PPT JURNAL

download PPT JURNAL

of 18

Transcript of PPT JURNAL

HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK NEGERI I SLEMAN YOGYAKARTA

PERBANDINGAN ANTARA CEFUROXIME DAN CO-AMOXICLAV PADA PENGOBATAN SINUSITIS AKUT DENGAN SAMPEL POPULASI MASYARAKAT DI IRAN Agil Tedo Sulistyono09711237

Latar BelakangSinusitis akut adalah infeksi saluran pernafasan yang paling sering terjadi pada populasi duniaTanda dan gejala yang tampak pada sinusitis akut diantaranya demam, nyeri kepala, nyeri wajah, hidung tersumbat, batuk dan adanya discharge purulen dari hidungGejala yang tidak lebih dari empat minggu disebut sebagai episode sinusitis akut sedangkan gejala yang lebih lama dari itu, disebeut sebagai sinusitis kronikLatar BelakangHampir 100% dari isolasi kuman Moraxella catarrhalis, dan mencapai 40% dari stran H.influenzae memproduksi beta-lactamase dan menunjukan penurunan sensitifitas dari beberapa antibiotik golongan beta-lactamCefuroxime adalah antibiotik oral dari Chepalosporin generasi ke dua, yang memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi terhadap jaringan sinus, dan bersifat stabil terhadap enzim beta-lactamaseKombinasi dari amoksisilin dengan inhibitor beta-lactamase yaitu potassium clavulanat secara in vitro sama-sama aktif dalam melawan organisme penghasil beta-lactamase RUMUSAN MASALAHBagaimana perbandingan efikasi antara dari penggunaan Cefuroxime 250mg dua kali sehari dengan Co-amoxiclav 500/125mg tiga kali sehari, yang masing-masing diberikan selama 10 hari pada pasien sinusitis bakterial akut TUJUAN PENELITIANmembandingkan efikasi dari penggunaan Cefuroxime 250mg dua kali sehari dengan Co-amoxiclav 500/125mg tiga kali sehari, yang masing-masing diberikan selama 10 hari pada pasien sinusitis bakterial akut dengan sampel populasi masyarakat di Iran.

Rancangan PenelitianPenelitian ini adalah penelitian single-blind random yang menggunakan tehnik sistematik random sampling pada pasien rawat jalan klinik yang dilakukan oleh Iran University of Medical Science, TehranPopulasi dan SampelKriteria Inklusipasien memiliki lebih dari sama dengan dua gejala penyerta yaitu : rhinorea, hidung tersumbat, dan batuk.gambaran opac dari radiografi, penebalan lapisan sebesar 24 mm, dan atau terdapat gambaran air fluid level.Gejala non esensial yang dimasukan adalah termasuk demam, nyeri wajah, postnasal drip, nyeri kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, nyeri telinga, lemas, dan sinus fullnessPopulasi dan SampelKriteria eksklusiterdiagnosis atau memiliki riwayat sinusitis kronik, termasuk pembedahan sinus, irigasi sinus selama 7 hari sebelumnya, pernah dilakukan operasi sinus satu bulan sebelumnya,pasien yang telah mendapatkan terapai antibiotik sistemik 7 hari sebelumnya. pasien yang membutuhkan terapi inisiasi menggunakan steroid, memiliki hipersensitivitas teradap penisilin, cephalosporins, atau antibiotik beta lactam,Populasi dan SampelKriteria eksklusimempunyai gangguan hati derajat sedang atau berat, gangguan ginjal, pasien yang mengalami neutropeni, memiliki riwayat gangguan gastrointestinal yang dapat menyebabkan gangguan absorbsi antibiotik, pasien yang imunocompromised, pasien yang ikut dalam penelitian klinik selama satu bulan sebelumnya, serta pasien yang hamil dan sedangMetode Pasien di acak untuk mendapatkan terapi baik cefuroxim 250mg (n=57) maupun co-amoxiclav (n=42) selama 10 hari.

Pasien kemudian akan dinilai selama dilakukan terapi, yaitu 6-8 hari setelah dimulainya pengobatan, dan 2-5 hari setelah pengobatan dihentikan. metodeGejala yang dinilai adalah :rhinorrhea,nyeri kepalanyeri giginasal kongestiBatuksakit tenggoroknyeri telingasinus fullnessnyeri wajahpostnasal drip lemas limfadenopati servikal.

PenilaianRespon klinik dari pengobatan akan dikelompokan menjadi dua :keberhasilan terapi (tanda dan gejala klinik berkurang secara signifikan pada 2-5 hari setelah pengobatan) kegagalan terapi (tidak ada perubahan pada tanda dan gejala klinik pada penilaian awal sesudah pengobatan atau tidak terdapat hubungan antara pengobatan yang diberikan dengan gejala yang muncul).Pasien akan dievaluasi jika :pasien termasuk dalam kriteria inklusi, sudah mendapatkan jumlah pengobatan yang sesuai dengan tujuan penelitan, tidak menerima antibiotik lain selama penelitianbelum pernah dilakukan penilaian keberhasilan terapi terhadap penyakit infeksi lain selain sinusitis.OLAH DATAPenelitian ini menggunakan The Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) untuk menganalisis data.HASILDari total 99 pasien yang menderita sinusitis akut, 57 pasien menerima pengobatan cefuroxime dan 42 pasien menerima pengobatan co-amoxiclav.Keberhasilan terapi yang memuaskan ditemukan pada 86% dan 71,4% dari evaluasi klinik pasien yang diterapi dengan cefuroxim atau co-amoxiclav, secara runtut. (p>0.005)DISKUSISangat penting untuk memperkenalkan cefuroxime, ketika pasien yang menderita sinusitis akut tidak mendapatkan respon dengan terapi co-amoxiclav Dokter-dokter biasanya lebih mempertimbangkan cephalosporin generasi ke tiga sebagai pilihan alternatif terapiperlu menjadi perhatian bahwa penggunaan cefuroxime hanya diberikan 2 kali sehari dibandingkan dengan co-amoxiclav yang diberikan 3 kali sehariKepatuhan pasien dapat meningkatPenelitian ini menunjukan evidence terbaru bahwa cefuroxime adalah terapi yang efektif untuk mengobati sinusitis akut.spectrum yang luas dari cefuroxime, termasuk daya lawan yang baik terhadap agen pathogen utama penyebab sinusitis akut dan daya tahan yang tinggi terhadap enzim beta-lactamase, mengindikasikan bahwa cefuroxime adalah pilihan yang sesuai untuk mengobati sinusitis bakterial akutKesimpulanhasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan cefuroxim 250mg 2 kali sehari selama 10 hari memiliki efektivitas yang sama dengan penggunaan co-amoxiclav500/150mg selama 10 hari pada pengobatan sinusitis akut