PPSDM

7
NAMA : ALFIAN DEBY NURHAMDANI N. P. M. : 11132013 MATA KULIAH : PPSDM FAK/JURUSAN : EKONOMI / MANAJEMEN DOSEN PEMBINA : SOAL UTS PPSDM 1. Jabarkan tentang Pelatihan (training) dan Pengembangan (development) dari beberapa ahli Sumber Daya Manusia?. 2. Sebutkan ada berapa komponen pelatihan dan pengembangan, dan jabarkan?. 3. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan?. 4. Sebutkan 24 prinsip belajar dalam pelatihan dan pengembangan berdasarkan teori Andrew E Sikula (1981:235)?. JAWABAN UTS PPSDM 1. a) Menurut, Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen. Istilah tersebut dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file training, supervisor training, dan manajemen development. b) Menurut, Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengembangan untuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah training operativepersonal dan executive development. c) Menurut, J.C.Denyer menggunakan istilah-istilah inductiontraining, job training, supervisory training, management training, dan executive development. d) Menurut, Wekley dan Yukl (1976 : 282) berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah

description

Sumber Daya Manusia

Transcript of PPSDM

NAMA: ALFIAN DEBY NURHAMDANIN. P. M.: 11132013MATA KULIAH: PPSDMFAK/JURUSAN : EKONOMI / MANAJEMENDOSEN PEMBINA:

SOAL UTS PPSDM

1. Jabarkan tentang Pelatihan (training) dan Pengembangan (development) dari beberapa ahli Sumber Daya Manusia?.

2. Sebutkan ada berapa komponen pelatihan dan pengembangan, dan jabarkan?.

3. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan?.

4. Sebutkan 24 prinsip belajar dalam pelatihan dan pengembangan berdasarkan teori Andrew E Sikula (1981:235)?.

JAWABAN UTS PPSDM1. a) Menurut, Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen. Istilah tersebut dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file training, supervisor training, dan manajemen development. b) Menurut, Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan pengembangan untuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah training operativepersonal dan executive development. c) Menurut, J.C.Denyer menggunakan istilah-istilah inductiontraining, job training, supervisory training, management training, dan executive development. d) Menurut, Wekley dan Yukl (1976 : 282) berpendapat bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yangberhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau organisasi. Dan pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah, sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana). e) Menurut, Adrew E. Sikula mengemukakan bahwa pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Pengembangan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang umum.2. Komponen- Komponen Pelatihan dan Pengembangan adalah :a) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur.b) Para pelatih (trainers) harus ahlinya yang berkualifikasi memadai (Profesional).c) Materi Pelatihan dan Pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai.d) Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan pegawai yang menjadi peserta.e) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers)harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.3. Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah :a) Perbedaan individu pegawaib) Hubungan dengan analisis jabatanc) Motivasid) Partisipasi aktife) Seleksi pesertaf) Seleksi Instrukturg) Metode pelatihan dan pengembangan4. Prinsip belajar menurut Andrew E. Sikula (1981 ; 235) mengemukakan 24 prinsip belajar dalam pelatihan dan pengembangan, yaitu :1. All human being can learn. Individuals of all ages and of various intellectual capacities have the ability to learn newbehaviors

2. An individual must be motivated to learn. This motivation may exist in a variety of froms, such as self-actualization, promotional possibilities, or financial incentives. However, most learning motivation is self-motivation. (Setiap individu harus bermotivasi utntuk belajar, motivasi itu dalam bentuk nyata, seperti aktualisasi diri, promosi, insentif berupa uang. Bahkan motivasi belajar kebanyakan merupakan motivasi diri).

3. Learning is active, not passive. Effective education requires action, and involvement form all participants. (Belajar adalah aktif, bukan pasif. Pendidikan yang efektif menurut aksi dan melibatkan semua peserta pelatihan/pengembangan).

4. Learners may acquire knowledge more rapidly with guidance. Feed back is necessary because trial and error too time consuming and inefficient. (Peserta dapat memperoleh pengetahuan lebih cepat dengan bimbingan. Umpan balik diperlukan karena belajar dengan trial and error (spekulasi) terlalu banyak waktu dan tidak efisien).

5. Appropriate materials should be provided. Educators should posses a reasonable repertoire of training tools and materials, such as cases problem, discussion questions, and readings . (Materi yang sesuai harus diberikan. Pengajar harus memiliki alat-alat pelatihan dan materi-materi yang cukup lengkap, seperti kasus-kasus, masalah-masalah, petanyaan-pertanyaan untuk diskusi, dan bahan bacaan).

6. Time must be provided to practice the learning. Part of the learning process requires a great deal of time for student internationalization, assimilation, testing, acceptance, and confidence. (Untuk menerapkan pelajaran, harus disediakan waktu. Sebagaian dari proses belajar menuntut waktu banyak peserta untuk mencernakan, menilai, menerima, dan meyakini materi pelajaran).

7. Learning methods should be varied. Variety should be introduced to offset fatigue and boredom. (Metode-metode belajar harus bervariasi, untuk mencegah timbulnya kelelahan dan kebosanan).

8. The learners must secure satisfaction from the learning. Education must fulfill human needs, desires, and expectations. (Peserta harus memperoleh kepuasan belajar. Pendidikan harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, dan harapan-harapan peserta).

9. learners need reinforcement of correct behavior. Possive and immediate rewards reinforce and cement desired behaviors. (Peserta memerlukan penguat perilaku yang tepat. Hadiah-hadiah positif dan secara langsung menguatkan perilaku yang diinginkan).

10. Standars of performance should be set for the learner. Goals or bench marks should be established so that individuals can judge their educational achievements and progress.(Standar prestasi harus ditentukan untuk peserta. Tujuan-tujuan harus ditetapkan, sehingga peserta dapat menilai prestasi pendidikan dan kemajuan mereka).

11. Different levels of learning exist. Learning may involve awareness, changed attitudes, or changed behavior. Some learning involves mental processes. While other instructional activities concentrate on physical maneuvers. Different time and method requirements are needed to bring about different levels of learning. (Taraf belajar nyata berbeda-beda. Belajar dapat melibatkan kesadaran, perubahan sikap, atau perubahan perilaku. Belajar pun dapat melibatkan proses mental, aktivitas belajar lainnya berhubungan dengan fisik. Untuk mengatasi taraf belajar yang berbeda-beda diperlukan waktu dan metode yang berbeda-beda pula).

12. Learning is an adjustment on the part of an individual. Actual learning represents a change in the student, all changes require adjustments. (Belajar merupakan suatu penyesuaian diri dari individu. Semua perubahan itu menurut penyesuaian diri).13. Individual differences play a large partin the effectiveness of the learning process. What can be learned easily by some individuals may be very difficult for other because of differences in basic abilities or cultural backgrounds. (Perbedaan individu memainkan peranan besar dalam efektivitas belajar. Hal-hal yang dapat dipelajari dengan mudah oleh sebagian individu mungkin dirasakan sukar bagi individu lain, karena adanya perbedaan dasar kemampuan dan latar belakang budayanya).

14. Learning is cumulative process. An individuals reaction in any lesson is conditioned and modified by what has been learned in earlier lessons and experience. (Belajar adalah suatu proses kumulatif. Reaksi individu terhadap suatu pelajaran dikondisikan dan dimodifikasi oleh hal-hal yang telah dipelajari pada pelajaran-pelajaran sebelumnya dan pengalamannya).

15. Ego involvement is widely regarded as a major factor in learning. Each participants learns most when he sees the training opportunity as related to the attainment of his personal goals. (Keterlibatan ego adalah faktor utama dalam belajar. Setiap peserta akan belajar banyak bila ia melihat adanya hubungan antara kesempatan pelatihan dengan tercapainya tujuan-tujuan pribadinya).

16. The rate of learning decreases when complex skills are involved. Simple skills can be learned easier and quicker than complex activities. (Kecepatan belajar akan menurun bila menyangkut skill yang kompleks. Skill yang sederhana dapat dipelajari lebih mudah dan lebih cepat daripada aktifitas yang kompleks).

17. Learning is closely related to attention and concentration. The learning process is more effective if distractions are avoided. (Belajar berhubungan erat dengan perhatian dan konsentrasi. Proses belajar akan lebih efektif jika tidak ada gangguan).

18. Learning involves long-term retention and immediate acquisition of knowledge. Such retention is encouraged by understanding, emphasizing, and repeating. (Belajar meliputi ingatan jangka panjang dan penguasaan segera dari pengetahuan, seperti ingatan dapat diperkuat dengan pemahaman, pengulangan).

19. There are upward spurts of understanding followed by plateaus in the curve of learning. New knowledge is always gathered in a sporadic fashion. (Arah ke atas grafik proses diikuti oleh garis mendatar dalam kurva belajar. Pengetahuan baru selalu berkumpul walaupun biasanya jarang terjadi).

20. Accuracy generally deserves more emphasis than speed during the learning process. Speed can be improveved, but accuracy is more difficult to control. (Ketelitian patut mendapat penekanan lebih banyak daripada kecepatan selama proses belajar. Kecepatan dapat ditingkatkan, tetapi ketelitian lebih sukar mengontrolnya).

21. The lawof effect states that a particular response becomes more certain the more often it accurs. In other words, repetition tends to fix the response or adjustment. (Hukum pengaruh menyatakan bahwa jawaban yang tepat terhadap sesuatu masalah menjadi lebih pasti setelah jawaban tersebut semakin timbul. Dengan kata lain, pengulangan cenderung memantapkan suatu jawaban atas suatu penyesuaian).

22. Sleep affects learning, sleeping immediately following (but not during) a learning experience often improver retention. (Tidur mempengaruhi belajar. Tidur setelah belajar sering meningkatkan ingatan).

23. Learning should be reality based. Education should be highly related to the learners life experiences. (Belajar harus berdasarkan pada realitas. Pendidikan harus berhubungan erat dengan pengalaman hidup peserta).