Laporan praktikum imkg i topik 8
Transcript of Laporan praktikum imkg i topik 8
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
Topik : Manipulasi Material Cetak Silikon Dengan Cara Hand
Mixing and Static
Kelompok : B6a
Tanggal Praktikum : 13 Juni 2013
Pembimbing : Dr. Elly Munadziroh, drg.,Msi.
Penyusun:
No. Nama NIM
1. Intan Ayu Rizki P. 021211133062
2. Ainani Dwi Hapsary 021211133063
3. Karissa Navita Saragih 021211133064
4. Eva Ningrum Witcahyo 021211133065
5. Farasaty Utami 021211133066
6. Devita Anindya Putri 021211133067
7. Bhramanti Cahya C. 021211133068
8. Rezety Rexy Larindy 021211133069
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
1. TUJUANSetelah praktikum mahasiswa mampu :
a. Mahasiswa dapat memanipulasi material cetak silicon dengan cara hand mixing dan static automixing.
b. Mahasiswa dapat membedakan cara hand mixing dan static automixing dengan baik
2. CARA KERJA1.1 Bahan
a. Material cetak silicon, 2 tube pasta
Gambar 1. Material cetak silikon dalam pasta
b. Material cetak silicon putty, 2 toples
Gambar 2. Material cetak silicon dalam toples
c. Material cetak silicon light body dalam catridge
Gambar 3. Material cetak dalam catridge
1.2 Alat
a. Paper pad dan spatula
Gambar 4. Paper pad
b. Mixing gun
Gambar 5. Mixing gun
c. Catridge dam mixing tips
d. Sendok cetak sebagian
e. Model kerla
Gambar 6. Model kerja
1.3 Cara Kerja
1.3.1 Hand Mixing
a. Letakkan model di atas plat kaca.
b. Keluarkan pasta dasar dan pasta katalis di atas paperpad dengan
panjang 2 cm.
c. Campur pasta dasar dasar dan katalis memakai spatula dengan
gerakan memutar selama 20 detik.
Gambar 7. Mencampur pasta silicone
d. Lanjutkan pencampuran dengan gerakan melipat, area lebih luas 25
detik.
e. Masukkan adonan material ke daslam sendok cetak sebagian,
kemudian di cetakkan ke model.
Gambar 8. Memasukkan ke dalam Gambar 9. Mencetak ke
model cetakan. model cetak.
f. Biarkan material cetak hingga setting.
g. Lepaskan material cetak dari model.
h. Amati kehalusan dasn adanya gelembung udara pada permukaan
cetakan.
1.3.2 Static Auto-mixing untuk Cetakan Double Impession
a. Siapkaan material cetak silikon putty. Pasang catridge silikon light
body pada mixing gun.
b. Ambil satu takar base dan satu takar silikon putty. Campur kedua
bahan dengan cara dilipat hingga warna homogen, letakkan kedalam
sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan pada model hinggal
setting. Cetakan putty dikeluarkan dari model.
Gambar 10. Menggunakan Automixing
c. Untuk mendapatkan hasil cetakan lebih akurat, tambahkan material
cetak silikon light body. Keluarkan material cetak silikon light body
dari catridge ke arah gigi geligi yang akan dicetak, kemudian
sendok cetak dicetakkan kembali ke model. Setelah setting, cetakan
dilepas dari model.
d. Amati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada
permukaan hasil cetakan.
3. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Hasil percobaan material cetak elastomer
Percobaan Hasil Percobaan
Hand MixingPermukaan hasil cetakan halus
meliputi seluruh bagian yang diperlukan
Hasil cetakan presisi dengan model gigi
tidak terjadi deformasi, sinerisis maupun imbibisi
Static Automixing
Keterangan:
Penggunaan teknik hand mixing dan static automixing dilakukan pada double
impression. Pada pencampuran base dan katalis silicon putty dilakukan teknik
memijat hingga homogen (warna bercampur) untuk kedua percobaan. Base
dan katalis silicon putty menggunakan ½ takaran sendok pabrik pada tiap
percobaan.
Gambar 11. Perbandingan antara material cetak silikon Double Impression secara manual
(kiri) dan . Material Cetak Silikon Double Impression secara static auto mixing (kanan)
4. PEMBAHASAN
Sintetik elastomer dikembangkan terutama untuk aplikasi industri potensi
sintetik elastomer dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi cepat disadari
dan sekarang banyak digunakan sebagai bahan impression. Sintetik elastomer
cepat diterima dalam kedokteran gigi karena mereka menawarkan solusi
potensial untuk dua masalah utama yang terkait dengan hydrocolloids -
ketahanan sobek yang buruk dan stabilitas dimensi yang buruk. Empat jenis
elastomer umum digunakan: (McCae et al, 2008)
• Polisulfida;
• Karet silikon (kondensasi jenis curing);
• Karet silikon (addisi jenis curing);
• Polyether.
Karet silikon (kondensasi curing).
Komposisi:
Bahan-bahan ini terdiri dari dua pasta atau sebagai pasta dan liquid.
Apapun metode dispensasi yang digunakan prinsip dari reaksi pengaturan
serupa dan tergantung pada rantai cross-linking hydroxyl-terminated
polydimethylsiloxane, dibawa oleh agen alkil silikat cross-linking dan
senyawa timah sebagai katalis. Bahan-bahan yang diperlukan untuk reaksi ini
terjadi secara reflex dalam komposisi dari bahan pasta / liquid yang umum,
diberikan dalam Tabel 19.4. Bahan-bahan ini sangat mirip dengan suhu kamar
polimerisasi silikon digunakan sebagai gigi tiruan soft liners. Viskositas pasta
yang dikendalikan oleh jumlah inert fller seperti dalam kasus polisulfida.
Pasta dari viskositas yang sangat tinggi dan ketersediaannya menunjukkan
perbedaan penting antara silikon dan polisulfida. Proporsi dari pasta / cair
bahan adalah dengan mencampur volume tertentu pasta dengan jumlah tetap
tetesan cairan. Untuk pasta / paste bahan panjang yang sama pasta dicampur
bersama-sama. (McCae et al, 2008)
Komposisi dari pasta–liquid karet silicone bahan impression (condensation
curing).
Component Function
Paste Hydroxyl-terminated
Polydimethyl iloxane
(liquid silicone
prepolymer)
filler seperti silica
Mengalami cross-linking
untuk membentuk karet
Memberikan 'tubuh',
mengontrol viskositas dan
memodifikasi sifat fisik
Liquid Alkyl silicate seperti
tetraethylsilicate
Senyawa timah seperti
dibutyl tin dilaurate
Bertindak sebagai cross-
linking agent
Bertindak sebagai reaksi
katalis
Reaksi setting :
Pada pencampuran dua komponen, baik dua pasta atau pasta dan liquid,
reaksi dimulai segera di mana terminal gugus hidroksil rantai dari prepolimer
bereaksi dengan zat crosslinking di bawah pengaruh katalis. Setiap molekul
cross-linking agent, berpotensi bereaksi dengan sampai empat rantai
prepolimer menyebabkan crosslinking luas. Setiap tahap reaksi juga
menghasilkan satu molekul etil alkohol sebagai hasil produk. (McCae et al,
2008)
Sifat:
Karakteristik setting bahan silikon cenderung lebih baik daripada
polisulfida. Setting time umumnya pendek dan elastisitas dikembangkan
sebelumnya. Bahan impesi silikon sangat hidrofobik dan dapat segera
dihindari oleh air atau air liur. Akibatnya, perlu untuk mengeringkan daerah
mulut dimana impression yang akurat diperlukan. Silikon memiliki sifat
elastis yang paling mendekati ideal. Banyak sifat terkait dengan bahan filler
dari pasta. Pada addisi silikon, viskositas yang sangat tinggi atau 'putty' pasta
yang memiliki setting dan nilai-nilai kontraksi termal yang lebih rendah
daripada bahan konvensional heavy-bodied . Yang juga memiliki stabilitas
dimensi yang lebih baik. Perubahan dimensi setelah setting, untuk kondensasi
curing silikon, dapat disebabkan karena setting lambat atau karena hilangnya
alkohol yang dihasilkan sebagai produk dari reaksi setting. Silikon elastomer
dapat pada dasarnya tidak beracun, meskipun mengandung katalis logam
berat. Komponen liquid dari pasta dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan
hati-hati. (McCae et al, 2008)
Karet silikon (adisi curing)
Komposisi:
Bahan-bahan ini terdiri dari dua pasta. Setiap pasta berisi prepolimer
silikon cair dan filler serta an salah satu pasta mengandung katalis. Salah satu
pasta mengandung prapolimer polydimethylsiloxane di mana beberapa metil
digantikan oleh hidrogen . Pasta lainnya berisi prepolimer di mana beberapa
metil digantikan oleh kelompok vinil . Salah satu pasta berisi katalis yang
biasanya mengandung senyawa platinum seperti asam kloroplatinat. Empat
viskositas yang tersedia tergantung pada jumlah pemasukkan filler oleh
produsen. (McCae et al, 2008)
Setting time reaksi:
Pada pencampuran dua pasta terjadi reaksi adisi platinum katalis,
menyebabkan cross-linking antara dua jenis siloksan prepolymer. Patut
diperhatikan bahwa reaksi tidak melibatkan produksi oleh produk meskipun
bahan-bahan ini kadang-kadang menghasilkan hidrogen. Beberapa produsen
merekomendasikan bahwa penuangan cast ditunda sampai perkembangan
hidrogen selesai agar permukaan cast tidak menjadi berlubang. Mekanisme
pelepasan hidrogen tidak jelas tetapi melibatkan reaksi dari katalis platinum
dengan kelembaban. Cross-linking menghasilkan peningkatan viskositas
disertai dengan perkembangan sifat elastis. (McCae et al, 2008)
Sifat:
Dalam banyak hal, adisi curing karet silikon memiliki sifat yang sama
dengan jenis kondensasi. Mereka memiliki karakteristik setting yang memadai
dan ketahanan sobek disertai dengan elastisitas yang ideal. Perbedaan yang
paling signifikan antara curing adisi dan bahan curing kondensasi adalah
dalam stabilitas dimensi relatif mereka. (McCae et al, 2008)
Pada penggunaan teknik hand mixing, penyediaan alat dan bahan sedikit
banyak yang menyebabkan banyaknya tempat terpakai dan waktu yang kurang
efisien. Selain itu pada peletakan base dan katalis diatas paper pad belum
tentu dalam jumlah yang sama, karena tekanan pada tube masing-masing
orang berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil adonan material double
impression yang kurang presisi dalam perbandingannya. Kelebihan teknik ini
ada pada penyediaan alat-alatnya, dimana penggunaan alat-alat tidak banyak
memakan biaya dan dapat dipakai berulang-ulang, karena hanya memerlukan
paper pad dan spatula, sehingga pasca pengaplikasian, paper pad dapat
dirobek dan diganti lembaran dibawahnya dan spatula hanya perlu dilakukan
pembersihan. Walaupun nilai ergonomis dan takaran kurang baik, tetapi dalam
nilai ekonomis penggunaan teknik ini lebih baik dari teknik static automixing.
(McCae et al, 2008)
Pada penggunaan teknik static automixing, penyediaan alat dan bahan
relatif tidak banyak memakan waktu. Tidak memerlukan tempat seluas yang
diperlukan pada teknik hand mixing, sehingga nilai ergonomisnya sangat baik.
Akan tetapi pada penyediaan alat-alatnya perlu dilakukan pengeluaran lebih
banyak daripada teknik hand mixing karena ujung tube pada mixing gun hanya
dapat sekali pakai (disposable) dimana material double impression yang
terdapat didalam tube tersebut lama-kelamaan akan mengalami setting dan
menyumbat saluran tube. (McCae et al, 2008)
5. KESIMPULAN
Manipulasi material cetak silikon dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
hand mixing dan static auto mixing. Manipulasi dengan cara hand mixing
pasta dasar dan katalis di letakkan di atas paperpad dengan perbandingan L/P
yang kurang akurat yaitu hanya menggunakan panjang dari pasta dasar dan
katalis yang dikeluarkan. Sehingga hasil yang didapatkan dari cetakan kurang
detail.Sedangan manipulasi dengan cara static automixing, tube base dan
katalis dipasangkan pada mixing gun kemudian dikeluarkan bersama dengan
L/P ratio1:1. Material cetak silicon putty yang digunakan memiliki flow yang
rendah dan viskositas yang tinggi sehingga hasil cetakan yang didapatkan
Lebih detail, akurat dan presisi.
6. DAFTAR PUSTAKA
McCabe, JF dan Walls, Angus WG. 2008. Applied Dental Materials 9th ed. Oxford :
Blackwell, Inc.