Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

20
PERCOBAAN II SATURASI DAN SUSPENSI I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat sediaan saturasi dan suspensi serta pengemasannya, dan memahami penulisan etiket yang benar sesuai dengan resep yang ada. II. DASAR TEORI II.1 Saturasi Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi dalam larutan, adalah jenuh dengan gas. Saturasi merupakan obat cair yang pada prinsipnya larutan yang jenuh dengan CO 2 . CO 2 berfungsi sebagai corrigens. Saturatorio tidak dapat disimpan dalam waktu lama karena akan memperlambat CO 2 hilang, sehingga tidak memenuhi syarat saturasi lagi. Pada saturasi larutan tersebut dijenuhkan dengan gas CO 2 .Pada pembuatan larutan secara saturasi harus dibuat dalam keadaan dingin dan tidak boleh dikocok (Anief, 2000). Pada obat seperti tablet effervescent, apabila dimasukkan kedalam air akan membentuk CO 2 , karena reaksi kimia dari dua unsure dalam

Transcript of Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

Page 1: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

PERCOBAAN II

SATURASI DAN SUSPENSI

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat sediaan saturasi dan

suspensi serta pengemasannya, dan memahami penulisan etiket yang benar

sesuai dengan resep yang ada.

II. DASAR TEORI

II.1 Saturasi

Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam

dengan basa tetapi gas yang terjadi dalam larutan, adalah jenuh dengan

gas. Saturasi merupakan obat cair yang pada prinsipnya larutan yang

jenuh dengan CO2. CO2 berfungsi sebagai corrigens. Saturatorio tidak

dapat disimpan dalam waktu lama karena akan memperlambat CO 2

hilang, sehingga tidak memenuhi syarat saturasi lagi. Pada saturasi

larutan tersebut dijenuhkan dengan gas CO2 .Pada pembuatan larutan

secara saturasi harus dibuat dalam keadaan dingin dan tidak boleh dikocok

(Anief, 2000).

Pada obat seperti tablet effervescent, apabila dimasukkan

kedalam air akan membentuk CO2, karena reaksi kimia dari dua unsure

dalam tablet carbonat atau bicarbonate eberaksi dengan asam organik.

Bahan obat yang biasanya dicampurkan pada kedua unsure tersebut

adalah yang larut dalam air. Berikut adalah salah satu cara membuat

larutan saturasi :

1. Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang

tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus-tuang kemudian masuk botol.

2. Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia.

3. Dua per tiga bagian asam masuk kedalam botol yang sudah berisi

bagian basanya, gas yang terjadi dibuang seluruhnya.

Page 2: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

4. Sisa bagian asam dituangkan hati-hati lewat tepi botol, segera

tutup dengan sampagne knop (berdrat) sehingga gas yang terjadi

tertahan didalam botol tersebut (Ismail, 2011)

Zat yang dilarutkan dalam bagian asam adalah :

1. Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak , sebagian

dilarutkan ke dalam asam dan sebagian lagi dilarutkan ke dalam bagian

basa sesuai dengan perbandingan jumlah airnya.

2. Zat-zat yang mudah menguap.

3. Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohol.

4. Sirop

Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa :

1. Garam dari asam yang sukar larut, misalnya Na-benzoat, Na-salisilat.

2. Jika saturation mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan

ammonium harus ditambahkan kedalam bagian basanya, jika tidak,

akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam tartrat

(Ismail, 2011)

Dalam hal ini, sediaan saturasi dibuat sedemikian rupa sehingga

tidak perlu digojok, karena penggojokan akan banyak menyebabkan gas

CO2 yang hilang, seperti:

1. Zat zat netral dilarutkan dalam larutan asam nitrat.

2. Tintura, zat yang mudah menguap, dan dalam jumlah sedikit

serta garam alkaloid dilarutkan dalam bagian yang asam.

3. Senyawa yang bereaksi alkalis meskipun dapat larut, dilarutkan

dalam bagian basa. Zat yang tidak dapat larut dalam larutan

saturasi tersebut, tidak boleh dilarutkan melainkan dipisah dan

dibuat serbuk. Zat yang larut bagian basa, tetapi pada

penambahan bagian asam daapat terjadi endapan, maka zat

tersebut tidak boleh dicaampur dalam sediaan saturasi tersebut.

Pada pembuatan larutan secara saturasi harus dibuat dalam keadaan

dingin dan tidak boleh digmpur dalam sediaan saturasi tersebut. Pada

pembuatan larutan secara saturasi harus dibuat dalam keadaan dingin

dan tidak boleh digojok (Husniati et al, 2012).

Page 3: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

2.1 Suspensi

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, Suspensi adalah

sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan sistem heterogen yang

terdiri dari dua fase yaitu fase luar dan kontinue umumnya merupakan

cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat

dari partikel – partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut tapi

terdispersi seluruhnya pada fase continue. Suspensi secara umum

dapat didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung obat padat dalam

bentuk halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Zat

yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan

bila dikocok perlahan – lahan endapan harus segera terdispersi

kembali. Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa

faktor anatara lain sifat partikel terdispersi (derajat pembasahan

partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen –

komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan

pengawet yang digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yang

memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan mudah dituang. Pada

etiket harus tertera “Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup

baik dan disimpan di tempat yang sejuk “(Depkes RI, 1995).

Macam-macam suspense Berdasarkan Penggunaan Menurut FI

Edisi IV :

1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi

dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan

ditujukan untuk penggunaan oral.

2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat

yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk

penggunaan kulit.

3. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus

yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

Page 4: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

4. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung partikel-

partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada

mata (Depkes RI, 1995).

A. Berdasarkan Istilah

1. Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang

ditujukan untuk pemakaian oral.

2. Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur,

jika zat padatnya mempunyai kecenderungan terhidrasi dan

teragregasi kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan

sifat reologi tiksotropik.

3. Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk

pemakaian pada kulit (Syamsuni, 2006)

B. Berdasarkan Sifat

1. Suspensi Deflokulasi

Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila

kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit,

maka kecepatannya akan lambat. Gaya tolak-menolak di antara 2

partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara

sesamanya pada waktu mengendap. Supernatan system deflokulasi

keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang

halus sangat lambat.

2. Suspensi Flokulasi

Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat

mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap

unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang

agregat relatif besar. Cairan supernatan pada sistem deflokulasi

cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat

sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam. Contoh :

Suspensi Antibiotik ( serbuk yang dilarutkan dengan penambahan air )

(Ismail, 2011).

Page 5: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

C. Jenis Suspensi Lainnya

Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel

padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan

pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat

yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk

penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung

partikelpartikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang

ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-

partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian

luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam

medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau

kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan

bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang

memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah

penambahan bahan pembawa yang sesuai (Ismail, 2011)

Dalam pembuatan suspensi ada beberapa metode diantaranya

metode dispersi dan metode pengendapan.

a. Metoda Dispersi

Pembuatan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat

ke dalam muchilago yang telah terbentuk, kemudian baru

diencerkan. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara

sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi

tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan

medium. Bila sudut kontak ± 90o serbuk akan mengambang di atas

cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob karena

serbuk tersebut sulit dibasahi oleh air. Sedangkan serbuk yang

Page 6: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih

kecil dan bila tenggelam, menunjukkan tidak adanya sudut kontak.

b. Metode Pengendapan (Presipitasi)

Metode ini dibagi lagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Presipitasi dengan pelarut organic

Obat – obat yang tidak larut air dapat diendapkan dengan

melarutkannya dalam pelarut – pelarut organik yang

bercampur dengan air, dan kemudian menambahkan fase

organik ke air murni di bawah kondisi standar. Contoh pelarut

yang digunakan adalah etanol, metanol, propilen glikol, dan

polietilen glikol serta gliserin. Yang perlu dengan metode ini

adalah kontrol ukuran partikel, yaitu terjadinya bentuk polimorf

atau hidrat dari kristal.

2. Presipitasi dengan perubahan pH dari media

Metode pengubahan pH medium bisa jadi lebih membantu

dan tidak menimbulkan kesulitan yang serupa dengan endapan

pelarut organik. Tetapi teknik ini hanya dapat diterapkan ke obat –

obat yang kelarutannya tergantung pada harga pH. Sebagai

contoh, suspensi estradiol dapat dibuat dengan mengubah pH

larutan airnya, estradiol lebih mudah larut dalam alkaki seperti

larutan kalium dan natrium hidroksida. Presipitasi dengan

dokomposisi (penguraian) rangkapMelibatkan proses kimia yang

sederhana, walaupun beberapa faktor fisika yang disebutkan

sebelumnya juga berperan (Ismail, 2011).

  

Page 7: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

III. METODE KERJA

5.1 Saturasi

A. Alat dan Bahan

1) Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a) Botol

b) Gelas beaker

c) Lap atau tisu

d) Neraca analitik

e) Mortir

f) Sendok porselin

g) Sendok tanduk

h) Stamper

2) Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a) Aquadest

b) Acid Citric

c) Natrii Subcarbon

d) Syr. Simplex

B. Cara Kerja

1) Menimbang acid citric (5 g). Aqua (30 g), Natrii subcarbon (6 g),

Syr. Simplex (20 g), dan aqua (110 g).

2) Memasukkan acid citric ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan

dengan 30 mL aquadest.

3) Memasukkan syr. Simplex ke dalam botol.

4) Memasukkan natrii subcarbon ke dalam mortar dan dilarutkan

dengan aqua 110 mL dengan cara gerus sedikit demi sedikit.

5) Memasukkan 2/3 bagian larutan asam kedalam larutan basa dan

dibiarkan hingga gas CO2 nya hilang dan masukkan ke dalam

botol.

Page 8: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

6) Memasukkan 1/3 bagian larutan asam kedalam botol dan ditutup

sehingga gas CO2 nya tertahan.

7) Member etiket berwarna putih dengan tanda untuk satu kali minum

hingga habis dan jangan dikocok.

5.2 Suspensi

A. Alat dan Bahan

1) Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a) Botol

b) Lap atau tisu

c) Mortir

d) Neraca analitik

e) Pipet tetes

f) Sendok tanduk

g) Stamper

2) Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a) Aquadest

b) Parasetamol

c) PGA

d) Syr. Simplex

B. Cara Kerja

1) Menimbang semua bahan dan mengkalibrasi botol.

2) Memasukkan PGA kedalam mortar ditambahkan dengan aquadest

gerus sampai terbentuk Muchillago.

3) Ditambahkan parasetamol gerus hingga homogen.

4) Diencerkan dengan Syr. Simplex 6,5 mL.

5) Memasukkan dalam botol, kemudian ditambahkan dengan aquadest

sampai tanda batas.

6) Beri etiket dan tandai pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh dan

tanda kocok dahulu sebelum diminum.

Page 9: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

VI. PEMBAHASAN

VI.1 Saturasi

Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam

dengan basa tetapi gas yang terjadi dalam larutan, adalah jenuh dengan gas.

Saturasi merupakan obat cair yang pada prinsipnya larutan yang jenuh

dengan CO2. CO2 berfungsi sebagai corrigens. Saturatorio tidak dapat

disimpan dalam waktu lama karena akan memperlambat CO2 hilang,

sehingga tidak memenuhi syarat saturasi lagi. Pada saturasi larutan

tersebut dijenuhkan dengan gas CO2 .Pada pembuatan larutan secara saturasi

harus dibuat dalam keadaan dingin dan tidak boleh dikocok.

Tahapan pembuatan sediaan saturasi pada resep ini yaitu

Menimbang acid citric (5 g) yang berfungsi sebagai zat tambahan. Aqua (30

g) yang berfungsi sebagai pelarut dan zat tambahan, Natrii subcarbon (6 g)

yang berfungsi sebagai alkalinisasi urin, dispepsia, Syr. Simplex (20 g) yang

berfungsi sebagai penambah rasa manis, dan aqua (110 g). Memasukkan

acid citric ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan dengan 30 mL aquadest

agar dia larut. Memasukkan syr. Simplex ke dalam botol. Memasukkan

natrii subcarbon ke dalam mortar dan dilarutkan dengan aqua 110 mL

dengan cara gerus sedikit demi sedikit. Memasukkan 2/3 bagian larutan

asam kedalam larutan basa dan dibiarkan hingga gas CO2 nya hilang dan

masukkan ke dalam botol ini dilakukan agar tidak terjadi benturan didinding

botol maka pada awal hanya dimasukkan 2/3 nya saja. Setelah CO2 hilang

sisanya 1/3 larutan tersebut baru dimasukkan kedalam botol dan langsung

ditutup agar CO2 tertahan didalam botol. Kemudian member etiket dengan

tanda pemakaian diminum sekali habis. Berdasarkan fungsi dari tiap bahan

dapat disimpulakn sediaan saturasi yang dibuat berfungsi sebagai larutan

penyegar.

VI.2 Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan sistem

heterogen yang terdiri dari dua fase yaitu fase luar dan kontinue umumnya

Page 10: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase dalam

terbuat dari partikel – partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut tapi

terdispersi seluruhnya pada fase continue.

Tahapan pembuatan sediaan suspense yaitu Menimbang semua

bahan dan mengkalibrasi botol. PGA yang berfungsi sebagai suspending

agent dimasukkan kedalam mortar ditambahkan dengan aquadest gerus

sampai terbentuk Muchillago. Parasetamol yang berfungsi sebagai

analgetik/ antipireutik dimasukkan dan gerus hingga homogen. Diencerkan

dengan Syr. Simplex 6,5 mL yang berfungsi sebagai penambah rasa manis.

Memasukkan dalam botol, kemudian ditambahkan dengan aquadest sampai

tanda batas. Beri etiket dan tandai pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh dan

tanda kocok dahulu sebelum diminum. Sediaan suspense yang dibuat

berkhasiat sebagai penurun demam. Berdasarkan cara pembuatan tersebut

dapat diketahuai dengan metode dispersi dimana dengan cara

menambahkan serbuk bahan obat ke dalam muchilago yang telah

terbentuk, kemudian baru diencerkan. Serbuk yang sangat halus mudah

kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk

terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan

medium. Bila sudut kontak ± 90o serbuk akan mengambang di atas cairan.

Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob karena serbuk

tersebut sulit dibasahi oleh air. Sedangkan serbuk yang mengambang di

bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila

tenggelam, menunjukkan tidak adanya sudut kontak. Dan menurut hasil

pembuatan diketahui system pada suspense tersebut yaitu system flokulasi

yaitu Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat

mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit

partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat

relatif besar. Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali

bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali

mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.

Factor-faktor yang mempengaruhi suspense yaitu diantaranya

1. Ukuran Partikel

Page 11: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel

tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan

antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas

penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan

keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel

maka semakin kecil luas penampangnya.

2. Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari

cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin

turun (kecil).

3. Jumlah Partikel / Konsentrasi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,

maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas

karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu

akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh

karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan

terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa

macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan

demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang

menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat

bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat

mempengruhi.Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan

pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan

viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat

pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan

pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan

pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air

(hidrokoloid).

5. Laju sedimentasi

Page 12: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

Merupakan kecepatan pengendapan dari partikel-partikel suspense.

Adapun factor-faktor yang terlibat dalam laju dari kecepatan

mengendap partikel-partikel suspense tercakup dalam persamaan hokum

srokes.

6. Volume Sedimentasi

Volume sedimentasi (F) adalah perbadingan dari volume endapan

yang terjadi (VU) terhadap volume awal dari suspense sebelum

mengendap (V0) setelah suspense didiamkan.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam

dengan basa tetapi gas yang terjadi dalam larutan, adalah jenuh

dengan gas.

2. Sediaan saturasi yang dibuat ini berfungsi sebagai larutan

penyegar.

3. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair

4. Sediaan suspensi yang dibuat berfungsi atau berkhasiat sebagai

penurun demam.

Page 13: Praktikum Ilres Suspensi Dan Saturasi Dessy

DAFTAR PUSTAKA

Anief M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. UGM Press. Yogyakarta.

Anief M. 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. UGM Press. Yogyakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen KesehatanRepublik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen KesehatanRepublik Indonesia. Jakarta.

Husniati et al. 2012. Saturationes. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto

Ismail, Isriany. 2011. Desain bentuk Sediaan Farmasi Larutan, Suspensi, danEmulsi. Alauddin University Press. Samata-Gowa.

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta.