Lapkas Ge Anak

35
Lapkas Gastroenteritis GASTROENTERITIS 1. PENDAHULUAN Gastroenteritis pada anak hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (±40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare (Suharyono dkk., 1994). Gastroenteritis menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi sebab dapat memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Selama diare zat gizi hilang dari tubuh, orang bisa tidak lapar dan ibu mungkin tidak memberi makan pada anak yang menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian makanan pada bayinya selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik (Andrianto, 1995). Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari bakteri atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana pada diare yang hebat anak akan mengalami buang air besar dalam bentuk cair beberapa kali dalam sehari dan sering disertai dengan muntah, panas, bahkan kejang. Oleh karena itu, tubuh akan kehilangan banyak air dan garam–garam sehingga dapat Aas Asmawati 03310002 Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 1

Transcript of Lapkas Ge Anak

Page 1: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

GASTROENTERITIS

1. PENDAHULUAN

Gastroenteritis pada anak hingga kini masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Di Indonesia dapat

ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar

(70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (±40 juta kejadian). Kelompok

ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare (Suharyono dkk., 1994).

Gastroenteritis menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi sebab dapat

memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Selama diare zat gizi hilang dari

tubuh, orang bisa tidak lapar dan ibu mungkin tidak memberi makan pada anak yang

menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian makanan pada bayinya

selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik (Andrianto, 1995).

Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari

bakteri atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana pada diare yang hebat anak

akan mengalami buang air besar dalam bentuk cair beberapa kali dalam sehari dan

sering disertai dengan muntah, panas, bahkan kejang. Oleh karena itu, tubuh akan

kehilangan banyak air dan garam–garam sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi,

asidosis, hipoglikemis, yang tidak jarang akan berakhir dengan shock dan kematian.

Pada bayi dan anak- anak kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam

tubuh mereka kecil dan cairan ekstra selnya lebih mudah dilepaskan jika

dibandingkan oleh orang dewasa (Firdaus, 1997).

Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan

berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Menurut

etiologinya,diare dapat dibagi menjadi diare cair dan diare berdarah. Apabila ditinjau

dari lamanya diare, dbagi menjadi diare akut dan diare persisten. Faktor-faktor

penjamu yang meningkatkan kerentanan seorang anak terhadap diare antara lain gizi

buruk, defisiensi imun seperti HIV dan usia balita.

Pada tahun 1970-an, infeksi bakteri diperkirakan masih menjadi penyebab

diare pada anak terbanyak di Indonesia. Penelitian selanjutnya memnerikan bukti

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 1

Page 2: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

bahwa penyebab terbanyak diare akut adalah virus. Bahkan pada penelitian tahun

2005- 2006 di rumah sakit tipe A di Yogyakarta hanya 5% diare yang disebabkan

oleh bakteri. Hal ini mengingatkan kita bahwa antibiotic bukan merupakan terapi

utama pada diare.

Diare karena infeksi virus umumnya bersifat Self limiting, sehingga aspek

terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang

menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah

gangguan pertumbuhan akibat diare.

2. DEFINISI

Diare atau gastroenteritis (GE) adalah peningkatan frekuensi dan penurunan

konsistensi pengeluaran tinja dibandingkan individu dengan keadaan usus besar yang

normal (Dipiro et.al., 2005).

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali

sehari. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak

lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan

konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt,

2002). Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare denganatau tanpa disertai muntah. ( Sowden, et all.1996).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang

disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang pathogen.

(Whaley & Wong, 1995). Gastroenteritis adalah kondisi yang karakteristik adanya

muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi, atau keracunan zat makanan.

(Marlenen Mayers, 1995).

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

gastroenteritis adalah perdangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare dengan frekuensi BAB lebih banyak dari biasanya, dan feses

yang cair, dengan atau tanpa disertai darah atau lender yang disebabkan oleh bakteri,

virus, dan parasit yang patogen.

Sedangkan pengertian dari diare cair akut itu sendiri adalah BAB lembek atau

cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering

dari biasanya dalam waktu 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 2

Page 3: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Pada bayi 0-2 bulan frekuensi BAB yang minum ASI bias mencapai 8-10 kali

sehari dengan tinja yang lunak, sering berbiji-biji dan berbau asam. Selama berat

badan bayi meningkat normal, hal ini tidak tergolong diare tetapi merupakan

intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.

3. EPIDEMIOLOGI

Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama mortalitas bayi dan

anak di berbagai Negara yang sedang berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih

dari 1 milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya.

Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare dan balita berkisar antara

2-8 kali pertahun, bahkan tidak jarang dibeberapa tempat sekitar 15%-20% waktu

hidup anak dihabiskan untuk diare. Sebagian besar diare berlangsung antara 2-5 hari,

namun sekitar 3-20% berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan dapat lebih dari 2 minggu

dan menjadi diare kronik.

4. ETIOLOGI

Etiologi Gastroenteritis dibagi dalam beberapa factor :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan sebagai penyebab utama

diare pada anak, meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio cholera,V.parahaemolitikus, E.coli,

Salmonella spp, Shigella spp, Campylobacter

jejuni, Aeromonas hidrophilia, Yersinia

enterocolitica, dsb.

Infeksi virus : Rotavirus, Enterovirus (virus Echo, Coxakie),

Adenovirus, dsb.

Infeksi Parasit : Cacing ( Ascariasis lumbricoides,A.duodenale,

Trichuriasis trichiura, T.saginata, T.solium).

Protozoa : E.Hystolitica, Giardia Lambia, Tricomonas

hominis.

Jamur : Candida albicans

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 3

Page 4: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

b. Infeksi Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,

seperti otitis media akut (OMA), tonsilo faringitis, bronchopneumonia,

encephalitis, dsb. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah usia 2

tahun.

2. Faktor Non Infeksi

a. Malabsorbsi

Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa,

maltose, sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,

galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah

intoleransi laktosa.

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

b. Faktor Makanan

Meliputi makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

c. Faktor Psikologis

Meliputi rasa takut, cemas walaupun jarang menimbulkan diare terutama

pada anak yang lebih besar.

d. Faktor Udara

Perubahan udara sering membuat seseorang merasakan tidak enak

dibagian perut, kembung, diare dapat mengakibatkan rasa lemas oleh

karena cairan tubuh yang terkuras habis.

e. Faktor Lingkungan

Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan

dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu

kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari, serta penggunaan air yang

seadanya.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 4

Page 5: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

5. FAKTOR RESIKO

Faktor resiko terjadinya diare yang dapat meningkatkan transmisi enteropatogen

adalah :

a. Tidak cukup tersedianya air bersih

b. Tercemarnya air oleh tinja

c. Tidak ada/ kurangnya sarana mandi, cuci, dan kakus

d. Hygene perorangan dan lingkungan yang buruk

e. Cara penyimpanan dan penyediaan makanan yang tidak hygene

f. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat di sapih, terlalu cepat

diberi susu botol, dan terlalu cepat diberi makanan padat).

Sedangkan factor resiko pada penjamu (host) yang dapat meningkatkan

kerentanan penjamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah malnutrisi,BBLR,

immunodefisiensi/ immunosupresi, rendahnya kadar asam lambung, peningkatan

motilitas usu dan lainnya.

Di Indonesia, diare yang disebabkan oleh Rotavirus dapat terjadi

sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau ( Juli-

Agustus), sedangkan yang disebabkan bakteri puncaknya pada pertengahan

musim hujan (Januari-Februari).

6. PATOFISIOLOGI

Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi beberapa hal sebagai berikut :

Gangguan keseimbangan asam basa (metabolic asidosis)

Kehilangan cairan (dehidrasi)

Hipoglikemia

Gangguan gizi

Gangguan sirkulasi

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 5

Page 6: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

7. PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare :

a. Gangguan Sekresi

Akibat adanya rangsangan tertentu, misalnya toksin bakteri, infeksi virus,

parasit, pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke

rongga usus dan selanjutnya timbul diare.

b. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap (malabsorbsi)

akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, sehingga terjadi diare.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 6

Page 7: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usu menyerap

makanan sehingga timbul diare.

d. Gangguan Mukosa

Kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi

dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non-infeksi seperti IBD

(Inflamatory bowel disease) atau akibat radiasi.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 7

Page 8: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

8. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang dapat ditimbulkan antara lain :

Anak menjadi cengeng, gelisah

Diare

Muntah

Demam

Nyeri abdomen

Membrane mukosa mulut dan bibir kering

Kehilangan berat badan

Nafsu makan menurun serta lemas.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 8

Page 9: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Tabel 1. Gejala khas diare berdasarkan penyebabnya.

Gejala Klinis

Rotavirus

ShigellaSalmonell

aETEC EIEC

Cholera

Masa Tunas 12-72 j 24-48 j 6-72 j 6-72 j 6-72 jam 48-72 jam

Panas ++ ++ ++ - ++ -Mual & Muntah

Sering Jarang Sering - - Sering

Nyeri Perut Tenesmus Tenesmus,kram

Tenesmus, kolik

+ Tenesmus, Kram

Kram

Nyeri kepala - + + - - -Lama sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hariSifat TinjaVolume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak Frekuensi 5-10x/hr >10x/hari Sering Sering Sering seringKonsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair Lendir/Darah

- Sering Kadang-kadang

- + -

Bau - +/- Busuk + Tidak Amis (khas)

Warna Kuning-hijau

Merah-hijau Kehijauan Tidak berwarna

Merah-hijau

Seperti air cucian beras

Leukosit - + + - + -Lain-lain Anoreksi

aKejang+/- Sepsis +/- Meteorismu

sInfeksi sistemik

+/-

Tabel 2. Gejala klinis yang timbul apabila penderita jatuh ke dalam dehidrasi

KATEGORI TANDA DAN GEJALADehidrasi Berat Dua atau Lebih tanda Berikut :

Letargi atau penurunan kesadaran Mata cekung Tidak bias minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembali dengan sangat

lambat (≥ 2 detik)

Dehidrasi tak berat Dua atau lebih tanda berikut : Gelisah Mata cekung Kehausan atau sangat haus Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tak berat.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 9

Page 10: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

9. DIAGNOSIS

Pada pasien gastroenteritis diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Anamnesa dan Penimbangan berat badan

b. Pemeriksaan fisik

c. Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin, urin rutin

d. Pemeriksaan penunjang lain : Kultur tinja

Disamping itu perlu juga menentukan derajat dehidrasi dan menentukan penyakit

penyerta komplikasi diare.

10. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi

2. Syok/ renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (gejala : meteorismus, hipotoni otot, lemah)

4. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena

kerusakan vili mukosa usus halus

5. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik

6. Mlanutrisi energy protein,karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.

11. PENATALAKSANAAN

Terdapat Lima Lintas Tatalaksana, yaitu :

1. Pemberian cairan (Rehidrasi awal dan rumatan)

Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat

etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan

elektrolit secara cepat (tanpa rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang

hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).

a. Diare tanpa dehidrasi

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 10

Page 11: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Pemberian cairan lebih banyak dari biasanya secara oral untuk mencegah

terjadinya dehidrasi. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan,

seperti oralit, makanan yang cair seperti sup.

b. Diare dengan dehidrasi tak berat

Oralit sebanyak 75 cc/kgbb diberi selama 3-4 jam, jika ada hal yang

menyebabkan kegagalan pemberian cairan secara oral dapat diberikan RL

(Ringer Laktat) secara IV.

Tabel 3. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam

pertama

Umur >4 Bulan 4-12 Bulan 12bln-2tahun 2-5 tahunBerat Badan <6kg 6-<10kg 10-<12kg 12-19kgDalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

c. Diare dengan dehidrasi berat

Mulai diberi cairan IV (intravena) segera. Bila penderita bias minum,

berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100ml/kgBB cairan Ringer

Laktat atau Ringer Asetat, sebagai berikut :

Usia <1 Tahun

1 Jam I : 30 cc/kgBB

5 Jam II : 70 cc/kgBB

Usia >1 Tahun

½ Jam I : 30 cc/kgBB

2 ½ Jam II : 70 cc/kgBB

Di ulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba.

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,

percepat tetesan intravena.

Juga berikan oralit ( 5ml/kgBB/jam) bila penderita bias minum,

biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).

Setelah rehidrasi tercapai, dilanjutkan dengan pemberian cairan rumatan

berdasarkan Holiday Segar:

BB <10 kg : 100 ml/kgBB/hari

BB 10-20 kg : 1000 ml + (BB-10) x 50 ml/hari

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 11

Page 12: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

BB >20 kg : 1500 ml + (BB-20) x 20 ml/hari

2. Dietetik (pemberian makanan)

Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan, hal yang perlu diperhatikan :

Memberikan ASI

Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,

vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.

3. Farmakologi (obat-obatan)

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah,dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

glukosa atau karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb).

Pada umumnya antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali

bila sudah jelas penyebabnya seperti pada cholera diberikan tetrasiklin 25-50

mg/kbBB/hari. Antibiotik dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta.

4. Pemberian Zinc

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan

beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat

mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk :

Anak < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) perhari

Anak > 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet ) perhari

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut. Cara pemberian tablet zinc :

Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau

oralit

Untuk anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan

dalam air matang atau oralit.

Didasarkan pada alas an ilmiah bahwa zinc mempunyai efek pada fungsi

kekebalan saluran cerna, struktur saluran cerna serta mempercepat proses

penyembuhan epitel selama diare. Kekurangan zinc ternyata sudah pandemic

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 12

Page 13: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

pada anak-anak di Negara berkembang. Zinc telah diketahui berperan dalam

metallo-enzymes, polyribosomes, membrane cells, dan fungsi sel, dimana hal

ini akan memicu pertumbuhan sel dan meningkatkan fungsi sel dalam sistem

kekebalan.Perlu diketahui juga bahwa selama diare berlangsung, zinc hilang

bersama diare sehingga hal ini memacu kekurangan dalam tubuh.

Bukti-bukti yang telah disebarluaskan dari hasil penelitian bahwazinc

bias mengurangi lama diare sampai 20% dan juga bias mengurangi angka

kekambuhan sampai 20%. Bukti lain mengatakan dengan pemakaian zinc

dapat mengurangi jumlah tinja 18-59%, juga dikatakan tidak ada efek samping

dalam penggunaan zinc, jika ada ditemukan hanya gejala muntah.

Alasan ilmiah tatalaksana baru diare pada anak : pengembangan

penyempurnaan formula baru oralit berdasarkan penelitian yang mengatakan

bahwa penurunan gula dan garam (NaCl) memperpendek lama diare,

mengurangi volume tinja, mengurangi penggunaan cairan IV.

Pemberian zinc sebagai obat terbukti mengurangi lama dan beratnya diare,

serta menurunkan angka kejadian diare berikutnya selama 2-3 bulan kedepan.

RDA (Recommended Dietary Allowance) zinc pada bayi,anak-anak, dan

dewasa :

Bayi : 4-5 mg

Anak (1-3 tahun) : 3 mg

Anak (4-8 tahun) : 4-5 mg

Wanita tidak hamil : 8-9 mg

Wanita hamil dan menyusui : 9-13 mg

Pria : 13-19 mg

5. Edukasi orang tua

Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika anak tidak membaik

dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut :

Buang air besar cair lebih sering

Muntah terus menerus

Rasa haus yang nyata

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 13

Page 14: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indeonesia. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Infomedika;

Jakarta.

2. Ikatan Dokter Anak Indonesia.2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan

Anak Edisi I. Badan Penerbit IDAI; Jakarta.

3. Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Edisi XV Volume 2. Gastroenteritis. Penerbit

EGC; Jakarta.

4. Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 2.Edisi ketiga.Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.Jakarta. 2000.

5. Modul Diare UUK Gastro Hepatologi IDAI Edisi I.2009.

6. http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/42-diare-akut-pada-anak

7. http://yusufsinaga.wordpress.com/2009/04/29/gastroenteritis-akut/

8. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?

page=Gastroenteritis+Akut+Dehidrasi

sedang+et+causa+infeksi+enteral+dengan+gizi+lebih

9. http://gudangaskep.wordpress.com/2009/01/17/asuhan-keperawatan-

gastroenteritis/

10. http://www.totalkesehatananda.com/gastroenteritis2.html

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 14

Page 15: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

STATUS PASIEN

I. ANAMNESA PRIBADI

Nama : M.Refan

Umur : 10 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Persatuan Dusun II 11,5 Km

BB Masuk : 9 Kg

Tanggal Masuk : 30 September 2010

II. ANAMNESA ORANG TUA

Keterangan Ayah IbuNama Awaludin SusanUmur 34 Tahun 28 TahunAgama Islam IslamPendidikan Terakhir SMA SMAAlamat Jl.Persatuan Dusun II 11,5

KmJl.Persatuan Dusun II 11,5 Km

RPT (-) (-)

III. RIWAYAT KALHIRAN OS

Cara Lahir : Spontan

Tanggal Lahir : 27 Desember 2009

Tempat Lahir : Rumah bersalin

Di Tolong Oleh : Bidan

BB Lahir : 3200 gram

PB Lahir : 48 cm

Keadaan Lahir : Menangis Spontan

IV. RIWAYAT BERSAUDARA

Os anak kedua dari dua bersaudara.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 15

Page 16: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

V. RIWAYAT IMUNISASI

BCG : 1x

Polio : 4x

DPT : 3x

Campak : 1x

Hepatitis B : 3x

VI. ANAMNESA MAKANAN

0-4 bulan : ASI Semaunya

4-6 bulan : ASI Semaunya + Nasi+tim+ biscuit+buah

6-10 bulan : ASI semaunya +Nasi+ lembek + biscuit+buah

VII. TUMBUH KEMBANG ANAK

0-3 bulan : Menangis kuat

3-6 bulan : Belajar mengangkat kepala

6-8 bulan : Dapat tengkurap

8-10 bulan : Berdiri sendiri tanpa dibantu.

VIII. ANAMNESA PENYAKIT

Keluhan Utama : Mencret

Telaah : Os dating ke RSUD DR.RM.DJOELHAM

binjai diantar oleh ibunya dengan keluhan

mencret. Hal ini dialami os sejak ± 2 hari yang

lalu. Dalam sehari os mengalami mencret lebih

dari 10x, mencret yang dikeluarkan berupa cair

dan berwarna kuning. Air lebih banyak daripada

ampasnya. Mencret tidak berlendir dan

berdarah. Os juga muntah sebanyak 5x, yang

dimuntahkan makanan dan minuman yang

dimakan os. Os juga mengalami demam (+),

batuk (-), pilek (-). Os rewel dan lemah, nafsu

makan os juga menurun dan BAK os (+) normal.

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 16

Page 17: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Riwayat Alergi : (-)

RPT : (-)

RPO : (-)

IX. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT

Sensorium : Compos Mentis

HR : 120x/ menit

RR : 32x/ menit

Temperatur : 37,6 0C

BB Masuk : 9 kg

Anemis : (-)

Dypsnoe : (-)

Oedema : (-)

Ikterus : (-)

Sianosis : (-)

STATUS GIZI

BB : 9 kg

Umur : 10 bulan

BB X 100% : 9000 x 100% = 105% ( Gizi Baik)

BBN 8600

STATUS LOKALISATA

a. Kepala :

Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut

UUB : Tertutup

Mata : Reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor

kiri=kanan, conjungtiva palpebra inferior

anemis (-), sclera ikterik (-), mata cekung

(+), air mata (-).

Hidung : Sekret (-), Epistaksis (-).

Telinga : Tidak ada kelainan

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 17

Page 18: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Mulut : Bibir kering (+), Lidah Berlag (-)

b. Leher : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)

c. Thorax

Paru-Paru

Inspeksi : Simetris kanan=kiri

Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler dikedua lapangan paru, suara

tambahan rhonchi (-), wheezing (-),RR

32x/menit regular.

Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis tidak teraba

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : BJ I & BJ 2 murni, gallop (-),

murmur (-), HR : 120x/ menit, regular.

d. Abdomen

Inspeksi : Soepel

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepar

tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal

tidak teraba, turgor kulit kembali

lambat.

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat

e. Extremitas

Superior : Ptechiae (-), edema (-)

Inferior : Ptechiae (-), edema (-)

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 18

Page 19: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

f. Genitalia : Jenis kelamin Laki-laki, Anus (+), tidak

ada kelainan.

X. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tidak dilakukan pemeriksaan

XI. RESUME

Os bernama M.Refan, jenis kelamin laki-laki, berumur 10 bulan. Os dating ke

RSUD DR.RM DJOELHAM dengan keluhan mencret. Hal ini dialami os

sejak ± 2 hari yang lalu, mencret lebih dari 10x dalam sehari. Mencret

berwarna kuning dan cair. Air lebih banyak daripada ampas. Mencret tidak

berlendir dan berdarah. Os muntah sebanyak 5x, yang dimuntahkan makanan

dan minuman yang dimakan. Os demam (+), rewel (+), nafsu makan menurun,

dan BAK (+) normal.

Pemeriksaan Fisik

Sensorium : Compos Mentis

HR : 120x/ menit

RR : 32x/menit

Temperatur : 37,6 0C

BB : 9 kg

Status Gizi : 105% (status gizi baik)

Status Lokalisata

Kepala : Dalam batas normal

Mata : Mata cekung (+), air mata (-)

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Bibir kering (+)

Telinga : Dalam batas normal

Leher : Dalam batas normal

Thorax : Dalam batas normal

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 19

Page 20: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Abdomen : Peristaltik meningkat, tympani, turgor kulit

kembali lambat.

Extremitas : Dalam Batas normal

Genitalia : Dalam Batas normal

Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

XII. DIAGNOSIS BANDING

a. Gastroenteritis + Dehidrasi tak Berat

b. Disentri + Dehisrasi tak Berat

c. Kolera + Dehidrasi tak Berat

XIII. DIAGNOSIS KERJA

Gstroenteritis + Dehidrasi tak Berat

XIV. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi : a. Bed Rest

b. Diet : MII

Farmakologi :

IVFD RL 60 gtt/menit Mikro

Inj.Sotatik ½ amp (1x)

Cotrimoxazole syr 2xCth 1

Sanmol syr 3x1 (k/p)

Dialac 3x1 Sachet

Zincare 1x1 tablet

XV. PROGNOSIS

Dubia ad Bonam

XVI. ANJURAN

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Feses rutin

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 20

Page 21: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

FOLLOW UP

Keluhan 30-09-2010 01-09-2010 02-09-2010 03-09-2010SubjektifDemamMualMuntahBatukNyeri ulu hatiSakit kepalaNafsu makanBAKBAB

+-+ > 5x---↓+Mencret > 10x air>ampas

------↑+Mencret 1x > ampas

------+++Mencret 1x > ampas

------++++ normal

ObjektifSensoriumNadiRRTemperaturBB

Compos Mentis120x/mnt32x/mnt37,60C9 kg

CM112x/mnt28x/mnt36,70C9 kg

CM112x/mnt28x/mnt36,50C9 kg

CM116x/mnt28x/mnt36,50C9 kg

Kepala:Rambut tidak mudah dicabut

+ + + +

Mata :Reflex CahayaPupil isokor ka=kiKonj.anemisSclera ikterikMata cekung

+/++

--+

+/++

---

+/++

---

+/++

---

Hidung :SekretEpistaksis

--

--

--

--

Telinga :Serumen - - - -Mulut :MukosaBibir pecah-pecah

Kering-

Kering-

Basah-

Basah-

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 21

Page 22: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Lidah kotorLidah tremor

--

--

--

--

Leher :Pembesaran KGBKaku Kuduk

-

-

-

-

-

-

-

-Thorax :Simetris FusiformisSuara pernafasanSuara tambahan

+

Vesikuler

-

+

Vesikuler

-

+

Vesikuler

-

+

Vesikuler

-Abdomen :SoepelHeparLienRenalTympaniPeristaltik

+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ meningkat

+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ normal

+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ normal

+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ nornal

Genital & anus Tdk ada kelainan Tdk ada kelainan Tdk ada kelainan Tdk ada kelainanExtremitas :SuperiorInferior

DBNDBN

DBNDBN

DBNDBN

DBNDBN

LaboratoriumEritrositHbHcTLeukositTrombosit

Tdk dilakukan-----

Tdk dilakukan-----

Tdk dilakukan-----

Tdk dilakukan-----

Prognosa Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonamDiagnosa Gastroenteritis

dengan Dehidrasi tak berat

Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat

Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat

Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat

Therapy IVFD RL 60 gtt/I Mikro

Inj.Sotatik ½ amp (1x)

Cotrimoxazole syr 2 x cth I

Sanmol syr 3x cth I (K/P)

Dialac 3x I sachet

Zincare 1x 1 tab

DIET MII

IVFD RL 60 gtt/I Mikro

Cotrimoxazole syr 2 x cth I

Sanmol syr 3x cth I (k/p)

Dialac 3x I sachet

Zincare 1x 1 tab DIET MII

IVFD RL 60 gtt/I Mikro

Cotrimoxazole syr 2 x cth I

Sanmol syr 3x cth I (k/p)

Dialac 3x I sachet

Zincare 1x 1 tab DIET MII

PBJ Cotrimoxazole

syr 2 x cth I Sanmol syr 3x

cth I (k/p) Dialac 3x I

sachet Zincare 1x 1

tab

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 22

Page 23: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME, penulis telah selesai menyusun laporan

kasus ini guna memenuhi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu

Kesehatan Anak di RSUD. Dr. RM DJOELHAM BINJAI dengan judul

“Gastroenteritis dengan Dehidrasi Tak Berat”.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada

Dr.Nurdiani,SpA dan Dr.Marlina,SpA, atas bimbingan dan arahannya selama

mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak serta dalam

penyusunan laporan kasus ini.

Bahwasanya hasil usaha penyusunan laporan kasus ini masih banyak

kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada

pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan,

guna perbaikan penyusunan laporan kasus ini di kemudian kesempatan.

Harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikannya di

masyarakat.

Binjai, September 2010

Penulis

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 23

Page 24: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii

1. Pendahuluan…………………………………………………………………1

2. Definisi………………………………………………………………………2

3. Epidemiologi………………………………………………………………...3

4. Etiologi………………………………………………………………………3

5. Faktor Resiko………………………………………………………………..5

6. Patofisiologi………………………………………………………………....5

7. Patogenesis……………………………………………………………….....6

8. Manifestasi Klinis…………………………………………………………...8

9. Diagnosa……………………………………………………………...........10

10. Komplikasi…………………………………………………………………10

11. Penatalaksanaan……………………………………………………………10

Daftar Pustaka………………………………………………………………….14

Status Pasien……………………………………………………………………15

Follow up……………………………………………………………………….21

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 24

Page 25: Lapkas Ge Anak

Lapkas Gastroenteritis

Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 25