Tuli Mendadak Css
Click here to load reader
-
Upload
heka-widya-putri -
Category
Documents
-
view
56 -
download
2
Transcript of Tuli Mendadak Css
Clinical Science Sectiom
TULI MENDADAK
Oleh :
YUFI PERMANA 03923021
YOGA SETIA KURNIAWAN 03923065
Pembimbing :
dr.YAN EDWARD, SpTHT-KL
BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RS DR M DJAMIL PADANG2009
TULI MENDADAK
1. Definisi
Tuli mendadak adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. Jenis ketuliannya
adalah sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui, biasanya
terjadi pada satu telinga. Para ahli otolaringologis mendefinisikan tuli mendadak
sebabagai penurunan pendengaran sensorineural 30db atau lebih, paling sedikit
tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri, dalam waktu kurang
dari tiga hari. Beratnya ketulian bervariasi dari ringan sampai kehilangan
pendengaran total. Tuli mendadak dimasukkan ke dalam keadaan darurat otologi,
oleh karena kerusakannya terutama di daerah koklea dan biasanya bersifat
permanen walaupun bisa kembali normal atau mendekati normal.(2,3)
2. Epidemiologi
Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 15.000 kasus per tahun kejadian tuli
mendadak di seluruh dunia, dengan 4.000 kasus terjadi di Amerika Serikat.
Jumlah kasus tuli mendadak diperkirakan lebih tinggi dari jumlah kasus yang
dilaporkan, karena beberapa pasien pendengarannya bisa kembali normal sebelum
mendapat tindakan medis. Tuli mendadak dapat terjadi pada semua umur,
meskipun kejadian pada anak jarang dilaporkan. Kasus tuli mendadak meningkat
sesuai dengan pertambahan umur, di Amerika Serikat terdapat 4,7 kasus tuli
mendadak per 100.000 penduduk yang berusia 20-30 tahun, dan 15, 8 kasus per
100.000 penduduk yang berusia 50-60 tahun. Secara keseluruhan tuli mendadak
banyak terjadi pada usia 46-49 tahun. Perbandingan kejadian tuli mendadak antara
pria dan wanita sama. Jenis kelamin diperkirakan bukan merupakan suatu faktor
risiko. (1, 7, 8)
3. Etiologi
Sebanyak 85% kasus tuli mendadak tidak diketahui penyebabnya,
sementara hanya 15% kasus yang dapat diketahui penyebabnya ini. Tuli
mendadak disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh infeksi, trauma kepala,
pajanan bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, penyakit autoimun, obat
ototoksik, penyakit meniere, masalah sirkulatorik, neuroma akustik.(9)
Infeksi Virus terlihat pada hampir sepertiga kasus tuli mendadak,
meningitis merupakan penyebab terbanyak tuli mendadak oleh karena infeksi
virus, terutama pada anak-anak setelah sembuh dari meningitis dianjurkan untuk
dilakukan tes audiometri. Campak dan cacar juga dihubungkan dengan tuli
mendadak, pada penderita cacar kehilangan pendengaran biasanya sedang sampai
berat dan bilateral sedangkan penderita campak dapat mengalami kehilangan
pendengaran unilateral saja.(9)
Cedera kepala, terutama yang dihubungkan dengan fraktur kranium dapat
mengakibatkan kehilangan pendengaran yang berat dan sering permanen.
Walaupun tidak terdapat fraktur, tuli mendadak dapat terjadi akibat cedara SSP
atau pada telinga dalam.(9)
Tuli mendadak dapat terjadi akibat pajanan terhadap bising yang kuat
misalnya ledakan yang kuat atau bunyi petasan dan senjata api dalam ruang
tertutup. Kerasnya suara maupun lamanya paparan memegang peranan dalam
kasus ini, Occupational Safety and Help Administration (OSHA) telah
menetapkan standar yang dipercaya menggambarkan hubungan antara ketulian
dengan paparan pekerja terhadap bising yang keras saat di temapt kerja. Tingkat
bising 80 db untuk 8 jam diperkirakan aman, maka paparan terhadap bising 110
db untuk waktu relatif singkat dianggap berbahaya terhadap keselamatan
mekanisme pendengaran.(9, BOIES)
Tuli mendadak pada operasi telinga juga dapat terjadi. Derajat risiko
tergantung berbagai faktor yaitu prosedur operasi, dan ketrampilan dari operator
sendiri.(9)
Gangguan vaskuler juga dikenal sebagai salah satu penyebab tuli
mendadak. Spasme, perdarahan arteri auditiva interna atau trombosis dapat
mengakibatkan iskemik koklea yang berujung pada tuli mendadak.(9)
Tuli mendadak juga dapat disebabkan oleh obat-obat ototoksik. Tuli ini
biasanya didahului oleh tinitus.
Tabel 3.1 Obat-obat ototoksik
Golongan obat Contoh Obat Efek terhadap pendegaran
Salisilat Aspirin Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi, tetapi biasanya reversivel
Kuinolin Klorokuin
NSAID
Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi atau pemakaian jangka panjang, tetapi biasanya reversibel apabila obat dihentikan
Loop Diuretik Bumetamid
Furosemid
Asam Etackrinat
Dapat menyebabkan tuli sementara atau permanen. Jika dikombinasikan dengan obat-obat ototoksik lainnya, resiko kerusakan permanen meningkat.
Aminoglikosida Amikasin
Gentamisin
Tuli dapat terjadi pada dosis tinggi atau pemakaian jangka panjang. Tuli dapat bersifat permanen.
4. Patogenesis
Terdapat 4 teori yang dipostulasikan bagi terjadinya tuli mendadak yaitu
infeksi viral labirin,gangguan vaskuler labirin,ruptur membran intrakoklear dan
penyakit telinga dalam yang berhubungan dengan imun. Suatu proses penyakit
yang melibatkan salah satu dari kemungkinan teoiritis ini dapat berakhir dengan
tuli mendadak, namun tak satupun yang dapat menjelaskan secara menyeluruh.(6)
Penelitian terhadap penderita tuli mendadak menunjukkan adanya suatu
prevalensi sedang penyakit viral.Juga ditemukan bukti serokonversi virus dan
histopatologi telinga dalam yang konsisten dengan infeksi virus.beberapa
penelitian mencatat 17-33% penderita tuli mendadak baru menderita penyakit
virus.Pada pemeriksaan histopatologis tulang temporal,gambaran kehilangan sel
rambut dan sel penyokong,atrofi membrana tektoria,atrofi stria vaskularis dan
kehilangan neuron sesuai dengan kerusakan akibat virus.Pola kerusakan ini mirip
dengan gambaran yang ditemukan pada tuli sekunder akibat cacar,campak dan
rubella maternal.(6)
Teori kedua menyangkut gangguan vaskular yang terjadi pada koklea.
Koklea merupakan suatu end organ karena suplai darahnya tidak ada kolateralnya.
Fungsi koklea sensitif terhadap perobahan suplai darah. Gangguan vaskuler
koklea akibat trombosis, embolus, penurunan aliran darah atau vasospasme adalah
etiologi tuli mendadak. Penurunan oksigenasi koklea kemungkinan akibat dari
perubahan aliran darah koklea. Perdarahan intrakoklea merupakan manifestasi
awal yang diikuti fibrosis dan osifikasi koklea. Pada suatu studi ditemukan
kesamaan antara faktor risiko koroner iskemik dan faktor risiko tuli mendadak.
Penemuan keterlibatan vaskuler dalam patogenesis tuli mendadak dapat dijadikan
sebagai strategi preventif dan terapeutik.(6)
Teori lainnya terjadi tuli adalah akibat ruptur membran intrakoklea.
Membran ini memisah telinga tengan dan telinga dalam. Di dalam koklea juga
terdapat membran-membran halus memisah ruang perilimfe dan endolimfe.
Secara teoritis, ruptur dari salah satu atau kedua jenis membran ini dapat
mengakibatkan tuli mendadak. Kebocoran cairan perilimfe ke ruang telinga
tengah lewat round window dan oval window telah diyakini sebagai mekanisme
penyebab tuli. Ruptur membran intrakoklea membolehkan bercampurnya perilmfe
dan endolimfe dan merobah potensi endokoklea secara efektif.(6)
5. Diagnosis
Diagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang audiologi dan laboratorium.
a. Anamnesis
1. Kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya satu telinga yang tidak
jelas penyebabnya berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari. (2)
2. Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya mereka
kehilangan pendengaran, pasien seperti mendengar bunyi ”klik” atau
”pop” kemudian pasien kehilangan pendengaran.(11)
3. Gejala pertama adalah berupa tinitus, beberapa jam bahkan beberapa
hari sebelumnya bisa didahului oleh infeksi virus, trauma kepala, obat-
obat ototoksik, dan neuroma akustik.
4. Pusing mendadak (vertigo) merupakan gejala awal terbanyak dari tuli
mendadak yang disebabkan oleh iskemik koklear dan infeksi virus,
dan vertigo akan lebih hebat pada penyakit meniere, tapi vertigo tidak
ditemukan atau jarang pada tuli mendadak akibat neuroma akustik,
obat ototoksik.(12)
5. Mual dan muntah.(13)
6. Demam tinggi dan kejang. (9)
7. Riwayat infeksi virus seperti mumps, campak, herpes zooster, CMV,
influenza B. (12)
8. Riwayat hipertensi.(2)
9. Riwayat penyakit metabolik seperti DM.(14)
10. Telinga terasa penuh, biasanya pada penyakit meniere.(13)
11. Riwayat berpergian dengan pesawat atau menyelam ke dasar laut.(12)
12. Riwayat trauma kepala dan bising keras.(12)
b. Pemeriksaan fisik (2)
Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop, tidak ditemukan kelainan pada
telinga yang sakit. Sementara dengan pemeriksaan pendengaran didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tes penala :
Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach
memendek. Kesan : Tuli sensorieural
Audiometri nada murni :
Tuli sensorineural ringan sampai berat.
c. Pemeriksaan penunjang (2)
Audiometri khusus
- Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor : 100% atau
kurang dari 70%
- Tes Tone decay atau reflek kelelahan negatif.
Kesan : Bukan tuli retrokoklea
Audiometri tutur (speech audiometry)
- SDS (speech discrimination score): kurang dari 100%
Kesan : Tuli sensorineural
Audiometri impedans :
Timpanogram tipe A (normal) reflek stapedius ipsilateral negatif atau
positif sedangkan kolateral positif.
Kesan : Tuli sensorineural Koklea
BERA ( Brainstem Evolved Responce Audiometry)
Menunjukkan tuli sencori neural ringan sampai berat.
d. Pemeriksaan Laboratorium
Hitung sel darah lengkap.
LED.
Faal Hemotasis dan faktor kuagalasi (PTT.
Kultur bakterik.
Eletrolit pada kadar glukosa .
Kolesterol dan trigliserida
Uji fungsi tiroid
Tes autoimun seperti antibodi antinuklear dan reumatic
e. ENG ( Electtronistagmografi)
Radiologi
Arteriografi
6. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk tuli mendadak sampai saat ini merupakan suatu hal yang
kontroversi,tingginya angka perbaikan secara spontan ke arah normal maupun
mendekati normal menyulitkan evaluasi pengobatan untuk tuli mendadak.Tak
ada studi terkontrol yang dilakukan yang dapat membuktikan bahwa suatu obat
secara bermakna menyembuhkan tuli mendadak.Seperti diketahui angka
penyembuhan secara spontan tuli mendadak terjadi antara 40-70% kasus.Ada
pendapat ahli menyatakan bahwa sebagian besar kasus tuli mendadak
mengalami proses penyembuhan secara partial terutama selama 14 hari pertama
setelah onset penyakit.(2,17,18)
Terapi untuk tuli mendadak adalah(2)
1. Tiarah baring yang sempurna(total bed rest)istirahat baik fisik dan
mental selama 2 minggu untuk menghilangkan atau mengurangi
stress yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan
neovaskular.
2. Vasodilator yang cukup kuat misalnya komplamin injeksi
3xd1200 mg (4 ampul) selama 3 hari
3x900 mg (3 ampul) selama 3 hari
3x600 mg (2 ampul) selama 3 hari
3x300 mg (1 ampul) selama 3 hari
Disertai dengan pemberian tablet peroral komplamin 3x2 tablet
peroral/hari
3. Prednison 4x10 mg (2 tablet),tappering off tiap 3 hari (hati –hati
pada penderita DM)
4. Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari
5. Neurobion 3x1 tablet /hari
6. Diit rendah garam dan rendah kolesterol
7. Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 liter/menit),obat antivirus sesuai
dengan virus penyebab
Terapi yang terbukti efektif dalam pengobatan tuli mendadak adalah
pemberian oral steroid sesegera mungkin setelah gejala timbul(2).Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian kortikosteroid dosis tinggi meningkatkan angka
kembalinya pendengaran hingga mencapai 60% dibandingkan dengan yang
dibiarkan tanpa terapi hanya 30% penderita yang mengalami
perbaikan(1).Terdapatnya perbedaan yang signifikan pada kejadian kerusakan
telinga dalam yang irreversible antara penderita yang cukup dengan yang tidak
cukup mendapat steroid.Hal ini menjelaskan mengapa pemberian terapi ini hanya
sedikit lebih bermanfaat pada sebagian pasien yang mendapat pengobatan.
(2,17,18)
Pada beberapa tahun terakhir,beberapa penelitian tidak terkontrol telah
menyarankan tuli sensorineural mendadak juga dapat diterapi secara efektif
dengan penyuntikan secara langsung kedalam telinga (intratimpanik atau terapi
IT),menurut dokumentasi laporan bahwa pemberian IT dapat sukses pada kasus
yang gagal dengan pemberian steroid oral atau terapinya dimulai setelah lebih dari
enam minggu kejadian tuli mendadak.Penelitian ini mengindikasikan bahwa
pemberian steroid oral jangka pendek kadang tidak cukup,dengan pemberian
langsung lebih banyak yang dikirimkan untuk terapi tuli sensorineural
mendadak.Terapi ini banyak diterapkan oleh para klinisi yang mencari berbagai
macam cara untuk meningkatkan pendengaran pada tuli mendadak sensorineural.
(2,17,18)
Pemberian antivirus bertujuan untuk mencegah multiplikasi
virus.Vasodilator digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke koklea,sehingga
dapat memperbaiki oksigenasi di daerah tersebut.Untuk meningkatkan perfusi
vaskuler,mikrosirkulasi dan menurunkan viskositas darah dapat diberikan. Anti
koagulan seperti heparin,warfarin,bila terdapat gangguan hematologi.Sebagai
terapi penunjang dapat diberikan vitamin atau neurotropik lainnya.(2,17,18)
Terapi inhalasi carbogen adalah pengobatan untuk tuli mendadak dengan
menggunakan gas campuran,95% oksigen dan 5% karbondioksida untuk
memperbaiki oksigenasi di koklea.Fisch menyatakan bahwa tekanan oksigen
dalam cairan perilimfe manusia akan meningkat dengan pemberian inhalasi
carbogen.Terapi diberikan 6-8x selama 20-30 menit dalam waktu 4 hari. Ada juga
yang menganjurkan pemberian inhalasi karbogen 30 menit, 8 kali per hari dengan
interval 1 jam. Akhir-akhir ini juga diperkenalkan terapi hiperbarik pada tuli
mendadak untuk meningkatkan tekanan atmosfir sebesar 2 ATM didalam suatu
ruangan.(2,17,18)
Definisi perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah:
1. Dikatakan sembuh bila perbaikan ambang pendengaran kurang
dari 30 db pada frekuensi 250 hz,500 hz,1000 hz dan di bawah
25 db pada frekuensi 4000 hz.
2. Perbaikan sangat baik terjadi bila perbaikannya lebih dari 30 db
pada 5 frekuensi
3. Perbaikan baik bila rata-rata perbaikannya berkisar antara 10-30
db pada 5 frekuensi
4. Tidak ada perbaikan bila perbaikan kurang dari 10 db pada 5
frekuensi
Kendala merawat pasien dengan tuli mendadak;
1. Belum menyadari bahwa suddent deaffness adalah penyakit
emergensi,sehingga pasien datang sudah terlambat
2. Kendala berikutnya adalah pasien tidak mau dirawat sebab
pasien datang dengan tidak merasa penyakitnya
berat,sedangkan dalam perawatan harus tirah baring
sempurna sedikitnya 2 minggu,Pengobatan sudden deafness
termasuk mahal,dan obatnya ada yang sudah tidak beredar
lagi dipasaran.
7. Prognosis
Prognosis tuli mendadak dikatakan buruk bila terdapat perbaikan dalam 2
minggu pertama pengobatan,keterlambatan pengobatan,adanya perdisposisi
penyakit, terdapatnya vertigo, tuli nada tinggi, dan usia tua. Di samping faktor
adanya stres dan kecemasan sangat mempengaruhi hasil pengobatan. Prognosis
baik apabila terdapat tinitus, pengobatan yang cepat dan efektif serta terjadi
pada ketulian nada rendah.(2,7,15)
Tuli mendadak dapat sembuh secara spontan pada 40-70 % kasus.
Kesembuhan ini biasnya terjadi pada 14 hari pertama. Pada umumnya makin
cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh. Dengan
pengobatan intramembrana timpani pengoabatan pasien yang sudah terlambat
mempunyai prognosis yang lebih baik.(2,17,18)
DAFTAR PUSTAKA
1. Jenny B dan Indro S. 2007. Bab Tuli mendadak dalam buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorokan kepala dan leher. Edisi ke 6:Jakarta:FK
UI.
2. Anias CR. 2007. Otorhinolaryngology. Sudden Deafness. University of Rio
De janeiro. Diakses dari: http://www.medstudents.com.br/otor/otor4.htm
3. Muller C. 2001. Sudden Sensorineural hearing loss. Grand Rounds
Presentation, UTMB, Dept of Otolaryngology.
4. Quinn FB. Sudden Hearing loss. Grand Rounds Presentation, UTMB, Dept of
Otolaryngology.Diaksesdari:
http://www.utmb.edu/otoref/Grnds/SuddenHearingLoss-010613/SSNHL
5. Fordice JO. 1993. Sudden Sensorineural hearing loss. Diakses dari:
http://www.bcm.edu/oto/grand/111893.html
6. Deafness Research. 1999. Sudden sensorineural hearing loss. UK. Diakses
dari:http://www.deafnessresearch.org.uk/Sudden%20sensorineural%20hearing
%20loss+1627.twl
7. Levine SC. Penyakit telinga dalam dalam buku ajar penyakit THT BOIES,
edisi ke 6. EGC Jakarta. 119-38
8. Marthur N, Carr M et al. 2006. Inner ear, sudden hearing loss. Diakses
dari:www. Emedicine.com/ent/topic227.htm.
9. Saunders WH. 1972. Sudden deafness and its several treatment. Columbus,
OHIO. Simposium on ear Deafness. Diakses dari:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1749386
10. Jenny B dan Indro S. 2004. Panduan penatalaksanaan gawat darurat telinga
hidung, tenggorok. Jakarta: FK UI
11. Danesh AA and Andreasen WD. 2007. Sudden hearing loss. Audilogical
diagnosis and management. Denver, colorado: prepared for American academy
of audiology convention. Diakses dari:
www.coe.fau.edu/csd/SSHLPresAAA.pdf
12. Griffith RW. 2004. Sudden deafness on one side is it diabetes. Diakses dari:
http://www.healthandage.com/public/health-center/16/article-home/2926/
Sudden-Deafness-on-One-Side-Is-It-Diabetes.html
13. Betesda, 2003. Sudden deafness. Diakses dari:
http://www.asha.org/public/hearing/disorders/prevalence_adults.htm
14. Rauch SD. 2004. Treating Sudden deafness. A new study. Diakses dari:
http://www.hearinglossweb.com/Medical/Causes/sens_neur/sud/trial.htm
15. Indra S dkk. 2007. Bab gangguan pendengaran akibat ototoksik buku ajar
ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan kepala dan leher. Edisi ke
6:Jakarta:FK UI.