Praktikum Fotometri

26
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR FOTOMETRI Disusun oleh : Nama : Nanang Suwandana NIM : 12/331632/PA/14792 Prodi : Geofisika

description

Fotometer atau fotometri merupakan alat yang digunakan mengukur intensitas pencahayaan atau penyinaran. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya

Transcript of Praktikum Fotometri

Page 1: Praktikum Fotometri

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

FOTOMETRI

Disusun oleh :

Nama : Nanang Suwandana

NIM : 12/331632/PA/14792

Prodi : Geofisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: Praktikum Fotometri

I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangCahaya adalah suatu bentuk pancaran tenaga atau enrgi elektromagnet yang

sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita di bumi ini, karena dengan adanya cahaya kita

dapat melihat benda atau sesuatu hal dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari kita

banyak menemukan berbagai macam sumber cahaya, misalnya cahaya lampu, lilin, sinar

matahari dan sebagainya. Setiap sumber cahaya memiliki nilai kuat cahaya (intensitas

cahaya) yang berbeda-beda. Untuk mengukur nilai kuat cahaya dari sumbar cahaya kita

dapat menggunakan alat yang dinamakan fotometer.

Fotometer merupakan alat yang digunakan mengukur intensitas pencahayaan

atau penyinaran. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat

interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat

warna yang dilewatinya. Suatu “fotometer” adalah kata umum yang meliputi alat-alat

untuk mendeteksi intensitas cahaya hamburan, penyerapan, fluorensi. Kebanyakan

fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau fotodioda. Masing-masing

mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya, yang selanjutnya dapat

dideteksi dengan suatu rangkaian elektronik tertentu.

Sedangkan fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat

cahaya (intensity) dan derajat penerangan (brightness). Suatu sumber cahaya

memancarkan cahaya dengan intensitas (I) tertentu tergantung pada kuat

penerangannya dan jarak dari suatu titik terhadap sumber cahaya tersebut. Dalam

percobaan ini, yaitu fotometri, kami berusaha menentukan nilai intensitas cahaya serta

menganalisa hubungan antara jarak sumber cahaya dan tegangan terhadap nilai

intensitas cahaya dengan menggunakan fotometer tersebut.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

a. Menentukan intensitas lampu sebagai fungsi dari daya listrik yang diserap oleh lampu

itu

b. Menentukan hubungan antara jarak sumber cahaya (D) dan tegangan (V) terhadap nilai

intensitas cahaya

Page 3: Praktikum Fotometri

II DASAR TEORIBohlam menyala karena menyerap daya listrik. Daya listrik tidak seluruhnya

diubah menjadi cahaya, tetapi sebagian berubah menjadi panas. Ini terbukti, ketika

bohlam menyala, kawat wolfram di dalam lampu memijar dan gelas penutupnya menjadi

panas. Bahkan keramik tumpuan lampu juga ikut memanas. Bohlam memancarkan

intensitas cahaya yang besar bila menyerap daya listrik yang besar pula. Daya listrik yang

diserap bohlam sebanding dengan besar tegangan yang terpasang.

Intensitas cahaya adalah jumlah energi cahaya yang menembusi luasan secara

normal per satuan wktu per satuan luas. Intensitas cahaya oleh pancaran bohlam biasa

diukur dengan luxmeter, dan dinyatakan dalam satuan lux. Lampu jalanan dapat menyala

otomatis ketika malam hari (intensitas cahaya kecil) karena dilengkapi dengan LDR ( Light

Dependent Resistor ). LDR merupakan sebuah sensor bergeometri silinder kecil yang nilai

tahanannya besar jika intensitas cahaya yang diterima besar. LDR bereaksi otomatis

terhadap intensitas cahaya. Ada kesetaraan antara nilai terbaca oleh luxmeter dalam lux

dan dengan LDR dalam ohm. Intensitas cahaya berkurang bila jarak dari sumber semakin

jauh, dan nilainya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber penerang.

Lampu penerang, termasuk bohlam, disebut berkualitas baik apabila mampu memberikan

intensitas cahaya lebih besar pada konsumsi daya listrik kecil.

Fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat cahaya

(intensity) dan derajat penerangan (brightness). Cahaya adalah foton, dimana foton

tersebut merambat membawa paket-paket energi gelombang elektromagnetik. Secara

eksperimental, mata sensitif terhadap panjang gelombang daerah rendah dari pancaran

cahaya sehingga dapat membedakan intensitas antara dua sumber cahaya yaitu dengan

mengukur jumlah daya yang dipancarkan oleh cahaya tampak. Jumlah luks pancaran

cahaya yang sama oleh mata diterima berbeda untuk tiap warna. Panjang gelombang

cahaya yang dapat ditangkap oleh mata adalah 400-700 nm.

Page 4: Praktikum Fotometri

Gambar 1. Spektrum Cahaya

Intensitas cahaya oleh oleh pancaran bohlam biasa diukur dengan luxmeter dan

dinyatakan dalam satuan lux. Lampu cahaya di jalanan dapat menyala otomatis ketika

malam hari (intensitas cahaya kecil) karena dilengkapi dengan LDR (Light Dependent

Resistor). LDR merupakan sebuah sensor bergeometri silinder kecil yang nilai tahanannya

besar jika intensitas cahaya yang diterima besar LDR bereaksi otomatis terhadap

intensitas cahaya. Ada kesetaraan antara nilai terbaca oleh luxmeter dalam lux dan LDR

dalam ohm. Intensitas cahaya makin berkurang bila jarak dari sumber semakin jauh,

begitu pula sebaliknya. Nilai intensitas cahaya dapat dinyatakan dengan rumusan:

I = a x R2

Dengan I menyatakan Intensitas cahaya (lux), a dan b merupakan suatu konstanta dan R

adala hambatan (Ω).

Sedangkan nilai hambatan memenuhi rumusan:

R¿ VIR=V

2

P P=V

2

R

R menyatakan nilai hambatan (Ω), V menyatakan nilai tegangan (volt), I menyatakan kuat

arus listrik (ampere) dan P menyatakan besarnya daya listrik (watt). Lampu penerang

termasuk bohlam disebut berkualitas baik apabila mampu memberikan intensitas cahaya

lebih besar pada konsumsi daya listrik kecil.

Page 5: Praktikum Fotometri

III METODE EKSPERIMEN

3.1 Metode yang Digunakan

a. Metode grafik

Praktikum kali ini menggunakan metode grafik untuk menghasilkan

penyajian, pengumpulan dn interpretasi data dengan mudah. Selain itu dengan

menggunakan metode grafik maka praktikan akan mampu memberikan gambaran

yang jelas terkait dengan data yang diperoleh.

Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan ketergantungan suatu besaran

terhadap besaran lain secara sangat jelas. Grafik garis tunggal hanya dapat

digunakan untuk menghubungkan dua besaran ke satu besaran yang lain, sehingga

apapun yang lain mesti tetap konstan. Grafik sering digunakan untuk membangun

pola variasi, yaitu membangun hukum yang dapat digunakan untuk memprediksi

apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang

b. Metode titik sentroid

Metode titik sentroid hampir sama dengan metode grafik, hanya saja

dalam metode ini tercantum besar ralat pada grafik yang disebut bendera. Dengan

menggunakan metode titik sentroid, praktikan akan lebih mudah menghitung nilai

dari konstanta yang akan dicari. Meskipun demikian, dalam menentukan titik

sentroid pada grafik yang dibuat diperlukan ketelitian dan kecermatan. Hal ini

untuk memperoleh konstanta dan nilai ralat yang mendekati referensi.

3.2 Alat dan Bahan

a. Bohlam, sebagai sumber cahaya (tanpa selubung dan dengan selubung)

b. Kotak hitam sebagai penutup

c. Bangku optic

d. Luxmeter

e. LDR (Light Dependent resistor)

f. Multimeter

g. Variac (travo yang dapat diatur)

h. Beberapa penggeser

i. Sumber listrik

j. Penggaris

Page 6: Praktikum Fotometri

3.3 Skema Percobaan

Gambar 2. Fotometer

3.4 Tata Laksana Percobaan

3.4.1. Percobaan 1

Variasi Jarak

a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum

b. Alat-alat diatur sesuai dengan skema percobaan

c. Lampu dinyalakan dan tegangan variac diatur sebesar 200 volt

d. Diamati dan dicatat skala yang ditunjuk pada luxmeter dan multimeter (LDR pada

luxmeter dihadapkan pada sumber cahaya)

e. Jarak divariasikan 10 kali sehingga diperoleh 10 buah data

f. Dicatat data yang diperoleh dalam tabel pengamatan

g. Dilakukan pengolahan dan analisa data

3.4.2 Percobaan 2

Variasi Tegangan

a. Tegangan awal variac diatur sebesar 200 volt

b. Diatur jarak luxmeter terhadap sumber cahaya sebesar 50 cm

c. Diamati skala yang ditunjuk pada luxmeter dan multimeter (LDR pada luxmeter

dihadapkan pada sumber cahaya)

d. Tegangan variac divariasikan sebanyak 10 kali sehingga diperoleh 10 buah data

e. Data yang diperoleh dicatat dalam tabel pengamatan

Page 7: Praktikum Fotometri

f. Dilakukan pengolahan dan analisa data

3.5 Analisa Data

3.5.1 Kalibrasi (penyesuaian)

I = a x R2

ln I = ln a + b ln R

y c m x

I= Intensitas cahaya (lux)

R= Hambatan (Ω)

a dan b = Konstanta

ℓn I(y)

C₁

C

C₂ Titik Sentroid

ℓn R (x)

Tarik garis terbaik dan tentukan m

m= y₂− y₁x₂−x₁ tan ∝=m

Nilai ralat data

y= ℓn I

∆y= 1I x ∆I ∆I=1/2 skala terkecil luxmeter

m=b c= ℓn a

∆m=∆b a=eᶜ

∆m= ¿m−m ₁∨+¿m−m₂∨¿2¿ ∆c= ¿c−c₁∨+¿c−c₂∨¿

2¿

m ± ∆m =. . . . ± . . . . ∆a= eᶜ x ∆c

b ± ∆b = . . . . ±. . . . a ± ∆a = . . . ± . . . .

Page 8: Praktikum Fotometri

4.5.2 Plot Grafik

V vs R P=V x I = V2

R

I vs P

IV HASIL EKSPERIMEN

a. Data

1. Variasi jarak dengan pengali lux 300 dan tegangan variac 200 volt

No Jarak (m) I (lux) R (Ω) ℓn I ℓn R 1/I ∆y

1 0,30 150 2100 5,01 7,65 0,0067 0,0167

2 0,34 95 2600 4,55 7,86 0,0105 0,0263

3 0,38 80 3000 4,38 8,00 0,0125 0,0313

4 0,42 65 3600 4,17 8,19 0,0154 0,0385

5 0,46 60 4000 4,09 8,29 0,0167 0,0417

6 0,50 50 4600 3,91 8,43 0,0200 0,0500

7 0,54 40 5000 3,69 8,52 0,0250 0,0625

8 0,58 35 5500 3,56 8,61 0,0286 0,0714

9 0,62 30 6000 3,40 8,70 0,0340 0,0850

10 0,66 30 6500 3,40 8,78 0,0340 0,0850

2. Variasi tegangan dengan jarak LDR terhadap lampu 50 cm

No Voltase (volt) I (lux) R (Ω) P (watt)

1 200 50 4200 9,5238

2 190 40 5000 7,2200

3 180 35 5500 5,8909

4 170 30 7000 4,1286

5 160 20 8500 3,0118

6150 15

1050

0 2,1429

7140 10

1400

0 1,4000

8 130 5 1800 0,9389

Page 9: Praktikum Fotometri

0

9120 2

2400

0 0,6000

10110 0

3600

0 0,3361

c. Hasil Perhitungan

Menghitung gradien (m)

Ambil y₁ = 4,5 x₁ = 7,9

Y₂ = 3,5 x₂ = 8,66

m= y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,5−4 ,58 ,66−7 ,9 =

−10 ,76 = -1,31

m = b, jadi diperoleh nila b = -1,31

menghitung m₁ dan m₂ :

Menghitung m₁

Ambil y₁ = 4,8 x₁ = 7,6

Y₂ = 3,65 x₂ = 8,65

m₁ = y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,65−4 ,88 ,65−7 ,6 =

−1 ,151,05 = -1,09

Menghitung m₂

Ambil y₁ = 4,9 x₁ = 7,65

Y₂ = 3,65 x₂ = 8,5

m₂ = y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,65−4 ,98 ,5−7 ,65 =

−1 ,250 ,85 = -1,47

∆m = ¿m−m ₁∨+¿m−m₂∨¿2¿

= ¿−1,31−(−1,09 )∨+¿ (−1,31 )−(−1,47 )∨¿2¿

= 0,22+0,16

2

= 0,382

= 0,19

Karena ∆m = ∆b, maka nilai ∆b = 0,19

Dari perhitungan diperoleh nilai m ± ∆m = -1,31 ± 0,19 sehingga b ± ∆b = -1,31 ±

0,19

Page 10: Praktikum Fotometri

Mencari konstanta a

C = perpotongan grafik dengan sumbu y

Dari grafik diperoleh

C = 5,02

C₁ = 5,13

C₂ = 4,92

a = eᶜ

= 2,718285,02

= 151,41

∆c = ¿c−c₁∨+¿c−c₂∨¿2

¿

= |5,02−5,13|+¿5,02−4,92∨¿2

¿

= 0,11+0,1

2

= 0,212

= 0,105

∆a = eᶜ x ∆c

= 151,41 x 0,105

= 15,89

Dari perhitungan diperoleh nilai a ± ∆a = 151,4 ± 15,89

V PEMBAHASAN

1. Pembahasan Kelebihan dan Kekurangan

Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan metode penggambarn data

dengan menggunakan grafik garis. Grafik memiliki fungsi dalam mempermudah

pemahaman dan pembacaan data, sehingga praktikan akan mampu meng-

interpretasi-kan data dengn baik. Selain fungsi tersebut grafik juga mempunyai

peran:

a. grafik dapat memberikan gambaran mengenai data hasil eksperimen

b. grafik dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan fungsi persamaan yang

dalam praktikum kali ini ditunjukkan dengan koordinat x dan y

Page 11: Praktikum Fotometri

c. grafik juga dapat digunakan digunakan untuk memperjelas penyajian data dan

untuk mempermudah memberikan pemahaman.

d. grafik yang dibuat digunakan untuk menentukan nilai m, m₁ dan m₂ dengan

menggunakan ∆y sebagai acuan dasar dalam penghitungannya.

Pada praktukum kali ini, alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi baik

meskipun data hasil praktikum (data yang diperoleh praktikan) terdapat sedikit

kesalahan dan kekurangan. Dalam data dan grafik terlihat bahwa percobaan pada

variasi tegangan didapatkan nilai Intensitas (lux) yang tidak sesuai teori. Dalam data

dan grafik terlihat bahwa pada percobaan ke-10 pada variasi tegangan tersebut

menghasilkan nilai intensitas 0. Hal ini dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan

dalam membaca dan mencatat nilai yang tercantum dalam multimeter maupun skala

pada fotometer. Dalam percobaan ini ditemui beberapa kendala lain yang

berpengaruh terhadap data hasil percobaan, yaitu:

a. karena dilakukan dalam ruangan yang gelap, sangat dimungkinkan terjadi

kesalahan dalam pembacaan data yang tertera pada alat ukur, seperti luxmeter,

multimeter, dan penggaris

b. ketidaktelitian praktikan dalam membaca dan mengolah data hasil eksperimen

sehingga menimbulkan penyimpangan data.

2. Tinjauan Terhadap Proses (jalannya) Praktikum

Pada praktikum kali ini, dilaksanakan dengan skema dan tata laksana yang

cukup sederhana. Praktikum mengenai fotometri ini dilakukan dalam 2 varisi, yaitu

variasi jarak LDR dari sumber cahaya dan variasi besar sumber tegangan (V). Untuk

variasi jarak, setelah alat-alat disusun sesuai dengan skema percobaan, pertama

menetukan jarak awal LDR terhadap terhadap lampu.

Dalam pratikum kali ini jarak awalnya 30 cm. Kemudian sumber tegangan

dihidupkan dan diatur sebesar 200 V. Selanjutnya diamati skala yang ditunjuk pada

luxmeter dan juga pada multimeter. Jarak divariasikan sebanyak 10 kali untuk

memperoleh 10 buah data.

Untuk variasi besar tegangan secara garis besar langkahnya sama, hanya saja

yang divariasikan adalah besar tegangan, diukur dari tegangan yang lebih besar

menuju tengangan yang lebih kecil sehingga terlihat jels perubahan intensitas cahaya

yang dihasilkan. Tegangan divariasikan sebanyak 10 kali untuk memperoleh 10 buah

Page 12: Praktikum Fotometri

data. Untuk variasi jarak, semakin jauh letak LDR dari sumber cahaya, besar

intensitas cahayanya semakin berkurang. Namun nilai hambatannya semakin

bertambah besar. Sedangkan untuk variasi besar tegangan, semakin besar sumber

tengangan, maka nilai intensitas cahaya yang dihasilkan juga semakin besar. Namun,

nilai hambatannya semakin kecil.

3. Tinjauan Terhadap Metode yang Digunakan

Praktikum kali ini digunakan metode grafik dan titik sentroid serta dengan

melakukan pengamatan atau pengukuran langsung terhadap percobaan yang

dilakukan.

a. Pengamatan/pengukuran langsung terhadap percobaan

Dengan menggunakan metode ini, praktikan dituntut untuk lebih teliti

dalam proses pembacaan atau pengambilan data. Selain itu bersabar merupakan

salah satu sikap yang harus ditunjukkan dalam praktikum ini. Dengan menggunakn

metode dan sikap yang ilmiah maka praktikan akan lebih mudah meng-

interpretas-kan hasil percobaan.

b. Metode grafik

Dengan menggunakan metode grafik akan lebih mudah dalam memahami

data-data yang rumit. Metode grafik dalam mempermudah pemahaman dan

pembacaan data, sehingga praktikan akan mampu meng-interpretasi-kan data

dengn baik. Selain itu dengan menggunakan metode grafik maka praktikan akan

mampu memberikan gambaran yang jelas terkait dengan data yang diperoleh.

c. Metode titik sentroid

Metode titik sentroid hampir sama dengan metode grafik, hanya saja

dalam metode ini tercantum besar ralat pada grafik yang disebut bendera.

Dengan menggunakan metode sentroid, praktikan akan lebih mudah memperoleh

nilai bilangan yang dicari, yang dalam praktikum ini yaitu mencari nilai m (b) dan

nilai konstanta a. Sehingga metode ini berbeda sekali dengan metodde regresi

linear yang memerlukan ketelitian sangat tinggi karena menggunakan rumus yang

cukup rumit. Meskipun demikian, dalam penggunaan metode tidak serta merta

praktikan meninggalkan sikap teliti. Pada proses penentuan nilai ralat dari ∆y pada

grafik, diperlukan ketelitian juga agar diperoleh hasil yang sesuai teori dan

referensi.

Page 13: Praktikum Fotometri

4. Tinjauan Terhadap Data Percobaan

Dengan menggunakan metode grafik dan titik sentroid, dari data

percobaan diperoleh hasil bahwa nilai ℓn I dan ℓn R dalam kondisi normal adalah

berbanding terbalik. Semakin besar nilai ℓn I maka nilai ℓn R akan semakin kecil.

Selain itu dari data juga dapat diketahui bahwa hubungan antara V dan R serta

hubungan antara I dan P. Dengan berorientasi pada data, semakin besar nilai

voltase maka maka nilai hambatan (R) semakin kecil. Begitu pula sebaliknya,

semakin kecil nilai voltase maka nilai dari hambatan (R) akan semakin besar.

Hubungan antara intensitas (lux) dan hambatan (R) juga sama sepert hubungan

antara voltase dan hambatan (R).

Dari data percobaan menganai variasi jarak dapat dilihat bahwa terjadi

perubahan nilai intensitas dan hambatan yang konsisten. Begitu pula dengan

percobaan mengenai variasi tegangan dimana peruban nilai intensitas dan

hambatan juga terjadi secara konsisten. Hal ini mengindikasikan bahwa praktikum

yang dilakukan telah berhasil dan berjalan sesuai dengan teori.

Meskipun demikian demikian dari data dapat dilihat bahwa terdapat

kesalahan dalam pengamatan dan pengambilan data. Kesalahan pengambilan

data ini terlihat pada percobaan mengenai variasi jarak dimana pada data ke-9

dan ke-10 mempunyai nilai intensitas yang sama yaitu 30 lux. Hal ini terlihat pula

pada percobaan mengenai variasi tegangan data ke-10. Dalam data tersebut

dapat dilihat bahwa nilai intensitas cahayanya adalah 0. Hal ini tentu saja bukan

hasil yang baik dalam sebuah pengamatan. Kesalahan ini dimungkinkan dari

ketidaktelitian praktikan dalam melakukan praktikum atau kesalahan dalan

membaca skala yang tertera dalam peralatan praktikum. Selain itu unsur

kesubjektifan turut menjadi faktor keakuratan data yang diperoleh.

5. Tinjauan Terhadap Grafik

Pada percobaan kali ini juga menggunakan metode penggambaran data

menggunakan grafik garis. Grafik yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu

model grafik biasa yang dalam percobaan diperoleh grafik model melengkung dan

model grafik dengan titik sentroid. Dengan menggunakan model grafik yang biasa

terjadi sedikit kesalahan karena terdapat titik titik yang berada diluar garis pada

pada grafik. Hal ini dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan dalam

Page 14: Praktikum Fotometri

melaksanakan percobaan. Meskipun demikian, percobaan mengenai fotometri ini

menunjukkan sesuai dengan teori.

Dari grafik didapatkan nilai C, C₁, C₂ yang menunjukkan ketelitian dari hasil

pengamatan. Nilai tersebut diperoleh dari metode titik sentroid dimana garis yang

dihasilkan memotong sumbu y. Nilai dari C, C₁, C₂ tersebut yaitu:

C = 5,02

C₁ = 5,13

C₂ = 4,92

6. Tinjauan Terhadap Hasil Perhitungan dan Perhitungan

Dengan menggunakan metode titik sentroid, praktikan dengan lebih

mudah memperoleh hasil perhitungan daripada menggunakan metode yang lain.

Dari data dan metode titik sentroid diperoleh:

a. Nilai b

m= y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,5−4 ,58 ,66−7 ,9 =

−10 ,76 = -1,31

m=-1,31 karena m = b sehingga b = -1,31

Nilai ∆b

m₁ = y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,65−4 ,88 ,6−7 ,6 =

−1 ,151,05 = -1,09

m₂ = y₂− y₁x₂−x₁ =

3 ,65−4 ,98 ,5−7 ,65 =

−1 ,250 ,85 = -1,47

∆m = ¿m−m ₁∨+¿m−m₂∨¿2¿

= 0,19

∆m = 0,19 karena ∆m = ∆b sehingga ∆b = 0,19

Jadi, dari perhitungan diperoleh nilai b ± ∆b = -1,31 ± 0,19

b. Nilai konstanta a

C = 5,02

C₁ = 5,13

C₂ = 4,92

a = eᶜ

= 2,71828 pangkat 5,02

= 151,41

Page 15: Praktikum Fotometri

∆a = eᶜ x ∆c

∆c = ¿c−c₁∨+¿c−c₂∨¿2

¿

= 0,105

∆a = eᶜ x ∆c = 151,41 x 0,105

= 15,89

Jadi, dari perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai a ± ∆a = 151,4 ± 15,89

7. Tinjauan Terhadap Referensi

Dari referensi dan merujuk pada hasil perhitungan data, diketahui bahwa

nilai b = -1. Tetapi dari referensi yang lain praktikan belum mengetahui secara

pasti besar nilai dari a. Pada percobaan yang dilakukan praktikan menggunakan

variabel kontrol dan variabel manipulasi untuk memperoleh nilai a tersebut.

Pada percobaan yang dilakukan praktikan dengan menggunakan variasi

jarak LDR dari sumber cahaya, diperoleh nilai b = -1,31 dan nilai dari ∆b = 0,19.

Selain itu praktikan memperoleh praktikan memperoleh nilai a= 151,4 dan nilai ∆a

=15,89. Dengan memasukkan nilai dari a dan b kedalam rumus awal yaitu I =a x

R2 maka diperoleh I= 151,41 R−1,3 Jika merujuk pada referensi maka nilai b yang

diperoleh praktikan hampir sesuai dengan referensi yang ada.Sehingga

menunjukkan bahwa hasil perhitungan yang dilakukan oleh praktikan berhasil.

Namun demikian terdapat sedikit terdapat sedikit perbedaan antara

perhitungan praktikan dengan referensi. Penyimpangan tersebut dimungkinkan

karena ketidaktelitian praktikan ketika melakukan pengamatan terhadap skala

pada alat percobaan. Selain itu juga karena dilakukan dalam ruangan yang gelap,

sangat dimungkinkan terjadi kesalahan dalam pembacaan data yang tertera pada

alat ukur, seperti luxmeter, multimeter, dan penggaris. Tetapi secara keseluruhan

percobaan yang dilakukan oleh praktikan bisa dikatakan berhasil.

Berdasarkan data yang diperoleh praktikan, menunjukan bahwa hubungan

antara daya (P) dengan hambatan (R) adalah berbanding terbalik. Semakin besar

nilai hambatan maka nilai dayanya akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya.

Semakin kecil nilai hambatan maka nilai dayanya akan semakin besar. Sedangkan

nilai voltase atau tegangan (V) selalu berbanding lurus dengan daya (P). Semakin

besar nilai tegangan maka nilai dayanya akan semakin besar. Tetapi, semakin kecil

Page 16: Praktikum Fotometri

nilai tegangan maka nilai dayanya akan semakin kecil pula. Hal ini sesuai dengan

referensi dan teori yang diperoleh praktikan.

P=V x I = V2

R

Keterangan:

P = Daya I= Kuat arus

V = Tegangan R = Hambatan

VI KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan tentang “Fotometri” dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Jarak berbanding terbalik dengan intensitas cahaya. Semakin jauh jarak dari

sumber cahaya, intensitasnya semakin kecil dan juga sebaliknya

b. Tegangan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Semakin besar tegangannya

maka intensitas yang dihasilkan semakin besar dan sebaliknya

c. Tegangan berbanding terbalik dengan hambatan.

d. Hambatan berbanding terbalik dengan daya. Semakin besar hambatan maka daya

yang dihasilkan akan semakin semakin kecil dan sebaliknya.

e. Intensitas cahaya berbanding lurus dengan daya

f. Nilai b pada grafik ℓn I vs ℓn R diperoleh nilai sebesar -1,31 dengan nilai ralat

sebesar 0,2. Sehingga nilai b ± ∆b = -1,31 ± 0,19

g. Nilai a pada grafik ℓn I vs ℓn R diperoleh nilai sebesar 151,4 dengan nilai ralat

sebesar 15,89. Sehingga nilai a ± ∆a = 151,4 ± 15,89

VII DAFTAR PUSTAKA

Halliday dan Resnich, 1996. Fisika Dasar Jilid II. Erlangga

http://ww.niam.blogspot.com/2010/05/fotometri.html

http://www.scribd.com/doc/70754515/Resume-Fotometri-Radio-Me-Tri

http://sidikpurnomo.net/fotometri-bag1.html

http://blogfisikaku.wordpress.com/2011/06/15/praktikum-fotometer-mengukur-

intensitas-cahaya-bohlam/

http://fisikakuenjoy.blogspot.com/

Page 17: Praktikum Fotometri

http://www.scrib.com/doc/52172826/dasar.teori.fotometer

http://id.wikipedia.org/wiki/Fotometer

VIII PENGESAHAN

Demikian laporan praktikum Fisika Dasar ini saya buat guna memenuhi tugas

Praktikum Fisika Dasar

Yogyakarta, 06 Desember 2012

Asisten Praktikan

Bagas Nanang Suwandana

NIM: 12/331632/PA/14792

Page 18: Praktikum Fotometri

b.Grafik

1. Percobaan Variasi Jarak

Page 19: Praktikum Fotometri

2.Percobaan Variasi Tegangan