Mh Tentang Pancasila

30
PENDIDIKAN PANCASILA “PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT” DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 1. Rizky Fierdi Andrianto (B100150264) 2. Dwi Hendrawan (B100150265) 3. Anandhira Nur Jihan (B100150266) 4. Agnal Fikri Chairul Abda (B100150267) 5. Inne Raras Ramadani (B100150268) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 1

description

pancasila filsafat

Transcript of Mh Tentang Pancasila

Page 1: Mh Tentang Pancasila

PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. Rizky Fierdi Andrianto (B100150264)2. Dwi Hendrawan (B100150265)3. Anandhira Nur Jihan (B100150266)4. Agnal Fikri Chairul Abda (B100150267)5. Inne Raras Ramadani (B100150268)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

1

Page 2: Mh Tentang Pancasila

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji dan syukur di ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta salam dan shalawat mudah-mudahan senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang bertujuan memenuhi nilai tugas mata kuliah pancasila yang berjudul

“ PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

Dalam penulisan makalah ini banyak mendapat bantuan, saran, petunjuk dan bimbingan dari pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung.Oleh karena itu kami kelompok 5 berterimakasih pada pembimbing mata kuliah pancasila ibu Dewi beserta teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang, dan semoga makalah ini menjadi bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Surakarta, 26 September 2015

2

Page 3: Mh Tentang Pancasila

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................... 4

B. Rumusan masalah................................................................. 5

C. Tujuan................................................................................... 5

D. Manfaat................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat 6

B. Filsafat pancasila.................................................................. 8

C. Hakikat sila-sila pancasila.................................................. 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 18

B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 20

3

Page 4: Mh Tentang Pancasila

BAB I

A. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara

langsung maupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada

berbagai bangsa di dunia.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi

semakin kompleks dan rumit, pada sisi lain yang muncul masalah internal

yaitu maraknya tuntutan rakyat, yang secara obyektif mengalami suatu

kehidupan yang jauh dari kesejahteraandan keadilan sosial. Prinsip-

prinsip dasar yang telah dikemukakan oleh peletak dasar Negara yang

kemudian diabstraksikan menjadi suatu dasar filsafat bernegara itulah

Pancasila.Dengan pemahaman seperti demikian maka pancasila sebagai

filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dari

munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang

terjadi.

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat,suatu

bangsa,senantiasa memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup masing-

masing,yang berbeda dengan bangsa lain di dunia. Dengan demikian

bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup

dan filsafatdengan bangsa lain.Pancasila yang terdiri atas lima sila pada

hakikatnya merupakan sistem filsafat. Pemahaman demikian memerlukan

pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology, epistimologi, dan

aksiologi dari kelima sila pancasila.Pancasila yang terdiri atas lima sila,

pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan

sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan

suatu kesatuan yang utuh.

4

Page 5: Mh Tentang Pancasila

B. Perumusan Masalah

Adapun pembahasan pembuatan makalah ini yaitu dengan rumusan masalah :

1. Apakah pengertian Filsafat ?2. Apakah pengertian Filsafat Pancasila ?3. Hakikat Sila-sila Pancasila?

C. Tujuan

1.  Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.2.  Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek filsafat.3.  Untuk mengetahui pengertian filsafat dan filsafat Pancasila.

D. Manfaat

1.  Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila 2.  Mahasiswa dapat mengetahui pengertian filsafat dan filsafat pancasila.3.  Mahasiswa dapat mengetahui hakikat dari sila-sila pancasila

5

Page 6: Mh Tentang Pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat

Dari segi etimologi istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia

mempunyai padanan “falsafah” dalam kata Arab. Sedangkan menurut

kata inggris “philosophy”, kata latin “philosophia”, kata belanda

“philosophie”, yang kesemuanya itu diterjemahan dalam kata Indonesia

“Filsafat”. “Philosophia” ini adalah kata benda yang merupakan hasil dari

kegiata “philosophien” sebagai kata kerjanya.Sedangkan kegiatan ini

dilakukan oleh philosophos atau filsuf sebagai subjek yang berfilsafat.

Menurut Dr. Harun Nasution, istilah “falsafah” berasal dari bahasa

yunani “philein” dan kata ini mengandung arti “cinta” dan “sophos”

dalam arti hikmah (wisdom) (Nasution, 1973).

Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, bagsa Yunani-lah

yang mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami oleh orang sampai

sekarang. Kata ini bersifat majemuk, berasal dari kata “philos” yag berarti

“sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti “pengetahuan” yang bijaksana

(wished) dalam bahasa Belanda, atau wisdom kata inggris, dan hikmat

menurut kata Arab. Maka philosophia menurut arti katanya berarti cinta

pada pengetahuan yang bijaksana, oleh karena itu mengusahakannya.

(Sidi Gazalba, 1977). Jadi terdapat sedikit perbedaan arti, disatu pihak

menyatakan bahwa filsafat merupakan bentuk majemuk dari “philein”

dan “sophos”, (Dr.Harun Nasution,1973) di lain pihak filsafat dinyatakan

dalam bentuk majemuk dari “philos” dan “Sophia” (Sidi Gazalba, 1977)

namun secara sistematis memiliki makna yang sama.

Dengan demikian “filsafat” yang dimaksudkan sebagai kata

majemuk dari philein dan sophos mengandung arti menintai hal-hal yang

6

Page 7: Mh Tentang Pancasila

sifatnya bijaksana, sedangkan filsafat yang merupakan bentuk majemuk

dari philos dan Sophia berkonotasi teman dari kebijaksanaan.

Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang

mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Kata

filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582 – 496

SM).Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang

menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah

bilangan.Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana

yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu

sendiri. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :

1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran

merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk

menyelidiki.

2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang

akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk

menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.

3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia

menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila

dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran

akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak

terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam

arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain,

yaitu filsafatsebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan

hidup.Disamping itu, dikenal pulafilsafat dalam arti teoritis dan filsafat

dalam arti praktis.

B. Filsafat Pancasila

7

Page 8: Mh Tentang Pancasila

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan

sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan

bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu

tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya

merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi

kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari

sila Pancasila.

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan

konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai

ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi

Pancasila itu bukanlah berdirisecara sendiri-sendiri namun bilamana

dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi

Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa

Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system)

yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia

sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang

sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa

Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui

suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam

Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam

kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini kebenarannya itu

menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap

dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu menjadi

motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya.

Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai

bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkandalam

8

Page 9: Mh Tentang Pancasila

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Satu pertanyaan yang

sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara Republik

Indonesia adalah :”di atas dasar apakah NegaraIndonesia didirikan”

ketika mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka

menyadari bahwa makna hidup bagi bangsa Indonesia harus ditemukan

dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan

perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki, diyakini

dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam

sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-

gagasandasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap

baik.Mereka menciptakan tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial

dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri

masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan

masyarakat dan bangsa lainnya.Kenyataan yang demikian itu merupakan

suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.

Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai

utama yaitu :

a. Nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari

Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran

agama dalam kitab suci

b. Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari

nilai-nilai yang luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adat-istiadat yang

baik) yang tersebar di seluruh nusantara.

a.      Dasar Ontologis

9

Page 10: Mh Tentang Pancasila

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang

memiliki hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila

adalah manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang

berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan,

serta yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro, 1975:23).

Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun

pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah

manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila

bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara

ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan

kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah

sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta kedudukan kodrat

manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk

pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara

hirarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai

keempat sila-sila pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).

b.      Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada

hakekatnya juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan

sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa

Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,

bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia

dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan.

10

Page 11: Mh Tentang Pancasila

Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system

cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis,

karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok

masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal,

syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.Pengetahuan

manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya.

Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa

sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata

lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu

pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu,

termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.Hal ini berarti

filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai

suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik

loyalitas dari para pendukungnya yaitu :

1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2. Pathos, yaitu penghayatannya

3. Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila harus

memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu

system pengetahuan.

c.       Dasar Aksiologis

11

Page 12: Mh Tentang Pancasila

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu

kesatuan dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada

hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang

ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai

kerohanian yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian

nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung

nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai

vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau

nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat

sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila

kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).

Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau

ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang

menyelidiki :

a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,

c. sosio politik yang berwujud ideologi.

Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan

penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan

melaksanakan (menikmati) nilai.Jadi nilai merupakan fungsi rohani

jasmani manusia.Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang

menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan

hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama.Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa yangmengandung

12

Page 13: Mh Tentang Pancasila

nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang

bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur

yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya,

sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang

dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

C. Hakikat Sila-sila Pancasila

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki

dua definisi, yaitu :

1. Definisi berarti : intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan

“hakikat” ajaran Islam di hatiku;

2. Definisi berarti : kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh :

pada “hakikat”nya mereka orang baik-baik; syariat palu-memalu, pd --

nya adalah balas-membalas, pb kebaikan harus dibalas dng kebaikan.

Kata hakikat (Haqiqat)  merupakan kata benda yang berasal dari

bahasa Arab yaitu dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia menjadi

kata pokok yaitu kata “hak“ yang berarti milik (ke¬punyaan), kebenaran,

atau yang benar-¬benar ada, sedangkan secara etimologi Hakikat berarti

inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.Dapat disimpulkan

bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk

menunjukkan mak¬na yang yang sebenar¬nya atau makna yang paling

dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada

beberapa yang menjadi ung¬kapan yang sudah sering digunakan dalam

kondisi tertentu, sehingga menjadi semacam konvensi, hakikat seperti

disebut sebagai haki¬kat secara adat kebiasaan.

Kata hakikat juga bisa diartikan sebagai suatu inti yang terdalam

dari segala sesuatu yang sejumlah dari unsur tertentu, dan yang

13

Page 14: Mh Tentang Pancasila

mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dari sesuatu yang mutlak.

Terkait dengan hakikat sila-sila Pancasila, hakikat dapat dikelompokan

menjadi tiga kategori, yaitu ;

1) Hakikat abstrak atau juga disebut hakikat jenis atau hakikat

umum yang mengandung unsur yang sama, tetap dan tidak

berubah. Menunjuk pada kata ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

2) Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus,

artinya terikatkepada barang sesuatu, menunjuk pada ciri-ciri

khusus sila-sila pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu

adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan, sifat dan

karakter yang melekat pada bangsa Indonesia, sehingga

membedakan Indonesia dengan bangsa lain. Hakikat pribadi

inilah yang disebut sebagai kepribadian, dan totalitas

kongkritnya disebut kepribadian pancasila.

3) Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana

kenyataannya, terletak pada fungsi pancasila sebagai dasar

filsafat Negara. Dalam realisasinya pancasila adalah pedoman

praktis dalam Negara, dengan realisasi hakikat kongkrit itu,

pelaksanaan pancasila dalam kehidupan Negara bersifat

dinamis, antisipatif dan sesuai dengan perkembangan waktu,

keadaan, serta perubahan zaman (Notonagoro, 1975:58-61).

Pancasila selalu merupakan satu kesatuan, sila yang satu tidak bisa

dipisah-pisahkan dari sila yang lainnya.Keseluruhan sila di dalam

merupakan suatu kesatuan organis atau suatu kesatuan keseluruhan yang

14

Page 15: Mh Tentang Pancasila

bulat.Adapun susunan sila-sila Pancasila adalah sistematis-hierarkhis,

artinya kelima sila Pancasila itu menunjukan suatu rangkaian urut-urutan

yang bertingkat (hierarkhis).Tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri

di dalam rangkaian susunan kesatuan itu.Sehingga tidak dapat digeser-

geser atau dibalik-balik.Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila itu

merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu dari

yang lainya, namun dalam hal memahami hakekat pengertiannya

sangatlah diperlukan uraian sila demi sila.

1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Alloh, pencipta segala

yang ada dan semua makhluk.Atas keyakinan yang demikianlah, maka

Negara Indonesia memberikan jaminan kebebasan kepada setiap

penduduk untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Dengan kata lain di dalam Negara Indonesia tidak ada dan tidak boleh

ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa (atheisme).Sebagai

sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber

pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mendasari

serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab. 

2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi

yang memiliki potensi pikir, rasa, karya dan cipta.Kemanusiaan terutama

bersifat manusia yang merupakan esensi dan identitas manusia karena

martabat kemanusiaannya.Adil terutama mengandung arti, bahwa suatu

keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, jadi

tidak subjektif apalagi sewenang-wenang.Beradab berasal dari kata adab,

yang berarti budaya, jadi beradab arti kebudayaan.

15

Page 16: Mh Tentang Pancasila

Jadi kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap

dan perbuatan manusia didasarkan kepada potensi budi nurani manusia

dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik

terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan.

Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil dan baradab adalah sikap

dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat dan hakikat manusia

yang berbudi, sadar nilai, dan berbudaya.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah

belah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak

yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan 

Pertama : makna geografis, yang berarti sebagian bumi yang

membentang dari 950–1410 Bujur Timur dan dari 60 Lintang Utara

sampai 110 Lintang Selatan. 

Kedua : makna bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup

di dalam wilayah tersebut. Indonesia dalam sila III ini ialah

Indonesia dalam pengertian bangsa.Jadi Persatuan Indonesia ialah

persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.Bangsa yang

mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong untuk

mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara

yang merdeka dan berdaulat.

4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

16

Page 17: Mh Tentang Pancasila

Kerakyatan berasal dari kata Rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang berdiam di suatu wilayah tertentu.Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan atau memutuskan suatu hal yang berdasarkan kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara. Antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.

Jadi : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti, bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat dan wakilnya.

5. Sila  kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan Sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan, baik materil maupun spirituil.Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi Rakyat Indonesia, baik yang berdiam diwilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga negara Indonesia yang berada diluar negeri.

Jadi : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sesuai dengan UUD 1945 makna keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.

Sila “keadilan sosial” adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata-masyarakat adil-makmur berdasarkan Pancasila.

BAB III

17

Page 18: Mh Tentang Pancasila

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat

penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:

1.      Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-

dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini

sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar,

paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa

Indonesia.

2.      Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia,

yaitu:

a)      Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

b)      Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

c)      Pancasila sebagai sumber hukum dasar bangsa Indonesia

Filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha

mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat

digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan

hidup, dan filsafat dalam arti praktis.Hal itu berarti Pancasila mempunyai

fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah

laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun

mereka berada.

B. Saran

18

Page 19: Mh Tentang Pancasila

Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan

tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara

Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati,

menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah

dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga

kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat

persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Mh Tentang Pancasila

http://Intanmaulidina.blogspot.co.id/2015/01/pancasila-sebagai-

sistem-filsafat

http://jingga senja makalah tentang ” PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT “

http://novisariansyah.wordpress.com.filsafat pendidikan nasional.

http://mariamah-sulaiman.blogspot.com .pancasila sebagai falsafah

hidup bangsa

Arifin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP

Sebelas April Press.  

20