pr kimia dr. NT

19
INFERTILITAS FSH (Follicle Stimulating Factor) dan LH (Luteinizing Hormone) Merupakan hormon gonadotropin yang mengatur dan merangsang pertumbuhan dan fungsi dari gonad (ovarium dan testis). Konsentrasi FSH dan LH diatur dengan suatu aksis hipotalamus – hipofisis – gonad (ovarium/testis). Pada wanita, FSH berperan dalan perkembangan folikel, sedangkan LH merangsang produksi estrogen oleh folikel, merangsang ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Pada pria, FSH berperan dalan perkembangan spermatogonium, sedangkan LH akan merangsang sel Leydig untuk memproduksi testosteron. Sekresi estrogen dari folikel merupakan suatu umpan balik negatif terhadap sekresi FSH, sebaliknya estrogen yang meningkat merupakan suatu umpan balik positif terhadap sekresi LH. Umpan balik positif estrogen pada sekresi LH menyebabkan peningkatan kadar LH dan penurunan kadar FSH pada pertengahan siklus menstruasi, hal ini menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang merupakan penghasil progesteron. Penentuan kadar FSH dan LH dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis insufisiensi gonad yang terjadi secara primer (kelainan pada ovarium/testis) atau secara sekunder (karena insufisiensi hipofisis). Pasien dengan insufisiensi gonad primer akan mengalami peningkatan kadar FSH dan LH, hal ini dapat ditemukan pada polikistik ovarium atau menopause. Pada insufisiensi gonad 1

Transcript of pr kimia dr. NT

Page 1: pr kimia dr. NT

INFERTILITAS

FSH (Follicle Stimulating Factor) dan LH (Luteinizing Hormone)

Merupakan hormon gonadotropin yang mengatur dan merangsang pertumbuhan dan fungsi

dari gonad (ovarium dan testis).

Konsentrasi FSH dan LH diatur dengan suatu aksis hipotalamus – hipofisis – gonad

(ovarium/testis). Pada wanita, FSH berperan dalan perkembangan folikel, sedangkan LH

merangsang produksi estrogen oleh folikel, merangsang ovulasi dan pembentukan korpus

luteum. Pada pria, FSH berperan dalan perkembangan spermatogonium, sedangkan LH akan

merangsang sel Leydig untuk memproduksi testosteron.

Sekresi estrogen dari folikel merupakan suatu umpan balik negatif terhadap sekresi FSH,

sebaliknya estrogen yang meningkat merupakan suatu umpan balik positif terhadap sekresi

LH.

Umpan balik positif estrogen pada sekresi LH menyebabkan peningkatan kadar LH dan

penurunan kadar FSH pada pertengahan siklus menstruasi, hal ini menyebabkan terjadinya

ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang merupakan penghasil progesteron.

Penentuan kadar FSH dan LH dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis insufisiensi

gonad yang terjadi secara primer (kelainan pada ovarium/testis) atau secara sekunder (karena

insufisiensi hipofisis).

Pasien dengan insufisiensi gonad primer akan mengalami peningkatan kadar FSH dan LH,

hal ini dapat ditemukan pada polikistik ovarium atau menopause. Pada insufisiensi gonad

sekunder akan terjadi penurunan kadar FSH dan LH karena adanya proses patologi pada

hipofisis.

Indikasi pemeriksaan hormon gonadotropin antara lain kelainan kongenital dengan aberasi

kromosom (sindrom turner), ovarium polikistik, mencari etiologi amenorhea, sindrom

menopause, dan tersangka insufisiensi sel Leydig.

Prinsip pemeriksaan FSH/LH adalah menggunakan ECLIA dengan prinsip sandwich.

Bahan pemeriksaan : plasma (EDTA,heparin), serum, urin random untuk menentukan LH

surge. Tes urin dilakukan pada hari ke-10 sebelum periode menstruasi dan dilakukan setiap

hari untuk menentukan LH surge.

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan kadar FSH/LH : obat antikonvulsan, klomifen,

spironolakton

1

Page 2: pr kimia dr. NT

Faktor yang menurunkan kadar FSH/LH : estrogen, progesteron, testosteron,

digoksin, kontrasepsi oral, fenotiazin

Estrogen

Estrogen merupakan hormon seks yang berperan dalam perkembangan organ seksual dan

ciri-ciri seks sekunder wanita. Bekerja sama dengan progesteron, estrogen berperan dalam

siklus menstruasi, perkembangan payudara, uterus dan memelihara kehamilan.

Estrogen juga berperan dalam homeostasis kalsium, dimana estrogen menurunkan resorbsi

tulang.

Estriol merupakan bentuk dominan estrogen pada kehamilan. Estriol diproduksi oleh plasenta

melalui prekursor yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan hepar fetus.

Pada pria, estrogen dihasilkan oleh korteks adrenal dan testis dalam jumlah yang sedikit.

Inaktivasi estrogen terjadi di hepar, dan pada akhirnya estrogen diekskresikan melalui ginjal.

Pemeriksaan estrogen dilakukan untuk menilai masalah menstruasi dan fertilitas, status

menopause, kematangan seksual, ginekomastia, atau sebagai marker tumor pada beberapa

kasus tumor ovarium.

Bahan pemeriksaan yang dapat dipakai antara lain plasma (EDTA, heparin), serum atau urin

24 jam.

Prinsip pemeriksaan estrogen adalah menggunakan ECLIA dengan prinsip kompetisi.

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan kadar estrogen : infeksi saluran kemih (estriol urin),

adrenokortikosteroid, ampisilin, obat yang mengandung estrogen, fenotiazin,

tetrasiklin.

Faktor yang menurunkan kadar estrogen : klomifene

Progesteron

Progesteron memiliki peranan yang mirip dengan estrogen. Progesteron memiliki peranan

untuk memelihara kehamilan dan mempersiapkan endometrium untuk implantasi blastokista.

Peningkatan konsentrasi progesteron terjadi pada fase luteal. Pada periode ini, progesteron

diekskresikan melalui urin sebagai pregnanediol (metabolit progesteron).

Pada wanita yang tidak hamil, progesteron terutama dihasilkan oleh korpus luteum,

sedangkan pada wanita hamil, progesteron dihasilkan oleh plasenta. Pada pria, progesteron

dihasilkan oleh korteks adrenal dan testis.

2

Page 3: pr kimia dr. NT

Pengukuran kadar progesteron diperlukan untuk menegakkan diagnosis infertilitas untuk

mendeteksi ovulasi dan penilaian fase luteal.

Bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah darah yang diambil pada hari ke-8 dan ke-

21 dari siklus menstruasi. Konsentrasi progesteron yang lebih tinggi pada sampel hari ke-21

menandakan terjadinya ovulasi.

Bahan pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah urin 24 jam.

Prinsip pemeriksaan progesteron adalah menggunakan ECLIA dengan prinsip kompetisi.

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan kadar progesteron : hormon adrenokortikotropin

Faktor yang menurunkan kadar progesteron : kontrasepsi oral dan progesteron

Testosteron

Pengukuran kadar testosteron bertujuan untuk menilai pubertas prekoks, sindrom virilisasi

pada wanita dan infertilitas pada pria. Androgen meliputi dehidroepiandrosteron (DHEA),

androstenedione, dan testosteron. DHEA dihasilkan oleh kelenjar adrenal, testis dan ovarium.

DHEA merupakan prekursor androstenedione, yang merupakan prekursor dari testosteron

dan estrogen.

Pada pria sebagian besar testosteron dihasilkan oleh sel leydig di testis, pada wanita 50%

testosteron dihasilkan melalui konversi DHEA yang terjadi di jaringan lemak perifer, 30%

konversi terjadi di kelenjar adrenal, dan 20% disintesis langsung di ovarium. Sekresi

testosteron dipengaruhi oleh sekresi LH.

Testosteron merangsang spermatogenesis dan perkembangan ciri seks sekunder pada pria.

Produksi yang berlebih dari hormon ini menyebabkan pubertas prekoks (pada pria) dan ciri

maskulinisasi (pada wanita) berupa amenorhea, pertumbuhan rambut tubuh yang berlebih

(hirsutisme).

Prinsip pemeriksaan testosteron menggunakan prinsip kompetisi menggunakan antibodi

monoklonal yang spesifik terhadap testosteron.

Bahan pemeriksaan yang dapat dipakai antara lain plasma (EDTA,heparin), serum. Kadar

testosteron mencapai puncak pada jam 4 – 8 pagi sehingga pemeriksaan paling baik

dilakukan pada pagi hari.

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan kadar testosteron : antikonvulsan, estrogen, kontrasepsi

oral

3

Page 4: pr kimia dr. NT

Faktor yang menurunkan kadar testosteron : androgen, deksametason, alkohol,

steroid, ketokonazol, spironolakton

4

Page 5: pr kimia dr. NT

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak pada leher yang berperan dalam mengatur

berbagai proses dalam tubuh, antara lain dalam kalorigenesis, maturasi seksual, sintesis

protein, degradasi kolesterol dan lain-lain. Kelenjar tiroid mempunyai unit sekretoris berupa

folikel yang berada pada jaringan stroma yang terdiri dari pembuluh darah dan serabut saraf

otonom. Kelenjar tiroid juga memiliki tipe sel lain, sel parafolikular, yang berperan dalam

sekresi hormon kalsitonin.

Kelenjar tiroid mensekresikan 2 bentuk hormon, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Kelenjar tiroid juga mensekresikan reverse T3 (rT3), monoidotirosin (MIT) dan diiodotirosin

(DIT), yang merupakan prekursor T3 dan T4.

Dalam keadaan normal, 40% T4 akan mengalami deiodinasi menjadi T3 pada jaringan

perifer, dan 45% mengalami deiodinasi menjadi rT3.

Biosintesis hormon tiroid dimulai dengan menangkap (trapping) yodium pada sirkulasi,

penggabungan yodium dengan tirosin dan pembentukan T3 dan T4 (coupling)

Setiap tahap dalam biosintesis hormon tiroid diatur oleh TSH (Thyroid Stimulating

Hormone). TSH mengatur sintesis tiroglobulin, trapping yodium, kecepatan proteolisis

tiroglobulin, merangsang penambahan ukuran dan jumlah sel folikel.

Setelah dilepaskan dari kelenjar tiroid, T3 dan T4 akan berikatan dengan albumin dan

globulin. Hanya sebagian kecil dari hormon berada dalam bentuk yang bebas dan memiliki

fungsi biologis.

Hipotiroid

Merupakan suatu keadaan dimana terjadi defisiensi dalam sekresi dan aktivitas hormon tiroid.

Hipotiroid primer terjadi ketika terdapat gangguan pada sintesis T3 dan T4 yang disebabkan

oleh faktor ekstrinsik (kurang intake yodium) atau intrinsik (defek genetik, adanya antibodi

terhadap tiroid). Defisiensi T3 dan T4 menyebabkan terjadinya umpan balik positif pada

hipotalamus, menyebabkan peningkatan sekresi TRH (Thyroid Releasing Hormone) dan TSH

dan pada akhirnya menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.

Hipotiroid sekunder terjadi sebagai akibat dari gangguan pada hipofisis atau hipotalamus

yang menyebabkan defisiensi TSH, TRH atau keduanya.

5

Page 6: pr kimia dr. NT

Hipertiroid

Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi hormon tiroid berlebih yang

menyebabkan keadaan hipermetabolisme. Penyebab hipertiroid paling umum adalah penyakit

Grave’s dimana terdapat antibodi terhadap reseptor TSH pada kelenjar tiroid sehingga

menyebabkan produksi yang berlebihan dari T3 dan T4. Penyebab lain hipertiroid adalah

adenoma tiroid, tiroiditis akut/subakut yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Pada

hipertiroid akan terjadi peningkatan kadar T3 dan T4 disertai penurunan kadar TSH.

TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

Pengukuran TSH menggunakan metode ECLIA dengan prinsip sandwich. Pada metode ini,

antibodi TSH monoklonal berlabel biotin akan berikatan dengan antibodi TSH monoklonal

berlabel rutenium membentuk kompleks sandwich. Penambahan mikropartikel yang dilapisi

streptavidin akan menyebabkan kompleks tersebut terikat pada fase solid, kemudian dengan

kompleks tersebut akan ditempelkan pada elektrode secara magnetik, dan setelah pemberian

aliran listrik pada elektrode tersebut, maka kompleks yang terbentuk akan berpendar

(chemiluminescent) dan intensitas cahaya ini akan diukur oleh detektor.

Nilai rujukan TSH :

Dewasa : 2 – 10 mU/L

Bayi baru lahir : 3 – 18 mU/L

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan TSH : obat antitiroid, litium, potasium iodide, injeksi TSH

Faktor yang menurunkan TSH : aspirin, dopamin, heparin, steroid dan T3

Bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah serum atau plasma. Untuk skrining pada

bayi baru lahir, bahan pemeriksaan diambil dari tumit 48-72 jam setelah lahir.

Tiroksin Total (T4)

Pengukuran T4 menggunakan metode ECLIA dengan prinsip kompetitif. Pada metode ini,

digunakan T4 endogen akan berkompetisi dengan T4 derivat berlabel biotin untuk berikatan

dengan antibodi monoklonal berlabel rutenium.

Nilai rujukan T4 :

Laki-laki dewasa : 4.6 – 10.5 µg/dl

Wanita dewasa : 5.5 – 11 µg/dl

Bayi baru lahir : 11.8 – 22.6 µg/dl\

6

Page 7: pr kimia dr. NT

Nilai kritis : bayi baru lahir < 7 mcg/dl

dewasa < 2 mcg/dl dan >20 mcg/dl

Faktor pengganggu :

Faktor yang meningkatkan T4 : klofibrat, estrogen, heroin, metadon

Faktor yang menurunkan T4 : steroid, androgen, obat antitiroid, propanolol

Bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah plasma heparin, plasma EDTA, atau serum.

Triiodotironin (T3)

Pengukuran T3 menggunakan metode ECLIA dengan prinsip kompetitif.

Nilai rujukan T3 :

Dewasa (0 – 50 tahun) : 70-205 ng/dl

(50-90 tahun) : 40-181 ng/dl

Bayi baru lahir : 100-740ng/dl

Bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah serum, plasma heparin, plasma EDTA.

Free Thyroid Hormone

1. Pengukuran langsung

Pada pengukuran langsung, digunakan prinsip ultrafiltrasi. Pada metode ini, sample

diinkubasi pada suhu 37oC pH 7.4 selama 20 menit, kemudian sampel disentrifugasi

selama 30 menit pada suhu 37oC pada kecepatan 2000g. Kemudian dilakukan

pengukuran kadar T4 pada hasil sentrifugasi.

Bahan pemeriksaan yang diperlukan adalah plasma EDTA, plasma heparin atau

serum.

2. Pengukuran tidak langsung

Pengukuran free thyroid hormone menggunakan metode ECLIA dengan prinsip

kompetitif.

Bahan yang dapat digunakan : serum, plasma heparin, plasma EDTA.

Nilai rujukan :

FT4 : 0.02 – 0.04%

FT3 : 0.2 – 0.4 %\

TRACE ELEMENT

Besi7

Page 8: pr kimia dr. NT

Besi dalam tubuh disimpan dalam beberapa kompartemen berbeda, yaitu hemoglobin,

cadangan besi, besi pada jaringan, myoglobin dan labile pool.

Cadangan besi disimpan dalam bentuk feritin dan hemosiderin.

Feritin terdiri dari protein yang mengelilingi inti besi, hemosiderin terbentuk ketika feritin

mengalami pemecahan di lisosom. Hemosiderin merupakan bentuk akhir dari metabolisme

besi.

Besi didapatkan dari makanan, terutama dalam bentuk protein heme, hemoglobin, dan

myoglobin dalam daging. Pada keadaan normal, sekitar 1 mg besi diabsorbsi setiap harinya.

Proses ini terjadi terutama di duodenum.

Transport besi dari satu organ ke organ lain melibatkan protein transport yaitu apotransferin.

Kompleks apotransferin-Fe disebut transferin. Pada saat transferin berikatan dengan reseptor

transferin pada permukaan sel, maka kompleks reseptor-transferin akan masuk ke dalam sel

dan mengalami reaksi asam sehingga terjadi pelepasan besi dari transferin dan apotransferin

akan kembali ke permukaan sel.

Pengukuran kadar besi ditujukan untuk menegakkan diagnosis dan pemantauan berbagai jenis

anemia, contohnya anemia mikrositik (karena gangguan metabolisme besi dan

hemoglobinopati), anemia makrositik (karena defisiensi B12), anemia normositik (karena

defisiensi eritropoietin) dan lain-lain.

Rangkaian reaksi yang berlangsung dari pengukuran serum besi adalah :

1. Pelepasan besi dari transferin dengan menurunkan pH serum

2. Reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+

3. Pembentukan kompleks dengan kromogen contohnya bathophenanthroline atau ferrozine

Prinsip pengukuran besi : kolorimetrik

Bahan pemeriksaan : serum atau plasma Li-heparin. Plasma EDTA tidak dapat digunakan.

Nilai rujukan :

Wanita 6.6 – 26 µmol/L 37 – 145 µg/dl 0.37 – 1.45 mg/L

8

Page 9: pr kimia dr. NT

Pria 11 – 28 µmol/L 59 – 158 µg/dl 0.59 – 1. 58 mg/L

Feritin

Konsentrasi feritin dalam darah sangat rendah. Feritin merupakan suatu reaktan fase akut

yang secara kasar dapat menggambarkan status besi seseorang.

Konsentrasi feritin akan menurun pada fase awal anemia defisiensi besi, jauh sebelum terjadi

perubahan pada darah tepi. Sebaliknya, konsentasi feritin akan meningkat pada penyakit

kronis, misalnya penyakit ginjal, penyakit jantung, dan beberapa penyakit keganasan.

Pengukuran feritin menggunakan prinsip agglutinasi imunologi, dimana feritin pada sampel

akan beragglutinasi dengan partikel lateks yang telah dilapisi antibodi anti feritin. Kemudian

kekeruhan yang terbentuk akan dibaca pada panjang gelombang 570 nm.

Bahan pemeriksaan : serum atau plasma Li-heparin, plasma K3-EDTA.

Nilai rujukan :

Pria 12 – 300 mcg/L

Wanita 10 -150 mcg/L

Anak-anak

Bayi baru lahir 25 – 200 mcg/L

< 1 bulan 200 – 600 mcg/L

2-5 bulan 50 – 200 mcg/L

6 bulan – 15 tahun 7 – 142 mcg/L

TIBC (Total Iron Binding Capacity)

Besi ditransport dari satu sel ke sel lain dalam bentuk berikatan dengan apotransferin. Pada

keadaan normal, hanya 1/3 dari transferin yang berikatan dengan Fe. Penambahan Fe yang

dapat berikatan dengan transferin disebut unsaturated iron binding capacity (UIBC).

Penjumlahan besi serum dengan UIBC menggambarkan TIBC. TIBC merupakan pengukuran

konsentrasi besi maksimal yang dapat diikat oleh transferin.

Kadar TIBC akan menurun pada anemia penyakit kronis, sedangkan kadarnya akan

meningkat pada anemia defisiensi besi.

Prinsip pengukuran TIBC menggunakan metode pengukuran langsung (peningkatan

absorbansi). Dimana intensitas warna yang terbentuk secara langsung menggambarkan

9

Page 10: pr kimia dr. NT

kelebihan besi yang belum berikatan dengan transferin dan secara tidak langsung

menggambarkan UIBC.

Nilai rujukan TIBC : 250 -460 mcg/dl atau 45-82 µmol/L

Transferin

Tranferin adalah protein transport untuk besi dalam serum. Transferin juga merupakan suatu

reaktan fase akut negatif yang jumlahnya akan menurun pada reaksi inflamasi. Pada kasus

anemia defisiensi besi, saturasi transferin merupakan suatu indikator yang sensitif terhadap

deplesi besi.

Pengukuran kadar transferin menggunakan prinsip agglutinasi imunologi, dimana terjadi

agglutinasi antara trasferin pada sampel dengan antibodi spesifik yang kemudian akan diukur

tingkat kekeruhannya.

Nilai rujukan :

Laki-laki : 2.15 – 3/65 g/L

Wanita : 2.50 – 3.80 g/L

Bayi baru lahir : 130 – 275 g/L

Anak-anak ; 203 – 360 g/L

Saturasi transferin dihitung dengan rumus : (kadar besi/TIBC) x 100%

Nilai normal : 20-50%. Saturasi transferin menurun pada anemia defisiensi besi. Meningkat

pada anemia hemolitik, sideroblastik dan anemia megaloblastik.

Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan kation keempat terbanyak dalam tubuh, dimana 50% dari terdapat

pada tulang dan berikatan dengan Ca dan P. Sisanya banyak terdapat intrasel dan hanya

sedikit terdapat di ekstrasel.

Mg berfungsi sebagai aktivator berbagai reaksi, termasuk sintesis protein, metabolisme DNA,

konduksi neuromuskular, dan eksitabilitas dari otot dan jantung.

Magnesium dari makanan akan diabsorbsi di usus. Ginjal mengatur homeostasis Mg melalui

reabsorbsi tubulus.

10

Page 11: pr kimia dr. NT

Peningkatan Mg terjadi pada gagal ginjal, asidosis diabetik, dehidrasi dan penyakit Addison.

Hipermagnesemia akan menekan sistem saraf pusat menyebabkan anestesi umum, kegagalan

pernafasan, dan gagal jantung akibat terganggunya konduktivitas jantung.

Hipomagnesemia terjadi pada alkoholisme kronik, malabsorbsi, diare hebat, pankreatitis akut,

terapi diuretik, pemberian cairan intravena kronik tanpa disertai suplementasi Mg, dan

penyakit ginjal. Hipomagnesemia akan menyebabkan tetani, kejang dan aritmia jantung.

Prinsip pemeriksaan Magnesium : kolorimetrik dengan menggunakan klorophosponazo III

(CPZ III)

CPZ III akan berikatan dengan magnesium dan menyebabkan kenaikan absorbansi.

Penambahan EDTA (etilendiamintetra-acetic acid) akan melepaskan Mg dari ikatan kompleks Mg-CPZ III, dimana absorbansi kembali diukur.

Perbedaan absorbansi antara kompleks Mg-CPZ III dan Mg-EDTA menggambarkan

absorbansi Mg.

Nilai rujukan :

Bayi baru lahir : 1.4 – 2 mEq/L

Anak-anak : 1.4 – 1.7 mEq/L

Dewasa : 1.3 – 2.1 mEq/L

Nilai kritis tinggi : >3 mEq/L

Nilai kritis rendah : < 0.5 mEq/L

Vitamin B12 (Sianokobalamin)

Vitamin B12 dibutuhkan tubuh untuk metabolisme, sintesis DNA dan regenerasi eritrosit.

Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anemia makrositik. Defisiensi ini dapat

diakibatkan oleh defisiensi intake B12 dari makanan, produk bakteri, alkoholisme, atau

kerusakan akibat proses pencernaan. Malabsorbsi merupakan penyebab utama defisiensi B12,

hal ini terjadi akibat defisiensi sekresi pankreas, atrofi gaster/gastrektomi, kerusakan usus,

hilangnya protein pengikat B12 (faktor intrinsik) atau adanya autoantibodi terhadap faktor

intrinsik.

11

Page 12: pr kimia dr. NT

Defisiensi yang tidak mendapatkan terapi akan menyebabkan terjadinya anemia

megaloblastik dan degenerasi sistem saraf.

Prinsip pemeriksaan : ECLIA kompetitif

Vitamin B12 akan berikatan dengan faktor intrinsik berlabel rutenium, penambahan vitamin

B12 berlabel biotin dan mikropartikel berlapis streptavidin menyebabkan pembentukan

kompleks yang kemudian difiksasi pada solid phase. Kompleks ini kemudian akan ditangkap

secara magnetik oleh elektrode, pemberian tegangan pada elektrode akan menyebabkan

terjadinya chemiluminescent yang akan diukur oleh detektor.

Nilai rujukan : 118-701 pmol/L

Vitamin D

Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang sangat penting untuk tulang. Defisiensi berat

menyebabkan terjadinya penyakit rickets dimana terjadi malformasi tulang.

Pengukuran vitamin D menggunakan metode ECLIA dengan prinsip kompetitif.

Nilai rujukan : ≥30 ng/ml

12

Page 13: pr kimia dr. NT

Porfiria

Porfiria adalah kelompok penyakit dimana terdapat defisiensi pada salah satu enzim yang

berperan pada biosintesis hemoglobin sehingga menyebabkan produksi berlebih dari senyawa

antara.

Porfiria diturunkan secara genetik. Ciri khas dari porfiria adalah lesi kulit pada kulit yang

terpapar langsung sinar matahari dan serangan akut neuroviseral (nyeri perut, neuropati

perifer, dan gangguan mental). Serangan akut neuroviseral berhubungan dengan peningkatan

pembentukan aminolevulinic acid (ALA) yang bersifat neurotoksik.

Pengelompokan porfiria:

Porfiria akut

Porfiria defisiensi ALA dehidratase (ADP) defisiensi enzim ALAD

Acute intermittent porphyria (AIP) defisiensi enzim hydroxymethylbilane synthase

Hereditary coproporphyria (HCP) defisiensi enzim coproporphyrinogen oxidase

Variegate porphyria (VP) defisiensi enzim protoporphyrinogen oxidase

Non akut porfiria

Congenital erythropoietic porphyria (CEP) defisiensi enzim uroporphrinogen-III

synthase

Porphyria cutanea tarda (PCT) defisiensi enzim uroporphyrinogen decarboxylase

Erythropoietic protoporphyria (EPP) defisiensi enzim ferrochelatase

Metode pengukuran porfirin

Berdasarkan reaksi Ehrlich’s (dimetilaminobenzaldehid dalam larutan asam) dengan -

methene karbon dari cincin pirol akan membentuk produk berwarna magenta yang

mempunyai absorbansi maksimum pada panjang gelombang 553 nm. Porfirin tidak memiliki

-methene karbon sehingga tidak akan terbentuk kompleks warna.

13