Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7....

151
HALAMAN PERSEMBAHAN “Jangan Seorang pun Menganggap Engkau Rendah Karena Engkau Muda. Jadilah Teladan Bagi Orang-orang Percaya, Dalam Perkataanmu, Dalam Tingkah Lakumu, Dalam Kasihmu, Dalam Kesetianmu dan Dalam Kesucianmu” (1 Timotius 4:12) Praise the Lord Jesus Christ! -Ekyn Prananta Ginting,2017-

Transcript of Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7....

Page 1: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jangan Seorang pun Menganggap Engkau Rendah Karena

Engkau Muda. Jadilah Teladan Bagi Orang-orang Percaya, Dalam

Perkataanmu, Dalam Tingkah Lakumu, Dalam Kasihmu, Dalam

Kesetianmu dan Dalam Kesucianmu”

(1 Timotius 4:12)

Praise the Lord Jesus Christ!

-Ekyn Prananta Ginting,2017-

Page 2: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

KONFLIK PENGUASAAN LAHAN ULAYAT

(Studi Kasus Sengketa Penguasaan Lahan di Kabupaten Batanghari Jambi

antara Suku Anak Dalam, Warga dan PT. Asiatik Persada)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan

Oleh :

EKYN PRANANTA GINTING

NIM 135120600111018

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu
Page 4: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu
Page 5: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu
Page 6: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan

rahmatNya sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul KONFLIK

ANTAR ETNIS DAN PERUSAHAAN DALAM PENGUASAAN LAHAN(

Studi Kasus Sengketa Lahan di Kabupaten Batanghari Jambi Antara Suku Anak

Dalam, Warga dan PT. Asiatik Persada), yang disusun oleh peneliti untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program

Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang.

Pada proses pembuatan proposal, penelitian, hingga penyusunan skripsi ini,

penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan dukungan yang diberikan oleh

orang sekitar yang begitu berarti bagi penulis. Maka dari itu, sebagai bentuk

penghargaan bagi mereka, penulis juga menyampaikan ribuan terimakasih kepada:

Pertama, Kedua orang tua yang teramat penulis cintai dan hormati.Ibu saya

Elisabeth Br Sitepu, terimakasih untuk doa yang selalu engkau selipkan disetiap

Memanjadkan doa, terimakasih untuk selalu mengingatkan dan memberikan

semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Ayah saya Karya

Ginting, terimakasih untuk doa dan untuk setiap peluh dan tetesan keringat yang

kau keluarkan dalam perjuanganmu mencari nafkah untuk keluarga terkhusus

untuk mendukung penulis tidak kekurangan apapun dalam menyelesaikan masa

studi. Tidak lupa untuk kakak dan adik penulis Elka Angreani Br Ginting dan Inda

Yorena Br Ginting yang selalu mengingatkan untuk cepat selesai studi dan

kembali berkumpul bercanda tawa di rumah.

Kedua, Ratnaningsih Damayanti, S.IP.,M.Ec.Devst. Dosen pembimbing

pertama yang amat luar biasa hebat. Dosen yang selalu memberikan penulis

semangat dan keberanian tidak hanya dalam menulis namun juga berinteraksi di

kehidupan sosial. Dosen yang selalu mendengarkan keluh kesah serta dan

memecahkan setiap kebuntuan dalam proses penulisan. Terimakasih untuk selalu

Page 7: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

memberikan bantuan, masukan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulisan skripsi

agar lebih sempurna.

Ketiga, Terimakasih kepada pak Andi Setiawan S,IP.M.Si Dosen

pembimbing kedua yang tegas dan baik serta selalu bisa memberikan masukan

sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan lebih baik. Begitu banyak saran

dan masukan cemerlang yang diberikan beliau demi kesempurnaan skripsi ini.

Keempat, Terimakasih kepada penguji pertama ibu Irma Fitriana Ulfah,

S.IP.,M.Si dan penguji kedua ibu Ruth Agnesia Sembiring, S.Sos.,MA. Penguji

yang aktif dapat mendukung sempurnanya penyusunan skripsi ini. Segala ide,

saran dan kritikan yang membangun membuat penulis belajar untuk selalu

memperbaiki tulisan agar lebih baik lagi.

Kelima, para narasumber yang teramat membantu penulis dalam pemenuhan

data yang dapat mendukung penyusunan skripsi ini. Di antaranya, Pdt. Togap

Parulian Harahap selaku Orang tau penulis selama berada di Suku Anak dalam;

Bapak Diki Kurniawan selaku Direktur KKI LSM Warsi; Bapak Parulian

Dabukke selaku Pegawai PT. Asiatik Persada; Bapak Ansori Selaku Kanwil

Badan Pertanahan Nasional Kota Jambi; Bapak Daniel Ngalay Selaku

Tumenggung (ketua adat) Suku Anak Dalam; Bapak Ainul Irfan Selaku Kepala

Bidang Biro SDA dan Lingkungan Kantor Gubernur Jambi; Bapak Kompol R.

Manalu Selalu kasubdid PID Bidang Humas Polda Jambi, serta seluruh

narasumber yang membantu penulis dalam proses pengumpulan data yang tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu.

Keenam, Terimakasih kepada sodara dan teman yang telah membantu

penulis selama di jambi yaitu Notha Galo yang selama sebulan penuh berjuang

bersama untuk menembus tebalnya dinding birokrasi dan kerasnya kehidupan di

Kota Jambi. Evi Lince, Pdt, Julimto, terimakasih untuk tidak pernah lelah

mengingatkan mengerjakan skripsi, terimakasih untuk selalu ada dan menemani

ketika penulis tidak bisa mengerjakan semua hal sendiri.

Page 8: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Ketujuh, Grup, Menuju wisuda Orang-orang yang membuat penulis merasa

bahagia selama proses pengerjaan Skripsi dan grup yang menjadi tempat dipenuhi

kasih sayang dan kenyamanan. Terimakasih untuk saling berbagi kesal dan penat,

menjadi obat pertolongan pertama ketika penulis sakit, Terimakasih untuk

dukungan kalian yang tidak akan pernah penulis lupakan.

Kedelapan, Janitra Yonda Seseorang yang begitu spesial sejak penulis

masih duduk Semester satu, terimakasih untuk kesetiaan, pengertian dan

dukungan yang telah diberikan sehingga penulis mampu tidak terlambat dalam

menyelesaikan masa studi.

Kesembilan, teman-teman terbaik di Ilmu Pemerintahan FISIP UB angkatan

2013 terimakasih untuk menjadi teman seperjuangan selama menempuh bangku

perkuliahan semoga kita bisa bersama-sama menjadi orang yang membanggakan.

Teman-teman yang mengajarkan bagaimana menjadi makhluk sosial,

Walaupun penulis mendapatkan banyak dukungan namun penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, saran dan

kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 9: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

ABSTRACT

Ekyn Prananta Ginting, Governmental Science, Faculty of Social Sciences and

Political Sciences, University of Brawijaya Malang,2017. Conflict of customary

land mastery(Study case of land ownership disputes in Batanghari jambi among

Suku Anak Dalam, Migrans and PT.Asiatik). Supervisor: Ratnaningsih

Damayanti, S.IP.,M.Ec.Dev and Andi Setiawan, S.IP, Msi.

The management of natural resources in various places in its development often creates

conflict. Agrarian conflicts are the most common conflicts. In Jambi Province precisely in

Batanghari District, there is a group of Customary Law Community inhabiting Ulayat

land that is Suku Anak Dalam. Since the establishment of PT Bangun Desa Utama now

named PT Asiatic Persada, land tenure dispute over Ulayat. HGU owned by PT Asiatic

Persada was located on Ulayat land, Suku Anak Dalam (SAD). This has led to many

years of conflict between the two sides. The problem of land disputes conflicts that

occurred in Batanghari District, Jambi Province has been going on for 27 years between

the Suku Anak Dalam (SAD) community, Batanghari Community with PT. Asiatic

Persada. In the permit of Hak Guna Usaha (HGU) PT. Asiatik Persada has the

obligation to release the shifting cultivation, shelter and shrub land of the Suku Anak

Dalam (SAD) of 3,550 Ha. But as long as the land is claimed by the company as the

property of the company and since the establishment of PT. Asiatik Persada,

thecommunity felt that it does not provide benefits even become the beginning of conflict

of dispute and acts of violence and violation of human rights to the society. People who

usually meet daily needs by taking the forest products, even accused of taking and

stealing in the forest owned by PT. Asiatic Persada. The case of indigenous land disputes

between the Suku Anak Dalam (SAD) community and PT. Asiatic Persada which lasted

more than 27 Years has not got a meaningful way out. The peace process facilitated by

the government and non-governmental organizations (NGOs) does not provide maximum

results. Complaints and demonstrations from the Suku Anak Dalam (SAD) community

who asked for their customary lands returned and demanded legal protection for acts of

violence committed by PT. Asiatic Persada as if not getting a serious response. Until

finally formed an Integrated Team in accordance with the Decree of the Regent of

Batanghari Regency which involves conflicting parties, customary institutions, elements

of the Land Agency, District Court, State Prosecutors, Police, local government and

university.

Keywords: Agrarian Conflict, Natural Resources, Batang Hari.

Page 10: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

ABSTRAK

Ekyn Prananta Ginting, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang, 2017, Konflik

Penguasaan Lahan Ulayat (Studi Kasus Sengketa Penguasaan lahan di

kabupaten Batanghari, Jambi anatar Suku Anak Dalam, Warga dan PT.

Asiatik). Tim pembimbing: Ratnaningsih Damayanti, S.IP.,M.Ec.Dev Dan

Andi Setiawan, S.IP, Msi.

Pengelolaan sumber daya alam di berbagai tempat dalam perkembangannya sering

menimbulkan konflik, Konfik Agraria adalah konflik yang paling sering terjadi,

Di Propinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Batanghari terdapat sekelompok

Masyarakat Hukum Adat yang mendiami tanah hak Ulayat yaitu Suku Anak

Dalam. Sejak bedirinya PT Bangun Desa Utama, sekarang bernama PT Asiatic

Persada, muncul sengketa kepemilikan tanah Ulayat. HGU yang dimiliki oleh PT

Asiatic Persada ternyata berada di atas tanah Ulayat Suku Anak Dalam (SAD) hal

ini mengakibatkan sengketa selama bertahun-tahun antara kedua belah pihak.

Masalah konflik sengketa lahan yang terjadi di Kabupaten Batanghari, Provinsi

Jambi ini sudah berlangsung selama 27 tahun antara masyarakat Suku Anak

Dalam (SAD), Masyarakat Batanghari dan dengan PT. Asiatik Persada. Dalam

izin Hak Guna Usaha (HGU) PT. Asiatik Persada memiliki kewajiban melepaskan

lahan perladanagan, pemukiman, semak belukar milik masyarakat Suku Anak

Dalam (SAD) seluas 3.550 Ha, namun selama ini lahan tersebut diklaim oleh

pihak perusahan sebagai milik perusahan dan sejak berdirinya PT. Asiatik Persada

dirasakan oleh masyarakat tidak memberikan manfaat malah menjadi awal konflik

sengkata dan tindak kekerasan serta pelanggaran HAM terhadap masyarakat.

Masyarakat yang biasa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengambil hasil

hutan malah dituduh mengambil dan mencuri dihutan milik PT. Asiatik Persada.

Kasus sengketa tanah adat antara masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) dengan

PT. Asiatik Persada yang berlangsung lebih dari 27 Tahun belum mendapatkan

jalan keluar yang berarti, proses perdamaian yang difasilitasi oleh pemerintah

maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidak membuahkan hasil yang

maksimal, pengaduan dan aksi demontrasi dari masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD) yang meminta tanah adat mereka kembali dan meminta perlindungan

hukum atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh PT. Asiatik Persada seperti

tidak mendapatkan tanggapan serius. Hingga akhirnya dibentuknya Tim Terpadu

sesuai dengan SK Bupati Kabupaten Batanghari yang melibatkan pihak yang

berkonflik, lembaga adat, unsur Badan Pertanahan, Pengadilan Negeri, Kejaksaan

Negeri, Kepolisian, pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

Kata kunci: Konflik Agraria, sumber daya alam, Batang Hari.

Page 11: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Alur Pikir Penelitian ................................................................................. 43

Page 12: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase Konflik dalam Masyarakat ............................................................. 31

Gambar 2.2 Analogi Pilar .......................................................................................... 41

Gambar 3.6 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................. 36

Gambar 4.1 Peta Wilayah kabupaten Batang Hari ..................................................... 58

Page 13: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Jumlah Kasus Konflik Agraria tahun 2009-2016 ........................ 6

Grafik 1.2 Luas Areal Konflik Agraria .......................................................... 7

Page 14: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................viii

ABSTRACT ................................................................................................ ix

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................. xvi

DAFTAR ISTILAH ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 17

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 18

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 18

1.4.1 Manfaat Akademis ................................................................ 18

1.4.1 Manfaat Praktis ..................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 21

2.2 Kajian teoritik ................................................................................. 27

2.2.1 Dialektika Teori Konflik Ralf Dahrendolf dan Lewis coser ... 27

2.2.2 Kesenjangan Sebagai Penyebab konflik .................................. 34

2.2.3 Konflik Horizontal: Suku Anak Dalam dan Penguasa SDA ... 36

2.2.4 Anologi Pilar sebagai alat bantu Analisis Eksistensi konflik .. 38

2.3 Alur Pikir ......................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 43

3.2 Metode Penelitian ............................................................................ 44

3.3 Fokus Penelitian .............................................................................. 47

3.4 Unit Analisis data dan teknik Pengumpulan data ............................ 48

3.4.1 Wawancara ................................................................................. 49

3.4.2 Observasi .................................................................................... 50

3.4.3 Dokumentasi .............................................................................. 51

3.5 Sumber data ..................................................................................... 52

3.5.1 Data Primer ................................................................................. 52

3.5.2 Data Sekunder ........................................................................... 52

3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 52

3.7 Informan Penelitian dan Instrumen Penelitian ................................ 54

Page 15: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB IV DESKRIPSI LOKASI KONFLIK DAN AWAL MULA

TERJADINYA KONFLIK

4.1 Kabupaten Batang Hari ................................................................... 57

4.1.1 Kondisi Geografis ..................................................................... 57

4.1.2 Keadaan Topografis ................................................................. 57

4.2 Potensi Sumber Daya Alam ............................................................ 62

4.2.1 Potensi Tanaman Pangan ........................................................... 62

4.2.2 Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan....................................... 63

4.3 Profil Desa Bungku dan Komunitas Batin 9 (Suku Anak Dalam) .. 65

4.3.1 Kependudukan ........................................................................... 66

4.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi ............................................................ 67

4.3.2.1 Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Penghidupan .............. 67

4.4 Kronologi Masalah Sengketa Tanah Masyarakat Suku Anak

Dalam dan PT. Asiatik persada ........................................................... 68

BAB V IDENTIFIKASI KONFLIK BERDASARKAN ANALISIS

RALF DAHRENDOLF DAN LEWIS COSER

5.1 Identifikasi Peran ......................................................................... 81

5.1.1 Superordinat (Menguasai) ...................................................... 82

5.1.2 Subordinat (Dikuasai) ............................................................ 87

5.2 Analisi Kepentingan Berdasarkan Aktor ......................................... 90

5.2.1 Kepentingan Nyata, Tersembunyi dan Semu .......................... 93

5.2.2 Upaya Mediasi Konflik.......................................................... 100

5.3 Dampak Konflik ............................................................................ 106

5.3.1 Dampak Negatif .................................................................... 106

5.3.2 Dampak Positif ....................................................................... 107

5.4 Faktor Penyangga Konflik ............................................................. 109

BAB VI PENUTUPAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 116

6.2 Rekomendasi ................................................................................. 122

6.2.1 Bagi Pemerintah Indonesia .................................................... 122

6.2.2 Bagi Pemerintah Jambi .......................................................... 123

6.2.3 Bagi Penilitian Selanjutnya.................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 125

LAMPIRAN

Page 16: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR ISTILAH

BANGKESBANGPOL : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah

Instansi Pemerintah Provinsi yang mengurusi

bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan

masyarakat

BPN : Badan Pertanahan Nasional adalah lembaga

pemerintahan nonkementrian di Indonesia yang

mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidan pertanahan sesua dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

BPS : Badan Pusat Statistik adalah lembaga pemerintah

nonkementrian yang bertanggung jawab kepada

presiden yang ibentuk berdasarkan UU nomer 6

tahun 1960 tetang sensus dan UU no 7 tahun 1960

tentang statistik

HAM : Hak Asasi Manusia adalah prinsip-prinsip moral

atau norma yang berlaku secara universal dan

egaliter daam arti yang sama bagi setiap orang dan

dijamin oleh hukum

HGU : Hak Guna Usaha adalah hak untuk menguasakan

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam

jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian,

perikanan atau peternakan

HTI : Hutan Tanaman Industri adalah hutan tanaman

yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi

dan kualitas hutan dengan menerapkan silvikultur

intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

industri hasil hutan

HPH : Hak Penguasaan Hutan adalah hak untuk

mengusahakan hutan didalam suatu kawasan hutan,

yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu,

permudaan, pemeliharaan hutan, pengelolaan dan

pemasaran hasil hutan.

KANWIL : Kantor Wilayah merupakan pelaksanaan tugas

pokok departemen Indonesia yang berkedudukan

di ibu kota provinsi. Kantor wilayah dipinpin oleh

seorang kepala kantor wilayah.

KK : Kepala Keluarga adalah orang yang bertanggung

jawab terhadap suatu keluarga

Page 17: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

KKI :Komunitas konservasi Indonesia adalah organisasi

masyarakat yang bergerak dalam bidang

pengawasan konservasi di Indonesia

KPA : Komisi Pembaharuan Agraria adalah organisasi

nonpemerintah tingkat nasional yang

beranggotakan organisasi petani, organisasi

masyarakat adat, nelayan, perempuan, NGO,

Individu, dan akademisi yang memperjuangkan

perwujutan pembaharuan agraria sejati di

Indonesia.

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebuah

organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun

sekelompok orang yang secara sukarela yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat umum

tanpa bertujuan memperoleh keuntungan dari

kegiatannya

MOU : Memorandum of Understanding atau Nota

kesepahaman adalah sebuah dokumen lega yang

menjelaskan persetujuan damai antara kedua belah

pihak.

SAD : Suku Anak Dalam atau orang rimba adalah salah

satu suku bangsa minoritas yang hidup di pulau

Sumatra dengan perkiraan jumlah populasi sekitas

2000 orang

SDA : Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang

berasal dari alam yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia

SDM : Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor

sangat penting yang bekerja sebagai pengerak

suatu organisasi dan memiliki fungsi sebagai aset

sehingga harus dilatih dan dikembangkan

kemampuannya

SK : Surat Keputusan adalah surat yang berisi suatu

keputusan yang dibuat oleh pimpinan suatu

organisasi atau lembaga pemerintahan berkaitan

dengan kebujakan organinasi tersebut

SOP : Standar Operasional Prosedur merupakan tatacara

atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui

untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

Page 18: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

PNS : Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau

seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat dan

siangkat oleh pejabat berwenang serta diserahi

tugas-tugas negri

UUPA : Undang-Undang Pokok Agraria adalah undang-

undang yang dibuat untuk mengatur permasalahan

agraria di Indonesia.

KUBU :Sebutan masyarakat terhadap Suku Anak Dalam

yang cenderung menghina.

SENPAI : Sejenis monyet yang biasa diburu oleh Suku

Anak Dalam

TUMENGGUNG : Tetua ada atau kepala suku yang dituakan oleh

masyarakat Suku Anak Dalam

ULAYAT : Ulayat adalah kewenangan, yang menurut hukum

adat, dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas

wilayah tertentu yang merupakan lingkungan

warganya, di mana kewenangan ini

memperbolehkan masyarakat untuk mengambil

manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah,

dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan

hidupnya

JOMET : Sebutan lain untuk Suku Anak Dalam

Page 19: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan konflik Agraria di Indonesia ........................................ 8

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ........................................................................... 24

Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 55

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Batang hari Berdasarkan Usia

Tahun 2015 ......................................................................................... 60

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kabupaten Batang Hari Berdasarkan Agama

Tahun 20153 ....................................................................................... 61

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kabupaten Batang Hari Berdasarkan

Pekerjaan Tahun 2015 ........................................................................ 62

Tabel 4.4 Komposisi penduduk Kabupaten Batang hari Berdasarkan Etnis

Tahun 2015 ......................................................................................... 63

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kabupaten Batang Hari Berdasarkan

Prasarana Pendidikan Tahun 2015 ..................................................... 65

Tabel 4.6 Jumlah Produktifitas Tanaman Pangan Tahun 2016 .......................... 67

Tabel 4.7 Jenis Tanaman yang ditanam diperkebunan Tahun 2015 ................... 68

Page 20: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITI

Salah Satu kelompok Masyarakat Suku

Anak Dalam

Masyarakat Suku Anak Dalam Mengambil

Gejah Jelatung Dari hutan untuk dijual

Masyarakat Suku Anak Dalam

Mengumpulkan Getah Jelatung

Page 21: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Peneliti Melakukan wawancara

Dengan Kompol R. Manalu SH. Mh

Selaku Kasubdid OID Bidang

Humas polda Jambi

Peneliti Bersama Pak Ainul Irfan Selaku kepala

bidan Biro SDA dan Lingkungan Kantor gubernur jambi

Peneliti Bersama Bapak Fahrizal,

SH.MH Sekretaris tim Terpadu

Page 22: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Peneliti saat Berada di Kanwil Badan

Pertanahan Nasional, Jambi.

Peneliti saat

Mengurus Perizinan Penelitian di kantor

Bangkesbangpol Jambi

Peneliti saat Mandi di Sungai Bersama Pdt. Togap Harahap

Page 23: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Peneliti Bersama Bapak

Daniel Ngalay

Tumenggung (Kepala

Suku) Suku Anak dalam

dan Bapak Amit Selaku

Wakil Tumenggung

Tempat Tinggal Suku Anak Dalam

Page 24: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Jambi merupakan salah satu kawasan di Sumatera yang mempunyai

nilai strategis di sektor kehutanan. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 1

Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing (PMA) memudahkan para pemilik

modal untuk masuk ke Jambi.1 Kebijakan pada masa Pemerintahan Orde Baru

telah melahirkan para pemodal besar untuk bebas merambah dan menghancurkan

hutan yang ada di pedalaman Propinsi Jambi. Keadaan tersebut juga semakin

diperparah dengan masuknya perusahaan besar milik swasta maupun pribadi yang

bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit.

Pembukaan perkebunan kelapa sawit yang banyak terjadi pada masa Orde

Baru ternyata menyimpan banyak masalah, antara lain masalah penggunaan tanah

ulayat tanpa persetujuan masyarakat adat, proses penerbitan Hak Guna Usaha

(HGU) yang tidak mengikuti ketentuan yang berlaku, sehingga menimbulkan

konflik sosial. Menurut catatan akhir tahun Komisi Pembaharuan Agraria 2013 di

Propinsi Jambi terdapat 21 kasus konflik sosial yang dialami oleh masyarakat adat

termasuk Suku Anak Dalam dan 12 kasus konflik sosial antara petani dan

perusahaan. Masalah ini sama seperti yang terjadi di Kabupaten Batang Hari yang

kawasannya banyak dijadikan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit, termasuk

1 Lindayanti dan Zaiyardam Zubir. “Konflik dan Integrasi dalam Masyarakat Plural: Jambi 1970-

2012”. Prosiding Seminar Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Andalas. 2015, hal. 21.

Page 25: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

sebagian kawasan yang menjadi hunian masyarakat Suku anak dalam. Sayangnya,

UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok pokok Agraria (PA)

yang diharapkan bisa menjawab persoalan itu tidak pernah berjalan sesuai

semangat para pembentuknya. Bahkan diselewengkan dan dikebiri oleh

munculnya undang-undang sektoral seperti Undang-undang Pertanahan, Undang-

undang Sumber Daya Air, Undang-undang Minerba, Undang-undang kehutanan

hingga Undang-undang Perkebunan.

Sudah 57 tahun usia Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 Tahun

1960. Namun selama kurun waktu itu pula persoalan sengketa tanah mengenai

hak milik dan hak kelola tak kunjung reda sampai saat ini. Penyebab terjadinya

konflik di bidang pertanahan di Indonesia antara lain keterbatasan ketersediaan

tanah pada suatu wilayah yang berkonflik, tumpang tindih hak milik tanah

maupun hak atas pengelolaan tanah, ketimpangan dalam struktur penguasaan

tanah, inkonsistensi negara dan ketidak sinkronnya baik secara vertikal maupun

secara horizontal peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan hak

pengelolaan tanah, praktek manipulasi dalam perolehan hak milik tanah dan hak

kelola tanah sehingga pada masa lalu dan di era reformasi sekarang ini muncul

kembali gugatan atas hak milik dan hak kelola atas tanah, dualisme kewenangan

(pusat-daerah) tentang urusan pertanahan.

Suku anak dalam mengklaim bahwa kawasan hidup yang diakui sebagai

tempat tinggal mereka telah diserobot perusahaan perkebunan sawit milik swasta

yakni PT. Asiatic Persada, padahal masyarakat Suku Anak Dalam jauh lebih dulu

berada dan menghuni di sekitar kawasan perkebunan sawit yang telah disulap

Page 26: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

menjadi sebuah perusahaan besar tersebut. Kabupaten Batang Hari merupakan

salah satu kabupaten yang memiliki jumlah populasi Suku Anak Dalam yang

cukup besar, menurut data statistik kabupaten Batang Hari tahun 2010,

masyarakat Suku anak dalam berjumlah sebanyak 864 Kepala Keluarga (KK),

dengan total keseluruhan yakni sebanyak 3.895 Jiwa. Masyarakat Suku anak

dalam tersebar di 8 kecamatan yang berada di peta wilayah administratif

Kabupaten Batang Hari.

Provinsi Jambi memliki keberanekaragaman budaya termasuk salah satunya

macam-macam suku. Salah satu suku di Jambi yang banyak dikenal oleh

masyarakat Indonesia adalah Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam di Jambi

memiliki seburan nama untuk mereka yaitu kubu, suku anak dalam, dan anak

rimba. Untuk sebutan kubu bagi Suku anak dalam memiliki arti yang negatif,

kubu memiliki arti menjijikan, kotor, dan bodoh. Suku anak dalam hidup dan

tinggal di tengah-tengah hutan dan masih menerapkan cara hidup berburu dan

mengumpulkan makanan sehingga sangan bergantung kepada hutan dan alam

disekitarnya dan karena tidak dekat dengan peradapan dan hukum modern suku

anak dalam memiliki hukum sendiri yakni hukum rimba mereka menyebutnya

seloka adat.

Suku Anak Dalam secara umum hidup dengan mengandalkan hasil hutan,

pada tahun 2000, luas hutan di Propinsi Jambi hanya tinggal berkisar 1,6 juta

hektar, dari jumlah total luas keseluruhan pada tahun 1990 yakni 2,4 juta hektar.2

2 Muhammad Ibrahim, “Kehidupan Suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Sarolangun”, Tesis. (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), hal. 1.

Page 27: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Artinya laju kerusakan hutan di Propinsi Jambi yang terjadi sejak tahun 1970an

hingga tahun 2000 semakin meningkat. Kerusakan hutan akibat penebangan

dalam bentuk Hak Penguasaan Hutan (HPH), dan akibat penanaman perkebunan

kelapa sawit dengan skala besar di Kabupaten Batang Hari mengharuskan

masyarakat Suku Anak Dalam tersingkir dari wilayah jelajah asalnya.

Tanah ulayat sendiri memiliki makna bidang tanah yang di atasnya terdapat

hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. Hak ulayat adalah

kewenangan, yang menurut hukum adat, dimiliki oleh masyarakat hukum

adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, di mana

kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari

sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan

hidupnya. Masyarakat dan sumber daya yang dimaksud memiliki hubungan secara

lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum

adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan dalam kasus ini ialah Suku Anak

Dalam. Pada dasarnya hak ulayat keberadaannya dalam UUPA adalah sudah

diakui, akan tetapi pengakuan tersebut masih diikuti oleh syarat-syarat tertentu,

yaitu: “eksistensi” dan mengenai pelaksananya. Oleh karena itu, hak ulayat dapat

diakui sepanjang menurut kenyataan masih ada. Maksudnya adalah apabila di

daerah-daerah dimana hak itu tidak ada lagi, maka tidak akan dihidupkan kembali.

Hingga awal 2015 nasib Suku Anak Dalam seakan tidak pernah lepas dari

kesengsaraan. Fenomena kematian 11 orang Suku Anak Dalam merupakan salah

satu bukti bahwa Pemerintah selama ini telah abai terhadap kelangsungan hidup

mereka. Terkait hal tersebut Pemerintah selama ini berdalil bahwa Suku Anak

Page 28: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Dalam yang meninggal tersebut diduga tidak mendapatkan asupan pangan dan air

bersih yang layak sehingga mereka sakit dan akhirnya meninggal dunia. Kematian

beruntun menyerang di dua Kabupaten yang menjadi daerah persebaran

masyarakat Suku anak dalam yaitu: Kabupaten Batang Hari dan Sarolangun.

Korban tersebut merupakan Suku anak dalam yang berasal dari tiga kelompok

Tumenggung antara lain: kelompok Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal

dan Tumenggung Nyenong. Kebijakan yang pernah dijalankan oleh Pemerintah

Indonesia sejak tahun 1970an ternyata tidak mampu mengentaskan konflik yang

terjadi diantara Suku Anak Dalam, Masyarakat pendatang dan PT. Asiatik

persada.

Luas area konflik agraria dan jumlah Kepala Keluarga yang menjadi korban

dalam masalah agraria di Indonesia ini menunjukan peningkatan dari tahun

ketahun, pada tahun 2009-2016 luas area konflik agraria meningkat tajam, pada

tahun 2009 jumlah terdapat 89 kasus konflik agraria dengan luas area sengketa

tanah mencapai 133.278 Ha, lalu pada tahun 2014 meningkat menjadi 472 konflik

agraria dari 2.860.977 hektar (Ha), meski pada tahun 2015 mengalami penurunan

menjadi 252 kasus namun pada tahun 2016 kembali meningkat menjadi 450

kasus, luas area konflik peningkatan jumlah konflik agraria selama 2009-2016

adalah 430%3. Seperti yang tertera pada Grafik.1 dan 2 di bawah ini.

3Laporan akhir tahun 2013 Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)

http://www.mongabay.co.id/2013/12/22/konflik-agraria-2014-meningkat-21-warga-tewas-30-

tertemba. diakses tanggal : 2 february, 2017, jam 15:28

Page 29: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Grafik 1.1 Jumlah Kasus Konflik Agraria Tahun 2009-2016

.Sumber : Grafis Konsorsium Pembaruan Agraria tahun 2017

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah konflik Agraria dari tahun

2009 selalu mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya meningkatnya

konflik agraria ini ditunjang oleh banyaknya transmigrasi dan minimnya lahan

didaerah-daerah padat penduduk.

Grafik 1.2 Luas Area Konflik Agraria Tahun 2009-2016

Page 30: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Grafik 2. Sumber : Grafis Konsorsium Pembaruan Agraria 2017

Pada Grafik di atas pada memperlihatkan jumlah luasan areal konflik agraria

dari tahun ke tahun dilihat mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2014 mengalami

peningkatan yang yang sangat cepat. Pada 2009 ada 89 kasus dengan luas lahan

seluas 133.278 Ha, dan 84 kriminal dan kekerasan, serta5,835 KK yang tergusur

dan 4 orang meninggal dunia.pada tahun 2010 mencapai 535,197 hektar, dengan

jumlah 106 konflik agraria di berbagai wilayah Indonesia serta melibatkan

517,159 KK. Pda tahun 2011, jumlah konflik agraria meningkat menjadi 163

konflik, meski luas lahan yang disengketakan sedikit lebih kecil, yaitu 472.048,44

hektar. Sementara pada tahun 2012, jumlah konflik agraria meningkat lagi

menjadi 198 konflik dengan luas lahan yang semakin besar, yaitu 963.411,2

hektar. Pada tahun 2013 terdapat 369 kasus dan 2014 terjadi 472 kasus dengan

luas lahan konflik agrarian mencapai 2.860.997 hektar (Ha), sepertinya tahun

2014 adalah tahun terburuk konflik agraria di Indonesia dengan Jumlah kasus

terbanyak dan area konflik terluas yaitu 2.860.977 hektar sedangkan tahun 2015

mengalami penurunan luas area konflik menjadi 400.430 hektar dan kembali

meningkat ditahun 2016 yaitu 1.265.027 hektar (Ha). Data dari KPA ini

menunjukkan selama Indonesia memasukin periode pemerintahan Presiden SBY

dan sekarang Presiden JOKOWI semakin meninggkat kasus konflik agraria dan

makin mempertegas posisi Presiden tidak untuk rakyat tetapi pengusaha skala

besar, bahkan bukan membawa rakyat Indonesia menuju kesejahteraan.

Konflik agraria juga terjadi di kawasan ekspansi perkebunan sawit seperti di

Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah hingga Lampung. Keadaan ini

Page 31: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

memperlihatkan, ekspansi perkebunan, pertambangan skala besarbersamaan

dengan perampasan tanah yang dikelola masyarakat. Ini menunjukan konflik

agraria terjadi akibat kebijakan agraria masa kolonial hingga orde baru sebagian

besar menjadi PTPN belum terselesaikan. Masih menyisakan konflik yang belum

terselesaikan, seperti Sumatera Utara dan Jawa4.

Tabel 1.1 Perkembangan Konflik Agraria Indonesia Menurut 2012-2016

Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

Perkebunan 90 180 185 127 163

Infrastruktur 60 105 215 70 100

Kehutanan 20 31 27 24 25

Pertambangan 21 38 14 14 21

Pesisir/Perairan 2 9 4 9 10

Tabel 1.1 Sumber : Tabel Konsorsium Pembaruan Agraria 2017

Pada tahun 2012 dan 2013, perkebunan merupakan sektor yang konfliknya

pertama terbanyak, Namun, pada 2014, sektor yang konfliknya pertama terbanyak

adalah sektor infrastruktur dengan 215 konflik, sementara sektor perkebunan ada

di posisi kedua dengan 185 konflik, adapun sektor lainnya seperti kehutanan,

pertambangan dan pesisir/perairan, meski konfliknya terus ada, tetapi jumlahnya

cenderung fluktuatif, Tahun 2015 kembali mengalami penurunan yang cukup

drastis disetiap sektor namun kembali meningkat pada tahun 2016.

4TRIBUNNEWS.COM. Ketergantungan Suku Anak Dalam (SDA) Picu Konflik Agraria

Meninggi, diakses2 february, 2017, jam 15:28.

Page 32: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Menurut Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) meningkatnya konflik

agraria ini dikarenakan sengketa lahan dan distribusi lahan yang tidak adil terlalu

banyaknya konflik yang terjadi secara tidak langsung membuat kemiskinan dan

kelaparan akan melebar, semua ini disebabkan karena tidak adanya keberpihakan

pemerintah terhadap petani dan masyarakat.

Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) juga mencatat sepanjang tahun

2012 terjadi 173 kasus konflik agraria di sejumlah daerah, akibat konflik tersebut

sebanyak 3 orang petani tewas, 25 terluka tembak, 44 orang luka-luka biasa, dan

131 petani ditahan. Konflik agraria tersebut melibatkan luas lahan sengketa

mencapai 866.676 hektare. Perebutan lahan itu melibatkan 112.854kepala

keluarga berhadapan dengan negara, militer, pihak swasta, dan lain-lain. Sebanyak

sembilan kasus konflik agraria melibatkan institusi militer. Sebanyak 6 kasus

sengketa agraria di sektor pertambangan dan terbanyak 37 kasus sektor pertanian.5

Lebih jauh lagi Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) pada tahun 2013

jumlah konflik agraria kini menjadi 369 atau meningkat sebanyak 86,36%, korban

dari konflik agraria ini sebanyak 21 orang meninggal dunia,30 orang tertembak,

130 mengalami penganiayaan dan sebanyak 239 warga ditahan. Sepanjang 2013,

KPA mencatat 369 konflik agraria dengan luasan lahan mencapai 1.281.660.09

hektar melibatkan 139.874 keluarga.

Adapun di Provinsi Jambi tercatat 13 konflik lahan di Provinsi Jambi

selama 2011 sebagaimana laporan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Komunitas Konservasi Indonesia Warsi Jambi yang didominasi sengketa antara

5Konflik-Agraria-Meningkat-Kemiskinan-Menghebat.

http://m.bisnis.com/industri/read/20131227/99/194455. diakses, 5 february, pukul,14:32

Page 33: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

masyarakat dengan perusahaan. Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI)

konflik lahan atau agraria dipicu pengelolaan sumber dayaalam yang terfokus

pada pemegang modal besar. Kasus agraria di Jambi juga sudah berlangsung lama

tanpa ada penyelesaian6.

Pada kasus-kasus tersebut terjadi menyebar di beberapa daerah di Provinsi

Jambi seperti di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat,Merangin, Tebo

dan Kabupaten Bungo, Jumlahnya mencapai ribuan hektare yang disengketakan.

Korbannya justru lebih banyak pada masyarakat atau petani baik korban secara

fisik maupun materi, Berdasarkan data resmi Pemerintah provinsi Jambi saat ini

terdapat 24 kasus agraria antara masyarakat dengan perusahaan sawit, serta empat

kasus masyarakat dengan perusahaan pengelola Hak Tanaman Industri (HTI)7.

Masalah konflik sengketa lahan yang terjadi di kabupaten Batanghari ini sudah

berlangsung selama 25 tahun antara Suku Anak Dalam (SAD) dan PT Asiatic

Persada, dalam ijin HGU PT. Asiatic Persada disebutkan adanya lahan

perladangan, pemukiman, belukar milik rakyat seluas 3.550 Ha, namun selama ini

lahan tersebut diklaim oleh pihak perusahaan dan keberadaan PT. Asiatic Persada

tidak begitu memberikan manfaat bagi masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang

berdiam diwilayah tersebut, justru kesengsaraan yang terjadi. Keberadaannya PT.

Asiatik Persada pun dinilai telah mengambil tiga kampung milik Suku Anak

Dalam, meliputi Kampung Pinang tinggi, Padang salak, dan Tanah menang. PT

Asiatic Persada juga telah merambah kawasan hutan produksi, luasnya hanya 192

6Laporan Akhir Tahun KPA, http://www.mongabay.co.id/2013/12/22/konflik-agraria-2013-

meningkat-21-warga-tewas-30-tertembak/, diakses tanggal : 2 february 2017, jam : 5:55:25 7Koran Independent, Senin, 9 januari 2011. PT Asiatic Persada Lapor Ke Komnas HAM Soal

Sengketa Lahan

Page 34: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

hektare bukan 800 hektare yang hasil hutannya diandalkan oleh masyarakat SAD

untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Tetapi sejak adanya PT. Asiatik

Persada masyarakat tidak dapat lagi mengambil hasil hutan, mereka malah

dituduh mengambil dan mencuri di hutan milik PT. Asiatik Persada.8

PT. Asiatic Persada merupakan perusahaan yang beroperasi sejak tahun

1986 dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 20.000 Ha sesuai dengan SK

pencadangan tanah yang diberikan oleh Gubernur Jambi Kepada PT.Asiatik

persada Perusahaan ini beroperasi diwilayah Kabupaten Batanghari dan

Kabupaten Muaro Jambi. Keberadaan perusahaan kelapa sawit ini telah

memberikan dampak pada suku adat (Suku Anak Dalam / SAD). PT Asiatic

Persada telah merambah sedikitnya 800 hektare kawasan hutan lindung terbatas di

kawasan Desa Bungku. Pada tanggal 9 sampai 11Agustus 2011 terjadi kekerasan

di Wilayah Dusun Sungai Beruang, sekitar 80 Kepala Keluarga (KK) kehilangan

rumah tempat tinggal karena di gusur oleh Brimob, dan 1 orang tertembak peluru

karet. “Konflik yang berakhir kekerasan kemudian menghasilkan perundingan

yang difasilitasi oleh tim CAO-Bank Dunia bersama dengan Tim dari Pemerintah

Propinsi Jambi, diistilahkan dengan Jomet”9. Namun perundingan mengalami

kegagalan karena ketika perundingan hampir sampai pada pencapaian

kesepakatan, PT Asiatik Persada beralih management dari Willmar ke PT AMS

Ganda Group. Situasiini kemudian berdampak pada berubahnya pola penyelesaian

konflik di tubuh PT Asiatik Persada.

8Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131029/tujuh-alasan-izin-hgupt-

asiatic-persada-harus-dicabut.html#ixzz2mU7dJ2dT, diakses : 2 february 2017, jam : 07:00 9Koran Independent Jambi. 2011,

Page 35: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Asal mula konflik sengketa lahan ini berawal dari Pencadangan Tanah

sesuai SK Gubernur Jambi No. 188.4/599/1985, yang mencadangkan tanah seluas

40.000 Ha untuk perkebunan sawit PT. Bangun Desa Utama (BDU). Surat

Keputusan Gubernur tersebut ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Mendagri

No.SK.46/HGU/DA/1986 Tanggal 1 September 1986 tentang Pemberian HGU

kepada PT. BDU seluas 20.000 Ha yang terletak di Kecamatan. Muaro Bulian,

Kabupaten. Batang Hari, Izin HGU itu berlaku sampai dengan 31 Desember

202110

. Dengan mengantongi izin tersebut, pihak perusahaan menggusur tiga

dusun, Tanah Menang, Pinang Tinggi dan Padang Salak, wilayah Sungai Bahar

Jumlah SAD berdasarkan hasil verfikasi Pemerintah Kabupaten Batanghari,

sebanyak 1.900-an jiwa, yang tersebar ditiga kampung tersebut. Perampasan tanah

ini disertai dengan pelanggaran HAM, membuat kehidupan SAD sangat

memprihatinkan.

Demi memperjuangkan hak-hak mereka sebagai masyarakat yang

tertindas, para masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) melakukan penyampaian

aspirasi dan protes mereka melalui demontrasi yang dilakukan oleh kelompok

kelompok SAD, “Senin, 30 September 2013, ratusan warga Suku Anak Dalam

(SAD) kembali menggelar aksi pendudukan di kantor Gubernur Jambi, Mereka

menuntut tanah ulayat mereka seluas 3550 ha segera dikembalikan.11

” tetapi

demontrasi yang dilakukan oleh SAD kepada PT. Asiatik Persada initidak

dihiraukan malah mereka diberi janji-janji kosong, mediasi dan perundingan yang

digagas oleh Jomet pun dibuat seolah tak bernyali oleh pemerintah. Pemerintah

10

Jurnal, Resolusi Konflik Pertanahan Berdasarkan Pranata Adat, Tahun 2008 11

Koran Tribun Jambi, 28 April 2012 ,Seribu Petani Demo Tuntut Cabut HGU Asiatik

Page 36: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

seperti tunduk pada PT Asiatic Persada, padahal perusahaan ini jelas bermasalah,

tak hanya soal konflik dengan Suku Anak Dalam (SAD), tapi juga HGU yang

tidak jelas luasannya berapa, ditambah lagi perusahaan ini sudah berganti

kepemilikan sebanyak 4 kali sepanjang Tahun 2001-2016 dan pergantian

kepemilikan ini tak sedikitpun meminta persetujuan pemerintah.

Pemerintah Provinsi Jambi seakan-akan tidak peduli atas konflik yang

tengah terjadi selama ini, dengan adanya pemberontakan dan protes yang

dilakukan oleh Suku Anak Dalam (SAD) seharusnya pemerintah lebih

memperhatikan dan mendengarkan apa yang diingikan oleh masyrakatnya. Kasus

ini merupakan bukti bahwa pemerintah telah melakukan pembiaran dan

penelantaran. Jika pemerintah serius dan memiliki itikad baik mereka bisa

mengevaluasi izin HGU PT Asiatic. Pemerintah selalu mengelak bahwa mereka

tertipu dan tak pernah diberitahu jika perusahaan itu berpindah-pindah tangan,

tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab tetapi juga pihak swasta punya

tanggung jawab yang lebih. Perjanjian internasional pada prinsipnya pihak swasta

harus menghormati dan melindungi hak asasi manusia.

Pada penegakan hukum dan keberadaan tanah ulayat telah diatur dalam

regulasi nasional, hak ulayat pada permasalahan yang diangkat ini berkaitan erat

dengan hak keberlangsungan hidup dari masyarakat suku anak dalam, pada tanah

tersebut tempat mereka hidup dan memenuhi kebutuhan hidup, pengertian tanah

ulayat sendiri adalah Bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu

masyarakat adat dan eksistensi hak ulayat diatur oleh undang-undang tercakup

Page 37: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dalam pasal 3 undang-undang nomer 5 tahun 1960 tengtang peraturan dasar

pokok agraria, yakni berbunyi:

“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan

hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat,

sepanjang menurut kenyataanya masih, harus sedemikian rupa sehungga

sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas

persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang

dan peraturan yang lebih tinggi”

Masyarakat hukum adalat adalah sekelompok orang yang terikat oleh

tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karna

kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunanya. Dapat diartikan

persekutuan geologis dari masyarakat hukum adat, sedangkan hukum tanah adat

adalah hak kepemikilan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup dalam

masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini serta ada yang tidak memiliki

bukti-bukti kepemilikan secara uatentik atau tertulis. Dalam peraturan Mentri

Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No 5 Tahun 1999, pada pasal 2 ayat

2 disebutkan bahwa hak ulayat masyarakat hukum adat dianggap masih ada

apabila memenuhi tiga syarat:

1. Terdapat sekelompok orang yang masih merasa terkait oleh tataan

hukum adatnya sebagai warga bersama suatu ersekutuan hukum

tertentu, yang mengakui dan menerapkan ketentuan-ketentuan

persekutuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup warga

persekutuan hukum tersebut dan tempatnya mengambil keperluan

hidup sehari-hari

Page 38: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

3. Terdapat tatanan hukum adat mengenai penguasaan dan penggunaan

tanah ulayat yang berlaku dan ditaan oleh warga persekutuan tersebut.

Secara hukum di indonesia maka keberadaan Suku anak dalam masih

dijamin keberadaaannya dan dilindungi hak nya sesuai dengan undang-undang No

5 Tahun 1999 Tetapi terdapat sebuah fakta yang memilukan, dimana Pemerintah

Provinsi Jambi seakan acuh tak acuh terhadap kasus ini, pemerintah seperti tak

bernyali menghadapi PT Asiatic Persada, padahal secara wewenang dan tanggung

jawab, pemerintah harus melindungi dan memberikan rasa aman untuk rakyatnya.

Pemerintah Provinsi Jambi seakan menutup telingga dan mata mereka dengan apa

yang terjadi, Gubernur harusnya segera memperingatkan PT Asiatic Persada

untuk tidak mengabaikan perundingan yang telah menghasilkan kesepakatan-

kesepakatan penting, karena mengabaikan perundingan dengan beralih pada Tim

Terpadu ditingkat Kabupaten jelas telah mengabaikan peran Jomet yang berkerja

atas perintah Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Gubernur, dan setiap kali hampir

berujung kesepakatan dengan pola kemitraan selalu saja perusahaan itu beralih

kepemilikan, dan setiap ganti kepemilikan pihak Pemerintah Jambi tidak

mengetahui, seharusnya dengan adanya pelanggaran dan konflik yang sudah

berlangsung sejak lama ini pemerintah lebih memperhatikan12

.

Dalam menyelesaikan kasus sengketa ini dengan membuat koperasi

kemitraan yang di usulkan oleh PT. Asiatik Persada, tetapi semua kesepakatan

yang dibuat oleh PT Asiatik Persada dengan Mayarakat Suku Anak Dalam gugur

dan tidak berjalan dikarenakan PT.Asitik Persada berusaha lari dari tanggung

12

Artikel, Gubernur, berhentilah melindungi PT Asiatic Persada. 3 Desember 2013.

Page 39: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

jawab dengan mengalihkan kepemilikan manajemen perusahaan secara diam-diam

dari PT. Asitic Persada kepada PT. Agro Mandiri Semesta13

. Pada akhir 2012,

BPN RI mengeluarkan SK bahwa sengketa lahan SAD bagian dari permasalahan

yang harus diselesaikan BPN secara nasional.Selanjutnya, pada 7 Mei 2013,

Pemerintah Provinsi Jambi mengeluarkan surat yang ditanda tangani Sekda

Provinsi Jambi, yang isinya memerintahkan PT Asiatik Persada mengembalikan

tanah adat seluas 3550 ha kepada masyarakat SAD 113. Pada saat itu,

mengeluarkan ultimatum bahwa Pemerintah Provinsi Jambi memberikan waktu

tiga bulan kepada PT. Asiatik Persada untuk menindak lanjuti surat tersebut14

PT. Asiatik Persada adalah perusahaan yang bergerak dibidang

perkebunan sawit dan pabrik pengolahan kelapa sawit yang bernaung dalam

Willmar Group. Berdirinya PT. Asiatik Persada iini Berawal dari SK dari Menteri

Kehutanan memberi pelepasan kawasan hutan seluas 27.252 Ha dari 40.000 Ha

lahan pencadangan Gubernur Jambi, lalu HGU seluas 20.000 Ha direalisasikan

menjadi milik PT. BDU. PT Asiatic Persada merupakan perusahaan yang paling

sering berganti kepemilikan, di Tahun 2001 sampai Tahun 2006 perusahaan ini

dikuasai oleh perusahaan dari Inggris yaitu CDCPacrim, lalu Tahun 2006-2007

dikuasai oleh Cargill dari Amerika, dan tahun 2008-2012 giliran Wilmar Group

yang berbasis di Singapura menguasai PT Asiatic Persada, dan terakhir awal

Tahun 2013, PT Asiatik Persada dikuasaioleh PT AMS (Agro Mandiri Semseta)

Ganda Group. kemudian perusahaan CDC-Pacrim Inggris di tahun 2000 menjadi

13

Tujuh Alasan Izin HGU PT. Asiatic Persada Harus Dicabut,

http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131029/tujuh-alasan-izin-hgu-pt-asiatic-persadaharus-

dicabut.html#ixzz2mU7t3MX6, diakses: 5 februari 2017 pukul 08:00 14

HARIANJAMBI.COM, Senin, 6 Januari 2014, Sulitnya Mencari Perdamaian Dibalik Konflik

Lahan PT Asiatik –SAD

Page 40: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

pemegang saham mayoritas, lalupada tahun 2006 pemegang saham mayoritas

berpindah lagi keperusahaan Cargill Amerika Serikat, dan di tahun 2010 saham

mayoritas dibeli Willmar Group Malaysia. Sedangkan sisanya 7.150 Ha jatuh

ketangan PT. Maju Perkasa Sawit (MPS) dan PT. Jammer Tulen, keduanya anak

perusahaan Willmar Group.

Pengalihan saham PT. Asiatic Persada kepada pihak lain yang dilakukan

oleh Wilmar tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat yang terlibat

dalam proses penyelesaian konflik JOMET merupakan pelanggaran pada P&C

RSPO dan Kode Etik Anggota RSPO15

. Jika RPSO tidak mengambil tindakan

dengan memberikan sanksi kepada WILMAR atas ketidak terbukaan dan niat

buruk WILMAR dalam kasus ini, maka ini akan membahayakan akun tabilitas

dan legitimasi RSPO dalam upaya mendorong produksi sawit yang benar-benar

berkelanjutan. Keputusan pengalihan kepemilikan PT.Asiatik Persada tersebut

telah mengkhianati hasil keputusan tiga pihak, yakni Lembaga Negara, PT.

Asiatic Persada, dan Suku Anak Dalam.

Rumusan permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

dalam penelitian ini maka rumusan masalah yang peneliti angkat adalah:

1. Bagaimana Konflik Penguasaan lahan ulayat yang terjadi antara Suku Anak

Dalam, Warga dan PT. Asiatik Persada di Kabupaten Batanghari Jambi serta

bagaimana penanganannya?

15

RSPO berhentilah melindungi Willmar, http://www. tinyurl.com/oul2pe, diakses 3 februari 2017

pukul 17:00

Page 41: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

2. Apa faktor-faktor yang meneguhkan konflik tersebut tetap eksis hingga saat

ini?

1.2. Tujuan penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Memaparkan bagaimana konflik Penguasaan lahan yang terjadi antara

Suku Anak Dalam, Warga dan PT. Asiatik Persada di Kabupaten

Batanghari Jambi.

2. Memahami Faktor-faktor yang meneguhkan konflik tersebut tetap eksis

hingga saat ini dan penangananya.

1.3. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dibagi ke dalam dua

manfaat yakni manfaat akademis dan manfaat praktis.

1.4.1. Manfaat Akademis

1. Manfaat penelitian ini secara Akademis atau keilmuan yaitu,diharapkan

nantinya akan memberikan suatu kontribusi, hasil-hasil penelitian harus

dirasakan bagi pengembangan ilmu pengetahuan,seperti mata kuliah

“Politik Lingkungan” yang ditempuh pada semester 5,Manfaat yang

diperoleh dari penelitian dapat bersifat langsung.

2. Menyempurnakan penelitian terdahulu yang memiliki ranah sama, namun

dengan penemuan-penemuan yang berbeda

3. Sebagai bahan pemahaman dam pembelajaran bagi peneliti untuk

melakukan pendalaman dan pemahaman mengenai konflik tanah adat dan

Page 42: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

perusahaan yang terjadi antara Suku Anak Dalam, Warga dan PT. Asiatik

Persada di Kabupaten Batanghari Jambi.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan jalan terbaik untuk

kesemua pihak, baik pihak pemerintahan, Suku Anak Dalam (SAD), dan PT.

Asiatik Persada. Penelitian ini bukan hanya ingin mengetahuai bagaimana konflik

ini bisa terjadi tetapilebih ingin mengetahui bagaimana peran pemerintah terhadap

masyarakat yang memiliki hak istimewa dan mendapatkan hak tersebut sesuai

dengan seharusnya. Konflik sengketa lahan ini telah berlangsung sangat lama dan

belum ada juga jalan keluar yang baik untuk ke dua pihak, diharapkan dengan

penelitian ini pemerintah lebih memikirkan bagaimana seharusnya kebijakan itu

bisa sampai kepada sasaran dan bisa melakukan kewajibanya sebagai pelindung

bagi masyarakatnya.

2. Manfaat penelitian ini bagi suku anak dalam (SAD) bisa mendapatkan hak nya

sebagai masyarakat yang berada dibawah Undang-undang tentang hak ulayat atau

hak istimewa bagi masyarakat atau suatu suku adat asli. Seharusnya dengan

adanya Undang-Undang tersebut masyarakat lebih bisa memperjuangkan apa

yang seharusnya mereka dapatkan dan pertahankan.

Page 43: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang didalamnya

memuat tiga aspek penting yang berhubungan erat dengan penelitian yang

dilakukan. Pertama, tentang penelitian terdahulu, penelitan terdahulu digunakan

sebagai bahan perbandingan yang relevan sesuai dengan fokus penelitian yang

dilakukan. Kedua, akan membahas tentang teori yang digunakan sebagai pisau

analisis untuk mendukung penelitian yang digunakan. Ketiga, pada tinjauan

pustaka ini akan dijelaskan tentang alur pikir yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dengan teori yang digunakan.

1.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelusuran pustaka yang dilakukan, terdapat beberapa tulisan yang

sebelumnya pernah mengkaji penelitian dengan fokus yang sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini yakni Konflik penguasaan lahan

Ulayat (Terhadap Kasus Sengketa Penguasaan Lahan di Kabupaten Batanghari

Jambi antara Suku Anak Dalam, Warga dan PT. Asiatik). Berikut adalah

penelitian-penelitian yang digunakan peneliti sebagai penelian terdahulu karna

dari masing-masing penelitian tersebut membantu peneliti menemukan sumber ide

fokus permasalahan yang akan diteliti, metode pengumpulan dan analisis data.

Sebagian besar peneliti tersebut embuat penelitian tentang latar belakang

penyebab konflik, fenomena dan dampak konflik, tetapi beberapa dari mereka

mengkaji konflik dengan metode studi pustaka (library research). Sedangkan

Page 44: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung kehidupan masyarakat

lokat, Suku Anak Dalam dan Pt. Asiatic persada di kabupaten Batanghari, jambi.

Penelitian terdahulu ini memberikan gambaran kepada peneliti tentang hal-hal apa

saja yang berpengaruh dalam penelitian tentang konflik, sehingga menjadi

masukan peneliti untuk membuat desain penelitian dengan maksimal.

Pertama, Nuri Rachma Oktaviani meneliti tentang permasalahan pemetaan

konflik yang terjadi, resolusi serta implikasi konflik yang terjadi antara

masyarakat dengan pengusaha di PT. Krene-Gresik. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif eksplanoris menggunakan pendekatan teori Louis coser dan Ralf

Dahrendofl. Penelitian ini menghasilkan beberapa hal diantaranya , pemetaan

konflik, resolusi terhadap konflik, serta implikasi terhadap konflik yang terjadi di

masyarakat. Konflik antara masyarakat dan perusahaan terjadi karna adanya

perbedaan pandangan antara buruh dan pengusaha. Resolusi konflik yang diambil

adalah dengan cara intervensi atau negoisasi politik, kemudian dilanjutkan pada

tahap arbritrasion. Dilihat dari dampaknya, konflik antar buruh dan pengusaha ini

menghasilkan dampak positif karena dengan adanya konflik ini dapat

menciptakan solidaritas dalam buruh atau pekerja.

Kedua, Deviana Kuspriandi meneliti konflik anatar masyarakat dan

perusahaan (Studi kasus perbedaan kepentingan antara masyarakat dengan

perusahaan PT.X di dusun karang Bangkal Desa Karangrejo Kecamatan Gempol

Kabupaten pasuruan), dia menemukan bahwa penyebab onflik ini adalah karena

adanya perbedaan pendapat terlalu besar antara pekerja dan pengusaha di PT.X.

Konflik ini semakin membesar karena masing-masing kelompok saling

Page 45: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

mempertahankan diri dan tidak ingin saling berdamai. Deviana Mencoba

mengumpulkan informasi dan menganalisis dengan metode studi kasus.

Ketiga, Penelitian Luluk Annisa, Arif Satria dan Rilus A kinseng tentang

konflik nelayan di jawa timur, Menggunakan metode studi kasus dalam

menganalisis perubahan struktur agraria dan diferensi kesejahtraan komunitas

nelayan di lebak banten, menemukan bahwa konflik yang terjadi diklasifikasikan

menjadi : (1) konflik kelas, yaitu konflik antara nelayan dan nelayan lain dari

daerah berbeda, berhubungan dengan alat tangkap yang digunakan, (2) Konflik

usaha yaitu konflik antara nelayan dengan non nelayan dikarenakan kecurangan-

kecurangan yang dilakukan pangamba’ dan agen kepada nelayan seperti

manipulasi penimbangan, harga ikan yang ditentukan secara sepihak, harga jual

yang berbeda antara nelayan yang memiliki hutang dengan pengamban penipuan

grade ikan. Konflik kelas dan penggunaan alat menyebabkan terjadinya konflik

fisik, penyandraan perahu-perahu nelayan, dan semat adanya penyerbuan ke desa

lain tempat nelayan berkonflik menyebabkan rusaknya kampun nelayan dan

merupakan konflik antar nelayan terbersar dipasuruan.

Keempat, Penelitian selanjutnya yang peneliti gunakan sebagai referensi

adalah penelitian Ali Imron A.M tentang resolusi konflik antra etnik an antar

agama. Pada penelitian ini Ali Imron menemukan bahwa penyebab munculnya

konflik sangatlah kompleks, seperti muatan politis, masalah kekecewaan dan

perasaan ditekan selama ini. Berawal dari konfigurasi intersected kemudian

berubah menjadi consulidated yang membuka kesadaran konflik dan

memungkinkan terjadinya kekerasan kolektif. Faktor penyebab timbulnya konflik

Page 46: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

antar etnik dan antar agama di Indonesia: (1) seberapa jauh tingkat

keterbelakangan atau penderitaan kolektif kelompok komunal tersebut dibanding

dengan kelompok-kelompok lain; (2) ketegasan identitas kelompok; (3) derajat

kohesi dan mobilitas kelompok; dan 9/4) kontrol represif oleh kelompok-

kelompok dominan.

Kelima, I Gusti Putu Putra Asmawan memberikan penjelasan yang cukup

jelas tentang hasil penelitiannya yaitu Konflik Etnis Dalam Penguasaan Sumber

Daya Alam di Sumatra Selatan Ia menemukan bahwa faktor-faktor penyebab

konflik antar etnis iyalah Berawal dari konfigurasi intersected kemudian berubah

menjadi consulidated yang membuka kesadaran konflik dan memungkinkan

terjadinya kekerasan kolektif. Faktor penyebab timbulnya konflik antar etnik dan

antar agama di Indonesia: (1) seberapa jauh tingkat keterbelakangan atau

penderitaan kolektif kelompok komunal tersebut dibanding dengan kelompok-

kelompok lain; (2) ketegasan identitas kelompok; (3) derajat kohesi dan mobilitas

kelompok; dan 9/4) kontrol represif oleh kelompok-kelompok dominan.

Page 47: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

No Nama Judul, Metode

Penelitian

Masalah

yang diteliti

Temuan Perbandingan

Dengan

Penelitian

yang

dilakukan

01. Nuri Rachma

Oktaviani

(2010)

Konflik Pekerja

dan Pengusaha di

PT. Krene-Gresik.

(Studi tentang

pemetaan konflik,

resolusi konflik

dan solidaritas

pekerja di pT.

Krene-Gresik).

Penelitian ini

merupakan jenis

penelitian

Kualitatif

Eksplanatoris, dan

menggunakan

metode studi kasus.

Permasalahan

pemetaan

konflik yang

terjadi,

resolusi serta

implikasi

konflik yang

terjadi antara

masyarakat

dengan

pengusaha di

PT.krene

Gresek

Penelitian ini

menghasilkan

beberapa hal

diantaranya,

pemetaan konflik,

resolusi konflik,

serta implikasi

konflik yang terjad

dalam masyarakat.

Resolusi konflik

yang diambil adalah

dengan cara

intervensi atau

negosiasi politik,

kemudian

dilanjutkan pada

tahap arbitration.

Dilihat dari

dampaknya, konflik

antara buruh dan

penusaha ini

menghasilkan

dampak positif

karena dengan

adanya konflik ini

dapat menciptakan

solidaritas dalam

kelompok buruh

atau pekerja.

Dalam kedua

penelitian ini

sama-sama

menggunakan

jenis penelitian

kualitatif

Eksplanoris

yang bertujuan

agar penelitian

yang dilakukan

dapat dijadikan

gambaran

untuk kejadian

yang sama di

tempat lain

02. Deviana

Kuspriandani

(2009)

Konflik Antara

Masyarakat dan

perusahaan (studi

kasus Perbedaan

kepentingan antara

masyarakat dengan

perusahaan PT.X

di dusun Karang

bangkal Desa

Aspek

penyebab

terjadinya

konflik,

proses

berjalannya

konflik, serta

cara

menangani

Penyebab dari

konflik ini adalah

karena adanya

perbedaan

pendapatan yang

terlalu besar antara

pekerja dan

pengusaha di PT.

Krene-Gresik.

Perbedaan

dalam

penelitian ini

dapat dilihat

dari masalah

yang diteliti,

dalam

penelitian

Deviana ini

Page 48: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

karangrejo

Kecamatan

Gempol Kabupaten

pasuruan).

Penelitian ini

menggunakan

metode Kualitatif

Deskriptif dengan

metode studi kasus.

atau

rekonsiliasi

konflik yang

terjadi antara

masyarakat

dengan

perusahaan.

Konflik ini semakin

membesar karena

masing-masing

kelompok saling

mempertahankan

diri dan tidak ingin

saling berdamai.

mencoba untuk

membentuk

konsep

rekonsiliasi

untuk

menyelesaikan

konflik

sementrara

penelitian yang

dilakukan saat

ini hanya

memetakan

dan

menemukan

faktor-faktor

peyangga

konflik,

03. Luluk

Annisa, Arif

Satria dan

Rilus A

Kinseng

(2000)

Konflik Nelayan di

Jawa timur, Studi

kasus Perubahan

struktur Agraria

dan Diferensiasi

kesejahtraan

komunitas nelayan

di lebak Banten.

Penelitian

Kualitatif dengan

desain studi kasus.

Konflik yang

terjadi dalam

pemanfaatan

sumberdaya

perikanan di

daerah

perairan

lekok

menemukan

bahwa konflik yang

terjadi

diklasifikasikan

menjadi : (1) konflik

kelas, yaitu konflik

antara nelayan dan

nelayan lain dari

daerah berbeda,

berhubungan

dengan alat tangkap

yang digunakan, (2)

Konflik usaha yaitu

konflik antara

nelayan dengan non

nelayan dikarenakan

kecurangan-

kecurangan yang

dilakukan

pangamba’ dan agen

kepada nelayan

seperti manipulasi

penimbangan, harga

ikan yang

ditentukan secara

sepihak, harga jual

yang berbeda antara

nelayan yang

memiliki hutang

Perbedaan

penelitian yang

dilakukan oleh

luluk Anisa,

dkk, Lebih

menekankan

pada pemetaan

atau

identivikasi

konflik.

Persamaan:

sama-sama

penelitian

konflik yang

berbasis pada

sumber daya

lam, dan sama-

sama

menggunaan

desain

penelitian studi

kasus.

Page 49: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dengan pengamba’,

penipuan grade

ikan.

04 Ali imron

A.M (2009)

Resolusi konflik

antar Etnik dan

antar Agama

menggunakan

metode Kualitatif

studi pustaka

dengan pendekatan

Multikultural.

Latar

belakang dan

situasi

konflik, sikap

dan persepsi

pihak yang

sedang

berkonflik,

perilaku

mereka

ketika

berkonflik

dan perantara

yang

digunakan

serta strategi

untuk

bertahan

dalam

konflik.

penyebab

munculnya konflik

sangatlah kompleks,

seperti muatan

politis, masalah

kekecewaan dan

perasaan ditekan

selama ini. Berawal

dari konfigurasi

intersectedkemudian

berubah menjadi

consulidatedyang

membuka kesadaran

konflik dan

memungkinkan

terjadinya kekerasan

kolektif. Faktor

penyebab timbulnya

konflik antar etnik

dan antar agama di

Indonesia: (1)

seberapa jauh

tingkat

keterbelakangan

atau penderitaan

kolektif kelompok

komunal tersebut

dibanding dengan

kelompok-kelompok

lain; (2) ketegasan

identitas kelompok;

(3) derajat kohesi

dan mobilitas

kelompok; dan 9/4)

kontrol represif oleh

kelompok-kelompok

dominan.

Dalam

penelitian yang

dilakukan oleh

Ali Imron,

sangat

menekankan

pada proses

resolusi yang

dimulai dari

pemetaan latar

belakang dan

situasi konflik.

Sedangkan

dalam

penelitian yang

dilakukan saat

ini, resolusi

konflik bukan

merupakan

penekanan

utama, namun

lebih kepada

langkah awal

untuk menu

pada resolusi

konflik.

05. I Gusti Putu

Asmawan

(2014)

Konflik Etnis

Dalam penguasaan

Sumber Daya

Alam Sumatra

Pemetaan

serta

penjelasan

situasi

penyebab

munculnya konflik

sangatlah kompleks,

seperti muatan

Penelitian

yang dilakukan

saat ini hampir

samadengan

Page 50: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Selatan konflik yang

terjadi di

Sumatra

Selatan

antara etnis

satu dengan

yang lainnya

politis, masalah

kekecewaan dan

perasaan ditekan

selama ini. Berawal

dari konfigurasi

intersectedkemudian

berubah menjadi

consulidatedyang

membuka kesadaran

konflik dan

memungkinkan

terjadinya kekerasan

kolektif.

yang dilakukan

oleh I Gusti

Putu

Asmawan.

Yaitu memberi

penekanan

pada pemetaan

konflik lalu

memberi

rekomendasi

untuk proses

rekonsiliasi

yang dapat

dilakukan.

Namn

Perbedaannya

lebih pada

Metodologi

yang

digunakan

yaitu etnograsi

dan studi

kasus.

Tabel 2 ,Sumber: Diolah oleh penulis dari berbagai sumber, 2017

2.2 Kajian Teoritik

2.2.1 Dialektika Teori Konflik Ralf Dahrendolf dan Lewis A. Coser Tentang

Konflik Perebutan penguasaan Tanah Ulayat di Batanghari Jambi

Dalam Ilmu sosial , Teori Konflik Ralf Dahrendolf merupakan salah satu

yang paling dikenal selain teori konflik milik lewis Coser. Selama kunjungan

Singkatnya di Amerika Serikat antara tahun 1957 sampai 1958, Dahrendolf

menemukan teori kelas dan konflik kelas. Hampir sama dengan teori konflik yang

lainnya , Dahrendolf juga merupakan seorang pengkritik sturtural tradisonal yang

Page 51: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

tidak mampu menjelaskan tentang perubahan sosial yang terus terjadi dalam

masyarakat1

Dahrendolf membangun teorinya dengan separuh penerimaan dan separuh

penolakan teori yang dikemukakan oleh Karl Marx. Penerimaannya jelas terlihat

pada beberapa isu diantaranya tentang dekomposisi modal, dekomposisi tenaga

kerja dan juga timbulnya kelas-kelas baru sebagai akibat adanya perubahan sosial

yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan penolakannya terutama terlihat pada

pemikiran marx tentang perjuangan kelas yang menurutnya sangat sulit atau

bahkan tidak mungkin untuk terjadi terutama dengan kondisi masyarakat saat ini.2

Teori Dahrendolf terutama membahas tentang bagaimana konflik yang terjadi

dalam masyarakat industri yang dipicu karena adanya dominasi modal dalam

masyarakat. Lebih lanjut dominasi atas modal inilah yang seringkali menjadi

konflik di Indonesia termasuk dalam kasus penguasaan lahan di kabupaten

Batanghari, Jambi. Dominasi Lahan perkebunan Sawit yang dalam Industri ini

menjadi modal utama dan modal pokok. Dominasi atas lahan menciptakan konflik

antara Suku Anak Dalam, PT. Asiatic Persada dan Warga di daerah Batanghari,

Jambi. Berkurangnya Hutan dan Tanah Ulayat akibat pengolahan menjadi lahan

Sawit oleh PT.Asiatic Persada dan warga mengakibatkan sulitnya Suku anak

dalam untuk berburu dan mengumpulkan Makanan.

Lebih lanjut Ralf Dahrendolf juga mengatakan bahwa analisis masyarakat

menggunakan sudut pandang konflik bertitik tolak pada kenyataan bahwa anggota

1 Poloma, Margaret. M, Sosiologi kontemporer ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,2007, hal 129

2 ibid hal 131-133

Page 52: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu orang yang

menguasai dan orang yang dikuasai. Sedangkan dalam masyarakat daerah

Batanghari ini memang sangat terlihat adanya pihak-pihak yang mendominasi

pihak lain terutama dari segi kekuasaan dan ekonomi yang akhirnya juga menjalar

pada segi kehidupan lainnya.

Pihak yang dikuasai dalam kasus ini mengkin akan lebih tepat disebut sebagai

pihak yang terpinggirkan karena pada akhirnya kita akan melihat adanya garis

dominasi yang tegas terutama dalam permasalahan pemanfaatan lahan. Ralf

Dahrendolf menyebut pihak-pihak ini sebagai Superordinat dan pihak

Subordinat.3 Dalam konteks Penguasaan lahan Ulayat dan Ekonomi PT. Asiatic

persada dan masyarakat lokal dan PT Asiatik menjadi Superordinat, dan Suku

anak dalam lebih menjadi Subordinat. Pada kasus ini Suku Anak Dalam sebagai

kelompok yang dikuasai , mereka merasa Hutan rimba tempat mereka selama ini

tinggal, Berburu dan mengumpulkan makanan yang selama ini mereka miliki dan

anggap keamat kini mulai menghilang digantikan lahan sawit milik PT asiatic dan

warga, Permasalahan ini yang terus berkembang yang berdampak kepada pola

komunikasi dan huungan bermasyarakat yang tidak sehat dan seringkali konflik

ini menyebabkan adanya korban jiwa di semua pihak.

Ralf Dahrendolf juga menyatakan bagaimana terbentuknya kelompok-

kelompok kepentingan dalam konflik. Menurut Dahrendolf kelompok-kelompok

kepentingan dapat terbentuk setidaknya karna tiga kondisi yaitu kondisi teknis,

kondisi politik, kondisi sosial. Dalam kondisi teknis Ralf Dahrendolf menyebut

3 Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi klasis dan modern,Jakarta: PT Gramedia, 1996, hal 188

Page 53: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

bahwa munculnya pemimpin dan pembentuk idiologi menjadi penting dalam

pembentukan kelompok konflik dan tindakan kolektif. Sedangkan dari kondisi

politik, Dahrendolf tingkat kebebasan dalam pembentukan kelompok dan

tindakan kelompok. Kategori Kondisi sosial dalam hal ini terutama meliputi

tingkat komunikasi antar anggota dari suatu kelompok menjadi hal yang juga

sangat menentukan terbentuknya kelompok-kelompok konflik.4

Selain itu, Ralf Dahrendolf juga menyebutkan fase-fase terbentuknya konflik

dalam masyarakat. Fase-fase tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 1. Fase Konflik Dalam Masyarakat.5

Jika melihat keadaan dalam Suku anak dalam, adanya persepektif bahwa

masyarakat lokal dan PT. Asiatik Persada sebagai kelompok yang merebut tempat

4 Turner, The Structure of Sociological Theory, Jakarta, PT Gramedia 1997 hal 169

5 Ibid Turner, 1997:168

Adanya

Legitimasi

atas

pembagian

peran dalam

Masyarakat.

(Superordina

t dan

Subordinat)

Terjadinya

Penegasan

atas otoritas

dan jenjang

dalam

Masyarakat

Adanya

Perlawana

n dari

Kelompok

Subordinat

Munculnya

Kesadaran

dari

kelompok

Subordinat

Terbentuknya Konflik Grups.

Konflik

Terjadi Reformasi atas kuasa dalam Masyarakat

Belum Muncul Masalah Masa-masa Kritis

Page 54: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

tinggal mereka merupakan awal mula terbentuknya konflik perebutan lahan di

kabupaten Batanghari, Jambi ini, kemudian terjadinya penguasaan lahan

tanahulayat pada akhirnya membuat suku anak dalam sebagai Subordinat dan

membuat muncul tindakan dan perlawanan oelh Suku Anak Dalam.

Stereotipe, sentimen dan pandangan buruk yang berkembang pada Suku Anak

Dalam terhadap PT. Asiatic dan warga lokal inilah yang menjadikan komunikasi

antar pihak menjadi tidak efektif. Anggapan bahwa PT. Asiatic dan Warga lokal

merupakan pengganggu, Perbut hak-hak mereka dan mengancap kehidupan

mereka terlihat dalam kehidupan bermasyarakatnya, seperti tidak saling menyapa,

sikap membesar-besarkan ketikaterjadi masalah, saling memperguncingkan, dan

selalu berusaha menyelesaikan permasalahan dengan konflik fisik. Bentuk-bentuk

seperti itu memberikan gambaran pola kehidupan yang tidak ideal.

Namun dari teori konflik yang dikemukakan di atas, Dahrendofl tidak mampu

menjelaskan fenomena dimana Suku Anak Dalam bahkan semakin bersatu karena

adanya konflik ini. Pada titik inilah letak dialektika antara pemikiran Dahrendolf

dan Coser. Tidak seperti beberapa ahli yang lebih sering mengatakan bahwa

konflik hanya banyak menimbulkan dampak negatif dan cenderung destruktif

dalam kehidupan bermasyarakat, namun Coser memilih menunjukkan berbagai

sumbangan konflik yang secara potensial positif untuk membentuk serta

mempertahankan stuktur6. Selain itu Coser juga memandang konflik sebagai

sebuah kesadaran pembaharuan masyarakat.

6Poloma, Margaret. M, Sosiologi kontemporer ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 hal: 106

Page 55: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Jadi Coser menganggap dan memandang konflik tidak saja memberikan

dampak negatif dalam masyarakat, namun juga memberikan dampak positif dalam

masyarakat yang salah satunya adalah dapat membentuk stuktur sosial serta

mempertahankannya. Namun dalam penelitian ini, yang akan lebih diperlihatkan

salah satu sisi dari konflik Coser yang menyatakan bahwa, konflik dapat

mempertahankan serta mempererat ikatan dalam kelompok atau In- Groups ketika

mengalami konflik dengan kelompok sosial lainnya Out- Groups. Dalam buku

sosiologi Kontemporer, lebih lanjut dan lebih jelas Coser mengatakan bahwa:

“Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam

pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial, konflik dapat

menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.

Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas dan

melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial kelilingnya”.7

Konflik yang terjadi dengan Out-Groups dapat dijadikan instrumen untuk

memperkuat dan memperjelas identitas diantara para anggota-anggota kelompok.

Kelompok keagamaan, kelompok etnis, kelompok polotik, sering berhasil

mengatasi berbagai hambatan karena konflik menjalankan fungsi positif dalam

memperkuat identitas In- Groups. Keadaan tersebut terjadi terutama dalam Suka

Anak Dalam yang sangat bersatu dan telah berhasil menentukan batas-batas

identitas anggotanya dalam kelompok tersebut. Salah satunya di contohkan

dengan, mereka tidak mau saling bermasalah atau tidak membesar-besarkan

masalah ketika dengan sesama Suku Anak Dalam , namun akan berbeda halnya

jika mereka terlibat masalah dengan Warga atau pekerja PT. Asiatik.

7 Ibib hal 107

Page 56: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Selain itu, Ibnu Khaldun juga menyatakan hal yang hampir sama dengan

yang dikemukakan oleh Coser. Khaldun menyatakan bahwa:

“Suatu kelompok sosial akan mampu edominasi kekuasaan takala secara

internal kelompok tersebut mampu menjaga solidaritas kelompoknya.

Loyalitas para anggotanya dalam menjaga persatuan kelompok sosial dan

ketika solidaritas dalam kelompok mengalami kegoyahan , maka bisa

dipastikan suatu kelompok tidak dapat mempertahankan lebih lama

dominasi kekuasaannya”.8

Pendapat Khaldun diatas menggambarkan bagaimana solidarits dalam

kelompok penguasa (Warga & PT asiatik ) juga mempertahankan dan

membangun solidaritas diantara anggotanya. Perbedaanya dengan Coser adalah

Khaldun lebih melihat dan menekankannya pada kelompok penguasa, dan konsep

dari Ibnu Khaldun ini semakin memperkuat asumsi bahwa karna adanya konflik

ini solidaritas warga lokal dan PT. Asiatik semakin meningkat. Namun

perbedaannya, ketika peningkatan solidaritas Suku Anak Dalam ditujukan untuk

melakukan perlawanan pada kelompok yang mendominasi, Berbeda dengan PT.

Asiatik dan Warga Lokal yang meningkatkan Solidaritasnya karena ingin

mempertahankan kuasanya atas tanah ulayat di daerah tersebut.

Ketidakmampuan teori konflik Dahrendolf dalam menjelaskan fenomena

inilah dan penjelasan di atas yang pada akhirnya menjadi pertimbangan penulis

untuk juga memasukkan pemikiran Coser ini tentang dampak dari situasi konflik

yang bahkan mampu mempertegas identitas pada anggota Suku anak dalam agar

dapat melengkapi kerangka konseptual penelitian ini sekaligus melengkapi

pemikiran Dahrendolf.

8 Susan, Novri, Sosiologi Konflik dan isu-isu konflik Kontemporer, Jakarta, 2009, hal 30

Page 57: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

2.2.2 Kesenjangan Sebagai Penyebab Konflik

Menurut Kamanto Sunarto, Secara singkat kesenjangan sosial dapat

diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi gab atau jarak antara satu

kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain9. Lebih lanjut

dijelaskan pula bahwa kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat bisa

disebabkan karna faktor ekonomi, sosial, dan politik.

Jika dilihat dari faktor ekonomi kesenjangan antara Suku anak dalam,

Warga lokal , dan PT. asiatik sangat jomplang, Hutan tanah ulayat yang selama ini

ditempati Suku anak dalam untuk berburu, mengumulan makanan, dan bertani

dengan sistem berpindah-pindah sudah dipenuhi lahan perkebunan sawit milik

Masyarakat lokal dan PT. Asiatik sehingga suku anak dalam sanagta kesulitan

untuk memenuhi kebutuhan hidup dan ekonomi keluarganya. Sedangkan warga

sangat terbantu dan sangat diuntungkan dengan membuka lahan sawit baru di

tanah ulayat dari segi materi dan kesempatan kerja. Sedangkan jika dilihat dari

segi politik salah satunya adalah adanya dominasi posisi-posisi atau kuasa serta

wewenang dalam suatu sistem pemerintahan oleh kelompok tertentu. Sedangkan

dari segi sosial, adalanya pandangan rasisme dan anggapan suku anak dalam

adalah suku sangat tertinggal dan membahayan menimbulkan kesenjangan dalam

tata kehidupan bermasyarakat.

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa keadaan yang terjadi pada

masyarakat Batanghari, Jambi yaitu antara Suku anak Dalam dengan PT. Asiatik

9 Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, edisi kedua, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas

Indonesia, 2000, hal 85

Page 58: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dan Warga pendatang mengalami kesenjangan sosial karna dalam masyarakat ini

terdapat gap atau jarak antara Suku anak dalam dengan warga pendatang dan PT.

Asiatik persada terutama karna Faktor ekonomi, sosial, dan poliik. Adanya

penguasaan atas lahan serta perbedaan pendapat menjadi pemicu terjadinya

kesenjangan dalam masyarakat.

Menurut Karl Marx, Kesenjangan sosial yang terlalu terlihat dan terasa

dalam masyarakat bisa terjadi pemicu sebuah konflik dalam masyarakat tersebut

yang dalam buku ini Marx mencontohkannya dengan kesenjangan yang terjadi

antara kaum buruh dan Proretar dan kaun Majikan atau kaum Borjuis.10

Sedangkan yang terjadi dalam masyarakat Suku anak dalam merupakan

kesenjangan sosial yang diakibatkan karena adanya penguasaan lahan oleh PT.

Asiatik dan masyarakat pendatang yang berakibat pada perbedaan yang sangat

terlihat dan kesulitan Suku anak Dalam untuk mempertahankan tata

kehidupannya, Kesenjangan sosial inilah yang diindikasikan sebagai cikal bakal

penyebab konflik yang terjadi di Batanghari ini. Konsep kesenjangan sosial

dimaksut dalam kerangka konseptual ini untuk mengidentifikasikan dan

memperkuat argumentasi bahwa keaadaan yang terjadi di Batanghari, jambi ini

adalah benar merupakan keadaan “ Kesenjangan Sosial” dan nantinya juga akan

banyak disebutkan dalam penulisan laporan penelitian ini.

2.2.3 Konflik Horizontal: Konflik Suku Anak Dalam dan Penguasa Sumber

Daya Alam

10

Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi klasis dan modern,Jakarta: PT Gramedia, 1996, hal 142

Page 59: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Teori konflik muncul atas adanya kritik terhadap teori struktural

fungsional yang tidak dapat menjelaskan adanya perubahan sosial yang terjadi

dalam masyarakat. Menurut T. Parsons keberadaan konflik dalam masyarakat

sudah dianggap sebagai sebuah patogi atau penyakit yang pasti ada dalam

masyarakat dan tidak dapat dihindarkan terutama dalam konteks masyarakat yang

terus bergerak dan mengalami perubahan sosial.11

Namun terlepas dari itu, konflik

tidak bisa semata-mata dipandang sebagai sesuatu yang merusak tetapi konflik

juga dapat menyumbangkan banyak terhadap kelestarian kelompok dan

mempererat hubungan diantara para anggotanya.

Beberapa ahli memiliki definisinya masing-masing atas konflik dan

diantaranya menurut Lewis A, Coser:

“Konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan

berkenaan dengan status, kuasa, dan sumber-sumber kekayaan yang

persediaannya tidak mencukupi, dimana pihak-pihak yang sedang

berselisih tidak hanya bermaksud untuk memperoleh barang yang

diinginkan, melainkan juga memojokkan, merugikan, atau menghancurkan

lawan mereka”12

Dari definisi konflik Coser diatas, perebutan sumberdaya yang ada dalam

masyarakat tertentu memiliki potensi munculnya konflik. Hal ini juga terjadi pada

konflik antar etnis di daerah Kabupaten Batanghari jambi antara Suku anak dalam,

Masyarakat dan PT. Asiatik persada. Perebutan dan Penguasaan lahan ulayat oleh

Masyarakat pendatang dan PT. Asiatik persada memicu kecemburuan dan

kemarahan Suku Anak Dalam yang merasa lahan ulayat itu milik mereka dan

tempat mereka tinggal.

11

Veeger. K. J, Realitas Sosial, Jakarta, PT Gramedia,1986, hal 210 12

Ibid hal 211

Page 60: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Kecemburuan semakin bertambah ketika harga buah sawit meningkat dan

semakin banyaknya lahan yang dikuasai warga dan PT. Asiatik persada yang

digunakan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit sehingga hal ini menyebabkan

terjadinya kemarahan Suku anak dalam karena menyempitnya hutan tempat

mereka tinggal, makin sulitnya mereka berburu untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya dan gangguan asap akibat pembukaan lahan yang dilakukan dengan

membakar hutan untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit.

Dari pengertian diatas juga didapat bahwa dalam situasi konflik, suatu

pihak yang berselisih dengan pihak lain tidak hanya bermaksut memperoleh

barang, namun juga memojokkan, merugikan dan berupaya untuk menghancurkan

pihak lain dalam kondisi perebutan tersebut. Dalam permasalahan di Batanghari

jambi, terutama PT. Asiatik, Masyarakat pendatang dan Suku anak dalam juga

menggambarkan hal tersebut. Upaya saling memojokkan dibuktikan dengan

adanya tindakan pembakaran Hutan oleh pihak PT. Asiatik dan Masyarakat

pendatang sehingga mengahncurkan kuasa Suku anak dalam terhadap sebagian

lahan yang terbakar tersebut, sedangkan pada suku anak dalam sering melakukan

pemalakan terhadap warga atau karyawan PT. Asiatik yang berada di lahan ulayat

bahkan sering sampai ke tindakan kriminal untuk memberikan efek jera dan

ketakutan.

Dalam bukunya, Kumanto Sunarto menjelaskan bahwa konflik horizontal

merupakan konflik yang terjadi antara satu kelompok dan kelompok lain dalam

masyarakat yang bersifat sejajar. Seperti contohnya konflik antar etnis, konflik

Page 61: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

13Suku, konflik agama. Sedangkan konflik vertikal adalah konflik yang cenderung

melibatkan masyarakat yang berbeda lapisan, atau cenderung bersifat berjenjang,

contohnya konflik antara kaum buruh dengan kaum ajikan atau pengusaha atau

konflik anatara masyarakat dengan pemerintah.14

Jika dilihat dari kasus yang terjadi antara Suku anak dalam dan PT. Asiatik

maupun warga pendatang di kabupaten Batanghari, Jambi maka konflik ini dapat

digolongkan dalam konflik yang bersifat horizontal karena kedua golongan atau

kelompok tidak dipisahkan dalam kelompok masyarakat yang bersifat berjenjang

dan tidak memiliki saling ketergantungan satu sama lain. Sangat penting dalam

suatu penelitian mengidentifikasikan suatu keadaan, termaksuk juga

mengindentifikasikan konflik ini termaksuk dalam konflik horizontal maupun

vertikal karena akan sangat berpengaruh pada metode pendekatannya dan cara

untuk mendapatkan data yang falid, serta agar dapat membentuk saran yang

benar-benar sesuai dengansituasi yang terjadi pada masyarakat.

2.2.4. Analogi Pilar Sebagai Alat bantu Analisis Eksistensi Konflik

Penggunaan dan pemilihan alat bantu konflik yang tepat akan dapat

memudahkan peneliti dalam menganalisis dan mencoba menyelesaikan keadaan

atau situasi konflik. Terdapat beberapa alat bantu analisis konflik dengan

kareteristik dan kelebihan yang berbeda-beda diantaranya analogi bawang

bombay, pohon konflik, analogi piramida, dan analogi pilar.

14

Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, edisi kedua, Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Indonesia, 2000, hal 102

Page 62: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Dalam kasus ini, peneliti akan mencoba mengkaji konflik dengan

menggunakan analogi pilar. Analogi pilar didasarkan pada keyakinan bahwa

situasi tertentu tidak benar-benar stabil, tetapi ditahan oleh berbagai faktor atau

kekuatan, yaitu pilar-pilar. Analogi pilar-pilar dapat dipergunakan ketika situasi

tidak jelas, kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan.

Dengan menggunakan analogi pilar ini, diharapkan dapat membantu penulis

dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat situasi konflik tetap

bertahan, dan juga untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi

atau menghilangkan faktor-faktor negatif tersebut, atau mungkin mengubahnya

menjadi kekuatan-kekuatan yang lebih positif.15

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan analogi pilar

adalah mengidentifikasikan situasi yang tidak stabil (konflik, masalah atau

ketidakadilan) dan kemudian menganalogikannya dengan sebuah segitiga sama

kaki terbalik yang berdiri diatas satu titik. Selanjutnya kita harus

mengidentifikasikan berbagai kekuatan dan faktor yang tampaknya menahan

situasi konflik ini tetap terjadi yang digambarkan dengan pilar-pilar pendukung di

masing-masing segitiga. Kemudian untuk tahap yang lebih lanjut, kita dapat

mempertimbangkan bagaimana pilar-pilar ini dapat dikurangi dan dihilangkan

dari situasi konflik, serta pertimbangan situasi stabil apa yang dapat menggantikan

situasi yang tidak stabil tersebut.

Gambar 2.1 Analogi Pilar

15

Fisher, Simon, Mengelola konflik: Keterampilan& strategi untuk bertindak, Yogyakarta 2001 hal 31

Page 63: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Gambar 2.1 Sumber diolah sendiri oleh Peneliti

Dari Gambar di atas dapat dilihat bentuk abstrak analogi pilar yang akan

digunakan sebagai alat bantu analasis konflik di daerah Kabupaten Batanghari

Jambi. Pengunaan analogi Pilar ini akan lebih memudahkan penulis dalam

mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjaga atau menahan konflik antara

Suku Anak Dalam dan PT Asiatik beserta Masyarakat Pendatang di daerah

batanghari ini tetap Stabil. Setelah dapat diiedentivikasi, tahap selanjutya

memungkinkan untuk mencoba menemukan cara meredakan konflik atau konsep

rekonsiliasinya.

Mengacu pada gambar diatas, kita dapat menempatkan faktor-faktor yang

memperkuat konflik ke dalam pilar-pilar yang ada di kedua sisi segitiga tersebut.

Pada pilar dengan tanda angka 1 (satu) a dan b akan diisi dengan faktor yang

berbeda (yang saling berkaitan) yang paling kuat dalam menjaga keadaan konflik

tetap eksis dan semakin ke dalam dapat diisi dengan faktor-faktor yang lebih

kecil.

Konflik Anatara Suku anak Dalam Dan PT.

Asiatik Persada/Masyarakat

Pendatang

1a 2a 3a 3b 2b 1b

Page 64: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

2.3 Alur Berpikir

Alur berfikir dalam penelitian ini berawal dari adanya dominasi dan

Penguasaan Lahan ulayat di daerah Batanghari, Jambi oleh PT. Asiatik Persada

dan masyarakat Pendatang. Keberadaaan dan dominasi lahan oleh PT. Asiatik

Persada dan Masyarakat Pendatang ini menyebabkan kesulitan yang luarbiasa

untuk Suku Anak Dalam dimana selama ini mereka hidup dengan cara berburu

dan bertani hanya untuk sekali tanam ditempat yang sama, kehidupan mereka

sangat bergantung terhadap kondisi hutan, Kini hutan tempat mereka tinggal

sudah dipenuhi lahan perkebunan sawit milik PT. Asiatik Persada dan Masyarakat

pendatang yang akhirnya menimbulkan konflik antara Suku Anak Dalam kepada

PT. Asiatik dan Masyarakat pendatang.

Dari konflik yang terjadi terbentuk kondtelasi konflik dan eksistensi

konflik dan diketahui Kehadiran pihak LSM dan masyarakat Pendatang menjadi

faktor yang menyangga konflik perebutan lahan ulayat ini tetap eksis dan terjaga

hingga saat ini. Dominasi dan Penguasaan Lahan serta konstelasi konflik dalam

penelitian ini dikaji lebih lanjut dengan menggunakan beberapa teori konflik yaitu

teori konflik dari Ralf Dahrendolf dan disandingkan dengan kajian konflik Lewis

Coser. Untuk memetakan eksistensi atau faktor-faktor penyangga konflik, maka

digunakan konsep analogi pilar sebagai alat bantu untuk menganalisi dan

memetakan konflik.

Page 65: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Bagan 1.1

Alur Pikir Penelitian

Sumber: Hasil Olah Sendiri

Konflik Penguasaan Lahan Ulayat di

Desa Bungkul, Kabupaten Batanghari,

jambi Anatar Suku Anak Dalam,

Warga pendatang dan PT. Asiatik

Persada.

Konflik Agraria

Konflik Kepentingan

(Adanya kepentingan masing-

masing pihak untuk menguasai

lahan ulayat di kabupaten

Batanghari, Jambi)

Analisis Teori Konflik Ralf Dahrendolf &

Lowis Coser

Rafl Dahrendolf

Identifikasi awal mula terjadinya

konflik

Identifikasi Peran

- Superordinat (Menguasai)

- Subordinat (Dikuasai)

Identifikasi Kepentingan

- Kepentingan Tersembunyi

- Kepentingan Nyata

-Kepentingan Semu

Lowis Coser

Identifikasi dampak konflik

Hasil

1) Kehadiran LSM dan Msyarakat pendatang menjadi Faktor Penyangga Konflik tetap eksis

sehingga konflik tersebut tidak pernah benar-benar selesai saat ini dimana kedua aktor ini

memanfaatkan konflik demi memperoleh keuntungan sendiri.

2) PT. Asiatik Persada dan LSM menjadi pihak Superordinat (Menguasai) dikarenakan faktor

SDM yang lebih tinggi dari Suku Anak Dalam, kebanyakan warga pendatang bekerja sebagai

pegawai di PT. Asiatik sehingga sangat mudah bagi PT. Asiatik untuk mengontrol Masyarakat

pendatang dan Suku Anak Dalam serta masyarakat Pendatang berada di posisi

Subordinat(Dikuasai).

3) PT. Asiatik persada dan Suku Anak Dalam memiliki kepentingan Nyata dalam kasus ini

dimana PT. Asatik memliki kepentingan Ekonomi dan Suku Anak Dalam berkepentingan

untuk kelangsungan hidupnya, LSM sendiri memiliki kepentingan Tersembunyi dimana

merea menunggangi penderitaan Suku Anak Dalam untuk memperoleh keuntungan sedangkan

Masyarakat pendatang mengemban kepentingan Semu dimana hanya mengambil keuntungan

jika memiliki kesempatan.

Page 66: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian yakni berisi tentang jenis penelitian, fokus dan lokasi penelitian, jenis

data, teknik pengumpulandata dan teknik analisa data.

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif yang kemudian dipaparkan secara deskriptif analisis.

Pengertian penelitian kualitatif menurut Taylor dan Bogdan dapat diartikan

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati1. Pendekatan

Kualitatif lebih menekankan penggunaan diri peneliti sebagai alat, dan kepekaan

penelitian dengan mengerahkan segenap fungsi indranya.

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu

di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui, metode ini dapat

memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan

oleh metode kualitatif.2 Metode penelitian kualitatif dipilih agar peneliti bisa

mendapatkan data yang mendalam dan data pasti dimana data tersebut tidak

didapat hanya dari mendengar namun data yang sebenarnya terjadi sebagaimana

adanya. Riset ini tidak mementingkan besarnya populasi atau sampling bahkan

populasi atau Sampling-nya sangat terbatas. Ketika penelisti merasa data yang

1 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2012), Hlm 4

2 Suryabrata Sumadi. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1989). Hlm 5

Page 67: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dikumpulkan sudah cukup untuk dianalisis dan data yang diperoleh telah sampai

pada titi jenuh, maka ia tidak harus menambahkan kuantitas data lainnya.

Tujuan penelitian ini bersifat eksplanatoris. Tujuan maupun keunggulan dari

jenis penelitian eksplanatoris ini adalah untuk memajukan penjelasan-penjelasan

tandingan untuk rangkaian pristiwa semacam itu bisa digunakan dan diterapkan

untuk menjelaskan situasi-situasi yang lain3. Jadi dalam hal ini, konflik yang

terjadi di kabupaten Batanghari, Jambi ini tidak hanya terjadi di Jambi namun

juga ditempat lain yang juga dijadikan tujuan transmigrasi dan perkembangan

pengolahan Sumber daya alam seperti di Kalimantan dan Papua sehingga dengan

mengunakan jenis penelitian eksplanatoris ini diharapkan nantinya hasil dari

penelitian ini juga dapat digunakan untuk melihat konflik-konflik Sumber daya

Alam yang terjadi terutama di daerah-daerah transmigrasi.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi

kasus merupakan sebuah strategi penelitian dimana didalamnya peneliti

menyelidiki secara cermat suatu program, pristiwa, aktivitas, proses, ataupun

sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti

mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur

pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.4 Metode ini dapat

mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan,

kelompok, keluarga, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya. Jadi, kasisi dalam

3 Yin, Robert, K, Studi kasus, Desain & Metode. Jakarta, PT Raja Grafindo, 2011 hal 6

4 Creswell, John, Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2010 hal 20

Page 68: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

khazana metodologi dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif,

intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah

masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau kekinian.5

Pakar metodologi penelitian, Robert Yin menyebutkan:

“Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: menyelidiki fenomena

dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; batas-batas anatara fenomena

dan konteks tak tampak dengan tegas ; dan dimana:multi sumber bukti

dimanfaaatkan. Ia menambahkan, studi kasus itu lebih banyak berkutat

pada atau berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan “how” (bagaimana)

dan “Why” (mengapa), serta pada tingkat tertentu juga menjawab

pertanyaan “wahat” (apa/apakah) dalam kegiatan penelitian,”6

Peneliti menggunakan studi kasus sebagai metode karena obyek pada

penelitian ini adalah kelompok masyarakat yang telah lama mengalami konflik.

Konflik tetap ada namun tidak selalu muncul kepermukaan. Selain itu, kekuatan

utama sebagai kareteristik dasar studi kasus adalah memberikan akses atau

peluang kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif, dan

menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti.

Jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

eksplanatoris. Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan jenis

penelitiannya yaitu kualitatif yang bertujuan memaparkan dan memberikan

gambaran tentang historasi, konstelasi dan eksistensi konflik perebutan kekuasaan

tanah ulayat di daerah batanghari jambi.

5 Burhan bungin, Analisis data penelitian kualitatif, Pemahaman Filosofis dan metodologis ke arah

penguasaan model aplikasi Ed.. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,2010 hal19-20 6 Yin, Robert, K, Studi kasus, Desain & Metode. Jakarta, PT Raja Grafindo, 2011

Page 69: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Secara lebih rinci, Abdul Aziz S.R merumuskan keunggulan-keunggulan

studi kasus:

Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan

antar-variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemehaman

yang lebih luas;

1. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memeperoleh wawasan

mengenai konsep-konsep dasar prilaku manusia. Melalui penyelidikan

intensif peneliti dapat menemukan kareteristik dan hubungan-hubungan

yang (mungkin) tidak diharapkan/diduga sebelumnya:

2. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat

berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi

perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka

pembangunan ilmu sosial.

Desain dalam penelitian ini digunakan untuk penelitian dengan kasus

tunggal (single case) yaitu mengetahui dan mendeskripsikan secara holistik

historasi, konstelasi dan eksistensi konflikpenguasaan lahan ulayat di saerah

lempuinh. Tiga macam rasionalitas yang harus diperhatikan untuk mendesain

penelitian studi kasus tunggal:

1. Bahwa kasus tunggal pada dasarnya analog dengan eksperimen

tunggal (dalam penelitian kuantitatif). Dalam konteks ini sebuah

rasional muncul ketika kasus itu tampak sebagai kasus penting dan

relevan untuk menguji suatu teori yang diletakkan sebelumnya sebagai

Page 70: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

perspektif. Teori sebelumnya yang digunakan peneliti adalah teori

konflik Ralf Dahrendolf dan Lewis Coser yang mencoba melihat

penguasaan lahan sumber daya alam yang memiliki pengaruh terhadap

keberadaan konflik dan karena konflik yang terjadi menyebabkan

saling menguatkan in-Group kelompok masing-masing

2. Sebuah kasus merefleksikan sesuatu yang ekstrim atau penuh keunikan

sehingga menarik dan bermakna untuk ditelusuri. Fenomena konflik

lahan menjadi isu yang sensitif terjadi di Indonesia.

3. Sebuah kasus yang dapat dikatakan sebagai kasus penyingkapan.

Kasus ini dapat ditemui seorang peneliti ketika ia berkesempatan

memasuki suatu ranah sosial atau fenomena yang kurang diijinkan

untuk diteliti secara alamiah. Fenomena konflik menjadi suatu yang

sulit mengungkapkannya, akrena ketika konflik itu tidak sampai

dipermukaan akan sangat sulit untuk mendeteksi konflik yang sedang

terjadi.

3.3 Fokus Penelitian

Penelitian ini mengambil fokus tentang historasi, Kontelasi, hubungan antar

faktor-faktor yang menyebabkan konflik tetap terjadi dan eksistensi konflik lahan

itu sendiri di daerah kabupaten Batanghari, jambi.

Fokus yang akan dibahas dalam penelitian antara lain:

1. Story telling tentang awal mula terbentuknya konflik.

2. Kontelasi atau latar belakang yang menyebabkan konflik antar Suku anak

dalam dengan PT, Asiatik dan warga pendatang

Page 71: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

3. Eksistensi konflik atau faktor-faktor yang menyebabkan konflik tetap

eksis.

Penelitian ini dilakukan di Desa Bungku, Kec. Bajubang,

Kabupaten Batanghari, Jambi. Berada di kawasan PT. Asiatik Persada dan

Perkampungan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Kelompok 113 tiga

dusun (Tanah Menang, Pinang Tinggi, Padang Salak) yang berada di areal

HGU PT. Asiatic Persada Subyek Penelitian.

3.4 Unit Analisi Data dan Teknik Pengumpulan Data

Unit analisis data adalah kajian penelitian yang dikelompokkan dalam

unit-unit tertentu. Pada penelitian ini unit analisis data meliputi historisasi,

konstelasi dan eksistensi konflik. Historisasi dalam hal ini meliputi beberapa unit-

unit lebih lecil diantaranya adalah tentang bagaimana PT. Asiatik Persada dan

masyarakat pendatang mulai merambah tanah Ulayat di Batanghari Jambi.

Sedangkan untuk kontelasi konfliknya, akan dilihat lebih jauh bagaimana

sebenarnya keadaan pada Suku anak dalam serta masalah inti atau masaah utama

yang sering memicu terjadinya konflik, dari segi Eksistensi konfliknya , peneliti

akan mencari faktor-faktor yang membuat konflik tetap eksis meski dalam jangka

waktu yang cukup lama.

Peneliti Menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan

dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Wawancara atau interview

adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh informasi. Peneliti memilih wawancara karena metode ini

merupakan cara yang sesuai untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang

Page 72: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dipikirkan atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Melalui tanya

jawab kita dapat memasuki alam pikiran orang lain, sehingga kita dapat

memperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi wawancara dapat berfungsi

deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti yang dialami orang lain.

3.4.1 Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung

secara bertatap muka (face to face).7 Definisi wawancara Menurut Esterberg,

wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.8

Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu:9

Wawancara terstruktur adalah bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti

melakukan wawancara dan dalam pengumpul data peneliti telah menyiapkan

instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dimana

pengggunaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan informan sedangkan wawancara tak

7Ibid. Hlm 69

8 Sugiyono., Op.Cit., Hlm. 72S

9Ibid. Hlm 73-75

Page 73: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara

semiterstrukur dimana metode semiterstrukur digunakan untuk menemukan

permasalahan secara terbuka dan pihak yang diajak wawancara dapat dimintai

pendapat dan ide-idenya. Peneliti tetap menggunakan pedoman-pedoman

pertanyaan, agar penelitian lebih terarah namun juga akan dikembangkan

secara bebas. Teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive

Sampling, yang diartikan sebagai pengambilan sampel sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan. Sampel informan dipilih peneliti dengan

menentukan dan menemukan siapa yang akan diwawancara

3.4.2 Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti.10

Menurut Guba dan Lincoln ada beberapa alasan

mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan dimanfaatkan sebesar-

besarnya diantaranya:11

teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman

secara langsung, melalui pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat

dan mengamati sendiri tentang kejadian yang sebagaimana terjadi di

lapangan, teknik pengamatan memungkinkan peneliti untuk mampu

memahami situasi-situasi rumit dan kasus-kasus tertentu dimana teknik

komunikasi tidak memungkinkan untuk dilakukan.

10

Husaini, Usman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Hlm 52 11

Lexy J Moleong. Op.Cit. Hlm 174-175

Page 74: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

3.4.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.12

Menurut Lexy J Moleong ada dua jenis dokumen yang dapat

dijadikan bahan studi dalam studi dokumentasi yaitu dokumen pribadi dan

dokumen resmi.13

Dokumen pribadi digunakan untuk memperoleh kejadian nyata

tentang situasi sosial di sekitar subjek penelitian. Sumber dokumen pribadi

dapat berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi. Dokumen resmi

terdiri atas dokumen internal dan dokumen eksternal. Adapun dokumen

internal dapat berupa memo, pengumuman, isntruksi, ataupun aturan suatu

lembaga masyarakat. sedangkan dokumen eksternal dapat berupa majalah,

buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan di media massa.

12

Ibid. Hlm 82 13

Lexy J Moleong. Op.Cit. Hlm 217-219

Page 75: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

3.5 Sumber Data

3.5.1 Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli

(langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut.14

Adapun data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang

didapatkan melalui wawancara dan observasi atau pengamatan langsung.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan

orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut. 15

.

Data Sekunder ini terutama digunakan untuk memperkuat dan memverivikasi

data yang telah didapatkan dari informan utama yang telah ditentukan dan

telah melakukan wawancara mendalam. Data sekunder juga diperoleh melalui

studi literatur baik berupa buku, jurnal, penelitian terdahulu, situs internet

serta dokumen-dokumen milik desa yang mendukung dan membantu peneliti

untuk memperoleh informasi berkaitan dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan dan Biklen16

, analisis data ialah proses pencarian dan

penyusunan data yang sistematis melalui transkrip wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap

yang ditemukan. Nasution menyatakan bahwa analisis data ialah proses menyusun

14

Ibid. Hlm 86 15

Ibid. Hlm 87 16

Husaini, Usman, Op. Cit, Hlm 84

Page 76: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkannya dalam

suatu pola atau tema.17

Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas. Proses-proses analisis kualitatif dapat

dijelaskan ke dalam tiga langkah sebagaimana berikut:

Gambar 3.1

Teknik Analisis Data Kualitatif

Sumber: Sugiyono, 2010

Penjabaran dari gambar di atas adalah pertama, pengumpulan data (data

collection), peneliti mengumpulkan dan menggali sebanyak-banyaknya data dan

Diolah menjadi sebuah fakta. Kedua, reduksi data (data reduction), banyaknya

data yang diperoleh di lapangan maka perlu untuk dilaksanakan tahap reduksi

data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dibutuhkan saja. Ketiga, penyajian

data (data display), dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan dan sejenisnya. Namun yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Keempat, penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification).

17

Husaini, Usman, Op.Cit, Hlm 84

Data

collection

Conclusion:

drawing/verifying

Data

reduction

Data

display

Page 77: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Penarikan kesimpulan yang akan menyimpulkan keseluruhan data-data konkrit

yang di dapat di lapangan secara jelas dan pasti.

3.7 Informan Penelitian dan Instrumen Penelitian

Informan utama dealam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap

sebagai tetua atau pimpinan masing-masing kelompok atau orang-orang yang

sering menyelesaikan permasalahan diatara kelompok baik itu Suku Anak dalam,

Masyarakat pendatang, maupun pihak PT. Asiatik persada. Selanjutnya, informan

juga dapat dipilih berdasarkan rekomendasi daripada informan kunci yang telah

dipilih. Informan utama yang dipilih dengan alasan bahwa orang-orang tersebut

lebih mengerti permasalahan apa yang sering terjadi antar kelompok tersebut, dan

mereka juga lebih mengerti tentang historisasi terjadinya konflik antara Suku anak

dalam, PT. Asiatik dan Warga pendatang.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

NO NAMA JABATAN

01. Sigit Eko Yuwono Tim Penanganan konflik Bangkesbangpol

Jambi, dan anggota Tim Terpadu

02. Farizal, SH.MH Sekretaris Tim Terpadu Kakan Kesbang

dan Politik Batanghari

03. Pdt. Togap Parulian Harahap Misionaris (pendeta) yang melayani ke

Suku anak Dalam

04. Diki Kurniawan Direktur KKI LSM WARSI (warung

Page 78: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Informasi)

05. Jarni Masyarakat Suku Anak Dalam (Anak

Rimba)

06. Parulian dabukke Pegawai PT. Asiatik Persada

07 MR. X Satuan pengamanan (satpam) perusahaan

perkebunan kelapa sawit PT Asiatic

Persada

07. Kompol R Manalu. SH. MH Kasubdid PID Bidang Humas Polda

Jambi

08. Mr. Y Kepala Desa Bungku kabupaten

Batanghari, Jambi

09. Ainul Irfan Kepala Bidang Biro SDA dan

Lingkungan Kantor Gubernur Jambi

10 Daniel ngalay Tetua adat Suku Anak Dalam

(Tumenggung)

11 Amit Wakil Tumenggung Suku Anak dalam

12 Ansori Kanwil Badan Pertanahan Nasional Kota

Jambi

Tabel 3.1 Sumber Diolah sendiri oleh Peneliti

Page 79: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI KONFLIK DAN AWAL MULA TERJADINYA

KONFLIK

Pada bab ini peneliti menggambarkan bagaimana lokasi konflik serta hasil

penelitian. Dalam menggambarkan lokasi konflik, peneliti membagi gambaran

menjadi dua, yakni keadaan geografis, keadaan kependudukan dan potensi Desa

Bungku itu sendiri, baik potensi dalam pertanian pangan, potensi peternakan, dan

potensi Sumber Daya Manusia. Selain itu, peneliti juga memaparkan sejarah

singkat lokasi konflik, hal ini peneliti maksudkan untuk memberikan gambaran

bagaimana kondisi lokasi sebelum terjadi adanya konflik Perebutan Lahan Ulaya

dari data-data valid yang berhasil peneliti himpun saat melakukan penelitian ke

lapangan.

4.1. KABUPATEN BATANG HARI

4.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Batang Hari terletak di antara 1º15’ lintang selatan sampai dengan

2º2’ lintang selatan dan diantara 102º30’ bujur timur sampai dengan 104º30’ bujur

timur. 101-500 (data BPS 11-100A meter dpl sebanyak 92,67 % dan 101-500

meter dpl 7,33 %). Iklim (Suhu rata-rata perbulan) 26,5 (data BPS 26.0 s.d. 27,2).

Curah hujan rata-rata per tahun 179,3 (119 mm sampai 371,5 mm). Luas wilayah

kabupaten 5246 km2. Batas wilayah kabupaten Batang Hari

a) Sebelah Barat : Kabupaten Tebo

Page 80: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

b) Sebelah Timur : Kabupaten Muaro Jambi

c) Sebelah Selatan : Provinsi Sumatra Selatan, Kabupaten Sarolangun, dan

Kabupaten Muaro Jambi

d) Sebelah Utara : kabupaten Muaro Jambi, Tebo dan tanjung Jabung Barat

Kabupaten Batang Hari ini mempunyai 8 jumlah kecamatan, 100 Desa, 13

Kelurahan, 345 Dusun, 29 Rukun Warga (RW). 1192 Rukun tetangga. Dan

90884 kepala keluarga. Kabupaten Batang hari ini mempunyai lahan terluas

pada perkebunan yaitu sebanyak 180173 ha/km2 dan untuk lahan tersempit

yaitu untuk kolam/ empang yaitu sebanyak 185 Ha/km2.

4.1.2 Keadaan Topografis

Gambar 4.1. Peta kabupaten Batang Hari Tahun 2016

S

umber: Situs Pemerintahan Kabupaten Batang Hari 2016

Page 81: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Kabupaten Batang Hari terletak di bagian tengah Provinsi jambi dan

dilalui oleh dua sungai besar yaitu Batang tembesi dan Sungai Batanghari.

Beberapa sungai lainnya yang relatif besar anatar lain adalah sungai Dangun

bangko, Sungai kayu Aro, Sungai Renggas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung

Besar, Sungai jebak. Disamping singai besar tadi terdapat pula beberapa

sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai yaitu Sungai Singoan, Sungai

Bernai, Sungai Mersam, Sungai Bulian, Sungai kandang, Sungai Aur, Sungai

Bacang dan lain-lain. Secara topografis Kabupaten Batanghari merupakan

wilayah dataran rendah dan rawa yang dibelah Sungai Batanghari dan

sepanjang tahun tergenang air, dimana menurut evaluasinya daerah ini terdiri

dari:

0-10 meter dari permukaan laut (11,80%)

11-100 meter dari permukaan laut (83,70%)

4,50 % wilayahnya berada pada ketinggian 101-500 meter dari

permukaan laut

Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan, penduduk kabupaten Batang

Hari dibidang pekerjaaan memiliki beberapa bidang dengan dominan bekerja

dibeberapa sektor dan perusahaan yang berada di sekitar daerah Batang hari.

Page 82: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Kabupaten Batang Hari Berdasarkan

Pekerjaan Tahun 2015

NO Bidang Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian, Kehutanan.

Perburuan dan Perikanan

41667 20739 62406

2 Industri Pengolahan 3086 751 3837

3 Pedagang, Eceran, Rumah

Makan, Dan Hotel

7316 7439 14755

4 Jasa Kemasyarakatan 5248 7150 12398

5 Lainnya 7882 279 8161

Jumlah 65119 36358 101557

Sumber: Badan Pusat Statistik Batang Hari 2016

Dari bidang pekerjaan, sektor pertanian merupakan sektor tertinggi untuk

mata pencaharian penduduk di kabupaten batang Hari. Hal ini juga didukung

dengan banyaknya areal perkebunan seperti karet dan kelapa sawit baik yang

dikuasai oleh perusaahaan maupun milik masyarakat. Sebagian Besar wilayah

kabupaten Batang Hari merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit yang

dikuasai oleh perusahan-perusahaan swasta. Masyarakat yang tidak mempunyai

lahan seperti pendatang kebanyakan beerja sebagai buruh lepas atau karyawan di

perusahaan perkebunan tersebut. Mata pencaharian penduduk pada umumnya

berkaitan erat dengan tingkat pendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang masih

Page 83: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

cukup rendah, maka keahlian dan pengetahuan masyarakat masih cuku rendah

untuk bekerja menjadi karyawan tetap di perusahaan.

Masyarakat yang berada di daerah ini, terdiri dari bermacam-macam jenis

etnis, karena adanya program transmigrasi dari pemerintah meskipun ada juga

masyarakat yang sengaja ingin mengadu nasib di daerah lain, sehingga membuat

daerah ini mamiliki etnis-etnis penduduk yang sangat beragam.

Tabel 4.4: Komposisi penduduk Kabupaten Batang hari Berdasarkan Etnis Tahun

2015

NO Nama Etnis Jumlah Sumber Data Keterangan

1 Melayu Jambi 111342 Sensus

Penduduk

tahun 2015

Pencatatan

jumlah

penduduk

berdasarkan

etnis

terakhir

dilakukan

pada sesus

penduduk

tahun 2015

2 Jawa 49455

3 Minang 7266

4 Sunda, Pariangan 5718

5 Kerinci 2814

6 Melayu 1106

7 Banjar 1059

8 Bugis 234

9 Lainnya 12621

Sumber: Badan Pusat Statistik Batang Hari Tahun 2016

Page 84: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Batang Hari ini didominasi

oleh etnis Melayu, dikarenakan daerah sumatra memiliki rata-rata penduduk yang

beretnis asli melayu, masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang berada didaerah

ini juga salah satu dari etnis melayu diketahui mereka berada di daerah ini telah

lama selama berpuluh-puluh tahun, serta bahasa dan adat yang digunakan memilki

kemiripan dengan adat melayu yang ada, jadi tidak memungkri jika kabupaten

Batang hari memiliki jumlah etnis melayu yang banyak mendominasi di daerah

ini.

Dalam meningkatkan jumlah pekerjaan dalam kualitas suatu daerah sangat

diperlukan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung, kabupaten Batang

Hari ini terdapat beberapa sekolah sebagai sarana penunjang kemajuan daerah

seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Kabupaten Batang Hari Berdasarkan Prasarana

Pendidikan Tahun 2015

NO Tingkat Jumlah

1 TK 89

2 SD 207

3 SMP/MTs 78

4 SMA/SMK/MAN 36

5 Akademi 1

6 Universitas/Sekolah Tinggi 3

Sumber: Badan Pusat Statistik Batanghari Tahun 2016

Page 85: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Jumlah sarana pendidikan sudah cukup memadai untuk tingkat sekolah

dasar (SD, Namun untuk SMP dan SMA masih sangat kurang karna masyarakat

yang ada di desa-desa mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah karna

letaknya terlalu jauh dari desa. Penduduk Kabupaten Bang Hari dengan jumlah

241.334 jiwa merupakan salah satu modal dasar pembangunan sekaligus menjadi

beban dalam pelaksanaan pembangunan. Pertumbuhan penduduk mengalami

peningkatan sebesar 4.85 persen dimana penduduk palinng tinggi

pertumbuhannya berada di kecamatan Bathin Sembilan yang merupakan wilayah

Transmigrasi di Kabupaten Batang Hari.

4.2 POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Potensi Sumber daya alam yang tersedia di kabupaten Batang hari ini sangat

beragam, dan dengan berkembangnya potensi alam yang tersedia maka akan

memajukan pertumbuhan ekonomi dan mesejahtrakan masyarakat yang berada di

kabupaten ini. Sektor yang paling dominan ialah perkebunan karet dan sawit yang

diamana harganya cukup stabil setiap tahunnya.

4.2.1 Potensi tanaman pangan

Komoditi padi merupakan komoditi yang memiliki lahan terluas di sektor

tanaman pangan. Secara keseluruhan , luas lahan produksi tanaman pangan di

daerah ini berfluktuayif mengalami penurunan dan peningkatan, keberadaan

indutri hulu migas di Kabupaten ini tidak berpengaruh signifikan terhadap sektor

tanaman pangan di daerah ini karna tidak bersinggungan langsung antara hulu

migas dan sektor ini, jenis tanaman pangan yang diusahakan oelh masyarakat

Page 86: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

yaitu: Kedelai, Kacang tanah, Kacang hijau, Ubi kayu, Ubi jalar dan lain-lain.

Pemasaran hasil tanaman pangan sebagian besar digunakan untuk konsumsi

sendiri dan sisanya dijual ke pasar sekitar. Pda tabel dibawah ini menunjukkan

produksi tanaman pangan di Kabupaten Bantang Hari.

Tabel 4.6. Jumlah Produktifitas Tanaman Pangan Tahun 2015

Tanaman Pangan (Padi Sawah)

Data Tahun Luas

Lahan

Produktif

Nilai

Produktifitas

(Kwt/Ha)

2014 7755 47.41

2015 8166 47.52

2016 7907 45.31

Sumber: Badan Pusat Statistik Batang Hari 2016

Potensi tanaman pangan yang tersedia dikabupaten Batang Hari

mengalami jumlah produksi yang masih belum stabil, seperti yang terlihat dari

tahun 2014 s/d 2016 jumlah yang diproduksi mengalami penurunan, hingga pada

tahun 2016 hanya mendapat 45.31 Kwt/Ha lebih kecil dari pada 2 tahun

sebelumnya ini disebabkan kebanyakan orang memilih beralih ke perkebunan

sawit atau menjadi buruh sawit.

Page 87: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

4.2.2 Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Masyarakat yang berada di kabupaten Batang Hari ini menggunakan

sebagian lahan perkebunan dan huatn sebagai tempat bercocok tanam yang

hasilnya sebagian dikonsumsi dan sebagian lagi dijual untuk memenuhi

kehudupan sehari-hari, pada tabel dibawah ini saya akan memaparkan tanaman-

tanaman yang ditanam diperkebunan dan hasilnya dominan untuk lebih dijual, dan

berikutnya saya akan memaparkan tanaman yang ada dihutan , biasanya memang

sudah ada di hutan dan masyaraat hanya tinggak menjaga dan memeliharanya

saja.

Tabel 4.7: Jenis Tanaman yang ditanam diperkebunan Tahun 2015

Tahun Jenis Tanaman dan Jumlahnya (Pohon/hektar)

Karet Kelapa Kelapa

Hibritda

Kelapa

Sawit

Kopi Kapuk Lada Aren Kakao Kemiri

2013 109007 857 238 63510.64 350 47 27.4 98 305 57

2014 111523 804 238 63631.6 314 47 100 90 305 0

2015 111619 689 238 66838 247 47 102 92 240 24

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupeten Batang Hari tahun 2016

Sumber daya Alam (SDA) hutan di kabupaten ini memiliki kekayaan yang

berlimpah tidak hanya alam namun disalah satu hutan di daerah ini bermukim

orang rimba yang disebut dengan Suku Anak Dalam (SAD) salah satu wilayah

hutan yaitu hutan jelutin, yang terletak di desa jelutin kecamatan Batin Sembilan,

mereka mendapat hak pengelolaan Hutan desa (HPHD) dari mentri kehutanan.

Page 88: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Namun daerah hutan yang dihuni oleh SAD di wilayah desa bungku hingga saat

ini masih terjadi konflik antara SAD dengan pihak perusahaan mengenai lahan.

Sayangnya keberadaan Suku anak dalam atau Suku Tabo ini tidak didukung oleh

pemerintah daerah, status pengolahan lahan hutan yang didiami oleh SAD

diserahkan kepada PT. Asiatik Persada.

4.3 PROFIL DESA BUNGKU DAN KOMUNITAS BATIN 9 (SUKU ANAK

DALAM)

Simpang Macan adalah wilayah kelola masyarakat yang berada di sebelah

timur laut kawasan hutan HRF yang posisinya berdampingan dengan wilayah

perusahaan perkebunan PT Asiatik Persada. Secara administrasi kependudukan

wilayah ini adalah wilayah (bagian) RT 11 yang dikepalai oleh Amran dan RT 14

desa Bungku yang dikepalai oleh Komrin. Wilayah ini dapat diakses melalui jalan

perkebunan PT asiatik Persada dengan kondisi yang sudah lumayan baik.

Wilayah ini adalah wilayah pemanfaatan komunitas dahulunya untuk hasil

hutan kayu dengan system mandah (menetap beberapa hari dan kembali lagi ke

dusun) sekitar tahun 1980. Wilayah ini mulai dibuka (komunitas mulai berladang

sambil memanfaatkan hasil hutan non kayu) sekitar tahun 1995 sampai sekarang

dengan sistem (kebanyakan) menetap. Pola penyebaran penduduk menyebar

memanjang sesuai akses jalan dan umumnya berada diatas lahan yang mereka

kelola. Perumahan mereka terbuat dari kayu dan tidak jarang juga berdindingkan

kulit kayu dan umumnya rumah mereka berbetuk panggung. Kondisi alam

diwilayah ini masih berhutan dan belukar setelah terjadinya kebakaran tahun 1997

Page 89: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dan aktifitas penebangan hutan ilegal maka muncul perladangan masyarakat

dengan memanfaatkan komuditi karet. Karet yang ditanam diwilayah ini beragam

(berumur 1-7 tahun). Disamping itu juga telah ada kebun karet yang menghasilkan

di wilayah ini (karet sudah dideres).

4.3.1 Kependudukan

Tidak semua warga yang ada diwilayah ini mempunyai KTP desa Bungku.

Masyarakat disini kebanyakan berasal dari Markanding (Sungai Dayo dan

Tenggalung) dan Tanjung Lebar (Penyerokan). Pada dasarnya masyarakat yang

ada disini masih satu keluarga seperti keluarga Alam Sina (Amin, Asip, Amit,

Asan dan Alik) arah ke camp 35 dan keluarga Mat Tahir (Mahmud, Bahmad,

Asik, Ruslan dan Ajir) kearah hutan Bulian. Tidak semua masyarakat yang

mempunyai akses kewilayah ini menetap dan berkedudukan diwilayah ini, serta

tidak semua masyarakat yang ada (mempunyai akses) diwilayah ini adalah

komunitas Bathin IX. Masih ada juga masyarakat dari daerah lain (masyarakat

bayat, sako suban, palembang, jawa dan jambi) yang berpenghidupan dan

berkedudukan di wilayah ini. Untuk masyarakat yang diluar komunitas

keberadaan mereka bagi komunitas tidak begitu dipermasalahkan (selama tidak

mengganggu mereka) dan bahkan (ada) yang menganggap mereka sebagai bagian

dari komunitas.

Masuknya masyarakat pendatang kewilayah ini dikarenakan aktifitas jual

beli maupun proses pertemanan dan pengenalan dahulunya (baik didesa maupun

waktu sama melakukan aktifitas balok maupun memanfaatkan hasil hutan

Page 90: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dahulunya). Masyarakat luar yang telah mengenal masyarakat komunitas

kemudian meminta izin pada komunitas untuk berpenghidupan juga diwilayah ini.

Bagi masyarakat yang tidak berkedudukan diwilayah ini mereka memanfaatkan

wilayah ini sebagai aternatif perekonomian dan untuk adanya Investasi (jaminan)

keluarga mereka (misalnya pembukaan kebun untuk kesiapan dan “jatah” anak

dan keluarga mereka) nantinya.

4.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi

Pemanfatan kawasan oleh masyarakat sekarang adalah lahan dan mencari

hasil hutan non kayu (hewan dan tumbuhan). Lahan dimanfaatkan oleh

masyarakat dengan karet sebagai komoditas. Karet yang ada kondisisnya sudah

disadap (hanya beberapa orang) dan belum disadap (kebanyakan orang yang

berumur sekitar 1-7 tahun). Rata-rata masyarakat mempunyai kebun disini adalah

sekitar 2-7 Ha/KK. Semakin lama masyarakat menempat diwilayah ini semakin

luas kebun yang dimilikinya, hal ini disebabkan karena kebiasan mereka

membuka kebun tiap tahunnya disekitar kebun mereka yang belum diolah orang

lain. Luas bukaan masyarakat tiap tahunnya berkisar 1-2 bidang (1 bidang

berkisar 1,5 ha) per tahunnya, hal itu dikarenakan pembukaan lahan yang

dilakukan secara manual menggunakan kapak dan beliung. Disamping adanya

kebun umumnya masyarakat juga mengklem kepemilikan lahan berupa belukar

yang belum mereka kelola, hal itu dikarenakan adanya bekas olahan mereka yang

belum dikelola secara optimal maupun bekas hasil kebakaran tahun 1997.

Hasil hutan dan kebun yang mereka dapatkan akan dijual ke Penadah dan

pada masyarakat baik yang berada di pemukiman karyawan perusahaan PT.

Page 91: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Asiatik persada maupun masyarakat Tranmigrasi Sungai Bahar dan Bungku. Toke

yang biasa menampung hasil masyarakat adalah Mujiran (Penadah Unit 5 yang

biasanya menapung damar, rotan), Toto (Penadah yang menampung hasil dammar

dari Tempino) maupun Penadah-penadah lain yang ada di wilayah Sungai Bahar

dan Bungku. System penjualan dilakukan ketoke dilakukan dengan cara dianatar

maupun dijemput ke lokasi (tergantung kesepakatan dan permintaan). Oleh

Penadah, masyarakat diberi kelebihan yaitu masyarakat boleh ngebon (ngutang)

dulu kepada Penadah sebelum permintaan Penadah dipenuhi oleh komunitas.

Selain menjual pada Penadah, hasil yang didapatkan dari hutan dan kebun

juga dijual secara lansung pada masyarakat. Untuk hasil buruan dan sayuran

biasanya lansung dijual kepada masyarakat yang berminat. Hasil dari itu akan

dibelikan kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Disamping memanfaatkan hasil

hutan dan kebun, perekonomian masyarakat disini juga bergantung pada sawit PT

Asiatik. Masyarakat seringkali melakukan kegiatan pengutipan brondol sawit

walaupun dilarang oleh pihak perusahaan. Hasil yang didapatkan dari brondol

sawit dibawa keluar (Sungai Bahar) dan dijual kepada toke. Brondol tersebut

dihargai rendah dari buah sawit pada umumnya. Dalam sehari masyarakat disini

bisa mendapatkan 20 kg brondol sawit.

4.4 Kronologi Masalah Sengketa Tanah Masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD) dan PT. Asiatik Persada

Ketentuan Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa “Bumi, air dan kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ketentuan ini melahirkan konsepsi hak

Page 92: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

penguasaan negara atas sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Sebagai penjabaran dari Pasal 33 UUD 1945 ini dibentuklah UU No. 5

Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok Agraria (selanjutnya disebut UUPA).

Dari nama yang digunakan tampak bahwa undang-undang ini mengatur hal-

hal yang berkenaan dengan (pemanfaatan) sumber daya alam, semisal tanah, air,

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya (hutan, tambang). Namun

demikian, sebagian besar pasalnya (53 pasal dari 67 pasal) ternyata mengatur

tentang tanah. Hal inilah yang kemudian mendorong pembentukan undang-

undang lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya alam, sehingga

terbit-lah UU sektoral antara lain dalam UU No. 5 Tahun 1967 tentang Kehutanan

(diperbarui dengan UU No. 41 Tahun 1999), UU No. 11 Tahun 1967 tentang

Pertambangan (diubah dengan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

Bumi, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara), dan UU No. 11

Tahun 1974 tentang Pengairan (direvisi dengan UU No. 7 Tahun 2004).1

Berbagai UU sektoral tersebut dibentuk dengan tidak berlandaskan prinsip-

prinsip yang telah diletakkan UUPA. Pada gilirannya, kedudukan UUPA

didegradasi menjadi UU sektoral yang hanya mengatur pertanahan. Selain itu,

meski berbagai undang-undang sektoral mengacu Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945,

namun substansinya pada umumnya memiliki karakteristik yang tidak sesuai

dengan falsafah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini dikarenakan

berbagai UU sektoral tersebut memiliki karakteristik: 1) berorientasi pada

eksploitasi, mengabaikan konservasi dan keberlanjutan fungsi SDA, digunakan

1 Maria SW Sumarjono, Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kompas

Gramedia, Jakarta, 2008, hal. 95.

Page 93: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

sebagai alat pencapaian pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pendapatan

dan devisa negara; 2) lebih berpihak pada pemodal besar; 3) ideologi penguasaan

dan pemanfaatan SDA terpusat pada negara sehingga bercorak sentralistik; (4)

pengelolaan SDA yang sektoral berdampak terhadap koordinasi antarsektor yang

lemah; 5) tidak mengatur perlindungan hak asasi manusia (HAM) secara

proporsional.2

Keberadaan berbagai UU sektoral yang demikian itu berdampak pada

koordinasi yang lemah di tingkat pusat, antara pusat dan daerah, serta antar-

daerah, kerusakan dan kemunduran kualitas SDA, ketidakadilan berupa

terpinggirkannya hak-hak masyarakat yang hidupnya terutama tergantung pada

akses terhadap SDA (petani, masyarakat adat, dll); serta timbulnya konflik

berkenaan dengan SDA. Kenyataan ini mendorong terbitnya Tap MPR IX/2001

yang meletakkan prinsip pembaruan agraria, mendorong pengkajian ulang dan

harmonisasi berbagai peraturan perundang-undangan sektoral melalui pencabutan,

penggantian, atau penyempurnaan UU sektoral.

Kekayaan sumber daya alam dan daya dukung lingkungan yang makin

terbatas dapat menimbulkan konflik, baik karena masalah kepemilikan,

kelemahan dalam sistem pengelolaannya yang tidak memperhatikan kepentingan

masyarakat setempat, maupun karena penegakan hukum yang belum memenuhi

rasa keadilan masyarakat. Adanya konflik menyebabkan hilangnya rasa aman,

timbulnya rasa takut, rusaknya lingkungan danpranata sosial, kerugian harta

benda, jatuhnya korban jiwa, timbulnya trauma psikologis (dendam, benci,

2 ibid

Page 94: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

antipati), serta melebarnya jarak segresi antara para pihak yang berkonflik

sehingga dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan umum.3

Dalam perkembangannya penguasaan negara terhadap sumber daya alam

teryata lebih banyak dialihkan kepada korporasi dibandingkan kepada rakyat. Hal

ini ditandai dengan banyaknya konflik perebutan sumber daya alam. Studi M.

Ridha Saleh menunjukkan, dalam tiga dasawarsa sejak Januari 1970 hingga Mei

20010 konflik tanah dan sumber daya alam yang bersifat struktural berjumlah

1.877 kasus, terjadi di 2.804 desa, memperebutkan kurang lebih 10.892.203 Ha,

yang mengakibatkan 1.189.482 KK dipelosok nusantara, telah mengikutsertakan

berbagai bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) (terjadi di wilayah

perkebunan, kawasan konservasi, kehutanan, pembangunan, Dam, sarana umum

dan fasilitas perkotaan, kawasan industri atau pabrik, perumahan, kawasan

parawisata, pertambakan, trasmigrasi) yang secara umum telah menghilangkan

akses dan hak-hak kolektif masyarakat hukum adat atas tanah dan sumber daya

alam.4

Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Jambi. Kasus perebutan sumber daya

alam meningkat sebagai akibat semakin terbukanya Pemerintah Daerah kepada

investor Pertumbuhan ekonomi Propinsi Jambi yang mengandalkan sektor

pertambangan, perkebunan dan kehutanan dengan mengundang korporasi besar

telah mengakibatkan ketidakmerataan penguasaan dan pemanfaatan atas ruang.

Sehingga menimbulkan perebutan ruang antara perusahaan dengan perusahaan,

3Penjelasan Umum, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.

4 M. Ridah Saleh, “Hak-Hak Masyarakat Adat”, Makalah pada Advanced Training bagi Dosen

Pengajar Hukum HAM, diselenggarakan oleh Pusham UII kerjasama dengan Norwegian Centre

for Human Rights, Yogyakarta 21-24 Agustus 2007, hal. 17.

Page 95: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

perusahaan dengan masyarakat dan masyarakat dengan masyarakat, yang memicu

menimbulkan konflik ruang. Pengguasaan ruang yang tidak adil tersebut dapat

dilihat dengan pembagian peruntukan ruang saat ini. Dari total luas Propinsi

Jambi 5,1 juta hektar, untuk sektor kehutanan yang mencapai 2,1 juta hektar,

perkebunan kelapa sawit sekitar 600.000, pertambangan sekitar 1.1 juta hektar

dan peruntukan pemukiman sekitar 1,1 juta hektar, serta sekitar 300 ribu ha

kawasan perairan/laut. Pengguasaan ruang yang terbagi di dalam beberapa sektor

tersebut sebagian besar dikuasai oleh koorporasi besar skala internasional seperti

Sinar Mas Group, Wilmar Group dan Astra. Dalam rentang tahun 2001-2010,

terdapat 70 konflik di sektor kehutanan dan perkebunan, yang sampai akhir tahun

2010 belum ada penyelesaiannya. Di tahun 2011, tercatat 44 konflik diberbagai

sektor berbasis tanah dan sumber kekayaan alam, dengan luasan lahan konflik

222,688 hektar5.

Suku Anak Dalam adalah salah satu suku tertua yang ada di daerah Jambi.

Beberapa keterangan dari buku sejarah menyebutkan bahwa Suku Anak Dalam

merupakan hasil pencampuran antara Suku Weda dengan Suku Negrito yang

dalam perjalanan sejarah kemudian disebut Suku Weddoid. Adapun ciri-ciri Suku

Weddoid adalah rambut keriting, kulit sawo matang, mata terletak agak menjorok

ke dalam, badan kecil, dan kepala berukuran sedang. Ciri-ciri ini sebagian besar

memiliki kesamaan dengan Suku Anak Dalam. Secara umum, Suku Anak Dalam

hidup dengan budaya berburu dan meramu, mereka sangat terampil berburu

5 Priyan, “RTRW Provinsi Jambi Mengeruk Sumber Daya Alam Menyisakan Konflik dan

Kemiskinan”, diakses dari http://regional.kompasiana.com/2012/10/01/rtrw-propinsi-jambi-

%E2%80%9Cmengeruk-sumber-daya-alam-menyisakan-konflik-dan-kemiskinan%E2%80%9D-

497681.html.

Page 96: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dengan menggunakan alat tradisional seperti tombak, kujur, dan anak panah.

Sejak ratusan tahun suku primitif ini disebut Suku Kubu, yang belakangan lebih

dikenal dengan Suku Anak Dalam.6 Di Provinsi Jambi, Suku Anak Dalam

tersebar di empat wilayah daerah tingkat dua, yakni Kabupaten Batanghari,

Tanjung Jabung, Bungo Tebo, dan Kabupaten Sarolangun Bangko. Jumlah Suku

Anak Dalam ditiap Kabupaten di Provinsi Jambi pada tahun 1991, sebagai

berikut:7 Batanghari (2.224 jiwa), Sarolangun (2.331 jiwa), Bungo Tebo (1.631

jiwa), dan Tanjung Jabung (2.971 jiwa).

Pada penelitian ini, Penulis hendak membahas Suku Anak Dalam yang

berada di Kabupaten Batanghari, tepatnya di Desa Bungku dengan

menitikberatkan pada proses gerakan Suku Anak Dalam yang memperjuangkan

hak adat atas tanah mereka yang diklaim oleh sebuah perusahaan sawit bernama

PT. Asiatic Persada yang awalnya bernama PT. Bangun Desa Utama. Perlu

diperhatikan, Suku Anak Dalam yang dibahas pada penelitian ini bukanlah Suku

Anak Dalam secara umum. Karena pada dasarnya, Suku Anak Dalam terbagi di

berbagai wilayah dengan nama suku yang berbeda pula. Terkhusus di Desa

Bungku ialah Suku Anak Dalam Bathin Sembilan yang berkonflik dengan PT.

Asiatic Persada. Dinamai Suku Bathin Sembilan karena memang ada sembilan

bathin yang berasal dari sembilan aliran sungai dimana Suku Anak Dalam tinggal.

Nama-nama sembilan bathin tersebut adalah: Batin Bulian, Batin Jebak, Batin

Bahar, Batin Sekamis, Batin Jangga, Batin Singoan, Batin Burung Antu, Batin

6 Jauhari, Budhi Vrihaspathi,. Said, Arislan. 2012. Jejak Peradaban Suku Anak Dalam. Bangko:

Lembaga Swadaya Masyarakat Kelompok Suku Anak Dalam. hal. 15-17 7 Sriwijaya Post, Harian Umum, Desember 1991

Page 97: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Pemusiaran, dan Batin Telisak. Semuanya tersebar di wilayah Kabupaten

Batanghari, Muarojambi, dan Sarolangun. Lebih khusus lagi yang berkonflik

dengan PT. Asiatic Persada adalah Bathin Bahar.

Konflik dimulai dengan perampasan tanah di Era Orde Baru, yang memaksa

Suku Anak Dalam keluar dari tanah adat mereka. Masuknya investasi perkebunan

kelapa sawit memberikan perubahan yang berdampak tidak baik bagi kehidupan

Suku Anak Dalam. Ratusan warga Suku Batin Sembilan terpaksa harus terusir

dari kampung halamannya. Mereka memilih pindah ke wilayah lain di luar

kawasannya. Karena kawasan yang selama ini ditinggali dan digarap warga Suku

Anak Dalam Batin Sembilan digusur oleh perusahaan yang dibekengi oknum

aparat.8 Secara runut rentetan waktu konflik Suku Anak Dalam dengan PT.

Asiatic Persada, sebagai berikut:9

Pertama, Kasus ini berawal dari Pencadangan Tanah sesuai SK Gubernur

Jambi No.188.4/599/1985, yang mencadangkan tanah seluas 40.000 Ha

untuk perkebunan sawit PT. Bangun Desa Utama (BDU).

Kedua, Surat Keputusan Gubernur tersebut di tindak lanjuti dengan Surat

Keputusan Mendagri No.SK.46/HGU/DA/1986 tanggal 1 September 1986 tentang

Pemberian HGU kepada PT. BDU seluas 20.000 Ha yang terletak di Kec.Muaro

8 Judul Berita: Suku Batin Sembilan Jambi Berjuang di Hutan Harapan (22 Mei 2016), daring

http://regional.liputan6.com/read/2513176/suku-batin-sembilan-jambi-berjuang-di-hutan-harapan

diakses pada tanggal 24 Agustus 2016 9 Resume Kasus Konflik Agraria Warga Suku Anak Dalam dengan PT. Asiatic Persada oleh

Serikat Tani Nasional (STN) Provinsi Jambi dilihat dari http://www.stn.or.id/wp-

content/uploads/2016/03/Resume-Konflik-SAD-STN-GNP33.pdf diakses pada tanggal 13 Agustus

2016

Page 98: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Bulian, Kab. Batang Hari. Izin HGU itu berlaku sampai dengan 31Desember

2021.

Ketiga, Berdasarkan SK Menteri Kehakiman tanggal 6 Juni 1992 No:

C.4726HT.01.04 Tahun 1992, PT. Bangun Desa Utama beralih menjadi PT.

Asiatic Persada.

Keempat, Dalam ijin prinsip PT. Asiatic Persada, terdapat kewajiban hukum

untuk melepaskan area pemukiman, perladangan, dan semak belukar milik

masyarakat, yang kemudian disebut sebagai tanah adat Suku Anak Dalam (SAD)

yang terdapat di tiga perkampungan (dusun tua) yaitu, Padang Salak,Pinang

Tinggi dan Tanah Menang.

Kelima, Keberadaan perkampungan Suku Anak Dalam sudah ada sejak

zamanBelanda. Hal ini diketahui berdasarkan Surat Keterangan tanggal 20

Desember1940 dari BC Mantri Politic. Surat Keterangan tanggal 20 November

1940 dari BC Mantri Politic Menara Tembesi di buat di hadapan Gez En Accord

Muara Tembesi, di saksikan Penghulu Dusun Singkawang dan Pasirah Pemayung

Ulu, menerangkan wilayah perkampungan masyarakat Suku Anak DalamDusun

Pinang Tinggi, Padang Salak dan Tanah Menang wilayah Sungai Bahar.

Keenam, Surat ini di kuatkan dengan surat sebelumnya yaitu Surat Resident

Palembang No: 211 Tanggal 4 September 1930 dan No: 233 Tanggal 25 Oktober

1927.

Ketujuh, Selain itu, Kepala Pasirah Marga Batin V Muara Tembesi, Ibrahim

Tarab, pernah mengeluarkan Surat Keterangan Sembilan Batin yang tertanggal 4

Page 99: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Maret 1978. Isi surat menyebutkan keberadaan Suku Anak Dalam di Hutan Jebak,

Jangga, Cerobong Besi, Padang Salak, Bahar, Pinang Tinggi sampai ke Burung

Antu Pemusiran. Dan beberapa surat-surat berlogo Garuda tentang keterangan hak

milik yang masih tulis tangan, yang dibuat oleh Kepala Kampung pada tahun

1977.

Kedelapan, Mulanya Menteri Kehutanan memberi pelepasan kawasan hutan

seluas 27.252Ha dari 40.000 Ha lahan pencadangan Gubernur Jambi, lalu HGU

seluas 20.000 Ha direalisasikan menjadi milik PT. BDU yang berganti nama

menjadi PT. Asiatic Persada, dan kemudian perusahaan CDC-Pacrim Inggris di

tahun2000 menjadi pemegang saham mayoritas, lalu pada tahun 2006 pemegang

saham mayoritas berpindah lagi keperusahaan Cargill Amerika Serikat, dan

ditahun 2010 saham mayoritas dibeli Willmar Group Malaysia. Sedangkan

sisanya 7.150 Ha jatuh ketangan PT. Maju Perkasa Sawit (MPS) dan PT.Jammer

Tulen, keduanya anak perusahaan Willmar Group.

Kesembilan, Dengan mengantongi izin tersebut, pihak perusahaan

menggusur tiga dusun,Tanah Menang, Pinang Tinggi dan Padang Salak.

Perampasan tanah disertaidengan pelanggaran HAM, membuat kehidupan SAD

sangat memprihatinkan. Kesepuluh, Jumlah SAD berdasarkan hasil verfikasi

Pemda Batanghari, sebanyak 1.900-an jiwa, yang tersebar di tiga kampung

tersebut.

Kesebelas, Pada tanggal 18 Juli s/d 25 Juli 2007, Kanwil BPN Jambi

mengadakan penelitian di lapangan. Hasilnya, pihak BPN mengakui keberadaan b

Page 100: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

ekas perkampungan SAD Kelompok 113 tersebut. Keduabelas, Semula, pihak

perusahaan tidak mengakui hasil penelitian dan fakta hokum tersebut. PT. Asiatic

Persada menawarkan lahan 1000 Ha dengan pola Koperasi Primer untuk Anggota

(KKPA). Oleh karena itu, SAD 113 menyatakan bahwa tidak setuju dengan

kesepakatan pola 1000 Ha KKPA.

Ketigabelas, Pada bulan Maret 2012, ditemukanlah peta mikro yang

menjelaskankeberadaan wilayah tiga dusun tersebut, sebagaimana tertuang dalam

IjinPrinsip Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan Jakarta No. 393/VII-

4/1987tanggal 11 Juli 1987, tertera keterangan lokasi yang dilepaskan seluas

27.150Ha terdapat lokasi masih berhutan 23.00 Ha, belukar 1.400 Ha,

perladangan2.100 Ha, dan pemukiman penduduk 50 Ha.

Sejarah perijinan PT. Asiatic Persada diawali dengan berdirinya perusahaan

bernama PT. Bangun Desa Utama pada tanggal 21 Juni 1979 sebagai perusahaan

terbatas yang bergerak dalam bisnis pertanian dan perdagangan dengan status

sebagai perusahaan yang berbasis modal dalam negeri (PMDN) yang dimiliki oleh

keluarga Senangsyah. Perusahaan ini mendapatkan pencadangan lahan dari

Gubernur Jambi dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur No. 188.4/599/1985

pada tanggal 3 Desember 1985 tentang pencadangan lahan sebesar 40.000 hektar

bagi PT. Bangun Desa Utama untuk perkebunan kelapa sawit dan coklat. Hal ini

senada dengan penjelasan dari Kepala Kesbangpol Bidang Penanganan Konflik,

Bapak Siggit Eko Yuwono saat wawancara dengan Penulis bahwa PT. BDU

mendapatkan ijin untuk pembangunan kebun kelapa sawit dan coklat di Desa

Bungku. Berbekal surat ini PT. Bangun Desa Utama berkirim surat kepada

Page 101: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Departemen Kehutanan untuk pelepasan status kawasan hutan menjadi areal

perkebunan.

Pihak Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan dari Departemen

Kehutanan menanggapi dengan dikeluarkannya surat persetujuan dilepaskannya

kawasan itu dari kawasan hutan dengan surat bernomor 393/VII-4/1987 tertanggal

11 Juli 1987. Luasan yang dapat dilepaskan menurut surat itu adalah sebesar

27.150 hektar. Departemen Dalam Negeri menerbitkan Surat Keputusan

No.46/HGU/DA/86 pada tanggal 1 September 1986 kepada PT. Bangun Desa

Utama yang akan berakhir pada tahun 2021. Penerbitan surat keputusan ini diikuti

dengan penerbitan Sertifikat HGU No. 1/1986 oleh Departemen Dalam Negeri.

Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT. Asiatic Persada pada tanggal

22 September 1989 sesuai dengan salinan rapat No. 46 yang ditandatangani oleh

notaris Elliza Asmawel, SH. Pemilik perusahaan berkeputusan untuk menjual

51% saham kepada pihak asing, yaitu CDC Industries Holdings (Mauritius)

Limited, yang kemudian dikenal dengan nama Pasific Rim Palm Oil Limited

(Mauritius). Dengan dijualnya saham ini kepada pihak asing, status permodalan

perusahaan ini berubah menjadi modal asing. Wilmar secara resmi membeli 51%

saham dari Pacific Rim Palm Oil Limited (Mauritius) pada tanggal 23 November

2006 yang dinyatakan dalam Pernyataan Keputusan rapat PT. Asiatic Persada

No.7 yang ditandatangai oleh notaris.10

Areal Hak Guna Usaha (HGU) yang dimasukkan dalam konsesi ternyata

merupakan lahan-lahan, perkampungan, pedusunan dan hutan yang dimiliki oleh

10

Data primer didapat langsung dari observasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Batanghari pada tanggal 26 Juli 2016

Page 102: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Suku Anak Dalam Bathin Sembilan yang mendiami Sungai Bahar (Bathin Bahar).

Dusun-dusun yang masuk dalam areal HGU PT. Asiatic Persada adalah: Dusun

Lamo Pinang Tinggi, Dusun Lamo Padang Salak, Dusun Lamo Tanah Menang,

serta beberapa pedusunan di wilayah Markanding. Padahal kawasan tersebut

sudah ada sejak masa kerajaan zaman Belanda, bahkan Belanda pada tanggal 27

Oktober 1927, 4 September 1930, dan 20 Desember 1940, membuatkan surat

keterangan keberadaan dusun (pemukiman kawasan Suku Anak Dalam) yang

disertai penyebutan batas.11

Kondisi semakin parah karena di tahun 2014 terjadi tindakan kekerasan

yang dilakukan oleh aparat TNI dan petugas keamanan PT. Asiatic Persada

terhadap warga Suku Anak Dalam dan petani Mentilingan di Desa Bungku,

Kecamatan Bajubang, Batanghari. Akibat tindakan kekerasan oleh TNI dan

petugas keamanan PT. Asiatic Persada itu seorang warga Suku Anak Dalam

bernama Puji yang berusia 34 tahun meninggal dunia dan 5 warga Suku Anak

Dalam lainnya mengalami luka parah.12

Konflik lahan antara SAD dengan PT.

Asiatic Persada memang telah berlangsung cukup lama. Ketika kejatuhan Suharto

di tahun 1998 merupakan awal SAD menuntut kembali hak adat atas tanah

mereka. Pergerakan SAD hadir setelah sekian lama mereka hidup terancam karena

ekspansi perusahaan sawit yang tak berkesudahan. Sehingga hal ini sangat

menarik untuk dibahas secara mendalam dengan menggambarkan proses

11

Judul Berita: Kala Konflik Lahan SAD 113 dengan Asiatic Persada Berlarut, Mengapa? (7 Juni

2016), daring http://www.mongabay.co.id/2016/06/07/kala-konflik-lahan-sad-113-dengan-asiatic-

persada-berlarut-mengapa/ diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 12

Judul Berita: Kronologis Penculikan, Pembunuhan dan Penggusuran Warga SAD oleh Aparat

TNI, daring http://www.berdikarionline.com/kronologis-penculikan-kekerasan-dan-pembunuhan-

warga-sad-oleh-aparat-tni/ diakses pada tanggal 13 Agustus 2016

Page 103: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

pergerakan Suku Anak Dalam yang memperjuangkan hak adat di Desa Bungku,

Kabupaten Batanghari.

Page 104: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB V

IDENTIFIKASI KONFLIK

Bab ini merupakan bab yang menjelaskan secara luas dan terperinci tentang

identifikasi peran-peran aktor-aktor yang terlibat serta kepentingan apa saja yang

mereka bawa. Pada bab ini sudah dapat dilihat apakah konflik ini memiliki

dakpak positif dan negatif serta faktor-faktor pennyangga konflok tetap eksis dan

tidak pernah benar-benar selesai.

5.1 Mengidentifikasikan Peran

Analisis Peran terhadap aktor yang terkait konflik sangat penting

dilakukan, karena Peran Aktor secara tak langsung memegang kendali sejauh

mana konflik ini berlangsung. Aktor pada dasarnya mempunyai porsi sendiri-

sendiri dalam konflik yang terjadi, hal ini didasarkan pada kapasitas,

fungsi,peran, serta konsentrasinya pada suatu masalah.

Dalam menganalisis peran ini, peneliti memberikan batasan dengan

mengkategorikan Peran aktor ke dalam dua bagian yang akan menjadi sub-bab

tersendiri, yakni Peran Superordinat (menguasai) dan Peran Subordinat

(Dikuasai). Peran Superordinat (menguasai) yang dimaksud disini adalah

pihak-pihak yang mempunyai kekuatan untuk mengatur secara langsung alur

konflik dan Sangat Dominan kekuatannya biasanya didukung oleh SDA dan

Peraturan di daerah itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan Peran

Subordinat (Dikuasai) disini adalah pihak-pihak yang Cenderung tidak

Page 105: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

memiliki banyak kekuatan dalam konflik dikarenakan banyak faktor seperti

Rendahnya SDA, dll.

5.1.1 Superordinat (Menguasai)

Masalah konflik sengketa lahan yang terjadi di kabupaten Batang Hari ini

sudah berlangsung selama 25 tahun antara Suku Anak Dalam (SAD) dan PT

Asiatic Persada, dalam ijin HGU PT. Asiatic Persada disebutkan adanya lahan

perladangan, pemukiman, belukar milik rakyat seluas 3.550 Ha, namun selama ini

lahan tersebut diklaim oleh pihak perusahaan dan keberadaan PT Asiatic

Persada tidak begitu memberikan manfaat bagi masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD) yang berdiam diwilayah tersebut, justru kesengsaraan yang terjadi.

Keberadaannya PT. Asiatik Persada pun dinilai telah mengambil tiga kampung

milik Suku Anak Dalam, meliputi Kampung Pinang tinggi, Padang salak, dan

Tanah menang. PT. Asiatic Persada juga telah merambah kawasan hutan

produksi, luasnya hanya 192 hektare bukan 800 hektare yang hasil hutannya

diandalkan oleh masyarakat SAD untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-

hari. Tetapi sejak adanya PT. Asiatik Persada masyarakat tidak dapat lagi

mengambil hasil hutan, mereka malah dituduh mengambil dan mencuri di

hutan milik PT. Asiatik Persada.1

PT. Asiatic Persada merupakan perusahaan yang beroperasi sejak tahun

1986 dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 20.000 Ha sesuai dengan

SK pencadangan tanah yang diberikan oleh Gubernur Jambi Kepada PT. BDU.

1 Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131029/tujuh-alasan-izin-hgupt-

asiatic-persada-harus-dicabut.html#ixzz2mU7dJ2dT, diakses : December 18, 2013, pukul.

10:00:58

Page 106: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Perusahaan ini beroperasi diwilayah Kabupaten Batanghari dan Kabupaten

Muaro Jambi. Keberadaan perusahaan kelapa sawit ini telah memberikan

dampak pada suku adat (Suku Anak Dalam / SAD).

PT. Asiatic Persada telah merambah sedikitnya 800 hektare kawasan hutan

lindung terbatas di kawasan Desa Bungku. Pada tanggal 9 sampai 11 Agustus

2011 terjadi kekerasan di Wilayah Dusun Sungai Beruang, sekitar 80 Kepala

Keluarga (KK) kehilangan rumah tempat tinggal karena di gusur oleh Brimob,

dan 1 orang tertembak peluru karet.

Konflik sengketa lahan ini berawal dari Pencadangan Tanah sesuai SK

Gubernur Jambi No. 188.4/599/1985, yang mencadangkan tanah seluas 40.000

Ha untuk perkebunan sawit PT. Bangun Desa Utama (BDU) yang kemudian

akan berganti nama menjadi PT. Asiatik Persada. Surat Keputusan Gubernur

tersebut di tindak lanjuti dengan Surat Keputusan Mendagri

No.SK.46/HGU/DA/1986 Tanggal 1 September 1986 tentang Pemberian HGU

kepada PT. Bangun Desa Utama seluas 20.000 Ha yang terletak di Kecamatan.

Muaro Bulian, Kabupaten. Batang Hari, Izin HGU itu berlaku sampai dengan

31 Desember 2021.2 Sehingga dalam konflik ini pihak PT. Asiatik persada

berada pada posisi Superordinat (menguasai) karna selain telah mendapat ijin

dan dukungan pemerintah maka PT. Asiatik persada dapat menguasai lahan

yang ditempati oleh Suku Anak Dalam atau Orang rimba, terlebih lagi pihak

PT. Asiatik persada juga unggul dari kualitas Sumber Daya Manusia jika

2 M. Ridah Saleh, “Hak-Hak Masyarakat Adat”, Makalah pada Advanced Training bagi Dosen

Pengajar Hukum HAM, diselenggarakan oleh Pusham UII kerjasama dengan Norwegian Centre for Human Rights, Yogyakarta 21-24 Agustus 2007, hal. 17.

Page 107: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dibandingkan dengan Suku Anak Dalam yang tidak pernah mengenyam

pendidikan dan buta akan Hukum.

Dengan mengantongi izin tersebut, pihak perusahaan menggusur tiga

dusun, Tanah Menang, Pinang Tinggi dan Padang Salak, wilayah Sungai Bahar

Jumlah SAD berdasarkan hasil verfikasi Pemerintah Kabupaten Batanghari,

sebanyak 1.900-an jiwa, yang tersebar di kawasan hutan Batng Hari.

Perampasan tanah ini disertai dengan pelanggaran HAM, membuat kehidupan

SAD sangat memprihatinkan. Pemerintah seperti tunduk pada PT. Asiatic

Persada, padahal perusahaan ini jelas bermasalah, tak hanya soal konflik

dengan Suku Anak Dalam (SAD), tapi juga perusahaan ini sudah berganti

kepemilikan sebanyak 4 kali sepanjang Tahun 2001-2013 dan pergantian

kepemilikan ini tak sedikitpun meminta persetujuan pemerintah, kita sudah

dibohongi dan dirugikan oleh investor yang menanam investasinya di PT

Asiatic Persada.3

Pemerintah Provinsi Jambi seakan-akan tidak peduli atas konflik yang

tengah terjadi selama ini, dengan adanya pemberontakan dan protes yang

dilakukan oleh Suku Anak Dalam (SAD) seharusnya pemerintah lebih

memperhatikan dan mendengarkan apa yang diingikan oleh masyrakatnya.

Kasus ini merupakan bukti bahwa pemerintah telah melakukan pembiaran dan

penelantaran. Jika pemerintah serius dan memiliki itikad baik mereka bisa

mengevaluasi izin HGU PT. Asiatic. Pemerintah selalu mengelak bahwa

3 Koran Tribun Jambi, Selasa, 26 Februari 2013 , SAD 113 Ancam Duduki Kantor Kanwil BPN

Jambi

Page 108: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

mereka tertipu dan tak pernah diberitahu jika perusahaan itu berpindah-pindah

tangan, tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab tetapi juga pihak

swasta punya tanggung jawab yang lebih. Dalam perjanjian internasional pada

prinsipnya pihak swasta harus menghormati dan melindungi hak asasi manusia.

Perusahaan besar seperti Willmar ini yang 30% hasil produknya dijual ke

pasar Eropa serta Willmar menjadi salah satu anggota RSPO Group. Tetapi

sebuah fakta yang memilukan, dimana Pemerintah Provinsi Jambi seakan acuh

tak acuh terhadap kasus ini, pemerintah seperti tak bernyali menghadapi PT

Asiatic Persada, padahal secara wewenang dan tanggung jawab, pemerintah

harus melindungi dan memberikan rasa aman untuk rakyatnya.

Pemerintah Provinsi Jambi seakan menutup telingga dan mata mereka

dengan apa yang terjadi, Gubernur harusnya segera memperingatkan PT

Asiatic Persada untuk tidak mengabaikan perundingan yang telah

menghasilkan kesepakatan-kesepakatan penting, karena mengabaikan

perundingan dengan beralih pada Tim Terpadu ditingkat Kabupaten jelas telah

mengabaikan peran Jomet yang berkerja atas perintah Surat Tugas yang

dikeluarkan oleh Gubernur, dan setiap kali hampir berujung kesepakatan

dengan pola kemitraan selalu saja perusahaan itu beralih kepemilikan, dan

setiap ganti kepemilikan pihak Pemerintah Jambi tidak mengetahui, seharusnya

dengan adanya pelanggaran dan konflik yang sudah berlangsung sejak lama ini

pemerintah lebih memperhatikan.4

4 Artikel, Gubernur, berhentilah melindungi PT Asiatic Persada. 3 Desember 2013.

Page 109: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Dalam menyelesaikan kasus sengketa ini dengan membuat koperasi

kemitraan yang di usulkan oleh PT. Asiatik Persada, tetapi semua kesepakatan

yang dibuat oleh PT Asiatik Persada dengan Mayarakat Suku Anak Dalam

gugur dan tidak berjalan dikarenakan PT.Asitik Persada berusaha lari dari

tanggung jawab dengan mengalihkan kepemilikan manajemen perusahaan

secara diam-diam dari PT. Asitic Persada kepada PT. Agro Mandiri Semesta.5

Selain PT. Asiatik Persada peneliti juga menempatkan LSM X sebagai

pihak Superordinat (Menguasai) dalam kasus konflik ini, tidak dapat

dipungkiri Masalah konflik sengketa lahan yang terjadi di kabupaten Batang

Hari ini sudah berlangsung selama 25 tahun antara Suku Anak Dalam (SAD)

dan PT Asiatic Persada menyebabkan banyaknya LSM yang mencoba

memanfaatkan situasi tersebut demi keuntungan pribadi, dikarenakan banyak

pihak yang bersimpati kepada nasib Suku Anak Dalam maka dengan topik

mendampingi pihak LSM berusaha mencari peruntungan dalam setiap kasus.

Hal ini diperkuat dengan berbagai wawancara yang penulis lakukan seperti

wawancara terhadap kepala bidang biro SDA dan Lingkungan kantor gubernur

jambi bapak Ainul Irfan:

Sebenernya dek, kasus ini sudah hampir selesai karna sudah terjadi

kesepakan anatara semua pihak, pihak PT, Sudah membebaskan

200 hektare lahan kepala sawit sudah siap panen dan dibagikan

terhadap semua keturunan Suku Anak Dalam Asli dan bahkan

dibuatkan koprasi untuk mengelola hasilnya, ini suku anak dalam

juga sudah setuju tapi ya itu ada pihak-pihak yang menunggangi

5 HARIANJAMBI.COM, Senin, 6 Januari 2014, Sulitnya Mencari Perdamaian Dibalik Konflik

Lahan PT Asiatik –SAD

Page 110: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Suku Anak Dalamsupaya kasus ini tidak selesai, karna kalau

selesai dia gak punya penghasilan lagi.6

Suku Anak Dalam sendiri mulai merasakan alotnya penyeselian konflik ini

dikarenakan pihak LSM, Seperti yang diutarakan Bapak Daniel ngalay tetua

adat Suku Anak Dalam atau yang disebut Tumenggung:

Saat ini saya tidak lagi membiarkan LSM X untuk masuk ke dalam

Suku kami, saya pengalaman dengan kelompok lain di daerah

sarolangun, itu ya mereka, suku kakak saya itu kemarin ada beberapa

yang meninggal karena penyakit menular tetapi LSM ini memberitakan

mereka meninggal karna kelaparan semuanya mereka dapat sumbangan

kami gak dapat apa-apa.

Tetapi dari beberapa kelompok Suku Anak Dalam masih ada yang percaya

kepada LSM X tetapi hanya satu kelompok dari sekian banyak kelompok-

kelompok Suku Anak Dalam dan kelompok itulah saat ini yang masih

bertahan menolak penyelesaian yang ditawarkan oleh pemerintah dan PT,

Asiatik persada.

5.1.2 Subordinat (Dikuasai)

Pola hidup berburu dan meramu (hunter and gatherers) masih terapkan

oleh orang rimba, namun sejak era tahun 1980-an, ketika hutan sebagai

pemberi kehidupan mulai beralih fungsi, orang rimba semakin kesulitan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, konflik perebutan sumber daya juga

tidak dapat dielakkan, dalam data yang saya temukan dilapangan konflik

perebutan sumber daya yang melibatkan orang rimba semakin intens terjadi,

setiap tahun ada saja ledakan yang terjadi bisa berujung kekerasan bahkan

6 Wawancara dengan Pak Ainul Irfan, selaku kepala bidang biro SDA dan Lingkungan kantor gubernur

jambi. Pada Hari Rabu, tanggal 7 juni 2017, pukul 08:00 WIB

Page 111: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

menimbulkan kematian, yang paling sering mengalami korban adalah pihak

suku anak dalam atau orang rimba.7 Seperti yang diutarakan Pak Daniel ngalay,

Tumenggung kelompok Bathin 9:

Kami, suku anak dalam, dari dulu selalu berpindah-pindah di dalam

hutan demi mata pencaharian kami. Kami berpindah-pindah untuk

berburu, mengambil, mengumpulkan tanaman obat, akar, rotan dan

kayu. Kami punya tempat suci yang kami kunjungi dan kami punya

tempat kuburan kami. Kami berpindah-pindah dalam hutan karena ini

merupakan adat kami dan ini adalah hak adat kami dan karena ini

adalah tanah kami untuk kami gunakan dan hutan kami untuk kami

dapat hidup darinya.8

Dari tahun 1997-2016 terdapat 22 konflik perebutan sumber daya yang

melibatkan orang rimba atau Suku Anak Dalam, baik dengan perusahaan

maupun dengan masyarakat transmigrasi. Dari konflik ini, juga telah

menyebabkan 13 jiwa orang rimba meninggal, juga terdapat korban luka-luka

berat, cacat permanen, kehilangan harta benda berupa pondok yang dibakar.

Konflik lahan yang melibatkan suku anak dalam dengan perusahaan mendapat

legalitas dari negara, kehadiran perusahaan ini, telah menyebabkan Suku Anak

Dalam kehilangan hutan yang menjadi tempat penghidupan mereka, mereka

menjadi kesulitan pangan dan tertekan, konflik dengan perusahaan dan juga

konflik sosial dengan masyarakat sekitar nya menjadi tidak terelakkan.9

Dalam konflik ini, posisi orang Rimba atau Suku Anak Dalam berada

paling rendah dan lemah atau subordinat (dikuasai), sehingga orang rimba

cenderung menjadi korban dalam tiap konflik dan persoalaan yang mereka

hadapi, walau mereka hanya berusaha untuk bertahan hidup dari tekanan hidup

7 Sumber majalah: Alam sumatra edisi april 2017, hal 37

8 Wawancara dengan Daniel ngalay, selaku Temenggung (Ketua Suku) Suku Anak Dalam. Pada

Hari Sabtu, tanggal 10 juni 2017, pukul 15.27 WIB. 9 ibid

Page 112: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

mereka, banyak hal yang menyebabkan hal tersebut, beberapa diantaranya

disebabkan karna hampir seluruh orang rimba tidak mengenyam dunia

pendidikan dan hanya mengenal hukum rimba sehingga sangat kesulitan ketika

berhadapan dengan orang luar.

Suku Anak Dalam hidup menyebar dalam kelompok-kelompok kecil

yang otonom dengan pola hidup semi nomadik. Dikatakan semi nomadik karna

Suku Anak Dalam dalam kehidupannya memang akan bergerser dari wilayah

mereka ketika ada kematian atau yang dikenal dengan istilah melangun, waktu

melangun sangat bervareasi tergantung dengan kesedihan yang dirasakan oleh

Suku Anak Dalam akibat kematian anggota keluarganya. Dengan pola hidup

semi nomadik ini menyebabkan Suku Anak Dalam belum diperhitungkan

dalam aktivitas yang berlangsung di wilayah hidupnya. Misalnya saja ketika

pemerintah memberikan alokasi lahan untuk perkebunan, hutan taman indutri

hingga transmigrasi, Suku Anak dalam yang nyata-nyata sudah berada di lokasi

itu sama sekali belum menjadi pertimbangan, bahkan ditiadakan, sehingga

tidak ada alokasi lahan untuk mereka, begitu pun dengan penyediaan kartu

tanda penduduk dan kartu keluarga hampir sangat sulit untuk mereka peroleh.

Kondisi inilah yang menyebabkan Suku Anak Dalam makin terdesak

dan menyebabkan kemarginalan pada hidup mereka, bahkan sampai mengarah

pada timbulnya etnosida, kondisi ini juga membenturkan Suku Anak Dalam

pada konflik dan permasalahan sosial yang sangat sulit mereka hadapi.

Selain Suku Anak Dalam, pihak Masyarakat pendatang juga berada

pada posisi Subordinat (dikuasai) meskipun tidak semua tetapi kebanyakan

Page 113: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

masyarakat pendatang tersebut bekerja kepada perusahaan-perusaaan sawit

yang berada di daerah konflik tersebut sehingga mereka tidak memiliki power

untuk melawan, sebagaimana yang diutarakan Parulian Dabukke:

Bulan lalu itu kami ada konflik sama beberapa orang rimba itu iya itu

karna orang rimba ini, mencuri buah sawit dia terus di tangkap sama

salah satu kawan kami tapi melawan dia terus dipukulkan kan kawan

kami ini depalanya pake gagang senapan itu itupun karna udah

berantem jadi gak sdar dia udah dipukulkannya, besoknya datanglah

beramai-ramai suku anak dalam ini karna kawanya berdarah itu

dibakarnya dua mobil sawit PT. Ini, sebebernya kami gak tega dek,

kasian juga kami tapi mau gimana kami kerja di PT. Inilah yang gaji

pun mereka.10

5.2 Analisis Kepentingan Berdasarkan Aktor.

Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam

kehidupan manusia, walaupun kehidupan masyarakat kelihatan sangat damai

dan rukun belum tentu masyarakat itu tidak mempunyai konflik. Konflik

sering terjadi karena terdapat beraneka ragam karakter, sifat, perilaku yang

dimiliki individu yang berbeda satu sama lain.

Konflik terjadi apabila dalam hubungan antara dua orang atau kelompok,

perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah

satu atau keduanya saling terganggu. Perbuatan dapat mengganggu karena

tidak didukung, tidak memudahkan kegiatan yang sedang berlangsungf atau

dapat merugikan sehingga dengan adanya suatu konflik yang terjadi merusak

suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Keberadaan konflik tidak

10

Wawancara dengan Parulian Dabukke, selaku salah satu pegawai PT.asiatik Persada. Pada Hari

Minggu, tanggal 11 juni 2017, pukul 12:45 WIB.

Page 114: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dapat dihindarkan, dengan kata lain bahwa konflik selalu muncul dan terjadi

pada setiap organisasi. Menurut Luthans,F dikutip oleh Wahyudi mengartikan:

“konflik merupakan ketidaksesuian nilai atau tujuan antara anggota

organisasi, sebagaimana dikemukakan berikut;perilaku konflik

dimaksud adalah perbedaan kepentingan perilaku kerja,perbedaan

sifat individu, dan perbedaan tanggung jawab dalam aktivitas

organisasi”.

Seperti yang telah dijelaskan pada awal mula terjadinya konflik, telah

dijelaskan bagaimana PT. Asiatik persada masuk dan akhirnya menguasai

lahan-lahan hutan tempat Suku Anak Dalam tinggal. Seperti yang dikatakan

Ralf Dahrendolf dalam pemikirannya tentang konflik bahawa adanya dominasi

dan ketimpangan (ekonomi) dalam masyarakat menjadi faktor yang sangat

dominan menyebabkan konflik. Ralf Dahrendolf menyatakan bahwa dominasi

atas modal dan tenaga kerja pada akhirnya dapat menyebabkan konflik.11

PT. Asiatik Persada menguasai hampir seluruh wilayah hutan yang

ditinggali Masyarakat Suku Anak dalam yang dikelola menjadi perkebunan

Kelapa sawit, ketidak mampuan Masyarakat Suku Anak Dalam untuk melawan

juga sangat dimanfaatkan oleh PT. Asiatik persada dimana mereka sangat

mengandalkan ijin yang diberikan oleh pemerintah, selain itu penampilan

pegawai pabrik dengan Suku Anak Dalam sangat-sangat berbeda, dimana Suku

Anak Dalam hanya menggenakan Sarung atau kain Panjang yang digulung

menutupi bagian tertentu saja sedangankan pegawai PT. Asiatik Persada dan

11

Poloma, Margaret.M Sosiologi Kontemporer, Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada hal 117

Page 115: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Masyarakat Pendatang tentu sudah berpenampilan modern dan menggunakan

alat-alat medern seperti sepeda motor, mobil, truk, dan handphone.

Dari penjelasan diatas, dapat ditemukan dua hal yang setidaknya sangat

berpotensi untuk menumbuhkan kecemburuan dan konflik baru setiap harinya.

Pertama dikarenakan masyarakat merasa lahan tempat tinggalnya direnggut

begitu saja dan kesulitan yang mereka rasakan saat ini untuk bertahan hidup,

yang kedua akibat kecemburuan sosial melihat penampilan masyarakat

pendatang dan Pegawai PT. Asiatik persada.

Seperti halnya penjelasan Ralfdahrendof bahwa dominasi serta

kepemilikan modal produksi dapat menyebabkan ketimpangan dalam

masyarakat dan ketimpangan itu dapat menjadi faktor yang kuat dalam

menciptakan konflik. Lebih lanjut, Dahrendolf menjelaskan tentang terjadinya

kelas-kelas baru karena dominasi modal dalam masyarakat, namun yang terjadi

di Batanghari bukanlah kelas-kelas baru namun dengan adanya dominasi

modal pada akhirnya membuat jarak atau gab (kesenjangan) yang sangat

terlihat jelas diantara pihak-pihak yang berkonflik.

Pemerintah Republik Indonesia sejatinya telah melakukan berbagai cara

untuk menyelesaikan setiap permasalahan konflik agraria yang terjadi di

Kabupaten Batanghari, Jambi. Berdasarkan pernyataan dari pihak Sumber

Daya Alam Gubernur Jambi, Pemerintah mengimplementasikan beberapa

tahap upaya penyelesaian yang menjadi tindakan utama dalam penyelesaian

konflik perbatasan antara Masyarakat Suku Anak Dalam dengan PT. Asiatik

persada beserta masyarakat pendatang, khususnya konflik Perebutan lahan adat

Page 116: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

tersebut diantaranya adalah menganalisis kepentingan dalam konflik, penilaian

kepentingan, upaya mediasi.

5.2.1 Kepentingan Nyata, Tersembunyi dan Semu

Sejatinya kepentingan-kepentingan dalam suatu konflik sangat kompleks,

oleh karena itu diperlukan langkah untuk menganalisis atau mengidentifikasi

kepentingan apa sebenarnya yang mendasari terjadinya konflik. Kepentingan

menjadi hal utama dalam suatu konflik, dimana kepentingan tertentu pihak-

pihak terkait menyebabkan konflik terjadi dan dapat pula kepentingan tersebut

berkembang sehingga memunculkan upaya penyelesaian konflik. Identifikasi

kepentingan ini sangat penting dilakukan guna menjadi landasan perencanaan

keputusan dalam penyelesaian konflik. Kepentingan setiap aktor juga

mempengaruhi bagaimana kondisi konflik tersebut, apakah konflik tersebut

berkembang menjadi konflik yang berujung korban jiwa ataukah konflik yang

berujung secara damai dengan saling bekerja sama.

PT. Asiatic Persada dulunya bernama PT. Bangun Desa Utama (BDU)

yang dimiliki keluarga Senangsyah. Sejak tahun 1970-an memegang konsesi

pembalakan yang luas di wilayah tersebut. Pada tahun 1987, PT. BDU dengan

legalitas yang patut dipertanyakan diberikan izin areal seluas 20.000 hektare.

Berada di Kabupaten Batanghari yang belakangan dimekarkan menjadi dua

kabupaten: Muaro Jambi dan Batanghari. Izin tersebut diberikan di areal

pembalakannya untuk mengembangkan perkebunan. Menjelang tahun 1990-an

barulah perkebunan kelapa sawit dibangun. Pada tahun 1992, perusahaan itu

juga berganti nama menjadi PT Asiatic Persada (AP). Saat perkebunan mulai

Page 117: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

diperluas di tanah Batin Sembilan, sengketa tanah mulai bermunculan hingga

sekarang.

Dari persepektif izin dan hukum administtrasi PT. Asiatik Persada

memang memiliki izin baik secara Hak Guna Usaha maupun izin-izin lainnya

dan sesua dengan ketentuan yang berlaku sehingga wajar PT. Asiatik persada

sangat memiliki kekuatan dalam konflik ini, kepentingan bisnis tentu adalah

kepentingan utama dan nyata bagi PT. Asiatik Persada dimana dengan 20.000

hektare perkebunan kelapa sawit tentu saja terjadi begitu besar perputaran uang

didalamnya, selain minyak goreng sangat banyak produk yang ditunjang oleh

hasil olahan kelapa sawit, seperti produk sabun, shampo, detergen, pasta gigi,

kosmetik dan berbagai bahan makanan serta obat-obatan, tidak hanya dalam

negri olehan kelapa sawit juga sangat laris manis di pasaran luar negeri. Oleh

karna itu PT. Asiatik Persada menegusahakan seoptimal mungkin seluruh lahan

dan tidak mentolerir ganguang dari pihak luar termaksuk Suku Anak Dalam

kepentingan yang dijunjung oleh PT. Asiatik Persada Dapat dengan jelas kita

lihat yaitu Kepentingan Nyata, salah satu pegawai PT. Asiatik Persada yang

saya wawancarai yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan:

Perusahaan Mana mau mengangkat orang rimba jadi pegawai,

mending mereka rasa mengambil pegawai dari luar daerah kayak

saya inilah, ya karna terlalu lama kalo mengajari orang rimba ini

bahkan untuk pegawai kasar pun karna ya mereka gak pernah sama

sekali berpengalaman kerja, perusahaan ini takut produksinya

terhambat kalo memperkerjakan anak rimba ini, ya mereka buat lah

persyaratan KTP sama Kartu Keluarga jadi alasan, ya sudah pasti

lah mereka gak punya orang selama ini pun tinggal dihutan dan

gak menetap.12

12

Wawancara dengan MR. X, selaku Salah satu pegawai PT. X Yang berkonflik. Pada Hari Sabtu,

tanggal 10 juni 2017, pukul 09:00 WIB.

Page 118: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Selain PT. Asiatik Persada kita juga tidak dapat mengesampingkan

Kepentingan Suku Anak Dalam pada konflik ini dimana Suku Anak

Dalamlah yang paling pertama menduduki lahan adat di batang Hari jambi.

Mengenai hakekat tanah adat itu sudah ada sejak masyarakat adat lahir,

Tanah bagi masyarakat adat adalah Ibu, dimana tanah digunakan masyarakat

adat untuk bernaung,mencari penghidupan,dan menjalankan aktivitasnya, sela

in itu tanah bagi masyarakat adat adalah hak purba, yang mana hak itu sudah

melekat dan turuntemurun dari nenek moyang masyarakat adat. Adapun sifat

dari tanah itu sendiri adalah sesuatu yang kekal, meski dihancurkan, dibakar,

di bom, dan kenak bencana alam tanah masih tetap ada dantidak berpindah.

Mengenai fakta yang terjadi tanah digunakan oleh masyarakat adatsebagai

tempat tinggal persekutuan, memberikan penghidupan pada persekutuan,

tempat untuk dikebumikan (masyarakat adat yang meninggal), dan tempat

paraleluhur bernaung.13

Tanah-tanah yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat dikenal

dengan hak ulayat.Eksistensi dan pengakuan adanya masyarakat hukum adat

dan hak-haknya telah tertuang di dalam Undang-Undang Dasar

1945 pasal 18 B ayat (2) yang menyebutkan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

sepanjangmasih hidup dan sesuai dengan perkembangan

13 Soerojo wignjodiporo, SII, pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, Jakarta, PT. Toko Gunung Agung, 1995,

hal 197

Page 119: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diatur dalam undang- undang”

dan dalam pasal 28I ayat (3) yang menyebutkan

“Identitas budaya dan hak masyarakat tradisionaldihormati selaras

dengan perkembangan zaman dan peradaban”

Dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria (UUPA) :

pasal 58 masih mengakui hak ulayat dan hak-hak lainnya sejenis

yangtidak bertentangan dan selama belum diatur secara khusus. Sedangaka

n dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutan tidak secara

rinci mengatur keberadaan hak ulayat, UU kehutanan hanya mengatur

mengenai keberadaan hutan adat danmasyarakat hukum adat dan rumusan

mengenai hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah

masyarakat hukum adat. Hak ulayat adalah suatu sifat komunaltistik yang

menunjuk adanya hak bersama oleh paraanggota masyarakat hukum

adat atas suatu tanah tertentu. Dalam pelaksanaannya, kelompok tersebut

bisa merupakan masyarakat hukum adat yang teritorial (Desa,Marga

magari, hutan) bisa juga merupakan masyarakat hukum adat geneologik

atau keluarga, seperti suku. Hak Ulayat disebut juga sebagai hak purba

atau hak pertuanan yaitu hak yang dimiliki oleh suatu persekutuan hukum

adat (sehingga sifatnya merupakan hak bersama) untuk menguasai seluruh

Page 120: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

tanah beserta segala isinya dalam lingkungan wilayah persekutuan tersebut

dan merupakan hak atas tanah yang tertinggi dalam hukum adat.14

Keberadaan masyarakat adat itu tak bisa dipisahkan dari Tanah,

sepertipada penjelasan diatas bahwa tanah merupakan faktor yang sangat e

sensial bagi masyarakat, tak terkecuali masyarakat adat Suku Anak Dalam

Jambi, mereka tentunya sudah menganggap bahwa Tanah, Air, Tumbuh-

tumbuhan, dan binatang yang hidup liar di wilayah mereka adalah hak

ulayat (persekutuan) mereka15

, jadi secara sosiologis wajar kalau

masyarakat Suku Anak Dalam menuntut untuk dikembalikan hak

ulayatnya. Terlebih kehudupan mereka sangat bergantung kepada alam

karena pola hidup mereka masih berburu dan meramu makanan jadi sangat

nyata dapat kita lihat kepentingan yang diperjuangkan oleh Suku Anak

Dalam adalah kepentingan Nyata.

Warga Pendatang juga memiliki kepentingan dan andil pada konflik ini

meski kepentingan tersebut adalah kepentingan semu dimana kepentingan

semu dapat diartikan kepentingan yang tidak begitu nyata dan tidak juga

tersembunyi, banyaknya warga pendatang yang datang ke Provinsi dimulai

dari Program Transmigrasi yang dcanangkan oleh Presiden Soeharto untuk

pemerataan pembangunan selai itu dibukanya lahan hutan untuk inestasi

perkebunan juga menyita banyak tenaga kerja dari luar jambi untuk datang ke

14

M. Ridah Saleh, “Hak-Hak Masyarakat Adat”, Makalah pada Advanced Training bagi Dosen Pengajar Hukum HAM, diselenggarakan oleh Pusham UII kerjasama dengan Norwegian Centre for Human Rights, Yogyakarta 21-24 Agustus 2007, hal. 19 15

Soerojo wignjodiporo, SII, pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, Jakarta, PT. Toko Gunung Agung, 1995, hal 199

Page 121: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

jambi mengadu nasibnya, hal ini lah yang membuat banyak warga dari daerah

lain banyak datang ke Jambi termaksut kabupaten Batang Hari.

Sekian lama menetap di Batang Hari baik sebagai Transmigran maupun

Sebagai pegawai perusahaan-perusahaan perkebunan sawit menimbulkan

banyak gesekan kepentingan dengan penduduk Suku Anak Dalam atau anak

Rimba terlebih banyak dari trasmigran yang memperluas lahannya dengan

cara menggarap Hutan dan berkonflik langsung dengan suku anak dalam

yang merasa tempat tinggalnya terganggu, tidak jarang masyarakat pendatang

berkonflik dengan anak rimba (Suku Anak Dalam) sampai menimbulkan

korban jiwa, selain itu banyak dari masyarakat pendatang yang sudah

menikah dengan penduduk Suku Anak Dalam dan memanfaatkan hal tersebut

untuk memperoleh lahan sawit siap panen yang diberikan PT.Asiatik untuk

masyarakat Suku Anak dalam.

Kejadian bentrokan antar Kelompok SAD 113 dengan security PT. Asiatik

pada tanggal Maret 2014, yang diduga sebagai akibat dari kejadian pencurian

sawit, telah membuka mata kita semua. salah satu korban penganiayaan

adalah bernama Titus Simanjuntak. Tidakkah kita berpikir dengan akal sehat,

adakah orang SAD asli memiliki marga Simanjuntak? Artinya SAD 113 tidak

murni SAD tetapi telah disusupi oleh orang-orang yang akan mengambil

keuntungan untuk kelompoknya sendiri dengan selalu mengatasnamakan

SAD yang tertindas dan teraniaya. Dari informasi dan data yang diperoleh

dilapangan, diperoleh fakta bahwa kegiatan Titus Simanjuntak selama ini

adalah sebagai pencuri dan penadah buah sawit hasil curian masyarakat atau

Page 122: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Korban yang lainnya adalah Sdr, Puji bin Tayat yang tingga di Desa Johor

Kec. Bajubang Kab. Batanghari. Dari data alamat saja dapat diketahui bahwa

yang bersangkutan adalah bukan tinggal di daerah yang selama ini

diperjuangkannya.

Selain kepentingan aktor yang telah saya jabarkan diatas ada satu aktor

lain yang memiliki kepentingan dalam kasus konflik perebutan lahan ulayat

yang terjadi di kabupaten Batang hari ini meski pada hakikatnya mereka

membawa Kepentingan tersembunyi atau kepentingan yang tidak begitu

ditunjukan seperti kepentingan nyata yang di bawa PT. Asiatik dan Suku

Anak Dalam, Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah

organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang

secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa

bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Pengertian LSM

ttersebut ternyata tidak berlaku pada kasus ini, Dalam penyelesaian kasus ini

sebenarnya 90% kelompok-kelompok Suku Anak Dalam Sudah menerima

sulusi yang ditawarkan oleh pihak pemerintah dan PT. Asiatik, hanya ada 2

kelompok yang menolak dan kelompok tersebut lah yang didampingi oleh

LSM tertentu yang mengatas namakan kepentingan Suku Anak dalam.

Untuk menarik simpati semua orang maka dalam pernyataan-pernyataan,

pemberitaan-pemberitaan di media masa cetak, elektronik maupun online ,

Pihak LSM selalu mengatasnamakan warga Suku Anak Dalam sebagai

petani Suku Anak Dalam yang tertindas, padahal faktanya Menungguangi

Kelompok Suku Anak Dalam Untuk kepentingan Meraka Sendiri. Kelompok

Page 123: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Suku Anak Dalam telah disusupi oleh kelompok-kelompok LSM untuk

kepentingan-kepentingan tertentu untuk melawan pemerintah dan

perusahaan-perusahaan. Mereka juga mendapat banyak dana Sumbangan dari

masyarakat luas yang merasa iba dengan Suku Anak Dalam sehingga mereka

berusaha menahan kasus ini se alot mungkin.

Dari penjabaran indentifikasi Kepentingan aktor-aktor yang terlibat diatas

dapat dilakukan Penilaian kepentingan atau pembobotan kepentingan menjadi

salah satu factor utama penentu keberhasilan keputusan penyelesaian konflik.

Setelah adanya identifikasi kepentingan yang jelas maka perlu dilakukannya

penilaian untuk meninjau titik berat kepentingan yang lebih dipertimbangkan

sebagai landasan pengambilan keputusan dan awal mula dapat dilakukannya

mediasi.

5.2.1 Upaya Mediasi Konflik

Indonesia sebagai negara agraris, masih diliputi oleh permasalahan konflik

sumber daya alam/agraria. Tingginya konflik ini disebabkan oleh adanya

ketimpangan penguasaan sumber daya alam antara masyarakat yang

menggantungkan hidup dari sumber ekonomi berbasis sumber daya alam

(tanah, hutan, perkebunan) dengan penguasaan oleh perusahaan, khususnya

perusahaan besar perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan hak penguasaan

oleh negara yang masih berpihak pada perusahaan dibanding pemenuhan hak-

hak masyarakat adat atas sumber daya alam.

Konflik yang ada sebagian telah menyebabkan terjadinya kekerasan.

Pengambil- Resolusi konflik, sumber daya alam, Batang Hari. 145 alihan lahan

Page 124: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

masyarakat lokal/adat bagi kepentingan dunia bisnis diwarnai dengan tindakan-

tindakan kekerasan. Keterlibatan para pihak ketiga dan oknum aparat negara

dalam pengamanan perusahaan menambah intensitas konflik. Akibatnya

implikasi konflik sumber daya alam antara masyarakat adat/lokal dengan

perusahaan selain tidak terpenuhinya hak-hak masyarakat hukum adat juga

ketidakpastian investasi bagi perusahaan. Konflik yang terus meningkat

menyebabkan kerugian di semua pihak, oleh karna itu untuk pemerintah Jambi

mencanangkan penyelesaian konflik dengan dibentuknya Tim terpadu untuk

memahami dan menjadi bagian dari mediasi.

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam penyelesaian konflik sumber daya

alam dalam membentuk Tim terpadu penanganan gangguan keamanan yang

dibentuk Bupati Batanghari melalui SK No 158 tahun 2012, akan

menginventarisir ulang konflik sosial yang ada di Batanghari. Pendataan ulang

ini melibatkan 19 institusi yang ada di Batanghari. Hal tersebut disampaikan

Kepala Kantor Kesbangpol Linmas Batanghari, Farizal, yang juga sekretaris

tim terpadu penanganan gangguan keamanan dalam wilayah Batanghari. Lebih

jauh dikatakan bahwa langkah itu mengingat banyaknya konflik sosial di

Kabupaten Batanghari.

Apabila dicermati konflik sosial yang umumnya terjadi di Kabupaten

Batanghari adalah persoalan lahan, terutama konflik antara kelompok

masyarakat dengan pihak perusahaan maupun masyarakat dengan pihak

perusahaan.Tim terpadu yang dibentuk berdasarkan SK Bupati No 158 tahun

2013, Bupati sebagai ketua tim, Sekda sebagai Wakil Ketua I, Kapolres

Page 125: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Batanghari Wakil Ketua II, dan Ketua PN Wakil Ketua III, serta Kajari Wakil

ketua IV. Kakan Kesbangpol Linmas ditunjuk sebagai sekretaris Tim.

Langkah tim terpadu untuk mempermudah proses inventarisir tersebut,

telah dilayangkan surat kepada 19 institusi, yang isinya meminta agar

menyampaikan data konflik sosial dan konflik lainnya yang belum di selesaikan

di masing-masing SKPD ke Bupati Batanghari selaku ketua tim

terpadu.Terhitung sejak tanggal 6 Maret 2013 hingga hari ini, tim terpadu sudah

melakukan upaya penanganan konflik yang ada di Batanghari sebanyak 11

kasus. Beberapa di antaranya bahkan sudah dikeluarkan keputusan oleh tim

terpadu dan sebagian lainnya masih dalam proses.

Berdasarkan observasi lapangan di Kecamatan Pemayung Desa Lopak Aur

diperoleh gambaran bahwa adanya masalah kultur, struktur, dan proses

pembagian struktur ruang yang tidak mengindahkan pranata dan kearifan lokal

menjadi salah satu faktor pemicu konflik. Perbedaan-perbedaan ini pula yang

perlu diperhatikan guna penyelesaian konflik ke depan agar konflik dapat

diminimalisir dan diantisipasi sejak awal sehingga tidak terjadi kerugian yang

lebih besar.

Observasi lapangan penulis Juli 2017 dengan Tim Terpadu Penyelesaian

Konflik di Kabupaten Batanghari bahwa telah pembentukan badan mediasi

yang menjalankan fungsi-fungsi memetakan konflik, pelatihan resolusi konflik,

pencegahan konflik, dan penyelesaian konflik yang melibatkan pemerintah,

Page 126: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

pemerintah daerah, perusahaan, masyarakat lokal, lembaga adat dan lembaga

swadaya masyarakat.

Berdasarkan dari data Rekapitulasi Tim Terpadu, bahwa telah dilakukan

berbagai upaya melalui rapat dan pertemuan-pertemuan, mediasi dengan semua

pihak yang berkonflik di falitasi oleh tim terpadu, maka telah dihasilkan

berbagai kesepakatan yaitu:

Pertama, Kesepakatan Rapat tanggal 26 maret 2012, diantaranya berbunyi

bahwa: BPN RI sesuai kewenangannya akan bekerja sama dengan PT. Asiatik

Persada dan pemerintah Batanghari serta perwakilan Suku Anak Dalam

melakukan pengukuran lahan hutan yang selama ini diklain masyarakat Suku

Anak Dalam Melebihi 20.000 hektare yang diberikan izin oleh pemerintah dan

pemkab Batang Hari wajib mengesahkan hasil verifikasi terhadap subyek

(pendudk kabupaten Batang Hari) Dalam Bentuk Satuan Keluarga).

Kedua, Kesepakatan Pertemuan Tanggal 4 April 2012, diantaranya

berbunyi bahwa penyelesaian tuntutan kelompok Suku Anak Dalam tetap

mengacu pada Surat Keputsan Mendagri NO. Sk.46/HGU/DA/86 tanggal 1

september 1986 dan surat badan inventarisasi dan tataguna Hutan Dephut

tanggal 11 juli 1987 no. 393/VII-4/1987.

Ketiga, Berita Acara Mediasi lahan antara masyarakat Suku Anak Dalam

dengan PT. Asiatik Persada pada rapat di Komnas Ham RI di jakarta tanggal 10

juli 2012, diantaranya telah menyepakati bahwa akan dilaksanakan pengukuran

ulang atas lahan 3.550 Ha yang terdiri dari perkampungan, perladangan, belukar

Page 127: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

berdasarkan survey mikro tahun 1987 dimana selama ini Suku Anak Dalam

Mengklaim wilayah PT. Asiatik Persada sudah lebih dari yang dicanangkan dan

mengambil lahan mereka yang selama ini diukur sebanyak 3.550 ha.

Keempat, Kesepakatan rapat Bersadam DPR RI tanggal 1 Agustus 2012,

diantaranya berbunyi bahwa pengukuran ulang akan melibatkan semua pihak

terkait. Kelima, Berita Acara pertemuan di kantor Bappeda Kab. Batang hari

antara PT. Asiatik Persada dengan Suku Anak Dalam yang dipimpin oleh

lembaga adat Batang hari dan dihadiri oleh Kakan Kesbangpol, Polres Batang

Hari, Kadis Perkebunan, Kepala BPN Batang Hari. Kadis Perindakop, Kebag

Hukum, Kapolsek Bajubang dan Management PT Asiatik Persada tanggal 22

Januari 2014, diantaranya telah menyepakati bahwa:

Pihak PT.Asiatik Akan menyerahkan Areal Kebun Sawit

Seluas 2000 ha siap Panen Kepada Suku Anak Dalam

keturunan Asli.

PT. Asiatik Akan menyapkan Patok/Plat Yang akan

dipasang di Lokasi Suku Anak Dalam

Lemabaga Adat akan segera memverifikasi data valid Suku

Anak Dalam asli

Tim terpadu akan terlibat langsung dalam pelaksanaaan

penanganan konflik.

Konflik yang awalnya kecil dapat polarisasi dan berpotensi disusupi oleh

pihak ketiga yang sesungguhnya tidak memiliki keterkaitan dengan konflik

Page 128: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

namun memiliki kepentingan terhadap konflik agar terus terjadi hal ini juga

terjadi di permasalahan konflik perebutan lahan adat yang terjadi di Batanghari

ini dimana 90% kelompok Suku Anak Dalam telah menyepakati kesepakatan

Hasil Mediasi Diatas, hanya tinggal 1 Kelompok yang selama ini di tunggangi

Pihak LSM tertentu yang berusaha menolak tanpa solusi.

Kondisi ini, dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan permusuhan di

antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Karena itu berdasarkan

studi lapangan diperoleh gambaran agar gugus tugas penanganan konflik dalam

masyarakat sejak awal juga seharusnya sudah dapat dibentuk guna memediasi

kelompok yang berkonflik karena perebutan sumber daya alam dengan sasaran

yang ingin dicapai. Keberadaan gugus tugas ini berperan dalam menyelesaikan

konflik, sumber daya alam, Batang Hari. 157 pengetahuan pihak-pihak yang

berkonflik mengenai budaya pihak lain, dengan mengedepankan aspek

pendidikan multikultural yang lebih konfrehensif; (2) mengurangi steriotif

negatif suatu pihak dengan pihak lain; dan (3) meningkatkan keefektifan

komunikasi antar budaya.

Selanjutnya, dialog sebagai penyelesaian konflik melalui pranata adat

sebagai modal sosial penyelesaian konflik dan pendidikan karakter solusi konflik

jangka panjang perlu dipikirkan dan dipertimbangan menjadi kebijakan yang

dapat ditempuh dalam upaya menghasilkan insan-insan yang memiliki peradaban

yang tinggi. Sementara itu resolusi konflik yang dicapai dalam konflik sumber

daya alam di Kabupaten Batanghari khususnya mengenai konflik Suku Anak

Dalam dengan PT Asiatic Persada telah dicapai melalui dialog dan pencadangan

Page 129: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

lahan bagi Suku Anak Dalam berikut sertifikatnya disiapkan oleh Pemerintah

Kabupaten Batanghari agar penyelesaian konflik sumber daya alam di Kabupaten

Batanghari dapat dicapai secara menyeluruh dan masyarakat dapat terlindungi.

5.3 Dampak Positif dan Negatif dari Konflik

Konflik mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia , baik

secara individual maupun kelompok. Konflik mempunyai pengaruh positif dan

negative. Kedua pengaruh tersebut menciptakan perubahan bagi kehidupan

manusia. Konflik mengubah dan mengembangkan manusia menjadi lebih baik

hal ini juga dapat kita lihat dalam konflik Perebutan Lahan adat di Kabupaten

Batang Hari antara Suku Anak Dalam dan PT. Asiatik Persada.

5.3.1 Dampak Negatif

Pertama, Menghambat kerjasama: secara langsung maupun tidak

langsung, konflik Perebutan lahan ulayat ini akan berdampak buruk terhadap

kerjasama yang akan direncanakan diantara semua pihak, Baik Suku Anak Dalam

dan PT. Asiatik sehingga tidak ada masyarakat Suku Anak Dalam yang bekerja di

PT. Asiatik setiap pihak sangat membatasi diri untuk berinteraksi dengan pihak

lain karna dipenuhi dengan kebencian.

Kedua, Saling menjatuhkan : ini merupakan akibat yang paling nyata dari

konflik yang terjadi didalam suatu Masyarakat, akan selalu muncul tidakan atau

upaya saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-

masing rendah dan penuh dengan masalah hal ini jg terlihat dengan jelas dimana

pihak masyarakat sudah melabeli suku anak dalam dengan nama kubu dimana

nama tersebut memiliki makna sangat rendah, tertinggal, hina, maupun kotor.

Page 130: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Ketiga, Merusak sistem masyarakat : Masyarakat merupakan sistem sosial

yang saling berhubungan, saling membantu, dan saling tergantung satu sama lain

dalam mencapai tujuan organisasi. Konflik merusak suatu sistem dan dapat

menimbulkan ketidak pastian pencapaian tujuan organisasi. Keempat,

Menurunkan mutu pengambilan keputusan: Konflik yang desktruktif atau konflik

tidak sehat akan menghilangkan kebuntuan diskusi, fitnah, agresi, dan sabotase,

serta menghilangkan sikap percaya oleh karna itu banyak kasus yang terjadi

diselesaikan dengan cara kekerasan hingga menyebabkan korban bagi semua

pihak baik Suku Anak Dalam, Warga, dan PT. Asiatik. Situasi seperti ini tidak

mungkin mengembangkan sumber dalam pengambilan keputusan sehingga

banyak keputusan yang hanya menguntungkan sebelah pihak, diamana biasanya

pihak yg diuntungkan adalah pihak yang menguasai modal dan Sumber daya

Manusia yaitu PT. Asiatik.

Kelima, Kehilangan waktu kerja : Jika konflik berkembang menjadi

konflik dekstruktif, atau konflik yang tidak sehat. Hal ini mengurangi waktu untuk

berproduksi dan menurunkan produktivitas Dalam bekerja baik pada Pegawai PT.

Asiatik Maupun Suku Anak Dalam, karena waktu digunakan untuk

menyelesaikan konflik dan menyebabkan kerugian terhadap produktivitas

perusahaan. Keenam, Korban Jiwa: Puluhan Tahun Berkonflik tentu saja seudah

banyak memakan korban jiwa diantara kedua belah pihak, baik korban luka

maupun korban jiwa.

Ketujuh, Kerugian Materi: Penyelesaian Konflik yang alot mengakibatkan

banyak kerugian materi untuk semua pihak baik dalam mengurusi konflik maupun

Page 131: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

kerugian akibat pencurian kelapa sawit. Kedelapan, Merusak citra semua pihak:

dengan konflik yang tidak terselesaikan maka akan merusak citra semua pihak

termaksuk pemerintahan kabupaten Jambi.

5.3.2 Dampak Positif

Pertama, Mendorong untuk kembali mengoreksi diri: dengan adanya

konflik yang terjadi mungkin akan membuat kesempatan bagi salah satu atau

kedua belah pihak untuk saling merenungi kembali, berpikir ulang kenapa konflik

bisa terjadi diantara mereka. Kedua, Meningkatkan Prestasi kerja: dengan adanya

konflik bisa membuat orang yang terimajinasikan oleh konflik merasa mempunyai

kekuatan sendiri untuk membuktikan bahwa ia mampu dan sukses dan tidak

pantas untuk “dihina” begitupun dengan Suku Anak Dalam dikarena sering

dikucilkan dan dianggap suku tertinggal oleh Maasyarakat sekitar dan Pegawai

PT. Asiatik maka Suku Anak Dalam mulai menyekolahkan anak-anak mereka

meski tidak semua, mereka mulai membuka diri terhadap kemajuan.

Ketiga, Mengembangkan hubungan kerja yang baik : dengan adanya

konflik yang terjadi membuat orang berpikir untuk mulai mencari alternatif yang

lebih baik misalnya bekerjasama dengan orang lain termaksuk Suku Anak Dalam

yang mulai berkerja sama dengan LSM untu membangun sukunya. Kelima,

Menciptakan Perubahan : Konflik berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia

karena suatu konflik yang terjadi dapat mengubah dan mengembangkan

kehidupan manusia. Seperti contoh di Indonesia konflik menciptakan perubahan

kehidupan politik

Page 132: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Keenam, Mampu memahami orang lebih baik : Konflik membuat orang

memahami adanya orang lain yang berbeda pendapat, berbeda polapikir dan

berbeda karakter. Perbedaan tersebut perlu dimanajemen. Ketujuh, Mempererat

Hubungan Diantara kelompok: dengan adanya konflik dengan kelompok lain

maka sesama anggota di dalam kelompok menjadi lebih kompak dan bersatu,

sudah sangat jarang ditemukan perselisihan dianata kelompok karna merasa

seperjuangan untuk melawan kelompok lainnya.

Kedelapan. Meningkatkan kreativitas dan cara berpikir yang kritis :

Konflikakan menstimulus orang untuk berpikir kritis terhadap posisi lawan

konfliknya dan posisi dirinya sendiri. Orang harus memahami mengapa lawan

konfliknya mempunyai pendapat yang berbeda dan mempertahankan

pendapatnya. Meningkatnya kreativitas digunakan dalam menyusun strategi dan

traktik untuk menghadapi konflik tersebut. Kesembilan, Manajemen konflik

dalam menciptakan solusi terbaik : Jika suatu konflik yang terjadi di manajemeni

dengan baik dapat menghasilkan solusi yang memuaskan kedua belah pihak yang

terlibat. Solusi yang memuaskan akan menghilangkan perbedaan mengenai objek

konflik. Hilangnya perbedaan membawa keduanya kembali dalam interaksi sosial

yang harmonis.

Kesepuluh, Konflik menciptakan revitalisasi norma : norma yang berlaku

dan mengatur kehidupan masyarakat berkembang lebih lambat daripada

perkembangan anggota masyarakat. Perubahan norma sering dimulai dengan

terjadinya perbedaan pendapat mengenai norma yang berlaku antara pihak yang

ingin mempertahankannya dan mengubahnya. Perbedaan tersebut berkembang

Page 133: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

menjadi suatu konflik dekstruktif, apabila konflik tersebut dimanajemeni dengan

baik, maka norma baru yang merupakan revitalisasi norma yang akan

berkembang.

5.4 Faktor Penyangga Konflik

Dalam kasus ini, peneliti akan mencoba mengkaji konflik dengan

menggunakan analogi pilar. Analogi pilar didasarkan pada keyakinan bahwa

situasi tertentu tidak benar-benar stabil, tetapi ditahan oleh berbagai faktor atau

kekuatan, yaitu pilar-pilar. Analogi pilar-pilar dapat dipergunakan ketika situasi

tidak jelas, kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan.

Dengan menggunakan analogi pilar ini, diharapkan dapat membantu penulis

dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat situasi konflik tetap

bertahan, dan juga untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi

atau menghilangkan faktor-faktor negatif tersebut, atau mungkin mengubahnya

menjadi kekuatan-kekuatan yang lebih positif.16

Perjuangan Suku Anak Dalam menuntut hak adat atas tanah mereka seluas

3.550 hektar dimulai sejak pasca reformasi ketika akses informasi dan sistem

politik dalam negeri berkembang demokratis. Sebagaimana telah dicatat, alokasi

semula dari tanah leluhur Batin Sembilan di dalam kawasan PT. Asiatik Persada

ke sektor perusahaan swasta terjadi selama era rezim otoriter militer Presiden

16 Fisher, Simon, Mengelola konflik: Keterampilan& strategi untuk bertindak, Yogyakarta 2001 hal

33

Page 134: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Suharto (1966-1998),17

di saat mana adalah sangat berbahaya untuk menentang

rencana pembangunan pemerintah.

Dengan demikian perlawanan lokal terhadap pengambil alihan tanah oleh

PT. Asiatik Persada dilakukan secara diam-diam hingga saat jatuhnya Suharto

saat mana prinsip demokrasi, desentralisasi dan menjamurnya organisasi

masyarakat sipil memberanikan masyarakat untuk menegaskan kembali hak-hak

mereka Suku Anak Dalam bersatu dan membuat kelompok yang menciptakan

suatu gerakan sosial. Pergerakan Suku Anak Dalam berjuang dengan didampingi

dan didukung oleh berbagai LSM baik lokal maupun internasional. Peran aktif

LSM memiliki andil yang cukup besar sebagai penggerak perjuangan SAD.

Strategi-strategi yang dilakukan dalam berbagai bentuk seperti mengajukan surat

tuntutan ke pemerintah hingga melancarkan demonstrasi.

Peran LSM pada awalnya sangat membantu perjuangan yang dilakukan

Suku Anak Dalam untuk menuntut Haknya, namun setelah masalah tidak kunjung

selesai dan makin banyak menimbulkan korban pihak Suku Anak Dalam mulai

menyadari bahwa hadirnya pihak LSM lah yang menjadi pilar penyangga konflik

tidak menemui titik terang samapai saat ini, ini ditegaskan oleh salah satu

tumenggung atau ketua adat saalah satu kelompok suku anak dalam yang saya

wawancarai:

Saat ini saya tidak lagi membiarkan LSM X untuk masuk ke dalam

Suku kami, saya pengalaman dengan kelompok lain di daerah

17

Pada tahun 1966 ratusan ribu orang yang diduga komunis dibunuh oleh tentara dan milisia sipil anti-komunis dan ratusan ribu lainnya dipenjara tanpa persidangan (Fauzi Rachman 2011 mengutip Cribb 1990).

Page 135: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

sarolangun, itu ya mereka, suku kakak saya itu kemarin ada beberapa

yang meninggal karena penyakit menular tetapi LSM ini memberitakan

mereka meninggal karna kelaparan semuanya mereka dapat sumbangan

kami gak dapat apa-apa.18

Dari Hasil yang penulis temukan dilapangan 90 % kelompok-kelompok

Suku Anak Dalam Telah menyetujui hasil mediasi hanya satu kelompok yang di

sertai oleh LSM lah yang masih bersikeras untuk menolak tanpa alasan yang pasti,

kebanyakan penduduk Suku Anak Dalam yang menyetuji hasil mediasi juga

sudah menghindari kehadiran LSM ke lingkungan mereka, ini dibuktikan dengan

sulitnya penulis untuk memasuki lingkungan Suku Anak Dalam karna mereka

mengganggap penulis bagian dari LSM yang ingin memperalat mereka. Penulis

juga sempat mewawancarai Kompol R Manalu PID bid humas Polda Jambi

Beliau Mengatakan:

Sebenarnya ini sudah mau selesai dari kemarin, tetapi ya itu ada

saja yang berusaha untuk menahan agar kasus ini tidak selesai,

karna dia makan dari situ makanya dia gak mau ini selesai.19

Penulis juga mendapat penegasan setelah mewawancarai Bapak Sigit Eko

Yuwono Selaku Bidang penanganan Konflik di Bangkesbangpol Jambi dimana

bapak Sigit Eko Yuwono juga ikut tergabung bersama di TIM Terpadu

Penyeselaian Konflik perebutan Lahan adat di Batang Hari jambi:

Setelah kami sepakat dalam mediasi tiba-tiba ada satu kelompok

yang menolak dan minta semua tanah yang telah ditempati PT.

Asiatik untuk kembalikan kepada Suku Anak Dalam, itulah karna

mereka ditunggangi oleh oknum-uknum tertentu, mereka

18

Wawancara dengan Daniel ngalay, selaku Temenggung (Ketua Suku) Suku Anak Dalam. Pada Hari Sabtu,

tanggal 10 juni 2017, pukul 15.27 WIB 19

Wawancara dengan, Kompol R Manalu selaku PID bid humas Polda Jambi. Pada Hari Senin, tanggal 6

juni 2017, pukul 10:00 WIB

Page 136: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dimanfaatkan tapi mereka belum sadar, makanya kasus ini seperti

berhenti sekarang.20

Selain LSM Masyarakat pendatang juga memiliki andil besar dalam

menjadi pilar-pilar penyangga konflik perebutan lahan ulayat ini tidak dapat

selesaikan sampai sekarang. Kejadian bentrokan antar Kelompok Suku Anak

Dalam dengan security PT. Asiatik pada Maret 2014, yang diduga sebagai akibat

dari kejadian pencurian sawit. salah satu korban penganiayaan adalah bernama

Titus Simanjuntak. Artinya Suku Anak Dalam tidak murni Suku Anak dalam

tetapi telah disusupi oleh orang-orang yang akan mengambil keuntungan untuk

kelompoknya sendiri dengan selalu mengatasnamakan SAD yang tertindas dan

teraniaya. Dari informasi dan data yang diperoleh dilapangan, diperoleh fakta

bahwa kegiatan Titus Simanjuntak selama ini adalah sebagai pencuri dan penadah

buah sawit hasil curian masyarakat dan kelompoknya sendiri untuk

kepentingannya.

Korban yang lainnya adalah Sdr Puji bin Tayat yang tinggal di Desa Johor

Kec. Bajubang Kab. Batanghari. Dari data alamat saja dapat diketahui bahwa

yang bersangkutan adalah bukan tinggal di daerah yang selama ini

diperjuangkannya. Penulis mencoba teliti dan kaji lebih lanjut tentang siapa Puji

almarhum. Betapa terkejutnya saya, bahwa ternyata yang bersangkutan adalah

narapidana dan residivis. Berdasarkan Putusan PN. Muara Bulian Nomor

:12/Pid.B/2009/PN.MBLN tanggal 1 Juni 2009. Yang bersangkutan di tuntut 8

Tahun pidana penjara dan diputus oleh Majelis dengan pidana penjara selama 4

Tahun, karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

20

Wawancara dengan, Pak Sigit Agus Yuwoni selaku Bidang Penanganan konflik kesbangpol jambi dan

angota Tm Terpadu. Pada Hari Rabu, tanggal 8 juni 2017, pukul 09:45 WIB

Page 137: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

sebagaimana Pasal 338 Jo Pasal 53 ayat (1) KUHP. Yang bersangkutan mencoba

melakukan pembunuhan secara keji dan membabi buta kepada Saudara Hadirman

seorang anggota Security PT. Asiatik Persada di Divisi Mentingan Blok 16A PT.

Asiatik Persada desa Bungku Kecamatan Bajubang, Batang Hari. Yang

bersangkutan selau bikin onar, menyerang perusahaan dan sudah dikenal sebagai

seorang preman. Kemudian berdasarkan penjelasan dari AKBP Almansyah

(Kabidhumas Polda Jambi) pada tanggal 6 Maret 2014, menjelaskan “bahwa

meski informasi yang beredar di media massa menyebutkan kalau Puji adalah

salah seorang warga SAD, namun hal tersebut disangkal dan dikatakannya, bahwa

belum bisa dipastikan kalau Puji yang tewas dalam pertikaian tersebut adalah

merupakan warda SAD. Dari verifikasi dan identifikasi di lapangan, diketahui

kalau Puji adalah warga setempat yang berasal dari keturunan Batak, bukan

SAD”.

Ini juga diperkuat dengan wawancara yang penulis lakukan dengan

seorang Misionaris (pendeta) yang melayani ke Suku Anak Dalam yaitu PDT,

Togap Parulian Hutabarat:

Masyarakat Suku Anak Dalam ini udah banyak di susupi oleh orang luar,

kayak Batak, Jawa, Padang mereka mencoba membodohi suku anak dalam

ini karna mereka belum berpendidikan, makanya masyarakat pendatang ini

senang sekali kalo masalah ini tidak selesai-selesai jadi bisa mereka

manfaatkan terus, salah satu contohnya masyarakat Suku Anak Dalam ini

kan diberiakn hutan sawit siap panen nah itu dibodohin lah mereka sama

masyarakat pendatang ini, diberikan lah mereka sepeda motor untuk

ditukar lahan sawit mereka yang diberikan oleh PT. Itu, padahal kan itu

harganya gak seimbang kalo kita lihat, tapi kan mereka ini belum terlalu

berpendidikan, nah setelah itu besok-besok demo lagi lah anak suku anak

Page 138: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

dalam ini minta ganti rugi sama PT. Ini padahal sebelumnya duah

selesai21

.

Ketidak tegasan Pemerintah dalam menyikapi permasalahan di daerahnya

juga menjadi salah satu pilar penopang kenapa masalah konflik perebutan lahan

ulayat samapai berlarut-larut tidak terselesaikan. Masuknya investasi ke daerah

tentu sangat menguntungkan pemerintah baik di pusat maupun pemerintah daerah,

tidak hanya dari segi pajak, dan pembangunan wilayah namun dengan hadirnya

pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit akan menyita banyak tenaga kerja dari

wilayah itu sendiri, oleh karna itu pemerintah cenderung tutup mata akan nasib

Suku tradisional seperti Suku Anak Dalam, tuntutan-tuntutan yang dilayangkan

oleh Suku Anak Dalam seakan-akan hanya membentur tembok kantor-kantor

pemerintahan yang berwenang, ketidak tegasan inilah yang menjadi salah satu

pilar penopang kenapa kasus ini masih tetap eksis sampai sekarang. Hal ini

diperkuat dengan berita di media massa seperti:

“Pemerintah propinsi Jambi dalam hal ini Gubernur propinsi Jambi, harus

bertanggung jawab jika akhirnya konflik ini akan melahirkan kekerasan,

karena pemerintah propinsi Jambi menutup mata atas konflik yang telah

berlansung hampir 25 tahun. Demontrasi yang dilakukan oleh kelompok-

kelompok SAD tidak digubris, malah mereka diberi janji-janji kosong,

mediasi dan perundingan yang digagas oleh Jomet pun dibuat seolah tak

bernyali oleh pemerintah. Pemerintah seperti tunduk pada PT Asiatic

Persada, padahal perusahaan ini jelas bermasalah, tak hanya soal konflik

dengan suku Anak Dalam, tapi juga HGU yang tidak jelas luasannya

berapa, ditambah lagi perusahaan ini sudah berganti kepemilikan sebanyak

4 sepanjang tahun 2001-2013 dan pergantian kepemilikan ini tak

sedikitpun meminta persetujuan pemerintah, kita sudah dikadalin oleh

investor yang menanam investasinya di PT Asiatic Persada, dan

21

Wawancara dengan, Pak Togap Parulian Hutabarat selaku Misyonaris (pendeta) di Suku Anak Dalam.

Pada Hari Rabu, tanggalSabtu 17 juni 2017, pukul 11:55 WIB

Page 139: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

pemerintah dalam hal ini gubernur Jambi diam saja.” Ungkap Feri Irawan,

Direktur Perkumpulan Hijau saat diliput media Forest poeple programm.22

22 Daniel,” Informasi untuk Pers: Gubernur, berhentilah melindungi PT Asiatic Persada”, diakses dari

http://www.forestpeoples.org/id/topics/palm-oil-rspo/news/2013/10/informasi-untuk-pers-gubernur-

berhentilah-melindungi-pt-asiatic-pe 17 juli 2017 pukul 04:55 wib

Page 140: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

BAB VI

PENUTUP

Sebagai pelengkap dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan

mengenai kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan penelitian yang mana

kesimpulan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan yang ada pada sub-bab

rumusan masalah pada Bab I. Sedangkan rekomendasi merupakan saran yang

peneliti tawarkan kepada pihak-pihak terkait yang terlibat dalam konflik

Perebutan Lahan Ulayat anatar Suku Anak Dalam, Warga Pendatang, Dan PT.

Asiatik Persada. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

pandangan baru bagi seluruh pihak terkait untuk mencari solusi terbaik dan

menyelesaikan permasalahan konflik ini.

6.1 Kesimpulan

Pertama, kesimpulan terlebih dahulu ditujukan untuk menjawab

permasalahan pertama yakni bagaimana konflik penguasaan lahan ulayat yang

terjadi anatara Suku Anak Dalam, PT. Asiatik Persada dan Warga Pendatang

adalah sebagai berikut :

Suku Anak Dalam adalah salah satu suku tertua yang ada di daerah Jambi.

Beberapa keterangan dari buku sejarah menyebutkan bahwa Suku Anak Dalam

merupakan hasil pencampuran antara Suku Weda dengan Suku Negrito yang

dalam perjalanan sejarah kemudian disebut Suku Weddoid. Adapun ciri-ciri Suku

Weddoid adalah rambut keriting, kulit sawo matang, mata terletak agak menjorok

ke dalam, badan kecil, dan kepala berukuran sedang. Ciri-ciri ini sebagian besar

Page 141: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

memiliki kesamaan dengan Suku Anak Dalam. Secara umum, Suku Anak Dalam

hidup dengan budaya berburu dan meramu, mereka sangat terampil berburu

dengan menggunakan alat tradisional seperti tombak, kujur, dan anak panah.

Sejak ratusan tahun suku primitif ini disebut Suku Kubu, yang belakangan lebih

dikenal dengan Suku Anak Dalam. Di Provinsi Jambi, Suku Anak Dalam tersebar

di empat wilayah daerah tingkat dua, yakni Kabupaten Batanghari, Tanjung

Jabung, Bungo Tebo, dan Kabupaten Sarolangun Bangko. Jumlah Suku Anak

Dalam ditiap Kabupaten di Provinsi Jambi pada tahun 1991, sebagai berikut:

Batanghari (2.224 jiwa), Sarolangun (2.331 jiwa), Bungo Tebo (1.631 jiwa), dan

Tanjung Jabung (2.971 jiwa) Suku ini hidup dengan berpindah-pindah di sekitaran

kawabsan Hutan yang akhirnya di tempati oleh PT. Asiatik Persada sebagai

kawasan lahan sawit itu menyebabkan kesulitan yang luar biasa bagi Suku Anak

Dalam untuk bertahan hidup karna hewan buruan, tempat tinggal dan tempat-

tempat yang mereka anggap keramat di hutan sudah tidak ada lagi, jika

dipaparkan dari kronologinya dapat kita lihat seperti dibawah ini:

Kasus ini berawal dari Pencadangan Tanah sesuai SK Gubernur Jambi

No.188.4/599/1985, yang mencadangkan tanah seluas 40.000 Ha

untuk perkebunan sawit PT. Bangun Desa Utama (BDU). Surat Keputusan

Gubernur tersebut di tindak lanjuti dengan Surat Keputusan Mendagri

No.SK.46/HGU/DA/1986 tanggal 1 September 1986 tentang Pemberian HGU

kepada PT. BDU seluas 20.000 Ha yang terletak di Kec.Muaro Bulian, Kab.

Batang Hari. Izin HGU itu berlaku sampai dengan 31Desember 2021.

Page 142: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Kedua, Dalam ijin prinsip PT. Asiatic Persada, terdapat kewajiban hukum

untuk melepaskan area pemukiman, perladangan, dan semak belukar milik

masyarakat, yang kemudian disebut sebagai tanah adat Suku Anak Dalam (SAD)

yang terdapat di tiga perkampungan (dusun tua) yaitu, Padang Salak,Pinang

Tinggi dan Tanah Menang. Keberadaan perkampungan Suku Anak Dalam sudah

ada sejak zaman Belanda. Hal ini diketahui berdasarkan Surat Keterangan tanggal

20 Desember 1940 dari BC Mantri Politic. Surat Keterangan tanggal 20

November 1940 dari Mantri Politic Menara Tembesi di buat di hadapan Gez En

Accord MuaraTembesi, di saksikan Penghulu Dusun Singkawang dan Pasirah

Pemayung Ulu, menerangkan wilayah masyarakat Suku Anak Dalam Dusun

Pinang Tinggi, Padang Salak dan Tanah Menang wilayah Sungai Bahar.

Kedua, kesimpulan yang akan dipaparkan selanjutnya adalah untuk

menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu Faktor-faktor apa saja yang

meneguhkan konflik tetap eksis sampai sekarang dan penyelesaiannya.

Peran LSM pada awalnya sangat membantu perjuangan yang dilakukan

Suku Anak Dalam untuk menuntut Haknya, namun setelah masalah tidak kunjung

selesai dan makin banyak menimbulkan korban pihak Suku Anak Dalam mulai

menyadari bahwa hadirnya pihak LSM lah yang menjadi pilar penyangga konflik

tidak menemui titik terang samapai saat ini, Mayarakat Suku Anak Dalam mulai

merasa pihak LSM hanya memanfaatkan mereka saja setlah bertahun-tahun tanpa

ada satupun penyelesaian kasus bahkan banyak berita bohong yang dikarang oleh

pihak LSM yang dikemudian hari disadari oleh banyak kelompok-kelompok Suku

Anak Dalam dimana pihak LSM memberitakan banyak Suku Anak Dalam yang

Page 143: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

mati kelaparan akibat sulitnya mencari makanan padahal pada kenyataannya

beberapa Suku Anak Dalam yang meninggal itu akibat terkena penyakit menular.

Pihak LSM memanfaatkan kasus ini untuk terus mendapatkan Dana dan simpatik

masyarakat nasional maupun luar negri agar terus memperoleh kucuran dana

untuk menopang penghidupan LSM nya. Dari Hasil yang penulis temukan

dilapangan 90 % kelompok-kelompok Suku Anak Dalam Telah menyetujui hasil

mediasi hanya satu kelompok yang di sertai oleh LSM lah yang masih bersikeras

untuk menolak tanpa tanpa solusi.

Selain LSM Masyarakat pendatang juga memiliki andil besar dalam menjadi

pilar-pilar penyangga konflik perebutan lahan ulayat ini tidak dapat selesaikan

sampai sekarang. Kejadian bentrokan antar Kelompok Suku Anak Dalam dengan

security PT. Asiatik pada Maret 2014, yang diduga sebagai akibat dari kejadian

pencurian sawit telah membuka mata kita semua. salah satu korban penganiayaan

adalah bernama Titus Simanjuntak. Tidakkah kita berpikir dengan akal sehat,

adakah orang Suku Anak Dalam asli memiliki marga Simanjuntak? Artinya Suku

Anak Dalam tidak murni Suku Anak dalam tetapi telah disusupi oleh orang-orang

yang akan mengambil keuntungan untuk kelompoknya sendiri dengan selalu

mengatasnamakan SAD yang tertindas dan teraniaya Dari informasi dan data yang

diperoleh dilapangan, diperoleh fakta bahwa kegiatan Titus Simanjuntak selama

ini adalah sebagai pencuri dan penadah buah sawit hasil curian masyarakat.

Masyarakat pendatang memanfaatkan minimnya tingkat SDM Masyarakat

Suku Anak dalam untuk merebut lahan-lahan hasil ganti rugi Suku Anak Dalam

dengan iming-iming pertukaran dengan barang-barang yang jarang dilihat oleh

Page 144: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Masyarakat Suku Anak Dalam seperti motor, dan setelah lahan dikuasai oleh

Masyarakat pendatang masyarakat Suku Anak Dalam di hasut agar menuntut

kembali haknya kepada PT. Asiatik Persada, selain itu banyak dari Masyarakat

pendatang mengaku sebagai masyarakat Suku Anak Dalam untuk memperoleh

hak suku anak dalam oleh karna itu Masyarakat Pendatang tidak akan ingin agar

konflik ini cepat selesai.

Untuk Menyelesaikan konflik maka dibentuklah Tim terpadu berdasarkan

SK Bupati No 158 tahun 2013, Bupati sebagai ketua tim, Sekda sebagai Wakil

Ketua I, Kapolres Batanghari Wakil Ketua II, dan Ketua PN Wakil Ketua III,

serta Kajari Wakil ketua IV. Kakan Kesbangpol Linmas ditunjuk sebagai

sekretaris. Berdasarkan dari data yang ada, bahwa telah dilakukan berbagai

upaya melalui rapat dan pertemuan-pertemuan, mediasi dengan semua pihak

yang berkonflik di falitasi oleh tim terpadu, maka telah dihasilkan berbagai

kesepakatan yaitu:

Pertama, Kesepakatan Rapat tanggal 26 maret 2012, diantaranya berbunyi

bahwa: BPN RI sesuai kewenangannya akan bekerja sama dengan PT. Asiatik

Persada dan pemerintah Batanghari serta perwakilan Suku Anak Dalam

melakukan pengukuran lahan hutan yang selama ini diklain masyarakat Suku

Anak Dalam Melebihi 20.000 hektare yang diberikan izin oleh pemerintah dan

pemkab Batang Hari wajib mengesahkan hasil verifikasi terhadap subyek

(pendudk kabupaten Batang Hari) Dalam Bentuk Satuan Keluarga). Kedua,

Kesepakatan Pertemuan Tanggal 4 April 2012, diantaranya berbunyi bahwa

penyelesaian tuntutan kelompok Suku Anak Dalam tetap mengacu pada Surat

Page 145: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

Keputsan Mendagri NO. Sk.46/HGU/DA/86 tanggal 1 september 1986 dan surat

badan inventarisasi dan tataguna Hutan Dephut tanggal 11 juli 1987 no. 393/VII-

4/1987.

Ketiga, Berita Acara Mediasi lahan antara masyarakat Suku Anak Dalam

dengan PT. Asiatik Persada pada rapat di Komnas Ham RI di jakarta tanggal 10

juli 2012, diantaranya telah menyepakati bahwa akan dilaksanakan pengukuran

ulang atas lahan 3.550 Ha yang terdiri dari perkampungan, perladangan, belukar

berdasarkan survey mikro tahun 1987 dimana selama ini Suku Anak Dalam

Mengklaim wilayah PT. Asiatik Persada sudah lebih dari yang dicanangkan dan

mengambil lahan mereka yang selama ini diukur sebanyak 3.550 ha. Keempat,

Kesepakatan rapat Bersadam DPR RI tanggal 1 Agustus 2012, diantaranya

berbunyi bahwa pengukuran ulang akan melibatkan semua pihak terkait.

Kelima, Berita Acara pertemuan di kantor Bappeda Kab. Batang hari

antara PT. Asiatik Persada dengan Suku Anak Dalam yang dipimpin oleh

lembaga adat Batang hari dan dihadiri oleh Kakan Kesbangpol, Polres Batang

Hari, Kadis Perkebunan, Kepala BPN Batang Hari. Kadis Perindakop, Kebag

Hukum, Kapolsek Bajubang dan Management PT Asiatik Persada tanggal 22

Januari 2014, diantaranya telah menyepakati bahwa:

Pihak PT.Asiatik Akan menyerahkan Areal Kebun Sawit

Seluas 2000 ha siap Panen Kepada Suku Anak Dalam

keturunan Asli.

Page 146: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

PT. Asiatik Akan menyapkan Patok/Plat Yang akan

dipasang di Lokasi Suku Anak Dalam

Lemabaga Adat akan segera memverifikasi data valid Suku

Anak Dalam asli

Tim terpadu akan terlibat langsung dalam pelaksanaaan

penanganan konflik

Sampai Saat ini 90% Masyarakat Suku-Suku Anak Dalam menyetujui hasil

dari mediasi yang di dampingi oleh Tim Terpadu, hanya ada satu kelompok yaitu

kelompok yang didamping oleh LSM tertentu yang menolak solusi dan hasil dari

mediasi tanpa alsan dan solusi yang jelas.

6.2 Rekomendasi

Adanya beberapa ketidakoptimalan dalam pengelolaan mengatasi konflik

Perebutan Lahan Ulayat di Kabupaten Batanghari, Jambi maka dibutuhkan

rekomendasi dan saran yang akan peneliti sampaikan sebagai berikut;

6.2.1 Bagi Pemerintah Indonesia

1. Diperlukan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) berkaitan

dengan Resolusi konflik sumber daya alam agar penanganan konflik

memiliki alur dan prosedur baku yang dijadikan pedoman dalam

setiap penyelesaian konflik dalam masyarakat.

2. Diperlukan kegiatan pengabdian yang terus-menerus dalam upaya

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pihak-pihak yang

berkonflik melalui: 1) Pendidikan karakter solusi konflik jangka

panjang yang menghasilkan insan-insan yang memiliki peradaban

Page 147: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

yang tinggi; 2) peningkatan pemahaman mengenai budaya pihak

lain, ini bisa dilakukan dengan mengedepankan aspek pendidikan

multikultural yang lebih komfrehensif; 3) Mengurangi steriotif

negatif suatu pihak dengan pihak lain dan: 4) Meningkatkan

keefektifan komunikasi antar budaya.

3. Pemerintah seharusnya lebih menunjukkan perannya sejak pertama

kali konflik ini muncul dan menjadi runyam, dengan tindakan

antisipasi yang lebih cepat dapat mencegah konflik lebih

berkembang dan meluas.

6.2.2 Bagi Pemeritahan Jambi

1. Tim Terpadu dalam melakukan proses mediasi konflik agraria

antara pihak PT. Asiatik Persada dan Masyarakat Suku Anak

Dalam (SAD) memiliki ketegasan yang lebih lagi, agar tidak

terjadi pembatalan kesepakatan yang telah dibuat, dan semua

pihak dapat salaing menghargai kesepakatan.

2. Tim Terpadu hendaknya mengusulkan undang-undang atau

sanksi yang tegas kepada perusahaan yang melanggar aturan

dan mengkesampingkan Hak Asasi Manusia agar dapat menjadi

pelajaran untuk kedepannya.

3. Dalam Proses mediasi hendaknya pihak-pihak yang dituju lebh

tanggap dan lebih merespon masalah ini, agar masalah cepat

terselesaikan dengan baik. Dan pihak yang ditunjuk sebagai

Page 148: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

badan yang mumpuni hendaknya lebih mendahulukan

kepentingan bersama, bukan kepentingan yang paling bermodal.

6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Konflik Perebutan Lahan Ulayat dapat dikatakan menjadi topik yang

menarik untuk dijadikan objek penelitian. Masih banyak hal yang dapat

ditemukan pada Konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun

ini apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Semakin luas sudut

pandang pengkajian tentang konflik agraria sekaligus akan menjadi

bahan evaluasi yang berguna bagi pemerintah Provinsi Jambi serta

pemerintah daerah lain yang Mengalami konflik Agraria di daerahnya.

2. Skripsi ini dirasa penulis belum sempurna, jika ada mahasiswa ataupun

akademisi yang ingin melakukan penelitian selain penelitian yang

penulis lakukan dapat melenjutkannya dengan menggunakan kerangka

konseptual lain demi menyempurnakan penelitian terdahulunya.

Page 149: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

M. Ridah Saleh, Hak-Hak Masyarakat Adat, Makalah pada Advanced Training

bagi Dosen Pengajar Hukum HAM, diselenggarakan oleh Pusham UII kerjasama

dengan Norwegian Centre for Human Rights, Yogyakarta 21-24 Agustus 2007.

Maria SW Sumarjono. 2008. Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan

Budaya, Kompas Gramedia, Jakarta.

Clark, Samuel. 2004. Bukan Sekedar Persoalan Kepemilikan, Sepuluh Studi

Kasus Konflik Tanah dan Sumber Daya Alam dari Jawa dan Flores, Jakarta: Bank

Dunia.

Creswell. W. John. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan

Mixed, Pustaka Pelajar, Celeban Timur, Yogyakarta Dirjen Dikti Depdiknas.

Bahtiar, Arif&Muchlis, Iskandar,2002,. Akuntansi Pemerintahan.Jakarta:

Salemba Empat.

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori sosiologi klasik dan Modern. Jakarta: PT.

Gramedia.

Lexy J. Melong, M.A.2008 Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Yin, Robert. K 2011. Studi Kasus, Desain & metode. Jakarta: PT. Rajarafindo

Persada.

Syarif, Alza. 2014. Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui Pengadilan Khusus

Pertanahan, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta

Musta'in. 2006. Hukum Dan Politik Agrarian, universitas terbuka, Karunia,

Jakarta.

Page 150: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

JURNAL, ARTIKEL DAN REFRENSI DARI INTERNET

Arsyad, Idham. (2012). Terkuburnya Keadilan Agraria Bagi Rakyat Melalui

Reformasi Agraria, Laporan Akhir Tahun Konsorsium Pembaharuan Agraria

2012. (http://www.sapa.or.id/laporan-program/126-mitra-sapa/805-laporanakhir-

tahun-2012-konsorsium-pembaruan-agraria.html, diakses 22 juli 2017)

Artikel, ratusan warga Suku Anak Dalam (SAD) kembali duduki Kantor

Gubernur.http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131002/ratusan-warga-

sad-113-kembali-duduki-kantor-gubernur-jambi.html#ixzz2pFsUf400, diakses 25

februari 2013, pukul 3:42

Data Konflik Agraria PT. Asiatik Persada dan masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD), Dokumen Tim Terpadu Kabupaten Batanghari

Dinas Kehutanan Kabupaten Batanghari, Dokumen Konflik Agraria PT. Asiatik

Persada dan Masyarakata Suku Anak Dalam (SAD), Tim Terpadu Kabupaten

Batanghari.

Informasi untuk Pers: Gubernur, berhentilah melindungi PT Asiatic Persada http://www.forestpeoples.org/id/topics/palm-oil-rspo/news/2013/10/informasi-

untuk-pers-gubernur-berhentilah-melindungi-pt-asiatic-pe., diakses pada 22 Juli

2017, pukul: 1:00

Hasil Hearing antara masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) dan Gubernur Jambi,

Dokumen Tim Terpadu Kabupaten Batanghari.

Jurnal Agraria, Resolusi Konflik Pertanahan Berdasarkan Pranata Adat, Tahun

2008,Jambi: Yayasan Caffaa

Jurnal KPA: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20131029/tujuh-

alasanizin-vhgu-pt-asiatic-persada-harus-dicabut.html#ixzz2mU7dJ2dT, diakses

pada, 13 juli 2017

Page 151: Praise the Lord Jesus Christ!repository.ub.ac.id/5141/1/Ekyn Prananta Ginting.pdf · 2020. 7. 1. · Studi Ilmu Pemerintahan dengan Minat Utama Inovasi Pemerintahan di Fakultas Ilmu

PRODUK HUKUM

SK Bupati nomor: 800/0919/SPT/2010, dokumen Tim Terpadu Kabupaten

Batanghari

Surat Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan, Dertemen Kehutanan An.

Menteri Kehutanan Tanggal 11 Juli 1987 Nomor: 393/VII-4/198, tentang

Pemberitahuan Persetujuan Pelepasan Areal Hutan Seluas 27.150 Ha untuk

Perkebunan Kepala Sawit dan Coklat an. PT. BDU di Provinsi Jambi, Dokumen

Tim Terpadu Kabupaten Batanghari

Undang-undang Republik Indonesia nomor: 30 tahun 1999

Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 Tahun 1960

Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing (PMA)