PPK IMUN

download PPK IMUN

of 25

description

nel

Transcript of PPK IMUN

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINDERMATITIS KONTAK ALERGI2014

1. No. ICD 10L23

2. DiagnosisDermatitis Kontak Alergi

3. PengertianKelainan kulit yang ditandai oleh lesi polimorfik yang disebabkan oleh paparan bahan dari luar yang bersifat alergen

4. Anamnesis Bercak merah disertai gatal Riwayat kontak berulang

5. Pemeriksaan Fisik Lesi akut Makula eritema batas tidak tegas, disertai edema, di atasnya terdapat papul, vesikel, bula yang bila pecah menjadi lesi yang eksudatif dan krusta. Lesi kronis Makulopapuler/plak dengan batas tegas ditutupi skuama, disertai likenifikasi, ekskoriasi dan hipo/hiperpigmentasi

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis BandingDermatitis kontak iritan, dermatofitosis, dermatitis atopik

8. Pemeriksaan PenunjangPatch test / Tes tempel

9. KonsultasiTidak perlu

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

11. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik Metilprednisolon 8 mg @8 jam, dosis anak: 1 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Antibiotika (kalau perlu): azitromisin 500 mg @24 jam selama 3 hari, dosis anak: 10 mg/kgBB @24 jam selama 3 hari Topikal Kompres NaCl 0,9% (untuk lesi akut) Hidrokortison krim 2,5% atau mometason krim 0,1% (untuk lesi akut), dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi) Desoksimetason 0,25% atau betametason 0,1% (untuk lesi kronis)

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar

13. PenyulitInfeksi sekunder

14. Informed ConsentPerlu (untuk tes tempel)

15. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin

16. Lama Perawatan5-7 hari

17. Masa Pemulihan7-10 hari

18. HasilLesi dan gatal hilang

19. Patologi Tidak perlu

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisBonam

22. Tindak LanjutKontrol ke Poliklinik Kulit dan Kelamin

23. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

24. Indikator MedisKesembuhan klinis

25. Edukasi Hindari bahan kontak yang menyebabkan alergi, hindari swaterapi

26. KepustakaanTardan M.P.C., Zug K.A. Allergic Contact Dermatitis. In: Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilchrest B.A., Paller A.S., Leffell D. J., Wolff K. editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. New York: McGraw Hill;2012. ed 8th. p. 152-164.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINDERMATITIS ATOPIK2014

1. No. ICD 10L. 209

2. DiagnosisDermatitis Atopik

3. PengertianPenyakit inflamasi kulit kronik residif ditandai dengan gatal, lesi polimorfik dengan predileksi khas menurut usia

4. Anamnesis Bercak merah kumat-kumatan, terasa gatal Riwayat pasien dan atau keluarga dengan atopi (rhinitis alergi, asma, dermatitis atopik)

5. Pemeriksaan Fisik Bayi: Erupsi eksantema berupa makula, papul, vesikel disertai erosi dan ekskoriasi, eksudat serus, fase akut. Lokasi pada wajah, kulit kepala dan ekstremitas ekstensor Anak-anak: dapat bersifat akut maupun kronis berupa plak disertai likenifikasi dan skuama putih tipis. Lokasi pada ekstremitas fleksor. Dewasa: dapat bersifat akut maupun kronis, terkait paparan iritan eksogen, sering berupa hand dermatitis Didapatkan temuan sesuai kriteria Hanifin dan Rajka

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis BandingDermatitis kontak alergi atau iritan, dermatitis seboroik, skabies, psoriasis, iktiosis vulgaris, keratosis pilaris, dermatofitosis, erupsi obat

8. Pemeriksaan Penunjang DL Serum IgE Pengecatan Gram Biopsi kulit Tes tusuk

9. KonsultasiTidak perlu

10. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

11. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik 1. Metilprednisolon 8 mg @8 jam, dosis anak: 0,5-1,5 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 3-5 hari 1. Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. 1. Antibiotika (kalau perlu): azitromisin 500 mg @24 jam selama 3 hari, dosis anak: 10 mg/kgBB @24 jam selama 3 hariTopikal Kompres NaCl 0,9% (untuk lesi akut) Hidrokortison krim 2,5% atau mometason krim 0,1% (untuk lesi akut), dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi) Desoksimetason 0,25% atau betametason 0,1% (untuk lesi kronis) Emolien: urea 10%

12. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin

13. PenyulitDermatitis eksfoliativa, efek samping kortikosteroid (topikal/sistemik), gangguan psikososial

14. Informed ConsentPerlu (untuk tes tusuk)

15. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin

16. Lama Perawatan7 10 hari

17. Masa Pemulihan2 3 minggu

18. HasilLesi dan gatal hilang

19. Patologi Tidak perlu

20. OtopsiTidak perlu

21. PrognosisDubius

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit & Kelamin

23. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

24. Indikator MedisPerbaikan secara klinis

25. Edukasi Perjalanan penyakit bersifat kronik berulang, faktor pencetus, perawatan kulit terutama dengan emolien dan menghindari kontak dengan bahan iritan, hindari swaterapi

26. KepustakaanLeung D. Y. M., Eichenfield L.F., Boguniewicz M. Atopic Dermatitis. In: Fitzpattrick in General Medicine. 8th edition. 2012; vol 1: p.165-182.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINPEMFIGUS VULGARIS2014

1. No. ICD 10L10.1

2. DiagnosisPemfigus Vulgaris

3. PengertianPenyakit kulit dan mukosa yang bersifat autoimun, kronis residif, ditandai dengan vesikel dan bula dinding kendur di atas kulit normal atau eritema.

4. Anamnesis Gelembung berair, mudah pecah meninggalkan luka basah, nyeri dan berbau khas, dapat ditutupi keropeng tebal. Gejala diawali oleh meriang, badan lemas, nafsu makan menurun, sulit menelan

5. Pemeriksaan FisikBula dan vesikel dinding kendor diatas kulit normal atau eritema, erosi, krusta, dengan distribusi generalisata pada kulit dan mukosa. Mousy odor. Tanda Nikolsky (+). Keadaan umum jelek.Secara klinis dibedakan atas bentuk ringan (kelainan kulit < 1/3 luas permukaan kulit), sedang (kelainan kulit sampai 50% luas permukaan kulit), berat (> 50% luas permukaan kulit).Varian klinis lain: Pemfigus vegetans: erosi yang cenderung berkembang menjadi jaringan granulasi dan krusta (lesi vegetasi), predileksi pada daerah intertriginosa, kulit kepala dan wajah. Pemfigus foliaseus: erosi berkrusta dan berskuama diatas dasar eritema, predileksi pada daerah seboroik. Tidak didapatkan bula berdinding kendor.

6. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

7. Diagnosis BandingPemfigoid bulosa, Dermatitis herpetiformis, Dermatosis Linear IgA, Epidermolisis bulosa akuisita, Sindrom Stevens-Johnson/Nekrolisis Epidermal Toksik.

8. Pemeriksaan Penunjang DL Kimia darah: SGOT, SGPT, BUN, SC, gula darah, albumin, elektrolit. Pemeriksaan Tzanck Pemeriksaan Gram, kultur dan tes sensitivitas Pemeriksaan histopatologi

9. KonsultasiPenyakit Dalam, THT, Gigi & Mulut, Patologi Anatomi, Gizi klinis

10. Perawatan Rumah SakitRawat inap

11. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik Metilprednisolon injeksi intravena: dosis awal 2-3 mg/kgBB, maksimal 125 mg @24 jam (pagi) selama 7-14 hari. Kemudian dosis diturunkan tiap 7-14 hari: 62,5 mg @24 jam (pagi), dilanjutkan metilprednisolon oral 28 mg (@pagi dan siang), kemudian 24 mg (@pagi dan siang). Penurunan selanjutnya 4-8 mg dalam 7-14 hari, hingga tercapai dosis pemeliharaan. Kortikosteroid dapat dikombinasi dengan agen imunosupresif seperti azatioprin 2,5 mg/kg/hari selama 12 minggu atau mikofenolat mofetil 30-40 mg/kg/hari @12 jam. Antibiotik (bila infeksi): ko-amoksiklav 500 mg/125 mg @8jam atau sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas1. Topikal 1. Kompres NaCl 0,9% (untuk lesi vesikel, bula dan erosi) Hidrokortison krim 2,5% atau mometason krim 0,1% (untuk lesi kering) Triamsinolon asetonid (untuk lesi di mukosa)

12. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

13. PenyulitInfeksi dan gangguan metabolik

14. Informed ConsentPerlu

15. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

16. Lama Perawatan4-8 minggu

17. Masa Pemulihan1-2 minggu

18. HasilLesi kulit mengering, bula baru tidak ada

19. Patologi Perlu

20. OtopsiTidak diperlukan

21. PrognosisDubius ad malam

22. Tindak LanjutKontrol poliklinik kulit dan kelamin, monitoring efek kortikosteroid

23. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

24. Indikator MedisPerbaikan secara klinis

25. Edukasi Perjalanan penyakit kambuh-kambuhan, hindari swaterapi, efek samping penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dan jangka panjang, penyulit yang dapat terjadi

26. KepustakaanPayne AS, Stanley JR. Pemphigus. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th edition. New York: McGraw-Hill, 2012.p: 586 600.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINPEMFIGOID BULOSA2014

1. No. ICD 10L12.0

1. DiagnosisPemfigoid Bulosa

1. PengertianPenyakit kulit yang bersifat autoimun, kronis residif, ditandai dengan vesikel dan bula dinding tegang diatas kulit normal, terutama didapatkan pada usia > 60 tahun

1. AnamnesisGelembung berair yang tidak mudah pecah dengan rasa gatal, didahului dengan bercak kemerahan

1. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum baik Bula dinding tegang diatas kulit normal, berisi cairan serus, kadang-kadang hemoragik. Tanda Nikolsky dan Asboe Hansen (-) Erosi yang menyembuh meninggalkan bekas hiperpigmentasi yang bertahan selama beberapa bulan. Predileksi: terutama permukaan fleksor, bisa terjadi pada bagian tubuh yang lain Jarang pada mukosa, terbatas pada mukosa oral

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingDermatitis herpetiformis, epidermolisis bulosa, lupus eritematosus bulosa

1. Pemeriksaan Penunjang DL Kimia darah: SGOT, SGPT, BUN, SC, gula darah, albumin, elektrolit. Pemeriksaan Tzanck Pemeriksaan Gram, kultur dan tes sensitivitas Biopsi kulit

1. KonsultasiPenyakit Dalam, THT, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi, Gizi klinik

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik Metilprednisolon oral: dosis awal 24 mg @pagi dan siang. Dosis diturunkan 4 mg tiap 7-14 hari Kortikosteroid dapat dikombinasi dengan agen imunosupresif seperti azatioprin 2,5 mg/kg/hari selama 12 minggu Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam Antibiotik (bila infeksi): ko-amoksiklav 500 mg/125 mg @8jam atau sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas1. Topikal 1. Kompres NaCl 0,9% (untuk lesi vesikel, bula dan erosi) 1. Hidrokortison krim 2,5% atau mometason krim 0,1% (untuk lesi kering) Triamsinolon asetonid (untuk lesi di mukosa)

1. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

1. PenyulitInfeksi sekunder, sepsis dan bronkopneumonia

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan2-4 minggu

1. Masa Pemulihan1-2 minggu

1. HasilLesi kulit mengering, tidak tumbuh bula baru

1. Patologi Perlu (untuk menegakkan diagnosis)

1. OtopsiTidak diperlukan

1. PrognosisDubius ad bonam

1. Tindak LanjutKontrol ke Poliklinik Kulit dan Kelamin, monitoring efek kortikosteroid

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisPerbaikan klinis

1. Edukasi Perjalanan penyakit kambuh-kambuhan, hindari swaterapi, efek samping penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dan jangka panjang, penyulit yang dapat terjadi

1. KepustakaanCulton D.A., Liu Z., Diaz L.A. Bullous Pemphigoid. In: Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilchrest B.A., Paller A.S., Leffell D. J., Wolff K. editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. New York: McGraw Hill;2012. ed 8th. p. 608-23.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINERUPSI OBAT MAKULOPAPULAR2014

1. No. ICD 10L.270

1. DiagnosisErupsi Obat Makulopapular

1. PengertianKelainan pada kulit sebagai akibat pemberian obat pada orang yang hipersensitif terhadap obat tersebut, ditandai dengan lesi kulit makula dan papul eritema

1. Anamnesis Timbul ruam disertai gatal pada kulit setelah mengkonsumsi obat dalam 8 minggu terakhir yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke ekstremitas Gejala disertai oleh demam dan lemas

1. Pemeriksaan FisikLesi kulit makulopapular (eksantema)

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingViral eksantema

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL1. Kimia darah: SGOT, SGPT, BUN, SC1. Tes tempel

1. KonsultasiTidak perlu

1. Perawatan Rumah SakitRawat Inap

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik1. Metilprednisolon 8 mg @8 jam selama 3 hari, diturunkan menjadi 8 mg @ 12 jam selama 3 hari dilanjutkan dengan 8 mg @ 24 jam selama 1 hari, dosis anak: 1 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis 1. Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Eliminasi obat yang dicurigai

1. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

1. PenyulitKeterlibatan organ dalam

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan5 7 hari

1. Masa Pemulihan1 2 minggu

1. HasilLesi hilang

1. Patologi Tidak perlu

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius

1. Tindak LanjutKontrol ke Poliklinik Kulit dan Kelamin

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisKesembuhan klinis

1. Edukasi Menghindari obat-obat yang dicurigai menyebabkan alergi dan obat yang bereaksi silang, catatan obat yang dicurigai harus dibawa ke manapun dan ditunjukkan saat berobat, tidak swaterapi

1. KepustakaanShear NH, Knowles SR, Sullivan JR, Shapir OL: Cutaneus Reaction to drugs. In: Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 8th edition. New York: McGraw-Hill.2012; 449 50.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINSTEVENS-JOHNSON SYNDROME / SINDROMA STEVENS JOHNSON (SSJ)2014

1. No. ICD 10L51.1

1. DiagnosisStevens-Johnson Syndrome / Sindroma Stevens Johnson (SSJ)

1. PengertianPenyakit kulit yang akut dan fatal, ditandai oleh demam yang tinggi, lesi pada kulit, mata dan mukosa lubang alam seperti mulut, hidung, vagina / penis dan anus, paling sering akibat obat.

1. Anamnesis1. Gejala dapat didahului demam, lemas dan sakit kepala1. Gejala kulit: kemerahan atau lepuh pada kulit 1. Mata merah disertai dengan kotoran atau cairan, luka pada bibir, genitalia, anus atau lubang hidung 1. Riwayat minum obat atau infeksi

1. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum buruk1. Gejala kulit: eritema, papul, vesikel, purpura atau bula yang kemudian pecah sehingga terjadi erosi (dengan luas permukaan tubuh 30% luas permukaan tubuh), lesi pada mukosa (mata, bibir, genital, anus) dan gejala konstitusi yang berat. Paling sering terjadi akibat obat.

1. Anamnesis1. Gejala didahului oleh demam, lemas dan sakit kepala1. Gejala kulit: kemerahan atau lepuh pada kulit 1. Mata merah disertai dengan kotoran atau cairan, luka pada bibir, genitalia, anus atau lubang hidung 1. Riwayat minum obat atau infeksi

1. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum buruk1. Gejala kulit: eritema, papul, vesikel, purpura atau bula yang kemudian pecah sehingga terjadi erosi (dengan luas permukaan tubuh >30%). Tanda Nikolsky (+)1. Keterlibatan mukosa (mukosa mata, oral, genitalia, kadang di hidung dan anus). Berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, ditutupi krusta hitam

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis Banding Fixed drug eruption bulosa generalisata Acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP) Staphylococcal scalded skin syndrome

1. Pemeriksaan Penunjang DL Kimia darah: SGOT, SGPT, BUN, SC, Gula darah, Elektrolit. UL Analisis Gas Darah Pemeriksaan Gram, kultur dan tes sensitivitas

1. KonsultasiMata, THT, Bedah plastik

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik1. Deksametason injeksi intravena 10 mg @ 8 jam selama 1 hari, kemudian diturunkan menjadi 10 mg @ 12 jam selama 1 hari, diturunkan menjadi 10 mg pagi dan 5 mg siang selama 1 hari, kemudian 5 mg pagi dan 5 mg siang selama 3 hari, selanjutnya 5 mg pagi selama 3 hari, kemudian diganti metilprednisolon oral 1. Antibiotik: Levofloksasin 1 x 500 mg per drip intravena bila ada infeksiTopikal1. Triamsinolon asetonid pada bibir 1. Kompres NaCl 0,9 % pada lesi basah 1. Hidrokortison 2,5% + kloramfenikol 2% pada lesi keringObservasi tensi, nadi, suhu dan kesadaran 24 jamInfus NaCl 0,9% dan glukosa 5% (1:1) 20 tetes/menitSemua obat yang diminum sebelumnya dihentikan

1. Tempat PelayananBurn Unit RSUP Sanglah Denpasar

1. PenyulitGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gagal ginjal, pneumonia dan sepsis

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan10-14 hari

1. Masa Pemulihan7-14 hari

1. HasilPasien tidak demam, lesi mengering, tidak ada lesi baru

1. Patologi Tidak perlu

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius

1. Tindak LanjutKontrol poliklinik kulit dan kelamin.

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisPerbaikan secara klinis dan laboratorium

1. Edukasi Menghindari obat-obat yang dicurigai menyebabkan alergi dan obat yang bereaksi silang.

1. KepustakaanAllanore LV, Roujeau JC. Epidermal Necrolysis (Stevens-Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis). In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th edition. New York: McGraw-Hill, 2012.p: 439 49.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINFIXED DRUG ERUPTION2014

1. No. ICD 10L.270

1. DiagnosisFixed Drug Eruption

1. PengertianKelainan kulit dan/atau mukosa yang disebabkan oleh obat, ditandai bercak berwarna keunguan, timbul berulang di tempat yang sama atau lokasi lain

1. AnamnesisRiwayat terpapar obat, muncul lesi kulit di tempat yang sama, gatal, terbakar, demam, lemas, gejala saluran cerna

1. Pemeriksaan FisikTipe bulosa: bula yang cepat menyebar di atas kulit yang merah keunguanTipe plak edematosa: Makula eritema, soliter, bulat atau oval, batas tegas, merah cerah atau merah kehitaman yang berkembang menjadi plak edema

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingTEN, Eritema multiforme

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL1. Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT1. UL dan FL1. Biopsi kulit1. Tes tempel

1. KonsultasiTHT, Patologi Anatomi

1. Perawatan Rumah SakitRawat jalan

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik 1. Metilprednisolon 8 mg @8 jam selama 7 hari, dosis anak: 1 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis 1. Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Topikal 1. Kompres NaCl 0,9% (untuk lesi basah)1. Hidrokortison krim 2,5% dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi)1. Triamsinolon asetonid pada bibir Eliminasi obat yang dicurigai

1. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin

1. PenyulitPerluasan ke arah epidermal nekrolisis / erupsi obat yang lebih berat dengan keterlibatan traktus respiratorius, gastrointestinal

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis, residen, perawat

1. Lama Perawatan5- 7 hari

1. Masa Pemulihan2 4 minggu

1. HasilKelainan pigmentasi

1. Patologi Perlu jika klinis meragukan

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius ad bonam

1. Tindak LanjutKontrol poliklinik kulit dan kelamin

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisKesembuhan secara klinis

1. Edukasi Menghindari obat-obat yang dicurigai menyebabkan alergi dan obat yang bereaksi silang, catatan obat yang dicurigai harus dibawa ke manapun dan ditunjukkan saat berobat

1. KepustakaanShear NH, Knowles SR, Sullivan JR, Shapir OL: Cutaneus Reaction to drugs. In: Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 8th edition. New York: McGraw-Hill.2012; 449 50.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINLUPUS ERITEMATOSUS KUTANEUS2014

1. No. ICD 10L.931

1. DiagnosisLupus Eritematosus Kutaneus

1. PengertianKelainan kulit ditandai dengan lesi plak eritema berskuama berbatas tegas dengan berbagai ukuran pada daerah yang terpapar matahari, yang disebabkan oleh reaksi autoimun, dapat terlokalisir maupun generalisata.

1. AnamnesisBercak merah terutama pada daerah yang terpapar matahari

1. Pemeriksaan FisikTerdapat 2 jenis: spesifik dan nonspesifik. Tipe spesifik dapat berupa akut, subakut dan kronis1. Tipe akut terlokalisir: malar rash atau butterfly rash1. Tipe akut generalisata: makula dan papul eritema berkonfluent terutama pada daerah yang terpapar matahari, rash lupus eritematosus sistemik1. Tipe subakut anular: plak eritema berbentuk anular 1. Tipe subakut papuloskuamosa: plak eritema ditutupi skuama, menyerupai psoriasis dan makulopapular 1. Tipe kronis (diskoid): makula merah keunguan berbentuk seperti koin, dengan atrofi di tengah dan permukaan hiperkeratotik

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingDermatitis seboroik, dermatomiositis, akne rosasea, erupsi obat, mikosis fungoides, dermatitis kontak, psoriasis.

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL dan LED1. Kimia darah: Ureum, Creatinin, SGOT / SGPT1. Urinalisis1. Profil ANA1. Biopsi kulit

1. KonsultasiIlmu Penyakit Dalam divisi Reumatologi, Mata, Patologi Anatomi, Patologi Klinik

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap jika lesi generalisata

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik untuk lesi generalisata1. Hidro klorokuin 150 mg @12 jam selama 4-6 minggu, dosis anak: 6,5 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis selama 4-6 mingguTopikal untuk lesi lokalisata1. Desoksimetason salep 0,25% 1. Tabir surya SPF 30

1. Tempat PelayananPoliklinik Kulit dan Kelamin atau ruang rawat inap (jika lesi generalisata)

1. PenyulitKeterlibatan organ sistemik yang mengarah ke sistemik lupus eritematosis

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan2 - 3 minggu

1. Masa Pemulihan4 - 6 minggu

1. HasilPlak menipis dengan meninggalkan kelainan pigmen dan atrofi

1. Patologi Perlu

1. OtopsiTidak diperlukan

1. PrognosisDubius

1. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin, monitoring efek hidro klorokuin (laboratorium dan pemeriksaan mata rutin)

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisKesembuhan secara klinis

1. Edukasi Hindari sinar matahari, penggunaan tabir surya, hindari swaterapi, menjelaskan tanda-tanda terjadinya keterlibatan sistemik,

1. KepustakaanCostner MI, Sontheimer RD. Lupus Erythematosus. In :Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz Si. EdsFitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8thed. New York: McGraw-Hill, 2012:1909 26.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINERITRODERMA2014

1. No. ICD 10L.26

1. DiagnosisEritroderma

1. PengertianKelainan kulit inflamasi yang ditandai dengan kemerahan dan sisik hampir seluruh tubuh (90%) dapat disebabkan oleh perluasan penyakit kulit yang ada sebelumnya, obat, keganasan, penyakit sistemik dan idiopatik.

1. AnamnesisBercak kemerahan disertai sisik pada hampir seluruh tubuh, gatal, dapat disertai demam, menggigil, lemas. Riwayat penyakit kulit sebelumnya (ketombe, eksim, psoriasis), riwayat pengolesan bahan tradisional dan konsumsi obat

1. Pemeriksaan FisikMakula eritema ditutupi skuama, mengenai hampir seluruh tubuh (90% luas tubuh)

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingDiagnosis banding etiologi: psoriasis, dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis seboroik, pitiriasis rubra pilaris, obat, sindrom Sezary, penyakit sistemik

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL, LED1. Gambaran darah tepi: sel Sezary 1. Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT, albumin, elektrolit, gula darah1. UL1. Biopsi kulit serial

1. KonsultasiIlmu Penyakit Dalam, Bagian THT, Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, Ilmu Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Gizi Klinik.

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik 1. Metilprednisolon 8 mg @8 jam (tidak diberikan pada kasus dengan kecurigaan psoriasis), dosis anak: 1 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis1. Jika psoriasis sebagai penyebab: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat1. Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Topikal 1. Oleum olivarum1. Desoksimetason salep 0,25% atau mometason krim 0,1% dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi)Monitoring vital sign, nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolitEliminasi obat yang dicurigai

1. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

1. PenyulitGangguan kardiovaskular, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hipoalbuminemia, gangguan termoregulator suhu, sepsis, pneumonia

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan2 minggu

1. Masa Pemulihan3 4 minggu

1. HasilEritema dan skuama hilang

1. Patologi Perlu (biopsi serial)

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius

1. Tindak LanjutRawat poliklinik kulit dan kelamin dan poliklinik lain terkait penyulit, monitoring efek kortikosteroid atau metotreksat

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisKesembuhan secara klinis

1. Edukasi Kemungkinan kambuh, hindari pengolesan bahan topikal tradisional, obati penyakit yang mendasari, hindari swaterapi.

1. KepustakaanGrant JM, Fedeles F, Rothe MJ.Exfoliative Dermatitis. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz Si.eds. Fitzpatricks Dermatology In General. 10th ed. New York:McGrawHill, 2012: 266 70.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINDERMATITIS HERPETIFORMIS2014

1. No. ICD 10L.13.0

1. DiagnosisDermatitis Herpetiformis

1. PengertianKelainan kulit yang ditandai dengan erupsi vesikel dan bula di atas kulit eritema, tersusun berkelompok menyerupai herpes, bersifat kronik residif, yang sering dihubungkan dengan gluten-sensitive enteropathy

1. AnamnesisGelembung berair terasa gatal atau terbakar, kumat-kumatan

1. Pemeriksaan FisikVesikel dan bula berdinding tegang berkelompok di atas kulit eritema dengan susunan menyerupai herpes, distribusi simetris, bilateral. Tanda Nikolsky (-). Sering dijumpai pada: siku, lutut, bokong, bahu dan sakral.

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik da pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingPemfigoid bulosa, dermatitis atopik, urtikaria papular, Linear immunoglobulin A dermatosis

1. Pemeriksaan Penunjang DL Kimia darah: BUN, SC, SGOT, SGPT Pemeriksaan G6PD Tes Tzanck Biopsi kulit

1. KonsultasiIlmu Penyakit Dalam, Patologi Anatomi, Gizi Klinik

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik Sulfasalazin 500 - 1000 mg @12 jam selama 3-5 hari Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam atau setirizin 10 mg @24 jam, dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Topikal Kompres NaCl 0,9% (pada lesi basah) Hidrokortison krim 2,5%, dicampurkan dengan kloramfenikol 2% (bila ada erosi)Diet bebas gluten

1. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

1. PenyulitHipersensitif sulfa

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan7 - 10 hari

1. Masa Pemulihan2 minggu

1. HasilTidak muncul vesikel dan bula baru

1. Patologi Perlu

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius ad bonam

1. Tindak LanjutKontrol poliklinik Kulit dan Kelamin, monitoring efek sulfasalazin

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisPerbaikan secara klinis

1. Edukasi Perjalanan penyakit yang bersifat kambuh-kambuhan, hindari konsumsi makanan yang mengandung tepung terigu, tanda-tanda reaksi alergi terhadap obat

1. Kepustakaan Ronaghy A., Katz S.I., Hall R. S. Dermatitis Herpertiformis. In: Fitzpattrick in General Medicine. 8th edition. 2012; vol 1: p.642-649. Willsteed E, Lee M, Wong LC, Cooper A. Sulfasalazine and dermatitis herpetiformis. Australas J Dermatol. 2005; 46(2):101-3.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINURTIKARIA DAN ANGIOEDEMA2014

1. No. ICD 10L.50

1. DiagnosisUrtikaria dan Angioedema

1. PengertianKelainan kulit atau mukosa yang ditandai dengan urtika yang bersifat hilang timbul dalam waktu < 24 jam, dapat bersifat akut atau kronis.

1. AnamnesisBentol pada kulit yang gatal, nyeri atau terasa terbakar, bersifat hilang timbul dan berpindah-pindah, dapat disertai keluhan nyeri kepala, sesak nafas, mual, muntah, berdebar, demam, diare, menggigil, nyeri sendi dan flushing.

1. Pemeriksaan Fisik1. Urtika dengan bentuk lesi dapat teratur atau tidak teratur, berukuran dari miliar hingga plakat dengan distribusi dapat lokalisata, generalisata. Lesi dapat hilang timbul. Dermografisme (+). Tes provokasi dingin atau hangat (+).1. Angioedema dapat timbul pada kelopak mata, bibir, dapat disertai atau tidak disertai keterlibatan organ lain.

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

1. Diagnosis BandingUrtikaria pigmentosa, eritema multiforme, eritema migrans, fotosensitivitas akut, fixed drug eruption, pemfigoid bulosa (lesi urtika), erupsi obat tipe urtika

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL, LED1. UL, FL1. Serum IgE1. Tes tusuk

1. KonsultasiTHT, Gigi (untuk mencari fokal infeksi)

1. Perawatan Rumah SakitRawat inap (urtikaria akut dan angioedema)

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Sistemik 1. Deksametason injeksi intravena 5 mg @24 jam (pagi) selama 1 hari, kemudian diganti dengan metilprednisolon oral 8 mg @8 jam selama 3 hari.1. Antihistamin: loratadin 10 mg @24 jam dosis anak: 1-2 th: 250 g/kgBB @12 jam, 2-6 th: 5 mg @24 jam atau 2,5 mg @12 jam, 6-12 th: sama dengan dewasa. Topikal 1. Bedak salisilat 1 %Identifikasi dan menghindari pencetus.

1. Tempat PelayananRuang rawat inap RSUP Sanglah

1. PenyulitTerdapat keterlibatan organ lain seperti traktus respiratorius (edema laring), traktus gastrointestinal dan kardiovaskular.

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan3 hari

1. Masa Pemulihan1 minggu

1. HasilUrtika, bengkak dan gatal hilang

1. Patologi Tidak perlu

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius ad bonam

1. Tindak LanjutKontrol Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisKesembuhan secara klinis

1. Edukasi Kemungkinan kambuh, penelusuran penyebab, pengobatan penyakit yang mendasari

1. KepustakaanKaplan AP. Urticaria and Angioedema. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th edition. New York: McGraw-Hill, 2012.p: 414 30.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINPSORIASIS 2014

1. No. ICD 10L40.0

1. DiagnosisPsoriasis

1. PengertianPenyakit peradangan kulit kronik residif ditandai oleh plak eritema batas tegas dengan skuama tebal keperakan, kasar dan berlapis, disertai fenomena bercak lilin, tanda Auspitz dan fenomena Koebner.

1. Anamnesis1. Bercak merah bersisik tebal, kumat-kumatan, kadang gatal, dapat disertai nyeri sendi, dan dapat dicetuskan oleh adanya stres psikologis, kelelahan, infeksi.

1. Pemeriksaan FisikSubtipe klinis1. Tipe vulgaris: plak eritema batas tegas ditutupi skuama tebal keperakan yang kasar dan berlapis pada daerah predileksi ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral bagian bawah, pantat, dan genital. Pada kuku didapatkan pitting nail dan oil drop sign1. Tipe gutata: erupsi berupa papul kecil berdiameter 0,5-1,5 cm pada badan bagian atas dan ekstremitas proksimal1. Tipe pustulosa generalisata (von Zumbusch): erupsi pustul steril generalisata berdiameter 2-3 mm, di atas kulit eritema bersifat diseminata pada badan, ekstremitas, termasuk kuku, palmar dan plantar. Disertai oleh demam, dan dapat menjadi eritroderma.

1. Kriteria DiagnosisAnamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan histopatologi

1. Diagnosis BandingDermatitis numular, tinea korporis, pitiriasis rubra pilaris, dermatitis seboroik, dermatitis kontak, pitiriasis rosea, pitiriasis likenoides kronikus, sifilis sekunder, eritroderma akibat obat, impetigo, kandidiasis superfisialis, folikulitis superfisial, acute generalized exanthematous pustulosis

1. Pemeriksaan Penunjang1. DL1. Kimia darah: BUN, SC, LFT, albumin, asam urat, glukosa darah, profil lipid1. Elektrolit 1. UL dan FL1. Biopsi kulit1. Rontgen sendi

1. KonsultasiPenyakit dalam (divisi reumatologi, endokrinologi), THT, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi, Psikiatri

1. Perawatan Rumah Sakit1. Rawat jalan1. Rawat inap: psoriasis pustulosa

1. Terapi / tindakan (ICD 9-CM)Topikal 1. Salep campuran asam salisilat 2-5% dan coal tar 5%1. Desoksimetason 0,25% atau betametason 0,1% (ointment)Fototerapi: NB-UVBTerapi sistemik1. Lini pertama: metotreksat 7,5 - 15 mg/minggu, terbagi dalam 3 dosis @12 jam selama 4-6 minggu, disertai pemberian asam folat1. Lini kedua: siklosporin 5 mg/kg @24 jam, mikofenolat mofetil 30-40 mg/kg/hari @12 jam

1. Tempat PelayananRawat jalan dan rawat inap RSUP Sanglah Denpasar

1. PenyulitEritroderma, infeksi, stres fisik dan mental, sindrom metabolik, psoriasis artritis

1. Informed ConsentPerlu

1. Tenaga StandarDokter spesialis dan residen kulit dan kelamin, perawat

1. Lama Perawatan2 minggu

1. Masa Pemulihan2 minggu

1. HasilLesi menipis sampai hilang, tidak didapatkan penyulit

1. Patologi Perlu

1. OtopsiTidak perlu

1. PrognosisDubius

1. Tindak LanjutKontrol ke Poliklinik Kulit dan Kelamin, monitoring efek metotreksat

1. Tingkat Evidens & Rekomendasi1a & A

1. Indikator MedisPerbaikan klinis

1. Edukasi Menghindari faktor pencetus dan garukan, penyulit yang dapat terjadi, hindari swaterapi

1. KepustakaanGudjonsson J.E., Elder J.T. Psoriasis. In: Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilchrest B.A., Paller A.S., Leffell D. J., Wolff K. editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. New York: McGraw Hill;2012. ed 8th. p. 197-231.

RSUP SANGLAHDENPASAR

PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMINERITEMA MULTIFORME2014

1. No. ICD 10L51

1. DiagnosisEritema Multiforme

1. PengertianKelainan kulit dan/atau mukosa yang ditandai dengan lesi target konsentris yang khas, dapat sembuh sendiri dan seringkali berulang, akibat reaksi hipersensitivitas terutama terhadap infeksi HSV dan M. pneumoniae serta obat.

1. Anamnesis1. Bercak merah pada kulit, luka atau gelembung berair pada mukosa1. Dapat disertai demam ringan, batuk pilek, lemas, nyeri kepala atau sendi1. Riwayat sariawan, bintik berair pada bibir atau genital sebelumnya, riwayat konsumsi obat atau imunisasi sebelumnya

1. Pemeriksaan FisikLesi target tipikal berupa papul atau plak eritema dengan tiga komponen konsentris, bagian tengah dapat berubah warna menjadi keunguan dan nekrotik atau berubah menjadi vesikel dan bula. Dapat dijumpai lesi atipikal meninggi yang hanya terdiri dari dua cincin dengan bagian tengah berwarna lebih gelap dan dikelilingi oleh batas kemerahan. Total lesi