PPT

36
DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM Disusun Oleh : Amelia Muslimah Syahutami 1102009024 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA DESEMBER 2014

description

skripsi

Transcript of PPT

  • DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAMDisusun Oleh :Amelia Muslimah Syahutami1102009024

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTADESEMBER 2014

  • Latar Belakang

  • Latar Belakang

  • PermasalahanBagaimanakan penyebab gangguan pendengaran pada bayi?Bagaimanakah hubungan hiperbilirubinemia dengan gangguan pendengaran pada bayi?Bagaimanakah cara mendeteksi dini ganguan pendengaran pada bayi?Bagaimanakah mendiagnosis gangguan pendengaran pada bayi?Bagaimanakah pandangan Islam mengenai deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi dengan hiperbilirubinemia?

  • TINJAUAN PUSTAKA

  • Anatomi Telinga

  • Anatomi telinga

  • Anatomi telinga

  • Fisiologi Pendengaran

  • Gangguan Pendengaran pada Bayigangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga.Perkembangan bicara erat kaitannya dengan tahap perkembangan mendengar.

  • Faktor Resiko

    Gangguan Pendengaran pada Bayi

  • Gangguan Pendengaran pada Bayi

    USIAKEMAMPUAN BICARA12 bulanBelum dapat mengoceh (babbling) atau meniru bunyi18 bulanBelum bisa mengucapkan 1 kata 24 bulanSudah mengenal < 10 kata30 bulanBelum dapat merangkai 2 kata

  • Pemeriksaan Fungsi Pendengaran BayiTujuanMenemukan gangguan pendengaran sedini mungkin pada bayi baru lahir agar dapat segera dilakukan habilitasi pendengaran yang optimal sehingga dampak negatif cacat pendengaran dapat dibatasi.

  • Pemeriksaan Fungsi Pendengaran BayiPrinsipMembedakan populasi bayi menjadi kelompok yang tidak mempunyai masalah gangguan pendengaran (Pass/lulus) dengan kelompok bayi yang mungkin mengalami gangguan pendengaran (Refer/tidak lulus).

  • Baku emas skrining gangguan pendengaran pada bayi adalah pemeriksaan Otoacustic Emission (OAE) dan Automated ABR (BERA Otomatik)

  • Pemeriksaan Fungsi Pendengaran Bayi

  • Brainstem Evoked Reponses Audiometry (BERA)Untuk menilai integritas sistem auditorik termasuk batang otakDapat mengetahui ambang pendengaran maupun letak lesi pada sistem auditorik tersebutUntuk menilai potensial listrik di otak setelah pemberian rangsang sensoris berupa bunyiPemeriksaan Fungsi Pendengaran Bayi

  • Otoacoustic Emission (OAE)stimulus bunyi diberikan melalui loudspeaker mini yang terletak dalam sumbat telingasuara dengan intensitas rendah yang diproduksi oleh sel rambut luar koklea dan direkam pada meatus akustikus eksternus.Emisi otoakustik dihasilkan hanya bila organ korti dalam keadaan mendekati normal, dan telinga tengah berfungsi dengan baik

    Pemeriksaan Fungsi Pendengaran Bayi

  • TimpanometriUntuk menilai kondisi telinga tengahGambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negative di teinga tengah ) merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktifMelalui probe tone (sumbat liang telinga) yang dipasang pada liang telinga dapat diketahui besarnya tekanan di liang telingaTimpanometri merupakan pemeriksaan pendahuluan sebelum tes OAEPemeriksaan Fungsi Pendengaran Bayi

  • Penatalaksanaan Gangguan PendengaranApabila ditemukan adanya gangguan pendengaran sensorineural:Habilitasi dengan ABDBila tidak membantu dilakukan implantasi kokleaHabilitasi wicara / terapi audioverbal (AVT)

  • Hiperbilirubinemia NeonatusAdalah keadaan dimana kadar bilirubin total > 5mg/dl (86mol/L)Konsentrasi bilirubin serum 17 mg/dl pada bayi aterm merupakan ikterus patologis. Penyebab terbanyak ikterus neonatorum adalah peningkatan kadar bilirubin indirek. Bilirubin indirek inilah yang bersifat neurotoksik bagi bayi.

  • Hiperbilirubinemia dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Apabila bilirubin tak terkonjugasi melewati blood brain barrier, bilirubin tersebut akan ditimbun di daerah ganglia basalis, dan juga pada daerah vestibule-cochlear nucleus dan sebagai akibanya adalah terjadinya gangguan pendengaran sensorineuralHiperbilirubinemia Neonatus

  • DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DITINJAU DARI ISLAM

  • Gangguan Pendengaran Pada Bayi Ditinjau Dari IslamPendengaran merupakan salah satu indera manusia yang sangat penting dalam kehidupan. Allah SWT menciptakan manusia penuh kesempurnaan berbeda dengan makhluk yang lainnya, sebagaimana dalam firman Allah SWT :

    Artinya :Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At-Tin (95):4)

  • Apabila seorang bayi yang lahir dengan keadaan tidak sempurna seperti misalnya tidak dapat mendengar, bisa jadi juga semua itu menjadi cobaan bagi kedua orang tuanya. Allah berfirman:

    Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. 42:30)

  • Pandangan Islam Mengenai Hiperbilirubinemia pada BayiDalam tuntutan agama Islam diajarkan bagaimana mengobati diri apabila terkena penyakit atau tertimpa sesuatu yang tidak disukai.Oleh sebab itu jika telah menemukan tanda hiperbilirubinemia pada neonatus, maka seharusnya segera datang kepada seseorang yang ahli dalam bidangnya dan meminta dilakukan penanganan.

    Artinya:Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah akan menurunkan obatnya.(HR Al-Bukhari dan Muslim)

  • Ditinjau dari kaidah Islam bahaya (darar), kaidah ini menjelaskan bahwa pada prinsipnya hukum Islam adalah menghilangkan atau menjauhi yang dimudharatkan, membahayakan atau yang merusak.

    Artinya :Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Qashash (28) : 77)

  • Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Pada Bayi dengan Hiperbilirubinemia ditinjau Dari IslamIslam tidak menentang ilmu pengetahuan yang bermanfaat, Islam justru mendukung dan memuliakan para ilmuwan.Namun bila ilmu pengetahuan itu membahayakan serta tidak mengandung manfaat atau lebih banyak mudharatnya daripada manfaat, maka Islam mengharamkannya

  • Pemeriksaan skrining mendeteksi dini gangguan pendengaran dengan menggunakan BERA ataupun OAE tidak membahayakan dan lebih banyak manfaatnya daripada bahayanyaDalam qaidah fiqhiyah dijelaskan bahwa menolak mafsadah (kerusakan) lebih didahulukan daripada mengambil mashlahat

    Artinya: Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemashlahatan

  • Dengan demikian Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) ataupun Otoacustic Emission (OAE) tersebut diperbolehkan digunakan untuk mendeteksi dini gangguan pendengaran pada bayi dengan hiperbilirubinemia berdasarkan kaidah fiqih

    Artinya: (Hukum) asal atas sesuatu yang membahayakan adalah dilarang dan yang bermanfaat boleh (ibahah)

  • KAITAN PANDANGAN ANTARA KEDOKTERAN DAN ISLAM MENGENAI DETEKSI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

  • KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan

    Saran

  • Terima Kasih