pp hnp.doc
-
Upload
atep-lutpia-pahlepi -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of pp hnp.doc
Tutorial Skenario 3
Blok 15.Neuromuskuloskeletal
1. Kondisi pasienKeluhan Utama Pasien :
Nyeri pinggang bawah menjalar sampai kaki kiri Nyeri yang dirasakan berupa nyeri kekakuan sampai bagian
paha kiri belakang Tidak bisa berjalan dikarenakan kaki sakit untuk digerakkan Nyeri semakin parah ketika bersin atau batuk
Riwayat Penyakit dahulu :
6 bulan yang lalu pasien jatuh dan nyeri pinggang selama 1 minggu namun sembuh akhirnya dengan pemijatan.
Faktor Sosial dari pasien
Merupakan buruh gendong (sudah sejak 20 tahun lalu) Ibu dari 6 orang anak, anak yang terkecil berumur 1 tahun
masih suka minta digendong
Hasil pemeriksaan
Tes laseque (+) Valsava (+) Nafsiger (+) Painful Feeling VL.4-5 (+) Tidak ada gangguan urinasi maupun defekasi Rontgen :
-kelengkungan lumbo sakral = lurus-osteofit di VL 4-5-kesan spondilosis lumbalis
2. Melihat dari kondisi pasien di atas maka kelompok kami menyatakan bahwa ada 2 kemungkinan diagnosis penyakit yang dialami pasien, yaitu:- Hernia Nukleus Pulposus- Spondylosis Arthritis
3. Penentuan Diagnosisa) Pemeriksaan anamnesis
Dalam anamnesis perlu diketahui:- Awitan- Lama dan frekuensi serangan- Lokasi dan penyebaran Lokasi pada pasien ini adalah nyeri
punngung yang menjalar hingga paha bagian belakang
- Faktor yang memperingan dan memperberat Pada pasien ini istirahat dapat memperingan sedangkan bersin dan batuk memperberat
- Kualitas/intensitas nyeri yang dirasakan berupa nyeri tumpul dan kebas.b) Pemeriksaan Fisik
Adanya atrofi kaki kiri pada pasien iniTanda-tanda perangsangan meningeal : Tes Laseque (+), valsava (+), naffsiger (+)Test lainnya ada tes bargard, Sicard.
c) Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan ini penting untuk melihat LED, kadar Hb, Angka leukosit, dan fungsi ginjal
d) Pemeriksaan Penunjango Foto Poloso CT Scan o MRI merupakan gold standart dalam penentuan
diagnosis HNP.karena ini sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolaps.
Dari hasil Pemeriksaan yang didapatkan serta analisis faktor Resiko maka kelompok kami memutuskan bahwa diagnosis pada pasien ini adalah Hernia Nukleus Pulposus VL 4-5.
4. Hernia Nukleus Pulposus
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu : keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
–Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan (hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan tekanan/beban.
— –Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastic.
Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:
1. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.
2. Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan hamper 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1
3. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang paling sering adalah postero lateral.
Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang lesi. Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut. Itulah sebabnya pada pasien ini nyeri dirasakan sampai ke paha kiri bagian belakang. Bila saraf sensorik yang besar (A beta) terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya. Rasa Kebas yang muncul kemungkinan juga dikarenakan hal ini.Pada kasus berat dapat terjadi kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patela (KPR) dan Achills (APR). Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan fungsi seksual.
5. Pengobatan HNP
1. Terapi konservatifa. Tirah baringPenderita hrus tetap berbaring di tempat tidur selama
beberapa hari dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari papan yanglarus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup maka dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
b. Medikamentosa1) Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon),anti inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik ( amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).
2) Kausal Kolagenese3) Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurnagi lordosis.
2. Terapi operatifTerapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik
3. Rehabilitasia. Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula