pp GE

52
KOLON Fungsi utama kolon adalah (1) absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan absorbsi dan setengah distal kolon berhubungan dengan penyimpanan. Karena sebagai 2 fungsi tersebut gerakan kolon sangat lambat. Tapi gerakannya masih seperti usus halus yang dibagi menjadi gerakan mencampur dan mendorong. Gerakan Mencampur “Haustrasi” Gerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada kolon, ± 2.5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen hampir tersumbat. Saat yang sama, otot longitudinal kolon (taenia koli) akan berkontraksi. Kontraksi gabungan tadi menyebabkan bagian usus yang tidak terangsang menonjol keluar (haustrasi). Setiap haustrasi mencapai intensitas puncak dalam waktu ±30 detik, kemudian menghilang 60 detik berikutnya, kadang juga lambat terutama sekum dan kolon asendens sehingga sedikit isi hasil dari dorongan ke depan. Oleh karena itu bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan

description

sistem pencernaan

Transcript of pp GE

  • FISIOLOGI DAN ANATOMI KOLON

    Fungsi utama kolon adalah (1) absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan absorbsi dan setengah distal kolon berhubungan dengan penyimpanan. Karena sebagai 2 fungsi tersebut gerakan kolon sangat lambat. Tapi gerakannya masih seperti usus halus yang dibagi menjadi gerakan mencampur dan mendorong.

    Gerakan Mencampur Haustrasi Gerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada kolon, 2.5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen hampir tersumbat. Saat yang sama, otot longitudinal kolon (taenia koli) akan berkontraksi. Kontraksi gabungan tadi menyebabkan bagian usus yang tidak terangsang menonjol keluar (haustrasi). Setiap haustrasi mencapai intensitas puncak dalam waktu 30 detik, kemudian menghilang 60 detik berikutnya, kadang juga lambat terutama sekum dan kolon asendens sehingga sedikit isi hasil dari dorongan ke depan. Oleh karena itu bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan dicampur sehingga bahan feses secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar, dan cairan serta zat terlarut secara progresif diabsorbsi hingga terdapat 80-200 ml feses yang dikeluarkan tiap hari.

  • Gerakan Mendorong Pergerakan Massa.

    Banyak dorongan dalam sekum dan kolon asendens dari kontraksi haustra yang lambat tapi persisten, kimus saat itu sudah dalam keadaan lumpur setengah padat. Dari sekum sampai sigmoid, pergerakan massa mengambil alih peran pendorongan untuk beberapa menit menjadi satu waktu, kebanyakan 1-3 x/hari gerakan.

    Absorpsi dalam Usus BesarSekitar 1500 ml kimus secara normal melewati katup ileosekal, sebagian besar air dan elektrolit di dalam kimus diabsorbsi di dalam kolon dan sekitar 100 ml diekskresikan bersama feses. Sebagian besar absorpsi di pertengahan kolon proksimal (kolon pengabsorpsi), sedang bagian distal sebagai tempat penyimpanan feses sampai akhirnya dikeluarkan pada waktu yang tepat (kolon penyimpanan)

  • Absorbsi dan Sekresi Elektrolit dan Air

    Mukosa usus besar mirip seperti usus halus, mempunyai kemampuan absorpsi aktif natrium yang tinggi dan klorida juga ikut terabsorpsi. Ditambah taut epitel di usus besar lebih erat dibanding usus halus sehingga mencegah difusi kembali ion tersebut, apalagi ketika aldosteron teraktivasi. Absorbsi ion natrium dan ion klorida menciptakan gradien osmotic di sepanjang mukosa usus besar yang kemudian menyebabkan absorbsi air. Dalam waktu bersamaan usus besar juga menyekresikan ion bikarbonat (seperti penjelasan diatas) membantu menetralisir produk akhir asam dari kerja bakteri didalam usus besar

    Kemampuan Absorpsi Maksimal Usus Besar

    Usus besar dapat mengabsorbsi maksimal 5-8 L cairan dan elektrolit tiap hari sehingga bila jumlah cairan masuk ke katup ileosekal melebihi atau melalui sekresi usus besar melebihi jumlah ini akan terjadi diare. Banyak bakteri, khususnya basil kolon, bahkan terdapat secara normal pada kolon pengabsorpsi. Bakteri ini mampu mencerna selulosa (berguna sebagai tambahan nutrisi), vitamin (K, B, tiamin, riboflavin, dan bermacam gas yang menyebabkan flatus di dalam kolon, khususnya CO, H, CH)

  • Fisiologi buang Air Besar

    Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

  • Mekanisme Defekasi

    Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni kolon.Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi (Guyton, 1997).

  • Pewarnaan Pada Fases Manusia

    Normalnya terdiri dari air dan padatan (30% bakteri, 10-20% lemak, 10-20% anorganik, 2-3% protein, 30% serat makan yang tak tercerna dan unsur kering dari pencernaan (pigmen empedu, sel epitel terlepas). Warna coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin yang berasal dari bilirubin yang merupakan hasil kerja bakteri. Apabila empedu tidak dapat masuk usus, warna tinja menjadi putih (tinja akolik). Asam organic yang terbantuk dari karbohidrat oleh bakteri merupakan penyebab tinja menjadi asam (pH 5.0-7.0). Bau feses disebabkan produk kerja bakteri (indol, merkaptan, skatol, hydrogen sulfide). Komposisi tinja relatif tidak terpengaruh oleh variasi dalam makanan karena sebagian besar fraksi massa feses bukan berasal dari makanan. Hal ini merupakan penyebab mengapa selama kelaparan jangka panjang tetap dikeluarkan feses dalam jumlah bermakna.

  • PENGERTIAN DEFEKASI

    Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

  • REKTUME MANUSIA

    Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi.Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah 20 cm dari anus pada perbatasan antar kolon sigmoid dan rectum serta sudut tajam yang menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum, kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1) sfingter ani interni; 2) sfingter ani eksternus

  • Sebenarnya stimulus dari pleksus mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi, sehingga diperlukan refleks lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla spinalis). Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla spinalis, kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid, rectum, dan anus melalui serabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus. Sehingga mengubah refleks defekasi intrinsic menjadi proses defekasi yang kuat

    Sinyal defekasi masuk ke medula spinalis menimbulkan efek lain, seperti mengambil napas dalam, penutupan glottis, kontraksi otot dinding abdomen mendorong isi feses dari kolon turun ke bawah dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi dan menarik

  • DEFINISIGastroenteritis adalah proses pengeluaran tinja yang tidak normal dan tidak seperti biasanya ( depkes, 2009 )

    Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa dehidrasi disertai muntah. Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasa (Sowdent, 2005).

    Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

  • Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.Dari semua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Gastroentritis (GE) adalah terjadinya peradangan pada lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen dimana gejala yang umum terjadi adalah diare (bentuk tinja yang encer) dalam frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.LANJUTAN...

  • 1). Berdasarkan lama waktu :a. Akut : berlangsung < 5 harib. Persisten : berlangsung 15-30 haric. Kronik : berlangsung > 30 hari2). Berdasarkan mekanisme patofisiologika. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminerb. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

    KLASIFIKASI

  • 3). Berdasarkan derajatnyaa. Diare tanpa dehidrasib. Diare dengan dehidrasi ringan/sedangc. Diare dengan dehidrasi berat

    4). Berdasarkan penyebab infeksi atau tidaka. Infektifb. Non infeksif

    5). Berdasarkan penyebab organik atau tidaka. Organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik.b. Fungsional merupakan bila tidak ditemukan penyebab organik.

    .LANJUTAN...

  • Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: 1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh: a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus.Etiologi

  • b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

    2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:a. malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.b. Kurang kalori proteinc. BB lahir rendahd. Psikologi (kecemasan)LANJUTAN...

  • MANIFESTASI KLINIS1. mual muntah, 2. mencret, 3. BAB kehijauan,4. lemah, 5. sering haus, 6. nyeri dibagian perut, dan ulu hati7. tidak nafsu makan, 8. perut terasa sesak, 9. penuh tiba-tiba, 10. kulit terasa lebih kering, dan bagian anus perih terkena kain, 11. susah tidur, 12. tidak konsentrasi, 13. selalu takut, 14. tubuh gemetaran, dan terasa selalu gelisah.

  • PATOFISIOLOGI IMekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

  • Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diareGangguan asam basa. Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

    LANJUTAN...

  • Patofisiologi IIPenyebab gastroenteritis terdiri dari faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan, dan faktor psikologis. Pertama, faktor infeksi akan mengalami reaksi inflamasi sehingga terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit yang menyebabkan isi rongga usus meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi makanan di usus menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan terjadi pergeseran cairan & elektrolit ke usus, sehingga juga meneybabkan isi rongga usus meningkat. Ketiga faktor makanan, dimana faktor makanan disini adlah makanan yang beracun, basi maupun alergi terhadap makanan dimana hal ini akan menyebabkan gangguan motilitas usus. Keempat, faktor psikologis (cemas atau rasa takut yag berlebih) yang menyebabkan adanya rangsangan simpatis dan juga terjadi gangguan motilitas usus. Gangguan motilitas usus terbagi menjadi 2, yaitu hipermotilitas dan hipomotilitas. Hipermotilitas akan menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi air & elektrolit, sedangkan hipomotilitas akan menyebabkan adanya pertumbuhan bakteri. Terjadinya peningkatan di isi rongga usus, sekresi air dan elektrolit, serta adanya pertumbuhan bakteri menyebabkan terjadi penyakit gastroenteritis.

  • Gastroenteritis memiliki gejala dehidrasi yaitu kehilangan cairan & elektrolit tubuh dimana pada saat itu terjadi penurunan volume cairan ekstra sel dan juga terjadi penurunan cairan interstesial yang menyebabkan turgor kulit menurun, maka dalam hal ini timbul masalah yaitunya kekurangan volume cairan dan cemas pada kliennya. Gejala yang kedua yaitu kerusakan mukosa usus yang menyebabkan si penderita merasakan nyeri. Gejala yang ketiga adalah sering terjadinya defekasi yang menyebabkan terjadi resiko kerusakan integritas kulit. Gejala selanjutnya adalah terjadinya peningkatan eksresi sedangakan asupan nutrisi tidak terpenuhi, pada hal terjadi ketidakseimbangan nutrisi.

  • FAKTOR RESIKO

    Dalam tubuha. Gizi burukb. Jika ibu menyusui tidak bisa memberikan asic. Bayi dengan berat badan lahir rendahd. Anak-anak lebih berisiko karena sistem imun yang dimiliki belum cukup matang

    Lingukngana. Jumlah penduduk yang padat atau ramai berisiko tinggi terkena gastrointeritisb. Sensasi lingkungan yang jelek

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan tinjaa. Makroskopis dan mikroskopisb. PH dan kadar gula dalam tinja diduga terdapat intoleransi gulac. Bila perlu diadakan uji bakteri

    2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif terutama pada penderita diare kronik ( resupno, 2002)

  • .KOMPLIKASI

    Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.Kejang terutama pada dehidrasi hipertonikMalnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan ( ngastiyah, 1997 )Hipoglikemia.

  • PENATALAKSANAAN1. MEDISa. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.-Cairan per oralPada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.-cairan parentalDiberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat

  • b. Pengobatan dietetikUntuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh2. . Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)3. . Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

    C. Obat-obatanPrinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

  • 2. keperawatanMasalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.a. Rehidrasi cairan atau pengantian cairan dengan cara ;- Minum air putih yang banyak karena sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan baru.- Memberikan oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membentuk energi dan menahan diare.

  • b. Makan makanan khusus atau yang dianjurkan dan hindari makanan yang berserat seperti agar-agar.c. Minta klien untuk istirahat dengan cukup karena tidak bisa dipungkiri orang-orang yang sering BAB akan terasa lemah, lesu dan kurang bergairah.

  • ASUHAN KEPERAWATANA. pengkajian1. identitasNama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal MR

    2. Riwayat kesehatan SekarangMerupakan keluhan yang dirasakan klien atau alasan sehingga klien dirawat klien biasanya klien mengatakan sering haus, BAB kehijauan, badan terasa lemah, sering pipis, perut nyeri, tidak nafsu makan, sering mual dan muntah, perut tiba-tiba sesak, perut terasa penuh secara tiba-tiba setelah makan, sariawan dimulut, kulit terasa lebih kering, bagian anus terasa perih bila terkena kain, susah tidur, tidak dapat berkonsentrasi, takut, tubuh gemetaran, dan gelisah.

  • 4. Riwayat Kesehatan DahuluBiasanya klien pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 5. Riwayat Kesehatan KeluargaAda salah satu keluarga yang mengalami diare ataupun tidak biasanya tidak berpengaruh besar.

  • B. Pemeriksaan fisik

    Inspeksi: Tubuh klien tampak lemah, BB turun , konsentrasi urine meningkat, membrane mukosa atau mulut kering, TTV meningkat, wajah klien terlihat meringis, terlihat gelisah dengan menekan area perut, TD dan nadi meningkat, anorexia porsi makan berkurang, diet hanya dihabiskan porsi, konjungtiva pucat dan mata terlihat cekung, kulit terlihat bersisik, Insomnia, kurang istirahat, terlihat gemetar dan sering melamun, tremor.

    Palpasi: kelemahan otot, kulit terasa kasar

    Perkusi: nyeri tekan, bunyi timpani, pekak pada area hepar

    Auskultrasi: bising usus meningkat

  • c. Pemeriksaan penunjang1. Endoskopi Dewasa ini endoskopi merupakan pemeriksaan pertama yang dipilih oleh evaluasi pasien dengan dugaan PRGE. Namun harus diingat bahwa PRGE tidak selalu disertai kerusakan mukosa yang dapat dilihat secara mikroskopik dan dalam keadaan ini merupakan biopsi. Endoskopi menetapkan tempat asal perdarahan, striktur, dan berguna pula untuk pengobatan (dilatasi endoskopi).

  • 2. RadiologiPemeriksaan ini kurang peka dan seringkali tidak menunjukkan kelainan, terutama pada kasus esofagitis ringan. Di samping itu hanya sekitar 25 % pasien PRGE menunjukkan refluks barium secara spontan pada pemeriksaan fluoroskopi. Pada keadaan yang lebih berat, gambar radiologi dapat berupa penebalan dinding dan lipatan mukosa, tukak, atau penyempitan lumen.

  • 3. Tes Provokatifa. Tes Perfusi Asam (Bernstein) untuk mengevaluasi kepekaan mukosa esofagus terhadap asam. Pemeriksaan ini dengan menggunakan HCL 0,1 % yang dialirkan ke esofagus. Tes Bernstein yang negatif tidak memiliki arti diagnostik dan tidak bisa menyingkirkan nyeri asal esofagus. Kepekaan tes perkusi asam untuk nyeri dada asal esofagus menurut kepustakaan berkisar antara 80-90%.

  • b. Tes EdrofoniumTes farmakologis ini menggunakan obat endrofonium yang disuntikan intravena. Dengan dosis 80 g/kg berat badan untuk menentukan adanya komponen nyeri motorik yang dapat dilihat dari rekaman gerak peristaltik esofagus secara manometrik untuk memastikan nyeri dada asal esofagus.

  • 4. Pengukuran pH dan tekanan esofagusPengukuran pH pada esofagus bagian bawah dapat memastikan ada tidaknya RGE, pH dibawah 4 pada jarak 5 cm diatas SEB dianggap diagnostik untuk RGE. Cara lain untuk memastikan hubungan nyeri dada dengan RGE adalah menggunakan alat yang mencatat secara terus menerus selama 24 jam pH intra esofagus dan tekanan manometrik esofagus. Selama rekaman pasien dapat memeberi tanda serangan dada yang dialaminya, sehingga dapat dilihat hubungan antara serangan dan pH esofagus/gangguan motorik esofagus.

  • 5. Tes Gastro-Esophageal ScintigraphyTes ini menggunakan bahan radio isotop untuk penilaian pengosongan esofagus dan sifatnya non invasif (Djajapranata, 2001).

  • 6. Pemeriksaaan EsofagogramPemeriksaan ini dapat menemukan kelainan berupa penebalan lipatan mukosa esofagus, erosi, dan striktur.7. Tes PPIDiagnosis ini menggunakan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu pada pasien yang diduga menderita GERD. Tes positif bila 75% keluhan hilang selama satu minggu. Tes ini mempunyai sensitivitas 75%.

  • 8. Manometri esofagusTes ini untuk menilai pengobatan sebelum dan sesudah pemberian terapi pada pasien NERD. Pemeriksaan ini juga untuk menilai gangguan peristaltik/motilitas esofagus9. HistopatologiPemeriksaan untuk menilai adanya metaplasia, displasia atau keganasan. Tetapi bukan untuk memastikan NERD (Yusuf, 2009).

  • d. Analisa data

    Ds: Biasanya BAB kehijauanklien mengatakan lemahklien sering haussering pipisDo: klien lemahBB menurun tiba-tibaKonsentrasi urine meningkatMembrane mukosa atau mulut keringTTV meningkatDefisit volume cairan b.d kehilangan cairan aktifOutput yang berlebihan

  • Ds:Biasanya klien mengatakan perutnya nyeriDo:wajah klien kelihatan meringisklien terlihat gelisah dan menekan perutperubahan TD dan nadinyeri tekanNyeri akut b,d kerusakan jaringanDistensi abdomen

  • Ds:Biasanya klien mengatakan tidak nafsu makan klien mengatakan ia mual dan muntahklien mengatakan perut sesak tiba-tibaklien mengatakan perut terasa penuh tiba-tiba setelah makanada sariawan dibagian mulutDo:BB menurunAnorexia porsi makan berkurang Diet hanya dihabiskan porsiKelemahan ototBising usus berlebihan konjungtiva pucat dan mata cekungtimpani Pada abdomen terdapat nyeri tekanpekak pada area hepar.Bising usus meningkat.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makananIntake nutrisi tidak cukup

  • Ds:Biasanya klien mengatakan kulitnya keringklien mengatakan perih saat kulit terkena kain dibagian anus (anus lecet )Do:kulit klien tampak seperti bersisikkulit kasarKerusakan integritas kulit b,d eksresiFrekuensi BAB yang berlebihan

  • Ds Biasanya klien mengatakan susah tidurklien mengatakan tidak bisa konsentrasiklien merasa selalu takutklien mengatakan tubuhnya gemetaranklien mengatakan gelisahDoBiasanya Penururan TD dan denyut nadiInsomniaKurang istirahatGemetarMelamunTremorAnsietas b.d perubahan status kesehatanPerasaan gelisah yang tidak jelas

  • e. Diagnosa keperawatanDefisit volume cairan b.d kehilangan cairan aktifNyeri akut b,d kerusakan jaringanKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makananKerusakan integritas kulit b,d eksresiAnsietas b.d perubahan status kesehatan.

  • f. intervensi

    Diagnosa keperawatanTujuan & KHintervensiAktivitasDefisit volume cairan b.d kehilangan cairan aktifNOCFluid balanceHydrationNutrional status : food and fluid intakeKH :tanda-tanda dehidrasi teratasimukosa mulut dan bibir lembabTTV normalcairannya seimbangNICManajmen cairanManajmen hipovolemiaPertahankan intake dan output yang akurat.Monitor vital sign.Monitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian.Kolaborasi pemberian cairan IVDorong keluarga untuk membantu pasien makan.Tawarkan snack (jus buah, buah segar)Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan.Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan.Monitor berat badan

  • 10. Pertahankan cairan intake dan output yang akurat11. Monitor cairan hidrasi(kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostarik12. Monitor status nutrisi13. Dorong masukan oral(tergantung dosis dokter)14. Kolaborasi dengan dokter15. Monitor tingkat Hb dan hematokrit16. Monitor adanya tanda gagal ginjal

  • Nyeri akut b/d kerusakan jaringanPain levelPain controlComfort levelKH :nyeri dapat dikontroltingkat kenyamanan meningkattingkat skala nyeri dalam batas normalManajmen nyeriLakukan penilaian nyeri secara komprensif dimulai dari lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi, intensitas dan penyebabKontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeriPertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon pasienAnjurkan untuk istirahat tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeriCek riwayat alergi obatPilih analgesik yang tepat atau kombinasi analgesik ketika lebih dari satu obat yang diresepkanMonitor TTV sebelum & sesudah pemberian obat analgesic

  • Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makananNOCWeight controlTujuan Setelah dilakukan tindakan selama 24 jam diharapkan klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan optimalKH :status gizi : asuhan makanan dan cairanManajmen nutrisikaji adanya alergi makananAnjurkan klien makan sedikit tapi seringKolaborasi dengan gizi untuk menentukan kompisisi diet (makanan berserat dan bergizi tinggiPantau mual muntahPantau pilihan makanan & aneka pilihan (protein dan vit CSediakan makanan bernutrisi & cairan secara tepatMoniitor BBMonitor intake nutrisiMonitor rambut kering

  • 10. Berikan substansi gula11. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian12.Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori13. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi14. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan15. Monitor lingkungan selama makan (terhindar dari debu)16. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan17. Monitor mual dan muntah

  • Kerusakan integritas kulit b,d eksresiNOCTissue integrity skin and mucous membraneTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam diharapkan integritas kulit klien baikKH ;tidak ada lesi kulitmempertahankan kelembaban kulit dan perawatan kulitPressure manajmenAnjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgarHindari kerutan pada tempat tidurJaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan keringMobilisasi pasien setiap 2 jamMonitor kulit akan adanya kemerahanMonitor aktivitas dan mobolisasi klienMemandikan klien dengan sabun dan air hangat.Oleskan lotion

  • Ansietas b.d perubahan status kesehatanNOCAnxiety controlCopingImpuls controlKHKlien mampu mengidentifikasi dan menyebutkan gejala cemasMengungkapkan teknik untuk mengontrol cemasAnxiety reductionGunakan pendekatan yang menenangkanNyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klienPahami perspektif pasien terhadap situasi stressTemani pasien untuk mengurangi rasa takutDorong keluarga untuk menemani klienIdentifikasi tingkat kecemasan klienInstruksikan pasien dengan mengunakan teknik relaksasiBerikan obat untuk mengurangi kecemasan klien

  • ***********************