Prak fito (benalu teh)

12
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II “Isolasi Flavonoid dari Benalu Teh (Scrulla Atropurpurea)” Disusun oleh : Grup C – Kelompok 3 Christa Marupa S 1343050059 Glori Elisabeth 1343050095 Yuliana Sumaranita 1343050102 Cindy Nova N 1343050128 Hani Mu’ani 1343050149 M. Arsydian 1343500112

Transcript of Prak fito (benalu teh)

Page 1: Prak fito (benalu teh)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II“Isolasi Flavonoid dari Benalu Teh (Scrulla Atropurpurea)”

Disusun oleh :

Grup C – Kelompok 3

Christa Marupa S 1343050059

Glori Elisabeth 1343050095

Yuliana Sumaranita 1343050102

Cindy Nova N 1343050128

Hani Mu’ani 1343050149

M. Arsydian 1343500112

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

2016

Page 2: Prak fito (benalu teh)

Judul Percobaan : Isolasi Flavonoid dari Benalu Teh (Scrulla Atropurpurea)

Tujuan : Mengisolasi dan mengidentifikasi Flavon dari Benalu Teh.

Alat dan Bahan :

Erlenmeyer Corong pisah Timbangan Analitik Pelarut Organik Kertas Saring Rotary Evapurator

Benalu teh Asam asetat anhidrat Metanol Butanol Aquadest Reagen-reagen

Teori :

Flavonoid adalah Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincinketiga.

Benalu teh merupakan tumbuhan parasit yang tumbuh pada tanaman teh, sebagian tumbuh parasit benalu hidup dengan mengambil nutrisi dasar, yang dimiliki oleh inang untuk selanjutnya diolah menjadi makanan dan energi guna kepentingan tumbuhan benalu teh tersebut.

Klasifikasi Tanaman :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobinta (Tumbuhan Berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Santales

Family : Loranthaceae

Genus : Scrulla

Spesies : Scrulla atropurpurea

Morfologi Tumbuhan :

Habitus : Parasit obligat

Batang : Menggantung, silindris, berkayu, berbintik-bintik (coklat).

Daun : Tunggal, berhadapan, lonjong, ujung agak meruncing, pangkat membulat tepi rata, panjang 5-9 cm, lebar 2-4 cm.

Page 3: Prak fito (benalu teh)

Bunga : Majemuk, bentuk panjang, terdiri dari 4-6 bunga, tangkai pendek, kelopak bentuk kerucut terbalik, panjang ± 3 cm.

Buah : Kerucut terbalik, panjang ± 8 mm, coklat.

Biji : Bulat, kecil, hitam.

Akar : Menempel pada pohon inang, berfungsi menghisap, kuning kecoklatan.

Kandungan Kimia : Mengandung saponin dan Tanin, Alkaloid, dan Flavonoid.

Khasiat : Berkhasiat untuk obat kuning

Jenis-jenis Flavonoid :

a. Katekin dan Proantosianidin

Merupakan 2 golongan senyawa yang mempunyai banyak kesamaan. Senyawa yang berwarna dan banyak terdapat di tumbuhan kayu.

b. Flavonon dan Flavanonol

Kedua senyawa ini hanya sedikit sekali ditemui dibanding Flavonoid yang lain. Merupakan senyawa Flavonoid yang hampir tidak berwarna atau hanya kuning sedikit. Flavonon banyak ditemui dalam bentuk aglikon, banyak dikenal seperti hesperidin, dan naringin dikulit buah jeruk.

c. Flavon, Flavonol, Isoflavon

Merupakan senyawa Flavonoid yang banyak ditemukan pada pigmen kuning ditumbuhan isoflavon merupakan senyawa Flavonoid yang tidak begitu menonjol tapi senyawa ini penting sebagai Fitoaleksin.

d. Auron ( Cincin A- coco – CH2 – cincin B )

Berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan bryopyta. Dikenal hanya 5 aglikon tetapi polo hidroksilasi. Umumnya serupa dengan pola pada Flavonoid lain, biasanya dijumpai dalam bentuk glikosida dan eter metil.

e. Antosianin

Secara kimia merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi.

f. Khalkon

Terdapat dalam sejumlah tanaman namun terdistribusi dalam tidak lazim. Beberapa khalkon misalnya merenin, kereopsin, stillopsin, lanseolin sebagai pigmen daun bunga berwarna kuning.

Fraksi adalah suatu proses pemisahan senyawa- senyawa berdasarkan tingkatan kepolaran. Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhan.

Page 4: Prak fito (benalu teh)

Prinsip dasar rotary evaporator adalah pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-10°C dibawah titik didih pelarutnya disebabkan karena penurunan tekanan.

Perbedaaan rotary evaporator dengan destilasi yaitu pada rotary evaporator zat cair pekat merupakan produk utamanya sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Namun pada proses destilasi pemurnian dilakukan dengan penguapan senyawa cair dengan cara pemanasan lalu uap yang terbentuk diembunkan sehingga mendapatkan zat murni (destilat).

Penggunaan pelarut metanol dalam pemurnian flavonoid karena pelarut metanol merupakan pelarut yang bersifat polar dan flavonoid juga bersifat polar, sehingga dapat menggunakan pelarut metanol.

Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak (hasil ekstraksi) dengan bahan awal (simplisia awal)

Rumus = ekstrak hasil ekstraksi(g)bahan simplisia awal(g) X 100%

Struktur dasar Flavonoid Struktur dasar kuersetin (flavonoid pada Benalu teh)

Page 5: Prak fito (benalu teh)

Bagan prosedur ekstraksi Benalu Teh

Prosedur :

1. Benalu teh yang kering dan halus ditimbang sebanyak 300 mg, kemudian dimaserasi dengan metanol dalam boto berwarna gelap selama 3x3 hari dimana setiap 3 hari sekali, filtrat disaring, kemudian ampas dimaserasi kembali.

2. Hasil filtrat dipekatkan di rotary evaporator (agar pelarut metanol dapat terpisah dari zat aktif sampai diperolehkan ekstrak kental).

3. Kemudiaan ekstrak kental ditambahkan air panas lalu difraksinasi dengan hexan yang telah didestilasi dengan corong pisah.

4. Lalu dipanaskan lapisan hexan dengan lapisan air. Lapisan air dikentasi dengan hexan sampai warna hijau, kekuningan, kemudian dikentasi lagi dengan campuran hexan dan etil asetat (1:3) yang telah didestilasi sampai terbentuk endapan kuning.

5. Endapan yang diperoleh dibersihkan dari pengotornya dengan metano destilasi dan dikeringkan. Setelah endapan ditimbang untuk dihitung.

6. Identifikasi hasil dengan skrining dan KLT dengan menggunakan eluan BAA.

Fraksinasi heksan : etil asetat 1:3

Fraksinasi heksan 1:1

Di rotary evaporator

Maserasi dgn Metanol 3x3 hari

Dikeringkan di oven

Dibersihkan dgn metanol

Ekstrak endapanAir

Heksan

Ekstrak Kental di+kan Air panas

AmpasEkstrak

Simplisia halus dan Kering

Ekstrak Kental di

Metanol

Air dgn endapan

Page 6: Prak fito (benalu teh)

Data Identifikasi :

1. Rendemen : 0,2769

300x100 % = 0,0923 %

2. Organoleptik :

Warna : kuning-coklat Rasa : pahit Bau : khas Bentuk : serbuk

3. Skrining Fitokimia

No Cara Uji Teori Hasil uji1 Pemeriksaan

Sari metanol + 3 tetes FeCl3Biru hijau / hijau tua

(+)

2 Pemeriksaan AlkaloidSimplisia halus + CHCl3 + NH4OH saring hingga terbentuk ekstrak diuapkan + HCl 2 N, kocok ambil lapisan asam, bagi menjadi 3 tabung :

1. + Mayer2. + Dragendrof3. + Bouchardad

3 Pemeriksaan FlavonoidSari metanol + HCl (p) + logam Mg → merah dinginkan + amil alkohol

Flavonoid : warna merah naik keatasTanin dan Flavonoid : warna merah tetap di bawah

(+) tanin dan flavonoid

4 Pemeriksaan Gula Perudksi :Sari metanol + 2 tetes Fehling A&B , panaskan di Waterbath

↓merah bata (-)

5 Pemeriksaan Emodol:Sari metanol dipekatkan di dinginkan + NH4OH 25 % kocok

merah (-)

6 Pemeriksaan kumarin :Sari metanol diuapkan sampai kering + Air panas, bagi 2 tabung :

1. Pembanding2. + NH4OH 10 %

Lihat di sinar UV

Flueresensi kuning kehijauan / kebiruan

7 Pemeriksaan Steroid :dan Terpenoid :

1. Ekstrak @ plat tetes + H2SO4 P + Asam Asetat

Steroid : hijau/biruTerpen : (+) Terpen - coklat

Page 7: Prak fito (benalu teh)

anhidrat

2. Sari metanol diuapkan sampai kering + Asam Asetat anhidrat + CHCl3 + H2SO4 p melalui dinding

ungu,merah,coklat

Terpen : cincin hijau/merahSteroid : cincin hijau biru

3. Kromatografi :

Rf : 4,87 = 0,685

HRf : 0,685 x 100 % = 68,5 %

Pembahasan :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kelompok kami berhasil mendapatkan kandungan flavonoid dari tanaman Scrulla atropurpurea atau biasa disebut Benalu teh. Flavonoid pada Scrulla atropurpurea disebut kuersetin. Kuersetin diperoleh dengan proses ekstraksi maserasi. Hal ini dilakukan karena Scrulla atropurpurea tidak tahan panas, mudah teroksidasi dalam suhu tinggi, metodenya murah dan murah. Metode maserasi ini dengan merendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan dalam dan luar sel. Pelarut yang dipakai dalam metode ini adalah metanol karena metanol bersifat polar,hal ini sesuai dengan tanaman yang juga bersifat polar. Maserasi dilakukan selama 3 x 3 hari lalu disaring hingga menghasilkan ekstrak. Ekstrak hasil maserasi dipekatkan dengan Rotary evaporator. Setelah itu ekstrak kental di campur dengan air panas dan heksan (1:1) untuk memulai proses selanjutnya yaitu fraksinasi menggunakan corong pisah. Proses fraksinasi ini dilakukan untuk memisahkan senyawa polar dan non polar. Kita ketahui bahwa air bersifat polar sedangkan hexan bersifat non polar. Dengan campuran pelarut tersebut diharapkan senyawa senyawa yang terkandung dalam benalu teh akan terpisah sesuai sifat kepolarannya hingga di dapatkan ekstrak hexan dan air. Kemudian air dicampurkan lagi dengan campuran etil asetat dan hexan (7:3) lalu di pisahkan dengan corong pisah. Kali ini kita menggunakan campuran etil asetat dan hexan untuk

Page 8: Prak fito (benalu teh)

memisahkan senyawa non polar dan semi polar. Fraksinasi ini terus diulang hingga menghasilkan warna coklat kekuningan. Setelah itu hasil dari fraksinasi tersebut diambil lalu di keringkan di oven .Setelah dikeringkan, ekstrak endapan ditimbang untuk menghitung rendemen.

Rendemen : 0,2769 g

300 gx100 % = 0,0923 %

Hasil rendemen yang di dapat sebesar 0,0923 %. Kemudian hasil ekstrak di identifikasi dengan beberapa uji yaitu uji organoleptik, skrining fitokimia, dan kromatografi. Hasil identifikasi dapat dilihat pada hasil identifikasi yang sebelumnya telah diterangkan. Pada uji organoleptik, kita dapat menyimpulkan bahwa kuersetin berwarna kuning kecoklatan dan rasanya pahit. Pada uji skrining flavonoid, kita mendapatkan hasil warna merah tetap dibawah yang menandakan bahwa sampel positif mengandung flavonoid. Lalu pada uji kromatografi, kita memakai metode kromatografi kertas 2 arah dan menghasilkan 1 spot. Hasil Rf sebesar 0,685 dan HRf sebesar 68,5 %.

Kesimpulan :

Sebanyak 276,9 mg serbuk kuning kecoklatan telah diisolasi dari 300 g ektrak kental metanol tanaman Benalu Teh (Scrulla atropurpurea)

Proses isolasi Flavonoid pada tanaman Benalu Teh (Scrulla atropurpurea) dapat dilakukan dengan cara maserasi

Proses identifikasi Flavonoid dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu uji organoleptik, uji skrining, uji kromatografi, dan uji spektrofotometri

Daftar Pustaka :

buku penuntun praktikum fitokimia

https://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-2-fitrya.pdf