LAPORAN PRAKTIKUM KEL. 8.docx

141

Click here to load reader

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KEL. 8.docx

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHAN

OLEH :KELOMPOK 8

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRIUNIVERSITAS MATARAM2014

HALAMAN PENGESAHAN Mataram, 28 Juni 2015Mengetahui,Co.ass Mikrobiologi Pangan dan PengolahanPraktikan,

Andri ArdiansyahMaulida NursianaNIM. J1A 012 004NIM. J1A 013 076

Eka YunitaMesir SuryadiNIM. J1A 012 033NIM. J1A 013 078

Ismi Laily AdriantiNi Nyoman Sri DarmayanthiNIM. J1A 012 056NIM. J1A 013 091

Nur FadhilaturrohmiNila Nurmala SandiNIM. J1A 012 097NIM. J1A 013 093

Rudi AnsoriSiti Malika Azizatul FMNIM. J1A 012 119NIM. J1A 013 125

Siti RahmiSolihatun HafizahNIM. J1A 012 126NIM. J1A 013 127

Dini NoviantiNIM. J1A 212 030Jalaludin SukronNIM. J1A 211 057

Jumratul AiniNIM. J1A 212 058

Lalu Hasyibi KarimullahNIM. J1A 212 069

Mengetahui,Koordinator Praktikum Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan

Mutia Devi Ariyana. S.Si., MPKATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan tetap Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.Dalam kesempatan ini tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada dosen, koordinator praktikum, dan para Co. Assisten yang telah banyak membantu serta membimbing kami baik dalam praktikum maupun dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi isi, penampilan maupun teknik pengetikannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini selanjutnya. Akhirnya kami mengharap agar laporan ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan yang lain dan juga dapat menambah pengetahuan kita.Mataram, 28 Juni 2015

Penyusun

ACARA IBAKTERI HALOFILIKPENDAHULUANLatar BelakangHalofilik adalah kelompok mikroorganisme yang dapat berkembang pada lingkungan dengan kadar garam tinggi. Mikroorganisme ini dapat diklasifikasikan berdasarkan salinitas pertumbuhan optimumnya yaitu mild halofilik (1-6 % Ncl), Metode halofilik (7-15% Nacl), dan Extreme halofilik (15-30% Nacl). Mikroorganisme halofilik terkadang dapat hidup di lingkungan kadar garam melebihi batas maksimu bakteri tersebut. Hal itu di pengaruh oleh fakta lingkungan dsn nutrisi yang tersedia. (Madgan zoil).Habitat halofilik juga di temukan di pada makanan yang di awetkan dengan penggaraman sebagai mikroorganisme perusak (spoilage microorganisme). Dlam ikan asin, bakteri halofilik merupakan mikroorganisme penyebab Pink Spoilage pigmen kuning kemerah-merahan yang mengakibatkan bau busuk tengik. Hal ini dapat menurunkan mutu dan produk-produk ikan asin tersebut. Bakteri halofilik memiliki potensi enzim maupun compatible solute yang dapat di manfaatkan untuk sekala industri. (Maolgun, 2012)Ikan asin merupakan contoh makanan yang di awetkan dengn penggunaan dan pengeringan. Sehingga bakteri halofilik dapat tumbuh pada ikan atau makanan yang mengandung garam. Kadar gram tertinggi yang di gunkan dalam pengawetan ikan adalah 20% dengan mengisolusi dan mengidentifikasi bakteri halofilik dari ikan asin, maka dapat di lakukannya pengawetan lebih lanjut. Oleh karena itu perlu di lakukan percobaan atau praktikum ini untuk dapat diamati pertumbuhan bakteri halofilik yang hidup pada produk ikan asin.

Tujuan PraktikumAdapun tujuan praktikum ini yaitu untk mengetahui pertumbuhan bakteri halofilik pada ikan asin atau makanan bergaram.

TINJAUAN PUSTAKABakteri halofilik merupakan bakteri yang dapat tumbuh pada kadar garam tertentu diantara makanan-makanan bergaram. Kebutuhan garam oleh berbagai bakteri halofilik sangat berbeda. Oleh karena itu jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada berbagai makanan yang mengandung garam juga berbeda. Tergantung dari jumlah dan jenis garam pada makanan tersebut. Diantara makanan-makanan yang mengandung garam rendah sangat mudah untuk mengalami kerusakan, salah satu bentuk kerusakan yakni kebusukan dan tercemar atau terkontaminasi oleh bakteri pathogen (Madigan, 2012)Bakteri halofilik merupakan slah satu mikroorganisme yang pertumbuhannya tergantung pada kadar garam (Nacl) oleh karena itu bakteri halofilik dengan mudah dapat di temukan di lingkungan berkadar garam tinggi. Kadar Nacl habitat bakteri halofilik berkisar antara 2% (serta dengan 0,3 m) hingga 30% (serta dengan 5 m), tempat-tempat yang memiliki kadar Nacl dengan kisaran 2%-30% antara lain permukaan tanah yang terletah di dekat laut merah memiliki kadar Nacl sebesar 2% kadar Nacl jenuh (720%) dapat di timur di kedalaman danau air asin di daerah antartika (Madigan, 2000). Bakteri halofilik yang telah dari beberapa penelitian diisolasi dari habitat yang berbeda. Bakteri ini di isolasi dari ikan cod yang di awetkan dengan penggaraman, di tumpukan sampah, kolam yang berlumpur meliki kadar garam yang tinggi, dikecap ikan, ikan anchovie yang di asinkan, ikan sarden dan danau air asin (Pangastuti, 2002)Bakteri halofilik sangat bermanfaat karena dapat menghasilkan protein-protein enzim yang tahan pada kadar garam tinggi. Salah satu enzim yang dapat diisolasi dari bakteri halofilik adalah protase. Protase halopil dapat dimanfaatkan dalam bidang industri, salah stunya yaitu pada industry kecap (Rejeki, dkk, 2000)Ikan merupakan komodih ekspor yang mudah mengalami pembusukan dibandingkan produk daging, buah dan sayuran hamper 50% hasil tangkapan ikan diolah secara tradisional dan ikan asin merupakan salah satu cara pengawetan ikan agar tidak mengalami kebusukan oleh bakteri pembusukan dengan menambahkan garam 15-20% pada ikn segar atau ikan setengah basah (Salosa, 2013).Makanan yang mempunyai kadar garam tinggi misalnya seperti ikan asin, cumi kering sering di temukan bakteri yang tahan terhadap garam. Bakteri semacam ini dapat di bedakan menjadi dua kelompok yaitu bakteri halofilik dan halodurik. Bakteri halofilik adalah bakteri yang tahan terhadap konsentrasi garam tinggi dan untuk pertumbuhannya memerlukan garam dengan konsentrasi tertentu. Sedangkan bakteri halodurik juga tahan terhadap konsentarai garam tinggi tetapi untuk pertumbuhannya tidak memerlukan garam dan konsentrasi tinggi (Faradiaz, 2012).Ikan asin adalah ikan yang diawetkan dengan cara penggaraman dan pengeringan. Pengawetan tersebut bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan sehingga bakteri pembusuk tidak dapat berkembang biak kondisi eksterem pada ikan asin yaitu mengandung kadar Nacl hingga 20% masih memungkinkan sekelompok mikroorganisme hidup yaitu bakteri halofilik dan beberapa jenis bakteri yang toleran terhadap garam (Hudaya Dorodjat, 1980).Media TSA (Trypticase Soy Agar) merupakan media agar untuk pengisolasiaan mikroorganisme yang bersifat arobik, TSA merupakan media kultur universal, hamper semua jenis bakteri bahan dengan tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes, dan perhitungan jumlah bakteri keunggulan media ini adalah dapat di gunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri tetapi kelemahannya harus menghitung terlebih dahulu (Anonim, 2012).

PELAKSANAAN PRAKTIKUMWaktu dan TempatPraktikum ini dilakukan pada hari senin, tanggal 30 maret 2015 di laboraturium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram

Alat dan Bahan-Bahan Praktikuma. Alat-alat praktikumAdapun alat-alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut tabung raksi, pipet mokro, blue tip, bonsen cawan petri, mortar, timbangan analitik, rak tabung, aluminium foil, karet gelang, vortex, gunting, sendok dan tisu.b. Bahan-bahan praktikumAdapun bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: ikan bajo, buffer fosfat, TSA Tryticase Soy Agar), ikan teri, ikan peje, cumi kering dan alcohol.

Disiapkan alat dan bahanProsedur Kerja

Dihaluskan sampel menggunakan mortar

Ditimbang sampel sebanyak 5 gr

Dimasukkan sampel kedalam larutan buffer fosfat sebanyak 45 ml sebagai pengenceran pertama () di vortex

Dimasukkan pengenceran ke-3 ( ke ) lalu di vortex

Dimasukkan pengenceran ke-4 ( ke ) lalu di vortex

Dimasukkan pengenceran ke-5 (ke ) lalu di vortex

Dituangkan sebanyak 1 ml dari dari pengenceran ke-3, ke-4 dan ke-5 pada cawan petri kosong (U1 dan U2) secara duplo

Dituangkan media TSA-5 pada setiap cawan petri kosong (U1 dan U2)

Di inkubasi terbalik selama 48 jam pada suhu 37 dan dihitung koloni yang terbentuk.

HASIL PENGMATANTabel 1.1 Hasil Pengamatan Jumlah Pertumbuhan KoloniNOSAMPELJumlah Sampel

10-310-410-5

U1U2U1U2U1U2

1.Ikan Asin>250>250>250>250>250>250

2.Ikan Teri>250>250>250>250>250>250

3.Cumi Kering>250>250>250>250>250>250

4.Ikan Peje>250>250>250>250>250>250

PEMBAHASANHalofilik adalah bakteri yang membutuhkan konsentrasi garam (Nacl) untuk pertumbuhannya. Kebutuhan garam untuk pertumbuhan optimum berpariasi yaitu 2-5% untuk bakteri halofilik ringan, 5-20% untuk bakteri halofilik sedang, dan 20-30% untuk bakteri halofilik ekstrim. Beberapa bakteri disebut Halofoteran (tahan garam) yaitu bateri yang dapat tumbuh atau tanpa garam. Bakteri halofilik dn halofoteran sering ditemukan pada makanan berkadar garam tinggi atau didalam larutan garam. Jumlah mikraooragnisme yang tumbuh pada makanan yang mengandung garam juga berbeda tergantung dari jumlah dan jenis garam di dalam makanan tersebut (Anonim, 2012).Dari pengujian akteri halofilik yang di lakukan menggunakan sampel ikan asin, ikan teri, ikan peje, dan cumi kering dengan menggunakan media Trypticase Soy Agar + Nacl. Pengenceran sampel dilakukan untuk untuk mendapatkan koloni mikroba yang tumbuh secara terpisah dan dapat dihitung. Garam (Nacl) mempengaruhi aktivasi air (AW) dari bahan pangan, sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dengan suatau metode yang bebas. Tapi bakteri ini membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh. Garam berfungsi mempengaruhi aktifasi (AW) yang terkandung dalam daging ikan yang emnyababkan aktivasi bakteri didalam ikan menjadi protein daging terdenaturasi, sehingga menyebabkan sel-sel mikroba menjadi usis karena perubahan tekanan osmosis.Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrisi yang di butuhkan praktikum kali ini di lakukan untuk melihat melihat pertumbuhan bakteri halofilik yang di tumbuhkan dengan media Trypticase Soy Agar (TSA) dengan bahan berupa ikan asin. Sampel yang digunakan diencerkanmenggunakan 45 ml buffer fosfat pada tabung 10-1 kemudian 9 ml buffer fosfat pada pengenceran 10-2 sampai 10-5-. Kemudian diambil sampel 10-3, 10-4 dan 10-5 setelah dilakukan beberapa perlakuan pada sampel lalu diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37. Hasil yang didapakan dari ketiga pengenceran tersebut ternyat bakteri halofilik yang tumbuh >250 koloni (TBUD). Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain suhu, factor lingkungan dan banyak pengenceran.Berdasarkan literature pertumbuhan bakteri halofilik tidak semua di hasilkan TBUD pada pengenceran 10-3 dan 10-4 koloni masih bisa dihitung sedangkan pada pengenceran 10-5 jumlah koloni dinyatakan TBUD (tdak bisa dihitung). Hal ini disebabkan adanya beberapa factor antara lain pada saat pengenceran. Semakin banyak pengenceran dilakukan maka semakin banyak koloni yang terpisah dan mudah untuk dihitung. Selain itu juga dikarenakan kadar garam yang cocok untuk pertumbuhan bakteri halofilik tersebut (Anonim, 2012).Hasil pengamatan yang di dapat pada praktikum sedikit berbeda dengan hasil literature, perbedaan terjadi pada pengenceran 10-3 dan 10-4 . Hal ini terjadi kemungkinan karena pada saat praktikum pengenceran 10-3 dan 10-4 jumlah koloni tersebar merata sehingga jumlah koloni dinyatakan TBUD. Selain itu juga factor nutrisi juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri halofilik tersebut media yang digunakan dapat dapat membatu pertumbuhan mikroorganisme selama prosses inkubasi.Ikan asin yang di tumbuhi bakteri halofilik tidak akan kehilangan nutrisi. Bahkan ikan asin memiliki beberapa manfaat yang baik untuk kesehatan antara lain untuk menjaga kesehatan jantung, dengan kandungan lemak tak jenuh ganda yang dimiliki ikan asin mampu mempengaruhi kolesterol jahat yang ada dalam tubuh maupun mengurangi kolesterol jahat yang ada dalam tubuh. Selain itu ikan asin juga kaya akan protein dan vitamin yang dapat membantu proses metabolisme dan memperbaiki jaringan sel pertumbuhan.Mengkonsumsi ikan asin dengan porsi yang cukup dapat memberikan manfaat bagi tubuh, namun jika mengkonsumsi melebihi batas yang diperlukan tubuh maka akan sangat berbahaya. Ikan asin juga mengandung nitrosamine yaitu senyawa yang dihasilkan saat terjadi kontak langsung sinar matahari terhadap daging ikan pada saat pengeringan ikan.KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.1. Bakteri halofilik bakteri yang membutuhkan konsentrasi Nacl minimal terbentuk untuk pertumbuhannya.2. Bakteri halofilik dapat tumbuh dalam larutan garam yang hamper jenuh dan membutuhkan waktu penyimpanan yang cukup lama.3. Ikan teri, ikan peje, cumi kering, dan ikan asin memiliki cemara yang tinggi.4. Pengujian bakteri halofilik menggunakan media TSA (Trypticase Soy Agar) + Nacl.5. Semakin tinggi pertumbuhan Nacl, maka akan semakin sedikit bakteri yang tumbuh.

ACARA IIUJI BAKTERI PSIKOTROFIKPENDAHULUANLatar BelakangMikrobiologi pangan adalah ilmu yang mempelajari pengaruh proses pengolahan terhadap sel mikroorganisme, termasuk mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap titik pengolahan. Disamping itu, ilmu mikrobiologi pangan merupakan ilmu yang juga mempelajari perubahan-perubahan yang merugikan seperti kebusukan dan keracunan makanan, maupun perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti dalam fermentasi makanan. Proses pengolahan dan pengawetan makanan tidak sepenuhnya dapat mencegah semua perubahan-perubahan yang merugikan contohnya pada makanan-makanan yang telah diawetkan dengan pembekuan atau pengeringan, enzim-enzim yang terdapat di dalam bahan pangan masih mungkin aktif dan menyebabkan perubahan warna, tekstur, maupun cita rasa dari suatu produk pangan. Hal ini menunjukkan sebelum produk pangan mengalami proses pembekuan atau pengeringan sebaiknya dilakukan proses pendahuluan dengan pemanasan seperti blanching, yang berguna untuk menginaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam bahan pangan mentah (Srimurtiar. 2012). Pendinginan adalah salah satu pengawetan pada bahan pangan dengan suhu rendah dimana diatas titik beku yaitu antara 2-100C. Namun, walaupun pengawetan dilakukan dengan pendinginan tetap saja ada bakteri yang tumbuh pada suhu rendah yaitu bakteri psikotropik. Oleh karena itu, dilakukan praktiku ini untuk mengetahui pertumbuhan bakteri psikotropik pada makanan yang sudah dibekukan atau sudah mengalami penyimpanan dingin.

Tujuan PratikumAdapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan bakteri psikotropik pada makanan yang sudah dibekukan atau sudah mengalamu penyimpanan dingin.

TINJAUAN PUSTAKAMikroorganisme yang terdapat dalam makanan dapat berasal dari mikroflora normal pada bahan mentah/ bahan beku pada saat pemotongan, pemrosesan, penyimpanan, dan pendistribusian makanan. Jumlah mikroorganisme yang terdapat pada makanan bergantug poada kandungan zat pada makanan, kondisi penyimpanan, keadaan mikroorganisme tersebut serta efek dari pemrosesan makan yang dapat mengurangi atu membunuh mikroorganisme tertentu. Pada beberapa kasus, keberadaan mikroflora tidak membahayakan bagi konsumennya. Namun pada kasus yang lain keberadaan mikroba tersebut menimbulkan hal-hal yang merugikan ssperti pembusukan makanan dan juga penularan penyakit melalui makanan (Food Bourne Illness). (Adams dan Mars, 2008).Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Masih banyak faktor lan yang mempengaruhi hal tersebut. Antara lain kelembaban relatif, faktor intrinsik makanan (kandungan nutrisi, pH, Aw), antagonisme, mutualisme, dan komensalisme serta prosesing makanan (pemotongan, pencucian, pengemasan, iradiasi, pasteurisasi). Menurut klasifikasi berdasarkan temperatur, mikroorganisme yang dianggap penting dalam hubungannya dengan keamanan pangan (Food Safety) adalah golongan mesofil dan psikotrof. Sedangkan golongan thermofil dianggap kurang berperan penting dalam hal keamanan pangan. Meskipun mikroorganisme tertentu pembentuk spora seperti Bacillus dan Clostridium dapat menimbulkan masalah pada situasi khusus (Adams dan Mars, 2008).Mikroorganisme yang hidup di temperatur rendah, dpat dibedakan lagi menjadi dua kelompok yaitu true/strick psychophiels (cold loving). Yang mempunyai temperatur optimum pertumbuhan 12-15OC dan tidak dapat tumbuh diatas temperatur 200C dan psikotropik atau psikotropik fakultatif yang mempunyai kisran temperatur optimum pertumbuhan sama dengan strict psychophiles. Namun temperatur optimum dan maksimalnya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan strict Psychophiles biasanya hanya hidup terbatas di daerah kutub dan lautan. Sedangkan, psikrofil atau psikrofil fakultatif dapat hidup pada area yang kaya akan nutrisi seperti daging, susu yang di dinginkan ( Marta dan Mayer, 2001).Psikotrof adalah mikroba yang sebenarnya bersifat mesofil yaitu mempunyai suhu optimum pertumbuhan 20-400C. Akan tetapi masih banyak tumbuh pada suhu yang optimum untuk psikrofil. Untu mengitung mikroba yang tergolong psikotrof didalam makanan digunakan suhu inkubasi 50C selama 5 hari sampai 2 minggu. Mikroba psikofil (oligotrofik)yakni golongan mikroba yang dpat tumbuh pada suhu 0-300C dengan temperatur 10-150C. Kebanyakan dari golongan ini tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun dari lautan.psikotropik terutama ditemukan di dalam jenis Pseudomonas sp, Flavobakterium, dan Alcaligenes. Meskipun jenis lainnya seperti micoccus, lactobacillus, enterobacter dan arthrobacter mungkin juga mengandung spesies yang bersifat psikotropik (Waluyo, 2007).

PELAKSANAAN PRAKTIKUMWaktu dan Tempat PraktikumPraktikum ini dilaksanakan pada hari senin 6 April 2015 di Laboratorium Mikrobiologi pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikuma. Alat-alat PraktikumAdapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : tabung reaksi, mortar, lampu Bunsen, pipet mikro, Blue Tipe, cawan petri, telenan, pisau, botol UC, timbangan analitis, aluminium foil, kertas label, plastik, karet gelang, dan inkubator.b. Bahan-bahan PraktikumAdapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : udang, ikan kembung, ayam, daging , kacang panjang, bayam, pisang, apel, tomat, cabai, medium Trypticase Soy Agar (TSA), medium Plate Count Agar (PCA) dan larutan pengencer buffer fosfat.

Divortex agar larutan homogen dan dianggap sebagai pengenceran 10-1Disiapkan sampel kacang panjang, bayam, udang, ikan kembung, daging sapi, daging ayam, pisang, apel, tomat, dan cabaiProsedur kerja

Dipotong kecil-kecil, kemudian dihaluskan dengan menggunakan mortar

Ditimbang masing-masing sampel sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam botol UC berisi 45 ml larutan pengencer BF

Diambil 1 ml suspense dengan pipet mikro, dan dilakukan pengenceran 10=2 sampai 10-7

Diambil 1 ml susupensi dan dilakukan penanaman ke dalam cawan petri dari pengenceran 10-5 sampai 10-7 masing-masing secara duplo

Dituang medium TSA atau PCA, didiamkan sesaat kemudian dibalik

Diinkubasi pada suhu 7C selama 10 hari dan pada suhu 20C - 22C selama 5 hari

Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri psikotropik yang tumbuh

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANHasil PengamatanTabel 2.1 Hasil Pengamatan Bakteri Psikotropik Pada Suhu RuangHari Ke-Sampel (PCA)PengenceranJumlah koloni (cfu/gram)

10-510-610-7

U1U2U1U2U1U2

11 (Kacang Panjang)00022001.1X107

22320373567515.9X108

33053604655605.8X108

43555507090708.0X108

5384389124TBUDTBUD1.0X108

13 (Bayam)0000001.0X105

2TBUD12017560205771.4X109

3TBUD21420498154961.5X108

4TBUD228200100220801.5X108

5TBUD247TBUD156TBUD1631.0X107

15 (Udang)21023011.5X105

27037018225.3X106

39248052517.0X106

41051006TBUD921.0X107

51801207TBUD2931.5X107

17 (Ikan Kembung)0000001.0X105

2TBUD61TBUDTBUD671219.4X108

3TBUD97TBUDTBUD961921.4X109

4TBUD121TBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

19 (Daging Sapi)0000001.0X105

202432354203.3X107

399435716465.0X107

41516565628695.6X107

51516805640766.8X107

111 (Daging Ayam)0000001.0X105

28640372015TBUD6.3X106

315035384514TBUD9.2X106

416040353220TBUD1.0X107

5TBUD100485113TBUD4.9X107

113 (Pisang)6210074.0X105

21081726129.5X106

31594656.5X106

481223814191.6X108

581523817191.8X108

115 (Apel)0151430TBUDTBUD2.2X107

21512014TBUDTBUD1.7X107

3140173070TBUDTBUD5.0X107

4159177379TBUDTBUD7.6X107

5165228692TBUDTBUD8.9X107

117 (Tomat)6TBUD8420026321.4X107

210TBUD24015870691.9X107

310TBUD196TBUD63455.4X108

417TBUDTBUDTBUD1021231.1X109

513TBUDTBUDTBUD981231.1X109

119 (Cabe)TBUD2399410499769.9X107

2TBUDTBUD2351561081051.9X108

3TBUDTBUDTBUDTBUD1191071.1X109

4TBUDTBUDTBUDTBUD2472322.4X109

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Bakteri Psikotropik Pada Suhu RuangHari Ke-Sampel (TSA)PengenceranJumlah Koloni (CFU/gram)

10-510-610-7

U1U2U1U2U1U2

12 (Kacang Panjang)162529618192.0X106

24530468031466.3X107

34835312530404.1X106

45039TBUD5426444.4X106

52239TBUD1412273.0X106

14 (Bayam)1005017172597.5X10^

222585291791721.5X107

310672312064428.9X106

4TBUD1203092100186.1X107

5TBUD24532204241221.3X109

16 (Udang)0000001.0X105

2TBUD7567196.5X106

3TBUD1278197.5X106

4TBUD30915TBUD121.2X107

5TBUD783230TBUD133.1X107

18 (Ikan Kembung)00311737.0X105

213066TBUDTBUD1001731.3X108

3TBUD48TBUDTBUD1801621.7X109

4TBUD86TBUDTBUD200TBUD1.0X105

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

110 (Daging Sapi)0000001.0X105

239321619003.5X106

340302030TBUD53.5X106

475273037TBUD395.1X106

579363650TBUD145.7X106

112(Daging Ayam)51554043005.3X106

2TBUDTBUDTBUDTBUD1482201.8X109

3TBUDTBUDTBUDTBUD762201.4X109

4TBUDTBUDTBUDTBUD1121721.4X109

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

114103101TBUDTBUDTBUDTBUD1.0X107

2112120TBUDTBUDTBUDTBUD1.1X107

3117156TBUDTBUDTBUDTBUD1.3X107

4TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

1160000153.0X107

21922165.0X105

3414105599.0X105

410151556101.2X105

51019206812 1.4X105

11882525626202.3X108

21230751336273.1X108

351575019252.2X108

4816104428423.5X108

51019155225322.8X108

1201151237142106.3X106

2130TBUD16TBUDTBUDTBUD1.0X105

3133TBUD23TBUDTBUDTBUD1.0X105

4TBUDTBUD157TBUDTBUDTBUD1.0X105

5TBUDTBUDTBUDTBUDTBUDTBUD1.0X105

Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Bakteri Psikotropik Pada Suhu DinginHari Ke-Sampel (Pca)PengenceranJumlah Koloni (CFU/gram)

10-510-610-7

U1U2U1U2U1U2

11 (Kacang Panjang)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

101000000.5X105

13 (Bayam)

0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

92010000.5X106

103010001.5X105

15 (Udang)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

900000351.7X105

1000000422.1X108

17(Ikan Kembung)0000001.0X108

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100009004.5X106

19 (Daging Sapi)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100000001.0X105

111 (Daging Ayam)

0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X106

100000200.1X108

113 (Pisang)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100000001.0X105

115 (Apel)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100000001.0X105

117 (Tomat)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

9203500005.5X106

10100804260151205.1X107

119(Cabe)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

95000002.5X106

105804216.5X105

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Bakteri Psikotropik Pada Suhu Dinginhari ke-sampel (TSA)pengenceranjumlah koloni (cfu/gr)

10-510-610-7

U1U2U1U2U1U2

12 (Kacang Panjang)000000 1.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

51000200.5X105

6340370 3.5X105

713503600.9X106

8147141171.5X106

924141850304.0X108

10251621674576.5X108

14 (Bayam)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

62191001.0X105

75291512311.0X105

88592427631.0X105

91521130311051.0X106

101126270332591.0X105

16 (Udang)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

6000000 1.5X105

70000000.3X106

80000002.0X106

90000003.0X107

100000005.1X107

18 (Ikan Kembung)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90130000.2X105

101230041.5X106

110 (Daging Sapi)

0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

75000002.5X105

87000003.5X105

99041004.5X105

1010141005.5X105

112(Daging Ayam)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90101000.5X105

100102000.5X105

114(Pisang)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100000001.0X105

116(Apel)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X105

100000001.0X105

118 (Tomat)0000001.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80000001.0X105

90000001.0X106

100000001.0X107

120 (Cabe)000000 1.0X105

20000001.0X105

30000001.0X105

40000001.0X105

50000001.0X105

60000001.0X105

70000001.0X105

80042230.3X107

91552323.5X106

105874366.5X105

Hasil Perhitungan1. Hasil Perhitungan Uji Bakteri Psikotropik pada Suhu Ruanga. Kacang Panjang Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,1 x 2) = x = 3,6 x 3) = x = 5,3 x 4) = x = 6,0 x 5) = x = 1,1 x Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,8 x 2) = x = 6,3 x 3) = x = 2,8 x 4) = x = 3,5 x 5) = x = 2,0 x

b. Bayam Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 7,5 x 2) = x = 1,6 x 3) = x = 8,9 x 4) = x = 6,1 x 5) = x = 1,2 x

c. Udang Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,5 x 2) = x = 5,4x 3) = x = 2,6x 4) = x = 5,5x 5) = x = 1,6x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x 5) = x = >1,0 x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x 5) = x = >1,0 x

e. Daging Sapi Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x

f. Daging Ayam Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x

g. Pisang Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 4 x 2) = x = 9 x 3) = x = 3 x 4) = x = 1,0 x 5) = x = 1,2 x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x 2) = x = 1,2 x 3) = x = 1,4 x 4) = x = >1,0 x 5) = x = >1,0 x

h. Apel Medium PCAHari ke-1 sampai 51) = x = 2,2 x 2) = x = 1,7 x 3) = x = 5,0 x 4) = x = 7,6 x 5) = x = 8,9 x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 1,0 x

Medium TSAHari ke-1 sampai 51) = x = 2,6 x 2) = x = >1,0 x 3) = x = >1,0 x 4) = x = >1,0 x 5) = x = >1,0 x

2. Hasil Perhitungan Uji Bakteri Psikotropik pada Suhu Dingina. Kacang Panjang Medium PCAHari ke-1 sampai 101) = x =