PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan...

12
PPI Brief Series Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia PPI Brief no. 12 / 2019 Ahmad Zacky Makarim, Vinny Dwi Melliny, dan Muhammad Fadhil Habibie Tantangan dan Prospek Ekonomi Syariah di Indonesia

Transcript of PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan...

Page 1: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief SeriesPerhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

PPI Brief no. 12 / 2019

Ahmad Zacky Makarim, Vinny Dwi Melliny,

dan Muhammad Fadhil Habibie

Tantangan dan Prospek Ekonomi Syariah di Indonesia

Page 2: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

RINGKASAN EKSEKUTIF

Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masih terbilang rendah. Indeks literasi keuangan syariah yang dirilis OJK pada tahun 2016 berada di angka 8,11% dan indeks inklusi keuangan syariah berada di level 11,06%.

Sebagai negara mayoritas muslim, Indonesia telah mendapatkan beberapa prestasi dalam bidang ekonomi syariah, di antaranya lebih dari 5.000 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Indo-nesia sebagai institusi keuangan mikro, negara pertama yang menerbitkan Sistem Online Trading Syariah (SOTS), dan negara pertama yang menerbitkan Sukuk Ritel (Obligasi Ritel) Syariah.

Namun, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi pemerintah, seperti banyaknya peratur-an dan regulasi yang tersebar di berbagai institusi terkait, struktur kurikulum pendidikan ekonomi syariah yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, political will yang dirasa masih kurang, dan belum optimalnya pengembangan industri keuangan non-bank (IKNB) syariah seperti wakaf dan industri halal.

Untuk itu, peningkatan kualitas SDM melalui standarisasi kurikulum ekonomi syariah di tingkat perguruan tinggi, mengembangkan ekonomi syariah berbasis teknologi digital, pen-guatan halal value chain, dan harmonisasi regulasi dan perundang-undangan bisa menjadi langkah terobosan yang bisa diambil oleh pemerintah Indonesia.

LATAR BELAKANG

Ekonomi syariah telah hadir menemani perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia sejak tahun 1991. Meskipun volume dan pengaruhnya belum cukup signifikan, tetapi setidaknya kehadiran ekonomi syariah dapat memberikan solusi dan alternatif baru bagi perekonomian Indonesia dan global. Upaya mengembangkan ekonomi syariah di berbagai negara terus berlanjut seiring dengan adanya berbagai inovasi, ide, gagasan, dan terobosan baru dari berbagai sektor. Potensi dari ekonomi syariah sendiri sudah banyak dirasakan di berbagai negara, baik negara dengan mayoritas penduduk muslim dan tidak. Pada World Islamic Economic Forum (WIEF) tahun 2013, David Cameron selaku Perdana Menteri Inggris mendeklarasikan target Inggris sebagai Pusat Ekonomi Islam di luar negara mayoritas Muslim.

Kemudian, Thomson Reuters berkolaborasi dengan Dinar Standard melaporkan analisa menarik mengenai perkembangan ekonomi syariah di berbagai negara tahun 2017/2018 yang memaparkan bahwa mayoritas negara-negara Muslim menghabiskan US$ 2 trillion di tahun 2016 dari industri gaya hidup atau lifestyle. Tidak hanya itu, total aset dari keuangan syariah global juga mencapai US$ 2,2 trillion. Industri makanan halal juga menghasilkan US$ 1 trillion diikuti dengan media dan hiburan sebesar US$ 198 billion, dan dari sektor jasa dan pariwisata menghasilkan US$ 169 billion(1).

1

Page 3: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

2

Sayangnya, Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi aset yang besar dari sektor keuangan dan sektor riil. Mengacu pada the Global Islamic Economy Indicator (GEI) Score (2), Malaysia menempati urutan pertama dunia dalam pengembangan ekonomi syariah, baik dalam sektor keuangan yang meliputi perbankan dan pasar modal, dan sektor riil, yang merupakan sektor ekonomi yang mengacu pada sektor barang dan jasa. Peringkat ini disusul Uni Emirat Arab dan Arab Saudi masing-masing di urutan kedua dan ketiga, dan Indonesia sendiri berada pada urutan ke-11. Dengan demikian, penting untuk dilakukan pemetaan dari sisi historis, tantangan, prospek dan potensi ekonomi Syariah di Indonesia dengan harapan Indonesia akan mampu menjadi pusat ekonomi Islam dunia di masa mendatang.

ASPEK HISTORIS

Implementasi ekonomi Islam pada era modern dimulai sejak tahun 1940-an, yaitu dengan adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non-konvensional di Pakistan. Secara berkelanjutan, kemudian muncul lembaga keuangan unit desa di Mesir pada 1960-an bernama Mit Ghamr Local Savings Bank. Menariknya, kemunculan lembaga tersebut menginspirasi lahirnya perbankan yang menggunakan konsep Islam sebagai asas utamanya, dimana sampai akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia.(3)

Nama-nama besar keuangan internasional seperti Citibank, Jardine Flemming, ANZ, dan Goldman Sachs telah membuka cabang dan subsidiaries berlandaskan syariah. Trend

Gambar 1. 15 Negara dengan GIE Indicator Score Tertinggi(Sumber: State of Global Islamic Economy Report, 2017/2018)

Page 4: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

3

perkembangan ekonomi syariah ini mendorong Dow Jones membuka Dow Jones Islamic Index. Dow Jones Islamic Index adalah Pasar Index pertama yang dirancang untuk investor yang mencari investasi sesuai dengan hukum syariah. Hal ini menunjukkan eksistensi ekonomi syariah adalah partner baru dalam pembangunan.(4)

Inisiatif pendirian bank syariah Indonesia dimulai pada tahun 1980 melalui diskusi-diskusi bertemakan bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktikkan dalam skala yang relatif terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti).(5) Puncaknya adalah pendirian bank berlandaskan konsep Islam pada tahun 1991 dimana Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), bersama dengan pemerintah meresmikan pendirian bank syariah pertama di Indonesia yang diberi nama Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI sukses menunjukkan taringnya pada krisis moneter 1998. Ketika banyak bank yang tutup dan bahkan tidak sedikit yang harus di-bailout, BMI berhasil bertahan dari krisis.(6)

Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belum memperoleh perhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil" pada UU No. 7 Tahun 1992, tanpa rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan penyempurnaan UU No. 7 Tahun 1992 tersebut menjadi UU No. 10 Tahun 1998, yang mempertegas eksistensi dua sistem dalam perbankan di Tanah Air (dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang ini disambut hangat masyarakat perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa bank syariah lain, yakni Bank IFI Cabang Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Niaga Syariah, Bank Tabungan Negara (BTN) Syairah, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat, dan BPD Aceh. Per Juli 2018, OJK mencatat terdapat 13 Bank Umum Syariah dan 21 Unit Usaha Syariah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.(7)

TANTANGAN

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sampai saat ini tidak lepas dari berbagai masalah dan tantangan yang menghadang, dengan memerhatikan kondisi internal negara dan faktor ekonomi global. Terkait dengan itu, perlu kita apresiasi langkah pemerintah bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam mengkaji, menganalisis, dan memberikan solusi terkait hal ini. Menurut pandangan kami, beberapa tantangan yang perlu disorot antara lain:

Page 5: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

4

- Masih minimnya indeks literasi dan inklusi keuangan syariah

Indeks literasi keuangan syariah yang dirilis OJK pada tahun 2016 masih berada di angka 8,11%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan syariah masih terbilang kecil yaitu di level 11,06%.(8) Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia masih belum well-literate terhadap keuangan syariah. Sangat disayangkan realita ini terjadi di negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Hal ini berimbas terhadap market share perbankan syariah di Indonesia yang masih berada di level 5,70%, di belakang negara tetangga Malaysia yang sudah mencapai 27%.(9) Bahkan jauh tertinggal dengan Arab Saudi yang sudah mencapai 51% berdasarkan data Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA). (10)

Gambar 2. Indeks Literasi Keuangan – Sektoral Syariah (Sumber: OJK, 2016)

Tabel 1. Indeks Literasi Kuangan Sektoral 2013-2016 (Sumber: OJK, 2016)

Page 6: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

5

Berdasarkan data OJK tahun 2016, secara sektoral indeks literasi keuangan syariah dibagi mnejadi enam bidang: perbankan, asuransi syariah (takaful), lembaga pembiayaan, pegadaian, pasar modal, dan dana pensiun. Dapat dilihat pada Tabel 1, indeks keuangan syariah masih tergolong minim dibandingkan dengan konvensional di seluruh sektor. Sektor dana pensiun dengan nol persen, menggambarkan bahwa masyarakat sama sekali belum mengetahui sistem dana pensiun di sektor syariah. Literasi keuangan syariah memberi gambaran tingkat pemahaman masyarakat atas produk dan jasa keuangan syariah dan sektor-sektor yang masih minim perlu menjadi perhatian bagi lembaga dan institusi keuangan syariah terkait untuk memperbaikinya.

Kemudian, indeks inklusi (aksesibilitas) keuangan syariah angkanya tidak berbeda jauh dengan indeks literasinya. Hal ini dikarenakan indeks literasi dan inklusi saling berkaitan satu dengan yang lain. Inklusi keuangan syariah adalah sektor yang berhubungan dengan akses masyarakat ke sektor keuangan syariah. Jika presentase angkanya masih kecil, dapat ditarik kesimpulan bahwa akses masyarakat kepada institusi keuangan syariah masih minim. Hal ini perlu menjadi motivasi untuk terus memperbaiki pemahaman tentang sistem, produk, jasa keuangan, serta ketersediaan layanan keuangan syariah formal yang berkualitas.

- Kualitas sumber daya manusia (SDM) perlu dievaluasi

Data dari OJK tahun 2016 menunjukkan sedikitnya ada 220 program studi ekonomi syariah yang tersebar di 160 perguruan tinggi di Indonesia dengan jumlah lulusan ekonomi syariah yang bertambah banyak setiap tahunnya.(11) Kenyataannya, masih banyak dijumpai SDM ekonomi syariah yang belum masuk di sektor-sektor ekonomi syariah. Hal ini perlu menjadi concern bagi pemerintah dan perguruan tinggi untuk menemukan solusi dari mismatch antara kebutuhan industri dengan pembelajaran di kampus. Standardisasi kompetensi SDM ekonomi syariah baik dari sisi implementasi (practicability) dan dari sisi pemahaman (princilple/hukum syariah) menjadi penting mengingat SDM adalah salah satu pilar strategis dalam pengembangan ekonomi syariah.

Tabel 2. Indeks Inklusi Kuangan Syariah Sektoral 2013-2016 (Sumber: OJK, 2016)

Page 7: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

REKOMENDASI

Secara umum, perbankan syariah mempunyai pertumbuhan yang baik akan tetapi dari sisi industri dan dampak terhadap perekonomian masih terbilang minim. Namun, melihat potensi ekonomi syariah di Indonesia dengan demografi populasi muslim terbesar di dunia, pengembangan ekonomi syariah di Indonesia mempunyai potensi untuk berkontribusi lebih tinggi untuk mendukung perekonomian nasional. Kami menawarkan beberapa solusi antara lain:

Pertama, mengoptimalkan institusi riset khusus yang berfokus dalam bidang ekonomi syariah baik dalam sektor keuangan dan sektor riil. Optimalisasi lembaga ini dirasa pent-ing karena untuk meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah di Indonesia. Sampai saat ini, kita perlu apresiasi kepada Pemerintah yang telah mendirikan KNKS sebagai lem-baga yang berfokus dalam bidang riset dan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Indonesia dalam hal ini juga dapat mencontoh Malaysia dalam mengembangkan ekonomi syariah. Dapat kita jumpai di Malaysia banyaknya lembaga atau institusi untuk peneli-

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

6

- Penggunaan teknologi dalam sektor ekonomi syariah.

Di era Industri 4.0, peran teknologi tidak bisa diremehkan. Di dunia perbankan modern misalnya, teknologi berperan sebagai business driver untuk mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam proses bisnis. Penguasaan inovasi teknologi seperti Internet of Things, Artificial Intelligence, dan Machine Learning perlu menjadi target kedepan bagi perbankan syariah guna memperbaiki kualitas pelayannanya (service excellence).

- Political-will pemerintah belum memberikan hasil maksimal dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan memiliki peran strategis dalam mengembangkan ekonomi syariah. Langkah pemerintah dalam membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), pengesahan UU Perbankan Syariah, serta dorongan Kementerian Keuangan terhadap Sukuk Negara perlu diapresiasi. Tetapi, hal tersebut rasanya belum berdampak maksimal pasalnya pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih di level 5,70%.(12) Kalau kita cermati lebih jauh, Indonesia sejauh ini mempunyai banyak pakar, praktisi, dan akademisi yang well-known di kalangan pakar ekonomi Islam. Maknanya, penulis meyakini para pakar ekonomi syariah Indonesia telah banyak menawarkan hasil kajian dan solusi untuk memajukan ekonomi syariah di Indonesia. Tetapi segala keputusan memang kembali kepada Pemerintah. Satu solusi yang dapat dijadikan contoh adalah bagaimana aset dari satu perusahaan BUMN saja diletakkan di perbankan syariah dan disalurkan dalam bentuk pembiayaan akan memberikan dampak luar biasa dalam peningkatan market share ekonomi syariah dan rasio pembiayaan terhadap GDP.

Page 8: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

7

dan pengembangan ekonomi syariah di Malaysia. Sebagai contoh diantaranya Malaysia International Islamic Financial Centre (MIFC), International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) dan International Shariah Research Academy (ISRA) yang bernaung di bawah Bank Negara Malaysia. Di sisi lain, untuk menunjang pengembangan Industri halal, Malaysia mempunyai lembaga riset bernama International Institute for Halal Research Training (INHART) yang bernaung dibawah kampus IIUM di Malaysia. Hasilnya, Malaysia sampai saat ini boleh dikatakan sebagai kiblat ekonomi syariah dunia karena banyaknya negara lain yang menjadikan Malaysia sebagai best-practice pengembangan ekonomi syariah di dunia.

Kedua, meningkatkan kualitas SDM dan pengembangan teknologi. Dengan tantangan yang sudah disebutkan di atas kiranya perlu dibuat sebuah standardisasi kompetensi dan kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Standardisasi ini perlu dilakukan dengan menjalin sinergi antara industri, pemerintah, dan perguruan tinggi. Di sisi lain kiranya pemerintah juga perlu menyediakan lembaga sertifikasi untuk lulusan ekonomi syariah untuk menunjang kemampuan dan skill bagi para lulusan ekonomi syari-ah. Malaysia sendiri telah menyediakan program sertifikasi yang diberi nama Chartered Islamic Financial Professional (CIFP) yang tersedia di beberapa lembaga pendidikan. Selan-jutnya, kami berpendapat pentingnya kolaborasi melalui kerjasama antara program studi ekonomi islam dan industri, misalnya dalam pengembangan dan desain kurikulum, peli-batan dalam proses pengajaran, dan pengadaan program magang bagi mahasiswa. Update kurikulum juga perlu dilakukan secara periodik guna bridging gap antara aspek imple-mentasi dalam ekonomi syariah (practicability) dengan kepatuhan terhadap hukum Syari-ah (fundamental principle).

Gambar 3. Lembaga Riset Ekonomi Syariah Malaysia(Sumber: ISRA, 2019; INHART, 2019; INCEIF, 2019)

Page 9: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

8

Ketiga, membenahi sektor perbankan syariah dalam hal layanannya dan implementasi sistem teknologi informasi untuk mendukung inovasi dan perbaikan layanan bagi nasa-bah. Dengan masuknya Industri 4.0 sepatutnya perbankan syariah perlu mengembangkan teknologinya seperti penggunaan Internet of things (IOT) dalam operasional perbankan. Penggunaan teknologi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perbankan. Dengan itu, penulis berharap perbankan syariah juga mulai melirik penggunaan Big Data, Business Intelligence, dan Artificial Intelligence dalam kegiatan operasional yang bersifat day-to-day basis, yang mana penggunaan teknologi dapat dikategorikan berdasarkan kegiatan operasional perbankan yang tertera pada grafik (Islamic Fintech Ecosystem).

Keempat, mendorong kinerja pengelolaan wakaf dengan membangun paradigma baru wakaf melalui penekanan pada keabadian manfaat dari aset wakaf, mendorong tata kelola yang baik (good governance) untuk akuntabilitas pengelolaan wakaf, mendorong manaje-men wakaf secara modern-profesional, dan menekan pada aspek pemerataan dan keadilan sosial dari wakaf. Selain itu, perlu upaya untuk mengarahkan wakaf menjadi wakaf pro-duktif dan tunai. Wakaf produktif adalah skema pengelolaan donasi wakaf dengan mem-produktifkan wakaf tersebut sehingga mampu menghasilkan surplus atau meningkatkan nilai ekonomi wakaf yang dapat digunakan sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat. Sedangkan, wakaf tunai adalah wakaf dalam bentuk uang tunai dan surat berharga. Wakaf tunai akan memperluas basis sumber dana wakaf secara signifikan karena nominal wakaf tunai yang rendah dan bervariasi dibandingkan wakaf aset fisik.

Gambar 4: Islamic Fintech Ecosystem (Sumber: Islamic Fintech Report, 2018)

Page 10: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

9

Beberapa manfaat dari wakaf tunai di antaranya: a) wakaf tunai akan memperluas basis sumber dana wakaf secara signifikan karena nominal wakaf tunai yang jauh lebih rendah dan bervariasi dibandingkan wakaf aset, dan wakaf tunai memiliki instrumen mobilisasi dana yang bervariasi, b) mudah dikelola dan dikembangkan menjadi wakaf produktif, dan c) memiliki banyak alternatif penempatan investasi baik di sektor keuangan atau di sektor riil.

Kelima, perbankan syariah perlu melakukan diferensiasi produk untuk menangkap segmen pasar konsumen usia muda dan berekspansi melalui pembiayaan-pembiayaan pada sektor usaha yang memiliki NPF (Non-Performing Financing) rendah seperti pem-biayaan sektor rumah tangga seperti pembiayaan kendaraan bermotor, multiguna, dan KPR, serta pembiayaan sektor usaha yang risikonya relatif rendah, seperti infrastruktur. Perbankan Syariah juga perlu aktif dalam pengembangan keuangan mikro, karena disinilah mayoritas kelompok ekonomi lemah berada. Di sisi lain, kinerja perbankan syariah wajib dibantu dengan peran pemerintah. Pemerintah perlu menyusun undang-undang perkoper-asian yang diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan mendor-ong pertumbuhan koperasi Syariah di masa mendatang. Selain itu, pemerintah perlu mem-bentuk Direktorat Pembiayaan Syariah pada LPDB-KUMKM yang diprediksi akan memba-wa dampak positif pada peningkatan pendanaan dari pihak ketiga.

Terakhir, Indonesia perlu memperluas lingkup dari aktivitas ekonomi syariah. Umumnya masyarakat menganggap bahwa ekonomi syariah terbatas hanya pada sektor perbankan. Padahal, ekonomi syariah mempunyai cakupan yang lebih luas daripada itu, misalnya industri halal, pariwisata halal, kosmetik halal, pelabuhan halal dan sektor riil lainnya. Sebagai contoh, Australia kini adalah negara eksportir daging halal terbesar di dunia dan Thailand menjadi pengekspor makanan halal terbesar.(14) Realita ini perlu menjadi perha-tian bagi Indonesia mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumen terbe-sar untuk produk halal. Jangan sampai kita hanya menjadi penikmat saja tanpa menjadi pemain.

Page 11: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

Ahmad Zacky Makarim adalah mahasiswa sarjana jurusan Islamic Finance di International Islamic University Malaysia (IIUM), dan anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2018/2019 yang merangkap sebagai Wakil Koordinator Penelitian dan Kajian Strategis PPI Malaysia 2018/19.

TENTANG PENULIS

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

10

PPI Brief adalah analisis bulanan PPI Dunia atas Kondisi nasional dan internasional terkini. Kritik dan saran bisa ditujukan langsung ke [email protected]

Dewan Redaktur: Ahmad Rizky M. Umar, Bening Tirta Muhammad, dan Tim Pusat Kajian & Gerakan PPI Dunia 2018/2019

1. Data State of Global Islamic Economy Report by Thomson Reuters and Dinar Standard 2017/2018, lihat di https://www.slideshare.net/EzzedineGHLAMALLAH/state-of-the-global-islamic-economy-20172018

REFERENSI

Vinny Dwi Melliny adalah mahasiswa pascasarjana di Graduate School of International Cooperation Studies, jurusan Economic Development and Policies, Kobe University, Jepang, dan anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2018/19, serta aktif berkontribusi untuk Tunas Indonesia Jepang (TIJ).

Muhammad Fadhil Habibie saat ini sedang menyelesaikan studi sarjananya di International Islamic University of Malaysia (IIUM) jurusan akuntansi dan merupakan anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia 2018/19.

Page 12: PPI Brief Seriesppidunia.org/wp-content/uploads/2019/07/Policy-Briefs12.pdfoptimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah

2. The Global Islamic Economy Indicator (GEI) Score adalah adalah composite weighted index dimaksudkan untuk menunjukkan kondisi terkini ekosistem ekonomi islam yang megacu pada kondisi keuangan syariah dan industri halal

3. Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001

4. Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 20015https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pag-es/Sejarah-Perbankan-Syariah.aspx

5. Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani Press, 2001

6. Data Otoritas Jasa Keuangan per Juli 2018

7. Data Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016. lihat di https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-ke-giatan/siaran-pers

8. Bank Negara Malaysia. (2017), Financial Stability and Payment System Report 2016. Kuala Lumpur: BNM

9. Saudi Arabian Monetary Authority. (2017), Fifty-Third Annual Report. Riyadh: Saudi Arabian Monetary Authority

10. Setiadi, Edi. (2016, 06 Juni). Sarjana Ekonomi Syariah RI Sulit Bersaing di Dunia Kerja. lihat di https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3226547/sar-jana-ekonomi-syariah-ri-sulit-bersaing-di-dunia-kerja

11. Data Otoritas Jasa Keuangan Juni 2018. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/kanal/s-yariah/berita-dan-kegiatan/-publikasi/Documents/Pages/Snapshot-Perbankan-Syariah-Indonesia-Juni-2018/Snapshot%20Juni%202018%20(final).pdf

12. https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20181211151954-29-45870/ironi-industri-halal -ri-yang-kalah-dari-australia-china

PPI Brief

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia

11