ppok 2

7
Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya. Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK karena bronkitis kronik merupakan diagnosis klinis sedangkan emfisema merupakan diagnosis patologi. Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertengahan, b. Perkembangan gejala bersifat progresif lambat c. Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam ruangan, luar ruangan dan tempat kerja) d. Sesak pada saat melakukan aktivitas e. Hambatan aliran udara umumnya ireversibel (tidak bisa kembali normal). Diagnosis dan Klasifikasi (Derajat) PPOK Dalam mendiagnosis PPOK dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (foto toraks, spirometri dan lain-lain). Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan foto toraks dapat menentukan PPOK Klinis. Apabila dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri akan dapat menentukan diagnosis PPOK sesuai derajat (PPOK ringan, sedang dan berat) Diagnosis PPOK Klinis ditegakkan apabila: 1. Anamnesis: a. Ada faktor risiko

description

pulmo

Transcript of ppok 2

Page 1: ppok 2

DefinisiPenyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai denganhambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatanaliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paruterhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK karena bronkitiskronik merupakan diagnosis klinis sedangkan emfisema merupakan diagnosispatologi.Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut:a. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertengahan,b. Perkembangan gejala bersifat progresif lambatc. Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam ruangan, luar ruangandan tempat kerja)d. Sesak pada saat melakukan aktivitase. Hambatan aliran udara umumnya ireversibel (tidak bisa kembali normal).Diagnosis dan Klasifikasi (Derajat) PPOKDalam mendiagnosis PPOK dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik danpemeriksaan penunjang (foto toraks, spirometri dan lain-lain). Diagnosis berdasarkananamnesis, pemeriksaan fisik dan foto toraks dapat menentukan PPOK Klinis.Apabila dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri akan dapat menentukandiagnosis PPOK sesuai derajat (PPOK ringan, sedang dan berat)Diagnosis PPOK Klinis ditegakkan apabila:1. Anamnesis:a. Ada faktor risiko– Usia (pertengahan)

Page 2: ppok 2

– Riwayat pajanan§ Asap rokok§ Polusi udara§ Polusi tempat kerjab. Gejala:Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasiini harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagaigejala yang biasa terjadi pada proses penuaan.– Batuk kronikBatuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan yang tidakhilang dengan pengobatan yang diberikan– Berdahak kronikKadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerustanpa disertai batuk– Sesak nafas, terutama pada saat melakukan aktivitasSeringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak nafasyang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan.Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran sesaknapas sesuai skala sesakSkala SesakSkala sesak Keluhan sesak berkaitan dengan aktivitas0 Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat1 Sesak mulai timbul bila berjalan cepat atau naik tangga 1 tingkat2 Berjalan lebih lambat karena merasa sesak3 Sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa menit4 Sesak bila mandi atau berpakaian2. Pemeriksaan fisik:Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan kelainan yang jelasterutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah mulai terdapathiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOKderajad berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahanbentuk anatomi toraks.Secara umum pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-hal sebagaiberikut:Inspeksi– Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong)– Terdapat cara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup)

Page 3: ppok 2

– Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu nafas– Pelebaran sela igaPerkusi– HipersonorAuskultasi– Fremitus melemah,– Suara nafas vesikuler melemah atau normal– Ekspirasi memanjang– Mengi (biasanya timbul pada eksaserbasi)– Ronki3. Pemeriksaan penunjang:Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada diagnosis PPOK antaralain :– Radiologi (foto toraks)– Spirometri– Laboratorium darah rutin (timbulnya polisitemia menunjukkan telahterjadi hipoksia kronik)– Analisa gas darah– Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk pemilihan antibiotik bila terjadieksaserbasi)Meskipun kadang-kadang hasil pemeriksaan radiologis masih normal padaPPOK ringan tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi juga untukmenyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkandiagnosis banding dari keluhan pasien.Hasil pemeriksaan radiologis dapat berupa kelainan :– Paru hiperinflasi atau hiperlusen– Diafragma mendatar– Corakan bronkovaskuler meningkat– Bulla– Jantung pendulumDinyatakan PPOK (secara klinis) apabila sekurang-kurangnya pada anamnesisditemukan adanya riwayat pajanan faktor risiko disertai batuk kronik danberdahak dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan aktivitas padaseseorang yang berusia pertengahan atau yang lebih tua.Catatan:

Page 4: ppok 2

Untuk penegakkan diagnosis PPOK perlu disingkirkan kemungkinan adanyaasma bronkial, gagal jantung kongestif, TB Paru dan sindrome obstruktifpasca TB Paru. Penegakkan diagnosis PPOK secara klinis dilaksanakan dipuskesmas atau rumah sakit tanpa fasilitas spirometri. Sedangkan penegakandiagnosis dan penentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuanPerkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005, dilaksanakandi rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki spirometri.

b. Penentuan klasifikasi (derajat) PPOKPenentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuanPerkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005 sebagaiberikut :

1. PPOK RinganGejala klinis:– Dengan atau tanpa batuk– Dengan atau tanpa produksi sputum.– Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1Spirometri:– VEP1 • 80% prediksi (normal spirometri) atau– VEP1 / KVP < 70%2. PPOK SedangGejala klinis:– Dengan atau tanpa batuk– Dengan atau tanpa produksi sputum.– Sesak napas : derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).Spirometri:– VEP1 / KVP < 70% atau– 50% < VEP1 < 80% prediksi.3. PPOK BeratGejala klinis:– Sesak napas derajat sesak 3 dan 4 dengan gagal napas kronik.– Eksaserbasi lebih sering terjadi– Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan.

Page 5: ppok 2

Spirometri:– VEP1 / KVP < 70%,– VEP1 30% dengan gagal napas kronikGagal napas kronik pada PPOK ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan analisagas darah, dengan kriteria:– Hipoksemia dengan normokapnia atau– Hipoksemia dengan hiperkapniaPenatalaksanaanPenatalaksanaan PPOK dibedakan atas tatalaksana kronik dan tatalaksanaeksaserbasi, masing masing sesuai dengan klasifikasi (derajat) beratnya (LihatBuku Penemuan dan Tatalaksana PPOK)Secara umum tata laksana PPOK adalah sebagai berikut:1. Pemberian obat obatana. BronkodilatorDianjurkan penggunaan dalam bentuk inhalasi kecuali pada eksaserbasidigunakan oral atau sistemikb. Anti inflamasiPilihan utama bentuk metilprednisolon atau prednison. Untuk penggunaanjangka panjang pada PPOK stabil hanya bila uji steroid positif. Padaeksaserbasi dapat digunakan dalam bentuk oral atau sistemikc. AntibiotikTidak dianjurkan penggunaan jangka panjang untuk pencegahan eksaserbasi.Pilihan antibiotik pada eksaserbasi disesuaikan dengan pola kuman setempat.d. MukolitikTidak diberikan secara rutin. Hanya digunakan sebagai pengobatansimtomatik bila tedapat dahak yang lengket dan kental.e. AntitusifDiberikan hanya bila terdapat batuk yang sangat mengganggu. Penggunaansecara rutin merupakan kontraindikasi.2. Pengobatan penunjanga. Rehabilitasi

Page 6: ppok 2

b. Edukasic. Berhenti merokokd. Latihan fisik dan respirasie. Nutrisi3. Terapi oksigenHarus berdasarkan analisa gas darah baik pada penggunaan jangka panjangatau pada eksaserbasi. Pemberian yang tidak berhati hati dapat menyebabkanhiperkapnia dan memperburuk keadaan. Penggunaan jangka panjang padaPPOK stabil derajat berat dapat memperbaiki kualitas hidup4. Ventilasi mekanikVentilasi mekanik invasif digunakan di ICU pada eksaserbasi berat. Ventilasimekanik noninvasif digunakan di ruang rawat atau di rumah sebagai perawatanlanjutan setelah eksaserbasi pada PPOK berat5. Operasi paruDilakukan bulektomi bila terdapat bulla yang besar atau transplantasi paru(masih dalam proses penelitian di negara maju)6. Vaksinasi influensaUntuk mengurangi timbulnya eksaserbasi pada PPOK stabil. Vaksinasi influensadiberikan pada:a. Usia di atas 60 tahunb. PPOK sedang dan berat