Prakt. Uji Kuantitas Air Adhe

download Prakt. Uji Kuantitas Air Adhe

of 20

Transcript of Prakt. Uji Kuantitas Air Adhe

PERCOBAAN VIII UJI KUANTITAS AIR

OLEH :

NAMA NIM KELOMPOK JURUSAN ASISTEN

: ANDI ADE NURQALBI : F1F1 10 006 : I (SATU) : FARMASI : WD. KARTINI, S.Si.

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam perhatian kita tentang kemurnian air, penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan-bahan kimia yang beracun atau organisme yang pathogen tetapi masih jernih dan cemerlang. Dalam keadaan seperti itu, dikatakan sebagai air yang terkontaminasi. Selanjutnya, air yang tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi tetapi mempunyai rasa yang tidak dikehendaki sedangkan air yang layak untuk di minum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak menyenangkan ) dikatakan sebagai dapat diminum Air merupakan materi asensial di dalam kehiupan. Tidak satu pun mahkluk hidup di dunia ini tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan, hewan, monera, protista dan fungi. Sebagian besar tersusun atas air, mikroba yang merugikan memiliki jasad-jasad renik pathogen berbahaya bila ada di dalam badan air seperti Salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoeba, dan lain sebagainya. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air memenuhi kriteria sebagai air bersih. Ada pernyataan air jernih belum tentu bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang berkualitasnya memenuhi syaratsyarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kriteria fisik ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau maupun rasa. Dari

keempat indikator tersebut, hanya bau saja yang penilaiannya ditentukan secara subyektif. Pada berbagai sumber air, baik itu air sungai, air sumur, air laut dan lain-lain di dalamnya pasti terkandung mikroorganisme, baik yang bersifat patogen maupun yang non-patogen. Jumlahnya juga sangat banyak dan tidak bisa dipastikan dengan jelas. Akan tetapi, untuk dapat memperkirakan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada air tersebut, dapat digunakan metode penghitungan tertentu, misalnya metode MPN (Most Probable Number). Metode ini menggunakan medium cair dalam tabung reaksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. B. Rumusan Masalah Pada praktikum uji daya kerja anti mikrobial ini, yang menjadi rumusan masalahnya adalah uji kuantitas air dan bagaimana pula menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada sampel air tertentu? C. Tujuan Pelaksanaan praktikum uji kuantitas air ini, bertujuan untuk mengetahui uji kuantitas air dan menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada sampel air tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan salah satu senyawa yang paling melimpah dalam alam dan hakiki untuk proses kehidupan. Air melarutkan banyak zat dan berperan sebagai medium dimana berlangsung anekaragam reaksi kimia. Kebanyakan proses analitis yang akan dibahas melibatkan reaksi dalam larutan air (Day dkk, 1986:108). Air yang jernih dan cemerlang dapat mengandung bahan-bahan kimia yang beracun atau organisme yang patogen. Dalam keadaan seperti ini, dikatakan sebagai air yang terkontaminasi. Selanjutnya, air yang tercemar atau mungkin tidak terkontaminasi mempunyai rasa yang tidak dikehendaki sedangkan air yang layak untuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak menyenangkan) dikatakan sebagaiair yang dapat diminum (Wheeler dan Volk, 1993:259). Air tanah mengandung mikroorganisme zat-zat anorganik maupun zat-zat organik, oleh karena itu merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme- mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama di dalam air yang mengandung zat- zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme- mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur turut menentukan populasi dalam air (Dwidjoseputro, 1994:187-188). Pertumbuhan mikroorganisme di dalam suatu medium cair dapat dilihat dari berbagai bentuk misalnya kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh

bagian medium; pertumbuhan pada permukaan yang dapat berbentuk felikal, cincin, flokulan atau membran; sedimen atau endapan yaitu kumpulan sel-sel yang mengumpul pada dasar tabung (Lay, 1994:120). Kriteria fisik air yang berkualitas ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau maupun rasa. Dari keempat indikator tersebut, hanya bau saja yang penilaiannya ditentukan secara subjektif. Caranya dengan mengencerkan air bersangkutan secara bertahap. Sampai pada pengenceran keberapakah air tersebut masih berbau pada larutan yang masih encer. Umumnya penilaian bau dan rasa sering dilakukan bersamaan sebagai indikator, dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara kualitatif. Parameter mikrobiologik memiliki dua parameter, yaitu kolifrom tinja dan koliform total. Dalam air yang mengandung kolifrom tinja berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja sangat potensial untuk menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Sedangkan bila air mengandung koliform total, maka akan dapat mengakibatkan penyakit saluran pencernaan (Waluyo, 2004:92). Bakteri koliform dibedakan atas koliform fekal (E. coli) dan non fekal (E. aerogenes). Perhitungan jumlah total koliform sama halnya dengan perhitungan jumlah total koloni pada cawan, namun pada perhitungan jumlah total koliform menggunakan media cair serta diperuntukkan bagi kelompok mikroba koliform yaitu kelompok bakteri Enterobacteriaceae di mana kehadiran bakteri ini merupakan indikator pencemaran. Selain itu dalam batas-batas sifat tertentu, ada kesamaan sifat kehidupan antara bakteri koliform dengan bakteri lain penyebab sakit perut, tifus, para tifus, ataupun disentri atau kolera. Oleh karena itu,

kehadiran bakteri koliform dalam jumlah tertentu di dalam suatu substrat, ataupun benda, misalnya air dan bahan makanan, sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit lain (Dwidjoseputro, 1994:188). Istilah mikroorganisme indicator sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya, terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogenik, yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut (Pelczar dan Chan, 1988:84) Dalam usus manusia banyak koliform bakteri. Bakteri koliform biasanya terdapat dalam usus manusia atau hewan. Setiap hari keluar bakteri koli ditubuh sekitar 90 % termasuk Eschericia coli. E. coli dalam air dapat dijadikan petunjuk pencemaran air oleh kotoran manusia. Jika orang yang membuang kotorannya itu berpenyakit maka ada kemungkinan air tercemar itu mengandung bakteri patogen (Sastrowidjaya, 2000:20). Penghitunga kuantitatif populasi mikroba sering kali diperlukan didalam berbagai macam penelaan mikrobiologis, pada hakekatnya terdapat dua macam penghitungan dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Penentuan jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri) sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya organisme bersel satu tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya kapang). Ada beberapa macam cara untuk menghitungr jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan (Plate Count), hitungan MPN (Most Probable Number) hitungan

mikroskopis langsung (Direct Microskopic Count) atau elektronis dengan bantuan alat yang disebut perhitungan coulter (Siri, 1996:72). Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode fermentasi pada tabung ganda. Metode ini menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif yaitu tabung yang di dalamnya ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu.Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau endapan, terbentuknya gas di dalam tabung durham untuk mikroba pembentuk gas, dan adanya perubahan warna cairan di dalam tabung yaitu dari warna hijau ke warna kuning. Setiap pengenceran akan dilakukan dengan 3, 5 atau 6 seri tabung pengenceran (Lay, 1994:51).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 26 April 2012 pada pukul 07.30 WITA, dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinya. No. 1. Nama Lampu spiritus Fungsi Untuk memijarkan atau sterilisasi secara manual Sebagai wadah aquadest yang telah disterilkan dan tempat seri pengenceran Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Untuk memindahkan cairan dengan

2.

Botol ampul

3.

Pipet mikro

4.

Tip

volume tertentu (pasangan pipet mikro). Sebagai tempat kerja steril agar terhindar dari kontaminasi luar. Tempat inkubasi pada suhu optimum

5. 6.

Laminar air flow Inkubator

7. 8. 9. 10.

Tabung durham Tabung reaksi Rak tabung reaksi Kamera

Sebagai indikator untuk melihat adanya gelembung gas Sebagai tempat pembiakan mikroba Sebagai tempat untuk menyimpan tabung reaksi Untuk memotret hasil pengamatan

2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsinya. No Sampel air - Air sumur bor 1. - Air sumur terbuka - Air sungai Wanggu - Air kemasan Arindo) Medium LB (Lactosa Broth) 2. dan BTB (Brom Timol Blue) Alkohol 70% Aquadest steril Kapas Aluminium foil Kertas label Sebagai media untuk menumbuhkan mikroba Untuk mensterilkan tangan dan alat Sebagai bahan pelarut Untuk menyumbat mulut tabung reaksi Untuk menyumbat menutup mulut tabung reaksi yang telah disumbat kapas Untuk menandai pada tabung reaksi Sebagai objek atau bahan yang akan diamati Bahan Fungsi

3. 4. 5. 6. 7.

C. Prosedur Kerja Pada praktikum ini, prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Mengambil sampel sebanyak 10 mL dan dibuat pengenceran. b. Pengenceran dibuat dengan cara memasukkan 1 mL sampel ke dalam tabung yang berisi 9 ml medium LB dan BTB sehingga diperoleh pengenceran 10-1. c. Selanjutnya dari pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukan dalam tabung reaksi berisi berikutnya yang berisi medium yang sama untuk memperoleh pengenceran 10-2, dan seterusnya sampai pengenceran 10-6. d. Kemudian dari pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10-6 masing-masing dipipet ke dalam tiga seri tabung (masing-masing seri terdiri atas tiga tabung) sebanyak 1 ml. e. Menginkubasi pada suhu 30C selama 24-48 jam. f. Mengamati perubahan yang terjadi yaitu timbulnya kekeruhan, terjadinya perubahan warna dan terbentuknya gas. g. Mengamati jumlah tabung yang positif pada masing-masing seri tabung, kemudian mencocokkan dengan tabel yang menunjukkan nilai MPN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan No. Nama Sampel Seri Pengenceran 10-5 --0 Nilai MPN MPN count

10 --0

-4

10-6 --0

1.

Sumur Bor

24,00 x 105 sel/ml

4.

Air Kemasan "Arindo"

+++ 3

+++ 3

+++ 3 >24,00 >24,00 x 105 sel/ml

MPN count air sungai

= Nilai tabel MPN x =