STUDI KARAKTERISTIK WISATAWAN NUSANTARA YANG … · karakteristik wisnus, antara lain mengenai...
Transcript of STUDI KARAKTERISTIK WISATAWAN NUSANTARA YANG … · karakteristik wisnus, antara lain mengenai...
1
STUDI KARAKTERISTIK WISATAWAN NUSANTARAYANG BERKUNJUNG KE BALI
OLEH : IBG PUJAASTAWA
PUSAT PENELITIAN KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAANUNIVERSITAS UDAYANA
12 MEI 2015
2
STUDI KARAKTERISTIK WISATAWAN NUSANTARAYANG BERKUNJUNG KE BALI
OLEH : IBG PUJAASTAWA
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, pengembangan pariwisata mengacu kepada UU No. 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan, di mana kepariwisataan diselenggarakan sejalan dengan upaya
untuk: (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat; (ii) mengatasi
pengangguran dan menghapus kemiskinan; (iii) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber
daya; (iv) memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, dan mempererat
persahabatan antarbangsa; serta (v) memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri
dan kesatuan bangsa. Sehubungan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan
kepariwisataan nasional tersebut maka peranan wisatawan nusantara (wisnus) tidak kalah
pentingnya dengan wisatawan mancanegara (wisman).
Perkembangan kepariwisataan Indonesia didukung tidak hanya oleh keberadaan
wisman, namun juga oleh adanya wisnus yang trendnya terlihat semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Keberadaan wisnus bagi Bali juga signifikan. Hal ini dapat dilihat dari data
jumlah kunjungan wisnus ke Bali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, dimana jumlah
kunjungan wisnus ke Bali mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebanyak
2.898.794 orang pada tahun 2008, menjadi 6.063.558 orang pada tahun 2012 (Dinas
Pariwisata Provinsi Bali).
Bagi Bali, pariwisata dinilai memiliki arti penting sebagai motor penggerak
pembangunan daerah. Bali dengan keunikan budaya dan panorama alamnya yang indah
senantiasa menjadi pesona dan daya tarik bagi wisatawan, baik wisman maupun wisnus.
Apabila digarap secara lebih serius, peluang dan manfaat ekonomi pasar wisnus tidak kalah
dengan pasar wisman, mengingat total populasi penduduk Indonesia sekitar 230 juta dan
sekitar 53,34% dari mereka melakukan perjalanan wisata. Pergerakan wisnus juga semakin
meningkat sejalan dengan kian berkembangnya sektor transportasi serta adanya
kecenderungan pergeseran motif berwisata sebagai pemenuhan kebutuhan rekreasi ke arah
life style atau gaya hidup. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa wisnus merupakan pangsa pasar
yang sangat potensial yang selama ini cenderung terabaikan. Oleh karenanya, keberadaan
wisnus merupakan hal yang patut diperhitungkan dan perlu mendapat perhatian lebih serius.
Salah satu hal penting yang perlu diupayakan untuk mendukung pengembangan pasar
wisnus adalah ketersediaan informasi mengenai karakteristik wisnus yag lebih terpercaya
dan memadai.
3
Terkait dengan upaya untuk mengetahui karakteristik wisnus yang berkunjung ke
Bali, maka diperlukan penelitian yang dapat memberikan berbagai informasi tentang
karakteristik wisnus, antara lain mengenai akomodasi/tempat menginap, lama tinggal, moda
transportasi yang digunakan, pengeluaran selama di destinasi wisata, serta ekspektasi dan
tingkat kepuasan mereka terhadap destinasi yang dikunjungi. Informasi ini akan dapat
dimanfaatkan sebagai pedoman untuk perumusan kebijakan dan langkah-langkah strategis
di bidang pemasaran dan penyediaan produk yang berkualitas sesuai dengan harapan
wisatawan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penelitian survei karakteristik wisnus ini adalah:
Mengukur persentase kedatangan wisnus ke Bali, yang dihitung dari jumlah
penumpang domestik yang meninggalkan Bali baik melalui udara maupun laut.
Mengidentifikasi karakteristik wisnus, yakni yang meliputi karakteristik demografis
dan geografis, serta perilaku wisatawan tersebut selama melakukan kunjungan di
Bali.
Mengeksplorasi persepsi wisnus terhadap daya tarik wisata serta faktor-faktor
penunjang lainnya terkait dengan kepariwisataan Bali.
1.3 Metode
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian survei dengan
mengadakan wawancara terstruktur kepada wisnus yang meninggalkan Bali melalui udara
dan laut. Dalam penelitian survei ini, wawancara kepada wisnus dilakukan di tiga lokasi,
yakni (i) di terminal keberangkatan domestik Bandara Ngurah Rai; (ii) di dalam kapal ferry
penyeberangan Gilimanuk-Ketapang; (iii) dan di terminal keberangkatan penumpang kapal
penyeberangan Padangbai-Lembar.
Dalam survei tahun 2013 ini, wawancara dilakukan kepada 2.100 responden di
seluruh lokasi penelitian yang terdistribusi secara proporsional, yaitu: (i) di Pelabuhan
Gilimanuk sebanyak 1.020 responden, (ii) di Bandara Ngurah Rai sebanyak 900 responden,
dan di Pelabuhan Padangbai sebanyak 180 responden. Pelaksanaan survei dilakukan
dalam dua tahap, yaitu survei tahap pertama dilakukan pada bulan April (mewakili periode
low season); dan survei tahap kedua dilakukan pada akhir bulan Juli (mewakili periode high
season). Pada setiap tahapan survei dilakukan selama lima hari di masing-masing lokasi
penelitian.
Adapun definisi wisatawan nusantara (wisnus) yang digunakan pada penelitian ini
adalah penduduk Indonesia yang melaksanakan perjalanan dalam wilayah Indonesia secara
4
sukarela kurang dari 6 bulan, dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh
upah/gaji). Sedangkan kriteria wisatawan nusantara (wisnus) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kriteria yang digunakan dalam Neraca Satelit Pariwisata Nasional
(Nesparnas 2004), yaitu:
(i) mereka yang melakukan perjalanan ke tempat wisata komersial, baik yang menginap
ataupun tidak menginap di hotel/penginapan komersial;
(ii) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke tempat wisata komersial tetapi menginap
di hotel/penginapan komersial;
(iii) mereka yang melakukan perjalanan ke suatu tempat dengan jarak perjalanan lebih dari
100 km pp.
Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan tabulasi data dengan menggunakan
komputer. Selanjutnya dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif, yaitu analisis
rata-rata hitung dan persentase. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
(i) tahap pertama dilakukan analisis perbadingan karakteristik wisnus pada saat low
season dan high season di masing-masing lokasi penelitian secara terpisah, sehingga
dapat diketahui kemungkinan adanya perbedaan karakteristik wisnus pada saat low
season dengan high season di masing-masing lokasi penelitian.
(ii) Tahap kedua dilakukan analisis gabungan dari keseluruhan data penelitian tanpa
membedakan musim (seasons) dan lokasi penelitian sehingga dapat diketahui
karakteristik wisnus secara utuh dan menyeluruh.
II. KARAKTERISTIK WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE BALIBerdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap wisnus yang
meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, dan Bandara Ngurah Rai, baik
pada pada musim dengan tingkat kunjungan rendah (low season) maupun pada musim
dengan tingkat kunjungan tinggi (high season), maka diperoleh gambaran tentang
karakteristik wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Persentase wisnus yang berkunjung ke Bali berdasarkan jenis kelamin dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jml. (%)1 Laki-laki 48,62 Perempuan 51,4
Jumlah 100,0
5
Jumlah wisnus berjenis kelamin laki-laki yang berkunjung ke Bali sedikit di bawah
wisnus berjenis kelamin perempuan, yakni 48,8% (laki-laki) dan 51,4% (perempuan).
2 UsiaPersentase wisnus yang berkunjung ke Bali berdasarkan kelompok usia dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Usia
No. Kelompok Umur Jml. (%)1 ≤ 15 Tahun 5,92 16 - 25 Tahun 42,93 26 - 55 Tahun 46,94 ≥ 56 Tahun 4,3
Jumlah 100,0
Persentase tertinggi wisnus yang yang berkunjung ke Bali terdapat pada kelompok
usia 26-55 tahun, yakni mencapai 46,9%. Menyusul kemudian kelompok usia 16-25 sebesar
42,9%; kelompok usia di bawah 15 tahun sebesar 5,9%; dan kelompok usia 56 tahun ke
atas sebesar 4,3%.
3. Kota/Daerah Asal
Persentase wisnus yang berkunjung ke Bali berdasarkan daerah asalnya dapat
disajikan seperti dalam Tabel 5.3. Berdasarkan daerah asalnya, persentase tertinggi wisnus
yang berkunjung ke Bali dicapai oleh Jawa Timur (24,6%), disusul Jakarta (23,6%), Jawa
Tengah (11,4%), Jawa Barat (10,5%), NTB/NTT (10,2), Yogyakarta (6,6%), Sumatera
(5,1%), Sulawesi (3,9%), Kalimantan (3,2%), dan sejumlah daerah lainnya sebesar 0,9%.
Tabel 3Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Daerah Asal
No. Kota/Daerah Asal Jml. (%)1 Jakarta 23,62 Jawa Barat 10,53 Jawa Tengah 11,44 Yogyakarta 6,65 Jawa Timur 24,66 Sumatera 5,17 Kalimantan 3,28 Sulawesi 3,99 NTB/NTT 10,210 Lainnya 0,9
Jumlah 100,0
6
4. Status PekerjaanPersentase wisnus yang berkunjung ke Bali berdasarkan status pekerjaannya dapat
disajikan seperti dalam dalam Tabel 5.4. Persentase tertinggi wisnus yang berkunjung ke
Bali dicapai oleh pelajar/mahasiswa (38,6%), disusul golongan pegawai swasta (21,1%),
PNS (14,8%), wirausaha (10,0%), profesional (3,3%), dan TNI/POLRI (0,4%). Selain itu juga
terdapat kelompok wisnus dengan status pekerjaan lainnya mencapai 11,8%.
Tabel 4Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Status Pekerjaan
No. Status Pekerjaan Jml. (%)1 Pelajar/Mahasiswa 38,62 PNS 14,83 TNI/POLRI 0,44 Profesional 3,35 Pegawai Swasta 21,16 Wirausaha 10,07 Lainnya 11,8
Jumlah 100,0
5. Jalur TransportasiBerdasarkan jalur transportasi yang ditempuh dalam rangka melakukan kunjungan
ke Bali, persentase wisnus yang berkunjung ke Bali dapat disajikan seperti dalam tabel
berikut :
Tabel 5Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jalur Transportasi yang Ditempuh untuk Berkunjung ke Bali
No. Jalur Transportasi yang Ditempuh Jml. (%)1 Darat 50,72 Laut 1,33 Udara 48,0
Jumlah 100,0
Kelompok wisnus yang berkunjung ke Bali melalui jalur udara dan darat
menunjukkan persentase yang hampir berimbang, yakni 48,0% (udara) dan 50,7% (darat),
sementara persentase kelompok wisnus yang menempuh jalur laut relatif rendah, yakni
1,3%.
6. Moda Transportasi yang Digunakan Selama di BaliPersentase wisnus yang berkunjung ke Bali berdasarkan moda transportasi yang
digunakan selama melakukan kunjungan di Bali dapat disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 6.
7
Persentase Wisnus yang Berkunjung ke BaliBerdasarkan Moda Transportasi yang Digunakan Selama di Bali
No. Moda Transportasi Jml. (%)1 Mobil Pribadi 17,12 Mobil Sewaan 62,73 Kendaraan Umum 7,84 Sepeda Motor 12,4
Jumlah 100,0
Moda transportasi yang paling banyak digunakan selama melakukan kunjungan di
Bali adalah mobil sewaan (62,7%), disusul mobil pribadi (17,1%), kendaraan umum (7,8%),
dan sisanya sepeda motor (12,4%).
7. Periodisitas KunjunganPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan periodisitas kunjungan dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 7Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Periodisitas Kunjungan
No. Periodisitas Kunjungan Jml. (%)1 Kunjungan Pertama kali 28,22 Kunjungan Ulang (2-5 Kali) 45,03 Kunjungan Ulang > 5 Kali 19,34 Kunjungan Reguler Tiap Bln/Thn 7,5
Jumlah 100,0
Berdasarkan periodisitas kunjungan, persentase tertinggi wisnus yang mengunjungi
Bali adalah wisnus yang melakukan kunjungan ulang 2 hingga 5 kali, yakni mencapai
45,0%. Selanjutnya disusul oleh wisnus yang baru melakukan kunjungan untuk pertama
kalinya (28,2%), wisnus yang melakukan kunjungan ulang lebih dari 5 kali (19,3%), dan
wisnus yang melakukan kunjungan reguler tiap bulan/tahun sebesar 7,5%.
8. Tujuan Kunjungan
Berdasarkan tujuan kunjungan, persentase wisnus yang mengunjungi Bali dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 8Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Tujuan Kunjungan
No. Tujuan Kunjungan Jml. (%)1 Berlibur/Rekreasi 64,4
8
2 Mengunjungi Teman/Famili 12,43 Tugas Kantor/Perusahaan 7,64 Konferensi, Seminar, Rapat 3,65 Bisnis 2,26 Lainnya 9,8
Jumlah 100,0
Sebagian besar (64,4%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan tujuan
kunjungannya ke Bali adalah untuk berlibur atau rekreasi, disusul mengunjungi teman/famili
mencapai 12,4%, tujuan tugas kantor/perusahaan mencapai 7,6%, tujuan konferensi,
seminar, rapat mencapai 3,6%, tujuan bisnis mencapai 2,2%, dan untuk sejumlah tujuan
lainnya mencapai 9,8%.
9. Tipologi Perjalanan
Berdasarkan tipologi perjalanannya selama melakukan kunjungan wisata di Bali,
persentase wisnus yang mengunjungi Bali dapat disajikan seperti dalam Tabel 5.9. Terkait
dengan tipologi perjalanannya selama melakukan kunjungan wisata di Bali, jumlah wisnus
yang tidak menggunakan paket tour menunjukkan persentase yang lebih tinggi (61,9%)
dibandingkan dengan wisnus yang menggunakan paket tour (38,1%).
Tabel 9Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Tipologi Perjalanan
No. Tipologi Perjalanan Jml. (%)1 Menggunakan Paket Tour 38,12 Tidak Menggunakan Paket Tour 61,9
Jumlah 100,0
10. Partner Berkunjung
Berdasarkan partner berkunjung, persentase wisnus yang mengunjungi Bali dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 10Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Partner Berkunjung
No. Partner Berkunjung Jml. (%)1 Sendiri 14,62 Dengan Teman 56,43 Dengan Keluarga 27,64 Lainnya 1,4
Jumlah 100,0
Dalam melakukan kunjungan wisata ke Bali, lebih dari separuh (56,4%) wisnus
melakukan kunjungan dengan disertai teman, menyusul kemudian mereka yang melakukan
9
kunjungan dengan keluarga (27,6%), dan melakukan kunjungan sendiri (14,6%). Di samping
itu juga terdapat 1,4% yang melakukan kunjungan ke Bali ditemani pihak-pihak lainnya,
seperti dengan majikan atau pembantu rumah-tangga, dengan pimpinan atau staf, dan
dengan partner bisnis.
11. Jenis Sumber InformasiPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jenis sumber informasi dapat
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 11Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Sumber Informasi
No. Jenis Sumber Informasi Jml. (%)1 Teman/Relasi 43,22 Agen perjalanan 14,43 Media Elektronik 35,74 Media Cetak 6,45 Lainnya 0,3
Jumlah 100,0
Berdasarkan jenis sumber informasi, diketahui bahwa 43,2% wisnus yang
mengunjungi Bali memperoleh informasi dari teman/relasi. Menyusul kemudian 35,7%
memperoleh informasi dari media elektronik, 14,4% dari agen perjalanan, dan 6,4% dari
media cetak. Di samping itu juga terdapat 0,3% wisnus yang memperoleh informasi dari
sumber-sumber lainnya.
12. Daya Tarik Utama untuk Berkunjung ke Bali
Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan daya tarik utama untuk
berkunjung ke Bali, dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 12Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Daya Tarik Utama untuk Berkunjung ke Bali
No. Daya Tarik Utama Jml. (%)1 Keunikan budaya 35,22 Keindahan alam 37,53 Keramahtamahan penduduk 9,14 Fasilitas pariwisata yang berkualitas 5,45 Harga/biaya berlibur yang relatif murah 4,96 Atraksi wisata yang beragam 7,67 Lainnya 0,3
Jumlah 100,0
Berdasarkan daya tarik utama untuk berkunjung ke Bali, persentase tertinggi
ditunjukkan oleh kelompok wisnus yang menyatakan ketertarikannya pada keindahan alam
10
(37,5%). Menyusul kemudian kelompok wisnus yang menyatakan ketertarikannya pada
keunikan budaya (35,2%), keramah-tamahan penduduk (9,1%), atraksi wisata yang
beragam (7,6%), fasilitas pariwisata yang berkualitas (5,4%), harga/biaya berlibur yang
relatif murah (4,9%), dan sejumlah daya tarik lainnya (0,3%).
13. Jenis Daya Tarik Wisata Alam yang Diminati
Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jenis daya tarik wisata alam
yang diminati, dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 13Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Daya Tarik Wisata Alam yang Diminati
No. Jenis Daya Tarik Wisata Alam Jml. (%)1 Pantai/Laut 54,12 Pegunungan 18,23 Danau 9,34 Sungai 1,15 Air Terjun 1,96 Air Panas 0,97 Hutan 1,58 Persawahan 9,99 Perkebunan 2,910 Lainnya 0,2
Jumlah 100,0
Dari berbagai jenis daya tarik wisata alam yang ada di Bali, ternyata lebih dari
separoh (54,1%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan lebih berminat pada
pantai/laut. Menyusul kemudian kelompok wisnus yang menyatakan lebih berminat pada
pegunungan (18,2%), persawahan (9,9%), danau (9,3%), perkebunan (2,9%), dan sisanya
adalah wisnus yang menyatakan lebih berminat pada jenis wisata sungai, air panas, air
terjun, hutan, dan lainnya masing-masing di bawah 2,0%.
14. Jenis Daya Tarik Wisata Budaya yang Diminati
Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jenis daya tarik wisata
budaya yang diminati dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 14Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Daya Tarik Wisata Budaya yang Diminati
No. Jenis Daya Tarik Wisata Budaya Jml. (%)1 Tradisi/adat-istiadat 30,32 Kesenian daerah 31,63 Arsitektur 8,74 Makanan khas (kuliner) 8,9
11
5 Barang kerajinan 11,16 Peninggalan sejarah dan purbakala 3,37 Religi/spiritualitas 3,18 Spa, aromatherapy, dsb. 1,39 Kehidupan masyarakat pedesaan 1,6
10 Lainnya 0,1Jumlah 100,0
Berdasarkan jenis daya tarik wisata budaya yang diminati, persentase wisnus yang
mengunjungi Bali yang berminat pada kesenian daerah menempati posisi tertinggi, yakni
31,6%. Menyusul kemudian wisnus yang berminat pada tradisi/adat-istiadat (30,3%),
barang-barang kerajinan (11,1%), makanan khas (kuliner) (8,9%), arsitektur (8,7%),
peninggalan sejarah dan purbakala (3,3%), religi/spiritualitas (3,1%), dan sejumlah daya
tarik lainnya masing-masing di bawah 1,4%.
15. Perbandingan daya Tarik Alam dan BudayaPenggolongan wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan perbandingan daya tarik
alam dan budaya dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 15Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Perbandingan Daya Tarik Alam dan Budaya
No. Perbandingan Daya Tarik Alam dan Budaya Jml. (%)1 Alam lebih menarik 19,92 Budaya lebih menarik 8,13 Alam dan budaya sama-sama menarik 72,0
Jumlah 100,0
Sebagian besar (72,0%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan daya tarik alam
dan budaya Bali sama-sama menarik, menyusul kemudian wisnus yang menyatakan alam
lebih menarik berjumlah 19,9%, sedangkan wisnus yang menyatakan budaya lebih menarik
memiliki persentase terendah, yakni 8,1%.
16. Jenis Kegiatan/Atraksi Wisata yang Dilakukan Selama di Bali
Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jenis-jenis kegiatan/atraksi
wisata yang dilakukan selama di Bali dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 16Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Kegiatan/Atraksi Wisata yang Dilakukan Selama di Bali
No. Jenis Daya Tarik Wisata Alam Jml. (%)1 Sight seeing (melihat-lihat) 45,22 Adventure (trekking, rafting, surfing, dsb.) 5,7
12
3 Shopping (berbelanja) 43,54 Religius/spiritual 2,05 Wellness (kesehatan) 0,86 Night Life (hiburan malam) 2,77 Lainnya 0,1
Jumlah 100,0
Selama berwisata di Bali, jenis kegiatan/atraksi wisata yang paling banyak dilakukan
oleh wisnus yang mengunjungi Bali adalah sight seeing (melihat-lihat), yakni mencapai
45,2%. Menyusul kemudiaan shopping (berbelanja) sebanyak 43,5%, adventure (trekking,
rafting, surfing, dsb.) sebanyak 5,7%, night life (2,7%), serta religius/spiritual sebanyak
2,0%, wellness (kesehatan) sebanyak 0,8%, dan sejumlah kegiatan/atraksi wisata lainnya
masing-masing di bawah 0,1%.
17. Lama Tinggal di BaliDari keseluruhan wisnus yang mengunjungi Bali diperoleh informasi lama tinggal
rata-rata wisnus di Bali adalah 3,7 hari. Berikut ini disajikan tabel penggolongan wisnus yang
mengunjungi Bali berdasarkan lama tinggal di Bali.
Tabel 17Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Lama Tinggal di Bali
No. Lama Tinggal di Bali Jml. (%)1 < 1 malam (1 hari) 7,42 1 malam (2 hari) 11,63 2 malam (3 hari) 37,44 3 malam (4 hari) 22,65 4 malam (5 hari) 9,06 5 malam (6 hari) 4,17 6 malam (7 hari) 2,78 > 6 malam (> 7 hari) 5,2
Jumlah 100,0Rata-rata Lama Tinggal (hari) 3,7
Berdasarkan lama tinggal di Bali, persentase tertinggi wisnus yang mengunjungi Bali
adalah mereka yang memiliki lama tinggal 2 malam (3 hari), yakni mencapai 37,4%.
Persentase terbesar kedua adalah wisnus yang memiliki lama tinggal 3 malam (4 hari)
mencapai 22,6%. Persentase terbesar ketiga adalah wisnus yang memiliki lama tinggal 1
malam (2 hari) mencapai 11,6%. Posisi berikutnya adalah wisnus yang memiliki lama tinggal
4 malam (5 hari) mencapai 9,0%, disusul wisnus yang memiliki lama tinggal kurang dari 1
malam (1 hari) mencapai 7,4%, wisnus yang memiliki lama tinggal lebih dari 6 malam (> 7
hari) sebesar 5,2%, wisnus yang memiliki lama tinggal 5 malam (6 hari) mencapai 4,1%, dan
wisnus yang memiliki lama tinggal 6 malam (7 hari) mencapai 2,7%,
13
18. Jenis Akomodasi yang DigunakanPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jenis akomodasi yang
digunakan selama melakukan kunjungan wisata di Bali, dapat disajikan seperti dalam tabel
berikut :
Tabel 18Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Jenis Akomodasi yang Digunakan Selama Tinggal di Bali
No. Jenis Akomodasi yang Digunakan Jml. (%)1 Hotel Bintang 22,22 Hotel Melati 40,73 Pondok Wisata 0,84 Villa 1,25 Rumah Keluarga/Teman 21,26 Tidak menginap 6,5t Lainnya 7,4
Jumlah 100,0
Berdasarkan jenis akomodasi yang digunakan wisnus selama berkunjung di Bali,
ternyata hotel melati menempati persentase tertinggi, yakni digunakan oleh 40,7% wisnus.
Menyusul kemudian hotel bintang (22,2%), rumah keluarga/teman (21,2%), villa (1,2%),
pondok wisata (0,8%), dan 7,4% menginap di beberapa tempat lainnya seperti perkemahan
(camping ground), perumahan/mess kantor, mushola/masjid, dan rumah sakit. Selain itu,
juga terdapat wisnus yang tidak menginap (6,5%).
19. Jumlah Hunian PerkamarPenggunaan fasilitas akomodasi (jumlah hunian perkamar) di kalangan wisnus yang
berkunjung ke Bali dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 19Persentase Wisnus yang Meninggalkan Bali
Berdasarkan Jumlah Hunian Perkamar
No. Jumlah Hunian Perkamar Jml. (%)1 1 orang 9,62 2 orang 42,83 3 orang 16,64 > 3 orang 31,0
Total 100,0
Penggunaan fasilitas akomodasi (jumlah hunian perkamar) di kalangan wisnus yang
berkunjung ke Bali didominasi oleh mereka yang menghuni 1 kamar untuk 2 orang (2 orang
perkamar), yakni mencapai 42,8%, menyusul kemudian lebih dari 3 orang perkamar
(31,0%), 3 orang perkamar (16,6%), dan seorang perkamar (9,6%).
14
20. Pengeluaran Rata-rata PerhariPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan jumlah pengeluaran rata-rata
perhari dapat disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 20Persentase Wisnus yang Berkunjung ke BaliBerdasarkan Pengeluaran Rata-rata Perhari
Berdasarkan jumlah pengeluaran rata-rata perhari, diketahui bahwa wisnus yang
mengunjungi Bali dengan pengeluaran rata-rata perhari Rp. 200.000 – Rp. 400.000
menempati posisi teratas, yakni mencapai 33,1%. Berikutnya adalah kelompok wisnus
dengan pengeluaran rata-rata perhari di bawah Rp.200.000 (22,7%), kelompok wisnus
dengan pengeluaran rata-rata perhari Rp. 401.000 – Rp. 600.000 (16,7%), kelompok wisnus
dengan pengeluaran rata-rata perhari di atas Rp. 1.000.000 (10,3%), kelompok wisnus
dengan pengeluaran rata-rata perhari Rp. 601.000 – Rp. 800.000 (10,5%), dan kelompok
wisnus dengan pengeluaran rata-rata perhari Rp. 801.000 – Rp. 1.000.000 (6,7%).
Sementara pengeluaran rata-rata wisnus perorang perhari mencapai Rp. 494.000.
21. Alokasi Pengeluaran Selama di BaliAlokasi pengeluaran wisnus selama melakukan kunjungan wisata di Bali dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut ini.
Tabel 21Persentase Pengeluaran Wisnus
Selama Melakukan Kunjungan Wisata di Bali
No. Pengeluaran Jml. (%)1 Akomodasi 23,42 Konsumsi 18,43 Transportasi Lokal 7,64 Souvenir 41,25 Guide 0,56 Atraksi 3,27 Hiburan 2,28 Lain-lain 3,5
Jumlah 100,0
No. Pengeluaran Rata-rata perhari Jml. (%)
1 < Rp. 200.000 22,72 Rp. 200.000 – Rp. 400.000 33,13 Rp. 401.000 – Rp. 600.000 16,74 Rp. 601.000 – Rp. 800.000 10,55 Rp. 801.000 – Rp. 1.000.000 6,76 > Rp. 1.000.000 10,3
Jumlah 100,0Rata-rata Pengeluaran Perhari (Rp) 494.000
15
Berdasarkan alokasi pengeluaran biaya selama melakukan kunjungan wisata di Bali,
ternyata persentase pengeluaran untuk souvenir menduduki peringkat tertinggi, yakni
mencapai 41,2%. Menyusul kemudian pengeluaran untuk akomodasi (23,4%), konsumsi
(18,4%), transportasi lokal (7,6%), atraksi (3,2%), hiburan (2,2%), dan guide (0,5%). Di
samping itu juga terdapat beberapa jenis pengeluaran lainnya (seperti pembelian pulsa
telepon seluler, sewa internet, dan laundry) sebesar 3,5%.
22. Kesan tentang Keramahan Orang BaliPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan kesannya tentang
keramahtamahan Orang Bali dapat disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 22Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Kesannya tentang Keramahtamahan Orang Bali
No. Kesan tentang Keramahan Jml. (%)1 Sangat Ramah 27,82 Ramah 65,13 Cukup Ramah 5,84 Kurang Ramah 1,25 Sangat Kurang Ramah 0,1
Jumlah 100,0
Berdasarkan kesannya tentang keramah-tamahan orang Bali, sebagian besar
(98,7%) wisnus yang berkunjung ke Bali menyatakan kesan positif dengan rincian 65,1%
menyatakan ramah, 27,8% menyatakan sangat ramah, dan 5,8% menyatakan cukup ramah.
Sebaliknya wisnus yang menyatakan kesan negatif tentang keramahtamahan orang Bali
berjumlah 1,3% dengan rincian 1,2% menyatakan kesan kurang ramah dan tidak 0,1% yang
menyatakan kesan sangat kurang ramah.
23. Kesan tentang KebersihanKesan wisnus yang mengunjungi Bali terhadap kebersihan lingkungan di Bali, dapat
disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 23Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Kesannya tentang Kebersihan Lingkungan di Bali
No. Kesan tentang Kebersihan Lingkungan Jml. (%)1 Sangat Bersih 9,92 Bersih 63,13 Cukup Bersih 20,14 Kurang Bersih 6,55 Sangat Kurang Bersih 0,4
Jumlah 100,0
16
Berdasarkan kesannya tentang kebersihan lingkungan di Bali, diketahui bahwa
93,1% wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan kesan positif, dengan rincian 63,1%
menyatakan bersih, 20,1% menyatakan cukup bersih, dan 9,9% menyatakan sangat bersih.
Sebaliknya, wisnus yang menyatakan kesan negatif terhadap kebersihan lingkungan di Bali
berjumlah 6,9%, yang terdiri dari 6,5% menyatakan kurang bersih, dan 0,4% menyatakan
sangat kurang bersih.
24. Kesan tentang Kondisi Keamanan di BaliKesan wisnus yang mengunjungi Bali terhadap kondisi keamanan lingkungan di Bali
dapat disajikan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 24Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Kesannya tentang Kondisi Keamanan di Bali
No. Kesan tentang Kondisi Keamanan di Bali Jml. (%)1 Sangat Aman 17,72 Aman 70,13 Cukup Aman 10,84 Kurang Aman 1,45 Sangat Kurang Aman 0,0
Jumlah 100,0
Berdasarkan kesannya tentang kondisi keamanan di Bali, diketahui bahwa pada
umumnya (98,6%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan kesan positif, dengan rincian
70,1% menyatakan aman, 17,7% menyatakan sangat aman, dan 10,8% menyatakan cukup
aman. Sebaliknya, wisnus yang menyatakan kesan negatif terhadap kondisi keamanan di
Bali berjumlah 1,4%, dengan rincian 1,4% menyatakan kurang aman, dan tidak ada 0,0%
yang menyatakan sangat kurang aman.
25. Tingkat Kepuasan Selama Berkunjung di BaliPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan tingkat kepuasannya selama
berkunjung di Bali dapat disajikan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 25Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Tingkat Kepuasan Selama Berkunjung di Bali
No. Tingkat Kepuasan Selama Berkunjung di Bali Jml. (%)1 Sangat Puas 26,72 Puas 64,53 Cukup Puas 7,54 Kurang Puas 1,35 Sangat Kurang Puas 0,0
Jumlah 100,0
17
Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan tingkat kepuasannya selama
berkunjung di Bali menunjukkan bahwa 64,5% menyatakan puas, menyusul kemudian
26,7% menyatakan sangat puas, dan 7,5% menyatakan cukup puas. Sebaliknya mereka
yang menyatakan kurang puas 1,3%, dan tidak ada (0,0%) yang menyatakan sangat kurang
puas.
26. Keinginan untuk Melakukan Kunjungan UlangPersentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan keinginannya untuk
melakukan kunjungan ulang dapat disajikan seperti tabel berikut:
Tabel 26Persentase Wisnus yang Berkunjung ke Bali
Berdasarkan Keinginan untuk Melakukan Kunjungan Ulang
No. Keinginan untuk Melakukan Kunjungan Ulang Jml. (%)1 Ya 97,52 Ragu-ragu 2,33 Tidak 0,2
Jumlah 100,0
Hampir seluruhnya (97,5%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan
keinginannya untuk melakukan kunjungan ulang ke Bali. Hanya 2,3% yang menyatakan
ragu-ragu, dan tidak ada (0,2%) yang menyatakan tidak berkeinginan melakukan kunjungan
ulang ke Bali.
27. Daya Tarik Wisata yang Paling PopulerBali memiliki daya tarik wisata yang beragam, yakni mulai dari pantai sampai
pegunungan dengan berbagai aktivitas budaya masyarakatnya, dan peninggalan budaya
yang masih aktif digunakan dan terpelihara dengan baik. Beberapa daya tarik wisata
tersebut sangat populer di kalangan wisnus, seperti pada Tabel 5.27 berikut.
Tabel 27Daya Tarik / Atraksi Wisata di BaliYang Paling Diminati oleh Wisnus
No. Daya Tarik / Atraksi Wisata1 Kuta2 Tanah Lot3 GWK4 Sanur
18
5 Tanjung Benoa (watersport)6 Uluwatu7 Jimbaran (Dreamland, Suluban, dll)8 Sangeh9 Nusa Dua10 Tari Barong11 Nusa Dua12 Pulau Penyu13 Sukawati14 Kintamani (Penelokan, Danau Batur)15 Tampaksiring16 Bedugul (Danau Beratan)17 Museum (Bajrasandhi)18 Ubud (Monkey Forest)19 Bali Safari20 Besakih
III. SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian survei terhadap wisnus yang
meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai dan Terminal Domestik
Bandara Ngurah Rai, baik pada pada musim dengan tingkat kunjungan rendah (low
season) maupun pada musim dengan tingkat kunjungan tinggi (high season) pada tahun
2013, maka dapat ditarik simpulan tentang beberapa karakteristik umum wisatawan
nusantara yang berkunjung ke Bali sebagai berikut :
1. Dari keseluruhan penumpang yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk,
Padangbai, dan Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai, diketahui bahwa 72,9% di
antaranya tergolong wisatawan nusantara (wisnus).
2. Persentase wisnus berjenis kelamin laki-laki yang berkunjung ke Bali sedikit di bawah
wisnus berjenis kelamin perempuan dengan perbandingan 48,8% (laki-laki) dan 51,4%
(perempuan). Jika dilihat berdasarkan lokasi penelitian, dominasi wisnus berjenis
kelamin perempuan hanya dijumpai di Bandara Ngurah Rai, yakni mencapai 55,6%,
sedangkan di Pelabuhan Gilimanuk dan Padang Bai didominasi oleh wisnus berjenis
kelamin laki-laki, masing-masing berjumlah 52,4% dan 52,6%.
3. Wisnus yang berkunjung ke Bali didominasi oleh golongan usia 26-55 tahun (46,9%)
dan golongan usia 16-25 tahun (42,9%), sehingga sebagian besar (89,8%) termasuk
dalam kategori usia produktif (16-55 tahun).
4. Pulau Jawa merupakan pasar wisnus potensial bagi pariwisata Bali. Hal ini ditunjukkan
oleh wisnus yang berkunjung ke Bali didominasi oleh wisnus yang berasal dari empat
19
provinsi yang ada di Pulau Jawa (Jawa Timur, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat), yakni mencapai 70,1%, sedangkan selebihnya (29,%) berasal dari sejumlah
kota/daerah lainnya di Indonesia.
5. Pulau Bali cukup potensial untuk tujuan wisata pendidikan atau study tour. Hal ini
ditunjukkan oleh persentase wisnus yang berkunjung ke Bali didominasi oleh golongan
pelajar/mahasiswa (38,6%), disusul pegawai swasta, (21,1%), PNS (14,8%),
wirausaha (10,0%), profesional (3,3%), dan TNI/POLRI (0,4%). Selain itu juga terdapat
kelompok wisnus dengan status pekerjaan lainnya mencapai 11,8%.
6. Wisnus yang berkunjung ke Bali melalui jalur udara dan darat menunjukkan
persentase yang hampir berimbang, yakni 48,0% (udara) dan 50,7% (darat),
sementara kelompok wisnus yang menempuh jalur laut relatif rendah, yakni 1,3%.
7. Moda transportasi yang paling banyak digunakan wisnus selama melakukan
kunjungan di Bali adalah mobil sewaan (62,7%), disusul mobil pribadi (17,1%),
kendaraan umum (7,8%), dan sisanya sepeda motor (12,4%).
8. Hampir separoh wisnus yang mengunjungi Bali adalah wisnus yang melakukan
kunjungan ulang 2 hingga 5 kali (45,0%), disusul kunjungan pertama kali (28,2%),
kunjungan ulang lebih dari 5 kali (19,3%), dan kunjungan reguler tiap bulan/tahun
(7,5%)
.9 Sebagian besar wisnus yang mengunjungi Bali bertujuan untuk berlibur atau rekreasi
(64,4%), disusul mengunjungi teman/famili (12,4%), tugas kantor/perusahaan (7,6%),
konferensi, seminar, rapat (3,6%), bisnis (2,2%), dan untuk sejumlah tujuan lainnya
(9,8%)
.10. Sebagian besar wisnus yang berkunjung ke Bali cenderung memilih untuk mengatur
sendiri perjalanan wisata mereka. Hal ini ditunjukkan oleh 61,9% wisnus tidak
menggunakan paket tour dan 38,1% menggunakan paket tour.
11. Dalam melakukan kunjungan wisatanya ke Bali, lebih dari separuh (56,4%) wisnus
melakukan kunjungan disertai teman, disusul dengan keluarga (27,6%), sendiri
(14,6%). Di samping itu juga terdapat 1,4% yang melakukan kunjungan ke Bali
ditemani pihak-pihak lainnya, seperti dengan majikan atau pembantu rumah-tangga,
dengan pimpinan atau staf, dan dengan partner bisnis.
12. Informasi dari teman atau relasi tampaknya cukup efektif untuk mempengaruhi wisnus
dalam mengambil keputusan untuk berkunjung ke Bali. Hal ini terbukti dari 43,2%
wisnus yang mengunjungi Bali memperoleh informasi dari teman/relasi, disusul 35,7%
dari media elektronik, 14,4% dari agen perjalanan, dan 6,4% dari media cetak. Di
samping itu juga terdapat 0,3% wisnus yang memperoleh informasi dari sumber-
sumber lainnya, seperti dari pameran tentang Bali, Taman Mini Indonesia Indah,
pertunjukan kesenian Bali di daerah asalnya.
20
13. Keindahan alam dan keunikan budaya Bali merupakan daya tarik wisata utama
dengan kekuatan yang hampir berimbang. Hal ini ditunjukkan oleh perbandingan
antara kelompok wisnus yang menyatakan ketertarikannya pada keindahan alam dan
kelompok wisnus yang menyatakan ketertarikannya pada keunikan budaya adalah
37,5% (alam) berbanding 35,2% (budaya). Selebihnya adalah keramah-tamahan
penduduk (9,1%), atraksi wisata yang beragam (7,6%), fasilitas pariwisata yang
berkualitas (5,4%), harga/biaya berlibur yang relatif murah (4,9%), dan sejumlah daya
tarik lainnya (0,3%).
14. Dari berbagai jenis daya tarik wisata alam yang ada di Bali, lebih dari separoh (54,1%)
wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan lebih berminat pada pantai/laut, disusul
pegunungan (18,2%), persawahan (9,9%), danau (9,3%), perkebunan (2,9%), dan
sisanya adalah wisnus yang menyatakan lebih berminat pada jenis wisata sungai, air
panas, air terjun, hutan, dan lainnya (masing-masing di bawah 2,0%).
15. Dari berbagai jenis daya tarik wisata budaya yang ada di Bali, ternyata kesenian
daerah dan tradisi/adat-istiadat merupakan daya tarik wisata budaya yang paling
banyak diminati dengan perbandingan yang hampir berimbang, yakni 31,6%.
berbanding 30,3%, disusul barang-barang kerajinan (11,1%), makanan khas (kuliner)
(8,9%), arsitektur (8,7%), peninggalan sejarah dan purbakala (3,3%), religi/spiritualitas
(3,1%), dan sejumlah daya tarik lainnya masing-masing di bawah 1,4%.
16. Komparasi antara daya tarik wisata alam dan budaya Bali menunjukkan bahwa
Sebagian besar (72,0%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan daya tarik alam
dan budaya Bali sama-sama menarik, disusul wisnus yang menyatakan alam lebih
menarik (19,9%), sedangkan wisnus yang menyatakan budaya lebih menarik memiliki
persentase terendah (8,1%).
17. Selama berwisata di Bali, jenis kegiatan/atraksi wisata yang paling banyak dilakukan
oleh wisnus yang mengunjungi Bali adalah sight seeing atau melihat-lihat (45,2%),
disusul shopping atau berbelanja (43,5%), adventure (trekking, rafting, surfing, dsb.)
(5,7%), night life (2,7%), serta wellness (kesehatan), religius/spiritual (1,2%), dan
sejumlah kegiatan/atraksi wisata lainnya masing-masing di bawah 2,1%.
18. Rata-rata lama tinggal wisnus di Bali adalah 3,7 hari. Berdasarkan lama tinggal di Bali,
persentase tertinggi ditunjukkan oleh kelompok wisnus dengan lama tinggal 2 malam
(3 hari) mencapai 37,4%, disusul 3 malam (4 hari) mencapai 22,6%, 1 malam (2 hari)
mencapai 11,6%, 4 malam (5 hari) mencapai 9,0%, kurang dari 1 malam (1 hari)
mencapai 7,4%, lebih dari 6 malam (> 7 hari) sebesar 5,2%, 5 malam (6 hari)
mencapai 4,1%, dan 6 malam (7 hari) mencapai 2,7%,
21
19. Dari berbagai jenis pilihan akomodasi yang tersedia di Bali, ternyata wisnus yang
memilih untuk menginap di hotel melati menempati persentase tertinggi (40,7%),
disusul hotel bintang (22,2%), rumah keluarga/teman (21,2%), villa (1,2%), pondok
wisata (0,8%), dan 7,4% menginap di beberapa tempat lainnya. Selain itu, juga
terdapat wisnus yang tidak menginap (6,5%).
20. Penggunaan fasilitas akomodasi (jumlah hunian perkamar) di kalangan wisnus yang
berkunjung ke Bali didominasi oleh mereka yang menghuni 1 kamar untuk 2 orang (2
orang perkamar), yakni mencapai 42,8%, lebih dari 3 orang perkamar (31,0%), 3 orang
perkamar (16,6%), dan seorang perkamar (9,6%).
21. Pengeluaran rata-rata wisnus perorang perhari selama berkunjung di Bali adalah Rp.
494.000. Berdasarkan jumlah pengeluaran rata-rata perhari, ternyata wisnus dengan
pengeluaran rata-rata perhari Rp. 200.000 – Rp. 400.000 menempati posisi teratas
(33,1%), berikutnya di bawah Rp.200.000 (22,7%), Rp. 401.000 – Rp. 600.000
(16,7%), di atas Rp. 1.000.000 (10,3%), Rp. 601.000 – Rp. 800.000 (10,5%), dan Rp.
801.000 – Rp. 1.000.000 (6,7%).
22. Minat wisnus untuk membeli berbagai jenis souvenir ternyata relatif tinggi, terbukti
dengan alokasi pengeluaran biaya wisnus selama melakukan kunjungan wisata di Bali
didominasi pengeluaran untuk belanja souvenir (41,2%), disusul akomodasi (23,4%),
konsumsi (18,4%), transportasi lokal (7,6%), atraksi (3,2%), hiburan (2,2%), dan guide
(0,5%). Di samping itu juga terdapat beberapa jenis pengeluaran lainnya (seperti
pembelian pulsa telepon seluler, sewa internet, dan laundry) sebesar 3,5%.
23. Sebagian besar (98,7%) wisnus yang berkunjung ke Bali menyatakan kesan positif
terhadap keramahtamahan orang Bali, dengan rincian 65,1% menyatakan ramah,
27,8% menyatakan sangat ramah, dan 5,8% menyatakan cukup ramah. Sebaliknya
wisnus yang menyatakan kesan negatif tentang keramahtamahan orang Bali berjumlah
1,3% dengan rincian 1,2% menyatakan kesan kurang ramah dan tidak 0,1% yang
menyatakan kesan sangat kurang ramah.
24. Sebagian besar (93,1%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan kesan positif
terhadap kebersihan lingkungan di Bali, dengan rincian 63,1% menyatakan bersih,
20,1% menyatakan cukup bersih, dan 9,9% menyatakan sangat bersih. Sebaliknya,
wisnus yang menyatakan kesan negatif terhadap kebersihan lingkungan di Bali
berjumlah 6,9%, yang terdiri dari 6,5% menyatakan kurang bersih, dan 0,4%
menyatakan sangat kurang bersih.
25. Pada umumnya (98,6%) wisnus yang mengunjungi Bali menyatakan kesan positif
terhadap kondisi keamanan di Bali, dengan rincian 70,1% menyatakan aman, 17,7%
menyatakan sangat aman, dan 10,8% menyatakan cukup aman. Sebaliknya, wisnus
yang menyatakan kesan negatif terhadap kondisi keamanan di Bali berjumlah 1,4%,
22
dengan rincian 1,4% menyatakan kurang aman, dan tidak ada 0,0% yang menyatakan
sangat kurang aman.
26. Persentase wisnus yang mengunjungi Bali berdasarkan tingkat kepuasannya selama
berkunjung di Bali menunjukkan bahwa 64,5% menyatakan puas, 26,7% menyatakan
sangat puas, dan 7,5% menyatakan cukup puas. Sebaliknya mereka yang menyatakan
kurang puas 1,3%, dan tidak ada (0,0%) yang menyatakan sangat kurang puas.
27. Pulau Bali tampaknya masih menjadi destinasi wisata pavorit di kalangan wisnus. Hal
ini ditunjukkan dengan hampir seluruhnya (97,5%) wisnus yang mengunjungi Bali
menyatakan keinginannya untuk melakukan kunjungan ulang ke Bali. Hanya 2,3%
yang menyatakan ragu-ragu, dan tidak ada (0,2%) yang menyatakan tidak
berkeinginan melakukan kunjungan ulang ke Bali.
3.2 Saran/RekomendasiBerdasarkan analisis data hasil penelitian survei terhadap wisnus yang
meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai dan Terminal Domestik
Bandara Ngurah Rai (2013), maka berikut ini disampaikan beberapa saran/rekomendasi
sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pengembangan kepariwisataan
di provinsi Bali.
1. Berdasarkan moda transportasi yang paling banyak digunakan wisnus selama melakukan
kunjungan di Bali, diketahui bahwa sebagian besar wisnus menggunakan mobil sewaan
(62,7%). Oleh karenanya perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga bahkan
meningkatkan fasilitas dan kualitas layanan usaha angkutan wisata di antaranya melalui
standarisasi dan uji sertifikasi usaha angkutan wisata.
2. Keindahan alam dan keunikan budaya Bali merupakan daya tarik wisata utama dengan
kekuatan yang hampir berimbang. Atas dasar itu, maka konsep pengembangan
pariwisata berwawasan budaya dan lingkungan kiranya masih sangat relevan untuk
dijadikan acuan bagi pengembangan kepariwisataan di Bali.
3. Dari berbagai jenis daya tarik wisata alam yang ada di Bali, lebih dari separoh wisnus
yang mengunjungi Bali menyatakan lebih berminat pada pantai/laut, disusul
pegunungan, persawahan, danau, dan lainnya. Atas dasar itu, maka kebijakan
pengembangan pariwisata Bali ke depan hendaknya lebih diarahkan pada upaya-upaya
konservasi dan penataan lingkungan pantai/laut, pegunungan, persawahan, dan danau.
4. Dari berbagai jenis daya tarik wisata budaya yang ada di Bali, ternyata kesenian daerah
dan tradisi/adat-istiadat merupakan daya tarik wisata budaya yang paling banyak
diminati. Atas dasar itu, maka kebijakan pengembangan pariwisata Bali ke depan
hendaknya lebih diarahkan pada upaya-upaya revitalisasi kesenian dan tradisi/adat-
23
istiadat lokal. Hal ini dianggap penting tidak hanya untuk kepentingan pariwisata semata,
melainkan juga sebagai upaya meningkatkan ketahanan identitas kultural di tengah
ancaman globalisasi yang kian meningkat.
5. Dari berbagai jenis pilihan akomodasi yang tersedia di Bali, ternyata wisnus yang
memilih untuk menginap di hotel melati menempati persentase tertinggi (40,7%). Atas
dasar itu, maka kebijakan pengembangan pariwisata Bali ke depan lebih diarahkan pada
upaya-upaya peningkatan kualitas fasilitas dan layanan akomodasi hotel melati di
antaranya melalui standarisasi dan uji sertifikasi.
6. Minat wisnus untuk membeli berbagai jenis souvenir ternyata relatif tinggi, terbukti
dengan alokasi pengeluaran biaya wisnus selama melakukan kunjungan wisata di Bali
didominasi pengeluaran untuk belanja souvenir (41,2%). Atas dasar itu, maka maka
kebijakan pengembangan pariwisata Bali ke depan lebih diarahkan antara lain pada
upaya-upaya peningkatan kualitas dan diversifikasi souvenir dan pemberdayaan bagi
kelompok-kelompok pengerajin.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2005. Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) 2004. Jakarta: Biro PusatStatistik Republik Indonesia.
Depbudpar. 2006. Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 – 2009.Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Diparda Bali. 2013. Statistik Pariwisata Bali 2012. Denpasar: Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan. Jakarta.
Wiranatha, A. S. 2001. A Systems Model for Regional Planning Towards SustainableDevelopment in Bali, Indonesia. Unpublished Ph.D. Thesis. Brisbane: University ofQueensland.