: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

13

diasumsikan bahwa populasi dari wisatawan nusantara adalah heterogen

sehingga variasi populasi yang dipilih adalah 50:50 (Eriyanto,

2007:282). Nilai sampling error yang diasumsikan adalah 10%.

Nilai tingkat kepercayaan, variasi populasi dan sampling error

yang telah ditentukan menghasilkan jumlah sampel yakni:

𝑛 =𝑍2(𝑝(1 − 𝑝))

𝐸2

𝑛 =(1,96)2(0,25)

(0,1)2

𝑛 = 96,04 ~ 96 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Pertimbangan dalam menentukan besar sampel adalah

pertimbangan yang menyangkut jumlah minimum sampel yang masih

menjamin representasinya terhadap populasi. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik dimana

pengambilan sampel dilakukan secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan (Amirin, 2011), dalam hal ini syarat

yang dimaksudkan adalah wisatawan nusantara yang berada di lokasi-

lokasi penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

1.6.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

karakteristik responden dan menginterpretasikan data yang berkenaan

Page 27: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

14

dengan preferensi wisatawan nusantara yang mengunjungi Bali dalam

memilih akomodasi. Teknik Analisis Konjoin juga digunakan untuk

menganalisis data dari kuesioner terkait preferensi.

Menurut Singgih (2003) dalam Wahab (2011), Teknik Analisis

Konjoin pada prinsipnya bertujuan untuk memperkirakan pola pendapat

responden (estimasi) dengan pendapat aktual para responden. Tingginya

angka korelasi antar keduanya disebut dengan predictive accuracy.

Hasil dari analisis konjoin pada penelitian ini adalah faktor yang

menjadi prioritas utama bagi wisatawan nusantara dalam memilih

akomodasi.

Tahap-tahap dalam melakukan analisis konjoin adalah sebagai

berikut:

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Widagdo

(2008), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan

wisatawan dalam memilih hotel diantaranya fasilitas hotel,

karyawan, konsep hotel, lokasi dan harga. Hasil survei MMGY

Global (perusahaan konsultan bisnis pemasaran) (2012)

menjelaskan bahwa kualitas bahan dari beberapa fasilitas kamar dan

loyalty program sangat penting bagi tamu yang menginap. Menurut

model pengambilan keputusan dari Schiffman dan Kanuk (2000)

dalam Suwandi (2007), pengalaman sebelumnya dan reputasi brand

juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam memilih

Page 28: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

15

sebuah produk. Selanjutnya, menurut McCleary, Weaver dan Lan

(1994) dalam Lesmana (2007), terdapat atribut-atribut lain seperti

keamanan dan amenities. Menurut Powers (1995) dalam Lesmana

(2007), amenities merupakan segala barang-barang dalam ukuran

kecil yang disediakan oleh pihak hotel untuk para tamunya, barang-

barang tersebut umumnya berupa perlengkapan mandi (sabun,

handuk, sikat gigi, dan lain-lain), kopi dan teh, loker, televisi, dan

lainnya. Hal ini senada dengan hasil survei yang dilakukan oleh

Market Metrix (2013) dimana amenities memiliki pengaruh dalam

pemilihan akomodasi.

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

beberapa faktor atau atribut yang umum muncul dalam penilaian

responden seperti fasilitas, lokasi, keamanan dan harga kamar.

Namun dalam penelitian ini, akan dilihat atribut-atribut lain dari

sebuah akomodasi yang juga dapat mempengaruhi preferensi

wisatawan. Penelitian ini menggunakan enam atribut yang masing-

masing memiliki 2 taraf yang mana akan responden akan memilih

salah satu dari kedua taraf tersebut sebagai taraf yang paling

diminati. Keenam atribut beserta tarafnya dapat dilihat pada Tabel

1.4.

Page 29: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

16

Tabel 1.4

Atribut dan Level dalam Analisis Konjoin

Setelah mengetahui atribut dan taraf, tahap selanjutnya

adalah dengan merancang kombinasi taraf dan atribut atau yang

disebut dengan stimuli dengan pendekatan full profile yang

menggambarkan profil atribut secara lengkap. Berdasarkan Tabel

1.4, maka dapat diketahui bahwa jumlah stimuli adalah

2 𝑥 2 𝑥 2 𝑥 2 𝑥 2 𝑥 2 = 64 stimuli. Jumlah stimuli yang lengkap

akan semakin baik, namun menurut Aaker et. All (2003, pp. 608)

dalam Wahab (2011) jika jumlah stimuli terlalu banyak akan

menimbulkan kesulitan bagi responden untuk menilai setiap profil

stimuli yang ditanyakan hingga menyebabkan responden akan

mengacuhkan variasi stimuli yang kurang penting serta

No. Atribut Taraf/Level Keterangan

1 Reputasi brand Terkenal, tidak terkenal

Shiffman & Kanuk (2000), Market

Metrix (2013), O’Neill & Belfrage

(2005) dalam Baruca & Čivre (2012)

2 Loyalty/Membership

Program Ada, tidak ada

Widagdo (2008), McCleary, Weaver

dan Lan (1994), MMGY Global 2012

3

Amenities (perlengkapan

mandi, hair drier, asbak,

dll)

Lengkap, tidak lengkap McCleary, Weaver dan Lan (1994),

Market Metrix (2013)

4 Lokasi Dekat keramaian, jauh

dari keramaian

Shiffman & Kanuk (2000), Widagdo

(2008), Market Metrix (2013), Bull

(1998) dalam Baruca & Čivre

(2012)

5

Konsep hotel (desain

gedung, pemilihan

furniture, dll)

Unik/menarik, standar Shiffman & Kanuk (2000), Market

Metrix (2013)

6 Pengalaman sebelumnya Pernah menginap, belum

pernah menginap

Shiffman & Kanuk (2000), Market

Metrix (2013), MMGY Global

(2012), Engel et al., (1995) dalam

Baruca & Čivre (2012)

Page 30: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

17

membutuhkan waktu yang lama untuk menjawabnya. Oleh karena

itu jumlah stimuli dikurangi dengan menggunakan perintah design

orthogonal pada SPSS v.20 sehingga menghasilkan jumlah 12 kartu

stimuli, yang dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Responden akan mengevaluasi masing-masing stimuli

dengan cara memberi peringkat dari 1 sampai 12 (sesuai jumlah

stimuli) mulai dari stimuli yang paling tidak diminati (1) hingga

stimuli yang paling diminati (12).

Tabel 1.5

Stimuli yang Digunakan dalam Kuesioner

No Pengalaman

Sebelumnya

Loyalty

Program Amenities

Reputasi

Brand Lokasi Konsep

1 Belum Pernah Tidak Ada Lengkap Tidak

Terkenal

Dekat

Keramaian Unik

2 Pernah Tidak Ada Tidak

Lengkap Terkenal

Dekat

Keramaian Unik

3 Pernah Tidak Ada Tidak

Lengkap Terkenal

Jauh dari

Keramaian Standar

4 Pernah Ada Lengkap Terkenal Jauh dari

Keramaian Unik

5 Pernah Tidak Ada Lengkap Tidak

Terkenal

Dekat

Keramaian Standar

6 Belum Pernah Ada Tidak

Lengkap

Tidak

Terkenal

Jauh dari

Keramaian Unik

7 Belum Pernah Tidak Ada Lengkap Terkenal Jauh dari

Keramaian Unik

8 Belum Pernah Tidak Ada Tidak

Lengkap

Tidak

Terkenal

Jauh dari

Keramaian Standar

9 Pernah Ada Tidak

Lengkap

Tidak

Terkenal

Dekat

Keramaian Unik

10 Belum Pernah Ada Tidak

Lengkap Terkenal

Dekat

Keramaian Standar

11 Pernah Ada Lengkap Tidak

Terkenal

Jauh dari

Keramaian Standar

12 Belum Pernah Ada Lengkap Terkenal Dekat

Keramaian Standar

Page 31: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

18

Setelah membuat desain stimuli, kuesioner akan disebarkan

untuk kemudian diisi oleh responden dengan memberi peringkat

pada masing-masing stimuli.

Analisis konjoin akan dilakukan setelah mendapatkan data

dari pembagian kuesioner. Data-data tersebut akan diolah dan

dianalisis menggunakan program komputer MS Excel 2013 dan

SPSS v20.

Hasil dari analisis konjoin akan divalidasi untuk mengetahui

apakah prediksi yang telah dilakukan mempunyai ketepatan tinggi

atau tidak. Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya ketepatan

prediksi dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi

korelasi estimasi pendapat responden dengan pendapat aktual

responden (Sahab, 2011). Jika probabilitas signifikansi ≤ 0,05 maka

ketepatan prediksi tinggi dan sebaliknya, jika probabilitas

signifikansi > 0,05 maka ketepatan prediksi rendah.

Page 32: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu

meninggalkan tempat semula ke tempat yang lain, tidak untuk mencari nafkah

di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati kegiatan dan rekreasi. Sihite

(2000) menyatakan:

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain

meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,

tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau

untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.”

Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain,

yang bersifat sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah

di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk melakukan perjalanan, dapat dilakukan

perorangan maupun kelompok, (dalam Yoeti, 1983) menyatakan:

“Istilah “Pariwisata” yang digunakan di Indonesia sebagai terjemahan

dari Bahasa Inggris “Tourism”. Secara etimologi berasal dari Bahasa

Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata, yakni “pari” dan “wisata”. Pari

artinya banyak, berkali-kali, atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti

perjalanan atau dapat diartikan dengan bepergian. Secara garis besarnya dapat

Page 33: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

20

diartikan suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke

tempat lain”.

Pariwisata merupakan suatu kebutuhan yang menumbuhkan cinta akan

keindahan alam, hasil dari perkembangan zaman dan kecanggihan transportasi

dan komunikasi, E. Guyer Freuler (dalam Soekadijo, 1997) menyatakan

pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut:

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara tidak

untuk memperoleh penghasilan dan untuk menikmati perjalanan sebagai

rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beragam tanpa adanya suatu paksaan.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh perorangan

maupun kelompok untuk sementara waktu dari tempat asal ke tempat tujuan

dengan maksud bukan mencari nafkah (menjalankan usaha) ataupun menetap

di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan, rekreasi dan atau

untuk memenuhi keinginan yang beragam tanpa adanya unsur paksaan (Zebua,

2011).

Pengertian Preferensi

Preferensi terbentuk dari persepsi terhadap produk menurut tahapan

pengolahan informasi (Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2012). Schiffman

Page 34: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

21

dan Kanuk (2004) dalam Sumarwan (2012) mengartikan preferensi sebagai cara

seseorang melihat dunia sekitarnya. Dua individu mungkin menerima stimulus

yang sama dalam kondisi yang sama, namun cara mengolah stimulus akan

bergantung pada kebutuhan, nilai dan harapan dari individu tersebut. Preferensi

konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang

disukainya. Preferensi merupakan suatu hal yang harus didahulukan dan

diutamakan daripada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan, dan lebih

disukai (Departemen Pendidikan Nasional, 2001). Berdasarkan On English

Dictionary yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, preferensi

yang merupakan kata benda (preference) yang berasal dari kata sifat prefer

(lebih menyukai) yang artinya lebih ditekankan pada pilihan seseorang terhadap

suatu objek yang lebih mereka sukai dibandingkan dengan objek yang lainnya

berdasarkan penilaian-penilaian objektifnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Edisi IV, 2008),

preferensi adalah sebagai atau (hak untuk) didahulukan dan diutamakan

daripada yang lain atau bisa juga memiliki arti pilihan, kecenderungan,

kesukaan, sehingga preferensi diartikan sebagai kecenderungan seseorang

untuk mengutamakan sesuatu. Dasar kecenderungan memilih atau preferensi ini

bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor budaya, sosial, kepribadian,

dan psikologis.

Pengertian lain preferensi adalah keinginan atau minat wisatawan

terhadap suatu keadaan yang merupakan cerminan nilai dan sikap kepribadian

Page 35: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

22

individu yang akan mengarahkan pada proses pencarian bentuk-bentuk

kepuasan atau kesenangan yang spesifik.

Preferensi wisatawan timbul dari keinginan dan kebutuhan wisatawan

terhadap produk yang ditawarkan dalam melakukan perjalanan wisata. Saat ini,

keinginan dan kebutuhan wisatawan terhadap produk wisata semakin

kompleks, dinamis, dan menuntut kualitas yang memadai yang dikaitkan

dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Konsekuensinya, suatu daerah

tujuan wisata harus mampu beradaptasi terhadap semua tuntutan perubahan

dengan selalu mendengarkan suara dari berbagai pihak yang berkepentingan,

khususnya wisatawan yang memiliki persepsi dan preferensi yang berbeda

dalam memilih objek-objek wisata yang dikunjunginya (Nursusanti, 2005:43,

350).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

preferensi merupakan suatu komponen yang berperan penting yang harus

didahulukan dan diutamakan guna menunjang tuntutan perubahan dari berbagai

pihak yang berkepentingan, khususnya wisatawan yang memiliki preferensi

yang berbeda dalam memilih objek-objek wisata yang akan dikunjungi. Konsep

ini membantu pihak-pihak dalam industri akomodasi dalam menentukan

langkah tepat dalam memaksimalkan citra produk wisata Bali.

Pengertian Wisatawan

Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan, wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan perjalanan

Page 36: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

23

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

jangka waktu sementara. Berdasarkan asalnya, wisatawan dibagi menjadi dua

(Yoeti, 1991), yaitu wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara

(wisman). Wisatawan nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat

tinggal pada suatu negara dan melakukan perjalanan wisata di negara dimana

dia tinggal, sedangkan wisatawan mancanegara adalah orang yang melakukan

perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan

merupakan negara dimana dia tinggal.

Cohen (1972) dalam Pitana (2005), mengklarifikasikan wisatawan atas

dasar dari daerah yang akan di kunjungi, serta tingkat pengorganisasian dari

perjalanan wisatanya. Atas dasar ini, Cohen membedakan wisatawan atas

empat, yakni:

1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali

belum diketahuinya, dan bepergian dalam jumlah kecil.

2. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur

perjalanannya sendiri, dan tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang

sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum. Wisatawan seperti

ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan tingkat

interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.

3. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengaturan

perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan

wisata yang sudah terkenal.

Page 37: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

24

4. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi

daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas yang seperti yang

dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu

oleh pemandu wisata.

Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray

(1970) dalam Pitana (2005) membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu:

1. Sunlust tourist, adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan

tujuan utama untuk beristirahat atau relaksasi, sehingga mereka umumnya

mengunjungi Daerah Tujuan Wisata yang mempunyai ciri multiple S (sun,

sea dan sand). Wisatawan tipe ini mengharapkan keadaan iklim, fasilitas,

makanan dan lain-lain yang sesuai dengan standar di negara asalnya.

2. Wanderlast tourist, adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya didorong

oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui

kebudayaan baru, ataupun mengagumi keindahan alam yang belum pernah

dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik kepada Daerah Tujuan Wisata

yang mampu menawarkan keunikan budaya atau pemandangan alam yang

mempunyai nilai pembelajaran yang tinggi.

Sedangkan Plog (1972) mengembangkan tipologi wisatawan sebagai

berikut:

3. Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat-tempat yang

belum diketahui, bersifat petualangan, dan memanfaatkan fasilitas yang

disediakan oleh masyarakat lokal.

Page 38: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

25

4. Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah

tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama

dengan di negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan

program yang pasti, dan memanfaatkan fasilitas dengan fasilitas

internasional.

5. Mid-Centric, terletak di antara allocentric dan psychocentric.

Semua tipologi diatas mempunyai beberapa kelemahan yang antara lain

disebutkan sebagai berikut:

1. Semua tipologi bersifat teoritis, dan mungkin tidak bisa ditemukan

lapangan. Misalnya The Drifter, sebagai tipologi pada titik ekstrim dari

mass tourism, mungkin sulit ditemukan di lapangan, karena setiap

wisatawan pasti mempunyai itinerary, walaupun tidak terlalu ketat.

2. Seorang wisatawan tidak selalu berada pada salah satu tipe untuk

selamanya. Sekali waktu mungkin yang bersangkutan ada dalam tipe mass

tourism, tetapi pada waktu lainnya masuk dalam kategori explorer

3. Tipologi yang dikembangkan di atas tidak memperhitungkan berbagai

pertimbangan yang menyebabkan seorang wisatawan berperilaku tertentu.

Misalnya seorang wisatawan lebih memilih bepergian secara individual

karena pertimbangan finansial atau pertimbangan waktu

4. Pengalaman seorang wisatawan pada suatu Daerah Tujuan Wisata tidaklah

tunggal, melainkan kombinasi antar berbagai jenis pengalaman, yang

mungkin masuk ke dalam tipologi yang berbeda, misalnya sekali waktu

bersifat eksperimental, tetapi di lain waktu bersifat rekreasional.

Page 39: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

26

5. Tipologi yang dikembangkan semuanya bersifat etik, yaitu berdasarkan cara

pandang peneliti.

Pengertian Sarana Akomodasi Pariwisata

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan memberikan efek

bertambahnya jumlah sarana akomodasi pariwisata. Akomodasi pariwisata

merupakan kebutuhan primer bagi wisatawan yang mengunjungi suatu tempat

wisata, sebagai tempat beristirahat.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

menyatakan bahwa sarana akomodasi dimasukkan ke dalam salah satu usaha

pariwisata yaitu usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan

kebutuhan wisatawan, dan penyelenggaraan pariwisata.

Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1)

Akomodasi Komersil, adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan

semata-mata untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya; (2) Akomodasi

Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan

semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat

yang kurang mampu); (3) Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang

dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk tujuan non-komersil, yaitu tidak

mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara

cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk

tujuan tertentu.

Page 40: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

27

Menurut pasal 14 UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, usaha

penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan untuk

wisatawan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha

penyediaan akomodasi antara lain:

1. Hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di

dalam 1 (satu) bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan

makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya.

2. Bumi perkemahan adalah penyediaan akomodasi di alam terbuka dengan

menggunakan tenda.

3. Persinggahan karavan adalah penyediaan tempat untuk kendaraan yang

dilengkapi fasilitas menginap di alam terbuka dapat dilengkapi dengan

kendaraannya.

4. Vila adalah penyediaan akomodasi berupa keseluruhan bangunan tunggal

yang dapat dilengkapi dengan fasilitas, kegiatan hiburan serta fasilitas

lainnya.

5. Pondok wisata adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah

tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk

disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya.

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata menjelaskan

mengenai berpindahnya kegiatan klasifikasi hotel yang sebelumnya

dilaksanakan oleh PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) ke

Page 41: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

28

lembaga mandiri dalam hal ini LSU Pariwisata. Sertifikasi Usaha Pariwisata

memberikan pengakuan independen bahwa sistem manajemen dari suatu usaha

pariwisata adalah sesuai dengan standar yang ditentukan, mampu mencapai

kebijakan dan sasaran yang ditetapkan secara konsisten, dan diimplementasikan

secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, sertifikasi usaha pariwisata dalam

hal ini hotel memberikan kepastian kepada usaha pariwisata itu sendiri dan

pelanggan, serta pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan sertifikasi

mencakup audit terhadap 3 (tiga) aspek standar usaha pariwisata yang meliputi

aspek produk, pelayanan dan pengelolaan. Bentuk pengesahan kesesuaian

terhadap standar usaha pariwisata adalah Sertifikat Usaha Pariwisata.

Pengklasifikasian hotel diatur dalam Peraturan Menteri No. 53 Tahun

2013 tentang Standar Usaha Hotel, dimana hotel dibagi menjadi hotel bintang

dan nonbintang. Hotel berbintang digolongkan menjadi hotel bintang 1 sampai

dengan 5 dan hotel nonbintang adalah kelompok hotel yang tidak termasuk

dalam penilaian golongan hotel berbintang. Penilaian hotel bintang yang

menentukan jumlah bintang adalah berdasarkan pada kriteria-kriteria penilaian

yang sudah diatur dalam Permen tersebut.

Page 42: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

29

BAB III

GAMBARAN UMUM PROVINSI BALI

Kondisi Geografis

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km

dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali

terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur Selain itu,

Provinsi Bali juga terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau Bali sebagai pulau

terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan,

Pulau Serangan (terletak di sekitar kaki Pulau Bali), serta Pulau Menjangan

yang terletak di bagian barat. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Bali yakni

batas utara dengan Laut Bali, batas selatan dengan Samudera, batas barat

dengan Selat Bali dan batas timur dengan Selat Lombok. Batas administratif

pulau Bali adalah dengan provinsi Jawa Timur di sebelah barat dan provinsi

Nusa Tenggara Barat di sebelah Timur. Luas wilayah Provinsi Bali secara

keseluruhan seluas 5.636,66 km. Provinsi Bali terbagi ke dalam delapan

kabupaten dan satu kota meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung,

Gianyar, Klungkung, Bangli, Buleleng, Karangasem, dan Kota Denpasar.

Kondisi Fisik Alamiah

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali

terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara

pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi, yakni Gunung Agung

yang merupakan titik tertinggi di Bali setinggi 3.142 meter. Gunung Batur

Page 43: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

30

(1.717 meter) yang berlokasi di Bangli juga merupakan salah satu gunung

berapi. Sekitar 30.000 tahun lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan

bencana yang dahsyat di bumi. Wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis,

yang dipengaruhi oleh angin musiman. Terdapat musim kemarau dan musim

hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Pada bulan Juni hingga September,

arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air,

sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sedangkan pada bulan Desember

hingga Maret, arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia

dan SamudraPasifik, sehingga terjadi musim penghujan.

Perkembangan Pariwisata di Bali

Perkembangan pariwisata di Bali mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Hal ini dikarenakan dengan adanya kebijakan pemerintah terhadap

infrastruktur, fasilitas, objek, dan atraksi pariwisata. Investasi mulai dibuka

untuk penanaman modal asing maupun dalam negeri dalam membangun

fasilitas akomodasi, transportasi, telekomunikasi, serta pendukung pariwisata

lainnya. Dengan tidak tersedianya sumber daya migas, hasil hutan, ataupun

industri manufaktur yang berskala besar, maka pariwisata telah menjadi sektor

andalan dalam pembangunan. Dewasa ini, pariwisata sudah menjadi bagian

integral dari kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata sudah menjadi bread and

breath bagi separuh lebih penduduk Bali. Untuk beberapa dasawarsa terakhir,

pariwisata telah menjadi generator penggerak dalam pembangunan ekonomi,

dan menjadi lokomotif dalam perubahan sosial budaya (Erawan, 1993).

Page 44: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

31

Banyak orang berpendapat bahwa kebudayaan Bali telah mengalami

erosi, yang dapat dilihat dari munculnya efek peniruan, tanpa

mempertimbangkan kesesuaiannya dengan kebudayaan sendiri; terjadinya

komoditas terhadap kebudayaan; terjadinya penurunan kualitas kesenian;

profanisasi kesenian sakral, profanisasi kegiatan ritual ataupun tempat suci;

bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia Bali dewasa ini sudah semakin

kecil kemauannya untuk mempertahankan identitas budayanya atau ke-Bali-

annya (Pitana, 1999).

Namun penelitian lapangan di beberapa daerah pariwisata menunjukkan

bahwa organisasi sosial tradisional (khususnya banjar dan desa pakraman)

bahkan bertambah kuat, bertambah dinamis. Pariwisata telah menjadi wahana

dinamisasi masyarakat. Hal ini terkait erat dengan peningkatan ekonomi yang

dibawa oleh kepariwisataan serta semakin bertumbuh kembangnya kesadaran

akan identitas diri (Pitana 1991, 1995).

Perkembangan Wisatawan Nusantara di Bali

Menurut Analisis Pasar Wisatawan Nusantara yang diteliti oleh Pusat

Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan Universitas Udayana tahun 2013,

lebih dari 70% wisatawan yang meninggalkan Bali pada musim dengan tingkat

kunjungan rendah maupun tinggi adalah wisatawan nusantara. Mayoritas dari

wisatawan nusantara ini adalah berasal dari pulau Jawa. Pada penelitian yang

sama juga ditemukan bahwa hampir separuh dari wisatawan nusantara yang

mengunjungi Bali telah melakukan kunjungan ulang sebanyak dua hingga

Page 45: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

32

empat kali. Wisatawan nusantara tersebut juga lebih memilih untuk mengatur

sendiri perjalanan wisata mereka tanpa menggunakan jasa agen perjalanan

wisata.

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara meningkat dari tahun ke tahun

(lihat Tabel 1.1) dan jumlah ini pun adalah dua kali lipat lebih besar

dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun ke

tahun. Jumlah wisatawan nusantara yang menginap pun meningkat dari tahun

ke tahun. Hal ini membuat wisatawan nusantara menjadi pasar yang potensial

bagi industri pariwisata di Bali.

Peningkatan jumlah wisatawan nusantara yang menginap serta besarnya

jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali menunjukan bahwa peluang pelaku

industri akomodasi yang menargetkan wisatawan nusantara untuk mendapatkan

keuntungan semakin besar disamping ketatnya persaingan yang ada akibat

banyaknya jumlah akomodasi.

Perkembangan Akomodasi di Bali

Pengembangan pariwisata harus didukung oleh semua aspek dan

fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata lainnya seperti sarana akomodasi (hotel,

vila, dan lain-lain), restoran, agen perjalanan, money changer, alat transportasi,

infrastruktur serta destinasi pariwisata yang ditawarkan kepada wisatawan (UU

No.10 Pasal 14 tahun 2009 tentang Usaha Pariwisata).

Pada tahun 1930, di jantung kota Denpasar dibangun sebuah hotel untuk

menampung kedatangan wisatawan ketika itu, Bali hotel yang sekarang

Page 46: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

33

bernama Inna Bali Hotel, adalah sebuah bangunan bergaya arsitektur kolonial

yang menjadi tonggak sejarah pariwisata Bali yang hingga kini bangunan

tersebut masih berdiri kokoh sesuai aslinya. Tidak hanya menerima kunjungan

wisatawan, Bali juga mengirimkan duta kesenian dari desa Peliatan untuk

melakukan kunjungan budaya ke beberapa negara di kawasan Eropa dan

Amerika. Secara tidak langsung kunjungan tersebut sekaligus memperkenalkan

keberadaan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang layak dikunjungi.

Pertengahan dasawarsa 50-an pariwisata Bali mulai ditata kembali, dan

tahun 1963 dibangunlah Hotel Bali Beach yang sekarang bernama Inna Grand

Bali Beach di pantai Sanur dengan bangunan berlantai 10. Hotel ini merupakan

satu - satunya hunian wisata yang bertingkat di Bali saat itu. Sementara sarana

akomodasi wisata lainnya yang berkembang kemudian hanyalah bangunan

berlantai satu.

Pada pertengahan tahun 1970, pemerintah daerah Bali mengeluarkan

Peraturan Daerah yang mengatur ketinggian bangunan maksimal 15 meter.

Ketetapan ini ditentukan dengan mempertimbangkan faktor budaya dan tata

ruang tradisional Bali sehingga tetap memiliki nilai-nilai budaya yang mampu

menjadi tumpuan sektor pariwisata.

Secara pasti sejak dioperasikannya Inna Grand Bali Beach pada

November 1966, pembangunan sarana hunian wisata berkembang dengan pesat.

Dari sisi kualitas, Sanur berkembang relatif lebih terencana karena

berdampingan dengan Inna Grand Bali Beach Hotel sedangkan kawasan pantai

Kuta berkembang secara alamiah bergerak mengikuti model akomodasi

Page 47: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

34

setempat. Model homestay berkembang lebih dominan dibandingkan dengan

model standar hotel. Sama halnya dengan kawasan Ubud di daerah Gianyar

berkembang secara alamiah, tumbuh di rumah-rumah penduduk yang tetap

bertahan dengan nuansa pedesaannya.

Pembangunan sarana akomodasi wisata yang berkelas internasional

akhirnya dimulai dengan pengembangan kawasan Nusa Dua menjadi resort

wisata internasional. Dikelola oleh Bali Tourism Development Corporation,

suatu badan bentukan pemerintah, kawasan Nusa Dua dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata bertaraf internasional. Beberapa operator hotel

masuk ke kawasan Nusa Dua sebagai investor. Pada akhirnya kawasan ini

mampu mendongkrak perkembangan pariwisata Bali.

Masa-masa berikutnya, sarana hunian wisata lalu tumbuh dengan sangat

pesat di pusat akomodasi dan hunian wisata terutama di daerah Badung,

Denpasar dan Gianyar. Kawasan pantai Kuta, Jimbaran dan Ungasan menjadi

kawasan hunian wisata di Kabupaten Badung. Sanur dan pusat kota untuk

kawasan Denpasar. Ubud, Kedewatan, Payangan dan Tegalalang menjadi

pengembang akomodasi wisata di daerah Gianyar.

Untuk mengendalikan perkembangan yang amat pesat tersebut,

pemerintah daerah Bali kemudian menetapkan 15 kawasan di Bali sebagai

daerah akomodasi wisata berikut sarana penunjangnya seperti restoran dan

pusat perbelanjaan. Hingga kini, Bali telah memiliki lebih dari 35.000 kamar

hotel terdiri dari kelas pondok wisata, hotel melati hingga berbintang lima.

Sarana hotel-hotel tersebut tampil dalam berbagai variasi bentuk mulai dari

Page 48: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

35

model rumah, standar hotel, vila, bungalow dan boutique hotel dengan harga

yang bervariasi. Keanekaragaman ini memberi nilai lebih bagi Bali karena

menawarkan banyak pilihan kepada para wisatawan.

Page 49: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

36

0 5 10 15 20 25 30

Jawa Tengah

Jawa Barat

Jawa Timur

Jakarta

Sumatera Selatan

Sulawesi Selatan

Sulawesi Utara

Kalimantan Selatan

NTT

NTB

Maluku

Jogjakarta

Lampung

BAB IV

PEMBAHASAN

Profil Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 96 orang yang diambil

dari berbagai jenis latar belakang seperti provinsi asal responden, umur, jenis

pekerjaan, dan besar penghasilan yang berbeda-beda.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan antara responden pria dan

wanita yang tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian

nantinya dapat diaplikasikan pada pria maupun wanita.

Pria55%

Wanita45%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 50: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

37

Mayoritas responden pada survei yang dilakukan adalah berasal dari

pulau Jawa yakni Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah serta

Jakarta (lihat Gambar 4.2). Diasumsikan bahwa kondisi geografis dari provinsi-

provinsi di pulau Jawa yang berdekatan dengan Provinsi Bali dan musim liburan

yang sudah dimulai yang memungkinkan responden lebih banyak dari pulau

Jawa.

Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4, dapat terlihat bahwa

mayoritas responden adalah remaja dan dewasa dengan rentang umur antara 18

hingga 34 tahun. Responden juga didominasi oleh pegawai swasta, PNS/militer

serta wiraswastawan. Salah satu dari responden juga merupakan pensiunan

yang ingin relaksasi di Bali.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

18-23 tahun21%

24-28 tahun31%

29-34 tahun32%

35-49 tahun13%

50-65 tahun

3%

Pelajar20%

PNS/Militer27%

Wiraswasta17%

Peg. Swasta

33%

Tdk Bekerja2%

Lainnya1%

Page 51: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

38

Responden yang disurvei didominasi oleh mereka yang berwisata

dengan teman serta keluarga. Tidak sedikit juga yang berwisata sendiri (lihat

Gambar 4.5). Penghasilan responden lebih banyak berkisar di antara 2 hingga 5

juta per bulan. Selain itu juga pada kisaran di bawah 2 juta (lihat Gambar 4.6).

Hal ini dikarenakan mayoritas responden yang adalah pelajar/mahasiswa dan

juga pegawai swasta.

<2 juta33%

2-5 juta42%

5-10 juta20%

>10 juta5%

Sendiri24%

Keluarga33%

Teman35%

Rombongan8%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Guesthouse6%

Hotel bintang

59%

Hotel nonbintang

13%

Vila7%

Rumah teman

15%

Sendiri77%

Travel Agent23%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 52: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

39

Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8, mayoritas responden memilih

jenis akomodasi berupa hotel bintang yang berlokasi di Kuta. Selain itu, hampir

semua responden memilih untuk menyusun rencana perjalanannya sendiri

dibanding menggunakan jasa dari agen perjalanan.

Analisis Konjoin

Hasil dari analisis konjoin yang didapat melalui program SPSS adalah

berdasarkan pada rumus yang digunakan pada syntax yakni:

CONJOINT PLAN='(FILE1)'

/DATA='(FILE2)'

/SEQUENCE=PREF1 TO PREF12

/SUBJECT=ID

/FACTORS=REPUTASI (LINEAR LESS) PENGALAMAN (LINEAR

LESS)

LOYALTY (LINEAR MORE) LOKASI (LINEAR LESS) KONSEP

(LINEAR MORE) AMENITIES (LINEAR LESS)

/PRINT=SUMMARYONLY.

Nama FILE1 merujuk pada file yang berisi kartu-kartu stimuli yang

telah dibuat sebelumnya pada program SPSS menggunakan perintah

Orthogonal Design. Nama FILE2 merujuk pada file yang berisi tabulasi data

preferensi berdasarkan kuesioner. Perintah /SEQUENCE menunjukkan data

preferensi berdasarkan kartu-kartu stimuli yang akan dianalisis, dalam hal ini

stimuli nomor 1 sampai 12. Perintah /SUBJECT menunjukkan nama dari

kolom yang menunjukkan nomor responden responden. Perintah /FACTORS

memuat atribut-atribut yang telah ditentukan sebelumnya dan prediksi dari

hubungan level setiap atribut tersebut. Pembahasan lebih jauh terkait prediksi

dari hubungan level setiap atribut dapat dilihat pada Analisis Reversal (subbab

Page 53: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

40

4.2.4). Perintah /PRINT akan memperlihatkan output summary dari analisis

konjoin, yakni sebagai berikut.

4.2.1. Pengujian Signifikansi dan Predictive Accuracy

Pengujian signifikansi pada penelitian dengan analisis konjoin

dapat dilakukan dengan melihat nilai pada korelasi Pearson’s R dan

Kendall’s Tau dari hasil pengolahan data kuesioner. Jika nilai

signifikansi Pearson’s R dan Kendall’s Tau di bawah 0,05, maka

hubungan signifikansinya kuat. Hasil analisis konjoin juga akan

divalidasi dengan melihat nilai Korelasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau.

Jika nilai menunjukkan angka di atas 0,5, dapat diartikan bahwa

korelasinya memiliki predictive accuracy yang kuat atau valid.

Berdasarkan data-data kuesioner yang diolah menggunakan

program SPSS v.20 dan MS Excel 2013, nilai korelasi yang didapati

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Nilai Korelasi Antaratribut Berdasarkan SPSS v.20

4.2.2. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut

Berdasarkan hasil dari analisis tingkat kepentingan atribut, dapat

diketahui atribut mana yang paling dipertimbangkan oleh wisatawan

nusantara dari keenam atribut yang terdapat pada kuesioner yakni

Value Sig.

Pearson's R 0,907 0,015

Kendall's Tau 0,848 0,010

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 54: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

41

pengalaman menginap, loyalty program, amenities, reputasi brand,

lokasi dan konsep hotel. Dengan mengetahui atribut-atribut yang paling

dipertimbangkan, pengusaha-pengusaha akomodasi dapat

menyesuaikan akomodasinya sehingga dapat memberikan kepuasan

kepada wisatawan.

Tabel 4.2

Tingkat Kepentingan Atribut Sarana Akomodasi

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa atribut lokasi

merupakan atribut yang paling dipertimbangkan, diikuti oleh

pengalaman, amenities kamar, konsep hotel, reputasi brand, dan loyalty

program.

Lokasi 21,657

Pengalaman 17,176

Amenities 16,748

Konsep 16,742

Reputasi 15,611

Loyalty 12,065

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 55: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

42

Page 56: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

43

4.2.3. Analisis Utilitas Level Tiap Atribut

Analisis utilitas tiap atribut akan menunjukkan nilai dari setiap

atribut yang diberikan kepada responden. Nilai tersebut akan

menghasilkan preferensi dari wisatawan secara keseluruhan. Preferensi

yang dihasilkan dapat membantu industri akomodasi dalam membuat

Page 57: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

44

bauran pemasaran yang lebih spesifik. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan program SPSS v.20, nilai utilitas level tiap atribut dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Nilai Utilitas Level Tiap Atribut Sarana Akomodasi

Atribut

Utility

Estimate Std. Error

Pengalaman Belum 0,611 0,299

Pernah 0,306 0,598

Loyalty Tidak Ada -0,451 0,299

Ada -0,903 0,598

Amenities Lengkap -0,660 0,299

Tidak Lengkap -1,319 0,598

Reputasi Terkenal 2,097 0,299

Tidak Terkenal 1,049 0,598

Lokasi Dekat -0,271 0,299

Jauh -0,542 0,598

Konsep Standar -0,417 0,299

Unik -0,833 0,598

(Constant) 7,167 1,108

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 58: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

45

Negatif/Kecil Positif/Besar Paling

Tidak

Disukai

Paling

Disukai

Page 59: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

46

4.2.4. Analisis Reversal

Hasil pengolahan data pada SPSS juga menunjukkan beberapa

temuan reversal. Reversal adalah sejumlah preferensi responden yang

merupakan kebalikan dari preferensi yang diprediksi sebelumnya. Tabel

4.4 menunjukkan prediksi sebelumnya.

Tabel 4.4

Prediksi Hubungan Level Terhadap Faktor

Atribut Level dengan Nilai Relation to Ranks or

Scores

Pengalaman Belum pernah menginap (1)

Pernah menginap (2) Linear (less)

Loyalty Tidak ada (1)

Ada (2) Linear (more)

Amenities Lengkap (1)

Tidak lengkap (2) Linear (less)

Reputasi Terkenal (1)

Tidak terkenal (2) Linear (less)

Lokasi Dekat keramaian (1)

Jauh dari keramaian (2) Linear (less)

Konsep Standar (1)

Unik/menarik (2) Linear (more)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Page 60: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

47

Tabel 4.5

Jumlah Reversal Berdasarkan Faktor

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa salah satu reversal yang terjadi

yakni pada atribut konsep sebanyak 68 responden. Level dari atribut

Konsep yang diprediksi sebelumnya adalah Unik. Namun ternyata 68

responden lebih memilih hotel dengan konsep yang standar. Selain itu

juga, akomodasi dengan loyalty program yang diprediksi lebih diminati

ternyata menunjukkan reversal sebanyak 60 responden yang artinya

responden memilih untuk tidak mementingkan akomodasi yang

memiliki loyalty program.

Atribut Jumlah Persantse

Konsep 68 62%

Loyalty 60 61%

Lokasi 47 59%

Pengalaman 45 53%

Amenities 39 49%

Reputasi 28 29%

Sumber: Hasil Penelitian 2015

Page 61: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

48

BAB V

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa dari

keenam atribut yang telah ditentukan, lokasi merupakan atribut yang paling

dipertimbangkan oleh wisatawan nusantara dalam memilih akomodasi di Bali.

Atribut selanjutnya yang dipertimbangkan berturut-turut adalah pengalaman

menginap sebelumnya, kelengkapan amenities kamar, konsep hotel, reputasi

yang dimiliki oleh brand hotel, dan yang terakhir adalah loyalty program yang

ditawarkan oleh pihak penyedia akomodasi. Berdasarkan pembahasan,

wisatawan nusantara memiliki preferensi memilih akomodasi yang berada

dekat dengan keramaian dan yang belum pernah ia tinggali sebelumnya. Selain

itu, amenities kamar yang lengkap juga diminati meskipun tidak memiliki

konsep hotel yang unik. Reputasi dari brand hotel yang terkenal lebih diminati

meskipun tidak memiliki loyalty program.

Saran

Melalui penelitian ini, maka diharapkan agar para penyedia akomodasi

dapat membuat strategi yang baik dengan memperhatikan preferensi

wisatawan. Berdasarkan pembahasan, diketahui bahwa wisatawan nusantara

lebih memilih akomodasi yang belum pernah ia gunakan sebelumnya.

Meskipun demikian, sebuah usaha akomodasi dapat memberikan pengalaman

Page 62: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

49

baru kepada wisatawan dengan menambah fasilitas rekreasi ataupun fasilitas

kamar yang menarik. Wisatawan nusantara yang ingin mendapatkan

pengalaman baru tidak terlalu mementingkan program-program loyalty yang

ditawarkan oleh akomodasi karena akan menjadi sia-sia bila mereka tidak

menginap di akomdasi tersebut dengan frekuensi yang terus menerus. Oleh

karena itu, program-program loyalty dapat diganti dengan paket menginap yang

murah atau potongan-potongan harga kamar pada musim-musim tertentu. serta

meningkatkan pelayanan agar dapat memenangkan persaingan dalam industri

akomodasi.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan karena beberapa hal yang

dibatasi sebelumnya pada Batasan Penelitian. Penelitian ini tidak menentukan

target responden yang lebih spesifik; misalnya responden yang berasal dari

provinsi tertentu atau responden yang memiliki jumlah penghasilan tertentu.

Kriteria-kriteria yang lebih khusus akan lebih membantu penyedia akomodasi

yang mempunyai pasar tersendiri. Selain itu, penelitian ini tidak mencakup

beberapa jenis akomodasi lainnya seperti vila dan tempat perkemahan. Oleh

karena itu saran yang dapat diberikan bagi penelitian-penelitian terkait

preferensi wisatawan dalam memilih akomodasi adalah dengan menentukan

segmen pasar yang lebih spesifik serta dengan meneliti atribut-atribut sarana

akomodasi yang lebih mendetil. Selain itu juga meneliti mengenai sumber

pengetahuan responden mengenai akomodasi di Bali dan keterkaitan preferensi

dengan pembuat keputusan dalam sebuah kelompok seperti keluarga.

Page 63: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

50

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 2011. Populasi dan Sampel Penelitian 3: Pengambilan Sampel

dari Populasi Tak Terhingga dan Tak Jelas. Online.

(tatangmanguny.wordpress.com)

Azizah, Imarotul. 2008. Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen

Terhadap Keputusan Pembelian Buah Lokal (Studi pada Lailai Market

Buah Malang). Malang: UIN Malang

Baruca, Petra Zabukovec, Žana Čivre. 2012. How Do Guests Choose A Hotel?.

Slovenia: University of Primorska

Dwiputra, Roby. 2010. Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Wisata Di

Kawasan Wisata Alam Erupsi Merapi. Jakarta: Bappenas

Eriyanto, Aindoble, Aindoble. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta: PT LKis

Pelangi Aksara

Evita, Sirtha, Sunartha. 2013. Dampak Perkembangan Pembangunan Sarana

Akomodasi Wisata Terhadap Pariwisata Berkelanjutan Di Bali.

Hanifah, Mutya.2014.Wisatawan Muda, Penting Freedom ketimbang Free.

4 November 2014.http://lifestyle.okezone.com/read/2014/04/24/407/

975256/large

Hajjah, Fajriyatul. 2011. Manajemen Lingkungan Hotel Di Bali Penerapan

Konsep Ekologi Dalam Kegiatan Hotel. Bali: Universitas Udayana

Jefriando, Maikel. 2014. Hotel di Bali 'Perang' Harga, Tarif Kamar Bisa Turun

50%.21 Oktober 2014.http://finance.detik.com

Lesmana, R. N, Dionisius, Damian. 2007. Analisa Perbandingan Harapan

Businesswomen dan Businessmen dalam Pemilihan Sebuah Hotel

Ditinjau dari Segi Atribut Hotel dan Penggunaan Amenities Hotel.

Surabaya: Universitas Kristen Petra

Meko, Pasifikus Mala. 2013. Persepsi Dan Ekspektasi Wisatawan Terhadap

Kualitas Pelayanan Pada Sarana Akomodasi Di Desa Koanara

Page 64: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

51

Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bali: Universitas

Udayana

Nursusanti, Betty K. 2005. Identifikasi Persepsi dan Preferensi Wisatawan

Terhadap Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cianjur.

Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Octavia, Fifi. 2010. Preferensi Tenaga Penjual Terhadap Kontes Penjualan.

Jakarta: Universitas Indonesia

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata. ---: Andi

Puspasari, Desi. 2012. Ini Dia 5 Tempat Liburan di Bali Pilihan Anda.13 Januari

2015.http://travel.detik.com/read/2012/06/21/092920/1946823/1025/

ini-dia-5-tempat-liburan-di-bali-pilihan-anda

Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan.2014.Analisis Pasar Wisatawan

Nusantara.Denpasar: Universitas Udayana

Rea, L., & Parker, R. 1997. Designing and Conducting Survey Research (2nd

Edition). San Francisco: Jossey-Bass.

Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya: SIC

Sangadji, Etta Mamang, Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi

Soares, Eunicia P. M. 2013. Motivasi dan Preferensi Wisatawan Australia yang

Berkunjung ke Bali. Bali: STP Nusa Dua

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sulistiono, Ari Budi. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Lokasi

Terhadap Keputusan Menginap (Studi Pada Tamu Hotel Srondol

Indah Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro

Sumarwan, Ujang, Simanjuntak Megawati, Yurita. 2012. Persepsi dan Preferensi

Iklan Mempengaruhi Niat Beli Anak Pada Produk Makanan Ringan.

Bogor: IPB

Page 65: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

52

Suwandi, Imam M. D. 2007. Keputusan Pembelian.---: Manajemen Pemasaran

Wahab, Mohamad Sahrial. 2011. Preferensi Mahasiswa Pada Atribut Perguruan

Tinggi Melalui Analisis Konjoin. STIE Perbanas: Surabaya

Widagdo, Joan Rosunday. 2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumen

dalam Pemilihan Hotel di Objek Wisata Bandungan. UKS: Semarang

Widyawati, Wiwit. 2014. Penerapan Analisis Konjoin Pada Preferensi

Mahasiswa Terhadap Pekerjaan. USU: Sumatera Utara

Yusrizal, Firdaus. 2007. Suatu Tinjauan Terhadap Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Wisatawan Untuk Menginap Pada Hotel

Berbintang 4 dan 5 di Kota Pekanbaru. Riau: Universitas Riau

_________. Pariwisata Bali Sebagai Sumber Dan Pendapatan Masyarakat.

Online.(http://www.akomodasi.net/pariwisata_bali.php)

Page 66: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

53

LAMPIRAN

Page 67: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

54

Lampiran 1

Nama hotel: 2. 4. Pekerjaan

(Sebutkan provinsi) Pelajar/Mahasiswa

Pegawai Negeri Sipil/Militer

Paraf Wiraswasta

3. Pegawai Swasta

18-23 tahun Tidak Bekerja

24-28 tahun Lainnya

1. Jenis kelamin 29-34 tahun

Pria 35-49 tahun

Wanita 50-65 tahun

5. 6.

Sendiri

≤ Rp 2.000.000 Keluarga

Rp 2.000.000 - 5.000.000 Rekan/Kerabat

Rp 5.000.000 - 10.000.000 Rombongan

> Rp 10.000.000

7. 8.

Guesthouse

Sendiri Hotel berbintang

Melalui Agen/Biro Perjalanan Hotel non-berbintang

Vila

Rumah teman/keluarga

9.

(1 = Paling tidak suka, 12 = Paling suka)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Standar

StandarAda

Amenities Reputasi Brand

Dekat Keramaian

Dekat Keramaian

Tidak Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Tidak Ada

Lengkap

Tidak Terkenal

Terkenal

Terkenal

Terkenal

Tidak Terkenal

Tidak Terkenal

Terkenal

Tidak Terkenal

Tidak Terkenal

Terkenal

Tidak Terkenal

Terkenal

Loyalty

Program

Lengkap

Lengkap

Tidak Lengkap

Tidak Lengkap

Tidak Lengkap

Lengkap

Tidak Ada

Tidak Ada

Ada

Ada

Ada

Belum Pernah

Tidak Lengkap

Tidak Lengkap

Lengkap

Lengkap

Tidak Lengkap

Belum Pernah

MANAJEMEN KEPARIWISATAAN

Survei ini dilakukan untuk mengetahui preferensi Anda dalam memilih akomodasi ketika berwisata di Bali.

Silahkan meminta bantuan kepada surveyor jika menemukan kesulitan dalam mengisi kuesioner.

Terimakasih atas partisipasinya.

Bentuk akomodasi apakah yang Anda gunakan kali ini?

Mohon tandai dengan (√) untuk pertanyaan dengan pilihan ganda.

Umur

Domisili

Standar

Konsep

Hotel

Standar

Unik

Standar

Unik

Unik

Unik

Unik

Standar

Unik

Kuesioner Preferensi Akomodasi Wisatawan Nusantara

JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI Tgl:

No:

No

Dengan siapakah Anda berwisata ke Bali kali ini?

Mohon berikan ranking dari 1 sampai 12 pada kolom Ranking untuk jenis-jenis akomodasi yang anda

sukai berdasarkan beberapa kriteria dibawah ini.

Ranking

Berapakah pendapatan Anda

dalam 1 (satu) bulan?

Bagaimana anda merencanakan

perjalanan wisata Anda ke Bali?

Lokasi

Dekat Keramaian

Dekat Keramaian

Jauh dari Keramaian

Jauh dari Keramaian

Jauh dari Keramaian

Dekat Keramaian

Jauh dari Keramaian

Jauh dari Keramaian

Pengalaman

Menginap

Dekat Keramaian

Jauh dari Keramaian

Belum Pernah

Belum Pernah

Pernah

Belum Pernah

Pernah

Ada

Belum Pernah

Pernah

Pernah

Pernah

Pernah

Page 68: Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali

55

Lampiran 2

Conjoint Analysis Overall Statistics

Model Description

N of Levels Relation to Ranks or

Scores

Pengalaman 2 Linear (less)

Loyalty 2 Linear (more)

Amenities 2 Linear (less)

Reputasi 2 Linear (less)

Lokasi 2 Linear (less)

Konsep 2 Linear (more)

All factors are orthogonal.

Overall Statistics

Utilities

Utility

Estimate

Std. Error

Pengalaman Belum .611 .299

Pernah .306 .598

Loyalty Tidak Ada -.451 .299

Ada -.903 .598

Amenities Lengkap -.660 .299

Tidak Lengkap -1.319 .598

Reputasi Terkenal 2.097 .299

Tidak Terkenal 1.049 .598

Lokasi Dekat -.271 .299

Jauh -.542 .598

Konsep Standar -.417 .299

Unik -.833 .598

(Constant) 7.167 1.108

Importance Values

Pengalaman 17.176

Loyalty 12.065

Amenities 16.748

Reputasi 15.611

Lokasi 21.657

Konsep 16.742

Averaged Importance Score

Coefficients

B Coefficient

Estimate

Pengalaman .611

Loyalty -.451

Amenities -.660

Reputasi 2.097

Lokasi -.271

Konsep -.417

Correlationsa

Value Sig.

Pearson's R .907 .015

Kendall's tau .848 .010

a. Correlations between observed and

estimated preferences

Reversal Summary

N of Reversals N of Subjects

1 9

2 10

3 30

4 29

5 9

This table displays the number of

subjects that have the given

number of reversals.

Number of Reversals

Factor

Konsep 68

Amenities 60

Lokasi 47

Pengalaman 45

Loyalty 39

Reputasi 28