PRAKTIKUM 8
-
Upload
kesha-baldwin -
Category
Documents
-
view
37 -
download
8
Transcript of PRAKTIKUM 8
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
“KINETIKA KIMIA”
DISUSUN OLEH :
1. Ramadhan Purna Putra (08101005012)
2. Rahmat Adi Filipus (08101005021)
3. Yeti Oktarina (08101005032)
4. Zafira Afriza (08101005038)
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010/2011
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
I. NOMOR PERCOBAAN : VIII (Delapan)
II. NAMA PERCOBAAN : Kinetika Kimia
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengukur perubahan konsentrasi pereaksi menurut perubahan waktu.
2. Mengukur pengaruh konsentrasi dan katalis pada laju reaksi.
IV. DASAR TEORI
Pengukuran laju reaksi merupakan bidang kimia yang penting.
Dari kajian kinetika, mekanisme reaksi dapat dideduksi. Informasi tentang
reaksi katalis maupun penghambatan hanya dapat diperoleh melalui
pengkajian kinetika. Laju kinetika kimia dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor ; konsentrasi pereaksi (dan kadang-kadang produk), suhu, dan
katalis.
Pengukuran laju reaksi biasanya dilakukan dibawah suhu
percobaaan yang tetap dnga satu faktor tetap sedangkan factor lainnya
diragamkan. Bila pengaruh faktor ini terhadap laju reaksi telah ditentukan,
faktor ini dibuat tetap dan faktor lainnya diragamkan. Pengkajian
sistematis tentang ketergantungan laju pada perubahan laju reaksi
dilajutka sampai perilaku kinetika ari reaks yag bersangkutan menjadi
lengkap.
Salah satu segi penting dari pengkajian kinetika adalah
merancang teknik yang mudah untuk memantau jalannya reaksi menurut
waktu. Analisis kimia dengan cara volumetric atau gravimetric relative
lambat, sehingga cara seperti ini tidak digunakan kecuali bila reaksinya
lambat atau dapat dihentikan dengan pendinginan tiba-tiba atau dengan
penambahan pereaksi yang menghentikan reaksi.
Beberapa cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan sifat
warna dan hantaran listrik laju reaksi yang melibatkan gas ditetapkan dengan
mengukur volume gas persatuan waktu. Dalam percobaan ini, aka diperagakan
dengan perubahan warna. Untuk suatu reaksi hipotesis :
2A + 3B → C + 5D
Hukum lajunya dapat berupa :
Laju = [C]/[t] = k [A]x [B]y
Dengan k adalah tetapan laju, n adalah orde raksi untuk A dan m adalah
orde reaksi untuk B. Orde reaksi keseluruhan adalah n + m. Orde reaksi hanya dapat
ditentukan lewat percobaan karena angka-angka ini tidak selalu sama dengan
koefisien reaksi (stoikiometri).
Seperti kita ketahui, katalisator adalah zat yang dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi, tetapi zat tersebut tidak mengalami perubahan kiimia pada akhir
reaksi. Katalisator tidak berpengaruh pada dGo, jadi juga tidak berpengaruh pada
tetapan kesetimbangan K. Umumnya kenaikan konsentrasi-konsentrasi katalisator
juga menaikkan kecepatan reaksi, jadi katalisator ini juga ikut dalam reaksi, tetapi
pada akhir reaksidiperoleh/dilepaskan kembali. Katalisator juga menurunkan tenaga
aktivasi hingga kecepatan reaksi lebih besar. Katalisator dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu katalisator homogen gas dan katalisator homogen larutan (Tim
Penyusun. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. 2011 : 44-46).
Kinetika kimia membahas tentang seberapa cepat dan seberapa tuntas
suatu reaksi berlangsung, serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi itu dan
ketuntasan reaksi-reaksi tersebut. Contoh masalah dala kinetika kimia salah satunya
adalah bagaimana pengaruh tekanan terhadap laju dan ketuntasan reaks antara
nitrogen da hydrogen dalam pembentukan ammonia.
Konsentrasi molar menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Dinyatakan dengan : M = n / V. Dimana M adalah konsentarsi dalam molar,
n menyatakan jumlah mol suatu zat, dan V merupakan volume larutan (dalam liter).
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi produk dalam satu satuan waktu. Dengan demikian, satuan
laju reaksi adalah molar per detik (M/ det).
Laju reaksi bergantung pada jenis pereaksi dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain adalah suhu, konsentrasi, luas permukaan permukaan sentuh (area
kontak), pengadukan, dan katalis. Semakin luas permukaan sentuh atau area
kontaknya, maka akan semakin besar laju reaksinya. Semakin sempit (kecil) area
kontaknya, akan semakin kecil pula laju reaksinya. Contohnya serbuk akan bereaksi
lebih cepat bila dibandingkan dengan kepingan.
Semakin besar konsentrasi suatu pereaksi, akan semakin besar laju
reaksinya, dan sebaliknya, apabila konsentrasi suatu pereaksi semakin kecil, maka
akan semakin kecil pula laju reaksi tersebut. Jika suhu semakin tinggi atau semakin
panas, laju reaksi yang diberikan akan semakin besar. Apabila suhu semakin rendah
atau semakin dingin, maka laju reaksi akan semakin kecil. Katalis juga dapat
mempengaruhi laju suatu reaksi.
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju suatu reaksi akan
tetapi katalis sendiri tidak ikut bereaksi atau tidak mengalami perubahan kimia pada
akhir reaksi. Katalis terlibat dalam suatu reaksi tetapi tidak dihabiskan, melainkan
akan dilepaskan kembali. Katalis atau katalisator ini dapat mempercepar laju suatu
reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya.
Kinetika kimia adalah suatu ilmu kimia yang mempelajari tentang hukum
laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi itu sendiri
merupakan laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju bertambahnya
konsentrasi produk tiap satuan waktu. Hukum laju reaksi merupakan persamaan yang
menyatakan hubungan kuantitatif laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Pangkat
eksponen konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi disebut orde reaksi.
Misalnya berorde x untuk A, berorde y untuk B , dan orde reaksi total (x+y). Orde
reaksi tersebut menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi tehadap laju reaksi.
Orde reaksi tidak dapat ditentukan dari stoikiometri reaksi, tetapi
ditentukan melalui percobaan. Salah satu cara untuk menentukan orde reaksi yaitu
metode laju awal. Orde reaksi terhadap A, yaitu x dapat ditentukan dengan
membandingkan laju reaksi dan konsentrasi pereaksi A pada dua percobaan di mana
konsentrasi B sama. Sebaliknya, orde reaksi terhadap B, yaitu y, dapat ditentukan
dengan membandingkan laju reaks dan konsentrasi pereaksi B pada dua percobaan di
mana konsentrasi A sama.
Reaksi terjadi akibat tumbukan-tumbukan antarpartikel pereaksi. Kelajuan
reaksi akan bergantung pada frekuensi tumbukan, energi partikel, dan arah (orientasi)
tumbukan. Energi minimum yang diperlukan agar reaksi dapat berlagsung diebut
energi pengaktifan. Energi pengaktifan bergantung pada jenis pereaksi, tidak
dipengaruhi suhu maupun konsentrasi. Semakin besar energi pengaktian, maka akan
semakin tinggi suhu yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung. Katalis dapat
menurunkan energi pengaktifan tersebut (Purba, Michael. Tuntas Olah Paket Soal.
2010 : 70-71).
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju atau
kecepatan dan mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula – mula
dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi atau tekanan zat – zat yang bereaksi.
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi dan laju
bertambahnya konsentrasi produk dalam satu satuan waktu.
Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak bergantung pada konsentarsi
reaktan.
Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :
- = k0
A - A0 = - k0 . t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A0 = konsentrasi zat mula – mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.
Pada reaksi prde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi reaktan. Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :
- = k1 [A]
- = k1 dt
ln = k1 (t – t0)
Bila t = 0 à A = A0
ln [A] = ln [A0] - k1 t
[A] = [A0] e-k1t
Tetapan laju (k1) dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t, dengan –k1 sebagai
gradiennya.
Persamaan laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :
- = k2 [A]2
- = k2 t
- = k2 (t – t0)
Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi
tidak ikut menjadi reaktan atau produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi
selesai, katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis
berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi terjadi,
tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, reaksi dapat berjalan
lebih cepat. Artinya katalis ini dapat mempercepat laju reaksi akan tetapi tidak ikut
bereaksi (Rahardjo, Budi. Kimia Berbasis Eksperimen. 2009 : 142-143).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Stopwatch
4. Tabung reaksi
Bahan :
1. Air
2. Asam Hidroklrorida
3. Natrium Tiosulfat
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Order reaksi dalam reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan asam
hidroklorida. Buatlah campuran zat – zat pereaksi dengan volume seperti
tertera pada tabel 1.
Selalu campurkan dahulu larutan Tiosulfat dengan air sebelum klorida di
tambahkan.
Putarlah Erlenmeyer agar benar – benar tercampur secara homogen .Catatlah
waktu sampai asam di tambahkan sampai saat timbulnya kekeruhan karena
pengendapan belerang .
Setiap orang dapat berpendapat lain saattimbulnya kekeruhan , karena itu
tetapkan cara perhitungan waktu denhan taat azas. Lakukan dua kali pe
ulangan
VII. PERTANYAAN PRA PERCOBAAN
1. Apa definisi ringkas dari
a. Hukum laju reaksi
b. Tetapan laju reaksi
c. Order reaksi
d. Energi aktivasi
2. Apakah suatu tetapan reaksi untuk order reaksi nol, satu, dan dua ?
Jawab :
1. a. Hukum laju reaksi adalah persamaan matematis yang menggambarkan laju
reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi dari spesi yang terlibat dalam reaksi
r = k[A]m[B]n atau laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya
produk.
b. Tetapan laju reaksi adalah tetapan laju yang konstan untuk reaksi yang
diberikan hanya apabila kita mengganti konsentrasi dari reaksi tersebut.
c. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
d. Energi aktivasi adalah energi minimum agar molekul-molekul dapat
bereaksi.
2. Reaksi orde nol :
Laju = k (konstan)
Reaksi orde 1 :
Ln [At]t = ln [A]0 – k . t
Reaksi orde 2 :
1
[A ] t = k . t + 1
[A ] 0
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
volume kosentrasi
Volum
e volume t(s) 1/t (s)
Na2S2O3(
ml)
Na2S2O3(
M) H2O
HCl(m
L)
5 0,15 - 2 30 0,033
4 0,15 1 2 38 0,026
3 0,15 2 2 44 0,023
2 0,15 3 2 52 0,019
1 0,15 4 2 90 0,011
IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN
A. Reaksi
Na2S2O3 + H2O + 2HCl S + SO2 + 2NaCl + 2H2O
B. Perhitungan
V = K [A]x [B]y
= K [Na2S2O3]x [HCl]y
Dimana : V = 1/t dan V.HCl tetap,maka :
1/t = K [Na2S2O3]x
log 1/t = log K + log Na2S2O3
1.Menentukan slope dan intersept
a. n1 = M.V1 b.n2 = M.V2 c. . n3 = M.V3
= 0,15 . 5 = 0,15 . 4 = 0,15 . 3
= 0,75 mmol (0,00075) = 0,6 mmol = 0,45mmol
= 7,5 x 10-4 mol = 6 x 10-4 mol = 4,5 x 10-4
d. n5 = M.V4 d.n5 = M.V5
= 0,15 .2 = 0,15 . 1
= 0,3 mmol = 0,15 mmol
= 3 x 10-4 mol = 1,5 x 10-4 mol
X = log n Na2S2O3 Y = log 1/t
X1 = log 7,5 x 10-4 * Y1 = log 0,033 = - 3,125 = - 1,81
X2 = log 6 x 10-4 * Y2 = log 0,026 = -3,222 = - 1,585
X3 = log 4,5 x 10-4 * Y3 = log 0,023 = - 3,347 = - 1,638
X4 = log 3 x 10-4 * Y4 = log 0,019 = -3,523 = - 1,721
X5 = log 1,5 x 10-4 * Y5 = log 0,011 = -3,824 = - 1,959
N
o x Y Xy x2
1 -3,125 -1,481 4,63 9,77
2 -3,222 -1,585 5,11 10,38
3 -3,347 -1,638 5,48 11,2
4 -3,523 -1,721 6,06 12,41
5 -3,824 -1,959 7,49 14,62
Ʃ -17,041 -8,384 28,77 58,38
Slope (a) ¿n .Σ xy−(Σ x .Σ y )n . Σ x2−(Σ x)2
= 5. (28,77 )−(−17,041−8,384)
5 (58,38 )−(−17,041)2
= 143,85−(142,87)
291,9−(290,4)
= 0,981,5
= 0,65
Intersept (b) = (Σ x 2. Σ y )−(Σxy . Σ x )
n. Σ x2−(x )2
= [58,38 . (−8,384 ) ]−[ (28,77 )−(−17,041 )]
5 (58,38 )−(−17,041)2
= (−489,46 )– (−490,27)
291,9−290,4
= 0,811,5
= 0,54
Log K = intersept (b) K = anti log 0,54
= 0,54 = 3,467
X. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai “Kinetika
Kimia”, dapat diketahui pengaruh konsentrasi terhadap laju suatu reaksi dan dapat
dipelajari pengukuran konsentrasi terhadap perubahan waktu. Kinetika kimia pada
dasarnya merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi
dan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut.
Kinetika kimia juga mencakup seberapa cepat suatu reaksi berlangsung
dan seberapa tuntas reaksi tersebut berlangsung. Laju reaksi merupakan laju
berkurangnya konsentrasi pereaksi dan laju bertambahnya konsentrasi produk
dalam satu satuan waktu. Hukum laju reaksi merupakan hubungan kuantitatif laju
reaksi dengan konsentrasi pereaksi.
Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi dapat disebut
dengan orde reaksi. Orde reaksi tersebut menentukan besarnya pengaruh
konsentrasi dalam suatu laju reaksi. Sedangkan orde reaksi totalnya merupakan
jumlah dari orde-orde reaksi tersebut. Energi aktivasi merupakan energi minimum
yag dibutuhkan oleh partikel-partikel untuk melakukan tumbukan agar reaksi
tersebut dapat berlangsung.
Berdasarkan percobaan yang berjudul kinetika kimia ini, dapat
diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya laju suatu reaksi antara lain suhu atau
temperatur, konsentrasi, tekanan, luas permukaan sentuh atau area kontak, katalis,
dan pengadukan.
Semakin tinggi suhu atau temperatur yang digunakan, maka akan
semakin cepat suatu reaksi tersebut berlangsung. Sedangkan apabila suhu atau
temperatur yang digunakan semakin rendah, akan semakin kecil laju reaksi
tersebut. Jika tekanannya semakin besar, maka laju reaksinya pun akan semakin
besar, sebaliknya, bila tekanannya semakin kecil, laju reaksinya pun akan semakin
kecil.
Bila konsentrasi suatu pereaksi semakin besar, maka akan semakin
besar juga laju reaksinya. Sedangkan bila konsentrasi pereaksinya semakin kecil,
akan semakin kecil pula laju reaksinya. Katalis merupakan zat yang dapat
mempercepat laju reaksi, namun katalis sendiri tidak ikut bereaksi atau tidak
mengalami perubahan kimia pada akhir reaksi.
Katalis berperan dengan menurunkan energi aktifasi, sehingga untuk
membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan
demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Dalam percobaan ini juga dapat
dibuktikan pengaruh pengadukan dalam laju reaksi. Pengadukan ternyata dapat
mempercepat laju suatu reaksi. Semakin cepat kita lakukan pengadukan, maka
akan semakin cepat reaksi tersebut berlangsung.
Kesalahan-kesalahan atau kekeliruan dalam percobaan ini mungkin
disebabkan karena kurang telitinya praktikan dalam melakukan percobaan dan
pengambilan data saat melakukan percobaan. Praktikan mungkin juga melakukan
kesalahan atau kekeliruan dalam pengolahan data atau dalam melakukan
perhitungan.
Selain itu alat dan bahan yang digunakan mungkin sudah tidak steril
sehingga menambah persentase kesalahan dalam percobaan. Semakin telitinya
praktikan dalam melakukan metode percobaan serta semakin efektif dan
efisiennya alat dan bahan yang digunakan, maka akan semakin akurat hasil yang
akan didapat.
XI. KESIMPULAN
1. Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju dan
mekanisme reaksi kimia.
2. Laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu
satuan waktu
3. Orde reaksi merupakan pangkat eksponen yang menunjukan besarnya pengaruh
konsentrasi terhadap laju suatu reaksi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain suhu, tekanan,
konsentrasi, luas permukaan, katalis, dan pengadukan.
5. Hukum laju reaksi merupakan hubungan kuantitatif antara laju reaksi dengan
konsentrasi pereaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2010. Tuntas Olah Paket Soal. Jakarta : Erlangga
Rahardjo, Budi. 2009. Kimia Berbasis Eksperimen. Jakarta : Erlangga
Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Inderalaya : Universitas
Sriwijaya
LAMPIRAN
Pipet Tetes Tabung Reaksi
Gelas Ukur Stopwatch