PP MATERNITAS 1.pptx

49
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL BERESIKO DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV : 1. ANANG. S 2. FRIDA MASTINI 3. HENDRI CAHYONO 4. J. LINDA 5. NUR HAYATI NINGSIH 6. ZUMAROH

Transcript of PP MATERNITAS 1.pptx

Slide 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL BERESIKO DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV :ANANG. SFRIDA MASTINIHENDRI CAHYONOJ. LINDANUR HAYATI NINGSIHZUMAROH

1LATAR BELAKANGDi dalam kehamilan juga banyak terjadi proses patofisiologi, Diantaranya adalah mola hidatidosa atau hamil anggur. Selain itu juga akan dibahas tentang plasenta previa dan abrasio plasenta. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Frekuensi solusio plasenta adalah sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio plasenta sering bervariasi tergantung pada seberapa cepat wanita mendapat pertolongan. Angka kematioan perinatal sebesar 25 %. Ketika angka lahir mati akibat kausa lain telah berkurang secara bermakna, angka lahir mati akibat solusio plasenta masih tetap menonjol.

A. MOLLA HIDATIDOSA

DEFINISI MOLA HIDATIDOSASuatu kehamilan patologik dimana korion mengalami beberapa hal sebagai berikut : 1.Degenasi hidrofik dan kistik dan vili khorealis2.Proliferasi trofoblas.3. Tidak ditemukan pembuluh darah janin (Chrisdiono, 2004 : 90). Keadaan patologi dari khorion dengan sifat degenerasi kistik villi dan perubahan hidrofik, tidak ada pembuluh darah janin, dan proliferasi trofoblas. (Balai penerbit FKUI, 2006 : 41)Kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339)

Klasifikasi

GambarMola ParsialMola KompletJaringan embrio AdaTidak adaPembengkakanHidatidosa pada villiFokalDifusHyperplasia trofoblasFokalDifusInklusi stromaAdaTidak adaKoriotipePaternal dan maternal 69, XX atau 69, XYY-5%Paternal 46, XX (86%) 46, XY (4%) 20%Neoplasia trofoblastikKorio karsinoma jarangEtiologi

Penyebab mola hidatidosa belum diketahui, tetapi faktor-faktor yang dapat menyebabkannya antara lain:Faktor ovum yaitu ovum memang sudah patologi sehingga mati tapi terlambat dikeluarkan. Imunoselektif dari trofoblast.Keadaan sosial ekonomi rendah.Paritas tinggi.Kekurangan protein.Infeksi virus dan faktor kromosom belum jelas.Pada wanita yang ovulasinya distimulasi dengan klomiferm (clomid).Wanita yang berada di kedua ujung masa reproduksi (awal batasan tahun atau premenopause). Lebih banyak ditemukan pada etnik mongoloid daripada kaukaoid.Genetik wanita dengan balanced translocation mempunyai resiko lebih tinggi.Manifestasi klinikPerdarahan pervaginam disertai keluarnya gelembung-gelembung seperti buah anggur (gelembung mola).Terjadi gejala toksemia pada trimester I - III. Terjadi hiperemis gravidarum.Dijumpai gejala-gejala tirotoksitosis atau hipertiroid.Kadang-kadang dijumpai emboli paru. Amenore.Preeklampsi.Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti.Pemeriksaan fisik :

Uterus lebih besar dari umur kehamilan / lebih kecil / lebih besar, TFU lebih tinggi dari usia kehamilan.Perdarahan sedikit demi sedikit sampai perdarahan banyak dan pengeluaran gelembung mola. Biasanya terjadi antara bulan 1-7 dengan rata-rata 12-14 minggu. Dijumpai kista lutein yang biasanya lebih besar dari kista lutein biasa.Tidak ada ballotement.Tidak dijumpai adanya DJJ (denyut jantung janin), walaupun ukuran kehamilan besar.Pemeriksaaan penunjang Pemeriksaan kadar beta hCG : pada mola terdapat peningkatan kadar beta hCG darah atau urin. Uji sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kayum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta-Sison). Pemeriksaan foto rontgen abdomen : tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan). Pemeriksaan ultrasonografi : pada mola akan terlihat badai salju (snow plake pattern) dan tidak terlihat janin. Pemeriksaan foto thoraks : pada mola ada gambaran emboli udara. Pemeriksaan T3 dan T4 bila tampak tanda-tanda tirotoksitosis atau hipertiroid.Komplikasi

Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong berakibat fatal. Perdarahan berulang-ulang mengakibatkan anemia. Infeksi sekunder. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan. Menjadi ganas (PTG) pada kira-kira 18-20% kasus akan menjadi moladestrues atau koriokarsinoma. Hiperemesis gravidarum (2-10% pasien). Preeklampsi (12-20% pasien).

Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan mola hidatidosa1. PengkajianAdapun hal-hal yang perlu dikaji :a.Biodatab. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang.c.Riwayat kesehatan yang terdiri atas : Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan masa lalu. Riwayat pembedahand.Riwayat penyakit yang pernah dialamie.Riwayat kesehatan keluargaf.Riwayat kesehatan reproduksig.Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifash.Riwayat seksuali.Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis, dan jenis obat lainnya.j. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

Pemeriksaan fisik :1. Inspeksi2. Palpasi3. Perkusi4. Auskultasi

Pemeriksaan laboaratorium :1. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsy, pap smear.2. Keluarga berencana : kaji mengenai pengetahuan klien tentang KBApakah klien setuju. Apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa

2. Diagnosa keperawatan1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan2) Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri4) Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi5) Kecemasan berhubungan dengan status kesehatan

DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

Klien menunjukkan nyeri berkurang/hilang.KH : Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang. Ekspresi wajah tenang. TTV dalam batas normal.

Kaji tingkat nyeri, lokasi, dan skala nyeri yang dirasakan klien.

Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.

Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi

Beri posisi yang nyaman.

Kolaborasi dalam pemberian analgesik.1. Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi yang tepat.2. Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.3. Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri, sehingga dapat membantu mengurangi nyeri yang dirasakan.4. Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri.5. Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidak dapat dipersepsikan DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan.Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri.KH :- Kebutuhan personal hygiene terpenuhi.-Klien tampak rapi dan bersih.

Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri.

Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas sesuai kemampuannya.

Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada didekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien.1. Mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri sehingga dapat membantu klien memenuhi kebutuhan hygienenya.2. Kebutuhan hygienenya klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat.3. Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya.4. Membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri.

DIAGNOSA TUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri

Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu.KH :- Klien dapat tidur 7-8 jam per hari.- Konjungtiva tidak enemis.

Kaji pola tidur.

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur.Batasi jumlah penjaga klien.

Memberlakukan jam besuk.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat tidur diazepam.

1. Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menetukan intervensi selanjutnya.2. Memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat.

3. Susu mengandung protein yang tinggi, sehingga dapat merangsang untuk tidur.4. Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi, maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi. Sehingga klien dapat istirahat.5. Memberikan kesempatan pada klien untuk tidur.6. Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidurDIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL4. Gangguan rasa nyaman ; hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas.KH : - Tanda-tanda vital dalam batas normal.- Klien tidak mengalami komplikasi.

Pantau suhu klien, perhatikan menggigil/diforesis.

Pantau suhu lingkungan.

Anjurkan untuk minum air hangat dalam jumlah yang banyakBerikan kompres hangat.

Kolaborasi dalam pemberian antipiretikSuhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat membantu diagnosaSuhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal.Minum banyak dapat membantu menurunkan demam.Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas, sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.Antipiretik digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hipotalamus.17DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL5. Kecemasan berhubungan dengan status kesehatanKlien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang.KH :- Ekspresi wajah tenang.- Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya.

Kaji tingkat kecemasan klien.

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.Mendengar keluhan klien dengan empati.

Jelaskan pada klien tentang proses penyakitnya dan terapi yang diberikan.Beri dorongan spiritual/spirit.Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien.Ungkapkan perasaan dapat memberikan rasa lega, sehingga mengurangi kecemasan.Dengan mendengarkan keluhan klien secara empati, maka klien akan merasa diperhatikan.Menambah pengetahuan klien, sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya.Menciptakan ketenangan batin, sehingga kecemasan dapat berkurangB. PLASENTA PREVIA

Definisi

adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri.

KLASIFIKASI

Plasenta previa lengkap (total): pembukaan serviks internal benar-benar tertutup plasenta.Plasenta previa parsial: pembukaan serviks internal sebagian tertutup plasenta.Plasenta previa marginal: plasenta di tepi pembukaan serviks internal. Plasenta previa terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kelahiran hidup.

Faktor-faktor etiologi :

Umur dan paritas- Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering daripada umur dibawah 25 tahun.- Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah.- Di Indonesia menurut Toha plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil; hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang (inferior)Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur mudaEndometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta.Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.Kadang-kadang pada malnutrisiCiri-ciri plasenta previaPerdarahan tanpa nyeriPerdarahan berulangWarna perdarahan merah segarAdanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darahTimbulnya perlahan-lahanWaktu terjadinya saat hamilHis biasanya tidak adaRasa tidak tegang (biasa) saat palpasiDenyut jantung janin adaTeraba jaringan plasenta pada periksa dalam vaginaPenurunan kepala tidak masuk pintu atas panggulPresentasi mungkin abnormal

PEMERIKSAANAnamnesisGejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari sebelumnya.

Lanjutan..Pemeriksaan fisikInspeksi- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya- Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemisPalpasi- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah- Sering dijumpai kesalahan letak janin- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

Lanjutan.Pemeriksaan dengan Alat- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum- Pemeriksaan USGTransvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previaTransabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta

PENATALAKSANAAN

Terapi ekspektatif (pasif)Terapi aktif (tindakan segera)- Seksio sesarea- Melahirkan pervaginam

Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan plasenta previa 1. Pengkajiana. Pengumpulan data 1) Anamnesa a) Identitas klien b) Keluhan utama c)Inspeksi d) Palpasi abdomen 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Obstetri b) Riwayat mensturasi c) Riwayat Kontrasepsi d) Riwayat penyakit dan operasi: 3) Pemeriksaan fisik a) Umum (1) Rambut dan kulit (2) Mata : pucat, anemis (3) Hidung (4) Gigi dan mulut (5) Leher (6) Buah dada / payudara (7) Jantung dan paru (8) Abdomen (9) Vagina (10) System musculoskeletal b) Khusus (1) Tinggi fundus uteri (2) Posisi dan persentasi janin (3) Panggul dan janin lahir (4) Denyut jantung janin. Diagnosa keperawatana. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.b. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan dan menejemennya.c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakansystem imun.DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONALPenurunan kardiak output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan efek perdarahan dan manejemennya.

penurunan kardiak output tidak terjadi atau teratasi.KH :Volume darah intravaskuler dan kardiak output dapat diperbaiki sampai nadi, tekanan darah, nilai hemodinamik, serta nilai laboratorium menunjukkan tanda normal

Ansietas dapat berkurang.KH : Pasangan dapat mengungkapkan harapannya dengan kata-kata tentang manajemen yang sudah direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan.

Kaji dan catat TTV, TD serta jumlah perdarahan.

Bantu pemberian pelayanan kesehatan atau mulai sarankan terapi cairan IV atau terapi transfusi darah sesuai kebutuhan.

Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan.

Menentukan tingkat pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah direncanakan.Berikan pasangan informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan.

Pengkajian yang akurat mengenai status hemodinamik merupakan dasar untuk perencanaan, intervensi, evaluasi.Memperbaiki volume vaskuler membutuhkan terapi IV dan intervensi farmakologi. Kehilangan volume darah harus diperbaiki untuk mencegah komplikasi seperti infeksi, gangguan janin dan gangguan vital ibu hamil.

1. Kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat terapi yang potensial untuk mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak diharapkan.2. Hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting. 3. Pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan ha-hal yang tidak diketahui.DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL3. Resiko tinggi cedera (janin) b /d hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakan system imun.tidak terjadi cedera pada janin.KH :- Menunjukkan profil darah dengan hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN normal.Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau tanda/gejala syok.

Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan.Catat masukan/haluaran urin. Catat berat jenis urin.Berikan heparin, bila diindikasikan

Berikan antibiotic secara parenteral.

Hemoragi berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, anemia pascapartum, KID, gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi.Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan Hb meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi.Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan haluaran urin.Heparin dapat digunakan pada KID di kasus kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau untukmemblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-faktor pembekuan dan menurunkan hemoragi sampai terjadi perbaikan pembedahan.Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau meminimalkan infeksi. C. ABRASIO PLASENTA

Definisi

Solutio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer. Kapita Selekta edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. 2001).Solutio Plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. (Prof. Dr. Hanifa Wikryosastro. Ilmu Kebidanan Jakarta. PT Gramedia. 1992 ).Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable, dimana plasenta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas sebelum kala III. (Dr. Chrisdiono. M. Achadiat,SP.2003)Solutio Plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak. (Obstetri dan Ginekologi, FKU Padjadjaran Bandung, 1984)

Nama lain dari Solutio Plasenta adalah:- Abrupsio Plasenta- Ablasio Plasenta- Accidental Haemorarrhge- Premature Separation Of The Normally Implanted Placenta

Etiologi Solutio Plasenta

Sebab primer Solutio Plasenta belum jelas, tapi diduga bahwa hal-hal tersebut dapat disebabkan karena: - Hipertensi dalam kehamilan (penyakit hipertensi menahun, preeklamsia, eklamsia) - Multiparitas, umur ibu yang tua- Tali pusat pendek- Uterus yang tiba-tiba mengecil (hidramnion, gemelli anak ke-2)- Tekanan pads vena cava inferior- Defisiensi gizi, defisiensi asam folat- Trauma

Disamping itu ada pengaruh:

Umur lanjut Multi Paritas Defisiensi ac. Folicum Defisiensi gizi Merokok Konsumsi alkohol Penyalahgunaan kokain

Manifestasi Klinis Solutio Plasenta

1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, wama darah merah kehitaman.2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus enbois, wooden uterus).3. Palpasi janin sulit karena rahim keras4. Fundus uteri makin lama makin naik5. Auskultasi DJJ sering negatif6. KU pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar7. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)8. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan

Solutio Plasenta dibagi menjadi 3:1. Solutio Plasenta ringan - tanpa rasa sakit- pendarahan kurang dari 500cc warna akan kehitam-hitaman- plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian- fibrinogen diatas 250mg % 2. Solutio Plasenta sedang- Bagian janin masih teraba- Pendarahan antara 500-100cc- Terjadi fetal distress - Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian 3. Solutio Plasenta berat- abdomen nyeri,palpasi janin sukar- janin telah meninggal

Komplikasi Solutio PlasentaPendarahan dan syok HypofibrinogenaemiApoplexi uteroplasentair (uterus couvelaire)Gangguan faal ginjal

Pemeriksaan Penunjang- Laboratorium : Hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu protrombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin parsial, kadar fibrinogen, gen elektrolit plasenta. CBC, C T, BT, Elektrolit(bila perlu).- Keadaan janin : Kardiootokografi, Doppler, Laennec.- USG : Menilai letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan.

SOLUTIO PLASENTAPLASENTA PREVIA1. Pendarahan dengan nyeri2. pendarahan segera disusul partus3. pendarahan keluar hanya sedikit4. palpasi sukar5. bunyi jantung anak biasanya tidak ada6. pada toucher tidak teraba plasenta tapi ketuban yang terus menerus tegang7. ada impresi pada jaringan plasenta karena hematom1. Pendarahan tanpa nyeri2. pendarahan berulang-ulang sebelum partus3. pendarahan keluar banyak

4. bagian depan tinggi5. biasanya ada bunyi jantung

6. teraba jaringan plasenta

7. robekan selaput marginal

Perbedaan Solutio plasenta dengan plasenta previa:Penatalaksanaan Solutio Plasenta

a. Konservatifb. Pengobatan 1). Umum - pemberian darah yang cukup - pemberian O2 - pemberian antibiotik - pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi. 2). Khusus a). Terhadap hypofibrinogenaemi b). Untuk merangsang diurese 3). Obstetris

Asuhan keperawatan ibu hamil dengan solusio plasenta1. Pengkajian a. Anemnesis b. Inspeksi c. Palpasi d. Auskultasi e. Pemeriksaan dalam f. Pemeriksaan Umum g. Pemeriksaan laboratorium 1) Urin Albumin(+) ,pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit 2) Darah Hb menurun (anemi),pemeriksaan golongan darah,kalo bisa cross match test.Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah a/hipofibrinogenemia,maka di periksakan pula COT (Clot Observation test) tiap 1 jam ,test kualitatif fibrinogen (fiberidex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 150 mg %). h. Pemeriksaan plasentaSesudah bayi dan plasenta lahir,kita periksa plasentanya.Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas(krater)dan terdapat koagulum atau darah beku di belakang plasenta,yang di sebut hematoma retroplasenter. Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri b/d tekanan darah meningkatDefisist volume cairan tubuh b/d perdarahanGangguan perfusi jaringan tubuh b/d terlambatnya peredaran darah ke jaringan bagian distalResti cedera terhadap janin b/d insufiensi plasentaKetakutan b/d ancaman kematian terhadap diri sendiri dan janin

DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d tekanan darah meningkat

Klien akan menunjukan nyeri/ketidak nyamanan hilang.KH :-Nyeri hilangTTV dalam batas normalNyeri tekan hilang atau berkurang

Tentukan sifat dan lokasi dan durasi nyeri,kaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri abdomen

Kaji stress psikologi klien atau pasangan dan respon emosional terhadap kejadian

Berikan lingkungan yang tenang untuk mengalihkan rasa nyeri, instruksikan klien menggunakan metoderelaksasi Kolaborasi pengosongan rahim secepat mungkin dengan pemecahan ketuban dan pemberian infus dan oksytoksin

Berikan obat sesuai indikasi

Membantu di dalam mendiagnosa dalam memilih tindakan, solusio plasenta dengan nyeri hebat, khususnya bila terjadi hemoragi renoplasenta tersembunyiAnsietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidak nyamanan karena sindrom ketegangan,karena sindrom ketegangan,takut nyeriDapat membantu dalam menurunkan tingkatan ansietas dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan

Pemecahan ketuban tidak dimaksudkan untuk menghentikan perdarahan tapi untuk mempercepat persalinan dan mengurangi regangan dinding rahimmengurangi rasa nyeriDIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL2. Defisit volume cairan tubuh b/d perdarahan

Klien akan mempertahankan keseimbangan tubuh yang adekuatKH :TTv dalam batas normalPengisian kapiler cepatTidak anemia pucat

Evaluasi,laporkan dan catat jumlah serta kehilangan darahCatat tanda-tanda vital,pengisian kapiler pada dasar kuku,arna membran mukosa atau kulit dan suhu

Pantau aktivitas uterus,dan adanya nyeri tekan abdomen

Pantau masukan atau keluaran cairan

Kolaborasi berikan larutan intravena,ekspander plasma dan darah lengkap atau sel-sel kemasan sesuai indikasiPerkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosesianosis dan perubahan pada tekanan darah dan nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan sirkulasi atau terjadinya syokMembantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan hasil dan peristiwa hemoragimenentukan luasnya kehilangan cairan

Meningkatkan volume darah,sirkulasi,dan mengatasi gejala-gejala syok

DIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL3. Gangguan perfusi jaringan tubuh b/d terlambatnya peredaran darah ke jaringan bagian distal

klien akan menunjukan perfusi jaringan yang adekuatKH :- TTV dalam batas normal- Perdarahan berkurang atau hilang

Perhatikan status psikologi ibu ,status sirkulasi dan volume darah

Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dan takikardia catat perubahan pada aktivitas janinCatat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterusCatat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal fundusAnjurkan tirah baring pada posisi miring kiri

Kolaborasi berikan suplemen oksigen klienKejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan,kemungkinan menyebabkan hipodemia atau hipoksia urgioplasentaMengkaji berlanjutnya hipoksia janin.Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan.Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta

PTK memberikan perkiraan untuk menentukan viabilitas janin

menghilangkan tekanan pada vena inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta (janin dan pertukaran oksigen )Meningkatkan ketersediaan oksigen utnuk janinDIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL4. Resti cedera terhadap janin b/d insufiensi plasenta

Klien akan menunjukan berkurangnya ketakutan dan perilaku yang menun jukan ketakutanKH :- Tidak takut- Tidak gelisah

Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasanganPantau respon verbal dan nonverbal klien /pasanganDengarkan masalah klienBerikan jawaban yang jujur1. Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi2. Menendakan tingkat rasa takut yang sedang di alami klien/pasangan3. Memberikan kesempatan mengungkapkan ketakutan atau masalah dan untuk mengembangkan solusi sendiri4. jawaban yang jujur dapat meningkatkan pemahaman dengan baikDIAGNOSATUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL5. Ketakutan b/d ancaman kematian terhadap diri sendiri dan janin

klien akan menunjukan perubahan perilaku atau gaya hidup untuk menekan kadar resiko dalam melindungi diri serta janin.KH :- Tidak takut- Tidak ada perdarahan

Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin seperti anemia atau hemoragi

2. Tentukan penyalagunaan zat seperti tembakau alcohol dan obat-obatan lain

3. Kaji adanya potensial resiko pada janin

4. Kolaborasi tentang masalah maternal atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi peningkatan DJJ (mis:anemia)

factor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi oksegenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin / plasentaPenggunaan /penyalagunaan dapat mengakibatkan sindrom alcohol janin sampai kelainan/perlambatan perkembangan yang khususBayi yang lahir dari ibu solusio plasenta bersifat prematuritas ,berat badan lahir rendah dan trauma kelahiranfactor-faktor dapat meningkatkan frekuensi jantung ibu dan janin.SEKIAN