Prd Limbah Emas

4
Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung logam berat khususnya mercury (limbah dasar emas) diantaranya ialah dengan teknologi Low Temperature Thermal Desorption (LTTD) atau dengan teknologi Phytoremediation. Pada sistem thermal desorption, material diuraikan pada suhu rendah (< 300 o C) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut material akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Cara ini sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap misalnya, volatile organic compounds (VOCs), semi-volatile organic compounds (SVOCs), poly aromatic hydrocarbon (PAHs), poly chlorinated biphenyl (PCBs), minyak, pestisida dan beberapa logam Cadmium, Mercury, Timbal, serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan lain-lain. Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan filter, larutan atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan sistem thermal desorption material yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk ditangani entah akan dibuang atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan terkarbonisasi menjadi arang.

description

b

Transcript of Prd Limbah Emas

Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung logam berat khususnya mercury (limbah dasar emas) diantaranya ialah dengan teknologiLow Temperature Thermal Desorption (LTTD)atau dengan teknologiPhytoremediation.

Pada sistemthermal desorption,material diuraikan pada suhu rendah (< 300oC) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut material akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Cara ini sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap misalnya, volatile organic compounds (VOCs),semi-volatile organiccompounds (SVOCs), poly aromatic hydrocarbon (PAHs), poly chlorinated biphenyl (PCBs), minyak, pestisida dan beberapa logam Cadmium, Mercury, Timbal, serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan lain-lain.

Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan filter, larutan atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan sistemthermal desorptionmaterial yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk ditangani entah akan dibuang atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan terkarbonisasi menjadi arang.

Limbah padat yang mengandung polutan mercury dan arsen dimasukkan ke dalam sistem LTTD, limbah akan mengalami pemanasan tidak langsung dengan kondisi tekanan udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Polutan mercury dan arsen akan menguap (desorpsi), sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat penampungan. Kemudian uap polutan yang terbentuk dialirkan ke dalam media pengabsorpsi (absorber). Untuk menangkap uap logam mercury dapat digunakan butiran logam perak atau tembaga yang kemudian membentuk amalgam. Sedangkan untuk menangkap ion-ion mercury dan arsen dapat digunakan larutan hidroksida (OH-), sulfida (S2-) yang akan mengendapkan ion-ion tersebut.Dalam sistem ini perlu ditambahkan wet scrubber dan filter karbon untuk menangkap partikulat dan gas-gas beracun yang mungkin terbentuk pada proses desorbsi. Keunggulan sistem ini ialah prosesnya cepat dan biaya investasi peralatan dan operasionalnya murah, unitnya dapat dibuat kecil sehingga dapat dibuat sistem yang mobil.Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan tanaman sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair yang akan diolah, ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap, mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di dalam limbah tersebut.Banyak istilah yang diberikan pada sistem ini sesuai dengan mekanisme yang terjadi pada prosesnya. Misalnya :1. Phytostabilization, yaitu polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman.2. Phytostimulation: akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan bantuan bakteri rhizosphere.3. Phytodegradation, yaitu tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya untuk sementara waktu,.4. Phytoextraction, yaitu polutan terakumulasi di jaringan tanaman terutama daun.5. Phytovolatilization, yaitu polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah menguap sehingga dapat dilepaskan ke udara.6. Rhizofiltration, yaitu polutan diambil dari air oleh akar tanaman pada sistem hydroponic.Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman tertentu dapat melepaskan zatcarriersyang biasanya berupa senyawaan kelat, protein, glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian dikumpulkan dijaringan tanaman misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem phytoremediasi diantaranya ialah biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi kekurangannya diantaranya ialah perlu waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman biasanya pendek sehingga tidak dapat menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu diingat ialah setelah dipanen, tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan beracun ini harus ditangani secara khusus.

Sumber :http://green.kompasiana.com/limbah/2010/10/01/tambang-emas-di-indonesia-dan-cara-pengolahan-limbahnya-275128.html