Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

download Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

of 15

Transcript of Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    1/15

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. LATAR BELAKANG

    Pada dasarnya jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yakni

    jantung kanan yang memompakan darah melalui paru-paru dan jantung kiri

    yang memompakan darah melalui organ-organ perifer. Tiap bagian jantung

    yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut yang

    terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Fungsi utama atrium adalah

    merupakan suatu jalan masuk ke dalam ventrikel, namun atrium ini juga

    dengan kekuatan yang lemah memompa untuk membantu mengalirkan darah

    masuk ke dalam ventrikel. Kemudian ventrikel menyediakan tenaga utama

    yang dapat dipakai untuk mendorong darah melalui sirkulasi pulmonal atau

    sirkulasi periferal. (Guyton, 1993)

    Di dalam jantung tersebut terdapat suatu mekanisme khusus yang

    menjaga irama jantung dan menjalarkan potensial aksi ke seluruh otot jantung

    yang dapat menyebabkan denyutan jantung tersebut berirama. Jantung

    berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang timbul

    sendiri. (Guyton, 2003)

    I.2. TUJUAN

    a. Tujuan umumUntuk mengetahui fisiologi jantung dalam hal potensial aksi pada otot

    jantung.

    b. Tujuan khususUntuk mengetahui segala hal tentang potensial aksi pada otot jantung.

    Mulai dari definisi, anatomi, fisiologi, dan pemeriksaan penunjang.

    I.3. MANFAAT

    Menambah wawasan dan keilmuan untuk penulis serta membantu

    pembaca untuk memahami tentang Potensial Aksi Pada Otot Jantung.

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    2/15

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1. PENGERTIAN

    Potensial aksi adalah perubahan potensial membran yang berlangsung

    singkat, cepat, dan besar (100 Mv) saat potensial sebenarnya berbalik,

    sehingga bagian dalam sel peka rangsang secara sesaat menjadi lebih positif

    daripada bagian luar. (Sherwood Lauralee, 2009)

    Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistimewaan yaitu

    bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaraan atau

    di luar perintah otak. (Kardar Adhyzal, 2010)

    Jadi, potensial aksi pada otot jantung adalah potensial aksi yang

    mempunyai kemampuan merangsang daerah sekitar sel membran untuk

    mencapai nilai ambang yang timbul pada otot jantung.

    II.2. ANATOMI OTOT JANTUNG

    Otot jantung atau miokardium terdiri atas 3 kelompok, yaitu otot atrium,

    otot ventrikel, dan serat-serat otot khusus yang mempunyi sifat konduksi selainsifat eksitasi yang lazim dimiliki otot. Walaupun otot jantung termasuk otot yang

    tidak sadar atau tidak berada di bawah pengaruh kehendak, tetapi cara

    kontraksinya berbeda dengan cara kontraksi otot tidak sadar lainnya, yaitu otot

    polos. Cara kontraksi otot atrium dan otot ventrikel justru lebih mirip dengan cara

    kontraksi otot rangka yang termasuk otot sadar. Sebaliknya, serat-serat otot

    khusus hanya sedikit sekali kemampuan kontraksinya karena mengandung

    sedikit sekali serabut kontraktil, tetapi mampu memperlihatkan sifat ritmisitas

    (keiramaan) dan konduksi. Sistem serat-serat otot khusus ini merupakan sistem

    eksitasi jantung. (Herman Rahmatina, 2011)

    II.2.1. SERAT OTOT JANTUNG

    Terlihat bahwa serat-serat otot jantung tersusun membentuk struktur

    yang khas, yaitu serat-serat otot memisah, kemudian menyatu lagi, memisah

    kembali, menyatu kembali dan seterusnya. (Herman Rahmatina, 2011)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    3/15

    3

    Gambar 2.1. Struktur histologi otot jantung (Herman Rahmatina, 2009)

    Hal lainnya yang perlu diperhatikan pada gambaran mikroskopis otot

    jantung ini adalah serat otot jantung mempunyai stria (dari bahasa Latinstride =corak atau gambaran seperti lurik), seperti halnya otot rangka. Oleh sebab itu,

    otot jantung dimasukkan ke dalam golongan otot bercorak, bukan otot polos.

    Secara mikroskopis, serat otot pada umumnya, termasuk serat otot jantung,

    terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.

    1. SarkolemaSarkolema (dari bahasa Latin sarcolemma, sarco = serat otot, lemma =

    bungkus, sarung) adalah bagian yang membungkus serat otot. Sarkolema

    terdiri dari 2 lapisan. Lapisan dalam sarkolema merupakan membran sel otot

    yang sebenarnya dan disebut menibran plasma. Lapisan luarnya

    merupakan suatu lapisan tipis yang terdiri dari polisakarida dan sejumlah

    serat kolagen yang halus.

    2. MiofibrilStruktur mikroskopis serat otot jantung juga mirip dengan serat otot

    rangka. Setiap serat otot jantung terdiri dari sejumlah miofibril (dari biasa.

    Di dalam serat otot, miofibril berada di dalam sarkoplasma ini. Cairan

    sarkoplasma mengandung sejumlah besar kaliun (K), magnesium (Mg),

    fosfat (P), dan enzim protein. Selain itu, di dalam sarkoplasma juga terdapat

    sejumlah besar mitokondria yang terletak di antara miofibril dalam posisi

    paralel atau sejajar. Mitokondria adalah organel sel yang memproduksi

    adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Letak mitokondria yang

    berdampingan dengan miofibril menunjukkan bahwa kontraksi miofibril

    membutuhkan energi dalam jumlah besar.

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    4/15

    4

    3. Retikulum SarkoplasmikSarkoplasma mengandung sejumlah besar retikulum endoplasmik yang

    disebut retikulum sarkoplasmik. Di dalam serat otot, retikulum sarkoplasmik

    berada di sekitar miofibril, yaitu melingkup miofibril. Retikulum

    sarkoplasmik ini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengontol

    keadaan kontraksi otot. Semakin tinggi kecepatan kontraksi yang diperlukan

    suatu otot, semakin banyak pula jumlah retikulum sarkoplasmik di dalam

    serat otot tersebut. Namun, retikulum sarkoplasmik otot jantung tidak

    seekstensif dan sebanyak retikulum sarkoplasmik pada otot rangka.

    II.3. POTENSIAL AKSI PADA OTOT JANTUNG

    Potensial membran istirahat otot jantung normal adalah kira-kira -85

    sampai -95 milivolt (mv) dan kira-kira -90 sampai -100 mv terdapat di dalam

    serabut penghantar khusus, serabut purkinye. (Guyton, 1993)

    Potensial aksi yang direkam dalam otot ventrikel adalah sebesar 105

    mv, yang berarti bahwa potensial membran tersebut meningkat dari nilai

    normalnya yang biasanya negatif menjadi agak positif yaitu kira-kira +20 mv.

    Karena perubahan potensial dari negatif menjadi positif ini, maka bagian

    yang positif disebut sebagai potensial kaduk julang (=overshoot potential).

    Selanjutnya, sesudahnya terjadi peningkatan awal (=initial spike), maka

    membran akan tetap dalam keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik

    dalam otot atrium dalam kira-kira 0,3 detik dalam otot ventrikel, sehingga

    memperlihatkan suatu gambaran mendatar (=plateau), pada akhir keadaan

    plateau diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba.

    Adanyaplateauini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi otot jantung

    yang berlangsung selama 20 sampai 50 kali lebih lama daripada kontraksi

    otot rangka. (Guyton, 1993)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    5/15

    5

    Gambar 3.1. Potensial aksi yang ritmik yang berasal dari suatu serabut

    Purkinye dan dari suatu serabut otot ventrikel. (Guyton, 2003)

    Paling sedikit ada dua perbedaan utama antara sifat membran otot

    jantung dengan membran otot rangka dalam hal potensial aksi yang

    berlangsung lebih lama dan adanya keadaan plateau pada otot jantung.

    (Guyton, 1993)

    Pertama, potensial aksi pada otot rangka hampir seluruhnya

    ditimbulkan oleh adanya pembukaan yang tiba-tiba dari saluran cepat untuk

    natrium yang menyebabkan sebagian besar ion-ion natrium masuk ke dalam

    serabut otot rangka. Saluran ini disebut sebagai saluran cepat karena

    saluran ini tetap terbuka hanya selama sekian seper sepuluh ribu detik dan

    tiba-tiba akan menutup. Pada akhir proses penutupan ini, terjadilah prosesrepolarisasi, dan potensial aksi yang terjadi ditimbulkan oleh pembukaan dua

    macam saluran yakni:

    - Saluran cepat untuk natrium yang mirip dengan yang terdapat padaotot rangka

    - Semua saluran-saluran yang lain yang disebut sebagai saluran lambatuntuk kalsium-natrium

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    6/15

    6

    Saluran yang ke dua ini berbeda dengan saluran cepat untuk natrium karena

    lebih lambat terbukanya, tapi yang lebih penting lagi ialah saluran ini tetap

    membuka selama sekian per puluh detik. Selama waktu ini sebagian besar ion

    kalium dan ion natrium tetap mengalir melalui saluran ini masuk ke bagian

    dalam serabut otot jantung, dan hal ini akan mempertahankan periode

    depolarisasi dalam waktu yang panjang. Jadi hal inilah yang menyebabkan

    terjadinya plateau pada potensial aksi. Lebih lanjut, ion kalsium yang

    memasuki otot selama terjadinya potensial aksi memainkan peran yang

    penting guna membantu membangkitkan proses kontraksi otot, dimana hal ini

    merupakan perbedaan antara otot jantung dan otot rangka. (Guyton, 2003)

    Perbedaan fungsional utama yang ke dua antara otot jantung dan ototrangka, yang membantu menerangkan mengenai potensial aksi yang

    memanjang dan adanya plateau ialah segera sesudah awal timbulnya

    potensial aksi, permeabilitas membran otot jantung untuk kalium menurun

    sebanyak kira-kira 5 kali, ini merupakan suatu efek yang tidak terjadi pada

    otot skelet. Penurunan permeabilitas terhadap kalium ini mungkin disebabkan

    oleh karena terlalu banyaknya memasukkan kalsium melalui saluran kalsium.

    Tapi dengan tanpa memperhatikan penyebabnya, penurunan permeabilitas

    terhadap kalium akan sangat menurunkan pengeluaran ion kalium selama

    terjadinya tahap plateau pada potensial aksi dan oleh karena itulah periode

    refrakter potensial aksi dini dapat dihindari. Bila saluran lambat untuk

    kalsium-natrium tertutup pada akhir dari 0,2 sampai 0,3 detik dan

    pemasukkan ion-ion kalsium dan ion-ion natrium berhenti, selanjutnya

    permeabilitas membran untuk kalium akan meningkat dengan sangat cepat

    sekali, dan hilangnya ion kalium yang cepat dari serabut akan mengembalikan

    potensial membran ke keadaan istirahat, sehingga potensial aksi berakhir.

    (Guyton, 2003)

    II.3.1. KECEPATAN PENGHANTAR DI DALAM OTOT JANTUNG

    Potensial aksi dihantarkan secara relatif lambat melalui nodus

    atrioventrikularis (nodus AV). Kelambatan ini menguntungkan karena

    memberi waktu bagi ventrikel untuk terisi penuh. Impuls tertunda sekitar 100

    mdet (penundaan nodus AV), yang memungkinkan atrium terdepolarisasi

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    7/15

    7

    sempurna dan berkontraksi, mengosongkan isinya ke dalam ventrikel,

    sebelum ventrikel terdepolarisasi dan berkontraksi. (Sherwood Lauralee,

    2009)

    Kecepatan penghantar potensial aksi baik di dalam serabut-serabut otot

    atrium dan ventrikel adalah kira-kira sebesar 0,3 sampai 0,5 meter perdetik,

    atau kira-kira 1/1250 kecepatan penghantaran di dalam serabut otot rangka.

    Kecepatan penghantaran di dalam sistem penghantaran khusus bervariasi dari

    0,02 sampai 0,4 meter per detik dalam bagian yang berbeda-beda dari sistem

    tersebut. (Guyton, 1993)

    II.3.2. PERIODE REFRAKTER OTOT JANTUNG

    Otot jantung, seperti halnya semua jaringan yang dapat dirangsang

    ternyata selama periode potensial aksi tidak akan dapat memberikan reaksi

    (refrakter) bila dirangsang ulang. Kadang-kadang pemberian rangsangan

    listrik yang sangat kuat dapat menimbulkan jawaban berupa potensial paku

    baru pada bagian akhir dari plathan potensial aksi, namun keadaan ini

    sebenarnya merupakan keadaan yang sangat abnormal dan potensial paku

    tersebut tidak disebarkan sepanjang otot. Oleh karena itu, periode refrakter

    pada otot jantung itu biasanya dikatakan hanya terjadi sebentar-sebentar dan

    selama periode refrakter ini impuls yang normal pada jantung tak dapat

    merangsang kembali suatu daerah otot jantung yang memang sudah

    terangsang. Periode refrakter ventrikel yang normal adalah 0,25 sampai 0,3

    detik yang kira-kira sesuai dengan lamanya proses potensial aksi. Disamping

    itu ada periode refrakter relatif kurang lebih selama 0,05 detik dimana selama

    periode ini otot tersebut lebih sulit dirangsang dibanding dengan otot dalam

    keadaan normal, tapi sebenarnya masih dapat dirangsang. (Guyton, 1993)

    Periode refrakter otot atrium jauh lebih singkat daripada periode

    refrakter otot ventrikel (kira-kira 0,15 detik), dan periode refrakter relatifnya

    adalah selama 0,03 detik berikutnya. Oleh karena itu, kecepatan irama

    kontraksi atrium dapat jauh lebih cepat daripada kecepatan irama kontraksi

    otot ventrikel. (Guyton, 1993)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    8/15

    8

    Gambar 3.2. Kontraksi otot jantung, dalam gambar ini tampak lamanya

    periode refrakter dan periode refrakter relatif, pengaruh dari kontraksi

    prematur dini, dan pengaruh dari kontraksi prematur lanjut. (Guyton, 2003)

    II.4. POTENSIAL AKSI DI SEL KONTRAKTIL OTOT JANTUNG

    Potensial aksi di sel-sel kontraktil jantung, meskipun dipicu oleh sel-sel

    nodus pemacu, bervariasi mencolok dalam mekanisme ionik dan bentuknya

    dibanding potensial nodus sinoatrial (nodus SA). Tidak seperti membran sel

    otoritmik, membran sel kontraktil pada hakikatnya tetap pada keadaan

    istirahat sebesar sekitar -90 Mv sampai tereksitasi oleh aktivitas listrik yang

    menjalar dari pemacu. Sekali membran suatu sel kontraktil miokardium

    tereksitasi, maka terbentuk potensial aksi melalui proses rumit perubahan

    perrmeabilitas dan perubahan membran potensial sebagai berikut:

    1. Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat berbalikke nilai positif +30 Mv akibat pengaktifan saluran Na+ berpintu voltase

    dan Na+ kemudian cepat masuk ke dalam sel, seperti yang terjadi pada sel

    peka rangsang lain yang mengalami potensial aksi. Permeabilitas Na+

    kemudian cepat menurunkan ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi khas

    untuk sel otot jantung, potensial membran dipertahankan mendekati

    tingkat positif puncak ini selama beberapa ratus milidetik, menghasilkan

    fase datar potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi singkat di neuron dan

    sel otot rangka berlangsung 1 sampai 2 mdet.

    2. Sementara fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh pengaktifan saluranNa+ yang relatif cepat, fase datar ini dipertahankan oleh dua perubahan

    permeabilitas dependen voltase: pengaktifan saluran Ca2+ tipe L yang

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    9/15

    9

    lambat dan penurunan mencolok permeabilitas K+ di membran sel

    kontraktil jantung. Perubahan permeabilitas ini terjadi sebagai respons

    terhadap perubahan mendadak voltase selama fase naik potensial aksi.

    Pembukaan saluran Ca2+ tipe L menyebabkan difusi masuk Ca2+ secara

    perlahan karena konsentrasi Ca+ di cairan ekstrasel (CES) lebih besar dan

    gradien listrik juga mendorong perpindahan Ca2+ ke dalam sel. Influks

    berkelanjutan Ca2+ yang bermuatan positif ini memperlama kepositifan

    di bagian dalam sel dan berperan besar dalam pembentukan bagian datar

    potensial aksi. Efek ini diperkuat oleh penurunan secara bersamaan

    permeabilitas terhadap K+. Penurunan aliran keluar K+ yang bermuara

    positif mencegah repolarisasi cepat membran dan karenanya ikut berperanmemperlama fase datar.

    3. Fase turun potensial aksi yang cepat ditimbulkan oleh inaktivitas saluranCa+ dan pengaktifan tertunda saluran K+ berpintu voltase. Penurunan

    permeabilitas terhadap Ca2+ ini menghilangkan perpindahan Ca2+ ke

    dalam sel yang berjalan lambat, sementara peningkatan mendadak

    permeabilitas terhadap K+ secara simultan mendorong difusi keluar K+

    secara cepat. Karena itu, seperti pada sel peka rangsang lainnya, sel

    kembali ke potensial istirahat karena K+ keluar sel.

    Gambar 2.3. Potensial aksi di kontraktil otot jantung. (Sherwood Lauralee, 2009)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    10/15

    10

    II.5. FASE POTENSIAL AKSI PADA OTOT JANTUNG

    Aktivitas listrik jantung terjadi akibat perubahan permeabilitas yang

    memungkinkan terjadi transport ion melewati saluran cepat dan saluran

    lambat terutama ion Na, K, Ca. (Sherwood Lauralee, 2009)

    Potensial aksi terdiri dari 5 fase:

    1. Fase istirahat (fase 4)Terjadi perbedaan potensial, didalam sel (-) diluar sel (+) yang

    menyebabkan terjadinya polarisasi akibat permeabilitas terhadap Na-K

    terutama K, selanjutnya K akan merembes keluar sel.

    2. Depolarisasi cepat (fase 0) - upstrokeAkibat permeabilitas Na meningkat kemudian Na akan masuk melaluisaluran cepat menyebabkan keadaan didalam (+) diluar (-).

    3. Repolarisasi parsial-fase 1 (spike)Mendadak terjadi perubahan kadar ion sebagai penyeimbang, ion negatif

    akan masuk, kemudian terjadi inaktivasi saluran Na.

    4. Plateu-fase 2Tidak terjadi perubahan muatan listrik, ion masuk seimbang dengan ion

    yang keluar. K, Na, Ca masuk melalui saluran lambat.

    5. Repolarisasi cepat fase 3 (down upstroke)Aliran Ca dan Na inaktif, permeabilitas terhadap K meningkat, kalium

    akan keluar menyebabkan keadaan didalam (-) dan diluar (+).

    Ada 2 jenis refrakter dalam fase siklus elektrofisiologi jantung yaitu:

    1. Periode Refrakter AbsolutSejak awal fase 0 sampai fase 3, sel jantung akan mengalami fase

    refrakter absolut yang berarti saat ini serat otot jantung tidak dapat di

    aktivasi ulang walaupun diberi stimulus yang cukup kuat.

    2. Periode Refrakter RelatifMenuju pertengahan fase 3 dan tepat sebelum fase 4 sel jantung akan

    mengalami fase refrakter relatif yang berarti apabila saat ini sel otot

    jantung diberi stimulus yang lebih kuat dari stimulus normal bisa

    menyebabkan terbentuk potensial aksi.

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    11/15

    11

    II.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    EKG (elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik

    yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang

    mencapai permukaan tubuh dan dideteksi oleh elektroda pencatat. EKG

    adalah grafik yang dibentuk oleh elektrokardiograf. Informasi yang dapat kita

    dapatkan dari rekaman EKG adalah gangguan ritme jantung seperti aritmia,

    gangguan elektrolit, abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel,

    detekdi penyakit bukan jantung, pengaruh obat-obatan. Ada 3 sadapan yang

    terdapat pada EKG yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar. Sadapan

    bipolar adalah I yang merupakan sadapan anggota badan, II yang merupakan

    beda potensial antara elektroda negatif di lengan kanan dan elektroda positifdi lengan kiri, dan III yang merupakan beda potensial antara elektroda negatif

    lengan kiri dan elektroda positif di tungkai kiri. Sadapan unipolar adalah

    sadapan prekordial dan sadapan augmented. Sadapan augmented adalah AVF

    yang merupakan beda potensial antara jantung dengan tungkai, AVR yang

    merupakan beda potensial antara jantung dengan lengan kanan, dan AVL

    yang merupakan beda potensial antara jantung dengan lengan kiri. Sadapan

    prekordial adalah V1 V6. Sadapan V 1 terletak di ruang interkostal IV di

    kanan sternum. Sadapan V2 terletak di ruang interkostal IV di kiri sternum.

    Sadapan V3 diletakkan diantara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 diletakkan

    di ruang interkostalis V sejajar dengan garis mid klavikularis kiri. Sadapan

    V5 diletakkan secara mendatar dengan V 4 di linea axillaris anterior. Sadapan

    V6 diletakkan secara mendatar dengan V4 V5 di mid axillaris. (Dharma

    Surya, 2009)

    Gambar 5.1. EKG Strip (Dharma Surya, 2009)

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    12/15

    12

    Gelombang P adalah depolarisasi dari atrium kiri dan kanan. Segmen

    PR merupakan perlambatan nodus AV. Kompleks QRS adalah depolarisasi

    ventrikel (repolarisasi atrium). Segmen ST adalah kontraksi ventrikel dan

    pengosongan ventrikel. Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel.

    Interval TP adalah relaksasi ventrikel dan mengisi diri. Nilai normal untuk

    gelobang P adalah 0,08 0,1 s, interval PR adalah 0,12 0,2 s, interval QT

    adalah 0,32 0,4 s, dan kompleks QRS adalah 0,06 0,1 s. Ada tiga cara

    untuk menghitung laju jantung dari EKG yaitu:

    1. jarak R- R:1 kotak sedang = 300 x/menit

    2 kotak sedang = 150 x/menit3 kotak sedang = 100 x/menit

    4 kotak sedang = 75 x/menit

    5 kotak sedang = 60 x/menit

    6 kotak sedang = 50 x/menit

    2. Hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar = 6 detik jumlah R x 10 =heartrate/ menit.

    3. 1500/ jarak R-R ( dalam mm) = heart rate/ menit.Treadmill test adalah pemeriksaan menggunakan EKG pada saat

    diberikan stress terhadap fisik. Treadmill test digunakan untuk mengetahui

    adanya abnormalitas elektris atau aritmia, gejala angina atau disapnoe, dan

    perubahan pada EKG seperti depresi segmen ST atau elevasi segmen ST.

    Treadmill test dilakukan dengan pasien dibawa ke laboratorium latihan

    dimana heart ratedan tekanan darah dihitung pada saat istirahat. Elektroda

    diletakkan di dada, lengan dan pinggul, lalu dihubungkan dengan bagian

    EKG dari stress machine. 12 lead dari EKG akan direkam ke dalam kertas

    EKG. Treadmill test dimulai dengan kecepatan yang lambat. Kecepatan

    treadmill testdinaikkan setiap 3 menit dan tekanan darah dari pasien biasanya

    dihitung pada menit kedua setiap tingkat. Dokter memperhatikan heart rate,

    tekanan darah, perubahan pada EKG, ritme jantung yang abnormal,

    penampilan pasien, dan gejala yang timbul. Treadmill test diberhentikan

    ketika pasien mencapai target terapi yaitu 85 % dari heart rate maksimal

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    13/15

    13

    sesuai umur pasien.Treadmill testdapat diberhentikan jika pasien mengalami

    nyeri dada, lemas, nafas pendek.

    Target Heart Rate = 220umur x 8090%

    Dengan SD = 1012 x/menit.

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    14/15

    14

    BAB III

    KESIMPULAN

    IV.1. KESIMPULAN

    Potensial aksi yang berlangsung lebih lama ditimbulkan oleh

    pembukaan dua kanal, kanal cepat natrium dan kanal kalsium-natrium (kanal

    lambat kalsium). Ketika kanal lambat kalsium terbuka, sebagian besar ion

    kalsium dan ion natrium mengalir dan masuk ke serabut otot jantung,

    sehingga terjadi depolarisasi, lebih lanjut, ion kalsium yang berasal dariretikulum sarkoplasmik intrasel yang masuk selama fase pendataran

    membangkitkan proses kontraksi otot. Segera sesudah potensial aksi timbul,

    permeabilitas membran otot jantung terhadap ion kalium menurun, sehingga

    menurunkan pengeluaran ion kalium selama terjadinya pendataran potensial

    aksi. Bila kanal lambat kalsium-natrium tertutup, permeabilitas membran

    untuk kalium akan meningkat dan terjadi pengeluaran dari serabut sehingga

    terjadilah istirahat (repolarisasi).

  • 7/22/2019 Potensial Aksi Pada Otot Jantung (Autosaved)

    15/15

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    - Dharma, Surya. 2009. Sistematika Interprestasi EKG. BukuKedokteran EGC, Jakarta.

    - Guyton. 1993. Fisiologi Kedokteran.Buku Kedokteran EGC, Jakarta.190 hal.

    - Guyton. 2003. Fisiologi Kedokteran.Buku Kedokteran EGC, Jakarta.109 hal.

    - Herman Rahmatina. 2009. Buku Ajar Fisiologi Jantung. BukuKedokteran EGC, Jakarta. 26 hal.

    - Sherwood, Lauralee. 2009.Fisiologi Manusia. Buku Kedokteran EGC,Jakarta. 338 hal

    - Slonane, Ethel. 1994. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. BukuKedokteran EGC, Jakarta.

    - Ward, Jeremy, P.T and Clarke, Robert. 2007. At a Glance Fisiologi.Erlangga. Jakarta.