PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN...
Transcript of PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN...
PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN
MENGGUNAKAN CREDITRISK+
(Studi pada KJKS BMT Al-Fath IKMI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S. E. Sy)
Oleh
DESSY RACHMA DAMAYANTI
NIM. 1111046100041
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iv
ABSTRAK
DESSY RACHMA DAMAYANTI. NIM 1111046100041. Pengukuran Potensi
Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+
(Studi pada KJKS BMT Al-
Fath IKMI). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H /
2015 M. xi + 75 halaman + 12 halaman lampiran.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui potensi risiko pembiayaan yang terjadi di
KJKS BMT Al-Fath IKMI pada akad murabahah dan ijarah dan mengetahui jumlah
cadangan yang diperlukan untuk menutupi kerugian akibat risiko pembiayaan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode
Creditrisk+. Data input yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah exposure at
default, recovery rates, default rates dan default rates volitatiliy. Kesimpulan
penelitian ini diperoleh hasil Nilai kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss)
pada pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad murabahah pada
tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp. 374.217.700,- , Rp
321.255.946,- , dan Rp 392.140.522,- sedangkan pada akad ijarah berturut-turut
sebesar Rp. 84.993.000,- , Rp. 131.317.812,- Rp. 185.804.695,-. Nilai kerugian yang
tidak terduga (unexpected loss) pada pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI
dengan akad murabahah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp.
573.000.000,- , Rp. 589.000.000,- dan Rp. 577.000.000,- sedangkan pada akad ijarah
sebesar Rp. 158.000.000,- , Rp. 241.000.000,- dan Rp. 281.000.000,-. Dengan
menggunakan Creditrisk+ , nilai pencadangan atau economic capital untuk
mengcover unexpected loss tahun 2012, 2013, dan 2014 yaitu beturut-turut sebesar
Rp. 198.782.300,- , Rp. 267.744.054,- dan Rp. 184.859.478,- untuk akad murabahah
serta Rp. 73.007.000,- , Rp. 109.682.188,- dan Rp. 95.195.305,- untuk akad ijarah.
Kata Kunci: Risiko pembiayaan, creditrisk+, murabahah, ijarah, economic capital
Pembimbing : Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A.
Daftar Pustaka : Tahun 1997 s.d Tahun 2014
v
ABSTRACT
DESSY RACHMA DAMAYANTI. NIM 1111046100041. Financing Risk Potential
Measurements Using CreditRisk+ (Studies on KJKS BMT Al-Fath IKMI).
Department of Muamalat, Islamic Banking Concentration, Faculty of Sharia and
Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, in 1436 H / 2015 AD. xi +
75 page + 12 page appendix.
This thesis aims to determine the potential of financing risk that occur in KJKS BMT
Al-Fath IKMI on murabaha and ijara contract and determine the amount of reserves
needed to cover losses due to financing risk. This research is quantitative research
with CreditRisk+ methods. In this methods, data input used are the exposure at
default, recovery rates, default rates and default rates volitatiliy. The conclusion of
this research, expected losses on financing in KJKS BMT Al-Fath IKMI with
murabaha contract in 2012, 2013 and 2014 respectively are Rp. 374.217.700, -, Rp.
321.255.946, -, and Rp. 392.140 .22, - whereas the ijara contract are Rp. 84.993.000,
-, Rp. 131.317.812, and - Rp. 185.804.695, -. Value of unexpected losses on
financing in KJKS BMT Al-Fath IKMI with murabaha contract in 2012, 2013 and
2014 respectively Rp. 573.000.000, -, Rp. 589.000.000, - and Rp. 577.000.000, - ,
while at the ijara contract is Rp. 158.000.000, -, Rp. 241.000.000, - and Rp.
281.000.000, -. By using CreditRisk+, the value of economic capital to cover
unexpected losses in 2012, 2013 and 2014 are Rp. 198.782.300, -, Rp. 267.744.054, -
and Rp. 184.859.478, - for murabahah and Rp. 73.007.000, -, Rp. 109.682.188, - and
Rp. 95.195.305, - for the ijara contract.
Keywords: Financing risk, CreditRisk+, murabaha, ijara, economic capital
Thesis Adviser : Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A.
Bibliography : 1997 - 2014
vi
KATA PENGANTAR
حيمهللابســـــــــم حمن الر الر
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGUKURAN POTENSI RISIKO PEMBIAYAAN DENGAN
MENGGUNAKAN CREDITRISK+ (Studi pada KJKS BMT Al-Fath IKMI)” sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan bagi
seluruh umat di muka bumi ini.
Penulis menyadari tentunya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyelesaian tugas akhir ini. Namun penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi orang lain. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, kritik, saran dan motivasi yang ikhlas berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang penulis hormati sebagai pemimpin
sekaligus menjadi pengayom bagi mahasiswa/i nya.
2. Bapak AM Hasan Ali, M.A., ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
dan Bapak Abdurrauf, Lc. M.A., sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) serta Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., ketua Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) periode sebelumnya atas kesabaran dan
dedikasinya terhadap Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
3. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M, pembimbing skripsi penulis atas
kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing, memotivasi, dan
memberikan kritik serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Suryadi dan seluruh pihak KJKS BMT Al-Fath IKMI yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian, memberikan informasi dan data-
data penelitian, serta membimbing penulis.
5. Bapak Dr. Alimin Mesra, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik penulis
semasa kuliah yang telah memberikan saran dan bimbingan.
vii
6. Bapak Sofyan Rizal S.E., M.Si., dan Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku penguji
sidang skripsi yang telah memberikan saran dan penilaian terhadap skripsi
penulis.
7. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta seluruh staff dan
karyawan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa/i-nya.
8. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta serta berbagai perpustakaan elektronik yang telah
meyediakan fasilitas dan referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kedua orangtua penulis, ayahanda Muntirman dan ibunda Ida Widaningsih
yang berjuang keras untuk membesarkan dengan penuh kasih sayang,
mendukung dan mendoakan penulis dengan ikhlas. Semoga Allah swt
meninggikan derajat kalian. Adikku, Devi Novitasari yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam berbagai hal.
10. Sahabat-sahabat semasa kuliah Bulan, Riri, dan Putri yang menjadi teman
berjuang dalam proses perkuliahan, saling membantu dan mengingatkan atas
segala hal. Yusuf, partner segala situasi dan kondisi yang dengan ketulusannya
selalu menemani, membantu, memotivasi dan mengajarkan kesabaran.
11. Sahabat-sahabat tersayang sejak SMA, Utami, Widya, Ivyana, Almira, Lisa,
dan Dhanty serta sahabat-sahabat tercinta sejak SMP, Arnita, Dini, Fitri, dan
Shakienna, yang menjadi teman cerita, diskusi, dan saling memotivasi.
Terimakasih untuk kalian semua yang telah menjaga persahabatan hingga kini.
12. Perbankan Syariah angkatan 2011, khususnya Perbankan Syariah kelas B yang
mewarnai kehidupan penulis selama kuliah. Semoga kesuksesan menyertai kita
semua.
13. Keluarga besar COINS, HMPS Muamalat, dan HMI Komfaksy yang pernah
menjadi tempat belajar dan berproses. Terimakasih atas pelajaran dan
pengalaman berharga yang diberikan selama berorganisasi.
14. Seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah membalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya
dan dapat berkontribusi bagi perkembangan ekonomi Islam.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Baitul Maal wat Tamwil .................................................................... 10
B. Pembiayaan ...................................................................................................... 11
C. Risiko ............................................................................................................... 16
D. Creditrisk+ ........................................................................................................ 23
E. Review Studi Terdahulu ................................................................................... 28
F. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 37
B. Sumber dan Kriteria Penelitian ........................................................................ 37
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ix
A. Gambaran Umum Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI ............................. 42
B. Pengukuran Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+ ............... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 73
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Komponen Creditrisk+ ............................................................................... 23
Tabel 2. 2 Perbedaan Utama Metode Pengukuran Risiko.......................................... 27
Tabel 2. 3 Review Studi Terdahulu............................................................................. 29
Tabel 4. 1 Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI 2012-2014 ........... 44
Tabel 4. 2 Exposure at Default Pembiayaan Murabahah ............................................ 55
Tabel 4. 3 Exposure at Default Pembiayaan Ijarah ..................................................... 56
Tabel 4. 4 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Murabahah ...... 57
Tabel 4. 5 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Ijarah ................ 57
Tabel 4. 6 Loss Given Default Murabahah ................................................................. 59
Tabel 4. 7 Loss Given Default Ijarah .......................................................................... 59
Tabel 4. 8 Number of Default Murabahah .................................................................. 61
Tabel 4. 9 Number of Default Ijarah ........................................................................... 61
Tabel 4. 10 Jumlah Default pada Probabilitas ≥ 95% ................................................. 63
Tabel 4. 11 Expected Loss Murabahah ....................................................................... 64
Tabel 4. 12 Expected Loss Ijarah ................................................................................ 64
Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai PPAP dengan Expected Loss ................................... 66
Tabel 4. 14 Unexpected Loss Murabahah ................................................................... 67
Tabel 4. 15 Unexpected Loss Ijarah ............................................................................ 67
Tabel 4. 16 Economic Capital Murabahah .................................................................. 68
Tabel 4. 17 Economic Capital Ijarah........................................................................... 69
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Siklus Manajemen Risiko ..................................................................... 21
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 35
Gambar 4. 1 Komposisi Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI .................... 43
Gambar 4. 2 Non Performing Financing KJKS BMT Al-Fath IKMI ......................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap unsur dalam kehidupan tidak terlepas dari risiko. Risiko yang
muncul dapat kita sadari ataupun tidak, selalu melekat dalam hidup kita. Risiko
merupakan keadaan tidak pasti yang dihadapi atas suatu hal yang dilakukan dan
akan menimbulkan kerugian. Risiko juga menghantui kegiatan operasional
lembaga keuangan, salah satunya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)1. Sebagai
lembaga intermediasi salah satu risiko yang muncul adalah risiko kredit atau
risiko pembiayaan. Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang diderita
bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-
nya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban kepada bank. Singkat kata, credit risk
adalah risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok
pinjamannya (plus bunga).2 Karena BMT memiliki kegiatan seperti bank, yaitu
menghimpun dana dan menyalurkan dana, maka BMT juga memiliki risiko kredit
atau risiko pembiayaan. Maka dari itu diperlukan pengelolaan risiko yang baik
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerugian.
1 Selanjutnya disebut BMT
2 Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2006) h.199
2
Permintaan kredit atau pembiayaan bagi Lembaga Keuangan Mikro
termasuk BMT masih sangat tinggi, mengingat sebagian besar debiturnya
merupakan kelompok usaha mikro yang masih belum dapat dilayani oleh bank.
Kelompok peminjam tersebut meliputi usaha produktif masyarakat yang memiliki
perputaran usaha tinggi dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja. Permintaan kredit atau pembiayaan yang tinggi mengharuskan BMT lebih
berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya karena sektor ini memiliki risiko
kredit yang besar. Dalam harian Kontan, Associate Director FitchRatings, Julita
Wikana mengungkapkan, berdasarkan diskusi dengan perbankan, penyumbang
NPL terbesar adalah sektor small medium enterprise (SME) alias usaha kecil
menengah (UKM), lalu sektor kredit korporasi. Sedangkan NPL di sektor kredit
konsumen tergolong stabil.3
Pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang pesat perlu diimbangi dengan
manajemen risiko yang tepat guna mengoptimalkan keuntungan dan
meminimalisir kerugian. Lembaga keuangan wajib membentuk atau menyisihkan
dana untuk menutupi risiko atas kerugian pembiayaan yang disalurkannya.
Pencadangan dana tersebut dikenal dengan Pembentukan Penyisihan
3Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, “Sektor UMKM Menjadi
Penyumbang Terbesar NPL”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2015 dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=80:sektor-umkm-
menjadi-penyumbang-terbesar-npl-&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98
3
Penghapusan Aktiva Produktif4 yang dinilai berdasarkan tingkat kolektibilitas
dari kredit atau pembiayaan debitur.
BMT perlu mendesain sendiri metode pengukuran risikonya karena belum
ada aturan yang benar-benar baku untuk mengukur risiko pembiayaan pada BMT.
Seperti yang dilakukan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI, diantaranya melakukan
analisis pembiayaan sebelum menyalurkannya serta tindakan mitigasi risiko.
Namun, hal tersebut hanya mengukur potensi risiko yang dapat diestimasi
(expected loss). Pengukuran risiko diharapkan dapat mengukur risiko yang dapat
diestimasi (expected loss) dan tidak dapat diestimasi (unexpected loss).
Ada beberapa jenis metode dalam mengukur potensi risiko pembiayaan
seperti Credit Scoring Models, RAROC, Credit Metrics, KMV Models, dan lain-
lain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Creditrisk+ sebagai
alternatif dalam mengukur potensi risiko pembiayaan. Creditrisk+ merupakan
model statistik yang tidak mengasumsikan penyebab terjadinya default.
Creditrisk+ mencoba melakukan estimasi atas expected loss of loans dan
distribusi kerugian itu dengan memfokuskan perhitungannya pada berapa
cadangan modal yang diperlukan untuk menampung kerugian di atas jumlah
tertentu.5 Karakteristik Creditrisk+ cocok untuk perhitungan risiko pembiayaan
pada Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki jumlah debitur banyak namun
outstandingnya kecil. Selain itu, model Creditrisk+ memberikan kemudahan
4 Selanjutnya disebut PPAP
5 Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis, h.248.
4
dalam ketersediaan data serta kemudahan dalam implementasinya. Dalam
penelitian Any Meilani6 dan Kristanti Mutia Fatimah
7 membuktikan bahwa
metode Creditrisk+ akurat dalam memprediksi potensi kerugian. Hal ini dapat
dilihat dari hasil Loglikehood Ratio Test, bila nilai Loglikehood Ratio (LR) lebih
kecil dari Chi Squared maka model Creditrisk+ dapat diterima sebagai metode
pengukuran risiko.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut maka penulis
bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengukuran Potensi Risiko
Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+ (Studi Pada KJKS BMT Al-
Fath IKMI)”.
B. Identifikasi Masalah
Sebagai lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya menghimpun
dan menyalurkan dana, BMT juga menghadapi risiko. Risiko dalam lembaga
keuangan dapat terjadi karena berbagai sebab, bila tidak dikelola dengan baik
maka dapat menimbulkan kerugian. Semakin tingginya risiko, maka semakin
besar pula modal yang harus dicadangkan. Hal tersebut berarti akan mengurangi
dana yang disalurkan. Jika dibiarkan maka akan menurunkan profit bagi BMT itu
sendiri serta mengurangi kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa BMT
6 Any Maelani, “Penerapan Metode Creditrisk+ dalam Pengukuran Risiko Kredit Kendaraan
Bermotor (Kasus Pada PT “X”). Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 6, No.2 (September 2010)
h.101-118 7 Kristanti Mutia Fatimah, “Pengukuran Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Risiko
Kredit Dengan Menggunakan Creditrisk+ Terhadap Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank ABC”, (Tesis
S2. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012) , h.92-93.
5
tersebut. Maka, BMT perlu mendesain sendiri metode pengukuran risiko yang
memungkinkan BMT menghitung lebih tepat potensi risiko yang akan
dihadapinya sehingga modal yang dicadangkan dapat menurun.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian dan memudahkan analisis, maka penulis
perlu membuat batasan-batasan penelitian yaitu:
1. Penelitian ini dibatasi pada perhitungan risiko pembiayaan menggunakan
metode Creditrisk+. Pemilihan metode Creditrisk+ karena karakteristik
Creditrisk+ cocok untuk perhitungan risiko pembiayaan pada Lembaga
Keuangan Mikro yang jumlah debiturnya banyak namun outstandingnya
kecil. Selain itu, model Creditrisk+ memberikan kemudahan dalam
ketersediaan data serta kemudahan dalam implementasinya.
2. Akad pembiayaan yang diteliti dibatasi pada akad murabahah dan ijarah
pada tahun 2012-2014.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji adalah:
1. Bagaimana potensi kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) dan
potensi kerugian yang tidak dapat diperkirakan (unexpected loss) akibat
risiko pembiayaan yang ditanggung KJKS BMT Al-Fath IKMI dari
pembiayaan murabahah dan ijarah?
6
2. Apakah potensi risiko pembiayaan mengalami fluktuasi setiap tahunnya?
3. Berapa jumlah kecukupan modal (economic capital) yang harus dimiliki
KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk menanggung potensi kerugian yang
terjadi?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengukur potensi kerugian atas pembiayaan yang akan ditanggung KJKS
BMT Al-Fath IKMI atas pembiayaan murabahah dan ijarah.
2. Mengetahui fluktuasi potensi risiko pembiayaan pertahunnya.
3. Mengetahui jumlah kecukupan modal (economic capital) yang dimiliki
KJKS BMT Al-Fath IKMI untuk menanggung potensi kerugian yang
terjadi.
Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai
pihak antara lain sebagai berikut:
1. Bagi KJKS BMT Al-Fath IKMI
a. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat mengetahui mengukur potensi
risiko berdasarkan penyaluran pembiayaan dengan akad
murabahah dan ijarah.
7
b. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat mengetahui expected loss dan
unexpected loss yang dapat mempengaruhi kecukupan modal
(economic capital).
c. KJKS BMT Al-Fath IKMI dapat menentukan strategi mitigasi
yang tepat yang untuk menekan risiko pembiayaan.
2. Bagi masyarakat
a. Menambah wawasan masyarakat mengenai manajemen risiko
khususnya pada risiko pembiayaan.
b. Masyarakat dapat mengetahui potensi risiko penyaluran
pembiayaan dari dana yang disimpan mereka yang disimpan di
KJKS BMT Al-Fath.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Dapat menggunakan metode Creditrisk+ dalam mengukur potensi
kerugian dari suatu pembiayaan.
8
F. Sistematika Penulisan
Berdasarkan Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2012, sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-
penjelasan tersebut meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II menyajikan kajian kepustakaan yaitu membahas tentang landasan atau
kerangka teori yang dapat membantu penulis berpikir kritis dan bab ini analitis saat
memahami dan menafsirkan data. Dalam bab ini tercantum pula review studi
terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penulis terhadap penelitian yang
serumpun. Dari review studi terdahulu akan terlihat kekurangan dan kelebihan skripsi
yang ditulis peneliti dibandingkan penelitian sebelumnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan
variable yang diteliti secara objektif.
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV merupakan analisis terhadap data penelitian yang ada dideskripsikan
guna menjawab masalah penelitian. Dalam kasus analisis juga dilakukan interpretasi
terhadap temuan penelitian ke dalam pengetahuan yang telah mapan, memodifikasi
teori yang telah ada, atau nenyusun teori baru.
BAB V PENUTUP
Bab V berisi kesimpulan dan rekomendasi yang ditarik dari uraian yang telah
ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah. Kesimpulan merupakan
jawaban masalah berdasarkan data yang diperoleh.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Baitul Maal wat Tamwil
Baitul Maal wat Tamwil atau BMT merupakan Lembaga Keuangan
Mikro yang dijalankan dengan prinsip syariah. Pada dasarnya BMT memiliki
dua fungsi1:
Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
Baitul maal (rumah harta), menerima titipan zakat, infak, dan sedekah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
BMT memiliki tujuan untuk membantu membangun sumber
pelayanan keuangan guna mendorong dan mengembangkan usaha produktif
serta meningkatkan taraf hidup para anggota dan keluarganya.2
1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.451 2 Suhrawadi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h.114
11
Sampai saat ini belum ada peraturan yang jelas mengenai lembaga-
lembaga keuangan mikro, termasuk BMT. Guna mendapatkan kepastian serta
perlindungan hukum, maka sebagian BMT berkonversi dalam badan hukum
koperasi yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi Jasa
Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang
pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dari
penjelasan tersebut, jelas bahwa BMT juga memiliki fungsi intermediasi
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana layaknya bank. Penghimpunan
dana dalam bentuk simpanan dengan akad wadi’ah dan murabahah serta
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan akad mudharabah,
musyarakah, ijarah, murabahah, salam, istishna, dan lain-lain.
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan menurut Antonio adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit (kekurangan dana).3 Sedangkan menurut Undang-
Undang No.10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2001) h.160
12
di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4
Pembiayaan yang diberikan adalah dana yang disalurkan oleh
koperasi kepada penerima pembiayaan (mudharib) untuk investasi atau
kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan para anggotanya yang berupa sisa pengembalian baik
pokok maupun bagi hasil yang masih belum dikembalikan oleh penerima
pembiayaan.5 Kegiatan penyaluran pembiayaan merupakan hal yang
sangat penting bagi suatu BMT, karena dari kegiatan itulah BMT akan
memperoleh pendapatan dan keuntungan.
2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Fasilitas kredit atau pembiayaan menurut Kasmir memiliki tujuan
sebagai berikut yaitu6:
a. Mencari keuntungan
b. Membantu usaha nasabah
c. Membantu pemerintah
Disamping memiliki tujuan diatas, pemberian fasilitas kredit atau
pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
4 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan
5 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No
35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dan Unit Jasa Keuangan Syariah. 6 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), h.
88-90.
13
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang.
d. Meningkatkan peredaran barang.
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.
g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.
3. Jenis-Jenis Pembiayaan
Berdasarkan tujuan penggunaannya, pembiayaan syariah menurut
Adiwarman Karim dibedakan menjadi empat kategori yaitu7:
a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan ditentukan bank
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut
jumlah keuntungannya.
2) Pembiayaan Salam
7 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2013), h.98-107.
14
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan
secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai.
3) Pembiayaan Istishna
Pada dasarnya produk istishna tidak jauh berbeda dengan
salam. Dalam istishna pembayaran dapat dilakukan dalam
beberapa termin. Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti
jenis, ukuran, mutu, dan jumlahnya.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah).
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya
prinsip ijarah sama saja dengan jual beli, perbedaannya terletak pada
objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah
barang sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah).
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah.
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak
yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka
miliki secara bersama-sama.
15
2) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih
pihak dimana pemilik modal (shahib-al maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu
perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari
shahib al maal dan keahlian dari mudharib.
d. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya
diperlukan akad pelengkap. Akad ini tidak bertujuan untuk
memperoleh keuntungan namun hanya untuk mempermudah
pelaksanaan pembiayaan. Meski demikian bank dibolehkan untuk
meminta pengganti biaya-biaya yang timbul dalam pelaksanaannya.
Yang termasuk dalam akad ini adalah:
1) Hiwalah (alih utang-piutang)
2) Rahn (Gadai)
3) Qardh (Pinjaman Uang)
4) Wakalah (Perwakilan)
5) Kafalah (Garansi Bank)
16
C. Risiko
1. Pengertian Risiko
Para ahli memiliki definisi yang beragam mengenai istilah risiko.
Risiko menurut Arthur Williams dan Richard M.H adalah suatu variasi
dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. A. Abas Salim
berpendapat, risiko adalah kepastian (uncertainty) yang mungkin
melahirkan kerugian (loss). Soekarto mendefinisikan risiko sebagai
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan definisi risiko
menurut Herman Darmawi risiko merupakan penyebaran/penyimpangan
hasil actual dari hasil yang diharapkan, atau probabilitas sesuatu
hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan.8 Dari beberapa
pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa risiko merupakan suatu
ketidakpastian atas suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2. Jenis-jenis risiko
Jenis-jenis risiko yang dihadapi perbankan syariah berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
yaitu9:
8 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba
Empat, 2003), h.2. 9 Peraturan Bank Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
17
a. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian
yang disepakati.
b. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain Risiko berupa
perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.
c. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus
kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
d. Risiko Operasional adalah Risiko kerugian yang diakibatkan oleh
proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
e. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis.
f. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
g. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
18
h. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku, serta Prinsip Syariah.
i. Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah,
karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari
penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana
pihak ketiga Bank.
j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk) adalah Risiko akibat Bank
ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam
pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.
3. Risiko Pembiayaan
Sebagai lembaga yang memiliki fungsi intermediasi seperti
bank, BMT juga menanggung risiko kredit atau risiko pembiayaan. Risiko
dalam pemberian fasilitas pembiayaan adalah tidak kembalinya pokok
pembiayaan dan tidak kembalinya imbalan, ujrah, atau bagi hasil
sebagaimana telah disepakati dalam akad pembiayaan antara bank syariah
dan nasabah penerima fasilitas.10
Disamping itu, juga terdapat risiko
bertambah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh bank dan bertambah
10
Lampiran I SEBI No. 13/10/DPbs tanggal 3 April 2011, huruf C, butir a dan b.
19
waktu untuk penyelesaian Non Performing Financing (NPF), serta
turunnya kesehatan pembiayaan (kolektibilitas pembiayaan menurun).11
4. Faktor-Faktor Penyebab Risiko Pembiayaan12
a. Faktor Intern
1) Analisa pembiayaan (keuangan mitra) tidak akurat
2) Lemahnya pemantauan dan pembinaan
3) Pengikatan perjanjian dan jaminan tidak sempurna
4) Lemahnya SDM
b. Faktor Ekstern
1) Karakter mitra (mitra beriktikad tidak baik)
2) Kemampuan mitra kurang dalam mengelola usahanya.
3) Keadaan siklus usaha (kondisi ekonomi yang tidak kondusif)
4) Deregulasi peraturan pemerintah pada bidang tertentu yang
berpengaruh secara signifikan terhadap usaha anggota/mitra.
c. Keadaan yang bersifat force majeur
Faktor ini disebabkan karena suatu peristiwa atau kondisi yang diluar
kemampuan BMT dan anggota/mitra untuk mengontrol dan
menaggulanginya. Penyebabnya antara lain: bencana alam, kebakaran,
perang, huru-hara, dan pemogokan.
11
A. Wangsawidjaja. Z., Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 89 12
Kebijakan Manajemen BMT Al-Fath IKMI Bagian V Pembiayaan /Penyaluran Dana
No.02/KJKS BMT-AF/KM/V/XII/11.
20
5. Manajemen Risiko Pembiayaan
a. Tujuan Manajemen Risiko
Sebagai lembaga yang intermediasi yang rentan terhadap risiko, BMT perlu
melakukan manajemen risiko. Adiwarman A. Karim menjelaskan tujuan dari
manajemen risiko adalah13
:
1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada regulator
2) Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat
unacceptable.
3) Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat
uncontrolled.
4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko.
5) Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.
13
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2013), h. 257
21
b. Proses Manajemen Risiko
Sumber:
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi kelima
Dalam pelaksanaan manajemen risiko, proses identifikasi,
pengukuran, dan pengendalian risiko memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Identifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisis
terhadap:
a) Karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas fungsional;
Assessing
Measuring
Managing
Monitoring
Understanding
Identifying
Gambar 2. 1 Siklus Manajemen Risiko
22
b) Risiko dari produk dan kegiatan usaha.
2) Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan:
a) Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber
data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko;
b) Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila
terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, dan
faktor risiko, yang bersifat material.
3) Pemantauan risiko dilaksanakan dengan melakukan:
a) Evaluasi terhadap eksposur risiko
b) Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan
kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi
informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat
material.
4) Pelaksanaan proses pengendalian risiko digunakan untuk
mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha bank.14
14
Ibid h. 259-260.
23
D. Creditrisk+
1. Pengertian Creditrisk+
Berdasarkan Credit Suisse Boston, ”The Creditrisk+ Model is a
statistical model of credit default risk that makes no assumptions about the
causes of default”15
Creditrisk+ dianggap sebagai model internal yang tepat
untuk menghitung risiko kredit pada suatu portofolio, hal ini karena metode
ini dapat dipergunakan untuk menghitung risiko kredit suatu portofolio kredit
dalam jumlah yang banyak namun dengan besaran outstanding masing-
masing kredit kecil, juga karena metode ini tidak memerlukan tambahan data
makro sehingga dalam penerapannya lebih efisien namun tetap efektif.
2. Komponen Creditrisk+
Tabel 2. 1 Komponen Creditrisk+
Creditrisk+
Credit Risk Measurement Economic Capital Applications
Exposures Default Rates Credit Default
Loss Distribution
Provisioning
Recovery Rates Default Rate
Volatility Limits
Scenario Analysis Creditrisk
+ Model
Portfolio
Management
Sumber:
Credit Suisse First Boston, Creditrisk+, A Credit Risk Management
Framework.
15
Credit Suisse First Boston, Creditrisk+ A Credit Risk Management Framework,
(London,1997), h.4
24
a. Data Input Creditrisk+
1) Credit Exposures
Merupakan eksposur yang timbul dari transaksi-transaksi
yang dilakukan debitur. Creditrisk+ mampu menangani semua
jenis instrumen yang menimbulkan bonds, loans, commitments,
financial letters of credit dan derivative exposures. Untuk
beberapa jenis transaksi ini , perlu membuat asumsi tentang tingkat
exposure pada saat default.
2) Default Rates
Merupakan kemungkinan peristiwa default yang terjadi
pada tiap debitur. Default Rates dapat diperoleh dari dalam
beberapa cara, yaitu :
a) Observasi credit spreads dari instrument yang
diperdagangkan yang dapat digunakan untuk
memberikan probabilities of default dari penilaian
pasar.
b) Credit rating debitur, bersama-sama dengan
mapping of default rates to credit ratings,
memberikan cara terbaik untuk menetapkan
probability of default debitur. Lembaga
25
pemeringkat mempublikasikan statistik sejarah
default menurut penilaian kategori populasi debitur
yang telah mereka nilai.
c) Continuous scale, merupakan pengganti dari credit
rating dan default rate.
3) Default Rate Volatilities
Jumlah variasi dalam default rates yang dapat dijelaskan oleh
volatilitas (standar deviasi) dari default rates. Standar deviasi
default rates dapat menjadi signifikan dibandingkan dengan
actual default rates, mencerminkan tingginya fluktuasi yang
diamati selama siklus ekonomi.
4) Recovery Rates
Jika debitur mengalami default, perusahaan umumnya
menanggung kerugian atas pembiayaan tersebut. Nilai
recovery rates adalah jumlah utang debitur dikurangi jumlah
recovery dimana perusahaan pulih akibat penyitaan, likuidasi
atau restrukturisasi atau penjualan klaim. Recovery rates
mempertimbangkan penerimaan pelunasan pembiayaan dan
agunan yang dijaminkan.16
b. Economic Capital
16
Ibid, h.11-13
26
Analisis ketidakpastian adalah inti dari manajemen risiko. Oleh
karena itu, mengukur ketidakpastian atau variabilitas kerugian dan
kemungkinan terkait dengan tingkat unexpected loss dalam portofolio
eksposur adalah fundamental bagi manajemen yang efektif dari risiko
kredit. Economic Capital diperlukan sebagai cadangan untuk menutupi
kerugian akibat unexpected loss. Kriteria dan manfaat economic capital
diantaranya:
Merupakan pengukuran yang lebih tepat dari risiko ekonomi dari
peraturan yang ditetapkan saat ini.
Mengukur risiko ekonomi secara portofolio dan karenanya
memperhitungkan manfaat diversifikasi.
Merupakan pengukuran yang obyektif membedakan antara
portofolio dengan mempertimbangkan kualitas kredit dan ukuran
Pengukuran yang dinamis, yang mencerminkan risiko perubahan
portofolio dan karenanya dapat digunakan sebagai alat untuk
optimasi portofolio.17
3. Kelebihan dan Kekurangan Creditrisk+
Ada beberapa model dalam mengukur risiko kredit diantaranya adalah
KMV Model, Creditmetrics, Credit Portfolio View, Creditrisk+, Intensity
17
Ibid, h.23-24
27
Model, dan lain-lain. Masing-masing model memiliki keunggulan dan
kekurangan tersendiri, yang secara ringkas dapat kita lihat dari tabel berikut:
Tabel 2. 2 Perbedaan Utama Metode Pengukuran Risiko18
Sumber: An Introduction to Credit Risk Modelling
18
Christian Bluhm, dkk, An Introduction to Credit Risk Modelling, (CRC Press, 2003)
KMV- Model CreditMetrics
Credit
Portfolio
View*
Creditrisk+
Intensity
Models
Risk Driver Asset Value
Process
Asset Value
Process
Macro-
economic
Factors
Default
Intensity
Intensity
Process
Definition of
Risk
Distance to
Default (DtD)
Mark-to-Model
of Loan Value
Mark-to-Model
of Loan Value
Default Risk
Only
Default Risk
Only
Risk Scale
DtD on
continuous
scale
Down/Upgrade
and Default
Down/Upgrade
and Default Default Default
Transition
Probabilities
EDF-Concept
high
migration
probabilities
Historic Rating
Changes, e.g/
from S&P
Stochastic, via
Macrofactors
Not
Implemented
Not
Implemented
Correlations Asset Value
Factor Model
Equity Value
Factor Model
Implicit by
Macroeconomy
Implicit by
sectors
Correlated
Intencity
Process
Severity
Stochastic
(Beta-
Distribution)
and Fixed
Stochastic
(Beta-
Distribution)
and Fixed
Stochastic,
Empiricaly
Calibrated
Deterministic
LGD,
Stochastic
Modification
Deterministic
LGD
28
Sementara Michel Crounhy menjabarkan keunggulan dan keterbatasan
Creditrisk+ sebagai berikut:
a. Closed-form expression dapat diturunkan untuk kemungkinan
kerugian portofolio obligasi/kredit, dan ini sangat membuat creditrisk+
menarik dari sisi perhitungan. Selain itu kontribusi marginal risk pada
debitur dapat dengan mudah untuk dihitung.
b. Creditrisk+ berfokus pada default . Oleh sebab itu diperlukan relatif
sedikit estimasi dan "input." . Untuk masing-masing instrumen, hanya
probability of default dan eksposures yang diperlukan.
Keterbatasan Creditrisk+ sama dengan metode KMV dan Creditmetrics, yaitu
risiko kredit tidak memiliki hubungan dengan tingkat risiko pasar (suku bunga
diasumsikan, deterministik). Selain itu, CreditRisk+ mengabaikan apa yang disebut
“risiko migrasi”. Eksposur untuk setiap debitur adalah tetap dan tidak sensitif
terhadap kemungkinan perubahan masa depan dalam kualitas kredit penerbit, atau
variabilitas suku bunga di masa depan.19
E. Review Studi Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, ada penelitian yang serumpun dan mirip dengan
penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini, penulis memaparkan hasil penelusuran
penulis tentang studi terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
19
Michael Crouhy, dkk, Risk Management, (McGraw-Hill, 2000), h.410-411.
29
Tabel 2. 3 Review Studi Terdahulu
No Sumber Deskripsi
Penelitian Hasil
Perbedaan dengan
Penulis
1. Achmad Iqbal /
Analisis Risiko
Pembiayaan
Syariah,
Pendekatan
Metode
Creditrisk+
Portofolio
(Studi Kasus:
BMT Prima
Dinar Cabang
Tawangmangu,
Kabupaten
Karanganyar,
Propinsi Jawa
Tengah) /
Skripsi Program
Studi Agribisnis
Fakultas
Pertanian
Institut
Pertanian Bogor
Tahun 2006
Penelitian ini
membahas
bagaimana
metode
Creditrisk+
dalam
mengukur
potensi risiko
yang ditanggung
BMT Prima
Dinar Cabang
Tawangmangu
menggunakan
metode
Creditrisk+.
Dalam
penelitian ini
menggunakan
data debitur
yang melakukan
pembiayaan
dengan skim
murabahah pada
November dan
Desember 2004
Potensi Kerugian
yang terkandung
dalam risiko
pembiayaan yang
disalurkan untuk
bulan Desember
2004 sebesar
8,09% dari total
pembiayaan pokok
yang disalurkan
pada November
2004.
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
2. Halid Thawil /
Pengujian
Model
Pengukuran
Risiko
Pembiayaan
Murabahah
(Studi Kasus
Bank Muamalat
Penelitian ini
dilakukan guna
mengetahui
besarnya potensi
risiko
pembiayaan
murabahah pada
Bank Muamalat
Indonesia
Hasil pengukuran
risiko pembiayaan
murabahah yang
dilakukan BMI
pada bulan Oktober
2005 dengan model
Creditrisk+
menunjukkan risiko
yang lebih rendah
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
30
Indonesia) /
Tesis
Ekonomi dan
Keuangan
Syariah
Program Studi
Timur Tengah
dan Islam
Program Pasca
Sarjana
Universitas
Indonesia
Tahun 2007
dengan
menggunakan
model standard
dan internal
serta
membandingkan
apakah model
internal lebih
valid
dibandingkan
dengan model
standar. Data
yang digunakan
adalah data
murabahah.
Metode yang
digunakan yaitu
pendekatan
internal
dilakukan
dengan
menggunakan
Creditrisk+
sedangkan
model standar
diukur
berdasarkan
ATMR.
jika dibandingkan
dengan model
standar.
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
3. Any Meilani /
Penerapan
Metode
Creditrisk+
Dalam
Pengukuran
Risiko Kredit
Kendaraan
Bermotor
(Kasus Pada PT
“X”) /
Jurnal
Organisasi dan
Penelitian ini
bertujuan
menganalisis
risiko kredit
kendaraan
bermotor serta
potensi kerugian
pada PT X dan
melihat
keakuratan
metode
Creditrisk+
dalam
Hasil penelitian ini
diketahui bahwa
nilai expected loss
dan unexpected loss
dari tahun ke tahun
cenderung
mengalami
kenaikan. Modal
yang dimiliki PT X
masih cukup untuk
menutupi kerugian
yang mungkin
diakibatkan oleh
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
31
Manajemen,
Volume 6,
Nomor 2,
September 2010,
mengukur risiko
kredit.
unexpected loss
tersebut. Metode
Creditrisk+ dapat
diterima dan cukup
akurat untuk
mengukur risiko.
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
4. Analisis
Manajemen
Risiko Kredit
Bermasalah
Pada Produk
Kredit
Masyarakat
Desa di Bank X
Bogor
Skripsi:
Dwi Kurnia
Rachman
Program Sarjana
Alih Jenis
Manajemen
Departemen
Manajemen
Fakultas
Ekonomi dan
Manajemen
Institut
Pertanian Bogor
2011
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengkaji kredit
yang diberikan
Bank X Bogor,
penyebab kredit
bermasalah,serta
perhitungan dan
pengelolaan
risiko kredit
tersebut.
Analisis data
yang digunakan
menggunakan
analisis
deskriptif dan
metode Value at
Risk (VaR).
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan
permasalahan
bahkan kegagalan
dalam
pengembalian
kredit adalah
faktor internal
debitur dan internal
bank, sedangkan
faktor eksternal
meliputi kegiatan
ekonomi makro
atau kebijakan
pemerintah yang
tidak dapat
diperkirakan oleh
bank, adanya
bencana dan
kejadian-kejadian
lain di luar dugaan,
dan persaingan
yang tajam antar
lembaga bank.
Nilai kerugian
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
32
maksimum terbesar
berada pada
kolektibilitas
kurang lancar dan
nilai kerugian
maksimum terkecil
berada pada
kolektibilitas
macet.
periode 2012-2014.
5. Pengukuran
Cadangan
Kerugian
Penurunan Nilai
dan Risiko
Kredit dengan
Menggunakan
Creditrisk+
Terhadap Kredit
Pemilikan
Rumah Pada
Bank ABC
Tesis:
Kristianti Mutia
Fatimah
Program
Magister
Manajemen
Universitas
Indonesia
Tahun 2012
Penelitian pada
perhitungan
CKPN dan
economic
capital
berdasarkan
pengukuran
risiko kredit
menggunakan
creditrisk+.
Data yang
digunakan
adalah data
KPR Bank ABC
periode Januari
2008 sampai
Desember 2010.
Metode yang
digunakan
adalah
Creditrisk+.
Dari hasil
penelitian dapat
diketahui bahwa
memperhitungkan
CKPN Kolektif dan
economic capital,
metode tersebut
dapat
menjembatani
perbedaan metode
akunting dan
manajemen risiko.
Bank ABC
mengalami
penurunan
signifikan pada
economic capital.
Berdasarkan uji
validitas, Bank
ABC dapat
mempertimbangkan
metode Creditrisk+
sebagai pengukur
risiko.
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
6. Potensi
Kerugian
Pembiayaan
Komersial
dengan
Penelitian
berfokus pada
perhitungan
potensi kerugian
yang dihadapi,
Berdasarkan
perhitungan metode
Creditrisk+
diperoleh potensi
kerugian yang
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
33
Menggunakan
Metode
Creditrisk+ dan
Kecukupan
Modal Beserta
Strategi
Mitigasinya
(Studi pada
Multifinance
Syariah PT Al
Ijarah)
Skripsi:
Stephanie
Hendistya
Sutono
Konsentrasi
Perbankan
Syariah
Program Studi
Muamalat
Fakultas Syariah
dan Hukum
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta Tahun
2013
melihat
kecukupan
modal yang
dimiliki, serta
strategi mitigasi.
Penelitian ini
menggunakan
metode
Creditrisk+
yang dilakukan
pada perusahaan
multifinance PT
Al Ijarah
dengan focus
pada produk
pembiayaan
komersial.
cukup besar serta
nilai economic
capital 8% dari
keseluruhan
pembiayaan
komersial yang
telah dilakukan.
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
7. Implementasi
Model
Creditrisk+
dalam
Mengukur
Potensi
Kerugian
Pembiayaan
KPR BRI
Syariah IB dan
Strategi Mitigasi
(Studi Pada BRI
Syariah KC
Abdul Muis
Jakarta)
Skripsi:
Penelitian ini
membahas
tentang
penerapan
metode
creditrisk+
untuk
menghitung
potensi kerugian
dan kecukupan
modal
(economic
capital) pada
pembiayaan
KPR
BRISyariah IB
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa, pertama,
diperoleh nilai
potensi kerugian
yang tidak terduga
(Unexpected Loss)
sebesar Rp.
2.744.452.762,04.
Kedua,
diperoleh nilai
Economic Capital
sebesar Rp.
487.955.914,04
yang masih mampu
dicover oleh
Penelitian ini
membahas potensi
risiko pembiayaan
pada KJKS BMT
Al-Fath IKMI,
dilihat dari kerugian
yang dapat
diperkirakan
(expected loss) dan
kerugian yang tidak
dapat diperkirakan
(unexpected loss)
menggunakan
metode Creditrisk+
serta menghitung
jumlah kecukupan
34
Wisnu Fitrianto
Konsentrasi
Perbankan
Syariah
Program Studi
Muamalat
Fakultas Syariah
dan Hukum
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta Tahun
2014
yang disalurkan
oleh Bank BRI
Syariah Kantor
Cabang Abdul
Muis Jakarta
serta strategi
mitigasi risiko
yang dilakukan
untuk
menghadapi
risiko
pembiayaan
yang terjadi.
Data yang
digunakan
adalah annual
report dan data
outstanding
debitur BRI
Syariah KCI
Abdul Muis
Jakarta
menggunakan
metode
Creditrisk+.
kecukupan modal
yang dimiliki bank.
Ketiga, Strategi
mitigasi risiko
pembiayaan KPR
BRI Syariah IB
yang telah
dilakukan oleh
Bank BRI Syariah
KC Abdul Muis
Jakarta antara lain
melakukan study
kelayakan debitur,
pembentukan
PPAP, penerapan
kebijakan uang
muka, kerjasama
dengan perusahaan
asuransi,
pengikatan asset
sebagai jaminan,
serta eksekusi
jaminan.
modal yang harus di
cadangkan
(economic capital).
Penulis
menggunakan data
debitur yang
tergolong default
(kolektibilitas 3 dan
4) pada pembiayaan
ijarah dan
murabahah pada
periode 2012-2014.
35
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Diolah sendiri
BMT memiliki kegiatan yang sama dengan bank yaitu menghimpun
dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang tinggi dalam bentuk
pembiayaan mengindikasikan bahwa BMT mampu mengoptimalkan dana
yang dihimpunnya sehingga tidak ada dana yang menganggur. Akan tetapi,
semakin banyak pembiayaan yang disalurkan, maka semakin tinggi pula
BMT Menyalurkan dana kepada masyarakat
dalam bentuk pembiayaan
Potensi risiko pembiayaan (Risiko gagal bayar/macet)
Mempengaruhi kinerja
Mengurangi profit
Meningkatnya pencadangan
Menurunnya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya.
Pengelolaan risiko dengan metode yang telah ditetapkan
oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI
dan
Pengukuran dengan Metode Creditrisk+
Potensi kerugian yang ditanggung atas pembiayaan yang disalurkannya.
Jumlah kecukupan modal (economic capital) yang dimiliki untuk menanggung
potensi kerugian yang terjadi.
Tren potensi risiko dari tahun ke tahun
Akad yang berpotensi menimbulkan risiko terbesar
Strategi mitigasi yang tepat
Meminimalisir kerugian
dan kepercayaan masyarakat meningkat
36
risiko pembiayaannya. Risiko ini biasanya dikaitkan dengan risiko gagal
bayar atau macet. Dalam aturan Basel II dan PBI Nomor 13/23/PBI/2011,
dijelaskan bahwa tingkat risiko berkaitan dengan kecukupan modal. Semakin
tinggi risiko, semakin banyak pula modal yang harus dicadangkan untuk
menutupi potensi kerugian yang akan dialaminya, Bila cadangan tersebut
terlalu besar, maka akan mengurangi jumlah dana yang disalurkan. 20
Artinya,
profit bagi BMT akan berkurang dan bila dibiarkan terus menerus akan
menimbulkan kerugian yang besar. Selain itu, bila risiko pembiayaan besar
akan menurunkan reputasi BMT yaitu mengurangi kepercayaan investor dan
masyarakat untuk menyimpan dananya di BMT tersebut karena BMT
dianggap lalai dalam mengelola dana mereka.
Maka untuk meminimalisasi terjadinya risiko pembiayaan diperlukan
manajemen risiko yang baik. Salah satunya dengan mengukur potensi
kerugian sebelum kerugian tersebut benar-benar terjadi sehingga BMT dapat
mempersiapkan dan menentukan strategi mitigasi yang tepat guna
meminimalisasi potensi kerugian sehingga kinerja semakin baik dan
kepercayaan masyarakatpun meningkat.
20
Basel Committee on Banking Supervision, “International Convegence of Capital
Measurement and Capital Standards: A Revised Framework Comprehensive Version”. Diakses pada
20 Januari 2015 dari http://www.bis.org.
Bank Indonesia, ”Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Diakses pada 20 Januari 2015
dari http://www.bi.go.id.
Imam Wahyudi ,dkk, Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h.83
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan deskriptif untuk mencapai tujuan dari
penelitian. Pendekatan deskriptif menurut Uma Sekaran adalah sebuah
pendekatan yang digunakan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik dari variabel yang diteliti dalam suatu situasi.1
B. Sumber dan Kriteria Penelitian
Sumber data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang berasal dari data internal KJKS BMT Al-Fath IKMI. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dimana data yang diukur
dalam skala numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik yaitu berupa data outstanding pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath
IKMI. Data outstanding mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI tersebut adalah data
pembiayaan pada akad murabahah dan ijarah tahun 2012-2014 yang memiliki
kriteria tergolong default yaitu yang termasuk kolektibilitas 3 dan 4 (diragukan
dan macet).
1 Uma Sekaran, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, (New York:
Hermitage Publishing Services, 2003) h.121.
38
C. Teknik Pengumpulan Data
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa
pada waktu yang lalu.2 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
studi dokumenter yaitu dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan dan
sistem yang ada di BMT tersebut berupa data debitur yang tergolong default serta
mempelajari berbagai teori dan informasi dari buku, internet, media cetak serta
literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah mendapatkan data debitur yang default, selanjutnya adalah
mengolah data tersebut dengan metode Creditrisk+ menggunakan program
Microsoft Excel melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Mengumpulkan exposures at default dalam kelas dan band.
Langkah pertama untuk mendapatkan distribusi kerugian dari
portofolio adalah mengumpulkan exposures kedalam band. Hal ini memiliki
dampak secara signifikan mengurangi jumlah data yang harus dimasukkan ke
dalam perhitungan.3 Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data
debitur yang sudah default atau dalam kategori diragukan dan macet
(kolektibilitas 3 dan 4)
2 W. Gulo. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Grasindo, 2000). h.123
3 Credit Suisse First Boston. Creditrisk
+: A Credit Risk Management Framework, (London,
1997), h.35
39
Data tersebut dikelompokkan kedalam dua band, yaitu 1.000.000 dan
10.000.000 serta 10 kelas dengan pembagian sebagai berikut:
a. Band 1.000.000 dengan range:
1) Rp.0 sampai dengan Rp. 999.999,-
2) Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.999.999,-
3) Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp. 2.999.999,-
4) Rp. 3.000.000,- sampai dengan Rp. 3.999.999,-
5) Rp. 4.000.000,- sampai dengan Rp. 4.999.999,-
6) Rp. 5.000.000,- sampai dengan Rp. 5.999.999,-
7) Rp. 6.000.000,- sampai dengan Rp. 6.999.999,-
8) Rp. 7.000.000,- sampai dengan Rp. 7.999.999,-
9) Rp. 8.000.000,- sampai dengan Rp. 8.999.999,-
10) Rp. 9.000.000,- sampai dengan Rp. 9.999.999,-
b. Band 10.000.000 dengan range:
1) Rp. 10.000.000,- sampai dengan Rp. 19.999.999,-
2) Rp. 20.000.000,- sampai dengan Rp. 29.999.999,-
3) Rp. 30.000.000,- sampai dengan Rp. 39.999.999,-
4) Rp. 40.000.000,- sampai dengan Rp. 49.999.999,-
5) Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 59.999.999,-
6) Rp. 60.000.000,- sampai dengan Rp. 69.999.999,-
7) Rp. 70.000.000,- sampai dengan Rp. 79.999.999,-
8) Rp. 80.000.000,- sampai dengan Rp. 89.999.999,-
40
9) Rp. 90.000.000,- sampai dengan Rp. 99.999.999,-
10) ≥ Rp. 100.000.000,-
2. Penentuan recovery rates
Recovery Rates merupakan besarnya tingkat pengembalian pinjaman
yang telah dikategorikan default atau hapus buku. Nilai recovery rate dapat
dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur. Pada
penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol karena BMT
lebih mengutamakan penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara
revitalisasi.
3. Pengukuran severity loss
Loss Given Default (LGD) atau severity loss atau real loss merupakan
besaran tingkat kerugian dari peristiwa default setelah memperhitungkan nilai
recovery . Nilai LGD ditentukan oleh rumus 1 dikurangi recovery rate.4
4. Perhitungan number of default
Number of default merupakan jumlah kejadian gagal bayar yang
terjadi pada satu periode. Number of default atau lambda (λ) diperoleh dari
rumus:
Expected number of default diperoleh dari hasil perkalian nilai n = lambda (λ)
dengan nilai exposure pada masing-masing kelompok band. Probability of
default dihitung dengan menggunakan distribusi Poisson yang mencerminkan
4 Christian Bluhm,dkk, An Introduction to Credit Risk Modeling, (USA: CRC Press, 2003)
41
frekuensi kejadian default dan merupakan distribusi frekuensi yang banyak
terjadi karena karakteristiknya yang sederhana dan sesuai dengan frekuensi
terjadinya kerugian. Probability of default diperoleh dari rumus5 =
Probability (n defaults) =
. Sedangkan unexpected number of default
terjadi pada saat cumulative probability of default mencapai nilai ≥ 95%.
5. Expected Loss, Unexpected Loss, dan Economic Capital
Dari hasil perhitungan tersebut maka akan diperoleh nilai expected
loss dan unexpected loss. Expected loss adalah kerugian yang dapat
diperkirakan terjadinya. Adapun perkiraan terjadinya didasarkan pada data
histori munculnya peristiwa tersebut. Sedangkan unexpected loss tidak dapat
diperkirakan terjadinya yang diukur dengan mengambil nilai kerugian
maksimum pada tingkat keyakinan yang dipilih, misalnya 95%. Nilai
unexpected loss juga merupakan nilai Value at Risk (VaR). Dari perkiraan
terjadinya risiko tersebut maka dapat ditentukan nilai economic capital.
Economic capital adalah selisih dari nilai unexpected loss dengan expected
loss yang berguna untuk mengetahui berapa jumlah modal yang dibutuhkan
untuk mengcover potensi kerugian akibat peristiwa default.6
5 Credit Suisse First Boston, Creditrisk+ A Credit Risk Management Framework, h.35
6 Ibid, h.23
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
1. Komposisi Mitra Penyaluran Pembiayaan
Pembiayaan yang disalurkan oleh KJKS BMT Al-Fath IKMI
paling banyak menggunakan akad murabahah dan yang kedua
menggunakan akad ijarah. Kedua akad ini lebih sederhana prosedurnya
dibandingkan dengan akad mudharabah dan musyarakah. Akad
mudharabah dan musyarakah di KJKS BMT Al-Fath IKMI lebih
digunakan pada kerjasama yang membutuhkan pembiayaan lebih besar.
Komposisi penyaluran pembiayaan di KJKS BMT Al-Fath IKMI
berdasarkan akadnya dapat dilihat dalam grafik berikut:
43
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
Berdasarkan grafik diatas, dapat kita lihat bahwa akad murabahah
mendominasi keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh KJKS BMT
Al-Fath IKMI. Pada tahun 2014, pembiayaan murabahah disalurkan
kepada 1.825 mitra atau sebanyak 71,9% dari seluruh pembiayaan.
Pembiayaan kedua terbanyak disalurkan dengan akad ijarah yaitu
sebanyak 670 atau 26,34% dari seluruh pembiayaan.
2. Kualitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
Dilihat dari kolektibilitas pembiayaannya, KJKS BMT Al-Fath
IKMI sudah cukup baik dalam mengelola pembiayaan bermasalahnya.
0
500
1,000
1,500
2,000
2012 2013 2014
Jum
lah
Mit
ra
Tahun
Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
Tahun 2012-2014
Musyarakah
Mudharabah
Qardh
Ijarah
Murabahah
Gambar 4. 1 Komposisi Mitra Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
44
Jumlah mitra yang default mengalami penurunan dalam tiga tahun
terakhir ini.
Tabel 4. 1 Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI 2012-2014
Kolektibilitas Tahun
2012 2013 2014
Kolektibilitas 4 – Macet 172 180 121
Kolektibilitas 3 – Diragukan 89 38 34
Kolektibilitas 2 - Kurang
Lancar 329 85 59
Kolektibilitas 1 – Lancar 977 1,687 2,324
Total 1,567 1,990 2,538
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
Hal tersebut juga berdampak pada rasio non performing financing
(NPF), yaitu nilai pembiayaan bermasalah dibagi total seluruh
pembiayaan. Bank Indonesia menetapkan maksimal NPL/NPF suatu bank
adalah sebesar 5%. Dilihat dari grafik 4.2, rasio NPF di KJKS BMT Al-
Fath IKMI selalu berada dibawah 5% dan mengalami penurunan 3 tahun
terakhir ini. Hal ini menunjukkan bahwa KJKS BMT Al-Fath IKMI
mampu mengelola pembiayaan yang disalurkannya.
45
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
3. Prosedur Pembiayaan Murabahah dan Ijarah KJKS BMT Al-Fath IKMI
Adapun prosedur pengajuan pembiayaan dengan akad murabahah dan
ijarah di KJKS BMT Al-Fath IKMI digambarkan pada skema berikut:
Sumber: Data diolah
a. Prosedur Pembiayaan Murabahah
Mitra
Account Officer & Unit Support
(Surveyor, ADMP/Legal)
Komite Pembiayaan
Akad
Pembayaran / Pelunasan
2.33 1.26
0.63 0.00
2.00
4.00
2012 2013 2014
Non Performing Financing KJKS BMT Al- Fath IKMI
2012-2014
Gambar 4. 2 Non Performing Financing KJKS BMT Al-Fath IKMI
Gambar 4.3
Alur Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
46
1) Mitra / Anggota
a) Menyampaikan tujuan meminta bantuan KJKS BMT Al-Fath
IKMI untuk membelikan barang/alat produksi/mesin yang
dibutuhkan, kegunaan barang tersebut dalam usaha bisnisnya serta
sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang tersebut.
b) Menyertakan data-data: legalitas, laporan keuangan mitra (minimal
3 bulan terakhir), data jaminan dan hubungan, hukum mitra usaha
dengan jaminan, serta persyaratan lainnya yang diperlukan oleh
KJKS BMT Al-Fath IKMI.
c) Melampirkan informasi barang/alat produksi/mesin yang
dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual/
supplier barang tersebut.
Informasi supplier
Informasi tentang nama, alamat, dan telepon supplier
Konfirmasi tersedianya barang
2) Account Officer
a) Melakukan survey terhadap usaha mitra
b) Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra
baik segi kualitatif dan kuantitatif
c) Jika mitra usaha tidak mempunyai usulan/ calon supplier, account
officer berhak untuk mencarikan supplier.
3) Unit Support (Surveyor, Administrasi Pembiayaan (ADMP/legal)
47
a) Surveyor melakukan survey terhadap anggota baik dari sisi usaha
maupun kondisi atau letak jaminan. Survey ini dapat dilakukan
oleh account officer apabila tidak ada petugas surveyor
b) Bagian legal/ ADMP menganalisa mitra usaha dari segi yuridis
mengenai kelengkapan dokumentasi perusahaan dan kelayakan
jaminan yang diajukan mitra.
c) Hasil analisa disampaikan ke account officer, untuk selanjutnya
berdasarkan informasi tersebut dan analisa kuantitatif/kualitatif
Account Officer akan mempresentasikan kepada komite.
4) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh
permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas
murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada mitra
usaha dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada
mitra usaha.
b) Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi
kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya
menyangkut: harga beli barang dari supplier, harga jual pada mitra
usaha, angka waktu pelunasan barang, besarnya uang muka yang
harus diserahkan oleh mitra usaha, penunjukkan supplier/penjual
barang, jaminan bila diperlukan, dan persyaratan lain yang harus
dipenuhi mitra usaha.
48
5) Account Officer
a) Berdasarkan persetujuan komite, account officer menyampaikan
surat persetujuan murabahah kepada mitra usaha.
b) Menghubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari
supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untuk
menyediakan barang sesuai dengan kriteria yang disampaikan
account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya
barang.
6) Unit Support (Adm Pembiayaan/legal)
a) Bagian adminitrasi pembiayaan mempersiapkan akad wakalah
murabahah yaitu kalau pembelian barang diwakilkan kepada mitra,
kemudian setelah barang dibeli dan diserahkan kepada KJKS BMT
Al-Fath IKMI untuk dibuatkan akad murabahah, yaitu akad jual
beli antara KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan mitra usaha.
b) Pada saat yang sama melakukan pengikatan jaminan (bila perlu) ,
dapat berupa barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan
lainnya.
c) Bagian administrasi pembiayaan dapat melakukan instruksi
pembayaran harga beli barang (dropping pembiayaan) langsung
pada supplier atau kepada mitra bila pembelian barangnya
dilakukan dengan akad wakalah
49
d) Bagian administrasi pembiayaan mengadministrasikan transaksi
pembiayaan murabahah tersebut ke dalam sistem akuntansi KJKS
BMT Al-Fath IKMI.
e) Mitra setelah menerima barang sesuai spesifikasi yang diminta,
selanjutnya pelunasan barang kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI
dilaksanakan oleh mitra sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati.
f) Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau dengan
diangsur.
b. Prosedur Pembiayaan Ijarah
1) Mitra usaha
a) Menyampaikan tujuan untuk pembiayaan ijarah dalam bentuk:
Menyewa barang/alat produksi/mesin/gedung/kendaraan yang
dibutuhkan
Pemanfaatan jasa/sewa barang tak berwujud
b) Menyertakan data-data legalitas, laporan keuangan (minimal 3
bulan terakhir), data jaminan dan hubungan hukum mitra usaha
dengan jaminan, persyaratan lainnya yang diperlukan KJKS BMT
Al-Fath IKMI
c) Melampirkan informasi barang/alat produksi
/mesin/gedung/kendaraan yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah,
warna, dan ukuran serta penjual barang tersebut.
50
2) Account Officer/Admp/Legal
a) Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, historis usaha mitra
usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif
b) Menganalisis mitra usaha dari segi yuridis, kelengkapan
dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, dan kelayakan
jaminan yang diajukan oleh mitra usaha.
c) Berdasarkan informasi tersebut tersebut dibuat analisa
kualitatif/kuantitatif account officer akan mempresentasikannya ke
komite pembiayaan.
3) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh
permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapat fasilitas
murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada mitra
usaha dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada
mitra usaha.
b) Bila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi
kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya
menyangkut: plafond sewa, biaya sewa per bulan, jangka waktu
sewa, jaminan dan persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra
usaha
c) Surat persetujuan pembiayaan:
51
Berdasarkan persetujuan komite, account officer akan
memberikan surat persetujuan ijarah kepada mitra usaha
Setelah menerima surat persetujuan ijarah, mitra usaha
menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan yang
diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta
KJKS BMT AL FATH IKMI
Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Akad Ijarah
MB, yaitu pengikatan perjanjian antara KJKS BMT AL FATH
IKMI dengan Mitra Usaha untuk menyewa
barang/mesin/kendaraan dimaksud dalam jangka waktu
tertentu dan diakhir periode penyewaan Mitra usaha akan
membeli barang tersebut
Selanjutnya antara KJKS BMT AL FATH IKMI dengan Mitra
Supplier akan dilangsungkan Akad Ijarah untuk sewa/beli
barang/ mesin/kendaraan yang akan disewakan kepada Mitra
usaha.
4. Analisis Pembiayaan
Setiap anggota pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan
kelengkapan dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan
analisis secara tertulis dengan mengedepankan:
52
Analisis menggambarkan semua informasi yang berkaitan erat
dengan usaha dan data pemohon, termasuk (jika diperlukan)
hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah.
Analisis menyajikan penilaian yang objektif dan tidak
dipengaruhi oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan
pemohon pembiayaan.
Analisis pembiayaan dilakukan secara konsisten dan
professional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur
pembiayaan.
Faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar penilaian
kelayakan untuk pemberian pembiayaan meliputi:
a. Kemauan/niat untuk membayar (willingness to pay)
Account officer harus melakukan analisis terhadap
anggota terhadap aspek karakter/akhlak serta integritas mitra
apakah memiliki komitmen terhadap kewajiban, peraturan,
janji, dan ucapannya. Informasi tersebut digali melalui teknik
wawancara dan cross check kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan mitra pembiayaan.
b. Analisis kemampuan bayar (ability to pay)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan usaha anggota dalam menghasilkan keuntungan
yang menjadi sumber angsuran. Analisis ini meliputi tujuan
53
penggunaan pembiayaan, analisis keberadaan usaha, analisis
syariah, analisis yuridis, analisis kondisi usaha,analisis
kemampuan mengelola usaha, serta analisis keuangan dan
modal.
c. Analisis Jaminan/Agunan
Jaminan (agunan) dalam pembiayaan adalah sebagai
komplemen dalam perikatan muamalah setelah diyakini benar
atas kelayakan usaha. Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai
sumber terakhir pengganti pelunasan pembiayaan apabila
anggota sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk
membayar walaupun sebelumnya pihak KJKS BMT Al-Fath
IKMI telah berupaya memberikan masa tangguh dan upaya
lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan dan/atau apabila
anggota melakukan tindakan ingkar janji dengan indikasi
keculasan dan kesengajaan. Bentuk jaminan yang
diperbolehkan yaitu:
1) Jaminan utama, yaitu berupa :
a) Akte jual beli
b) Hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan
hak pakai
c) Benda bergerak (kendaraan/mesin)
54
d) Benda tak berwujud ( simpanan berjangka dan
tabungan)
2) Jaminan Tambahan
a) Borgtocht, yaitu garansi atau jaminan kepercayaan
pihak ketiga terhadap anggota atas pembiayaan yang
diajukan kepada KJKS BMT Al-Fath IKMI.
b) Avalist, adalah jaminan yang berupa uang giral seperti
cek, giro, dan wesel.
55
B. Pengukuran Risiko Pembiayaan Dengan Menggunakan Creditrisk+
1. Penentuan Exposure at Default dan Pengelompokkan dalam Kelas dan
Band.
Tahap ini menjabarkan data nasabah pembiayaan murabahah dan
ijarah KJKS BMT Al-Fath IKMI yang termasuk kolektibilitas 3 dan 4 atau
diragukan dan macet pada setiap akhir periode. Komposisi exposure yang
dinyatakan default dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4. 2 Exposure at Default Pembiayaan Murabahah
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
Pada tahun 2012, pembiayaan murabahah dengan kolektibilitas 3
sebesar 68,19% dan kolektibilitas 4 sebesar 31, 81% dari total mitra yang
bermasalah. Komposisi terbalik dialami pada tahun 2013 yaitu untuk
kolektibilitas 3 sebesar 37,78% dan untuk kolektibilitas 4 sebesar 62,22%.
Kolektibilitas 3 dan kolektibilitas 4 pada tahun 2014 masing-masing sebesar
62,82% dan 37,18%. Pada pembiayaan murabahah ini, total pembiayaan yang
tergolong default mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini
membuktikan bahwa KJKS BMT Al-Fath dapat mengelola penyaluran
pembiayaan murabahahnya dengan baik.
Murabahah
2012 2013 2014
Kolektibilitas 3 443,967,600 244,328,900 392,751,588
(91-180 hari)
Kolektibilitas 4 207,153,800 402,313,556 232,409,600
( > 180 hari)
Total 651,121,400 646,642,456 625,161,188
56
Tabel 4. 3 Exposure at Default Pembiayaan Ijarah
Sumber: KJKS BMT Al-Fath IKMI, diolah
Sedangkan pada akad ijarah terjadi sebaliknya. Total mitra yang
mengalami default terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 terjadi
kenaikan sebesar 52, 95% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2014 terjadi
kenaikan sebesar 9,45% dari tahun sebelumnya. Hal ini perlu menjadi
perhatian KJKS BMT Al- Fath IKMI dalam penyaluran pembiayaan dengan
akad ijarah, meskipun jumlah mitranya tidak sebanyak pada akad murabahah.
Setelah menentukan exposure at default, exposure tersebut
dikelompokkan dalam kelas dan band supaya memudahkan perhitungan risiko
pembiayaan BMT yang memiliki jumlah mitra yang banyak namun nilai
pembiayaannya sedikit. Pada penelitian ini, band terbagi dua yaitu band
dengan nilai Rp. 1.000.000,- dan Rp. 10.000.000,-. Band tersebut
diklasifikasikan kembali dalam kelas-kelas dimana masing-masing band
terbagi dalam 10 kelas.
Ijarah
2012 2013 2014
Kolektibilitas 3 132,623,000 72,123,000 135,369,000
(91-180 hari)
Kolektibilitas 4 33,961,500 182,660,800 143,498,800
( > 180 hari)
Total 166,584,500 254,783,800 278,867,800
57
Tabel 4. 4 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Murabahah
(dalam Rupiah)
Sumber: Data diolah
Tabel 4. 5 Pembagian Exposure dalam Kelas dan Band pada Akad Ijarah
(dalam Rupiah)
Ijarah
Kelas/Band 2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 903,000 32,150,000 0 17,350,000 852,000 10,360,000
2 1,140,000
5,855,800 46,900,000 5,855,800 20,640,000
3 2,136,500
7,825,000 0 4,900,000 0
4 3,540,000 46,500,000 10,502,000 89,420,000 7,440,000 42,920,000
5 9,160,000
9,350,000 0 9,549,000 104,240,000
6 15,490,000
11,000,000 0 10,368,000 0
7 6,350,000
6,466,000 0 6,466,000 0
8 22,015,000
14,815,000 0 29,645,000 0
9 8,700,000
25,400,000 0 25,632,000 0
10 18,500,000
9,900,000 0 0 0
Jumlah 87,934,500 78,650,000 101,113,800 153,670,000 100,707,800 178,160,000
166,584,500 254,783,800 278,867,800
Sumber: Data diolah
Murabahah
Kelas/
Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 922,500 145,244,000 2,223,000 218,926,156 1,447,500 164,621,188
2 3,540,000 170,476,600 2,557,000 52,080,000 4,282,500 105,698,400
3 2,697,400 107,000,000 25,153,600 70,750,000 22,682,000
4 18,039,900
44,529,400
33,612,500 43,000,000
5 9,147,500 107,000,000 13,761,500
22,746,500
6 22,302,500
33,168,500 61,120,000 16,515,500 60,200,000
7 32,401,000
57,598,400
76,640,200
8 7,250,000
22,145,000
29,153,000
9 16,000,000
33,329,900
25,329,900
10 9,100,000
9,300,000
19,232,000
Total 121,400,800 529,720,600 243,766,300 402,876,156 251,641,600 373,519,588
651,121,400 646,642,456 625,161,188
58
Komposisi pembiayaan bermasalah dengan akad murabahah pada
tahun 2012-2014 pada band 1.000.000 sebesar 32,08% dan 67,92% pada band
10.000.000. Sedangkan pada akad ijarah tahun 2012-2014 sebesar 41,38%
pada band 1.000.000 dan 58,62% pada band 10.000.000. Dari tabel diatas
terlihat bahwa baik pembiayaan dengan akad murabahah maupun ijarah
pembiayaan yang bermasalah lebih terkonsentrasi pada band 10.000.000.
2. Menentukan Recovery Rate dan Real Loss
Recovery rate merupakan tingkat pengembalian pinjaman yang
dilakukan oleh debitur yang sudah dikategorikan default. Nilai recovery rate
dapat dihitung dari likuidasi jaminan atau pembayaran kembali dari debitur.
KJKS BMT Al-Fath IKMI lebih mengutamakan prosedur yang telah
ditetapkan seperti resecheduling dan reconditioning daripada mengeksekusi
jaminan untuk pengurang risiko pembiayaannya. Maka dari itu, pada
penelitian ini nilai recovery rate diasumsikan sama dengan nol.
Sedangkan loss given default yang biasa disebut sebagai severity loss
atau real loss merupakan besarnya tingkat kerugian dari peristiwa default
setelah memperhitungkan nilai recovery. Nilai loss given default diperoleh
dari rumus: LGD = Exposure at Default x (1- Recovery Rate) . Besar nilai
tersebut tercantum pada tabel berikut:
59
Tabel 4. 6 Loss Given Default Murabahah (dalam Rupiah)
Murabahah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 572,500 79,081,300 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622
2 1,040,000 91,767,600 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500
3 1,597,400 62,072,400 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0
4 9,234,900 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000
5 6,963,500 63,069,000 10,047,500 0 16,882,000 0
6 17,584,100 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000
7 20,645,600 0 30,920,050 0 38,993,600 0
8 3,220,000 0 8,868,900 0 20,142,500 0
9 10,862,400 0 17,198,700 0 11,309,800 0
10 6,507,000 0 7,815,000 0 16,347,000 0
Total 78,227,400 295,990,300 117,397,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122
374,217,700 321,255,946 392,140,522
Sumber: Data diolah
Tabel 4. 7 Loss Given Default Ijarah (dalam Rupiah)
Sumber: Data diolah
Ijarah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 703,000 9,911,800 0 4,200,000 852,000 9,064,000
2 1,140,000 0 1,618,300 26,675,000 1,323,300 16,136,400
3 1,536,500 0 4,199,412 0 2,131,912 0
4 3,000,000 30,245,000 2,114,500 49,446,600 690,000 30,431,600
5 3,473,400 0 3,984,200 0 5,699,000 69,504,800
6 5,953,700 0 3,368,200 0 7,748,000 0
7 1,763,000 0 5,966,000 0 5,866,000 0
8 16,106,600 0 10,106,600 0 18,905,600 0
9 965,000 0 12,019,000 0 17,452,083 0
10 10,195,000 0 7,620,000 0 0 0
Total 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 60,667,895 125,136,800
84,993,000 131,317,812 185,804,695
60
Berdasarkan tabel diatas nilai real loss pada akad murabahah tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 14,15% dari tahun sebelumnya dan pada
tahun 2014 mengalami kenaikan 25,11% dari tahun 2013. Sedangkan pada
akad ijarah setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 50,45% dari tahun sebelumnya dan pada tahun
2014 naik sebesar 41,49% dari tahun sebelumnya. Jumlah mitra yang
pembiayaannya bermasalah pada band 10.000.000 lebih sedikit dibandingkan
dengan band 1.000.000, namun nilai real loss lebih terkonsentrasi pada band
10.000.000 sehingga kerugiannya akan berdampak lebih besar. Oleh karena
itu KJKS BMT Al-Fath IKMI perlu lebih waspada untuk menghindari
terjadinya kerugian yang lebih besar.
3. Number of Default
Nilai number of default dihitung berdasarkan rata-rata loss given
default dibagi dengan nilai kelompok band. Contoh perhitungan number of
default pada band 1.000.000 kelas 2 tahun 2014 pada akad sebagai berikut:
Tabel berikut merupakan number of default pada tahun 2012-2014 :
61
Tabel 4. 8 Number of Default Murabahah
Murabahah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 0.57 7.91 0.76 11.57 0.46 9.55
2 0.52 4.59 0.04 1.91 1.29 4.59
3 0.53 2.07 2.97 0.94 1.87 0.00
4 2.31 0.00 5.85 0.00 5.19 0.66
5 1.39 1.26 2.01 0.00 3.38 0.00
6 2.93 0.00 2.87 0.23 2.29 0.53
7 2.95 0.00 4.42 0.00 5.57 0.00
8 0.40 0.00 1.11 0.00 2.52 0.00
9 1.21 0.00 1.91 0.00 1.26 0.00
10 0.65 0.00 0.78 0.00 1.63 0.00
Total 13.47 15.83 22.71 14.65 25.47 15.33
29.29 37.37 40.79
Sumber: Data diolah
Tabel 4. 9 Number of Default Ijarah
Ijarah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 0.70 0.99 0.00 0.42 0.85 0.91
2 0.57 0.00 0.81 1.33 0.66 0.81
3 0.51 0.00 1.40 0.00 0.71 0.00
4 0.75 0.76 0.53 1.24 0.17 0.76
5 0.69 0.00 0.80 0.00 1.14 1.39
6 0.99 0.00 0.56 0.00 1.29 0.00
7 0.25 0.00 0.85 0.00 0.84 0.00
8 2.01 0.00 1.26 0.00 2.36 0.00
9 0.11 0.00 1.34 0.00 1.94 0.00
10 1.02 0.00 0.76 0.00 0.00 0.00
Total 7.61 1.75 8.31 2.99 9.97 3.86
9.36 11.30 13.83
Sumber: Data diolah
62
Berdasarkan data diatas, jumlah nasabah yang default selalu
meningkat setiap tahunnya baik pada akad murabahah dan ijarah. Pada akad
murabahah tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 21,21% dari tahun 2012
serta pada tahun 2014 meningkat 9,15% dari tahun sebelumnya. Sedangkan
pada akad ijarah peningkatan sebesar 20,73% terjadi pada tahun 2013 dan
22,38% pada tahun 2014. Jumlah nasabah default tertinggi terjadi pada akad
murabahah tahun 2013 yaitu pada band 10.000.000 kelas 1 yaitu sebanyak 12
orang.
Expected number of default terjadi pada saat peristiwa default
memiliki probability of default tertinggi yaitu pada saat default (n) = lambda
(λ). Sedangkan unexpected number of default terjadi pada saat cumulative
probability of default mencapai ≥95%. Untuk menghitung jumlah nasabah
default dengan cumulative probability of default menggunakan program
Microsoft Excel dengan rumus1 =POISSON.DIST(x,mean,cumulative) ,
dimana:
X = 0, 1, 2, 3, dst
Mean = nilai expected number of default masing-masing kelas dan
band
Cumulative = α = 5%
Contoh hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
1 Rumus distribusi Poisson dengan Microsoft Excel berdasarkan artikel yang terdapat pada
https://support.office.com/en-za/article/POISSON-DIST-function-8fe148ff-39a2-46cb-abf3-
7772695d9636?ui=en-US&rs=en-ZA&ad=ZA
63
Tabel 4. 10 Jumlah Default pada Probabilitas ≥ 95%
Sumber: Data diolah
Pada tahun 2013 akad murabahah, jumlah pembiayaan default pada
band 1.000.000 sebanyak 53 kejadian atau 71,62% dari seluruh pembiayaan
murabahah tahun 2013, sedangkan pada band 10.000.000 sebanyak 21
kejadian atau 28,38% dari seluruh pembiaayaan murabahah tahun 2013.
Probabilitas peristiwa default didominasi oleh band 1.000.000 baik pada akad
murabahah maupun ijarah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
4. Expected Loss dan Unexpected Loss
Expected loss merupakan kerugian yang terjadi pada setiap
kelas dan band yang dapat dicover oleh cadangan perusahaan. Nilai
2013
1,000,000 10,000,000
n = α =
5% Probability
n = α =
5% Probability
3 0.992438928 16 0.92039883
2 0.999990759 2 0.70041218
10 0.999734088 2 0.93071919
12 0.992725402
3 0.855405155
6 0.972600997 1 0.97679576
9 0.984748176
3 0.973617486
4 0.955022524
1 0.815426252
53 21
74
64
expected loss ini diperoleh dari perkalian n = lambda (λ) dengan exposure
masing-masing band. Nilai expected loss pembiayaan dengan akad
murabahah dan ijarah pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 11 Expected Loss Murabahah (dalam Rupiah)
Kelas
Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 572,500 79,081,300 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622
2 1,040,000 91,767,600 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500
3 1,597,400 62,072,400 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0
4 9,234,900 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000
5 6,963,500 63,069,000 10,047,500 0 16,882,000 0
6 17,584,100 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000
7 20,645,600 0 30,920,050 0 38,993,600 0
8 3,220,000 0 8,868,900 0 20,142,500 0
9 10,862,400 0 17,198,700 0 11,309,800 0
10 6,507,000 0 7,815,000 0 16,347,000 0
Jumlah 78,227,400 295,990,300 125,212,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122
374,217,700 321,255,946 392,140,522
Sumber: Data diolah
Tabel 4. 12 Expected Loss Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas
Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 703,000 9,911,800 0 4,200,000 852,000 9,064,000
2 1,140,000 0 1,618,300 26,675,000 1,323,300 16,136,400
3 1,536,500 0 4,199,412 0 2,131,912 0
4 3,000,000 30,245,000 2,114,500 49,446,600 690,000 30,431,600
5 3,473,400 0 3,984,200 0 5,699,000 69,504,800
6 5,953,700 0 3,368,200 0 7,748,000 0
7 1,763,000 0 5,966,000 0 5,866,000 0
65
Sumber: Data diolah
Nilai expected loss memiliki kecenderungan meningkat setiap
tahunnya baik pada akad murabahah maupun ijarah. Expected loss diatas
memiliki nilai yang sama dengan nilai loss given default/ severity loss/
real loss karena nilai recovery diasumsikan sama dengan nol dan nilai real
loss sama dengan satu. Nilai expected loss terbesar masih terkonsentrasi
pada band 10.000.000. Expected loss tersebut dapat ditutupi oleh nilai
Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP). Nilai PPAP diperoleh
dari ketentuan minimal yang ditetapkan Bank Indonesia berdasarkan
kolektibilitasnya masing-masing. Perbandingan nilai PPAP dengan
expected loss dapat dilihat pada tabel berikut:
8 16,106,600 0 10,106,600 0 18,905,600 0
9 965,000 0 12,019,000 0 17,452,083 0
10 10,195,000 0 7,620,000 0 0 0
Jumlah 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 60,667,895 125,136,800
84,993,000 131,317,812 185,804,695
66
Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai PPAP dengan Expected Loss (dalam Rupiah)
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai PPAP
lebih besar dibandingkan nilai expected loss. Artinya pencadangan berupa
PPAP tersebut dapat menutupi expected loss tersebut. Namun bila dana
yang disisihkan terlalu besar sebaiknya dapat dialokasikan supaya
digunakan secara maksimal.
Nilai kerugian yang tidak diharapkan dan harus dikendalikan
disebut unexpected loss. Nilai unexpected loss biasanya lebih besar
daripada expected loss. Nilai unexpected loss juga merupakan nilai Value
at Risk (VaR). Unexpected loss diperoleh dari nilai n atau unexpected
number of default dikali dengan exposure masing-masing band. Berikut
adalah nilai unexpected loss pada akad murabahah dan ijarah tahun 2012-
2014:
Akad Tahun PPAP Expected Loss
Murabahah
2012 429,137,600 374,217,700
2013 524,478,006 321,255,946
2014 428,785,394 392,140,522
Ijarah
2012 100,273,000 84,993,000
2013 218,722,300 131,317,812
2014 211,183,300 185,804,695
67
Tabel 4. 14 Unexpected Loss Murabahah (dalam Rupiah)
Kelas
Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 1,000,000 110,000,000 3,000,000 160,000,000 2,000,000 120,000,000
2 4,000,000 140,000,000 4,000,000 40,000,000 6,000,000 80,000,000
3 3,000,000 90,000,000 30,000,000 60,000,000 27,000,000
4 20,000,000
48,000,000
36,000,000 40,000,000
5 10,000,000 100,000,000 15,000,000
25,000,000
6 24,000,000
36,000,000 60,000,000 18,000,000 60,000,000
7 35,000,000
63,000,000
84,000,000
8 8,000,000
24,000,000
32,000,000
9 18,000,000
36,000,000
27,000,000
10 10,000,000
10,000,000
20,000,000
Jumlah 133,000,000 440,000,000 269,000,000 320,000,000 277,000,000 300,000,000
573,000,000 589,000,000 577,000,000
Sumber: Data Diolah
Tabel 4. 15 Unexpected Loss Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas
Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 1,000,000 20,000,000 0 10,000,000 1,000,000 10,000,000
2 2,000,000 8,000,000 40,000,000 8,000,000 20,000,000
3 3,000,000 9,000,000 6,000,000
4 4,000,000 40,000,000 12,000,000 80,000,000 8,000,000 40,000,000
5 10,000,000 10,000,000 10,000,000 100,000,000
6 18,000,000 12,000,000 12,000,000
7 7,000,000 7,000,000 7,000,000
8 24,000,000 16,000,000 32,000,000
9 9,000,000 27,000,000 27,000,000
10 20,000,000 10,000,000 0
Jumlah 98,000,000 60,000,000 111,000,000 130,000,000 111,000,000 170,000,000
158,000,000 241,000,000 281,000,000
Sumber: Data diolah
68
Nilai unexpected loss pada akad murabahah cenderung stabil
setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terjadi sedikit peningkatan yaitu sebesar
2,79% dari tahun sebelumnya, namun kemudian kembali turun sebesar
2,04% pada tahun 2014. Sedangkan pada akad ijarah setiap tahunnya
selalu meningkat dan nilai expected loss didominasi oleh band 10.000.000.
5. Economic Capital
Nilai economic capital digunakan untuk mengcover kerugian
akibat unexpected loss. Semakin besar nilai unexpected loss, maka
semakin besar pula modal yang dicadangkan BMT untuk menutup
kerugian tersebut. Nilai economic capital diperoleh dari selisih antara
unexpected loss dengan expected loss seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 4. 16 Economic Capital Murabahah (dalam Rupiah)
Kelas
Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 427,500 30,918,700 2,242,000 44,302,704 1,537,500 24,532,378
2 2,960,000 48,232,400 3,923,000 1,755,000 3,418,000
-
11,847,500
3 1,402,600 27,927,600 21,101,800 31,856,000 21,383,400 0
4 10,765,100 0 24,594,100 0 15,239,500 13,540,000
5 3,036,500 36,931,000 4,952,500 0 8,118,000 0
6 6,415,900 0 18,776,700 46,042,900 4,231,100 28,500,000
7 14,354,400 0 32,079,950 0 45,006,400 0
8 4,780,000 0 15,131,100 0 11,857,500 0
9 7,137,600 0 18,801,300 0 15,690,200 0
10 3,493,000 0 2,185,000 0 3,653,000 0
Jumlah 54,772,600 144,009,700 143,787,450 123,956,604 130,134,600 54,724,878
198,782,300 267,744,054 184,859,478
Sumber: Data diolah
69
Tabel 4. 17 Economic Capital Ijarah (dalam Rupiah)
Kelas
Economic Capital Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 297,000 10,088,200 0 5,800,000 148,000 936,000
2 860,000 0 6,381,700 13,325,000 6,676,700 3,863,600
3 1,463,500 0 4,800,588 0 3,868,088 0
4 1,000,000 9,755,000 9,885,500 30,553,400 7,310,000 9,568,400
5 6,526,600 0 6,015,800 0 4,301,000 30,495,200
6 12,046,300 0 8,631,800 0 4,252,000 0
7 5,237,000 0 1,034,000 0 1,134,000 0
8 7,893,400 0 5,893,400 0 13,094,400 0
9 8,035,000 0 14,981,000 0 9,547,917 0
10 9,805,000 0 2,380,000 0 0 0
Jumlah 53,163,800 19,843,200 60,003,788 49,678,400 50,332,105 44,863,200
73,007,000 109,682,188 95,195,305
Sumber: Data diolah
Nilai economic capital pada akad murabahah dan ijarah mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dan kembali mengalami penurunan tahun 2014.
Besarnya nilai economic capital tersebut dipengaruhi oleh besarnya unexpected loss
yang harus dicover. Pada akad murabahah tahun 2013, nilai economic capital naik
sebesar Rp. 68.961.754,- kemudian mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar Rp.
82.884.576,-. Sedangkan pada akad ijarah, economic capital pada tahun 2013 naik
sebesar Rp. 36.675.188,- dan mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar Rp.
14.486.883,- . Pencadangan modal tersebut didominasi oleh pembiayaan pada band
1.000.000.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan atas rumusan masalah sebagai berikut:
1. Nilai kerugian yang dapat diperkirakan (expected loss) pada
pembiayaan mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan akad
murabahah pada tahun 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut
sebesar Rp. 374.217.700,- , Rp 321.255.946,- , dan Rp
392.140.522,- pada akad ijarah berturut-turut sebesar Rp.
84.993.000,- , Rp. 131.317.812,- Rp. 185.804.695,-. Nilai kerugian
yang tidak terduga (unexpected loss) pada pembiayaan mitra KJKS
BMT Al-Fath IKMI dengan akad murabahah pada tahun 2012,
2013, dan 2014 berturut-turut sebesar Rp. 573.000.000,- , Rp.
589.000.000,- dan Rp. 577.000.000,- sedangkan pada akad ijarah
sebesar Rp. 158.000.000,- , Rp. 241.000.000,- dan Rp.
281.000.000,-.
2. Potensi kerugian akibat risiko pembiayaan mengalami fluktuasi.
Dari nilai expected loss pada akad murabahah tahun 2013
71
mengalami penurunan sebesar 14,15% dari tahun sebelumnya
kemudian mengalami kenaikan lagi sebesar 22,06% di tahun 2014.
Sedangkan dari nilai unexpected lossnya terjadi sebaliknya, pada
tahun 2013 naik sebesar 2,79% kemudian mengalami penurunan
kembali sebesar 2,04% pada tahun 2014. Nilai expected loss akad
ijarah mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu sebesar 54,5%
pada tahun 2013 dan 41,49% pada tahun 2014. Kemudian untuk
nilai unexpected lossnya mengalami kenaikan sebesar 52,53%
pada tahun 2013 dan 16,60% di tahun 2014.
3. Dengan menggunakan Creditrisk+, nilai pencadangan atau
economic capital untuk mengcover unexpected loss tahun 2012,
2013, dan 2014 yaitu beturut-turut sebesar Rp. 198.782.300,- ,
Rp. 267.744.054,- dan Rp. 184.859.478,- untuk akad murabahah
serta Rp. 73.007.000,- , Rp. 109.682.188,- dan Rp. 95.195.305,-
untuk akad ijarah.
B. Saran
1. KJKS BMT Al-Fath IKMI hendaknya tetap menjaga kualitas
penyaluran pembiayaan yang sudah baik ini dan bagi account officer
sebagai pihak pertama yang berhubungan langsung dengan mitra
pembiayaan supaya lebih berhati-hati dalam melakukan analisis
72
kelayakan debitur karena dalam data yang diberikan oleh KJKS BMT
Al-Fath IKMI, masih ada beberapa yang tidak menggunakan agunan
atau nilai agunannya kurang dari nilai pembiayaannya. Kemudian,
metode Creditrisk+ dapat dipertimbangkan KJKS BMT Al-Fath IKMI
untuk digunakan sebagai referensi lain dalam mengukur risiko
pembiayaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya dapat membandingkan metode pengukuran
yang berbeda serta waktu penelitian yang lebih panjang sehingga dapat
diketahui metode yang lebih tepat dalam pengukuran potensi risiko
serta dapat menjadi masukan bagi lembaga-lembaga keuangan lain
untuk menerapkan manajemen risiko yang lebih baik dan efisien.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Habib dan Tariqullah Khan “Risk Management in Islamic Banking”. Dalam
M. Kabir Hassan dan Mervyn K. Handbook of Islamic Banking,
Massachusetts: Edward Elgar Publishing, 2007
Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Bluhm, Christian, dkk. An Introduction to Credit Risk Modeling, USA: CRC Press,
2003.
Credit Suisse First Boston. Creditrisk+ A Credit Risk Management Framework,
London: 1997.
Crouhy, Michael, dkk. Risk Management, McGraw-Hill, 2000.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No 55 Tahun 2006 Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2006.
Djojosoedarso, Soeisno. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Jakarta:
Salemba Empat, 2003.
Fitrianto, Wisnu. “Implementasi Model Creditrisk+ dalam Mengukur Potensi
Kerugian Pembiayaan KPR BRI Syariah IB dan Strategi Mitigasi (Studi Pada
BRI Syariah KC Abdul Muis Jakarta).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta, 2014.
Imam Wahyudi ,dkk. Manajemen Risiko Bank Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Iqbal, Achmad. “Analisis Risiko Pembiayaan Syariah, Pendekatan Metode
Creditrisk+ Portofolio (Studi Kasus: BMT Prima Dinar Cabang
74
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah).” Skripsi S1
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor,2010.
Jorion, Philippe and GARP. Financial Risk Management Handbook. New Jersey:
John Wiley & Sons Inc,2007.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Statistik Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) Tahun 2010-2011, Jakarta: Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah, 2011.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2003.
Lubis, Suhrawadi K. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
Meilani, Any. “Penerapan Metode Creditrisk+ Dalam Pengukuran Risiko Kredit
Kendaraan Bermotor (Kasus Pada PT X).” Jurnal Organisasi dan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2010.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Nomor : 35.2
/Per/M.KUKM/X/2007 Tanggal : 5 Oktober 2007 Tentang : Pedoman Standar
Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah Koperasi
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No
35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah
Pratomo, Widya. “Analisis Penilaian Risiko Kredit dengan Internal Rating Based
Approach (Studi Kasus PT Indonesia Eximbank).” Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2010.
Rachman, Dwi Kurnia. “Analisis Manajemen Risiko Kredit Bermasalah Pada Produk
Kredit Masyarakat Desa di Bank X Bogor.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011.
Rochman, Fatchur. “Analisis Pengukuran Risiko Pembiayaan Murabahah dengan
Menggunakan Creditrisk+ (Studi Kasus BNI Syariah).” Tesis S2 Fakultas
Ekonomi Program Magister Manajemen Kekhususan Manajemen Risiko,
Universitas Indonesia, Depok, 2007.
75
Sarwono, Jonathan. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
Prosedur SPSS, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012.
Sekaran, Uma. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, New
York: Hermitage Publishing Services, 2003
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009.
Sudarsono, Heri. Bank Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
Sutono, Stephanie Hendistya. “Potensi Kerugian Pembiayaan Komersial dengan
Menggunakan Metode Creditrisk+ dan Kecukupan Modal Beserta Strategi
Mitigasinya (Studi pada Multifinance Syariah PT Al Ijarah).” Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta, 2013.
Thawil, Halid. “Pengujian Model Pengukuran Risiko Pembiayaan Murabahah (Studi
Kasus Bank Muamalat Indonesia).” Tesis S2 Program Studi Timur Tengah
dan Islam Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Depok, 2007.
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
Van Gestel, Tony dan Bart Baesens. Credit Risk Management Basic Concepts:
Financial Risk Components, Rating Analysis, Models, Economic and
Regulatory Capital, New York: Oxford University Inc, 2009.
Wangsawidjaja Z.,A. Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012
Sumber Internet:
Basel Committee on Banking Supervision, “International Convegence of Capital
Measurement and Capital Standards: A Revised Framework Comprehensive
Version”. Diakses pada 20 Januari 2015 dari http://www.bis.org.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, “Sektor UMKM Menjadi
Penyumbang Terbesar NPL”, artikel diakses tanggal 12 Januari 2015 dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=8
0:sektor-umkm-menjadi-penyumbang-terbesar-npl-&catid=54:bind-berita-
kementerian&Itemid=98
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kolektibilitas Pembiayaan KJKS BMT Al-Fath IKMI
*JM = Jumlah Mitra
Jenis
Pembiayaan Kolektibilitas
2012 2013 2014
JM Total (Rp) JM Total (Rp) JM Total (Rp)
Murabahah
Kolektibilitas 4 – Macet 117 485,296,640 129 358,137,974 95 227,247,533
Kolektibilitas 3 – Diragukan 63 240,871,250 31 93,760,100 26 173,422,150
Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar 248 1,046,477,900 71 312,634,300 43 196,239,268
Kolektibilitas 1 – Lancar 670 3,391,680,135 1,215 7,449,876,212 1,661 11,354,281,362
Total 1,098 5,164,325,925 1,446 8,214,408,586 1,825 11,951,190,313
Mudharabah
Kolektibilitas 4 – Macet 2 24,430,437 2 16,120,000 0
Kolektibilitas 3 – Diragukan 0 0 0
Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar 0 0 1 90,000,000
Kolektibilitas 1 – Lancar 3 68,133,600 3 124,513,600 1 30,000,000
Total 5 92,544,037 5 140,633,600 2 120,000,000
Musyarakah
Kolektibilitas 4 – Macet 2 18,800,000 1 3,150,000 1 2,350,000
Kolektibilitas 3 – Diragukan 0 0 0
Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar 0 0 0
Kolektibilitas 1 – Lancar 0 2 80,000,000 8 537,000,000
Total 2 18,800,000 3 83,150,000 9 539,350,000
Qardh
Kolektibilitas 4 – Macet 3 11,341,500 1 5,506,000 0
Kolektibilitas 3 – Diragukan 2 2,190,000 0 0
Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar 3 22,266,170 1 1,000,000 1 1,808,000
Kolektibilitas 1 – Lancar 25 76,264,000 27 91,064,000 26 87,888,000
Total 33 112,061,670 29 95,570,000 27 89,696,000
Ijarah
Kolektibilitas 4 – Macet 48 113,277,000 47 101,795,300 25 37,133,600
Kolektibilitas 3 – Diragukan 24 67,632,483 7 15,484,800 8 42,615,560
Kolektibilitas 2 - Kurang Lancar 78 275,887,267 13 29,310,500 14 43,355,900
Kolektibilitas 1 – Lancar 279 851,089,433 440 1,702,085,956 628 2,653,088,752
Total 429 1,307,886,183 507 1,848,676,556 675 2,778,193,812
Total 1,567 6,695,617,815 1,990 10,384,438,742 2,538 15,478,430,125
Lampiran 2
Non Performing Financing
2.33
1.26
0.63
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
2012 2013 2014
Non Performing Financing KJKS BMT Al- Fath IKMI
2012-2014
NPF
Tahun
Lampiran 3
Pembagian Kelas dan Band (dalam rupiah)
Murabahah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 922,500 145,244,000 2,223,000 218,926,156 1,447,500 164,621,188
2 3,540,000 170,476,600 2,557,000 52,080,000 4,282,500 105,698,400
3 2,697,400 107,000,000 25,153,600 70,750,000 22,682,000
4 18,039,900 44,529,400 33,612,500 43,000,000
5 9,147,500 107,000,000 13,761,500 22,746,500
6 22,302,500 33,168,500 61,120,000 16,515,500 60,200,000
7 32,401,000 57,598,400 76,640,200
8 7,250,000 22,145,000 29,153,000
9 16,000,000 33,329,900 25,329,900
10 9,100,000 9,300,000 19,232,000
Total 121,400,800 529,720,600 243,766,300 402,876,156 251,641,600 373,519,588
651,121,400 646,642,456 625,161,188
Ijarah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 903,000 32,150,000 0 17,350,000 852,000 10,360,000
2 1,140,000 5,855,800 46,900,000 5,855,800 20,640,000
3 2,136,500 7,825,000 0 4,900,000 0
4 3,540,000 46,500,000 10,502,000 89,420,000 7,440,000 42,920,000
5 9,160,000 9,350,000 0 9,549,000 104,240,000
6 15,490,000 11,000,000 0 10,368,000 0
7 6,350,000 6,466,000 0 6,466,000 0
8 22,015,000 14,815,000 0 29,645,000 0
9 8,700,000 25,400,000 0 25,632,000 0
10 18,500,000 9,900,000 0 0 0
Jumlah 87,934,500 78,650,000 101,113,800 153,670,000 100,707,800 178,160,000
166,584,500 254,783,800 278,867,800
Lampiran 4
Expected Number of Default (λ) dan Unexpected Number of Default pada Keyakinan 95%
Number of Default Murabahah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 0.57 7.91 0.76 11.57 0.46 9.55
2 0.52 4.59 0.04 1.91 1.29 4.59
3 0.53 2.07 2.97 0.94 1.87 0.00
4 2.31 0.00 5.85 0.00 5.19 0.66
5 1.39 1.26 2.01 0.00 3.38 0.00
6 2.93 0.00 2.87 0.23 2.29 0.53
7 2.95 0.00 4.42 0.00 5.57 0.00
8 0.40 0.00 1.11 0.00 2.52 0.00
9 1.21 0.00 1.91 0.00 1.26 0.00
10 0.65 0.00 0.78 0.00 1.63 0.00
Total 13.47 15.83 22.71 14.65 25.47 15.33
29.29 37.37 40.79
Number of Default Ijarah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 0.70 0.99 0.00 0.42 0.85 0.91
2 0.57 0.00 0.81 1.33 0.66 0.81
3 0.51 0.00 1.40 0.00 0.71 0.00
4 0.75 0.76 0.53 1.24 0.17 0.76
5 0.69 0.00 0.80 0.00 1.14 1.39
6 0.99 0.00 0.56 0.00 1.29 0.00
7 0.25 0.00 0.85 0.00 0.84 0.00
8 2.01 0.00 1.26 0.00 2.36 0.00
9 0.11 0.00 1.34 0.00 1.94 0.00
10 1.02 0.00 0.76 0.00 0.00 0.00
Total 7.61 1.75 8.31 2.99 9.97 3.86
9.36 11.30 13.83
Kelas
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
n = α =
5% Probability
n = α =
5% Probability
n = α =
5% Probability
n = α =
5% Probability
1 1 0.84315152 2 0.921313776 0 1 0.93300648 1 0.78999089 1 0.7701397
2 1 0.887874939 4 0.998517229 2 0.84927092 4 0.99938841 1 0.80633854
3 1 0.906084087 3 0.946296851 2 0.96455147
4 1 0.826641467 1 0.799185296 3 0.997860146 2 0.87155144 2 0.9992479 1 0.82281209
5 2 0.966502466 2 0.953030688 2 0.89227267 2 0.83588608
6 3 0.981481331 2 0.980529099 2 0.85910365
7 1 0.973138387 1 0.789887051 1 0.7950725
8 3 0.854711029 2 0.865473264 4 0.90868958
9 1 0.994646535 3 0.953285562 3 0.86793845
10 2 0.916077035 1 0.822381835 0
Jumlah 16 3 21 5 21 5
19 26 26
Kelas
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
n = α
= 5% Probability
1 1 0.887068307 11 0.8945936 3 0.992438928 16 0.92039883 2 0.98829626 12 0.8324569
2 2 0.984050411 7 0.905955989 2 0.999990759 2 0.70041218 3 0.95779739 4 0.51466461
3 1 0.899795261 3 0.844447901 10 0.999734088 2 0.93071919 9 0.99997307
4 5 0.969552714 12 0.992725402 9 0.96074138 1 0.75019754
5 2 0.83525912 2 0.865911813 3 0.855405155 5 0.87350787
6 4 0.826772968 6 0.972600997 1 0.97679576 3 0.80040003 1 0.90212193
7 5 0.921099999 9 0.984748176 12 0.99506856
8 1 0.660122792 3 0.973617486 4 0.88878555
9 2 0.877980074 4 0.955022524 3 0.96110838
10 1 0.861137956 1 0.815426252 2 0.77435344
Jumlah 24 23 53 21 52 18
47 74 70
Real Loss (dalam rupiah)
Real Loss Murabahah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 572,500 79,081,300 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622
2 1,040,000 91,767,600 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500
3 1,597,400 62,072,400 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0
4 9,234,900 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000
5 6,963,500 63,069,000 10,047,500 0 16,882,000 0
6 17,584,100 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000
7 20,645,600 0 30,920,050 0 38,993,600 0
8 3,220,000 0 8,868,900 0 20,142,500 0
9 10,862,400 0 17,198,700 0 11,309,800 0
10 6,507,000 0 7,815,000 0 16,347,000 0
Total 78,227,400 295,990,300 117,397,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122
374,217,700 313,440,946 392,140,522
Real Loss Ijarah
Kelas/Band
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 703,000 9,911,800 0 4,200,000 852,000 9,064,000
2 1,140,000 0 1,618,300 26,675,000 1,323,300 16,136,400
3 1,536,500 0 4,199,412 0 2,131,912 0
4 3,000,000 30,245,000 2,114,500 49,446,600 690,000 30,431,600
5 3,473,400 0 3,984,200 0 5,699,000 69,504,800
6 5,953,700 0 3,368,200 0 7,748,000 0
7 1,763,000 0 5,966,000 0 5,866,000 0
8 16,106,600 0 10,106,600 0 18,905,600 0
9 965,000 0 12,019,000 0 17,452,083 0
10 10,195,000 0 7,620,000 0 0 0
Total 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 60,667,895 125,136,800
84,993,000 131,317,812 185,804,695
Lampiran 5
Expected Loss (dalam rupiah)
Kelas
Expected Loss Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 572,500 79,081,300 758,000 115,697,296 462,500 95,467,622
2 1,040,000 91,767,600 77,000 38,245,000 2,582,000 91,847,500
3 1,597,400 62,072,400 8,898,200 28,144,000 5,616,600 0
4 9,234,900 0 23,405,900 0 20,760,500 26,460,000
5 6,963,500 63,069,000 10,047,500 0 16,882,000 0
6 17,584,100 0 17,223,300 13,957,100 13,768,900 31,500,000
7 20,645,600 0 30,920,050 0 38,993,600 0
8 3,220,000 0 8,868,900 0 20,142,500 0
9 10,862,400 0 17,198,700 0 11,309,800 0
10 6,507,000 0 7,815,000 0 16,347,000 0
Jumlah 78,227,400 295,990,300 125,212,550 196,043,396 146,865,400 245,275,122
374,217,700 321,255,946 392,140,522
Kelas
Expected Loss Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 703,000 9,911,800 0 4,200,000 852,000 9,064,000
2 1,140,000 0 1,618,300 26,675,000 1,323,300 16,136,400
3 1,536,500 0 4,199,412 0 2,131,912 0
4 3,000,000 30,245,000 2,114,500 49,446,600 690,000 30,431,600
5 3,473,400 0 3,984,200 0 5,699,000 69,504,800
6 5,953,700 0 3,368,200 0 7,748,000 0
7 1,763,000 0 5,966,000 0 5,866,000 0
8 16,106,600 0 10,106,600 0 18,905,600 0
9 965,000 0 12,019,000 0 17,452,083 0
10 10,195,000 0 7,620,000 0 0 0
Jumlah 44,836,200 40,156,800 50,996,212 80,321,600 60,667,895 125,136,800
84,993,000 131,317,812 185,804,695
Lampiran 6
Unexpected Loss (dalam rupiah)
Kelas
Unexpected Loss Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 1,000,000 110,000,000 3,000,000 160,000,000 2,000,000 120,000,000
2 4,000,000 140,000,000 4,000,000 40,000,000 6,000,000 80,000,000
3 3,000,000 90,000,000 30,000,000 60,000,000 27,000,000
4 20,000,000 48,000,000 36,000,000 40,000,000
5 10,000,000 100,000,000 15,000,000 25,000,000
6 24,000,000 36,000,000 60,000,000 18,000,000 60,000,000
7 35,000,000 63,000,000 84,000,000
8 8,000,000 24,000,000 32,000,000
9 18,000,000 36,000,000 27,000,000
10 10,000,000 10,000,000 20,000,000
Jumlah 133,000,000 440,000,000 269,000,000 320,000,000 277,000,000 300,000,000
573,000,000 589,000,000 577,000,000
Kelas
Unexpected Loss Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 1,000,000 20,000,000 0 10,000,000 1,000,000 10,000,000
2 2,000,000 8,000,000 40,000,000 8,000,000 20,000,000
3 3,000,000 9,000,000 6,000,000
4 4,000,000 40,000,000 12,000,000 80,000,000 8,000,000 40,000,000
5 10,000,000 10,000,000 10,000,000 100,000,000
6 18,000,000 12,000,000 12,000,000
7 7,000,000 7,000,000 7,000,000
8 24,000,000 16,000,000 32,000,000
9 9,000,000 27,000,000 27,000,000
10 20,000,000 10,000,000 0
Jumlah 98,000,000 60,000,000 111,000,000 130,000,000 111,000,000 170,000,000
158,000,000 241,000,000 281,000,000
Lampiran 7
Economic Capital (dalam rupiah)
Kelas
Economic Capital Murabahah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 427,500 30,918,700 2,242,000 44,302,704 1,537,500 24,532,378
2 2,960,000 48,232,400 3,923,000 1,755,000 3,418,000 -11,847,500
3 1,402,600 27,927,600 21,101,800 31,856,000 21,383,400 0
4 10,765,100 0 24,594,100 0 15,239,500 13,540,000
5 3,036,500 36,931,000 4,952,500 0 8,118,000 0
6 6,415,900 0 18,776,700 46,042,900 4,231,100 28,500,000
7 14,354,400 0 32,079,950 0 45,006,400 0
8 4,780,000 0 15,131,100 0 11,857,500 0
9 7,137,600 0 18,801,300 0 15,690,200 0
10 3,493,000 0 2,185,000 0 3,653,000 0
Jumlah 54,772,600 144,009,700 143,787,450 123,956,604 130,134,600 54,724,878
198,782,300 267,744,054 184,859,478
Kelas
Economic Capital Ijarah
2012 2013 2014
1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000 1,000,000 10,000,000
1 297,000 10,088,200 0 5,800,000 148,000 936,000
2 860,000 0 6,381,700 13,325,000 6,676,700 3,863,600
3 1,463,500 0 4,800,588 0 3,868,088 0
4 1,000,000 9,755,000 9,885,500 30,553,400 7,310,000 9,568,400
5 6,526,600 0 6,015,800 0 4,301,000 30,495,200
6 12,046,300 0 8,631,800 0 4,252,000 0
7 5,237,000 0 1,034,000 0 1,134,000 0
8 7,893,400 0 5,893,400 0 13,094,400 0
9 8,035,000 0 14,981,000 0 9,547,917 0
10 9,805,000 0 2,380,000 0 0 0
Jumlah 53,163,800 19,843,200 60,003,788 49,678,400 50,332,105 44,863,200
73,007,000 109,682,188 95,195,305
Lampiran 8
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dessy Rachma Damayanti
NIM : 1111046100041
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Desember 1992
Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam)
Konsentrasi : Perbankan Syariah
Alamat Rumah : Jl. Ketapang 1 RT 001 RW 05 No. 107 Pamulang Barat,
Pamulang, Tangerang Selatan 15417 Banten
No. Telp. : 021 74714483
No. HP : 085717884219
Email : [email protected]
Nama Ayah : Muntirman
Nama Ibu : Ida Widaningsih
Alamat Orang Tua : Jl. Ketapang 1 RT 001 RW 05 No. 107 Pamulang Barat,
Pamulang, Tangerang Selatan 15417 Banten
No. Hp Orang Tua : 081380485501