PPN

5
1. Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan. Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut: a.jasa pelayanan kesehatan medis; b.jasa pelayanan sosial; c.jasa pengiriman surat dengan perangko; d.jasa keuangan; e.jasa asuransi; 2. Pengusaha yang telah wajib menjadi Pengusaha Kena Pajak atau Pengusaha Kecil yang memilih menjadi Pengusaha Kena Pajak seperti tersebut diatas berkewajiban untuk : 1) Melaporkan usahanya (mendaftarkan perusahaannya) untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. 2) Memungut PPN/PPn BM yang terutang. 3) Menyetor PPN/PPnBM yang terutang (yang kurang dibayar) 4) Melaporkan PPN/PPn BM yang terutang (menyampaikan SPT Masa PPN/PPn BM). 3. Berdeda dengan PPN yang dikenakan pada setiap mata rantai produksi dan distribusi, PPnBM hanya dikenakan satu kali saja yaitu pada saat impor atau pada saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah oleh Pengusaha Kena Pajak pabrikan BKP tersebut. Tidak semua Barang Kena Pajak juga menjadi objek pengenaan PPnBM. Hanya Barang Kena Pajak yang tergolong mewah saja yang akan dikenai PPnBM. Salah satu ciri pengenaan PPN adalah bahwa PPN berdampak regresif. Sifat regresif ini artinya bahwa orang yang berpenghasilan rendah dan orang yang berpenghasilan tinggi sama saja besar PPNnya apabila mengkonsumsi barang yang sama. Namun demikian, orang berpenghasilan rendah menanggung beban pajak yang lebih besar bila besarnya PPN dibandingkan dengan penghasilannya. Nah, untuk mengimbanginya, dikenakanlah PPnBM

description

PPN

Transcript of PPN

1. Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu dalam kelompok jasa sebagai berikut:a.jasa pelayanan kesehatan medis;b.jasa pelayanan sosial;c.jasa pengiriman surat dengan perangko;d.jasa keuangan;e.jasa asuransi;

2. Pengusaha yang telah wajib menjadi Pengusaha Kena Pajak atau Pengusaha Kecil yang memilih menjadi Pengusaha Kena Pajak seperti tersebut diatas berkewajiban untuk :1) Melaporkan usahanya (mendaftarkan perusahaannya) untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.2) Memungut PPN/PPn BM yang terutang.3) Menyetor PPN/PPnBM yang terutang (yang kurang dibayar)4) Melaporkan PPN/PPn BM yang terutang (menyampaikan SPT Masa PPN/PPn BM).

3. Berdeda dengan PPN yang dikenakan pada setiap mata rantai produksi dan distribusi, PPnBM hanya dikenakan satu kali saja yaitu pada saat impor atau pada saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah oleh Pengusaha Kena Pajak pabrikan BKP tersebut. Tidak semua Barang Kena Pajak juga menjadi objek pengenaan PPnBM. Hanya Barang Kena Pajak yang tergolong mewah saja yang akan dikenai PPnBM.

Salah satu ciri pengenaan PPN adalah bahwa PPN berdampak regresif. Sifat regresif ini artinya bahwa orang yang berpenghasilan rendah dan orang yang berpenghasilan tinggi sama saja besar PPNnya apabila mengkonsumsi barang yang sama. Namun demikian, orang berpenghasilan rendah menanggung beban pajak yang lebih besar bila besarnya PPN dibandingkan dengan penghasilannya. Nah, untuk mengimbanginya, dikenakanlah PPnBM atas barang-barang tertentu yang pada umumnya dikonsumsi oleh kalangan berpenghasilan tinggi.

4. Yang termasuk dalam BKPTB adalah : Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta dibidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya; penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial atau ilmiah; Pemberian pengetahuan atau informasi dibidang ilmiah, teknikal, industrial atau komersial pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dngan penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersbut pada angka 3, berupa :penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupapenggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi serupa; dan penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi; pengunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut diatas.5. Mekanisme retur ada di bukuNota Retur harus dibuat dan disampaikan oleh PKP pembeli kepada PKP penjual apabila terjadi pengembalian Barang Kena Pajak, kecuali dalam hal:

Barang Kena Pajak yang dikembalikan oleh PKP tersebut diganti dengan Barang Kena Pajak yang sama, baik dalam jumlah fisik, jenis, tipe maupun harga oleh PKP penjual atau oleh PKP yang menghasilkan dan menyerahkan Barang Kena Pajak tersebut. Pengembalian BKP dengan cara seperti ini tidak dibuatkan Nota Retur.

Apabila pengembalian Barang Kena Pajak terjadi masih dalam Masa Pajak yang sama dengan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak, tidak harus dibuatkan Nota Retur, melainkan dapat ditatausahakan sebagai pembatalan penjualan/penyerahan BKP tetapi harus dilakukan perbaikan/pembetulan Faktur Pajak.

Fungsi Nota RerturNota Retur bagi pembeli dan penjual berfungsi sebagai berikut:Mengurangi Pajak Masukan dan PPnBM bagi PKP pembeli pada masa pajak dibuatnya Nota Retur.Mengurangi Pajak Keluaran dan atau PPnBM bagi PKP menjual pada Masa Pajak diterimanya Nota Retur.Mengurangi harta atau biaya bagi PKP pembeli dalam hal PKP pembeli tidak dapat mengkreditkan Pajak Masukan dan PPnMB, dan telah dikapitalisasi dan telah dibebankan sebagai biaya.Mengurangi harta atau biaya bagi pembeli yang bukan PKP.

Bentuk dan Ukuran Nota Retura) Bentuk dan ukuran Nota Retur dapat disesuaikan dengan kebutuhan administrasi pembeli atau dapat dibuat seperti contoh yang tercantum dalam lampiran Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 596/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994.b) Nota Retur sekurang-kurangnya harus mencantumkan:Nomor Urut Nota Retur;Nomor Seri dan tanggal Faktur Pajak dari Barang Kena Pajak yang dikembalikan;Nama, Alamat, NPWP;Nama, alamat, NPWP serta nomor dan tanggal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak ;Jenis, harga jual Barang Kena Pajak yang dikembalikan;Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena pajak yang dikembalikan;Tanggal pembuatan Nota Retur;Tanda tangan pembeli;

c) Dalam hal Nota Retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan sebagaimana tersebut diatas, maka tidak dapat diperlakukan sebagai Nota Retur sehingga tidak dapat mengurangi Pajak Keluaran bagi penjual atau pajak masukan bagi pembeli.d) Nota Retur dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 2 (dua) yaitu lembar ke-1 untuk PKP penjual dan lembar ke-2 untuk arsip PKP pembeli.Saat pembuatan Nota Retur saat pengurangan PPN/PPnBM:Nota Retur harus dibuat dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak.Pengurangan Pajak Masukan, atau pengurangan harta, atau pengurangan biaya oleh pembeli dilakukan dalam Masa Pajak di buatnya Nota Retur.Pengurangan Pajak Keluaran dan PPnBM oleh PKP penjual dilakukan dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur.

Dalam hal Nota Retur belum dapat diperhitungkan dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur, maka Nota Retur dapat diperhitungkan dalam Masa Pajak diterimanya Nota Retur tersebut.Potongan Harga yang Diberikan Kemudian dan Nota Retur

Dalam hal potongan harga diberikan kemudian setelah Faktur Pajak dibuat dan sudah dilaporkan dalam SPT Masa PPN, kasus seperti ini tidak dapat diselesaikan dengan Nota Retur karena Tidak ada Barang kena pajak yang dikembalikan, tetapi harus dilakukan pembetulan Faktur Pajak dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti. PKP penjual dan PKP pembeli melakukan pembetulan SPT Masa yang berisi Faktur Pajak yang dibetulkan/diganti tersebut.

6. Sesuai dengan pasal 9 ayat(8) UU PPN 1984 dan keputusan Menteri Keuangan No.1441-b/KMK.04/1989 yang diperbarui dengan UU No. 18 th 2000 ada beberapa alasan yang menyebabkan PPN tidak dapat dikreditkan:1. Pembelian barang atau jasa sebelum pengusaha dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak2. Pembelian dan pengeluaran biaya lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses menghasilkan barang kena pajak atau jasa kena pajak3. Pembelian dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagin, van dan kombi, kecuali untuk barang dagangan atau digunakan secara langsung sesuai dengan bidang usahanya4. Pembelian yang sifatnya untuk kepentingan pribadi pemilik /pemegang saham, direktur, komisaris, dan karyawan5. Penyerahan yang pajak keluarannya di tanggung pemerintah kecuali ditetapkan lain oleh Mentri Keuangan6. Perolehan BKP/JKP yang PPN-nya ditanggung oleh pemerintah7. Faktur pajaknya fiktif8. Pajak masukan yang menggunakan faktur pajak sederhana7. A. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak yang sama.b. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.c. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama dan Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan dapat dikreditkan dengan cara pembetulan terhadap SPT Masa Pajak yang sama dan Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan dengan syarat memenuhi ketentuan pasal 8 undang-undangNo.28Tahun 2007 tentang KUP.8. Liat KMS PDF