ppok

27
2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Tn.MR, 45 tahun, masuk RS dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah berat dan batuk yang bertambah sering disertai demam sejak 2 hari sebelum masuk RS. 2. Riwayat : - Sebelumnya menderita batuk berdahak dan sesak terutama pada cuaca dingin. - Riwayat merokok sejak berumur 20 tahun sampai sekarang ± 2 bungkus sehari. 3. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum : Tampak sakit berat, Tanda vital TD : 130 / 85 mmHg : 100x / menit, RR : 32x / menit, Tempt : 38º C. 4. Keadaan Spesifik Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri menurun Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII Auskultasi :Vesikuler menurun pada kedua lapangan paru dan disertai wheezing ekspirasi (+) Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae dan lien tidak teraba. 5. Pemeriksaan Laboratorium - Leukosit : 12.500 - LED : 30 mm/ jam SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 1

description

PPOK

Transcript of ppok

Page 1: ppok

2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Tn.MR, 45 tahun, masuk RS dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah berat dan

batuk yang bertambah sering disertai demam sejak 2 hari sebelum masuk RS.

2. Riwayat :

- Sebelumnya menderita batuk berdahak dan sesak terutama pada cuaca dingin.

- Riwayat merokok sejak berumur 20 tahun sampai sekarang ± 2 bungkus sehari.

3. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : Tampak sakit berat,

Tanda vital TD : 130 / 85 mmHg : 100x / menit, RR : 32x / menit, Tempt : 38º C.

4. Keadaan Spesifik

Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri menurun

Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII

Auskultasi :Vesikuler menurun pada kedua lapangan paru dan disertai wheezing

ekspirasi (+)

Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari dibawah

arcus costae dan lien tidak teraba.

5. Pemeriksaan Laboratorium

- Leukosit : 12.500

- LED : 30 mm/ jam

6. Pemeriksaan Radiologi

RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corakan pembuluh darah

7. Spirometry

- FEV1 % = 45 %,

- FEV1 / FVC = 60%

2.3.3 Analisis Masalah

1. Tn.MR, 45 tahun, masuk RS dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah

berat dan batuk yang bertambah sering disertai demam sejak 2 hari sebelum masuk

RS.

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 1

Page 2: ppok

a. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi sistem pernapasan ?

Jawab :

b. Sebutkan klasifikasi sesak napas ?

Jawab :

1. Sesak Napas Tingkat I

Tidak ada pembatasan atau hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sesak

napas akan terjadi bila penderita melakukan aktivitas jasmani lebih berat dari pada

biasanya. Pada tahap ini, penderita dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan

baik.

2. Sesak Napas Tingkat II

Sesak napas tidak terjadi bila melakukan aktivitas penting atau aktivitas yang biasa

dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Sesak baru timbul bila melakukan aktivitas yang

lebih berat.

3. Sesak Napas Tingkat III

Sesak napas sudah terjadi bila penderita melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi

atau berpakaian, tetapi penderita masih dapat melakukan tanpa bantuan orang lain. Sesak

napas tidak timbul di saat penderita sedang istirahat.

4. Sesak Napas Tingkat IV

Penderita sudah sesak pada waktu melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari seperti

mandi, berpakaian dan lain-lain sehingga tergantung pada orang lain pada waktu

melakukan kegiatan sehari-hari.

5. Sesak Napas Tingkat V

Penderita harus membatasi diri dalam segala tindakan atau aktivitas sehari-hari yang

pernah dilakukan secara rutin. Keterbatasan ini menyebabkan penderita lebih banyak

berada di tempat tidur atau hanya duduk di kursi. Untuk memenuhi segala kebutuhannya,

penderita sangat tergantung pada bantuan orang lain.

Klasifikasi sesak nafas menurut onset waktu:

• Menit : tromboemboli paru, pneumo toraks, asma, aspirasi benda asing, akut left

ventrikular failure

• Jam – hari : pnemonia, asma, PPOK eksaserbasi

• minggu – bulan : anemia, efusi pleura, penyakit neuromuskular

• Bulan – tahun : PPOK, fibrosis paru, TB paru

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 2

Page 3: ppok

c. Bagaimana mekanisme dari sesak semakin berat, batuk semakin sering, dan demam ?

Jawab : mekanisme dari sesak semakin berat, batuk semakin sering, dan demam :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 3

Rokok lama Pergerakan silia terganggu

IgA ↓

Pergerakan silia terganggu

Fagositosis kuman ↓

Pembersihan bronkus di mukosa & kuman↓

Seksresi mukosa ↑ &

kental

Mukosa di lumen

bronkus ↑

Ketika kuman masuk, kuman tidak bisa dikeluarkan / di

eliminasi↓

Kolonisasi bakteri

Radang bronkus

Leukosit ↑

LED ↑

Aktivasi makrofag

Pelepasan tNf

Respon epitel saluran napas mengeluarkan IL-8. MCP1

Neutrofil

Pelepasan elostrasi

Mukus

Mukus semakin ↑ &

kental

Lumen bronkus

semakin sempit Ventilasi & difusi semakin terganggu

PaCo2 ↑ & pusat napas PaO2 di pons ↓

Sesak napas yang

semakin berat

TNf

, IL1

Kesirkulasi

Rangsangan arakidonat, asam

arakidonat membentuk PGE2

Ke hipotalamus

PGE2 mengganggu set point

DEMAM

Rangsanga pusat batuk

Batuk bertambah sering karena banyak mukus

Page 4: ppok

d. Apa hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan utama Tn. MR ?

Jawab :

Hub umur : semakin tua usia sistem imun seseorang semakin ↓, begitu juga

organ pernapasan seperti elastisitas sel paru, otot-otot pernapasan ,

resistansi, dan complience ↓.

Jenis kelamin : laki-laki lebih sering karena pola hidup dalam kasus ini merokok,

bekerja lingkungan di luar bisa langsung terpapar bakteri dan

virus.

e. Apa makna keluhan bertambah berat sejak 2 hari ?

Jawab :

Merokok iritasi perangsangan sel goblet dan silia yg tidak efektif akumulasi

mukus di saluran pernapasan keluhan. Bila penyebab awal, yaitu merokok tidak

dihentikan maka keluhannya akan semakin bertambah berat.

f. Bagaimana pertolongan pertama untuk keluhan pasien yang bertambah berat ?

Jawab :

Tetalaksana untuk dirumah sakit :

terapi o2,

penggunaan obat-obatan,

mesin bantu napas,

rehabilitasi, dan

evaluasi

2. Riwayat :

- Sebelumnya menderita batuk berdahak dan sesak terutama pada cuaca dingin.

- Riwayat merokok sejak berumur 20 tahun sampai sekarang ± 2 bungkus sehari.

a. Apa faktor risiko batuk berdahak dan sesak napas ? ( geta, evi , risma )

Jawab :

infeksi (mikroorganisme),

benda asing, hipesensitifitas terhadap alergen

Kebiasaan merokok,

terpajan polusi udara yg kurang bagus,

defisiensi alfa 1 anti tripsin ( mengeluarkan makrofag untuk mencegah tripsin

tidak merusak alveolus)

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 4

Page 5: ppok

status gizi

psikogenik (ketakutan, emosi, dll)

b. Mengapa sesak napas dan batuk terutama pada cuaca dingin ?

Jawab :

Pada cuaca dingin → kandungan O2 rendah → mengganggu homeostasis tubuh

dalam respirasi sesak napas pada cuaca dingin

c. Apa hubungan sesak napas dan batuk dengan riwayat merokok ?

Jawab :

Rokok yang la

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 5

Rokok lama

Hipertrofi & hiperplasi kelenjar mukosa bronkus

& sel goblet

Pergerakan silia terganggu

Sekresi mukosa ↑ & kental

Pembersihan bronkus ↓

Mukosa di lumen bronkus ↑

Lumen bronkus menyempit

Batuk

Merangsang pusat batuk

Ventilasi & difusi terganggu

PaCo2 ↑ & PaO2 ↑

Merangsang pusat napas MO & Pons

Sesak napas

Page 6: ppok

d. Apa klasifikasi sputum ?

Jawab :

Warna sputum:

1. Kekuning-kuningan : menunjukkan infeksi

2. Hijau : mennjukkan penimbunan nanah (karena adanya verdoperoksidase yang

dihasilkan PMN)

3. Merah mudah dan berbusa: tanda edema paru akut

4. Lendir, lekat abu-abu/putih : tanda bronkitis kronik

5. Busuk: tanda abses paru atau bronkiektasis

e. Apa dampak merokok dalam jangka waktu lama ?

Jawab :

1. Perubahan saluran napas sentral : silia bisa hilang / berkurang karena ↑ sel goblet

2. Perubahan saluran napas tepi : Obstruksi kronik berat, atrofi.

3. Imunologi : ↑ leukosit darah tepi, PMN ↑, IgE↑, ↑ respon terhadap vaksinasi

influenza, ↓ fagositosis sel NK, ↓ produksi antibodi, dan ↓ penurunan

migrasi makrofag.

4. Hipertrofi & hiperplasi kelenjar penghasil mukus.

5. Menggangu pergerakan rambut getar epitel saluran napas.

3. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : Tampak sakit berat,

Tanda vital TD : 130 / 85 mmHg : 100x / menit, RR : 32x / menit, Tempt : 38º C.

a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik ?

Jawab :

Keadaan umum : Tampak sakit

Interpretasi : Abnormal menandakan pasien datang dengan keadaan fisik tampak sakit

berat.

TD 130/85 ?

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 6

Page 7: ppok

Interpretasi : Prehipertensi

Hipertensi menurut JNC VII :

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole

(mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

RR 32x/m ?

Interpretasi : Takipneu

Normal : 16-24x/m

HR 100x/m ?

Interpretasi : normal ( tapi lebih cepat dibandingkan mis: HR 60x/m )

Normal : 60-100x/m

Temperatur 38ºC ?

Interpretasi : febris

b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan fisik yang abnormal ?

Jawab :

Mekanisme TD 130/ 85 ?

Jawab :

Lumen bronkus sempit ventilasi & difusi terganggu PaO2↑&PaO2↓ TD ↑

Mekanisme RR 32x/m ?

Jawab :

Lumen bronkus sempit ventilasi & difusi terganggu PaO2↑&PaO2↓

merangsang pusat napas di medulla oblongata & pons RR↑

Mekanisme temperatur 38ºc :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 7

Page 8: ppok

Jawab :

Rokok lama Ig A menurun dan pergerakan silia terganggu rentan infeksi,

apabila terinfeksi radang bronkus aktivasi makrofag dan neutrofil makrofag

dan neutrofil mengeluarkan TNF-α, IL-1, IL-6 TNF-α, IL-1, IL-6 ke sirkulasi

TNF-α, IL-1, IL-6 sampai ke hipotalamus merangsang pengeluaran asam

arakhidonat asam arakhidonat membentuk PGE2 PGE2 menganggu set point

suhu badan meningkat diatas normal (37,2ºc) suhu 38ºc ( febris)

1. Keadaan Spesifik

Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri menurun

Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII

Auskultasi : Vesikuler menurun pada kedua lapangan paru dan disertai

wheezing ekspirasi (+).

Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari

dibawah arcus costae dan lien tidak teraba.

c. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan keadaan spesifik ?

Jawab :

Stem fremitus kanan dan kiri menurun : menandakan adanya penebalan pada paru

Hipersonor kedua lapangan paru : menandakan adanya udara yang berlebih

didalam paru

Batas paru di ICS VII : menandakan adanya pembesaran paru

Vesikuler menurun : menandakan adanya penebalan pada paru

Wheezing ekspirasi : adanya penyempitan pada bronkus

Hepar teraba dibawah arcus costae : adanya penakanan hepar yang disebabkan

oleh pembesaran paru.

d. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?

Jawab :

Mekanisme :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 8

Page 9: ppok

f. Bagaimana cara pemeriksaan fisik paru ?

Jawab :

1. Inspeksi Thorax

-Meminta pasien untuk menahan napas lalu perhatikan bentuk dadanya ( statis).

-Setelah itu minta pasien kembali bernapas seperti biasa. Perhatikan apakah

dinding dada ( dinamis).

-Hitung frekuensi napas selama 30 detik, lalu dikalikan 2.

2. Palpasi Thorax

-Meletakkan kedua telapak tangan di permukaan dada depan.

-Meminta pasien menyebutkan “tujuh, tujuh, tujuh” dengan keras. Rasakan getaran

suara yang dihantarkan ke telapak tangan ( stem fremitus)

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 9

Lumen bronkus sempit

Ekspansi di paru

Hiperinflasi paru /↑ paru2 mengembang karena berisi banyak

udara

Udara yang akan dikeluarkan ( ekspirasi)

susah 7 lama keluar

Hipersonor

Hiperlusensi Saat udara mau di ekspirasi terjadi

turbulensi arus udara & mukus di bronkus

bergetar

Suara mengi ( Wheezing)

Paru2 mengembang besar

FEV1%↓

FEV 1/FVC % ↓

Batas paru hepar di ICS VII

Karena udara itu menghantarkan

resonasi udara buruk

Udara lebih banyak

Saat auskultasi vesikuler ↓

Saat palpasi transmisi getaran suara dari laring ke

dinding dada ↓

Stem fremitus

Page 10: ppok

-Pindahkan posisi telapak tangan, bergerak dari atas ke bawah dada. Mintalah

pasien untuk mengulangi kata “tujuh, tujuh, tujuh “ tersebut setiap kali posisi

telapak tangan berpindah.

-Lalu posisi telapak tangan ditukar, diletakkan secara bersilangan.

-Lakukan gerakan perpindahan posisi telapak tangan dari atas ke bawah.

-Posisi telapak tangan jangan dipindahkan sebelum pasien selesai menyebutkan

kata “ tujuh, tujuh, tujuh”.

-Lakukan juga palpasi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti di

bagian depan dada.

-Lakukan interpretasi stem fremitus untuk masing-masing paru.

3. Perkusi paru

-Meletakkan telunjuk atau jari tengah tangan kiri di sela iga sebagai alas.

-Lalu ketuklah jari tersebut oleh satu atau tiga jari tangan kanan agar timbul bunyi

perkusi yang dapat menggambarkan kondisi paru.

-Prosedur di atas dimulai dari bagian atas ke bagian bawah paru dari arah lateral ke

medial. Bandingkan bunyi perkusi yang timbul antara dinding dada kanan dan kiri

pada bagian sela iga.

-Lakukan interpretasi hasil perkusi paru

-Menentukan batas paru-hepar

-Menentukan peranjakan hepar

-Menentukan batas jantung

-Lakukan juga perkusi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti

bagian depan dada. Namun pada bagian belakang dada tidak dilakukan

pemeriksaan batas paru hepar dan batas jantung.

4. Auskultasi Paru

- Menempelkan bagian diafragma stetoskop ( bagian yang datar dan lebar ) di sela

iga diseluruh lapangan paru.

- Auskultasi dibadingkan antara paru kiri dengan paru kanan dan bergerak dari atas

ke bawah.

- Mendengarkan suara napas ada atau tidaknya suara tambahan.

- Lakukan juga auskultasi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti

di bagian depan dada.

- Interpretasi suara pernapasan.

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 10

Page 11: ppok

- Menempelkan stetoskop pada dinding thorax dan meminta pasien mengucapkan

“tujuh, tujuh, tujuh”. Lakukan hal ini setiap lapang paru kanan dan kiri untuk

dibandingkan.

- Interpretasi fremitus vokal.

2. Pemeriksaan Laboratorium

- Leukosit : 12.500

- LED : 30 mm/ jam

a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium ?

Jawab :

Leukosit 12.500 : meningkat

Normal : 6000-10000

LED 30 mm/ jam : meningkat

Normal :

Laki-laki < 50 tahun : 0-15 mm/jam

b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?

Jawab :

Adanya infeksi pada tubuh peningkatan leukosit peningkatan LED

6. Pemeriksaan Radiologi

RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corakan pembuluh darah

a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan radiologi ?

Jawab :

Gambaran paru yang tampak gelap / hitam yang menandai banyaknya udara atau gas

yang terperangkap dalam paru .

b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?

Jawab :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 11

Page 12: ppok

Mekanisme hasil pemeriksaan fisik :

c. Bagaimana gambaran rontgen thorax normal dan hiperlusensi ?

Jawab :

Gambar rontgen thorax normal : Gambar rontgen thorax hiperlusensi :

7. Pemeriksaan Spirometry

- FEV1 % = 45 %,

- FEV1 / FVC = 60%

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 12

Lumen bronkus sempit Udara yang akan

dikeluarkan ( ekspirasi) susah 7 lama keluar

Hiperinflasi paru /↑ paru2 mengembang karena berisi banyak

udara

Hiperlusensi

Ventilasi & difusi terganggu

Vasodilatasi

PaCo2↑ & PaO2 ↓

Corakan

pembuluh

darah

Page 13: ppok

a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan spirometry ?

Jawab :

Interpretasi parameter fungsi paru:

Gagal Fungsi Paru Restriksi

- VC <80% Nilai prediksi

- FVC <80% Nilai prediksi

Gagal Fungsi Paru Obstruksi

- FEV1 <80% Nilai prediksi

- FEV1/FVC <75% Nilai prediksi

Gagal Fungsi Paru Restriksi dan Obstruksi

- FVC <80% Nilai prediksi

- FEV1/FVC <75% Nilai prediksi

FEV1% = 45% mengalami penurunan

FEV1/FVC = 60% mengalami penurunan

Interpretasi mengalami Gagal Fungsi Paru Obstruksi

b. Mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?

Jawab :

Lumen bronkus sempit udara yang akan dikeluarkan ( ekspirasi ) susah & lama

keluar FEV 1 % ↓, FEV 1% / FVC % ↓.

c. Bagaimana cara pemeriksaan spirometry ?

Jawab :

1. Siapkan alat spirometri

2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON, masukan data seperti

umur,seks,TB,BB

3. Kemudian masukan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya

dan tutuplah hidung dengan menjepit hidung.

4. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum

melakukan pemeriksaan

5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran

6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi

maksimal(tidak terputus)

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 13

Page 14: ppok

7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi

maksimal

8. Setelah selesai melepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian

dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat

spirometri)

d. Apa indikasi dari pemeriksaan spirometry ?

Jawab :

1. Menilai status paru (normal, hiperflasi, obstruksi, dll)

2. Menilai manfaat pengobatan (ada perubahan lebih baik atau tidak)

3. Evaluasi penyakit (laju perkembangan penyakit, ada perbaikan atau perubahan)

4. Menentukan prognosis

5. Menentukan toleransi tindakan bedah

6. Menentukan apakah seseorang mempunyai resiko ringan, sedang, atau berat pada

tindakan bedah

7. Menentukan apakah dapat dilakukan tindakan reseksi paru

8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis ?

Jawab :

anamnesis : sesak napas, batuk, merokok

Pemeriksaan fisik :

- gangguan tanda vital

Keadaan spesifik

- palpasi : stem fremitus kanan dan kiri ↓

- perkusi : hipersonor kedua lapangan paru, batas hepar ICS VII.

- auskultasi : vesikuler ↓ pada kedua lapangan paru dan disertai wheezing

ekpirasi

Pemeriksaan laboratorium :

- Leukosit : 12500/mm3,

- LED : 30 mm/ jam

RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corak pembuluh darah

Spirometry : FEV 1↓ , FEV1% / FVC% ↓

9. DD ?

Jawab :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 14

Page 15: ppok

DD pada kasus ini :

Indikator

PPOK

Bronkitis Kronik

eksaserbasi akutEmfisema Asma bronkial

Usia 40 – 45 th 50 – 70 th Anak-anak

Merokok + + -

Dispnea + + +

Batuk produktif + - +

Batuk kronis dengan

dahak+ + -

Wheezing + + +

10. Apa pemeriksaan penunjang tambahan ?

Jawab :

- Analisa gas darah (AGD) ,

- pemeriksaan bakteriologi

- pemeriksaan radiologi

- pemeriksaan fungsi paru

- pemeriksaan EKG

11. Working diagnosis ?

Jawab :

Bronkitis krotis eksaserbasi akut

1. Etiologi ?

Jawab :

a. merokok

b. polusi ( debu, asap pabrik)

2. Epidemiologi ?

Jawab :

di Indonesia PPOK & Asma bronkial peringkat ke-5 penyebab kematian

3. Patofisiologi ?

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 15

Page 16: ppok

Jawab :

Patofisiologi Bronkitis kronis eksaserbasi akut :

4. Penatalaksanaan ?

Jawab :

1. edukasi

Bahan edukasi secara umum:

a. Pengetahuan dasar PPOK

b. Obat-obatan, manfaatnya, dan efek samping.

c. Cara pencegahan perburukan penyakit

d. Menghindari pencetus ( berhenti merokok)

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 16

Merokok

Infeksi saluran

napas

↓ imun ↓ kerja silia

Pembesaran sel goblet & jumlah sel goblet ↑

Penimbunan mukus

Penyempitan diameter bronkus

Bronkitis kronis

Eksaserbasi akut

Paru2 selalu terinfeksi

Wheezing Ekspirasi

Demam Sputum ↑ Batuk ↑

Page 17: ppok

e. Penyesuaian aktivitas

2. Bronkodilator

- Antikolinergik

- beta-2 agonis

3. Antibiotik

- Paling banyak golongan flurokuinolon : levofloksasin, siprofloksasin

- Golongan sefalosporin : sefotaksim, seftazidim, dan sefoperazon

- Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. influenzae dan S. pneumoniae, maka

digunakan ampisilin 4 x 0,25-0,5 g/hari atau eritromisin 4 x 0,5 g/hari.

- Agmentin (amoksisilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman

infeksinya adalah H.influenzae dan B. catarhalis yang memproduksi b-

laktamase.

- Pemberian antibiotik seperti kortrimoksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada

pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat pertumbuhan

dan membantu mempercepat kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 7-

10 hari selama periode eksaserbasi.

- Pemberian moxifloxacin 400 mg sekali sehari aman dan dapat ditoleransi

dengan baik, sangat efektif untuk pengobatan enfeksi saluran napas oleh

bakteri, terutama bronkitis , pneumonia komunitas dan sinusitis dengan

perbaikan gejala yang cepat.

4. Antioksidan

Hanya bermanfaat pada keadaan akut eksaserbasi dan tidak dipakai pada

penggunaan secara rutin.

5. Imunoregulator: terdapat penelitian yang menyatakan bahwa obat-obat ini dapat

menurunkan beratnya akut eksaserbasi. Penggunaan rutin belum dianjurkan.

6. Terapi O2

16. Komplikasi ?

Jawab :

a. empisema

b. kor pulmonale

c. kegagalan pernapasan

d. polisetemia

17. Prognosis ?

Jawab :

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 17

Page 18: ppok

Dubia et bonam karena FEV1 45% belum dibawah 20%. Jika FEV1 sudah mengalami

penurunan maka prognosis nya Dubia et malam.

18. KDU ?

Jawab :

3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium

sederhan atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

19. Pandangan Islam ?

Jawab :

Q.S Al- A’raf :157

- An-nisa :29

- Mereka menanyakan kepadamu , apakah yang dihalalkan bagi mereka?Katakanlah,

dihalalkan bagimu yang baik-baik’” (Al-Maidah : 4)

- “Barang siapa yang meminum racun sehingga mati, maka ia diakhirat nanti ia akan

terus meminumnya dalam neraka jahanam selam-lamnya” (HR. Al-Bukhari)

2.3.4 Kesimpulan

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 18

Page 19: ppok

Tn. MR 45 tahun mengalami sesak napas, batuk berdahak dan demam sejak 2 hari yang

lalu, disebabkan bronkitis kronis eksaserbasi akut.

2.3.5 Kerangka Konsep

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 19

Pola hidup

( merokok aktif )

Bronkitis kronis

Batuk

Eksaserbasi akut

Batuk berdahak, sesak saat cuaca dingin

Sesak napas Demam

Infeksi

Page 20: ppok

A. Histologi

Saluran pernapasan, secara umum dibagi menjadi pars konduksi dan pars respirasi. Sebagian

besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel

goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi

yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul

kecil.

SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 20