ppt pendahuluan

34
EVARISTA THEOFIKA (2012 -061 – 047) INDRIYANI GUNAWAN (2012 – 061 - 056) JOHANES PUTRA (2013 – 061 - 106) SYLVIA CHARNANDA (2013 – 061 – 107) FERDINAND FERRY WIJAYA (2013 – 061 -110) LAURA CYNTHIA BRIA (2013 – 061 - 113) ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PENYELANGGARAAN KLINIK DI MASYARAKAT Penguji : dr Santosa, SpF.

description

ppt pendahuluan

Transcript of ppt pendahuluan

E V A R I S T A T H E O F I K A ( 2 0 1 2 - 0 6 1 – 0 4 7 )I N D R I Y A N I G U N A W A N ( 2 0 1 2 – 0 6 1 - 0 5 6 )

J O H A N E S P U T R A ( 2 0 1 3 – 0 6 1 - 1 0 6 )S Y L V I A C H A R N A N D A ( 2 0 1 3 – 0 6 1 – 1 0 7 )

F E R D I N A N D F E R R Y W I J A Y A ( 2 0 1 3 – 0 6 1 - 1 1 0 )L A U R A C Y N T H I A B R I A ( 2 0 1 3 – 0 6 1 - 1 1 3 )

ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PENYELANGGARAAN KLINIK DI

MASYARAKAT

Penguji : dr Santosa, SpF.

BAB IPENDAHULUAN

• Salah satu cita-cita bangsa indonesia perwujudan kesehatan

• Undang undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992 :• (b) pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya

pembangunan nasional diarahkan guna hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan secara optimal.

WHO

UUD 1945 Pasal 28 A dan 28 C

UU Kesehatan

No. 36 tahun 2009

HAK=

KESEHATAN

KESADARA

NMASYARAKA

T

•Perkembangan informasi• Sosial budaya• Teknologi

PENGETAHUAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN

PELAYANAN KLINIK

PERMENKES No.028/MENKES/Per/I/2011

PERMENKES No.028/MENKES/Per/I/2011

Pasal IDEFINISI KLINIK

Jenis Pelayanan Klinik

• Klinik Utama• Klinik Pratama

Syarat Penyelenggaraa

n Klinik

PERMENKES No.028/MENKES/Per/I/2011

Didukung :UU No. 23 tahun 1992 Pasal 58

ayat 1

“Sarana kesehatan tertentu yang

diselenggarakan masyarakat harus berbentuk badan

hukum “

Aspek hukum yang belaku dan

penerapannya dalam mengatur

penyelenggaraan pelayanan klinik dalam kehidupan masyarakat ???

• Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam referat ini yaitu tentang bagaimana penyelenggaraan klinik di masyarakat dikaitkan dengan aspek hukum yang mengaturnya

 • Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari aspek-aspek hukum yang mengatur penyelenggaraan klinik di masyarakat

• Manfaat Penulisan

• Meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan klinik dalam masyarakat dari aspek hukum yang mengatur

• Menjadi sumber bahan bacaan untuk selanjutnya dilakukan penulisan lebih lanjut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI KLINIK

• KBBI : suatu organisasi kesehatan yang bergerak di dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, biasanya terhadap suatu gangguan kesehatan

• Peraturan Menteri Kesehatan No.028/Menkes/Per/I/2011 : • fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga ksesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis

JENIS KLINIK

• Klinik Pratama : menyelenggarakan pelayanan medik dasar

• Klinik Utama : meyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik

TUJUAN KLINIK

• untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau dan bermutu

• untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan

FUNGSI KLINIK

• salah satu fasilitas yang menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan yang dapat berbentuk pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif

• salah satu fasilitas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care) dan pelayanan kesehatan tingkat kedua (Secondary health care)

Kewajiban Klinik(Pasal 25 Peraturan Menteri Kesehatan

No.028/Menkes/Per/I/2011)

- pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan terbaik pasien

- Memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent)

- Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial

- menyelenggarakan rekam medis

KEWAJIBAN KLINIK

- melaksanakan sistem rujukan- menghormati hak-hak pasien- menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan

standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan

- melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan

- memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional

- melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional

Kewajiban Penyelenggara Klinik(Pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan No.028/Menkes/Per/I/2011)

• Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap dan / atau home care.

• Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di tempat.

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Klinik

• dapat berupa :• pemberian bimbingan • supervisi• konsultasi• Pendidikan, pelatihan dan kegiatan

pemberdayaan lain.• Sanksi tindakan administratif dapat berupa :

• teguran lisan,• teguran tertulis, atau • pencabutan izin

Persyaratan Penyelenggaran Klinik

• Bangunan(Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan No.028/Menkes/Per/I/2011)

PERIJINAN

• IJIN KLINIK IJIN KLINIK BARU

5 TAHUN

6 BULA

N3

BULAN

Pemerintah daerah kabupaten/kota 

MENERIMA

MENOLAK

Ketenagaan(Pasal 16 sampai dengan Pasal 20 Peraturan Menteri Kesehatan

No.028/Menkes/Per/I/2011)

• Klinik Pratama - minimal 2 orang dokter dan / dokter gigi

• Klinik Utama - minimal 1 orang dokter spesialis sesuai dengan jenis pelayanan

TINJAUAN YURIDIS LAINNYA DALAM PENYELANGARAAN KEGIATAN KLINIK

MENURUT UUD RI 1945 AMADEMEN

Pada Pasal 28 A menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pada Pasal 28 C menyatakan setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Pada Pasal 28 H ayat 1, menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Pada Pasal 28 H ayat 3, menyatakan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

Pada Pasal 34 ayat 2 dan 3 menyatakan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Selanjutnya Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum.

UU RI NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Pasal 1 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sebagai penunjang Pasal 1 angka 7 menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan / atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau masyarakat.

Pasal 30 ayat 1 menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenis pelayanannya terdiri atas:

a. pelayanan kesehatan perseorangan b. pelayanan kesehatan masyarakat.

Pasal 30 ayat 2 menjelaskan tentang fasilitas pada ayat 1 meliputi pelayanan tingkat pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, hal ini tercantum dalam Pasal 46

Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang dapat menyelenggarakan upaya kesehatan baik dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.

MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK

KEDOKTERAN

• Pasal 41 : dokter wajib untuk memiliki Surat Ijin Praktek

• Pasal 41 ayat 2 : seorang pimpinan layanan kesehatan diwajibkan untuk membuat daftar nama dokter-dokter yang berpraktik di fasilitasnya

• Pasal 42 : pimpinan diwajibkan untuk memastikan masa seluruh dokter pada fasilitasnya memiliki Surat Ijin Praktek

• Pasal 40 ayat 1 dan 2 : Selain itu seorang dokter yang berhalangan untuk hadir atau berpraktek wajib membuat pemberitahuan dan menunjuk dokter lainnya untuk mengantikannya

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Implementasi penyelenggaraan klinik harus sesuai dengan peraturan yang ada, untuk melindungi hak-hak pasien

Peraturan yang mengatur penyelengaraan klinik yaitu PERMENKES No.028/Menkes/Per/I/ 2011 tentang Klinik. Didukung UUD RI Tahun 1945 Amandemen, UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

KESIMPULAN

Diharapkan dapat terwujud pelayanan kesehatan yang baik dan bila terjadi pelanggaran dapat sanksi yang tegas untuk memastikan pelayanan berjalan sesuai peraturan.

SARAN

Diperlukan adanya peraturan yang secara langsung mengatur dan melindungi hak pasien akan hubungan dokter dan pasien yang datang mencari layanan kesehatan.

Perlu adanya pengawasan yang baik dari pemerintah atas layanan kesehatan yang ada agar pelayanan dan mekanisme kerjanya sesuai dengan koridor yang ada.