ppt
-
Upload
fadil-adam -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of ppt
“Analisa Throughput untuk Optimalisasi Jaringan 4G LTE di PT XL Axiata Tbk. Wilayah Surabaya.”
JURUSAN FISIKABIDANG INTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA2015
Long Term Evolution
LTE adalah satu set perangkat tambahan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang diperkenalkan oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP) Release 8. LTE yang sering disebut juga SAE (System Architecture Evolution) ini merupakan langkah menuju generasi ke-4 (4G) dari teknologi radio yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan sistem komunikasi bergerak. standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per detik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100 Mbps.
Beberapa kelebihan dari LTE 4G
a. Mendukung bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20 MHz.
b. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R, Kompatibel dengan teknologi 3GPP sebelumnya dan teknologi lainnya.
c. Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband.
d. Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV
Persyaratan LTE
Bandwidth yang terskala: E-UTRAN dapat beroperasi pada alokasi bandwidth yang berbeda-beda, yaitu 1.25 MHz, 2.5 MHz, 5 MHz, 10 MHz, 15 MHz, dan 20 MHz baik pada uplink maupun downlink.
Puncak laju data sebesar 100 Mbps untuk downlink, dan 50 Mbps untuk uplink dengan alokasi spektrum bandwidth 20 Mhz.
Mencapai 200 pengguna aktif dalam 1 sel (5 MHz) User-plane latency kurang dari 5 ms Pilihan spektrum frekuensi yang dapat disesuaikan dengan jaringan saat ini yaitu
band GSM, CDMA, UMTS (450,700, 850, 900, 1700, 1800, 1900, 2100, 2500MHz) Mendukung baik untuk operasi FDD (Frequency Division Duplex) maupun TDD
(Time Division Duplex) Antena MIMO sudah terstandardisasi sehingga secara umum dapat
meningkatkan pesat data sektoral.
eNodeB
Jaringan akses pada LTE terdiri dari satu elemen, yaitu eNodeB. eNodeB (eNB) merupakan interface dengan UE (User Equipment). eNodeB berfungsi untuk Radio Resurce Management (RRM) dan sebagai transceiver. Sebagai RRM, fungsi eNodeB adalah untuk mengontrol dan mengawasi pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal radio, berperan dalam autentikasi atau mengontrol kelayakan data yang akan melewati eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.
Mobility Management Entity (MME)
MME adalah node kontrol yang memproses sinyal antara User Equipment (UE) dan Core Network (CN). MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM. MME adalah node-kontrol utama pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab untuk prosedur paging untuk idlemode UE termasuk retransmisi. MME juga bertanggung jawab dalam prosesaktivasi/deaktivasi dan autentikasi user (dengan bantuan HSS). MME juga berfungsi untuk mengatur handover, yaitu memilih MME lain untuk handover dengan MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan jaringan akses 2G/3G. MME memproses management sesi dalam NAS protocol.
Teknik Akses
Throughput
Salah satu parameter yang digunakan untuk menyatakan kualitas layanan (QoS) Jaringan 4G LTE adalah throughput. Throughput menyatakan kecepatan pengiriman data yang secara actual sukses diterima oleh aplikasi pada sisi tujuan. Sehingga dapat dinyatakan dengan banyaknya paket secara berurutan dikirimkan ke end aplikasi tanpa ada kesalahan.
Aspek utama throughput yaitu berkisar pada ketersediaan bandwith yang cukup untuk menjalankan suatu aplikasi. Hal ini menentukan besarnya trafik yang dapat diperoleh suatu aplikasi saat melewati jaringan. Aspek penting lainnya adalah error (pada umumnya berhubungan dengan link error rate) dan losses (berhubungan dengan kapasitas buffer).