Praktikum Indera Rasa Kulit

23
BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif atau rasa – rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron – motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur Spino- Talamikus. Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang , diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya. Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-titik yang berbeda dan 1

Transcript of Praktikum Indera Rasa Kulit

Page 1: Praktikum Indera Rasa Kulit

BAB I

DASAR TEORI

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua

golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri

tempat mekanisme ini diintegrasikan.

Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif

atau rasa – rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen

dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi

dengan motor neuron – motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan

(Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur Spino-Talamikus.

Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa

yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi

rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang , diskriminasi kekerasan, diskriminasi

ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls

yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam

korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.

Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-

titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1

mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga

sampai sepuluh kali reseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah

reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin

per sentimeter persegi pada daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah

titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang

yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh.

Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang

sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba

umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi

tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam,

dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat,

1

Page 2: Praktikum Indera Rasa Kulit

tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan

untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi.

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat

ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat

mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah

korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut

saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam ujung jari,

bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan

sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor

initerutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat

letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang

diraba.

Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem

anterolateral.Sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton

menyebut dengan golongan sistemkolumna dorsalis-lemnikus medialis.

Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities mempunyai kemampuan khusus yang

tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan untuk menjalarkan modalitas

sensasi yang sangat luas.

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam

atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.

Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar,

pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah

atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum

granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan

kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen

hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman,

atau kecoklatan.

Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum

lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut

stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong

2

Page 3: Praktikum Indera Rasa Kulit

yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat

kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis

membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan

pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga

berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot

penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut

dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak

yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari

kerusakan mekanik.

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan

tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka

terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan

reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke

daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh

dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya

terletak di dekat epidermis.

Kulit juga dapat mengatur suhu tubuh. Caranya dengan mengeluarkan

keringat melalui kulit. Saat berolahraga, terjadi pembakaran energi di tubuh. Hal

ini membuat suhu tubuh meningkat. Karena itu, tubuh mengeluarkan keringat

untuk menurunkan suhu tubuh.

Kulit berfungsi sebagai:

1. Mekanoreseptor, berkaitan dgn tekanan, cubitan, pu-kulan, pijatan,

tekanan

2. Thermoreseptor, berkaitan dgn rasa panas, dingin

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

3

Page 4: Praktikum Indera Rasa Kulit

Reseptor nyeri/sakit, berkaitan dgn mekanisme protektif tubuh

*Epidermis (lapisan luar/kulit ari), tersusun atas 2 lapisan.

1. Lapisan tanduk

Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas.

Lalu, sel-sel mati akan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Lapisan ini

berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri. Selain itu, juga mencegah

menguapnya keringat terlalu banyak.

2. Lapisan Malpighi

Lapisan ini berada di bawah lapisan tanduk. Tersusun atas sel-sel yang

aktif membelah diri. Pada lapisan ini terdapat zat warna kulit. Selain itu,

juga terdapat ujung saraf perasa nyeri. Bila lapisan ini berkelupas, akan

terasa sakit.

* Dermis (lapisan dalam/kulit jangat), tersusun atas:

1. Jaringan lemak

2. Kelenjar keringat

3. Saluran keringat

4. Kelenjar minyak

5. Pembuluh darah

6. Reseptor (saraf penerima rangsang)

4

Page 5: Praktikum Indera Rasa Kulit

* Ujung-ujung saraf yang bekerja sebagai reseptor adalah sebagai berikut :

1. Ujung saraf Ruffini sebagai penerima rangsang panas.

2. Badan Krause sebagai penerima rangsang dingin.

3. Ujung saraf bebas sebagai penerima rangsang nyeri.

4. Badan Paccini sebagai penerima rangsang tekanan.

5. Badan Meissner sebagai penerima rangsang sentuhan.

Pada kulit terdapat beberapa reseptor yang dapat mendeteksi sesuatu,

misalnya pada bagian epidermis terdapat merkel’s disc à mendeteksi

sentuhan orang yg kita tidak kenal; meisner’s à mendeteksi sentuhan

orang yag kita kenal

Pada dermis terdapat reseptor ruffini’s yang mendeteksi rasa panas;

reseptoe end krause yang mendeteksi rasa dingin serta paccini’s corpuscle

yg mendeteksi tekanan atau pijatan

Ada reseptor yg terdapat seluruh bagian dari kulit tubuh à free nerve

ending yang mendeteksi rasa nyeri/sakit à tertusuk jarum, kena api

5

Page 6: Praktikum Indera Rasa Kulit

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.3.1 Paleo-sensibilitas2.3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari TanganLokasi Uraian Rasa

Ka ( Panas ) Terasa PanasKi (Dingin) Terasa DinginKa-Ki (normal)

Kanan : Pada awalnya hangat, lama kelamaan terasa dinginKiri : Semakin hangat

B. Punggung Tangan Lokasi Uraian Rasa

Kondisi kering Terasa hembusan nafas, tidak hangatBasahi alkohol Dingin seperti terkena air esOlesi alkohol Dingin

2.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

6

No Perlakuan Jumlah ReseptorRasa-Rasa Kulit

TelapakTangan

LenganBawah

Kuduk Pipi

1. Nyeri 9 9 9 92. Tekan 9 9 9 93. Suhu dingin 9 9 9 94. Suhu panas 9 9 9 9

Page 7: Praktikum Indera Rasa Kulit

Telapak Tangan Lengan Bawah

Kuduk Pipi

Keterangan :

Nyeri : Merah

Suhu dingin : Hijau

Tekan : Biru

Suhu panas : Coklat

2.3.2 Percobaan Neo-sensibilitas2.3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

7

Page 8: Praktikum Indera Rasa Kulit

LokasiTaruh Titik Tekan dan Tunjuk

I II III Rerata

Ujung Jari 3 3 2 2.6Telapak Tangan 4 1 4 3Lengan Bawah 6 5 3 4.6Lengan Atas 5 2 6 4.3Pipi 3 4 2 3Kuduk 2 1 2 1.6

2.3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan

No. Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik

(mm) RerataJarak dua titik

(mm) RerataI II III I II III

1. Telapak Tangan 8 6 8 7.3 8 8 6 7.32. Lengan Bawah 6 4 6 5.3 4 4 4 43. Lengan Atas 4 4 4 4 4 4 4 44. Pipi 6 6 6 6 8 6 6 6.675. Kuduk 8 8 8 8 8 8 8 86. Bibir 4 4 4 4 4 6 4 4.67. Lidah 4 4 4 4 4 4 4 48. Depan Telinga 6 6 6 6 6 6 6 6

B. Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan

No. Perlakuan

Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik

(mm) RerataJarak dua titik

(mm) RerataI II III I II III

1. Telapak Tangan 6 6 6 6 8 6 6 6.672. Lengan Bawah 4 4 4 4 4 4 4 43. Lengan Atas 4 4 4 4 4 6 4 4.64. Pipi 4 4 4 4 4 6 4 4.65. Kuduk 6 6 6 6 6 6 6 66. Bibir 2 2 2 2 2 2 2 27. Lidah 2 6 4 4.6 4 4 4 48. Depan Telinga 4 4 4 4 4 4 4 4

2.3.3 Diskriminasi kekuatan rangsangan-hukum Weber-fechner

8

Page 9: Praktikum Indera Rasa Kulit

no. Beban Awal (g)

Ulangan (g)

RerataI II III

1 beban awal 5 g 15 5 15 11.2

2 beban awal 10 g 10 20 20 16.7

3 beban awal 50 g 20 20 20 20

4 beban awal 100 g 20 30 30 26.7

5 beban awal 200 g 30 30 30 30

Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan

PERTANYAAN

Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?

Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya

tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada

perbedaan relatifnya

9

Page 10: Praktikum Indera Rasa Kulit

Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan?

Sesuai, karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang

didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban

akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.

2.3.4 Percobaan Kemampuan Diskriminasi

2.3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

No.

kekasaran Jari TanganTelapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

kertas Ulangan 

Ulangan 

Ulangan 

Ulangan gosok I II III I II III I II III I II III

1 0                                2 1  +  + +    +   + +     +  + +     + +   -  3 2  +  +  +    +  +  +    -  +  +    +  +  +  4 4  + +   +    - +   +    + +   +   +   + +   

2.3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

No. Bentuk

Jari TanganTelapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

Ulangan 

Ulangan 

Ulangan 

Ulangan I II III I II III I II III I II III

1 Bola  + +  +     + +  +     + +  +     + +  +   2 Balok  + +  +    +   + +     +  + +     -  +  +  3 Kubus + + +    +  +  +    + -  +    -  +  +  4 Limas + +  +     + +   +    + +  +   -  -  +  

BAB III

10

Page 11: Praktikum Indera Rasa Kulit

PEMBAHASAN

3.1 Paleosensibilitas

3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

Percobaan kali ini menggunakan media air es dengan suhu 5°C, air

hangat dengan suhu 40°C serta air dengan suhu kamar 30°C. Pada

percobaan pertama dilakukan pada jari telunjuk. Langkah pertama pada

percobaan ini yaitu dengan memasukkan jari telunjuk tangan kanan ke

dalam air es. Kemudian memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam air

hangat. Setelah itu telunjuk tangan kanan dan kiri secara bersamaan

dimasukkan pada air yang bersuhu kamar. Pada jari kanan awalnya terasa

hangat lalu lama kelamaan terasa dingin, sedangkan pada jari kiri terasa

hangat.

Pada percobaan kedua dengan menggunakan alkohol. Pada percobaan

kali ini perlakuan diberikan pada punggung tangan orang coba. Langkah

pertama adalah menempatkan punggung tangan orang coba didepan

mulutnya dengan jarak kurang lebih 10 cm. Kemudian instruksikan kepada

orang coba untuk meniup kulit punggung tangan secara perlahan-lahan

dalam kondisi kering, terasa hembusan nafas seperti biasa tidak panas, tidak

dingin. Kemudian instruksikan kepada orang coba untuk meniup secara

perlahan pada saat punggung tangan dibasahi dengan alkohol. Pada

percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, punggung tangan terasa dingin

seperti terkena air es. Langkah selanjutnya adalah mengoleskan alkohol

pada punggung tangan, kemudian meniup secara perlahan. Pada percobaan

kali ini didapatkan hasil pengamatan, orang coba merasakan dingin pada

punggung tangannya.

3.1.2 Reaksi-reaksi di kulit

11

Page 12: Praktikum Indera Rasa Kulit

Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan pada daerah telapak

tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi. Pada masing-masing daerah tersebut

ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titik-

titik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah

direndam dengan air panas yang bersuhu 50ᵒC. Sedangkan untuk

menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang

telah direndam dalam air es. Dan untuk menentukan titik nyeri digunakan

jarum. Untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil. Pada semua

daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat

sensibilitas yang paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada

daerah pipi.

3.2 Neosensibilitas

3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan

Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung

pensil dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah,

lengan atas, pipi dan kuduk. Kemudian instruksikan kepada orang coba

untuk menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang.

Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan percobaan

yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan

adalah pada bagian kuduk. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata

pada daerah kuduk yang paling kecil yaitu sebesar 1.6 mm.

3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan

3.2.2.1 Diskriminasi Dua Titik stimultan

Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada

ujung jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm

sampai dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik

oleh orang coba. Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa

daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung

12

Page 13: Praktikum Indera Rasa Kulit

jangka yaitu pada lengan atas dan lidah. Terbukti dengan rerata

yang kecil yaitu 4 mm.

3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan

Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun

bukan secara simultan melainkan secara berurutan. Pada

percobaan kali ini orang coba diinstruksikan untuk

menyebutkan saat terasanya kedua ujung jangka. Pada

percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, daerah yang paling

peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada

bibir. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.

3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner

Pada percobaan kekuatan rangsangan – Hukum Weber-

Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak

tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit

ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut.

Pertambahan beban yang terasa berkisar 11-30 gram. Hasil

percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber – Fencher. Hal ini

dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon indra rangsang

yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan.

Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.

3.2.4 Kemampuan Diskriminasi

3.2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap

kemampuan menebak orang coba terhadap kekasaran kertas

gosok 1,2, dan 3 (halus, sedang, kasar). Percobaan dilakukan pada

beberapa bagian tubuh yaitu jari tangan, telapak tangan, lengan

bawah dan kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak

kekasaran kertas gosok adalah pada bagian jari tangan, sedangkan

pada telapak tangan, lengan bawah dan kuduk terjadi kesalahan

13

Page 14: Praktikum Indera Rasa Kulit

dalam penebakan terutama dalam menebak kekasaran kertas

gosok sedang.

3.2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan

menebak bentuk orang coba. Pengukuran kemampuan dilakukan

dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu bentukan bulat,

balok, kubus dan limas. Bentukan pada bagian tubuh jari tangan,

telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Pada jari tangan dan

telapak tangan orang coba dapat menebak semua bentukan

dengan benar namun pada lengan bawah dan kuduk terjadi

kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak bentuk

balok dan kotak.

14

Page 15: Praktikum Indera Rasa Kulit

BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh

memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini

disebabkan kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada

hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling

tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan telapak tangan. Pada

pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik reseptor, dengan

kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada percobaan

ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa

panasyang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan

telapak tanganlebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga

dirasakan rasa tekan.

15

Page 16: Praktikum Indera Rasa Kulit

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC

Guyton.1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC

16