PPK MH

6
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR KOMITE MEDIK JalanDiponegoro Denpasar Bali ( 80114) Telepon (0361) 2279 11-15,225482,223869,Faximile ( 0361) 224206 Email: [email protected] Wensite :www.sanglahhospitalbali.c om RSUP SANGLAH DENPASAR PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF :KulitdanKelamin MORBUS HANSEN 2014 1 No.ICD 10 2098 2 Diagnosis Morbus Hansen 3 Pengertian Kelainan kulit yang bersifat kronis dapat mengenai kulit dan saraf tepi ditandai dengan adanya makula hipopigmentasi, eritema, atau plakat yang hipo atau anastesi disebabkan oleh Mycobacterium leprae. 4 Anamnesis Bercak kulit mati rasa bersifat total atau sebagian terhadap rasa raba, rasa suhu, dan rasa nyeri Riwayat kontak dengan pasien kusta 5 Pemeriksaan Fisik Makula atau plak hipopigmentasi/eritema dengan sensibilitas menurun atau hilang Penebalan saraf tepi dan gangguan fungsi saraf tepi sensoris, autonom dan motoric terdapat 2 tipe berdasarkan WHO : tipe Pausibasiler dan tipe

description

koqdl

Transcript of PPK MH

Page 1: PPK MH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASARKOMITE MEDIK

JalanDiponegoro Denpasar Bali ( 80114)Telepon (0361) 2279 11-15,225482,223869,Faximile ( 0361) 224206

Email: [email protected] :www.sanglahhospitalbali.com

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINISSMF :KulitdanKelaminMORBUS HANSEN

2014

1 No.ICD 10 20982 Diagnosis Morbus Hansen3 Pengertian Kelainan kulit yang bersifat kronis dapat mengenai kulit

dan saraf tepi ditandai dengan adanya makula hipopigmentasi, eritema, atau plakat yang hipo atau anastesi disebabkan oleh Mycobacterium leprae.

4 Anamnesis Bercak kulit mati rasa bersifat total atau sebagian terhadap rasa raba, rasa suhu, dan rasa nyeri

Riwayat kontak dengan pasien kusta5 Pemeriksaan Fisik Makula atau plak hipopigmentasi/eritema dengan

sensibilitas menurun atau hilang Penebalan saraf tepi dan gangguan fungsi saraf tepi

sensoris, autonom dan motoric terdapat 2 tipe berdasarkan WHO :

tipe Pausibasiler dan tipe multibasiler

6 Kriteria Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang7 Diagnosis Banding Dermatofitosis, Psoriasis, Pitriasis versikolor, urtikaria8 Pemeriksaan Penunjang pemeriksaan basil tahan asam dari sayatan kulit

Pemeriksaan histopatologi9 Konsultasi Rehabilitasi medik10 Perawatan Rumah Sakit Rawat jalan (poliklinis)11 Terapi/tindakan ( ICD 9 –

CM) MDT PB (Rifampisin 600 mg/bulan +DDS 100 mg/hari) sebanyak 6 paket diselesaikan dalam 6 – 9 bulan

MDT MB (Rifampisin 600 mg/bulan +DDS 100 mg/hari+ Lamprene 300 mg/bulan dilanjutkan 50 mg/hari) sebanyak 12 paket diselesaikan dalam 12 -

Page 2: PPK MH

18 bulan. ROM (Rifampisin 600 mg + Ofloksasin 400 mg +

Minosiklin 100 mg) dosis tunggal pada PB atau tiap bulan selama 24 bulan untuk MB (terapi alternatif lain bila MDT PB atau MB tidak dapat diberikan)

COM (Clofazimin 50 mg + Ofloksasin 400 mg + Minosiklin 100 mg) tiap hari selama 6 bulan dilanjutkan dengan Clofazimin 50 mg + Ofloksasin 400 mg atau Clofazimin 50 mg + Minosiklin 100 mg) tiap hari selama 18 bulan.(terapi alternatif lain bila MDT MB tidak dapat diberikan)

vitamin Neurotropik B1 100 mg, B6 200 mg, B12 200 mcg

12 Tempat Pelayanan Poliklinik Kulit dan Kelamin13 Penyulit Reaksi kusta tipe I dan II, cacat kusta primer dan sekunder14 Informed Consent Perlu 15 Tenaga Standar Dokter spesialis, dokter umum/residen kulit, perawat yang

terlatih16 Lama Perawatan 6 – 12 bulan17 Masa Pemulihan 12 - 18 bulan18 Hasil Lesi baru tidak ada, lesi lama memudar, Pemeriksaan BTA

tidak ditemukan kuman yang solid19 Patologi Perlu 20 Otopsi Tidak perlu21 Prognosis Dubius ad bonam22 Tindak Lanjut Kontrol poli klinik Kulit dan Kelamin tiap bulan selama

masa pengobatan23 Tingkat Eviden &

Rekomendasi1a dan A

24 Indikator Medis Klinis dan laboratorium25 Edukasi Menerangkan penyakit kusta memelukan waktu

pengobatan yang panjang kemungkinan terjadi reaksi efek samping obat dan

reaksi kusta deteksi dini untuk keluarga kontak serumah

26 Kepustakaan PedomanNasional Program PengendalianPenyakitKusta, KementrianKesehatan RI DirektoratJenderalPengendalianPenyakitdanPenyehatanLingkungan 2012

RSUP SANGLAH

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

REAKSI KUSTA2014

Page 3: PPK MH

DENPASAR

1. No. ICD 10 A30.8

2. Diagnosis Reaksi Kusta

3. Pengertian Kelainan kulit dan saraf yang ditandai dengan adanya makula eritema yang timbul kembali/bertambah atau nodul nyeri yang terjadi akut pada perjalanan kronis penyakit kusta.

4. Anamnesis 1. RR : timbul bercak merah yang bertambah tebal dan banyak dari

lesi semula, dapat disertai nyeri pada persendian dan demam 2. ENL :

timbul benjolan yang disertai nyeri dapat disertai demam

5. Pemeriksaan Fisik Reaksi Kusta ada 2 yaitu :

1. RR a. Gejala konstitusib. Perluasan lesi semula, disertai tanda radang akutc. Neuritis ringan sampai berat

2. ENL a. Gejala konstitusi (demam, malaise, anoreksia)b. Nodul eritema, nyeri, umumnya di bagian ekstensor

ekstremitasc. Kadang disertai neuritis akut d. Gejala organ lain (sendi, ginjal, mata)

6. Kriteria Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis Banding ENL : Eritema nodusum oleh karena tuberkulosis, erupsi obat dan rematoid

RR : Urtikaria, erisipelas

8. Pemeriksaan Penunjang

Hapusan sayatan kulit Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi

9. Konsultasi Bagian Penyakit Dalam bila terjadi komplikasi ke organ dalam

Bagian Mata bila terjatdi keluhan pada mata

10. Perawatan Rumah Sakit

Rawat inap

11. Terapi / tindakan

(ICD 9-CM)

Reaksi kusta ringan :

1. Istirahat dan imobilisasi

2. Asam mefenamat 3x500 mg

Reaksi kusta berat :

1. Kortikosteroid dapat dimulai antara 30-80 mg prednisone/hari dan dapat diturunkan 5-10 mg/2 minggu.

2. Asam mefenamat 3x500 mg

Page 4: PPK MH

12. Tempat Pelayanan Ruang rawat inap / rawat jalan

13. Penyulit Alergi obat, efek samping steroid

14. Informed Consent Perlu

15. Tenaga Standar Dokter Spesialis dan Residen kulit, perawat terlatih

16. Lama Perawatan 1- 2 minggu

17. Masa Pemulihan 2 - 8 minggu

18. Hasil Eritema berkurang, nodul hilang , nyeri saraf hilang

19. Patologi Perlu

20. Otopsi Tidak perlu

21. Prognosis Dubius ad bonam

22. Tindak Lanjut Kontrol Poliklinik Kulit dan Kelamin

23. Tingkat Evidens & Rekomendasi

1a dan A

24. Indikator Medis Perbaikan Klinis

25. Edukasi Penjelasan mengenai reaksi kusta, istirahat cukup, makan-minum yang bergizi, MDT diteruskan, minum obat secara teratur & kontrol hindari swaterapi

26. Kepustakaan Delvhine J, Reat, Modlin R. LeprosyFitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8thed