Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

download Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

of 41

Transcript of Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    1/41

    LAPORAN KASUSGENERAL ANESTESI PADA PASIEN SEKSIO SESAREA

    Oleh : TUTI SELI SUGIARTI

    NIM. 10101023

    PEMBIMBING Dr. LASMARIA FLORA Sp. An

    KKS ILMU ANESTESI RSUD BANGKINANG FAKULTASKEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

    2014

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    2/41

    PENDAHULUAN

    Secara umum, anestesi ialah tindakanmenghilangkan rasa sakit ketika melakukanpembedahan. Selain itu, Obat-obat anestesi juga menghilangkan kesadaran.

    Komponen anestesi yang ideal (trias anestesi)terdiri dari : hipnotik, analgesia dan relaksasiotot.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    3/41

    DEFINISI2

    Secara umum anestesi dibagi menjadi dua,yaitu : anestesi umumldan anestesi regional

    Anestesi Umum adalah tindakan meniadakannyeri secara sentral disertai hilangnyakesadaran dan bersifat reversible.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    4/41

    TUJUAN3

    1. Hipnotik, didapat dari sedatif dan anestesiinhalasi (halotan, enfluran, isofluran,

    sevofluran).2. Analgesia, didapat dari N2O, analgetikgol.narkotik, dan NSAID tertentu.

    3. Relaksasi otot, diperlukan untuk mengurangitegangnya tonus otot untuk mempermudahtindakan pembedahan.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    5/41

    KEUNTUNGAN3

    Membuat lebih tenangUntuk operasi yang lama

    Untuk kasus alergi terhadapagen anestesi lokaltidak memindahkan posisipasien terlentang

    Dapat dilakukan prosedurpenanganan (pertolongan)dengan cepat dan mudahpada waktu-waktu yangtidak terprediksi.

    KERUGIAN3

    Membutuhkan pemantauanekstra selama anestesi.

    Membutuhkan mesin-mesinyang lengkap

    Dapat menimbulkankomplikasi yang ringanhingga berat.

    komplikasi pada pasiendengan anestesi umum

    bergantung beratnyakomorbit penyakit pasien.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    6/41

    Penilaian dan persiapan prabedah 1

    Anamnesis Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan laboraturium Penilaian kebugaran Masukan oral Premedikasi

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    7/41

    KLASIFIKASI STATUS FISIK1

    berasal dari The American Society of Anesthesiologists (ASA) . Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik,

    biokimia. Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau

    sedang. Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga

    aktivitas rutin terbatas. Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat

    melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakanancaman kehidupannya setiap saat.

    Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atautanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    8/41

    PREMEDIKASI

    pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesidengan tujuan :Meredakan kecemasan dan ketakutanMemperlancar induksi anestesiMengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkusMeminimalkan jumlah obat anestesiMengurangi mual-muntah pasca bedahMenciptakan amnesiaMengurangi isi lambungMengurangi reflex yang membahayakan

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    9/41

    PREMEDIKASI

    Gol. Antikolinergik(Atropin )Gol. Hipnotik sedatif(Barbiturat ex :Penobarbital)

    Gol. Analgetik narkotik(Morfin dan pethidin)Gol. Transquilizer

    (Diazepam ex: Valium)

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    10/41

    STADIUM ANESTESI3,4

    Stadium I : Stadium I ( St. Analgesia/ St.Disorientasi) dimulai dari saat pemberian zatanestesi sampai hilangnya kesadaran.

    Stadium II : Stadium II (St. Eksitasi; St.Delirium) Mulai dari akhir stadium I dan ditandaidengan pernapasan yang irreguler.

    Stadium III : Stadium III yaitu stadium sejakmulai teraturnya lagi pernapasan hinggahilangnya pernapasan spontan.

    Stadium IV : Ditandai dengan kegagalanpernapasan (apnea)

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    11/41

    INDUKSI ANESTESI1,2,5 tindakan untuk membuat pasien dari sadar

    menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkandimulainya anestesi dan pembedahan.

    Induksi dapat dikerjakan secara : Intravena (tiopental, propofol, ketamin, opioid) Inhalasi (N2O, halotan, isofluran, sevofluran) Intramuskular (ketamin) Rektal (tiopental, midazolam) Induksi mencuri (sungkup muka)

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    12/41

    PERSIAPAN INDUKSI ANESTESIUntuk persiapan induksi anestesi diperlukan

    STATICS : S : Scope T : Tube A : Airway T : Tape .

    I : Introducer C : Connector S : Suction

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    13/41

    INTUBASI

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    14/41

    OBAT ANESTESI UMUM

    Tiopental (pentotal,tiopenton)

    amp 500 mg atau 1000 mg ilarutkan dalam akuades

    steril sampai kepekatan 2,5%( 1ml = 25mg).

    hanya boleh intravenadengan dosis 3-7 mg/kg

    disuntikan perlahan-lahandihabiskan dalam 30-60detik.

    Propofol (diprivan, recofol)

    berwarna putih susu ,kepekatan 1% (1ml = 10 mg).

    Suntikan terutama seringmenyebabkan rasa nyeri,sehingga sebelumnya dapatdiberikan lidokain 1-2 mg/kgintravena.

    Dosis bolus 2-2,5 mg/kg,dosis rumatan 4-12mg/kg/jam dan dosis sedasiuntuk perawatan 0.2 mg/kg.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    15/41

    OBAT ANESTESI UMUMKetamin (ketalar) sering menimbulkan takikardi,

    hipertensi, hipersalivasi, nyerikepala.

    sebaiknya diberikan sedasimidazolam (dormikum) ataudiazepam (valium) dengandosis 0,1 mg/kg intravena danuntuk mengurangi salivasidiberikan sulfas atropin 0,01mg/kg.

    Dosis bolus 1-2 mg/kg danuntuk intramuskular 3-10 mg.ketamin dikemas dalam cairanbening kepekatan 1% (1ml =10mg), 5% (1 ml = 50 mg), 10%( 1ml = 100 mg).

    Opioid (morfin, petidin, fentanil) Diberikan dosis tinggi. Tidak

    mengganggu kardiovaskular,sehingga banyak digunakanuntuk induksi pasien dengan

    kelianan jantung Untuk anestesi dengan opioid

    digunakan fentanil dosis 20-50mg/kg dilanjutkan dosisrumatan 0,3-1 mg/kg/menit.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    16/41

    OBAT ANESTESI UMUM N2O berbentuk gas, tak

    berwarna, bau manis, takiritasi.Pemberian harusdisertai O2 minimal 25%.Bersifat anastesi lemah dananalgesi kuat. Pada anestesiinhalasi jarang digunakansendirian, tapi dikombinasidengan salah satu cairananastesi lain seperti

    halotan.

    Halotan (fluotan) Sebagaiinduksi juga untuklaringoskopi, asalkan levelanestesinya cukup dalam,stabil dan sebelum tindakandiberikan analgesi semprotlidokain 4% atau 10%sekitar faring laring.

    Merupakan analgesi lemah,anestesi kuat. Halotan

    menghambat pelepasaninsulin sehinggameninggikan kadar guladarah.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    17/41

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    18/41

    OBAT ANESTESI UMUM

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    19/41

    OBAT PELUMPUH OTOT5

    Atrakurium (obat pelumpuh otot nondepolarisasi. Keunggulan : metabolism terjadi didarah, tidak bergantung fungsi hati dan ginjal.

    Dosis intubasi yaitu 0,5-0,6 mg/kgBB/iv, dosisrelaksasi otot yaitu 0,5-0,6 mg/kgBB/iv, dan dosispemeliharaan 0,1-0,2 mg/kgBB/iv

    Suksametonium ( succinyl choline ) : Indikasisebagai pelumpuh otot jangka pendek, dosisuntuk intubasi ialah 1-2 mg/kgBB/iv.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    20/41

    TATALAKSANA NYERI1,5

    Morfin Petidin

    Fentanil Nalokson

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    21/41

    TATALAKSANA JALAN NAFAS1,2,7

    Manuver tripel jalan napas Jalan napas faring

    Sungkup muka Sungkup laring ( Laryngeal mask ) Pipa trakea ( endotracheal tube ) Intubasi trakea

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    22/41

    INTUBASI TRAKHEA

    Indikasi :Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun.Kelainan anatomi, bedah kasus, bedah posisi

    khusus, pembersihan sekret jalan napas, dan lain-lainnya.Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasiMisalnya saat resusitasi, memungkinkan

    penggunaan relaksan dengan efisien, ventilasi jangka panjang.Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    23/41

    EKSTUBASI

    Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benarsadar, jika:

    Intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan Pasca ekstubasi ada risiko aspirasi

    Ekstubasi dikerjakan umumnya pada anestesisudah ringan dengan catatan tak akan terjadispasme laring.

    Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulutlaring faring dari sekret dan cairan lainnya.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    24/41

    SKOR PEMULIHAN PASCA ANESTESI4

    Aldrete Score (dewasa) : Warna Pernapasan Sirkulasi Kesadaran Aktivitas

    Jumlah score >8 (baik)

    Steward Score (anak) : Pergerakan Pernafasan Kesadaran

    Jumlah score >5 (baik)

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    25/41

    INDIKASI SEKSIO SESAREA

    FAKTOR IBU Disproporsi sefalopelvic Usia Infeksi Heaemorage antepartum Kelainan tali pusat Neoplasma Riwatar infertilitas

    KPD Insisi uterus

    sebelumnya Tingkat pendidikan Partus tak maju Preeklampsia dan

    eklampsia

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    26/41

    INDIKASI SEKSIO SESAREA

    FAKTOR JANIN Janin besar Gawat janin Letak lintang Bayi abnormal Bayi kembar

    INDIKASI NON MEDIS Indikasi sosial

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    27/41

    LAPORAN KASUS

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    28/41

    IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. W

    Umur : 19 tahunBerat badan : 65 KgTinggi badan : 145 cmJenis kelamin : PerempuanAlamat : Simpang kareAgama : Kriten ProtestanPekerjaan : Ibu rumah tanggaPendidikan : SDTanggal masuk RS : 2 November 2014No. RM : 109539

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    29/41

    ANAMNESISKeluhan Utama

    Datang ke IDG rumah sakit dengan kejang selama + 1 menit

    Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Rumah Sakit dengan kejang-kejang sebanyak 1xselama + 1 menit di IGD rumah sakit. Sejak 4 jam yang lalu pasien juga telah mengalami kejang sebanyak 5x di rumahnya, nyeridirasakan semakin lama semakin sering dan lama. Selain itu, pasienmengeluh nyeri kepala serta kedua tungkai bawah udem. Tinggifundus uteri pusat dengan pembukaan lengkap dan His (+).

    HPHT : Lupa TP : 3-11-2014Riwayat persalinan : G1P0A0 G1 : hamil sekarang Riwayat perkawinan : satu kali menikah Riwayat kontrasepsi : tidak diketahui Riwayat hipertensi dalam kehamilan (+) Pasien terakhir makan dan minum jam 05.00 WIB

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    30/41

    Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit hipertensi : disangkal

    Riwayat penyakit DM : disangkal Riwayat penyakit alergi : disangkal Riwayat penyakit asma : disangkal Riwayat operasi sebelumnya: disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat penyakit hipertensi : disangkal

    Riwayat penyakit DM : disangkal Riwayat penyakit alergi : disangkal Riwayat penyakit asma : disangkal

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    31/41

    PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : somnolenVital Sign Tekanan darah : 166/136 mmHg Respirasi : 27 kali/menit Nadi : 128 /menit

    Suhu : 38 CKepala Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/- Hidung : Discharge (-) epistaksis (-), deviasi septum (-) Mulut : Bibir kering (-), hiperemis (-), pemb. tonsil (-)

    Gigi : Gigi palsu (-) Telinga : Discharge (-), deformitas (-) Leher : Pembesaran tiroid dan limfe (-)

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    32/41

    Thorax :Paru : Inspeksi : bentuk dada normal, gerakan dada simetris kanan-kiri,

    retraksi dinding dada (-) Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan Perkusi : sonor di seluruh lapang paru Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)Jantung :

    Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat Palpasi : iktus cordis teraba Perkusi : batas jantung kanan di RIC 4 linea parasternalis dextra,

    batas jantung kiri di RIC 4 linea midclavicularis sinistra. Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

    Abdomen : status obstetriExtremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema tungkai bawah (+/+) Vertebra : Tidak ada kelainan

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    33/41

    Status Obstetri Inpeksi : perut tampak membesar sesuai usia

    kehamilan, striae gravidarum (+), linea nigra(+)Palpasi

    Leopold I : TFU 3 jari di bawahproc.xypoideus, fundus teraba massa lunak Leopold II :

    kanan (teraba massa padat kotinue) kiri (teraba massa kecil-kecil tak kontinue)

    Leopold III : presentasi kepala Leopold IV : sudah masuk PAP

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    34/41

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tanggal 02-11-2014

    Pemeriksaan darah lengkap

    Hb : 12,7 g/dl Leukosit : 12.600 ul Ht : 36,8 % Trombosit : 405.000/ul

    GDS : 106 mg/dlPemeriksaan ginjal Creatinin : 0,7 mg/dl Ureum : 22 mg/dl

    Pemeriksaan Fungsi hati SGOT : 28 u/LPemeriksaan lain :gol. darah O Rh (+)

    Urine rutin

    Warna : kuning Berat jenis : 1.020 pH : 6 Leukosit : +1

    Nitrit : - Protein : +3 Glukosa : - Bilirubin : -

    Urobilinogen : - Eritrosit : +4 Keton : +2

    DIAGNOSIS KLINIS

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    35/41

    DIAGNOSIS KLINIS Diagnosis pre operasi :G1P0A0 gravid aterm + Eklampsia

    Diagnosis post operasi :P1A0H1 post seksio sesarea

    STATUS ANESTESI Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat,

    sehingga aktivitas rutin terbatas. Serta perubahananatomi dan fisiologi dalam masa kehamilan

    TINDAKAN Dilakukan : Seksio sesarea

    Tanggal : 3 November 2014

    LAPORAN ANESTESI

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    36/41

    LAPORAN ANESTESI Persiapan AnestesiPenatalaksanaan Anestesi

    Jenis anestesi : General AnestesiPremedikasi : Ondansetron IV 4 mg Midazolam IV 2 mg

    Medikasi intra operatif: Propofol IV 40 mg Oksitosin IV 2 ampul ( 20 IU) Asam Traneksamat IV 500 mg Ketorolac IV 30 mg

    Medikasi post operatif: Ketorolac 30 mg Tramadol 100 mg

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    37/41

    Jumlah cairan yang masuk : Kristaloid = 15000 cc (RL 1 + RL 2 + RL 3) Perdarahan selama operasi : 500 cc

    Pemantauan selama anestesi : Mulai anestesi : 12.30 WIB Mulai operasi : 12.40 WIB Bayi lahir : 12.50 WIB, laki-laki, BBL : 2800 gram Selesai operasi : 14.00 WIBTekanan darah dan frekuensi nafas :Pukul (WIB) Tekanan Darah (mmHg) Nafas (kali/menit)

    12.30 168 / 110 9512.35 165 / 110 9512.40 158 / 105 9012.45 150 / 100 9012.50 150 / 100 9012.55 150 / 100 96

    13.00 155 / 110 10013.15 160 / 110 10013.30 162 / 110 10013.45 165 / 114 10014.00 167 / 120 100

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    38/41

    PEMBAHASAN

    PRE OPERATIF

    Persiapan persiapan alat, penilaian dan persiapan pasien, dan persiapan obat anestesi yang diperlukan.Obat premedikasi Ondansetron 4 mg

    INTRA OPERATIF

    General anestesi propofol 40 mgJumlah terapi cairan: 2775 mL 5-6 kolf RL(kristaloid)

    POST OPERATIF

    Observasi vital sign & perdarahan keadaan umumstabil pindah keruang perawatan.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    39/41

    KESIMPULANSeorang wanita, usia 19 tahun, G0P0A0 gravid aterm +eklampsia, datang ke IGD rumah sakit dengan kejang-kejang selama + 1 menit. Dilakukan tindakan seksiosesarea pada tanggal 03 November 2014 di ruanganoperasi RSUD Bangkinang atas indikasi eklampsia.

    Teknik anestesi dengan general anestesi secara anestesiintravena yang merupakan teknik anestesi yang efektif.Induksi anestesi dengan menggunakan propofol 40 mgdan maintenance dengan midazolam 2 mg sertaoksigen 2-3 liter/menit. Untuk mengatasi nyeri

    digunakan ketorolac sebanyak 30 mg. Perawatan postoperatif dilakukan dibangsal dan dengan diawasi vitalsign dan tanda-tanda perdarahan.

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    40/41

    DAFTAR PUSTAKA1. Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ed.2.Cet.V.Jakarta:

    Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.

    2. Dobson, Michel B. 2012. Penuntun praktis Anestesi. Prinsip terapi cairan danelektrolit . Jakarta : EGC.

    3. Werth, M. Pokok-Pokok Anestesi . Jakarta: EGC.2010.4. Nugroho dkk, 2012 Perkembangan Sirkuit Anestesi . Jurnal Anestesiologi

    Indonesia. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr.Kariadi, Semarang

    5. Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology) .Jakarta:Bagian Farmakologi FKUI.20066. Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 1 .Jakarta:EGC.2009.7. Redjeki, Ike Sri. 2013. Perbandingan lnsidensi Post Dural Puncture

    Headache (PDPH) Pascaseksio Sesarea Anestesi Spinal antara Tirah Baring24jam dengan Mobilisasi Dini. Jurnal Anestesi Perioperatif. Unpad.

    8. Angsar, MD dan Lilakusuma LS. Ilmu bedah kebidanan SarwonoPrawirohardjo, cetakan ke-7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo; 2007.

    9. Gondo HK, Sugiharta K, Operasi seksio Sesarea di SMF Obstetri & GinekologiRSUP Sanglah Denpasar, Bali. Dept. Obstetri & Ginekologi Fakultas UdayanaBali, 2006

  • 8/10/2019 Ppt Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli

    41/41