Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

19
PRE PLANNING KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SENAM LANSIA DAN PEMERIKSAAN FISIK LANSIA RW III KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT BANJARBARU I. LATAR BELAKANG Salah satu isu kependudukan yang mulai menghangat pada dekade terakhir ini adalah peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di beberapa negara di dunia dan khususnya di Indonesia. Turunnya tingkat fertilitas dan tingkat kematian akan menghasilkan perubahan fundamental terhadap struktur umur sebagian besar masyarakat dan dapat menambah proporsi dan jumlah penduduk usia tua, termasuk meningkatnya jumlah penduduk usia sangat tua (old-old). Pada tahun 1950, di Asia terdapat 55 juta laki-laki dan perempuan yang berusia 65 tahun ke atas. Sedangkan pada tahun 2000, jumlahnya meningkat menjadi 207 juta, dan menurut proyeksi jumlah tersebut akan meningkat lagi pada tahun 2050 menjadi 865 juta orang atau sekitar 20 persen dari penduduk dewasa (Cicih cit BKKBN, 2000). Indonesia sebagai salah satu negara di Asia mengalami peningkatan penduduk lansia (60 tahun ke atas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut data BPS (1998), jumlah lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9 persen dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 sekitar 1

Transcript of Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

Page 1: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

PRE PLANNING KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

SENAM LANSIA DAN PEMERIKSAAN FISIK LANSIA

RW III KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT BANJARBARU

I. LATAR BELAKANG

Salah satu isu kependudukan yang mulai menghangat pada dekade

terakhir ini adalah peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di beberapa

negara di dunia dan khususnya di Indonesia. Turunnya tingkat fertilitas dan

tingkat kematian akan menghasilkan perubahan fundamental terhadap struktur

umur sebagian besar masyarakat dan dapat menambah proporsi dan jumlah

penduduk usia tua, termasuk meningkatnya jumlah penduduk usia sangat tua (old-

old). Pada tahun 1950, di Asia terdapat 55 juta laki-laki dan perempuan yang

berusia 65 tahun ke atas. Sedangkan pada tahun 2000, jumlahnya meningkat

menjadi 207 juta, dan menurut proyeksi jumlah tersebut akan meningkat lagi pada

tahun 2050 menjadi 865 juta orang atau sekitar 20 persen dari penduduk dewasa

(Cicih cit BKKBN, 2000).

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia mengalami peningkatan

penduduk lansia (60 tahun ke atas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar

50 tahun peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut data BPS

(1998), jumlah lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9

persen dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 sekitar 6,7 persen,

kemudian meningkat menjadi 7,6 persen pada tahun 2000. pada tahun 2020

diperkirakan lansia mencapai 11,4 persen dari total penduduk atau sekitar 32 juta

jiwa.

Lansia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh

setiap manusia. Kemampuan untuk beraktifitas, baik sosial maupun ekonomi akan

mengalami penurunan. Dengan demikian, definisi penduduk lanisia ditentukan

oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek biologi, ekonomi, dan sosial. Secara biologi

penduduk lansia adalah penduduk yang telah mengalami proses penuaan dan

menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Secara ekonomi,

penduduk lansia dipandang sebagai beban terhadap perekonomian. Sedangkan

1

Page 2: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

secara sosial, penduduk lansia sebagai satu kelompok sosial tersendiri (BKKBN,

2000).

Pada usia lanjut telah terjadi kemunduran fisik pada organ tubuh. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut yaitu dengan

memperhatikan faktor gizi dan olahraga. Dengan semakin meningkatnya usia

maka sudah jelas kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan

semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut kemampuan akan

turun antara 30-50%. Oleh karena itu, bila para usia lanjut ingin beolahraga harus

memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit.

Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban

ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak

kompetitif/bertanding (www.bkkbn.co.id., 2006).

Dari beberapa uraian di atas maka telah dijelaskan bahwa program

pembinaan kesehatan lanjut usia sangat dibutuhkan. Posyandu atau pos pelayanan

terpadu yang merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta

masyarakat telah berupaya untuk melaksanakan program pembinaan kesehatan

lanjut usia. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa

pendidikan profesi Ners PSIK FK UNLAM di RW 3 Kelurahan Guntung Paikat

tanggal 17-30 Oktober 2012 dihasilkan jumlah lansia orang. Oleh karena kondisi

lansia yang mengalami penurunan kesehatan dan mudah mengalami cedera

sehingga perlu mendapatkan pengawasan kesehatan yang rutin yaitu diberikan

dalam kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik.

Berdasarkan hasil musyawarah warga RW 3 Kelurahan Guntung Paikat

pada tanggal disepakati bahwa perlu diadakannya kegiatan yang difokuskan

kepada kaum lanjut usia dengan pengaktifan kembali posyandu lansia

yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan, diantaranya senam lansia dan

pemeriksaan fisik lansia. Dengan pengaktifan kembali posyandu lansia

diharapkan derajat kesehatan lansia meningkatdan dapat terwujud tujuan

pembangunan Indonesia.

II. NAMA KEGIATAN

Senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia RW 3 kelurahan Guntung Paikat

2

Page 3: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

III.TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan lansia di RW 3 kelurahan Guntung Paikat

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan Kegiatan Senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia,

para lansia mampu :

a. Mampu mengikuti kegiatan senam lansia yang diadakan.

b. Mampu mengikuti pemeriksaan fisik yang diadakan

IV. KONSEP ACARA:

Persiapan

Persiapan acara dilakukan dengan membuat pre planning kegiatan Senam

Lansia dan Pemeriksaan fisik lansia, serta menyiapkan

selebaran/undangan. Pre planning kemudian dikonsultasikan kepada CI

akademik dan CI Lahan.

Mahasiswa melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas dalam

penyelenggaraan senam lansia dan pemeriksaan fisik sebagai bagian

kegiatan pengaktifan kembali posyandu lansia.

Berkoordinasi dengan kader posyandu serta tokoh masyarakat tentang

tempat kegiatan. Mempersiapkan media dan alat seperti kaset dan tape

recorder, Tensimeter, serta Stetoscope.

Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan senam lansia dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pendaftaran

b. Lansia di arahkan untuk berbaris di lapangan

c. Senam dipimpin oleh instruktur senam, beberapa panitia ikut

mendampingi lansia selama senam berlangsung

d. Gerakan senam terlampir

e. Lansia dianjurkan istirahat setelah senam

3

Page 4: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan fisik lansia dilakukan dengan

menggunakan sistem 3 meja yaitu:

a. Meja I: pemeriksaan tekanan darah, anamnesa

b. Meja II : Pemeriksaan fisik oleh dokter atau petugas kesehatan

sebagai tindak lanjut pemeriksaan sebelumnya.

c. pengambilan obat

Strategi antisipasi

1. Bila ada lansia tidak mampu melakukan gerakan, maka dibantu sesuai

dengan batas optimal gerakan lansia.

2. Apabila ada lansia yang tekanan darah tinggi, menderita rematik,

jantung, asma, DM, perlu mendapkan pengawasan secara khusus.

3. Bilamana ada lansia yang lelah ditengah kegiatan senam, dianjurkan

untuk istirahat.

4. Menganjurkan dan mengarahkan kepada lansia untuk melakukan

pemiriksaan fisik sesuai urutan meja pemeriksaan.

Rencana Tindak Lanjut

Memotivasi para lansia agar terus ikut dalam kegiatan senam lansia

maupun pemeriksaan fisik. Berkoordinasi dengan pihak puskesmas dalam

berlangsungnya kegiatan terutama pengaktifan kembali posyandu lansia

dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Selanjutnya, diharapkan jumlah

lansia yang datang ke posyandu lansia akan semakin meningkat.

V. STRATEGI KEGIATAN

Peserta

Peserta merupakan lansia yang tinggal di RW 3 kelurahan Guntung Paikat

Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : 24 November 2012

Waktu : 08.00- selesai

Tempat : Posyandu Lansia dan Lapangan di depan Posyandu Lansia

RT 04 RW 03 Kelurahan Guntung Paikat

4

Page 5: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

Susunan Acara

No Tahap Kegiatan

1. Senam

(30 menit)

Senam Lansia

2 Pemberian Makanan Tam-

bahan (PMT) atau snack

Memberikan snack (jika ada)

3 Pemerikasaan Kesehatan

umum

(5 menit)

Pengukuran Tekanan Darah

4. Pemeriksaan fisik oleh

dokter atau petugas

kesehatan sebagai

tindak lanjut pemeriksaan

sebelumnya

(10 menit)

Adanya pengobatan

Cara Pendekatan

Pendekatan dilakukan dengan memperkenalkan diri ke masyarakat serta

ikut serta dalam setiap kegiatan warga seperti yasinan. Membagikan

selebaran kegiatan berisi penjelasan kepada keluarga dan lansia mengenai

kegiatan, dan menganjurkan lansia untuk berhadir. Menggunakan metode

jemput bola untuk lansia yang mungkin memiliki kendala untuk berhadir

secara mandiri.

Susunan Kepanitiaan

5

Page 6: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

PJ Kegiatan : Raudhatul Jannah

PJ Acara :Meti Agustini

PJ Perlengkapan : Herry Setiawan

PJ Transportasi : Budi Setiawan

PJ Humas/publikasi : Fatimatuzzahrah

PJ Konsumsi : Dewi Irianti

PJ Dokumentasi : Rizani Pahmi

Anggaran Dana

Selebaran/publikasi : Rp. 30.000,-

Cat : Rp. 45.000,-

Konsumsi : Rp. 75.000,-

Jumlah : Rp. 150.000,-

VI. EVALUASI

Evaluasi struktur

Menyiapkan pre planning 1 minggu sebelum kegiatan dan dilakukan

konsultasi preplanning

Waktu pelaksanaan Kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik

Lansia telah disepakati dan ditetapkan (24 November 2012, pukul 08.00

WITA )

Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan 1 hari sebelum

Kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia.

Telah terbentuk panitia penyelenggara 4 hari sebelum Kegiatan Senam

Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia.

Koordinasi dengan pihak terkait, yaitu RT, RW, dan petugas kesehatan

puskesmas 1 minggu sebelum kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan

Fisik Lansia.

Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lokasi waktu yang telah ditentukan

Instruktur Senam memimpin kegiatan senam lansia.

6

Page 7: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

Lansia mengikuti kegiatan senam dengan aktif dan koperatif

Pemeriksa melakukan pemeriksaan kesehatan, bekerjasama dengan kader

serta petugas kesehatan

Evaluasi hasil

Terbina hubungan saling percaya dengan para lansia RW 3

25 orang lansia hadir

75% lansia yang hadir mampu mempraktekan gerakan senam

90% lansia yang hadir memeriksakan kesehatannya

7

Page 8: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

TINJAUAN PUSTAKA

LANJUT USIA (LANSIA)

1. Definisi

Batasan lansia (lanjut usia) menurut WHO meliputi, usia pertengahan

(middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (eldery) yaitu usia

antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 76 sampai

90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes,

2002).

2. Perubahan yang dialami lansia

Perubahan pada lansia meliputi perubahan fisik-biologis/jasmani,

mental-emosional/jiwa, dan kehidupan seksual. Perubahan

fisik-biologis/jasmani meliputi: 1) kekuatan fisik secara menyeluruh dirasakan

berkurang, merasa cepat capek dan stamina menurun, 2) sikap badan yang semula

tegap menjadi membongkok, otot-otot mengecil, hipotrofis, terutama di

bagian dada dan lengan, 3) kulit mengerut dan menjadi keriput, garis-garis

pada wajah di kening dan sudut mata, 4) rambut memutih dan pertumbuhan

berkurang, 5) gigi mulai rontok, 6) perubahan pada mata : pandangan dekat

berkurang, adaptasi gelap melambat, lingkaran putih pada kornea dan lensa

menjadi keruh, 7) pendengaran, daya cium, dan perasa mulut menurun, dan

8) pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada

menjadi kaku dan sulit bernafas.

Sedangkan perubahan mental-emosional/jiwa meliputi: 1) daya ingat

menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi, 2) sering lupa/ pikun;

sering sangat mengganggu dalam pergaulan dengan lupa nama orang, 3)

emosi berubah, sering marah-marah, rasa harga diri tinggi, dan mudah

tersinggung. (Bustan, 2000).

3. Masalah pada lansia

Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah lelah,

kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan kerja

8

Page 9: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

fisik, berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri punggung bawah

atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat badan menurun, mengompol,

gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur, keluhan

pusing, keluhan dingin dan kesemutan, serta mudah gatal. (Bandiyah, 2009)

4. Penyakit yang menonjol pada lansia

Penyakit yang menonjol pada lansia yaitu: 1) gangguan pembuluh darah :

dari hipertensi sampai stroke, 2) gangguan metabolik ; DM, 3) gangguan

persendian: artrirtis, sakit punggung, dan terjatuh, 4) gangguan sosial : kurang

penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi. (Nugroho, 2000)

5. Pemeliharaan kesehatan

Secara umum tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat

dijalankan adalah sebagai berikut: 1) hindari berat badan yang terlalu berat,

2) kurangi makan dan memilih makanan yang sesuai, 3) olahraga teratur, 4)

menghindari penyakit jantung iskemik: merokok, 5) menghindari timbulnya

kecelakaan, 6) tindakan mengisi kehidupan,7) mempersiapkan pensiun, 8)

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. ( Setiabudhi & Hardywinoto,

2005)

9

Page 10: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

SENAM LANSIA

1. Definisi

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan

maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan

tersebut. (Santosa, 2010)

2. Manfaat olahraga

a. Perbaikan serta terpeliharanya kesegaran jantung dan sistem

pernafasannya

b. Perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya.

c. Pengaturan metabolism serta kenaikan berat badannya dapat terkendali

d. Tekanan darahnya dapat bertahan stabil.

e. Mencegah terjadinya kehilangan massa tulang.

f. Turunnya kadar lemak dalam dara, sehingga dapat mengurangi

kemungkinan timbulnya serangan penyakit jantung

g. Dapat memperbaiki kesehatan jiwanya, serta dapat memperbaiki

kepercayaan diri

h. Pembuluh darahnya lebih elastis, tidak cepat menebal atau

menyempit.

i. Dapat terpeliharanya bahkan dapat terjadi perbaikan dari pengambilan

oksigen secara maksimal.

j. Lebih terpeliharanya gula darah dan lain-lain

(Margatan, 2000)

3. Gerakan senam lansia

Latihan senam dilakukan secara bertahap. Pada awal latihan setiap gerakan

dilakukan 2-3 kali. Bila sudah lancar dapat ditingkatkan menjadi 8-10 kali

untuk setiap gerakan.

a. Latihan kepala dan leher

10

Page 11: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

1) Putar kepala ke samping kiri, kemudian ke kanan, sambil melihat

ke bahu

2) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan, lalu ke kiri

b. Latihan bahu dan lengan

1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan

kembali perlahan-lahan

2) Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan

setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan

bertepuk kemudian angkat lengan ke atas kepala

3) Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang dan leher, raihlah

punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai.

4) Letakkan tangan di pinggang, kemudian coba meraih ke atas

sedapatnya

c. Latihan tangan

1) Letakkan telapak tangan tertelungkup di atas meja. Lebarkan jari-jari

dan tekan ke meja.

2) Balikkan telapak tangan. Tarik ibu jari sampai menyentuh jari

kelingking, kemudian tarik kembali. Lanjutkan dengan menyentuh

tiap-tiap jari.

3) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus

mungkin.

d. Latihan punggung

1) Dengan tangan disamping, bengkokkan badan ke satu sisi

kemudian ke sisi yang lain.

2) Letakkan tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar tubuh

dengan melihat bahu ke kiri lalu ke kanan.

3) Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar

pada tempat tidur. Regangkan kedua lengan ke samping. Tahan

bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke samping kiri dan

kanan.

4) Tepukkan kedua tangan ke belakang kemudian regangkan kedua

bahu ke belakang.

11

Page 12: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

e. Latihan paha dan kaki

1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan posisi

tidur. Lipat satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi.

2) Bergantian dengan yang lain.

3) Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin kembali lagi.

4) Kerjakan satu per satu.

5) Duduklah dengan satu kaki lurus ke depan. Usahakan lutut tidak

bengkok.

6) Pertahankan kaki tetap lurus tanpa membengkokkan lutut,

kemudian tarik/tegangkan telapak kaki kea rah badan dan

kemudian lepaskan kembali.

7) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan/

membengkokkan lutut.

8) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam

sehingga permukaannya saling bertemu, kemudian kembali ke

posisi semula

f. Latihan muka

1) Kerutkan muka sedapatnya, kemudian tarik alis mata ke atas

2) Tutup kedua mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar.

3) Kembungkan pipi semampunya, kemudian hisap ke dalam

4) Tarik bibir ke belakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul.

(Depkes, 2004)

g. Latihan pernafasan

Duduk dengan punggung bersandar pada bahu rileks. Letakkan

kedua telapak tangan pada tulang rusuk bawah. Tarik nafas dalam-

dalam secara perlahan, jangan mengangkat bahu, maka dada akan

merasa mengembang. Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan.

12

Page 13: Pre Planning Kegiatan Senam Lansia

PRE PLANNING

KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

SENAM LANSIA DAN PEMERIKSAAN FISIK LANSIA

RW III KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT BANJARBARU

Oleh :

KELOMPOK C

Winda Ayu Fazraningtyas NIM I1B108201

Budi Setiawan NIM I1B108203

Dewi Irianti NIM I1B108209

Fatimatuzzahrah NIM I1B108216

Rizky Ariani NIM I1B108219

Herry Setiawan NIM I1B108227

Meti Agustini NIM I1B108232

Raudhatul Jannah NIM I1B108234

Rizani Pahmi NIM I1B108239

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2012

13