ppok
description
Transcript of ppok
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tn.MR, 45 tahun, masuk RS dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah berat dan
batuk yang bertambah sering disertai demam sejak 2 hari sebelum masuk RS.
2. Riwayat :
- Sebelumnya menderita batuk berdahak dan sesak terutama pada cuaca dingin.
- Riwayat merokok sejak berumur 20 tahun sampai sekarang ± 2 bungkus sehari.
3. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat,
Tanda vital TD : 130 / 85 mmHg : 100x / menit, RR : 32x / menit, Tempt : 38º C.
4. Keadaan Spesifik
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri menurun
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII
Auskultasi :Vesikuler menurun pada kedua lapangan paru dan disertai wheezing
ekspirasi (+)
Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari dibawah
arcus costae dan lien tidak teraba.
5. Pemeriksaan Laboratorium
- Leukosit : 12.500
- LED : 30 mm/ jam
6. Pemeriksaan Radiologi
RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corakan pembuluh darah
7. Spirometry
- FEV1 % = 45 %,
- FEV1 / FVC = 60%
2.3.3 Analisis Masalah
1. Tn.MR, 45 tahun, masuk RS dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah
berat dan batuk yang bertambah sering disertai demam sejak 2 hari sebelum masuk
RS.
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 1
a. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi sistem pernapasan ?
Jawab :
b. Sebutkan klasifikasi sesak napas ?
Jawab :
1. Sesak Napas Tingkat I
Tidak ada pembatasan atau hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sesak
napas akan terjadi bila penderita melakukan aktivitas jasmani lebih berat dari pada
biasanya. Pada tahap ini, penderita dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan
baik.
2. Sesak Napas Tingkat II
Sesak napas tidak terjadi bila melakukan aktivitas penting atau aktivitas yang biasa
dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Sesak baru timbul bila melakukan aktivitas yang
lebih berat.
3. Sesak Napas Tingkat III
Sesak napas sudah terjadi bila penderita melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi
atau berpakaian, tetapi penderita masih dapat melakukan tanpa bantuan orang lain. Sesak
napas tidak timbul di saat penderita sedang istirahat.
4. Sesak Napas Tingkat IV
Penderita sudah sesak pada waktu melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari seperti
mandi, berpakaian dan lain-lain sehingga tergantung pada orang lain pada waktu
melakukan kegiatan sehari-hari.
5. Sesak Napas Tingkat V
Penderita harus membatasi diri dalam segala tindakan atau aktivitas sehari-hari yang
pernah dilakukan secara rutin. Keterbatasan ini menyebabkan penderita lebih banyak
berada di tempat tidur atau hanya duduk di kursi. Untuk memenuhi segala kebutuhannya,
penderita sangat tergantung pada bantuan orang lain.
Klasifikasi sesak nafas menurut onset waktu:
• Menit : tromboemboli paru, pneumo toraks, asma, aspirasi benda asing, akut left
ventrikular failure
• Jam – hari : pnemonia, asma, PPOK eksaserbasi
• minggu – bulan : anemia, efusi pleura, penyakit neuromuskular
• Bulan – tahun : PPOK, fibrosis paru, TB paru
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 2
c. Bagaimana mekanisme dari sesak semakin berat, batuk semakin sering, dan demam ?
Jawab : mekanisme dari sesak semakin berat, batuk semakin sering, dan demam :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 3
Rokok lama Pergerakan silia terganggu
IgA ↓
Pergerakan silia terganggu
Fagositosis kuman ↓
Pembersihan bronkus di mukosa & kuman↓
Seksresi mukosa ↑ &
kental
Mukosa di lumen
bronkus ↑
Ketika kuman masuk, kuman tidak bisa dikeluarkan / di
eliminasi↓
Kolonisasi bakteri
Radang bronkus
Leukosit ↑
LED ↑
Aktivasi makrofag
Pelepasan tNf
Respon epitel saluran napas mengeluarkan IL-8. MCP1
Neutrofil
Pelepasan elostrasi
Mukus
Mukus semakin ↑ &
kental
Lumen bronkus
semakin sempit Ventilasi & difusi semakin terganggu
PaCo2 ↑ & pusat napas PaO2 di pons ↓
Sesak napas yang
semakin berat
TNf
, IL1
Kesirkulasi
Rangsangan arakidonat, asam
arakidonat membentuk PGE2
Ke hipotalamus
PGE2 mengganggu set point
DEMAM
Rangsanga pusat batuk
Batuk bertambah sering karena banyak mukus
d. Apa hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan utama Tn. MR ?
Jawab :
Hub umur : semakin tua usia sistem imun seseorang semakin ↓, begitu juga
organ pernapasan seperti elastisitas sel paru, otot-otot pernapasan ,
resistansi, dan complience ↓.
Jenis kelamin : laki-laki lebih sering karena pola hidup dalam kasus ini merokok,
bekerja lingkungan di luar bisa langsung terpapar bakteri dan
virus.
e. Apa makna keluhan bertambah berat sejak 2 hari ?
Jawab :
Merokok iritasi perangsangan sel goblet dan silia yg tidak efektif akumulasi
mukus di saluran pernapasan keluhan. Bila penyebab awal, yaitu merokok tidak
dihentikan maka keluhannya akan semakin bertambah berat.
f. Bagaimana pertolongan pertama untuk keluhan pasien yang bertambah berat ?
Jawab :
Tetalaksana untuk dirumah sakit :
terapi o2,
penggunaan obat-obatan,
mesin bantu napas,
rehabilitasi, dan
evaluasi
2. Riwayat :
- Sebelumnya menderita batuk berdahak dan sesak terutama pada cuaca dingin.
- Riwayat merokok sejak berumur 20 tahun sampai sekarang ± 2 bungkus sehari.
a. Apa faktor risiko batuk berdahak dan sesak napas ? ( geta, evi , risma )
Jawab :
infeksi (mikroorganisme),
benda asing, hipesensitifitas terhadap alergen
Kebiasaan merokok,
terpajan polusi udara yg kurang bagus,
defisiensi alfa 1 anti tripsin ( mengeluarkan makrofag untuk mencegah tripsin
tidak merusak alveolus)
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 4
status gizi
psikogenik (ketakutan, emosi, dll)
b. Mengapa sesak napas dan batuk terutama pada cuaca dingin ?
Jawab :
Pada cuaca dingin → kandungan O2 rendah → mengganggu homeostasis tubuh
dalam respirasi sesak napas pada cuaca dingin
c. Apa hubungan sesak napas dan batuk dengan riwayat merokok ?
Jawab :
Rokok yang la
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 5
Rokok lama
Hipertrofi & hiperplasi kelenjar mukosa bronkus
& sel goblet
Pergerakan silia terganggu
Sekresi mukosa ↑ & kental
Pembersihan bronkus ↓
Mukosa di lumen bronkus ↑
Lumen bronkus menyempit
Batuk
Merangsang pusat batuk
Ventilasi & difusi terganggu
PaCo2 ↑ & PaO2 ↑
Merangsang pusat napas MO & Pons
Sesak napas
d. Apa klasifikasi sputum ?
Jawab :
Warna sputum:
1. Kekuning-kuningan : menunjukkan infeksi
2. Hijau : mennjukkan penimbunan nanah (karena adanya verdoperoksidase yang
dihasilkan PMN)
3. Merah mudah dan berbusa: tanda edema paru akut
4. Lendir, lekat abu-abu/putih : tanda bronkitis kronik
5. Busuk: tanda abses paru atau bronkiektasis
e. Apa dampak merokok dalam jangka waktu lama ?
Jawab :
1. Perubahan saluran napas sentral : silia bisa hilang / berkurang karena ↑ sel goblet
2. Perubahan saluran napas tepi : Obstruksi kronik berat, atrofi.
3. Imunologi : ↑ leukosit darah tepi, PMN ↑, IgE↑, ↑ respon terhadap vaksinasi
influenza, ↓ fagositosis sel NK, ↓ produksi antibodi, dan ↓ penurunan
migrasi makrofag.
4. Hipertrofi & hiperplasi kelenjar penghasil mukus.
5. Menggangu pergerakan rambut getar epitel saluran napas.
3. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat,
Tanda vital TD : 130 / 85 mmHg : 100x / menit, RR : 32x / menit, Tempt : 38º C.
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik ?
Jawab :
Keadaan umum : Tampak sakit
Interpretasi : Abnormal menandakan pasien datang dengan keadaan fisik tampak sakit
berat.
TD 130/85 ?
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 6
Interpretasi : Prehipertensi
Hipertensi menurut JNC VII :
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole
(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
RR 32x/m ?
Interpretasi : Takipneu
Normal : 16-24x/m
HR 100x/m ?
Interpretasi : normal ( tapi lebih cepat dibandingkan mis: HR 60x/m )
Normal : 60-100x/m
Temperatur 38ºC ?
Interpretasi : febris
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan fisik yang abnormal ?
Jawab :
Mekanisme TD 130/ 85 ?
Jawab :
Lumen bronkus sempit ventilasi & difusi terganggu PaO2↑&PaO2↓ TD ↑
Mekanisme RR 32x/m ?
Jawab :
Lumen bronkus sempit ventilasi & difusi terganggu PaO2↑&PaO2↓
merangsang pusat napas di medulla oblongata & pons RR↑
Mekanisme temperatur 38ºc :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 7
Jawab :
Rokok lama Ig A menurun dan pergerakan silia terganggu rentan infeksi,
apabila terinfeksi radang bronkus aktivasi makrofag dan neutrofil makrofag
dan neutrofil mengeluarkan TNF-α, IL-1, IL-6 TNF-α, IL-1, IL-6 ke sirkulasi
TNF-α, IL-1, IL-6 sampai ke hipotalamus merangsang pengeluaran asam
arakhidonat asam arakhidonat membentuk PGE2 PGE2 menganggu set point
suhu badan meningkat diatas normal (37,2ºc) suhu 38ºc ( febris)
1. Keadaan Spesifik
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri menurun
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII
Auskultasi : Vesikuler menurun pada kedua lapangan paru dan disertai
wheezing ekspirasi (+).
Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari
dibawah arcus costae dan lien tidak teraba.
c. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan keadaan spesifik ?
Jawab :
Stem fremitus kanan dan kiri menurun : menandakan adanya penebalan pada paru
Hipersonor kedua lapangan paru : menandakan adanya udara yang berlebih
didalam paru
Batas paru di ICS VII : menandakan adanya pembesaran paru
Vesikuler menurun : menandakan adanya penebalan pada paru
Wheezing ekspirasi : adanya penyempitan pada bronkus
Hepar teraba dibawah arcus costae : adanya penakanan hepar yang disebabkan
oleh pembesaran paru.
d. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?
Jawab :
Mekanisme :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 8
f. Bagaimana cara pemeriksaan fisik paru ?
Jawab :
1. Inspeksi Thorax
-Meminta pasien untuk menahan napas lalu perhatikan bentuk dadanya ( statis).
-Setelah itu minta pasien kembali bernapas seperti biasa. Perhatikan apakah
dinding dada ( dinamis).
-Hitung frekuensi napas selama 30 detik, lalu dikalikan 2.
2. Palpasi Thorax
-Meletakkan kedua telapak tangan di permukaan dada depan.
-Meminta pasien menyebutkan “tujuh, tujuh, tujuh” dengan keras. Rasakan getaran
suara yang dihantarkan ke telapak tangan ( stem fremitus)
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 9
Lumen bronkus sempit
Ekspansi di paru
Hiperinflasi paru /↑ paru2 mengembang karena berisi banyak
udara
Udara yang akan dikeluarkan ( ekspirasi)
susah 7 lama keluar
Hipersonor
Hiperlusensi Saat udara mau di ekspirasi terjadi
turbulensi arus udara & mukus di bronkus
bergetar
Suara mengi ( Wheezing)
Paru2 mengembang besar
FEV1%↓
FEV 1/FVC % ↓
Batas paru hepar di ICS VII
Karena udara itu menghantarkan
resonasi udara buruk
Udara lebih banyak
Saat auskultasi vesikuler ↓
Saat palpasi transmisi getaran suara dari laring ke
dinding dada ↓
Stem fremitus
-Pindahkan posisi telapak tangan, bergerak dari atas ke bawah dada. Mintalah
pasien untuk mengulangi kata “tujuh, tujuh, tujuh “ tersebut setiap kali posisi
telapak tangan berpindah.
-Lalu posisi telapak tangan ditukar, diletakkan secara bersilangan.
-Lakukan gerakan perpindahan posisi telapak tangan dari atas ke bawah.
-Posisi telapak tangan jangan dipindahkan sebelum pasien selesai menyebutkan
kata “ tujuh, tujuh, tujuh”.
-Lakukan juga palpasi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti di
bagian depan dada.
-Lakukan interpretasi stem fremitus untuk masing-masing paru.
3. Perkusi paru
-Meletakkan telunjuk atau jari tengah tangan kiri di sela iga sebagai alas.
-Lalu ketuklah jari tersebut oleh satu atau tiga jari tangan kanan agar timbul bunyi
perkusi yang dapat menggambarkan kondisi paru.
-Prosedur di atas dimulai dari bagian atas ke bagian bawah paru dari arah lateral ke
medial. Bandingkan bunyi perkusi yang timbul antara dinding dada kanan dan kiri
pada bagian sela iga.
-Lakukan interpretasi hasil perkusi paru
-Menentukan batas paru-hepar
-Menentukan peranjakan hepar
-Menentukan batas jantung
-Lakukan juga perkusi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti
bagian depan dada. Namun pada bagian belakang dada tidak dilakukan
pemeriksaan batas paru hepar dan batas jantung.
4. Auskultasi Paru
- Menempelkan bagian diafragma stetoskop ( bagian yang datar dan lebar ) di sela
iga diseluruh lapangan paru.
- Auskultasi dibadingkan antara paru kiri dengan paru kanan dan bergerak dari atas
ke bawah.
- Mendengarkan suara napas ada atau tidaknya suara tambahan.
- Lakukan juga auskultasi di bagian belakang dada dengan cara yang sama seperti
di bagian depan dada.
- Interpretasi suara pernapasan.
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 10
- Menempelkan stetoskop pada dinding thorax dan meminta pasien mengucapkan
“tujuh, tujuh, tujuh”. Lakukan hal ini setiap lapang paru kanan dan kiri untuk
dibandingkan.
- Interpretasi fremitus vokal.
2. Pemeriksaan Laboratorium
- Leukosit : 12.500
- LED : 30 mm/ jam
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium ?
Jawab :
Leukosit 12.500 : meningkat
Normal : 6000-10000
LED 30 mm/ jam : meningkat
Normal :
Laki-laki < 50 tahun : 0-15 mm/jam
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?
Jawab :
Adanya infeksi pada tubuh peningkatan leukosit peningkatan LED
6. Pemeriksaan Radiologi
RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corakan pembuluh darah
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan radiologi ?
Jawab :
Gambaran paru yang tampak gelap / hitam yang menandai banyaknya udara atau gas
yang terperangkap dalam paru .
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?
Jawab :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 11
Mekanisme hasil pemeriksaan fisik :
c. Bagaimana gambaran rontgen thorax normal dan hiperlusensi ?
Jawab :
Gambar rontgen thorax normal : Gambar rontgen thorax hiperlusensi :
7. Pemeriksaan Spirometry
- FEV1 % = 45 %,
- FEV1 / FVC = 60%
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 12
Lumen bronkus sempit Udara yang akan
dikeluarkan ( ekspirasi) susah 7 lama keluar
Hiperinflasi paru /↑ paru2 mengembang karena berisi banyak
udara
Hiperlusensi
Ventilasi & difusi terganggu
Vasodilatasi
PaCo2↑ & PaO2 ↓
Corakan
pembuluh
darah
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan spirometry ?
Jawab :
Interpretasi parameter fungsi paru:
Gagal Fungsi Paru Restriksi
- VC <80% Nilai prediksi
- FVC <80% Nilai prediksi
Gagal Fungsi Paru Obstruksi
- FEV1 <80% Nilai prediksi
- FEV1/FVC <75% Nilai prediksi
Gagal Fungsi Paru Restriksi dan Obstruksi
- FVC <80% Nilai prediksi
- FEV1/FVC <75% Nilai prediksi
FEV1% = 45% mengalami penurunan
FEV1/FVC = 60% mengalami penurunan
Interpretasi mengalami Gagal Fungsi Paru Obstruksi
b. Mekanisme hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal ?
Jawab :
Lumen bronkus sempit udara yang akan dikeluarkan ( ekspirasi ) susah & lama
keluar FEV 1 % ↓, FEV 1% / FVC % ↓.
c. Bagaimana cara pemeriksaan spirometry ?
Jawab :
1. Siapkan alat spirometri
2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON, masukan data seperti
umur,seks,TB,BB
3. Kemudian masukan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya
dan tutuplah hidung dengan menjepit hidung.
4. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum
melakukan pemeriksaan
5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran
6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi
maksimal(tidak terputus)
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 13
7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi
maksimal
8. Setelah selesai melepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian
dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat
spirometri)
d. Apa indikasi dari pemeriksaan spirometry ?
Jawab :
1. Menilai status paru (normal, hiperflasi, obstruksi, dll)
2. Menilai manfaat pengobatan (ada perubahan lebih baik atau tidak)
3. Evaluasi penyakit (laju perkembangan penyakit, ada perbaikan atau perubahan)
4. Menentukan prognosis
5. Menentukan toleransi tindakan bedah
6. Menentukan apakah seseorang mempunyai resiko ringan, sedang, atau berat pada
tindakan bedah
7. Menentukan apakah dapat dilakukan tindakan reseksi paru
8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis ?
Jawab :
anamnesis : sesak napas, batuk, merokok
Pemeriksaan fisik :
- gangguan tanda vital
Keadaan spesifik
- palpasi : stem fremitus kanan dan kiri ↓
- perkusi : hipersonor kedua lapangan paru, batas hepar ICS VII.
- auskultasi : vesikuler ↓ pada kedua lapangan paru dan disertai wheezing
ekpirasi
Pemeriksaan laboratorium :
- Leukosit : 12500/mm3,
- LED : 30 mm/ jam
RO Thorax : hiperlusensi peningkatan corak pembuluh darah
Spirometry : FEV 1↓ , FEV1% / FVC% ↓
9. DD ?
Jawab :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 14
DD pada kasus ini :
Indikator
PPOK
Bronkitis Kronik
eksaserbasi akutEmfisema Asma bronkial
Usia 40 – 45 th 50 – 70 th Anak-anak
Merokok + + -
Dispnea + + +
Batuk produktif + - +
Batuk kronis dengan
dahak+ + -
Wheezing + + +
10. Apa pemeriksaan penunjang tambahan ?
Jawab :
- Analisa gas darah (AGD) ,
- pemeriksaan bakteriologi
- pemeriksaan radiologi
- pemeriksaan fungsi paru
- pemeriksaan EKG
11. Working diagnosis ?
Jawab :
Bronkitis krotis eksaserbasi akut
1. Etiologi ?
Jawab :
a. merokok
b. polusi ( debu, asap pabrik)
2. Epidemiologi ?
Jawab :
di Indonesia PPOK & Asma bronkial peringkat ke-5 penyebab kematian
3. Patofisiologi ?
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 15
Jawab :
Patofisiologi Bronkitis kronis eksaserbasi akut :
4. Penatalaksanaan ?
Jawab :
1. edukasi
Bahan edukasi secara umum:
a. Pengetahuan dasar PPOK
b. Obat-obatan, manfaatnya, dan efek samping.
c. Cara pencegahan perburukan penyakit
d. Menghindari pencetus ( berhenti merokok)
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 16
Merokok
Infeksi saluran
napas
↓ imun ↓ kerja silia
Pembesaran sel goblet & jumlah sel goblet ↑
Penimbunan mukus
Penyempitan diameter bronkus
Bronkitis kronis
Eksaserbasi akut
Paru2 selalu terinfeksi
Wheezing Ekspirasi
Demam Sputum ↑ Batuk ↑
e. Penyesuaian aktivitas
2. Bronkodilator
- Antikolinergik
- beta-2 agonis
3. Antibiotik
- Paling banyak golongan flurokuinolon : levofloksasin, siprofloksasin
- Golongan sefalosporin : sefotaksim, seftazidim, dan sefoperazon
- Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. influenzae dan S. pneumoniae, maka
digunakan ampisilin 4 x 0,25-0,5 g/hari atau eritromisin 4 x 0,5 g/hari.
- Agmentin (amoksisilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman
infeksinya adalah H.influenzae dan B. catarhalis yang memproduksi b-
laktamase.
- Pemberian antibiotik seperti kortrimoksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada
pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat pertumbuhan
dan membantu mempercepat kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 7-
10 hari selama periode eksaserbasi.
- Pemberian moxifloxacin 400 mg sekali sehari aman dan dapat ditoleransi
dengan baik, sangat efektif untuk pengobatan enfeksi saluran napas oleh
bakteri, terutama bronkitis , pneumonia komunitas dan sinusitis dengan
perbaikan gejala yang cepat.
4. Antioksidan
Hanya bermanfaat pada keadaan akut eksaserbasi dan tidak dipakai pada
penggunaan secara rutin.
5. Imunoregulator: terdapat penelitian yang menyatakan bahwa obat-obat ini dapat
menurunkan beratnya akut eksaserbasi. Penggunaan rutin belum dianjurkan.
6. Terapi O2
16. Komplikasi ?
Jawab :
a. empisema
b. kor pulmonale
c. kegagalan pernapasan
d. polisetemia
17. Prognosis ?
Jawab :
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 17
Dubia et bonam karena FEV1 45% belum dibawah 20%. Jika FEV1 sudah mengalami
penurunan maka prognosis nya Dubia et malam.
18. KDU ?
Jawab :
3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium
sederhan atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
19. Pandangan Islam ?
Jawab :
Q.S Al- A’raf :157
- An-nisa :29
- Mereka menanyakan kepadamu , apakah yang dihalalkan bagi mereka?Katakanlah,
dihalalkan bagimu yang baik-baik’” (Al-Maidah : 4)
- “Barang siapa yang meminum racun sehingga mati, maka ia diakhirat nanti ia akan
terus meminumnya dalam neraka jahanam selam-lamnya” (HR. Al-Bukhari)
2.3.4 Kesimpulan
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 18
Tn. MR 45 tahun mengalami sesak napas, batuk berdahak dan demam sejak 2 hari yang
lalu, disebabkan bronkitis kronis eksaserbasi akut.
2.3.5 Kerangka Konsep
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 19
Pola hidup
( merokok aktif )
Bronkitis kronis
Batuk
Eksaserbasi akut
Batuk berdahak, sesak saat cuaca dingin
Sesak napas Demam
Infeksi
A. Histologi
Saluran pernapasan, secara umum dibagi menjadi pars konduksi dan pars respirasi. Sebagian
besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel
goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi
yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul
kecil.
SKENARIO B BLOK XI TUTORIAL 4 Page 20