BAB I
DASAR TEORI
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri
tempat mekanisme ini diintegrasikan.
Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa – rasa primitif
atau rasa – rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen
dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron – interneuron yang bersinaps lagi
dengan motor neuron – motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan
(Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur Spino-Talamikus.
Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa
yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi
rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang , diskriminasi kekerasan, diskriminasi
ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls
yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam
korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-
titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1
mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga
sampai sepuluh kali reseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah
reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin
per sentimeter persegi pada daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah
titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang
yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang
sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba
umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi
tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam,
dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat,
1
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan
untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi.
Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat
ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat
mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah
korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut
saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam ujung jari,
bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan
sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor
initerutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat
letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang
diraba.
Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem
anterolateral.Sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton
menyebut dengan golongan sistemkolumna dorsalis-lemnikus medialis.
Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities mempunyai kemampuan khusus yang
tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan untuk menjalarkan modalitas
sensasi yang sangat luas.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam
atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar,
pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah
atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum
granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan
kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen
hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman,
atau kecoklatan.
Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum
lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut
stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong
2
yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan
pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga
berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot
penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut
dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak
yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari
kerusakan mekanik.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka
terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan
reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh
dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya
terletak di dekat epidermis.
Kulit juga dapat mengatur suhu tubuh. Caranya dengan mengeluarkan
keringat melalui kulit. Saat berolahraga, terjadi pembakaran energi di tubuh. Hal
ini membuat suhu tubuh meningkat. Karena itu, tubuh mengeluarkan keringat
untuk menurunkan suhu tubuh.
Kulit berfungsi sebagai:
1. Mekanoreseptor, berkaitan dgn tekanan, cubitan, pu-kulan, pijatan,
tekanan
2. Thermoreseptor, berkaitan dgn rasa panas, dingin
3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam
3
Reseptor nyeri/sakit, berkaitan dgn mekanisme protektif tubuh
*Epidermis (lapisan luar/kulit ari), tersusun atas 2 lapisan.
1. Lapisan tanduk
Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas.
Lalu, sel-sel mati akan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Lapisan ini
berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri. Selain itu, juga mencegah
menguapnya keringat terlalu banyak.
2. Lapisan Malpighi
Lapisan ini berada di bawah lapisan tanduk. Tersusun atas sel-sel yang
aktif membelah diri. Pada lapisan ini terdapat zat warna kulit. Selain itu,
juga terdapat ujung saraf perasa nyeri. Bila lapisan ini berkelupas, akan
terasa sakit.
* Dermis (lapisan dalam/kulit jangat), tersusun atas:
1. Jaringan lemak
2. Kelenjar keringat
3. Saluran keringat
4. Kelenjar minyak
5. Pembuluh darah
6. Reseptor (saraf penerima rangsang)
4
* Ujung-ujung saraf yang bekerja sebagai reseptor adalah sebagai berikut :
1. Ujung saraf Ruffini sebagai penerima rangsang panas.
2. Badan Krause sebagai penerima rangsang dingin.
3. Ujung saraf bebas sebagai penerima rangsang nyeri.
4. Badan Paccini sebagai penerima rangsang tekanan.
5. Badan Meissner sebagai penerima rangsang sentuhan.
Pada kulit terdapat beberapa reseptor yang dapat mendeteksi sesuatu,
misalnya pada bagian epidermis terdapat merkel’s disc à mendeteksi
sentuhan orang yg kita tidak kenal; meisner’s à mendeteksi sentuhan
orang yag kita kenal
Pada dermis terdapat reseptor ruffini’s yang mendeteksi rasa panas;
reseptoe end krause yang mendeteksi rasa dingin serta paccini’s corpuscle
yg mendeteksi tekanan atau pijatan
Ada reseptor yg terdapat seluruh bagian dari kulit tubuh à free nerve
ending yang mendeteksi rasa nyeri/sakit à tertusuk jarum, kena api
5
BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.3.1 Paleo-sensibilitas2.3.1.1 Rasa Panas dan Dingin
A. Jari TanganLokasi Uraian Rasa
Ka ( Panas ) Terasa PanasKi (Dingin) Terasa DinginKa-Ki (normal)
Kanan : Pada awalnya hangat, lama kelamaan terasa dinginKiri : Semakin hangat
B. Punggung Tangan Lokasi Uraian Rasa
Kondisi kering Terasa hembusan nafas, tidak hangatBasahi alkohol Dingin seperti terkena air esOlesi alkohol Dingin
2.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit
6
No Perlakuan Jumlah ReseptorRasa-Rasa Kulit
TelapakTangan
LenganBawah
Kuduk Pipi
1. Nyeri 9 9 9 92. Tekan 9 9 9 93. Suhu dingin 9 9 9 94. Suhu panas 9 9 9 9
Telapak Tangan Lengan Bawah
Kuduk Pipi
Keterangan :
Nyeri : Merah
Suhu dingin : Hijau
Tekan : Biru
Suhu panas : Coklat
2.3.2 Percobaan Neo-sensibilitas2.3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan
7
LokasiTaruh Titik Tekan dan Tunjuk
I II III Rerata
Ujung Jari 3 3 2 2.6Telapak Tangan 4 1 4 3Lengan Bawah 6 5 3 4.6Lengan Atas 5 2 6 4.3Pipi 3 4 2 3Kuduk 2 1 2 1.6
2.3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan
No. Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik
(mm) RerataJarak dua titik
(mm) RerataI II III I II III
1. Telapak Tangan 8 6 8 7.3 8 8 6 7.32. Lengan Bawah 6 4 6 5.3 4 4 4 43. Lengan Atas 4 4 4 4 4 4 4 44. Pipi 6 6 6 6 8 6 6 6.675. Kuduk 8 8 8 8 8 8 8 86. Bibir 4 4 4 4 4 6 4 4.67. Lidah 4 4 4 4 4 4 4 48. Depan Telinga 6 6 6 6 6 6 6 6
B. Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
No. Perlakuan
Dari kecil ke besar Dari besar ke kecilJarak dua titik
(mm) RerataJarak dua titik
(mm) RerataI II III I II III
1. Telapak Tangan 6 6 6 6 8 6 6 6.672. Lengan Bawah 4 4 4 4 4 4 4 43. Lengan Atas 4 4 4 4 4 6 4 4.64. Pipi 4 4 4 4 4 6 4 4.65. Kuduk 6 6 6 6 6 6 6 66. Bibir 2 2 2 2 2 2 2 27. Lidah 2 6 4 4.6 4 4 4 48. Depan Telinga 4 4 4 4 4 4 4 4
2.3.3 Diskriminasi kekuatan rangsangan-hukum Weber-fechner
8
no. Beban Awal (g)
Ulangan (g)
RerataI II III
1 beban awal 5 g 15 5 15 11.2
2 beban awal 10 g 10 20 20 16.7
3 beban awal 50 g 20 20 20 20
4 beban awal 100 g 20 30 30 26.7
5 beban awal 200 g 30 30 30 30
Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
PERTANYAAN
Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?
Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya
tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada
perbedaan relatifnya
9
Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan?
Sesuai, karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang
didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban
akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.
2.3.4 Percobaan Kemampuan Diskriminasi
2.3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
No.
kekasaran Jari TanganTelapak Tangan Lengan Bawah Kuduk
kertas Ulangan
Ulangan
Ulangan
Ulangan gosok I II III I II III I II III I II III
1 0 2 1 + + + + + + + + + + + - 3 2 + + + + + + - + + + + + 4 4 + + + - + + + + + + + +
2.3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
No. Bentuk
Jari TanganTelapak Tangan Lengan Bawah Kuduk
Ulangan
Ulangan
Ulangan
Ulangan I II III I II III I II III I II III
1 Bola + + + + + + + + + + + + 2 Balok + + + + + + + + + - + + 3 Kubus + + + + + + + - + - + + 4 Limas + + + + + + + + + - - +
BAB III
10
PEMBAHASAN
3.1 Paleosensibilitas
3.1.1 Rasa Panas dan Dingin
Percobaan kali ini menggunakan media air es dengan suhu 5°C, air
hangat dengan suhu 40°C serta air dengan suhu kamar 30°C. Pada
percobaan pertama dilakukan pada jari telunjuk. Langkah pertama pada
percobaan ini yaitu dengan memasukkan jari telunjuk tangan kanan ke
dalam air es. Kemudian memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam air
hangat. Setelah itu telunjuk tangan kanan dan kiri secara bersamaan
dimasukkan pada air yang bersuhu kamar. Pada jari kanan awalnya terasa
hangat lalu lama kelamaan terasa dingin, sedangkan pada jari kiri terasa
hangat.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan alkohol. Pada percobaan
kali ini perlakuan diberikan pada punggung tangan orang coba. Langkah
pertama adalah menempatkan punggung tangan orang coba didepan
mulutnya dengan jarak kurang lebih 10 cm. Kemudian instruksikan kepada
orang coba untuk meniup kulit punggung tangan secara perlahan-lahan
dalam kondisi kering, terasa hembusan nafas seperti biasa tidak panas, tidak
dingin. Kemudian instruksikan kepada orang coba untuk meniup secara
perlahan pada saat punggung tangan dibasahi dengan alkohol. Pada
percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, punggung tangan terasa dingin
seperti terkena air es. Langkah selanjutnya adalah mengoleskan alkohol
pada punggung tangan, kemudian meniup secara perlahan. Pada percobaan
kali ini didapatkan hasil pengamatan, orang coba merasakan dingin pada
punggung tangannya.
3.1.2 Reaksi-reaksi di kulit
11
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan pada daerah telapak
tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi. Pada masing-masing daerah tersebut
ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titik-
titik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah
direndam dengan air panas yang bersuhu 50ᵒC. Sedangkan untuk
menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang
telah direndam dalam air es. Dan untuk menentukan titik nyeri digunakan
jarum. Untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil. Pada semua
daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat
sensibilitas yang paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada
daerah pipi.
3.2 Neosensibilitas
3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung
pensil dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi dan kuduk. Kemudian instruksikan kepada orang coba
untuk menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang.
Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan percobaan
yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan
adalah pada bagian kuduk. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata
pada daerah kuduk yang paling kecil yaitu sebesar 1.6 mm.
3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan
3.2.2.1 Diskriminasi Dua Titik stimultan
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada
ujung jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm
sampai dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik
oleh orang coba. Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa
daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung
12
jangka yaitu pada lengan atas dan lidah. Terbukti dengan rerata
yang kecil yaitu 4 mm.
3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan
Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun
bukan secara simultan melainkan secara berurutan. Pada
percobaan kali ini orang coba diinstruksikan untuk
menyebutkan saat terasanya kedua ujung jangka. Pada
percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, daerah yang paling
peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada
bibir. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.
3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner
Pada percobaan kekuatan rangsangan – Hukum Weber-
Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak
tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit
ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut.
Pertambahan beban yang terasa berkisar 11-30 gram. Hasil
percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber – Fencher. Hal ini
dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon indra rangsang
yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan.
Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.
3.2.4 Kemampuan Diskriminasi
3.2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap
kemampuan menebak orang coba terhadap kekasaran kertas
gosok 1,2, dan 3 (halus, sedang, kasar). Percobaan dilakukan pada
beberapa bagian tubuh yaitu jari tangan, telapak tangan, lengan
bawah dan kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak
kekasaran kertas gosok adalah pada bagian jari tangan, sedangkan
pada telapak tangan, lengan bawah dan kuduk terjadi kesalahan
13
dalam penebakan terutama dalam menebak kekasaran kertas
gosok sedang.
3.2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan
menebak bentuk orang coba. Pengukuran kemampuan dilakukan
dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu bentukan bulat,
balok, kubus dan limas. Bentukan pada bagian tubuh jari tangan,
telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Pada jari tangan dan
telapak tangan orang coba dapat menebak semua bentukan
dengan benar namun pada lengan bawah dan kuduk terjadi
kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak bentuk
balok dan kotak.
14
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh
memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini
disebabkan kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada
hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling
tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan telapak tangan. Pada
pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik reseptor, dengan
kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada percobaan
ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa
panasyang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan
telapak tanganlebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga
dirasakan rasa tekan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
Guyton.1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
16
Top Related