PPT Tuli Konduktif

127

Click here to load reader

description

h

Transcript of PPT Tuli Konduktif

TULI KONDUKTIF

TULI KONDUKTIFMaria Risma Natalia11.2012.0241PENDAHULUANBerkurangnyapendengaran = penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga.Tuli = penurunan fungsi pendengaran yang sangat beratmasalah mekanis di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif). kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otakyang (penurunan fungsi pendengaran sensorineural)

2WHO (2005) = 278 juta orang menderita gangguan pendengaranAsia Tenggara = 75 - 140 juta Asia Tenggara. Bayi = 0,1 0,2% atau setiap 1.000 kelahiran hidup terdapat 1 2 bayi. WHO Multi Center Study (1998), Indonesia termasuk 4 negara di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi (4,6%).3TULI KONDUKTIFTuli konduktif = kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Suara harus diteruskan ketelinga dalam yang kemudian akan diubah menjadi sinyal listrik untuk di interpretasikan ke pusat pendengaran di otak. Jika terjadi gangguan dalam hantaran suara baik pada telinga luar maupun telinga tengah sehingga tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah, maka merupakan tuli konduktif.4ETIOLOGIGangguan pendengaran konduktif menyebabkan hilangnya kenyaringan dan kehilangan kejelasan.Disebabkan oleh:Kelainan telinga luar: atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang telinga.Kelainan di telinga tengah: sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran.5KELAINAN YANG MENYEBABKAN TULI KONDUKTIFMicrotiaLops Ear (Bats Ear)Atresia Liang TelingaSumbatan oleh serumenOtitis EksternaOsteoma Liang telingaGangguan Fungsi Tuba EustachiusOtitis MediaOtosklerosisHemotimpanum

6MICROTIA7DEFINISIMalformasi daun telinga yang memperlihatkan kelainan bentuk ringan sampai berat, dengan ukuran kecil sampai tidak terbentuk sama sekali (anotia). Biasanya bilateral dan berhubungan dengan stenosis atau atresia meatus akustikus eksternus dan mungkin malformasi inkus dan maleus.8ETIOLOGISampai sekarang tidak diketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya Mikrotia. Hal-hal berikut harus diperhatikan oleh ibu hamil di trimester I kehamilan :Faktor MakananStressKurang Gizi pada saat kehamilanMenghindari pemberian / penggunaan obat - obatan / zat kimiaGenetik (tapi belum pernah diketahui bagaimana genetik bisa mempengaruhi / menjadi faktor penyebab Mikrotia).9EPIDEMIOLOGITerjadi pada setiap 5000 - 7000 kelahiran .Jumlahnya di Indonesia tidak diketahui dengan pasti karena belum pernah ada koleksi data sehubungan dengan mikrotia. 90% kasus = satu telinga saja (unilateral) 10% kasus = bilateral. Telinga terbanyak yang terkena = telinga kanan. Anak laki-laki lebih > anak perempuan (65:35). Ras Asia lebih sering terkena dibanding ras lain.10MANIFESTASI KLINISDepartemen THT FKUI/RSCM menggunakan kriteria menurut Aguilar dan Jahrsdoerfer,1 yaitu: Derajat I: jika telinga luar terlihat normal tetapi sedikit lebih kecil. Grade I ini dapat disertai dengan atau tanpa lubang telinga luar (eksternal auditori kanal).

11MANIFESTASI KLINISDerajat II: jika terdapat defisiensi struktur telinga seperti tidak terbentuknya lobus, heliks atau konka.

Derajat III: terlihat seperti bentuk kacang tanpa struktur telinga atau anotia. Kelainan ini membutuhkan proses operasi rekonstruksi dua tahap atau lebih. 12

Grade I

Grade II

Grade III

Anotia13DIAGNOSISMikrotia akan terlihat jelas pada saat kelahiran. Tes pendengaran akan digunakan untuk mengetahui apakah ada gangguan pendengaran di telinga yang bermasalah atau tidak. 14PENATALAKSANAANUsia pasien menjadi pertimbangan operasi, minimal berumur 68tahun karena kartilago tulang iga sudah cukup memadai untuk dibentuk sebagai rangka telinga dan telinga sisi normal telah mencapai pertumbuhan maksimal, sehingga dapat digunakan sebagai contoh rangka telinga. Pada usia ini daun telinga mencapai 8090% ukuran dewasa.15PENATALAKSANAANPada kelainan unilateral dengan pendengaran normal dari telinga telinga sisi lain, rekonstruksi telinga tengah tidak dianjurkan, tetapi bila terjadi gangguan pendengaran bilateral, dianjurkan rekonstruksi telinga tengah.

16PENATALAKSANAANTeknik Brent melibatkan empat tahapan:Teknik brent tahap 1A:Blok dasar diperoleh dari sinkondrosis dari dua kartilago tulang rusuk. Pinggiran heliks dipertahankan dari sebuah kartilago rusuk yang mengambangB: Mengukir detail menjadi dasar menggunakan gouge. C: Penipisan dari kartilago tulang rusuk untuk membuat pinggiran heliks. D: Mengaitkan pinggiran ke blok dasar menggunakan benang nilon. E: Kerangka selesai.17PENATALAKSANAAN

Pembuatan dari kerangka telinga dari kartilago tulang rusuk18PENATALAKSANAANTeknik Brent tahap 1.A: Tanda preoperatif menandakan lokasi yang diinginkan dari kerangka (garis lurus) dan pelebaran dari pembedahan yang diperlukan (garis putus-putus).B: Pemasangan dari kerangka kartilago.C: Tampilan setelah tahap pertama. Kateter suction digunakan untuk menghisap kulit ke dalam jaringan interstisial dari kerangka.19PENATALAKSANAAN

Pemasangan dari kerangka telinga 20PENATALAKSANAANTeknik Brent tahap 2. Lubang telinga di rotasi dari malposisi vertikal menjadi posisi yang benar di aspek kaudal dari kerangka.A: Desain dari rotasi lobus dibuat dengan insisi yang dapat digunakan di tahap 4, konstruksi tragus.B: Setelah rotasi dari lobulus.21PENATALAKSANAAN

Rotasi dari lobulus22PENATALAKSANAANTeknik Brent tahap 3.A: Insisi dibuat dibelakang telinga.B: Kulit kepala retroaurikuler dimajukan ke sulkus jadi graft akhir tidak akan terlihat.C: Graft yang tebal pada permukaan medial yang tidak tersembunyi dari aurikel.23PENATALAKSANAAN

A B C

Elevasi dari kerangka dan skin graft menjadi sulkus24PENATALAKSANAANTeknik Brent tahap 4.A: Graft konka diambil dari dinding konka posterior dari telinga yang berlawanan.B: Insisi bentuk L dibuat dan graft dimasukkan dengan permukaan kulit di bawah.C: Graft sembuh dengan baik.25PENATALAKSANAAN

Konstruksi dari tragus26PROGNOSISSekitar 90% anak dengan mikrotia akan mempunyai pendengaran yang normal. Pada kasus bilateral umumnya juga tidak terjadi gangguan pendengaran. Hanya saja anak-anak perlu dibantu untuk dipasang dengan alat bantu dengar konduksi tulang (BAHA = Bone Anchor Hearing Aid). 27LOPS EAR (BATS EAR)

28kelainan kongenital, yaitu bentuk abnormal daun telinga dimana terjadi kegagalan pelipatan antiheliks. Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri. Koreksi bedah umumnya dilakukan pada usia 5 tahun karena perkembangan telinga luar hampir sempurna. 29

30ATRESIA LIANG TELINGA

31Selain dari liang telinga yang tidak terbentuk, juga biasanya disertai dengan kelainan daun telinga dan tulang pendengaran. Penyebab kelainan ini belum diketahui dengan jelas, diduga oleh faktor genetik, seperti infeksi virus atau intoksikasi bahan kimia pada kehamilan muda.32Diagnosis atresia telinga kongenital hanya dengan melihat daun telinga yang tidak tumbuh dan liang telinga yang atresia saja, keadaan telinga tengahnya tidak mudah di evaluasi.

33Atresia liang telinga dapat unilateral dan bilateral. Pada atresia liang telinga bilateral masalah utama ialah gangguan pendengaran. Setelah diagnosis ditegakkan sebaiknya pada pasien dipasang alat bantu dengar, baru setelah berusia 5 7 tahun dilakukan operasi pada sebelah telinga. Pada atresia liang telinga unilateral, operasi sebaiknya dilakukan setelah dewasa, yaitu pada umur 15 17 tahun.

34SUMBATAN OLEH SERUMEN35Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga kecil kedalam liang telinga.36Dalam keadaan normal serumen terdapat disepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan didaerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.

37

38Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga : Dermatitis kronik liang telinga luar Liang telinga sempit Produksi serumen banyak dan kental Adanya benda asing di liang telinga Adanya eksostosis liang telinga Serumen terdorong oleh jari tangan atau kebiasaan mengorek telinga.39Gejala dapat timbul jika sekresi serumen berlebihan akibatnya dapat terjadi sumbatan serumen akibatnya pendengaran berkurang sehingga menyebabkan tuli konduktif. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan membrane timpani,kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler.40Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi liang telinga.41

42OTITIS EKSTERNA

43Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).44ETIOLOGISwimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. 45

46PATOFISIOLOGISaluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.47OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA (FURUNKEL)Infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Gejala berupa rasa sakit (rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan), kurang pendengaran, Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

48

49PENATALAKSANAANLokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Dewasa ampisillin 250 mg, eritromisin 250. Anak-anak 40-50 mg per kg BB.Analgetik : Parasetamol 500 mg (dewasa). Antalgin 500 mg (dewasa).50OTITIS EKSTERNA DIFUSInfeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri Pseudomonas. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya = otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). 51Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

52OTOMIKOSISInfeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.

53GEJALA KLINISRasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Rasa penuh pada telinga GatalKurang pendengaran 54OSTEOMA LIANG TELINGA

55DEFINISIOsteoma merupakan tumor jinak mesenkim osteoblas yang terdiri dari diferensiasi jaringan tulang matur.Osteoma liang telinga merupakan tumor tulang jinak yang berasal dari pars timpani tulang temporal.

56EPIDEMIOLOGIInsiden osteoma 0,1-1 % dari seluruh tumor jinak tulang tengkorak. Osteoma lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

57ETIOLOGIPenyebab pasti osteoma belum diketahui, tetapi ada beberapa teori:1. Teori perkembangan2. Teori kongenital3. Teori trauma4. Teori infeksi5. Teori hormonal6. Faktor herediter

58GEJALAOsteoma liang telinga biasanya asimtomatik, tetapi akanmenimbulkan gejala apabila telah terjadi obstruksi liang telinga yang bisa menimbulkan gejala berupa tuli konduktif. Gejala lainnya dapat berupa otorrea, otalgia, otitis eksterna, kolesteatoma.

59KARAKTERISTIKOsteoma tumbuh perlahan-lahan, jinak, dan jarang multiple, bisasesil (tidak bertangkai) atau pedunkulata (bertangkai). Dengan otoskopterlihat osteoma bersifat soliter, sifat tumor dari osteoma ini juga dapatditentukan dengan palpasi. 60KARAKTERISTIKSecara mikroskopis, osteoma ini terbagimenjadi :1. Kompak: jenis terbanyak, padat, dan lempeng tulang dengan sedikit vena dan kanal Havers. Jika disertai dengan tulang yang sklerotik dinamakan osteoma Ivory. Osteoma kompak mempunyai dasar yang lebardan tumbuh sangat lambat.2. Spons: jenis yang jarang, tediri dari tulang spons, jaringan selfibrosa, dengan kecendrungan meluas ke diploe dan meliputi lamina internal dan eksternal tulang3. Campuran : campuran tipe kompak dan spons

61

62STADIUMStadium klinis untuk osteoma oleh Graham pada tahun 1982terbagi menjadi :stadium 1 : tumor terlihat oleh pemeriksa, tetapi pada pasien belum menimbulkan gejalastadium 2 : menimbulkan gejala tetapi dapat dikontrol dengan pengobatan konservatif,stadium 3 : menimbulkan gejala yang memerlukan terapi pembedahan.

63PENATALAKSANAANTerapi konservatif bertujuan mencegah otitis eksterna dan tuli konduktif, yang disebabkan oleh akumulasi dari deskuamasi epitel skuamosa menggunakan antibiotik topikal.Pembedahan dilakukan pada pasien dengan tuli konduktif disebabkan oleh obstruksi tulang dan pasien dengan otitis eksterna yang sulit dikontrol secara klinis.

64PROGNOSISOsteoma mempunyai prognosis yang baik. Tumor ini jarang rekuren dan tidak berpotensi menjadi ganas.65GANGGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS

66Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengahdengan nasofaring. Fungsi tuba:1. Ventilasi2. Drainase secret3. Proteksi

67Fungsi ventilasi dapat dibuktikan dengan :a. Perasat ValsalvaHasil: Tuba Terbuka : terasa udara masuk ke dalam rongga telinga tengah yang menekan membrane timpani ke arah lateral.KI : ada infeksi pada jalan napas atas. b. Perasat ToynbeeHasil: Tuba Terbuka : terasa membrane timpani tertarik ke medial.Perasat ini lebih fisiologis.

681. Tuba Terbuka Abnormal

Adalah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke telinga tengah waktu respirasi.

Dapat disebabkan oleh hilangnya jaringan lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang hebat, penyakit kronis(rhinitis atrofi dan faryngitis), gangguan fungsi otot seperti Myastenia Gravis, penggunaan obat anti-hamil pada wanita dan penggunaan esterogen pada laki-laki.69Keluhan : rasa penuh dalam telinga tengah atau autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras). Pada pemeriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atrofi, tipis,dan bergerak pada respirasi ( a telltale diagnostic sign).Pengobatan cukup dengan obat penenang, dan bila tidak berhasil digunakan pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

702. Myoklonus palatal

Ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang terjadi secara periodic.Hal ini menimbulkan bunyi klik dalam telinga pasien dan kadang-kadang dapat didengar oleh pemeriksa. Keadaan ini jarang terjadi dan penyebab yang pasti belum diketahui.

713. Palatoskisis

Terjadi gangguan otot tensor veli palatine dalam membuka tuba. Hal ini menyebabkan terjadinya kelainan telinga tengah pada anak dengan palatoskisis lebih besar dibandingkan dengan anak normal. Dianjurkan untuk melakukan koreksi palatoskisis sedini mungkin.

724.Obstruksi tuba

Dapat terjadi oleh peradangan di nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring.Gejala klinik awal adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa).Sumbatan mulut tuba di nasofaring juga bisa disebabkan oleh tampon posterior hidung (Bellocq tempon) atau oleh sikatriks akibat trauma operasi (adenoidektomi).73OTITIS MEDIA74Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

75

76OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUTOtitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor utama dari otitis media. 77Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara.

78Stadium Oklusi Tuba EustachiusKeluhan yang dirasakan : telinga terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran terganggu, nyeri pada telinga (otalgia), tinnitus.

79Stadium Oklusi Tuba EustachiusTerapi : obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak 12 tahun).

80Stadium Hiperemis (Pre-Supurasi)Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani.Seluruh mukosa membran timpani tampak hiperemis serta edem.Sekret yang telah terbentuk masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

81Stadium Hiperemis (Pre-Supurasi)Terapi : antibiotik (penisilin atau ampisilin), obat tetes hidung, analgetika. Pemberian antibiotik dianjurkan minimal 7 hari. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

82Stadium Supurasi (Bombans)Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, terbentuk eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah berat.

83Stadium Oklusi (Bombans)Terapi : Pemberian antibiotik dan miringotomi (bila membran timpani masih utuh). 84Stadium PerforasiTekanan yang tinggi pada cavum timpani akibat kumpulan mucous.Keluhan : keluar cairan di telinga, penurunan pendengaran, keluhan infeksi saluran napas atas masih dirasakan.

85Stadium PerforasiTerapi : cuci telinga H2O23% selama 3 5 hari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 10 hari.

86Stadium ResolusiBila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan kembali normal. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walau tanpa pengobatan.

87

88MiringotomiTindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luarLokasi miringotomi adalah di kuadran postero-inferior. 89MiringotomiKomplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada n. fasialis, trauma pada bulbus jugulare.

90OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIKinfeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari liang telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin kental, bening, atau berupa nanah91Klasifikasi

92Gejala KlinisTelinga berair (otore)Gangguan pendengaranOtalgia (nyeri telinga)Vertigo

93PenatalaksanaanPenatalaksanaan tergantung dari jenis OMSK dan luasnya infeksi, dimana penatalaksanaan terbagi atas pengobatan konservatif dan operasi.

94Pembedahan Pada OMSKMastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)Mastoidektomi radikalMastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)MiringoplastiTimpanoplastiTimpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)95OTITIS MEDIA NON SUPURATIFkeadaan terdapatnya sekret nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh.

96Otitis Media Serosa Akutkeadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.

97Gejala Klinispendengaran berkurang.Rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis).ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala berubah.sedikit nyeri dalam telingaTinitus, vertigo, atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan.

98PengobatanMedikamentosa: vasokonstriktor lokal (tetes hidung), antihistamin, serta perasat valsava.Setelah satu atau dua minggu, bila gejala masih menetap, dilakukan miringotomi.Bila masih belum sembuh dilakukan miringotomi dengan pemasangan pipa ventilasi(Grommet tube).

99Otitis Media Serosa KronikSekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebutglue ear.100Otitis Media Serosa kronikPengobatan:Mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi (Grommet-tube).Pada kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes hidung serta kombinasi antihistamin-dekongestan peroral kadang-kadang bisa berhasil.

101

102OTOSKLEROSIS

103DEFINISIOtosklerosis adalah penyakit primer dari tulang-tulang pendengaran dan kapsul tulang labirin. Proses ini menghasilkan tulang yang lebih lunak dan berkurang densitasnya (otospongiosis). Gangguan pendengaran disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari spongy bone-like tissue yang menghambat tulang- tulang di telinga tengah, terutama stapes untuk bergerak dengan baik. 104

105ETIOLOGIPenyebab dari otosklerosis masih belum diketahui dengan jelas. Pendapat umum menyatakan bahwa otosklerosis adalah diturunkan secara autosomal dominan. Ada juga bukti ilmiah yang menyatakan adanya infeksi virus measles yang mempengaruhi otosklerosis. 106EPIDEMIOLOGI Ras = Kaukasian Faktor Keturunan Gender = 2 kali lebih banyak pada wanita dibanding pria. pria:wanita 1:1. Sejarah keluarga Usia0,6 % = < 5 tahun. Pada pertengahan usia, 10 % pada orang kulit putih dan sekitar 20% pada wanita berkulit putih. lebih sering < 50 tahun. Onset klinikal berkisar antara umur 15-35 tahun. Predileksitempat yang paling sering terkena adalah fissula ante fenestram yang terletak di anterior jendela oval (80%-90%).

107PENATALAKSANAAN AmplifikasiAlat Bantu dengar baik secara unilateral atau bilateral Terapi MedikamentosaBrooks menyarankan penggunaan florida yang dikombinasi dengan 400 U vitamin D dan 10 mg Calcium Carbonate berdasar teori bahwa vit D dan CaCO3 akan memperlambat lesi dari otosklerosis.

108PENATALAKSANAANTerapi BedahPembedahan akan membutuhkan penggantian seluruh atau sebagian dari fiksasi stapes = stapedectomy

109PROGNOSISPemeriksaan garpu tala preoperative menentukan keberhasilan dari tindakan bedah, diikuti dengan alat-alat bedah dan teknik pembedahan yang digunakan ikut menentukan prognosis.110HEMOTIMPANUM111Hemotimpanum dapat diartikan terdapatnya darah pada kavum timpani dengan membrana timpani berwarna merah atau biru. Keadaan ini dapat menyebabkan tuli konduktif, biasanya ada sensasi penuh atau tekanan. 112Pada umumnya hemotimpanum disebabkan oleh epistaksis, gangguan darah dan trauma tumpul kepala. Dan yang paling dilaporkan adalah hemotimpanum yang terjadi akibat trauma kepala. Barotrauma dapat juga menyebabkan hemotimpanum.113PEMERIKSAAN114GARPU TALA1. Tes RinnePenilaian : hantaran udara lebih lama dari hantaran tulang = tuli sensorineural / normal. masih terdengar = Rinne (+). tidak terdengar = Rinne (-)

115GARPU TALA2. Tes Weber Penilaian : Bila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga = Weber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan kearah telinga mana bunyi terdengar lebih keras = Weber tidak ada lateralisasi. Bila lateralisasi ke telinga yang sakit = tuli konduktif. Bila lateralisasi ke telinga yang sehat = tuli perseptif

116GARPU TALA3. Tes SchwabachPenilaian : Bila pemeriksa masih dapat mendengar = Schwabach memendek (tuli sensoris),bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi = Schwabach memanjang (tuli konduktif) bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya =Schwabach sama dengan pemeriksa.

117GARPU TALA4. Tes Bing ( tes Oklusi)Penilaian : Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup = telinga tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak bertambah keras = tuli konduktif.

118GARPU TALA5. Tes StengerPenilaian : Apabila kedua telinga normal karena efek masking, hanya telinga yang pura-pura tuli yang mendengar bunyi ; jadi telinga yang normal tidak akan mendengar bunyi. bila telinga yang sakit memang tuli, maka telinga yang normal tetap mendengar bunyi.119GARPU TALATes RinneTes WeberTes SchwabachDiagnosisPositifTidak ada lateralisasiSama dgn pemeriksaNormalNegatifLateralisasi ke telinga yangsakitMemanjangTuli konduktifPositifLateralisasi ke telinga yangsehatMemendekTuli sensorineural120TES BERBISIKPemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif, menentukan derajat ketulian secara kasar. Hal yang perlu diperhatikan ialah ruangan cukup tenang, dengan panjang minimal 6 meter. Nilai normal tes berbisisk 5/6-6/6121AUDIOMETRI NADA MURNI

Mengukur ketajaman pendengaranMenentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.122AUDIOMETRI NADA MURNIPerlu dipahami hal-hal seperti ini: nada murni, bising NB(narrow Band ) dan WN (white noise), frekuensi, intensitas bunyi, ambang dengar, nilai nol audiometrik, standar ISO dan ASA, notasi pada audiogram, jenis dan derajat ketulian serta gap dan masking.123AUDIOMETRI NADA MURNIDerajat ketulian menurut ISO :0 -25 Db: normal26-40 dB: tuli ringan41-60 dB: tuli sedang61-90 dB: tuli berat>90 dB : tuli sangat berat

124TIMPANOMETRITimpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga tengah.125TIMPANOMETRIHasil pemeriksaan menunjukkan apakah masalahnya berupa:penyumbatan tuba eustachiuscairan di dalam telinga tengahkelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga tengah.

126TERIMA KASIH127