PR Dr Femiko

4
Obat Suppositoria Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina. Suppositoria ini mudah meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Umumnya berbentuk menyerupai peluru atau torpedo dengan bobot sekitar 2 gram dan panjang sekitar 1 – 1,5 inci. Suppositoria biasanya diberikan kepada pasien-pasien khusus yang tidak bisa mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang sedang tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obat suntik). Selain itu, suppositoria juga didesain untuk beberapa zat aktif yang dapat mengiritasi lambung serta zat aktif yang dapat terurai oleh kondisi saluran cerna, jika digunakan secara oral. Misalnya, zat aktif yang akan rusak dalam suasana asam lambung, rusak oleh pengaruh enzim pencernaan, atau akan hilang efek terapinya karena mengalami first pass effect. Penggunaan suppositoria tidak hanya ditujukan untuk efek lokal seperti pengobatan ambeien, anestesi lokal, antiseptik, antibiotik, dan antijamur, tetapi juga bisa ditujukan untuk efek sistemik sebagai analgesik, anti muntah, anti asma, dan sebagainya. Tujuan Pemberian Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan. Indikasi dan kontra indikasi Indikasi Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis. Kontra Indikasi 1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, asetosal dan oains lain. 2. Pasien yang menderita ulkus peptikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna. 3. Bronkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi. 4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat. 5. Pembedahan rektal.

description

medical

Transcript of PR Dr Femiko

Page 1: PR Dr Femiko

Obat Suppositoria

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina. Suppositoria ini mudah meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. Umumnya berbentuk menyerupai peluru atau torpedo dengan bobot sekitar 2 gram dan panjang sekitar 1 – 1,5 inci.

Suppositoria biasanya diberikan kepada pasien-pasien khusus yang tidak bisa mengonsumsi obat secara oral lewat mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada pasien yang sedang tidak sadarkan diri, pasien yang jika menerima sediaan oral akan muntah, pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obat suntik).

Selain itu, suppositoria juga didesain untuk beberapa zat aktif yang dapat mengiritasi lambung serta zat aktif yang dapat terurai oleh kondisi saluran cerna, jika digunakan secara oral. Misalnya, zat aktif yang akan rusak dalam suasana asam lambung, rusak oleh pengaruh enzim pencernaan, atau akan hilang efek terapinya karena mengalami first pass effect.

Penggunaan suppositoria tidak hanya ditujukan untuk efek lokal seperti pengobatan ambeien, anestesi lokal, antiseptik, antibiotik, dan antijamur, tetapi juga bisa ditujukan untuk efek sistemik sebagai analgesik, anti muntah, anti asma, dan sebagainya.

Tujuan Pemberian Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.

Indikasi dan kontra indikasi

IndikasiMengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis.

Kontra Indikasi1. Hipersensitif terhadap ketoprofen, asetosal dan oains lain.2. Pasien yang menderita ulkus peptikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran

cerna.3. Bronkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi.4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat.5. Pembedahan rektal.

Jenis Obat SupositoriaPemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolax suppositoria yang berfungsi

secara local untuk meringankan defekasi. Dan efek sistemik seperti pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat suppositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati sfinkter ani interna.

Jika dikombinasikan dengan preparat obat oral, maka pada umumnya dosis perhari adalah 1 supositoria yang dimasukan ke dalam rectum. Jika tidak dikombinasikan, dosis lazim adalah 1 dosis 2 kali sehari.Contoh obat supositoria :

Kaltrofen supositoria Profeid supositoria Ketoprofen supositoria Dulcolax supositoria Stesolid supositoria Boraginol suppositoria Dumin suppositoria

Page 2: PR Dr Femiko

Bentuk dan berat suppositoriaa. suppositoria untuk rektumBentuknya seperti peluru, torpedo/jari- jari tergantung pada bobot jenis dan bahan obat dan basis yang di gunakan.b. suppositoria dari lemak coklatBerat suppositoria untuk dewasa kira-kira 2gr dan biasanya lonjong seperti torpedo, sedangkan untuk anak-anak 1gr dan ukurannya lebih kecilc. suppositoria uretal (BOUGI)Bentuknya seperti pensil, dan meruncing pada salah satu ujungnya. Untuk laki-laki beratnya ±4gr dan wanita 2gr.

Prosedur Pemberian Obat Suppositoria1. Persiapan Alat

Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, suppositoria) Aplikator untuk krim vagina Pelumas untuk suppositoria Sarung tangan sekali pakai Pembalut Handuk bersih Gorden / sampiran

2. Persiapan Pasien dan Lingkungan Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan. Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.

3. Pelaksanaan Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat. Siapkan pasien Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya Berikan penjelasan pada pasien dan jaga privasi pasien Atur posisi pasien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja Kenakan sarung tangan Buka suppositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri

pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda. Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan

sfingterani. Mendorong suppositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri

Regangkan bokong pasien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan suppositoria ke dalam anus melalui sfingter ani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.

Tarik jari anda dan bersihkan areal anal pasien dcngan tisu. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk

mencegah keluarnya suppositoria Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam

jangkauan pasien agar pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi

Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar Cuci tangan Kaji respon pasien Dokumentasikan seluruh tindakan.

Page 3: PR Dr Femiko

*Kenapa divertikular bisa menyebabkan perdarahan?

Karena ada gesekan antara mukosa usus dengan feses di colon yang terus menerus sehingga terjadi perlukaan pada tunika media, karena pada tunika media banyak terdapat pembuluh darah, dan juga pada bagian yg terkena divertikular lapisan ototnya sangat tipis sehingga memudahkan perdarahan di tempat tersebut, itu lah yang menyebabkan terjadinya perdarahan pada saluran cerna bawah.