praktikum antropometri

8
A. Pendahuluan Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani (Greek ), yaitu antrhopos yang berarti manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Antropometri adalah satu kumpulan numerik yang berhubungan karakteristik fisik manusia. Antropometri dapat didefenisikan sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri telah dipergunakan secara luas untuk mengetahui status nutrisi individu maupun populasi. Kegunaan pengukuran ini tidak sebatas untuk menentukan status nutrisi seorang individu dan populasi, akan tetapi banyak hal yang bisa di ambil dari pengukuran ini. Seorang atlet memerlukan pengukuran ini guna menentukan status olahraga yang cocok untuk dikembangkan di dirinya sendiri. Penggunaan pengukuran antropometri pada olahraga sering kali di anggap bukan hal yang penting, mungkin karena proses pengukuran yang lama dan butuh ketelitian yang tinggi, dikarenakan memiliki tinggkat ke erroran yang tinggi. Akan tetapi pengukuran ini begitu penting karena dapat menentukan komposisi dan massa tubuh dari seorang individu, dimana hasil ini bisa di gunakan sebagai salah satu opsi pemilihan untuk rekruitmen atlet. Somatotype digunakan untuk pengukuran antropometri rekruitment atlet. Olahraga tertentu memerlukan somatotype tertentu walaupun olahraga itu dalam satu jenis olahraga 1

Transcript of praktikum antropometri

Page 1: praktikum antropometri

A. Pendahuluan

Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani (Greek ), yaitu antrhopos yang berarti

manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Antropometri adalah

satu kumpulan numerik yang berhubungan karakteristik fisik manusia. Antropometri dapat

didefenisikan sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh

manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.

Pengukuran antropometri telah dipergunakan secara luas untuk mengetahui status

nutrisi individu maupun populasi. Kegunaan pengukuran ini tidak sebatas untuk menentukan

status nutrisi seorang individu dan populasi, akan tetapi banyak hal yang bisa di ambil dari

pengukuran ini. Seorang atlet memerlukan pengukuran ini guna menentukan status olahraga

yang cocok untuk dikembangkan di dirinya sendiri.

Penggunaan pengukuran antropometri pada olahraga sering kali di anggap bukan hal

yang penting, mungkin karena proses pengukuran yang lama dan butuh ketelitian yang tinggi,

dikarenakan memiliki tinggkat ke erroran yang tinggi. Akan tetapi pengukuran ini begitu

penting karena dapat menentukan komposisi dan massa tubuh dari seorang individu, dimana

hasil ini bisa di gunakan sebagai salah satu opsi pemilihan untuk rekruitmen atlet.

Somatotype digunakan untuk pengukuran antropometri rekruitment atlet. Olahraga

tertentu memerlukan somatotype tertentu walaupun olahraga itu dalam satu jenis olahraga

(misal seorang penyerang dan pemain bertahan dalam sepakbola). Tidak hanya itu,

pengukuran antropometrik yang baik juga bisa diperlukan pada pertandingan olahraga yang

memiliki kelas tertentu, misalnya menentukan target berat badan pada pertandingan seperti

cabang olahraga dayung, tinju, yudo, dan karate. Di inggris pengukuran ini di gunakan untuk

menentukan olahraga yang tepat bagi setiap anak yang akan masuk sebuah sekolah.

Dalam laporan ini, kami menyajiakan data berupa data manual yaitu dengan

menggunakan Heath-carter Somatotype form dan data yang telah di kerjakan dengan

munggunaka rumus somatotype. Obyek yang digunakan adalah mahasiswa Pasca Sarjana

IKOR.

1

Page 2: praktikum antropometri

B. Tujuan

1. Mempelajari cara pemekrisaan antropometri

2. Mengidentifikasi cabang olahraga dan postur berdasarkan hasil pengukuran

Somatotype

C. Bahan dan Alat

1. Stadiometer/ skala tinggi/ mikrotoise

2. Timbangan

3. Skinfold Calliper

4. Kaliper rentang dan geser

5. Flexible steel/pita fibreglass

D. Prosedur Praktikum

Seluruh penelitian ini menggunaka petunjuk yang ada pada buku kerja praktikum

dasar latihan yang di terbitkan oleh departemen faal unair dan juga intruksi manual dari The

Heath-carter Anthropometric Somatotype form.

Alat dan bahan stadiometer/ skala tinggi/mikrotoise, timbangan, Skinfold calliper,

kalipter rentang dan geser, flexible steel/pita fibreglass, Heath-carter Somatotype form.

2

Page 3: praktikum antropometri

A. Tinggi Badan

Persiapan ( cara memasang Microtoise ) :

1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar

tegak lurus.

2. Letakkan alat pengukur dilantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan

menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan.

3. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul yang

tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol ).

Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.

4. Untuk menghindari terjadinya perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi

sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

Prosedur pengukuran tinggi badan.

1. Mintalah orang coba melepaskan alas kaki (sandal/sepatu ), topi (penutup kepala ).

2. Pastikan alat geser berada pada posisi diatas.

3. Responden diminta berdiri tegak, persis dibawah alat geser.

4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat, dan tumit menempel pada

dinding tempat microtoise dipasang.

5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.

6. Gerakkan alat geser sampai menyentuh bagian teratas kepala orang coba. Dalam

keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.

7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca kearah angka yang lebih besar (kebawah).

Pembacaan dialakukan tepat didepan angka ( Skala )pada garis merah setinggi

dengan mata petugas.

8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri diatas

bangku agar hasil pembacaannya benar.

9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm).

B. Berat Badan

Subjek berdiri tegak ditengah-tengah tempat berdiri timbangan dan bagian-bagian

badan yang lain tidak boleh menyentuh apapun. Sepatu dibuka dengan busana

seminimal mungkin. Catat hasil dalam kg dan dibulatkan ke 0,1 kg yang terdekat.

C. Tebal lipatan KulitProsedur pengukuran tebal lipatan kulit secara umum adalah :

3

Page 4: praktikum antropometri

1. Lakukan pengukuran pada bagian kanan tubuh (kecuali jika terdapat cacat pada

bagian kanan tubuh). Identifikasi titik ukur, ukur, kemudian tandai tempat yang

akan diukur agar tepat dan konsisten.

2. Kulit sebaiknya dalam kondisi kering, tidak basah atau lembab karena dapat

menyebabkan tarikan ektra lipatan lipatan kulit, sehingga hasil yang didapat

menjadi lebih besar.

3. Cubitlah kulit pada daerah yang dipilih dengan perlahan dan lembut dengan

menggunakan jari jempol dan telunjuk. Angkatlah lipatan kulit kurang lebih 1 cm

dari dasar kulit.

4. Peganlah caliper, sehingga caliper terbuka lalu gigitkan pada 1 cm dibawah

cubitan kulit. Lepaskan grip, sehingga terjadi kompresi dengan kuat pada lipatan

kulit. Bacalah setelah 2 sampai 5 detik grip dilepaskan, pada 1 mm yang terdekat.

5. Ulangi pengukuran pada tempat yang sama. Jika hasil antar pengukuran berbeda

lebih dari 1 mm, lakukan pengukuran yang ketiga.

Tempat lipatan kulit yang diukur :

Trisep

Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dan sisi posterior mid

acromiale- radiale ( ditengah lengan atas dengan arah vertikal ). Cubitan dilakukan pada

permukaan paling posterior dari lengan atas daerah m. Triceps brachii pada penampakan dari

samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu sedikit

oksorotasi dan sendi extensi disamping badan.

Subskapular

Subyek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan disamping badan. Ibu jari

meraba bagian bawah angulus inferior scapulae untuk mengetahui tepi bagian tersebut.

Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri diambil tepat dibagian bawah

inferior angulus inferior scapulae. Cubitan pada kulit dilakukan dengan arah cubitan miring

ke lateral bawah membentuk sudut 45o terhadap garis horisontal.

4

Page 5: praktikum antropometri

Supraspinal

Cubitan dilakukan pada daerah (titik) 3-5 cm diatas perpotongan antara garis yang

terbentang dari spina iliacia anterior superior (SIAS) ke batas anterior axilla dan garis

horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5-7 cm diatas SIAS

tergantung pada ukuran subjek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm.

Arah cubitan kedepan bawah membentuk sudut 45o terhadap garis horisontal.

Betis

Subyek dalam posisi duduk dikursi dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat

dan otot-otot betis dalam keadaan relaksasi. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada sisi

medial betis diatas bagian yang mempunyai lingkar paling besar. Untuk menentukan lingkar

terbesar pada betis dilakukan pengamatan dari sisi depan.

D. Lebar Tulang

Lebar biepicondylar Humerus

Lebar biepicondylar humerus merupakan lebar antara Lebar biepicondylar medial dan

lateral humerus. Sendi siku fleksi 90o, pasang kaliper geser pada sudut yang membagi

dua siku. Lakukan sedikit penekanan untuk kompresi jaringan subkutan. Catat hasil

kemudian dibulatkan ke 0,5 mm terdekat.

Lebar biepicondylar Femur

Subyek duduk dengan sendi fleksi. Pasang kaliper geser pada jarak terjauh antara

biepicondylar lateral dan medial dan lakukan sedikit penekanan untuk kompresi jaringan

subkutan. Catat hasil kemudiann dibulatkan ke 0.5 mm terdekat.

E. Lingkar Lengan Atas (LILA )

Persiapan :

1.

5