Pr Laporan Kasus Pterigium

3
PR LAPORAN KASUS PTERIGIUM Nama : Inomy Claudia Katherine NIM : 092011101060 Pembimbing : dr. Bagas Kumoro, Sp.M 1. Apa saja kemungkinan DD tambahan (selain pesudopterigium dan pinguekula) pada pasien pterigium dengan penurunan visus (visus 1/60)? o Astigmatisme o Presbiopi o Gangguan pada segmen posterior Retina : Retinopati Hipertensi Uvea posterior: Koroiditis Eksudatif (Non purulenta) 2. Jelaskan mengenai astigmatisme dengan penurunan visus (visus 1/60)? Astigmatisme adalah kelainan refraksi, dimana didapatkan bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam-macam meridian, sehingga sinar sejajar yang datang pada mata itu akan difokuskan pada macam-macam fokus pula. Setiap meridian mata mempunyai titik fokus tersendiri, pada astigmatisme iregularis. Pada astigmatisme regularis, meskipun setiap meridian mempunyai daya bias tersendiri, tetapi perbedaan itu teratur, dari median dengan daya bias yang terlemah sedikit- sedikit membesar sampai meridian yang terkuat. (Pada pasien ini karena pterigium terjadi penurunan visus karena terdapat 1

description

pr

Transcript of Pr Laporan Kasus Pterigium

Page 1: Pr Laporan Kasus Pterigium

PR LAPORAN KASUS PTERIGIUM

Nama : Inomy Claudia Katherine

NIM : 092011101060

Pembimbing : dr. Bagas Kumoro, Sp.M

1. Apa saja kemungkinan DD tambahan (selain pesudopterigium dan pinguekula) pada

pasien pterigium dengan penurunan visus (visus 1/60)?

o Astigmatisme

o Presbiopi

o Gangguan pada segmen posterior

Retina : Retinopati Hipertensi

Uvea posterior: Koroiditis Eksudatif (Non purulenta)

2. Jelaskan mengenai astigmatisme dengan penurunan visus (visus 1/60)?

Astigmatisme adalah kelainan refraksi, dimana didapatkan bermacam-macam derajat

refraksi pada bermacam-macam meridian, sehingga sinar sejajar yang datang pada mata itu

akan difokuskan pada macam-macam fokus pula. Setiap meridian mata mempunyai titik

fokus tersendiri, pada astigmatisme iregularis. Pada astigmatisme regularis, meskipun setiap

meridian mempunyai daya bias tersendiri, tetapi perbedaan itu teratur, dari median dengan

daya bias yang terlemah sedikit-sedikit membesar sampai meridian yang terkuat. (Pada

pasien ini karena pterigium terjadi penurunan visus karena terdapat astigmatisme irregularis

akibat adanya fibrovaskuler pada kornea).

3. Jelaskan mengenai presbiopi dengan penurunan visus (visus 1/60)?

Presbiopi adalah kelainan refraksi, dimana pungtum proksimum (titik dekat yang dapat

dilihat dengan akomodasi maksimal) telah menjauh sehingga pekerjaan dekat sukar

dilakukan akibat berkurangnya akomodasi. Kekuatan akomodasi, makin berkurang dengan

bertambahnya umur dan pungtum proksimum semakin menjauh, Hal ini disebabkan karena

berkurangnya elastisitas dari lensa, juga otot matanya berkurang kekuatannya. Hal ini disebut

presbiopi akibat proses sklerosis dimana sejak keluarnya cairan lensa, lensa menjadi semakin

tipis dan padat dan kekenyalannya berkurang. Pada akomodasi, lensa tidak mampu

mencembungkan diri sehingga tajam penglihatan (visus) menurun (Pada pasien ini

1

Page 2: Pr Laporan Kasus Pterigium

kemungkinan presbiopi karena dari faktor usianya yang sudah 56 tahun yang mempengaruhi

daya akomodasi dan gangguan pada otot mata pasien, karena pterigium, mengakibatkan

keterbatasan lapang pandang sehingga dapat mengakibatkan penurunan visus).

4. Jelaskan mengenai retinopati HT dengan penurunan visus (visus 1/60)?

Retinopati adalah kerusakan atau degenerasi pada retina, dengan dasarnya penutupan

pembuluh darah sehingga mengakibatkan gangguan nutrisi dari retina sehingga dapat

menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan. Retinopati hipertensi adalah

kerusakan retina yang diakibatkan hipertensi arterial minimal sistole 140 mmHg dan diastole

90 mmHg. Ketika tekanan darah tinggi (hipertensi) maka akan merusak pembuluh darah

pada retina, menyebabkan dinding retina menebal dan mempersempit pembuluh darah dan

mengurangi suplai darah menuju retina sehingga akan mengakibatkan kerusakn retina

karenan suplai darah yang kurang. Pada perkembangannya, dapat terjadi kebocoran darah

pada retina. Perubahan ini menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap (visus

menurun perlahan pada pasien ini ditemukan visus menurun perlahan tetapi karena tidak

dilakukan midriasil maka tidak dapat mengetahui adanya kelainan pada segmen posterior)

Catatan:

Visus dibawah 6/6 pin hole kelainan refraksi (penglihatan bertambah jelas) dan kelainan

organik (penglihatan tetap kabur). Kelainan organ dibagi menjadi 2 yaitu segmen anterior

(konjungtiva, sklera, kornea, bilik mata depan, pupil, iris, dan lensa) dan segmen posterior

(koroid, badan kaca dan retina). Segmen anterior dapat dilihat langsung dengan slit lamp.

Segmen posterior diperlukan pupil yang midriasis sehingga kelihatan dengan jelas segmen

posteriornya (Tonometri TIO normal Midriasil) lalu dilihat dengan funduskopi.

2