Praktikum 1 Pulveres Ilres Dessy
-
Upload
dessy-noorlia -
Category
Documents
-
view
143 -
download
15
Transcript of Praktikum 1 Pulveres Ilres Dessy
PRAKTIKUM I
PULVERES
A. Tujuan
Tujuan diadakannnya praktikum ini yaitu untuk mengetahui
permasalahan yang terdapat dalam resep dan untuk mengetahui secara jelas
cara pembuatan pulveres.
B. Dasar Teori
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, serbuk adalah campuran
bahan kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai permukaan
yang luas, serbuk lebih mudah didispersi dan lebih larut daripada bentuk
sediaan yang dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat
yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran
yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya
serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Secara kimia fisik, serbuk
adalah partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1
mikrometer.
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan. Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu,
sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian
diayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60 dan dicampur lagi. Jika
serbuk mengandung lemak harus diayak dengan pengayak no. 44.
Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus
cermat ,dan dibawah ini disusun beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan :
1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan
tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-
pori dinding mortir.
2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu
serbuk yang BJ-nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang
BJ-nya lebih rendah dan diaduk.
3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus,
hal ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang
belum halus.
4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering.
Maka itu untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan
mortir panas.
5. Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet, jika tersedia zat
aktif yang ada dalam tablet maka sebaiknya diganti zat aktifnya yang
sesuai, bila tidak, tablet digerus dahulu, diayak lalu dicampur dengan
serbuk lain. (Anief, 2004)
Didalam membuat sedian pulveres terdapat keuntungan-keuntungan
yaitu :
- Dapat menentukan macam-macam obat dengan leluasa dan dengan dosis
yang tepat untuk penderita.
- Dalam bentuk serbuk dapat diharapkan lebih stabil dibandingkan dalam
bentuk sediaan cair.
- Jumlah volume obat yang lebih peraktis atau sukar diberikan dalam
bentuk lain, dapat diberikan dalam bentuk pulvis (serbuk).
- Obat lebih mudah terbagi dalam lambung dibandingkan dalam bentuk
sediaan padat lain. Selain itu juga dapat lebih cepat dan sempurna kerja,
serta kurang menguritasi lambung.
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan, termasuk keengganan
meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan menahan
terurainya bahan-bahan higroskopis, mudah mencair atau menguap yang
dikandungnya dalam waktu serta biaya yang dibutuhkan pada pengolahan
dan pembungkusannya dalam keseragaman dosis tunggal. Untuk mencapai
efisiensi yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan yang homogen dari
seluruh komponennnya dan harus sempurna ukuran partikelnya. (Depkes
RI, 1995)
Pembuatan serbuk – serbuk dilakukan dengan jalan membagi bahan-
bahan dasarnya secara kasar,dan bila mana perlu pada setinggi-tingginya 50
derajat. Dikeringkan dan dengan cara mengelilingi,menumbuk atau memirik
dibagi begitu halus,hingga seluruhnya atau hampir seluruhnya dapat diayak
melalui dasar ayakan yang telah ditentukan. Bahan-bahan dasar,yang
mengandung bagian-bagian yang mudah menguap, sebaiknya dikeringkan
dengan pertolongan kapur tohor. Serbuk yang diperoleh harus di campur,
sebentar dikeringkan pada suhu pembuatan yang telah ditentukan dan
setelah didinginkan harus dipindahkan dalam bejana yang tertutup rapat.
C. Resep
D. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum yaitu:
1. Batang pengaduk
2. Kertas perkamen
3. Mortar dan stamper
4. Neraca analitik
5. Plastic klip
6. Sendok tanduk
7. Sudip
8. Tisu
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu
1. Asetosal
2. Papaverin HCL
3. S. Lactis
E. Perhitungan Dosis
1. Asetosal (1 gram / 8 gram)
Dosis sekali Dosis sehari
1620
x 1 = 0,8 1620
x 8 = 6,4
% sekali % sehari
0,20,8
x 100% = 25% 0,2 x 2
6,4 x 100% = 6,25%
2. Papaverin HCl ( 0,2 gram / 0,6 gram)
Dosis sekali Dosis sehari
1620
x 0,2 = 0,16 1620
x 0,6 = 0,48
% sekali % sehari
0,10,16
x 100% = 62,5% 0,1 x 20,48
x 100% = 41,67%
F. Penimbangan
Pulveres
Asetosal = 0,2 gram x 10 bungkus = 2 gram
Papaverin HCl= 0,1 gram x 10 bungkus = 1 gram
S.L = (0,5 gram x 10 bungkus) - (2 + 1)gram = 2
gram
G. Cara Kerja
1. Menimbang masing-masing bahan asetosal, papaverin HCl dan S. Lactis.
2. Memasukkan papaverin HCl dan sebagian S. Lactis ke dalam mortar dan
digerus hingga halus.
3. Kemudian memasukkan sisa S. Lactis ke dalam mortar dan digerus hingga
homogen.
4. Mengeluarkan campuran serbuk dari mortar dengan sudip.
5. Kemudian membagi serbuk menjadi 10 bagian yang sama rata dan
kemudian membungkusnya dengan kertas perkamen.
6. Kemudian masukkan ke dalam plastic klip dan kemudian diberi etiket
putih dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 bungkus.
H. Pembahasan
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas
yang lain yang cocok. Cara membuat pulveres pada resep praktikum kali ini
yaitu dengan cara Menimbang masing-masing bahan asetosal, papaverin HCl
dan S. Lactis. Memasukkan papaverin HCl dan sebagian S. Lactis ke dalam
mortar dan digerus hingga halus, Papaverin HCl dimasukkan kedalam mortar
terlebih dahulu karena sebagai obat keras dan dalam jumlah yang sedikit agar
tidak menempel pada dinding mortar. Papaverin berupa serbuk hablur
berwarna putih dan tidak berbau. Bahan ini memiliki manfaat sebagai
anti spasmodik atau spasmolitik. Pada penyakit saluran pencernaan, bahan
ini penting karena bekerja merelaksasikan otot polos dan bekerja langsung
pada otot tersebut. Selain bekerja pada saluran cerna, papaverin juga
diindikasikan pada spasmus bronchus, saluran empedu, dan salurin urin serta
uterus, juga digunakan pada gangguan pasokan darah perifer dan angina
pectoris walaupun dalam hal ini banyak dipertentangkan khasiatnya
(Mutschler 1991).
Kemudian memasukkan sisa S. Lactis sebagai bahan tambahan atau
pengisi fungsi sebagai zat tambahan yaitu sebagai pemanis, karena zat aktif
yang digunakan memiliki rasa pahit sehingga harus dibuat manis agar pasien
yang tergolong anak-anak mudah untuk mengkonsumsi obat ini.dan asetosal
ke dalam mortar dan digerus hingga homogen, asetosal berfungsi sebagai
antipiretik atau analgetik. Fungsi dari zat tambahan pada pembuatan pulveres
ini selain untuk memberikan rasa juga untuk memberi warna pada obat.
Kemudian mengeluarkan campuran serbuk dari mortar dengan sudip.
Kemudian membagi serbuk menjadi 10 bagian yang sama rata dan kemudian
membungkusnya dengan kertas perkamen. Kemudian masukkan ke dalam
plastic klip dan kemudian diberi etiket putih dengan aturan pakai 2 kali sehari
1 bungkus.
I. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu:
1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas
yang lain yang cocok.
2. Indikasi dari pulveres yang dibuat yaitu sebagai antipiretik dan analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2004. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia ed.III. Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. 1988. Farmakologi (Sinonim). Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Depkes RI. Jakarta.
Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Penerbit ITB. Bandung.
Nugraha,L.S.A. 2009. Unguentum, Ophtalmic Ointments, Dan Suppositoria.Akademi Farmasi Theresiana. Semarang.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta.