POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN...

82
POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA BUDI DAYA TERUNG (Solanum melongena L.) MOH RIFQI AL AUTHOR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Transcript of POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN...

Page 1: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN

PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA

BUDI DAYA TERUNG (Solanum melongena L.)

MOH RIFQI AL AUTHOR

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN

PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA

BUDI DAYA TERUNG (Solanum melongena L.)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

MOH RIFQI AL AUTHOR

1112095000030

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 3: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN

PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA

BUDI DAYA TERUNG (Solanum melongena L.)

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Moh Rifqi Al Author1112095000030

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dasumiati, M.Si Dr. Priyanti, M.SiNIP. 19730923 199903 2 002 NIP. 19750526 200012 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Dasumiati, M.SiNIP. 19730923 199903 2 002

Page 4: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Potensi Pupuk Azolla pinnata untuk Pengurangan

Penggunaan Pupuk Anorganik pada Budi Daya Terung (Solanum melongena L.)”

telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu

tanggal 29 Juni 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Biologi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si Etyn Yunita, M.SiNIP. 19720322 200212 2 002 NIP. 19700628 201411 2 002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dasumiati, M.Si Dr. Priyanti, M.SiNIP. 19730923 199903 2 002 NIP. 19750526 200012 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Jurusan Biologi

Dr. Agus Salim, M.Si Dr. Dasumiati, M.SiNIP. 19720816 199903 1 003 NIP. 19730923 199903 2 002

Page 5: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, Juni 2016

Moh Rifqi Al Author1112095000030

Page 6: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

i

ABSTRAK

MOH RIFQI AL AUTHOR. Potensi Pupuk Azolla pinnata untuk PenguranganPenggunaan Pupuk Anorganik pada Budi Daya Terung (Solanum melongena L.).Dibimbing oleh DASUMIATI dan PRIYANTI

Azolla pinnata adalah sejenis paku air yang hidup bebas mengapung secarahorizontal di permukaan air tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahuipotensi pemberian pupuk A. pinnata untuk mengurangi penggunaan pupukanorganik dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian inimenggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 3 ulangan.Faktor pertama adalah pupuk A. pinnata dan faktor kedua adalah pupukanorganik. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian pupuk A. pinnata dapatmeningkatkan tinggi tanaman umur 7 minggu setelah tanam (MST), diamaterbatang umur 7 MST, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah buah, panjang buah,dan berat buah per tanaman. Pemberian pupuk anorganik dapat meningkatkandiameter batang umur 7 MST dan jumlah cabang. Pemberian 28 g pupuk A.pinnata dapat mengurangi 50% pengunaan pupuk anorganik. Pemberiankombinasi 28 g pupuk A. pinnata dengan 50% pupuk anorganik dapatmeningkatkan diamater batang umur 7 MST dan umur berbunga.

Kata kunci : Azolla pinnata, pupuk anorganik, terung.

Page 7: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

ii

ABSTRACT

MOH RIFQI AL AUTHOR. Azolla pinnata fertilizer potential for Decrease ofUsing Inorganic Fertilizer on Cultivated Eggplant (Solanum melongena L.).Advised by DASUMIATI and PRIYANTI.

Azolla pinnata is one of water ferns and live horizontally free floated on thesurface of fresh water. The purpose of this research was to determine thepotention of A. pinnata fertilizer for decrease the use of inorganic fertilizer andincrease the growth and eggplant production. This research was arranged in arandomized complete block design (RCBD) for factorial with 3 replications. Thefirst factor was A. pinnata fertilizer and the second factor was inorganic fertilizer.The result of this research was the use A. pinnata fertilizer could increase on theplant height at 7 weeks after planting, stem diameter at 7 weeks after planting,number of branches, flowering age, number of fruits, fruit length, and weight offruit per plant. Inorganic fertilizer could increase on the stem diameter at 7 weeksafter planting and number of branches. The use of 28 g A. pinnata fertilizer coulddecrease 50% of inorganic fertilizer. Combination of 28 g A. pinnata fertilizerwith 50% of inorganic fertilizer could increase on the stem diameter at 7 weeksafter planting and flowering age.

Keywords : Azolla pinnata, inorganic fertilizer, eggplants.

Page 8: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi merupakan

salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam perkuliahan di Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa tidaklah mungkin

skripsi ini dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan motivasi baik moril

maupun materil dari berbagai pihak. Kendala yang penulis hadapi pun tidak

sedikit namun dengan keteguhan niat dan bantuan serta dorongan dari berbagai

pihak, akhirnya habis gelap terbitlah terang dalam arti kata, penulis pun dapat

menyelesaikannya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan

mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

kepada penulis.

2. Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Dasumiati, M.Si selaku ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing I

yang telah bersedia memberi bimbingan dalam penelitian ini.

4. Dr. Priyanti, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia memberi

bimbingan dalam penelitian ini.

Page 9: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

iv

5. Bapak/ibu dosen dan staf pengajar Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak/ibu staf tenaga ahli Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

7. Seluruh laboran di Pusat Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin dan bimbingan

dalam penelitian ini.

8. Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si, Ir. Junaidi, M.Si, dan Iping Ruspendi, SP

selaku dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang turut membantu lancarnya penelitian ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Biologi angkatan 2012 yang telah

membantu dan selalu mendoakan kelancaran penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat

kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan menulis. Saran dan kritik

dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Akhir kata penulis

mengucapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan

mendapat balasan, rahmat dan ridho dari Allah SWT, amin.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

Page 10: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.3 Hipotesis ................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Azolla pinnata .............................................................. 4

2.2 Pupuk........................................................................................ 6

2.2.1 Pupuk Organik ................................................................ 6

2.2.2 Pupuk Anorganik ............................................................ 8

2.3 Unsur Hara Tanaman................................................................ 12

2.4 Botani Terung........................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 19

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 19

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................... 19

3.4 Cara kerja.................................................................................. 20

3.4.1 Persiapan Media Tanam.................................................. 20

3.4.2 Pengomposan A. pinnata................................................. 21

3.4.3 Penyemaian Benih dan Penanaman Bibit ....................... 21

Page 11: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

vi

Halaman

3.4.4 Pemupukan dan Pemeliharaan ........................................ 22

3.4.5 Panen............................................................................... 23

3.4.6 Parameter Pengamatan.................................................... 24

3.5 Analisis Data ............................................................................ 25

3.6 Bagan Kerja .............................................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum ......................................................................... 26

4.2 Pertumbuhan Tanaman Terung ................................................ 27

4.2.1 Tinggi Tanaman ............................................................. 27

4.2.2 Diameter Batang ............................................................. 30

4.2.3 Jumlah Cabang................................................................ 31

4.3 Produksi Tanaman Terung ....................................................... 34

4.3.1 Umur Berbunga............................................................... 34

4.3.2 Jumlah Buah.................................................................... 35

4.3.3 Panjang Buah .................................................................. 38

4.3.4 Diameter Buah ................................................................ 39

4.3.5 Berat Buah Per Tanaman ................................................ 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan............................................................................... 44

5.2 Saran ......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN.................................................................................................... 49

Page 12: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Azolla pinnata ............................................................................. 4

Gambar 2. Tanaman terung ................................................................................... 17

Gambar 3. Bagan Kerja ......................................................................................... 25

Gambar 4. Hama dan penyakit tanaman terung yang ditemukan selama

penelitian..................................................................................... 27

Gambar 5. Rata-rata tinggi tanaman umur 7 MST ....................................... 29

Gambar 6. Rata-rata diameter batang umur 7 MST...................................... 30

Gambar 7. Rata-rata jumlah cabang ............................................................. 33

Gambar 8. Rata-rata umur berbunga ............................................................ 34

Gambar 9. Rata-rata jumlah buah................................................................. 37

Gambar 10. Rata-rata panjang buah ............................................................... 39

Gambar 11. Rata-rata diameter buah .............................................................. 40

Gambar 12. Rata-rata berat buah per tanaman ............................................... 41

Page 13: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Denah penelitian....................................................................... 49

Lampiran 2. Perhitungan dosis pupuk anorganik.......................................... 50

Lampiran 3. Kandungan unsur hara.............................................................. 52

Lampiran 4. Kondisi iklim............................................................................ 53

Lampiran 5. Rata-rata hasil pengukuran parameter ...................................... 54

Lampiran 6. Hasil uji statistik ....................................................................... 57

Lampiran 7. Dokumentasi penelitian ............................................................ 68

Page 14: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pupuk anorganik masih sangat disukai oleh para petani dalam

meningkatkan produksi pertaniannya. Di samping keunggulan-keunggulan yang

dimiliki, banyak dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk anorganik

untuk waktu yang relatif lama. Pertama, menyebabkan kerusakan dan menambah

tingkat polusi tanah (Hadisuwito, 2012). Kedua, menyebabkan keseimbangan hara

di dalam tanah terganggu (Parnata, 2004). Ketiga, menyebabkan pencemaran air

dan polusi udara (Indriani, 2011). Untuk itu perlu dilakukan pengembangan pupuk

yang ramah lingkungan, seperti pupuk Azolla pinnata.

Azolla pinnata merupakan paku air yang mudah ditemukan di persawahan

dan dianggap gulma oleh para petani (Hidayat et al., 2011). Kandungan nitrogen

pada A. pinnata sangat bermanfaat dalam bidang pertanian (Gunawan, 2014).

Oleh karena itu, A. pinnata dapat dijadikan sebagai pupuk yang ramah lingkungan

(Simanjuntak, 2005).

Pupuk Azolla telah digunakan pada berbagai jenis tanaman. Pada tanaman

bayam merah, pemberian kompos Azolla 70 g/tanaman dapat meningkatkan

pertumbuhan vegetatif (Akhda, 2009), pemberian kompos Azolla 6 ton/ha mampu

menghasilkan gabah 8,67 ton/ha pada tanaman padi varietas Ciherang (Kustiono

et al., 2012), pemberian pupuk Azolla 48,102 ton/ha mampu meningkatkan

pertumbuhan padi dan menghasilkan gabah 56,35 g/tanaman (Gunawan, 2014),

dan pemberian kombinasi 63,75 g pupuk A. pinnata dengan 50% pupuk anorganik

Page 15: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

2

(urea 0,65 g + SP36 0,265 g + KCl 0,135 g) berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman padi varietas Inpari Sidenuk (Rusma, 2014).

Pada penelitian ini, pupuk A. pinnata diaplikasikan pada budi daya terung

(Solanum melongena L.). Produksi terung di Indonesia belum mencukupi

permintaan konsumen. Pada tahun 2014, produksi terung di Indonesia sebanyak

557.053 ton dengan luas panen 50.875 ha sedangkan konsumsi rumah tangga

sebesar 0,047 kg/kapita/minggu atau 2,434 kg/kapita/tahun (Badan Pusat Statistik,

2015). Secara ideal, untuk luasan satu hektar dapat dihasilkan 30 ton terung

(Rukmana, 1994), namun rata-rata produktivitas terung di Indonesia dari tahun

2011-2014 yaitu 10,48 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2015). Untuk mencapai

produksi yang ideal tersebut perlu dikembangkan teknologi budi daya terung

terutama dalam hal pemupukan.

Salah satu varietas terung yang dibudidayakan adalah varietas Bruno.

Terung varietas Bruno memiliki warna buah ungu mengkilat, daging putih bersih,

masa panen 50 hari setelah tanam (HST), dan cocok untuk dataran rendah sampai

menengah. Terung varietas Bruno memiliki potensi produksi 60 ton/ha yang lebih

tinggi dari beberapa varietas terung lainnya seperti Pusa Purple Long India 35

ton/ha, Sapi Ciparay 56 ton/ha, dan Ngipik Sari 58 ton/ha (Rukmana, 1994).

Untuk menghasilkan produksi yang diinginkan pada budidaya terung

tersebut di atas, petani biasanya menggunakan pupuk anorganik dengan dosis 150

kg urea, 300 kg TSP, dan 150 kg KCl/ha (Rukmana, 1994). Berdasarkan dampak

yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik terhadap lingkungan, maka

Page 16: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

3

pengembangan pupuk A. pinnata pada budi daya terung diharapkan dapat

mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan produksi terung.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah pemberian pupuk A. pinnata berpotensi untuk mengurangi penggunaan

pupuk anorganik dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi terung?

1.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:

1. Pemberian pupuk A. pinnata berpotensi untuk mengurangi penggunaan pupuk

anorganik dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi terung.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui potensi pemberian pupuk A. pinnata untuk mengurangi

penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi

terung.

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada petani terung

mengenai dosis yang paling optimal dari pupuk A. pinnata dalam mengurangi

penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan produksi terung serta sebagai

bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan dan

pemanfaatan A. pinnata sebagai bahan dasar pupur organik.

Page 17: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Azolla pinnata

Azolla berasal dari bahasa latin yaitu Azo yang berarti kering dan Ollyo

yang berarti mati. Spesies Azolla diantaranya A. pinnata, A. caroliniana, A.

filliculoides, A. mexicana, A. microphylla, dan A. nilotica (Simanjuntak, 2005).

Azolla pinnata termasuk famili Salviniaceae dan genus Azolla. Keistimewaan dari

A. pinnata memiliki kemampuan dalam menghasilkan nitrogen dan

pertumbuhannya cepat pada kisaran suhu optimal yaitu 25-30oC, pH 5-7,

intensitas cahaya 15-18 Klux, dan kelembaban berkisar antara 55-83% (Sadeghi et

al., 2013). Bentuk daun A. pinnata kecil dengan ukuran panjang sekitar 1-2 mm

dengan posisi daun yang saling menindih (Gambar 1). Permukaan atas daun

berwarna hijau, coklat atau kemerah-merahan dan permukaan bawah berwarna

coklat transparan. Ketika tumbuh di bawah sinar matahari penuh, terutama di

akhir musim panas dan musim semi, Azolla dapat memproduksi antosianin

kemerah-merahan di dalam daunnya (Dewi, 2007).

Gambar 1. Azolla pinnata (Sumber: Dokumentasi pribadi).

Page 18: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

5

Akar A. pinnata muncul pada sisi bawah batang utama menggantung di

dalam air. Panjang akar bervariasi yaitu sekitar 1,5-11 cm (Arifin, 1996). A.

pinnata tidak mempunyai batang, tetapi berupa rimpang. Rimpang utama tidak

bercabang secara bergantian, setiap cabang terdapat daun yang saling menindih

(Djojosuwito, 2000).

Azolla pada kelangsungan hidupnya bersimbiosis dengan Anabaena

azollae. Dalam simbiosis tersebut, Azolla menghasilkan nutrisi untuk A. azollae,

sementara itu A. azollae menambat nitrogen untuk Azolla. Simbiosis tersebut

terdapat di dalam rongga daun Azolla. Di dalam rongga daun Azolla terdapat

rambut-rambut epidermal yang berperan dalam kegiatan metabolisme Azolla

dengan A. azollae. A. azollae akan memfiksasi nitrogen udara dengan bantuan

enzim nitrogenase melalui ATP yang berasal dari peredaran fosforilasi, dengan

enzim ini maka A. azollae dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia yang

selanjutnya diangkut ke Azolla. Azolla menginkorporasikan hasil fiksasi nitrogen

menjadi asam-asam amino (Suarsana, 2011).

Proses fiksasi nitrogen di udara yang terjadi pada daun A. pinnata selama

kurun waktu 106 hari saat tebar dapat mencapai 120-140 kg N/ha atau rata-rata

1,1-1,3 kg N/hari. Hasil fiksasi nitrogen dari udara akan bervariasi bila A. pinnata

ditanam bersama dengan tanaman padi yaitu berkisar antara 0,4-2,9 kg N/ha/hari.

Hasil fiksasi nitrogen ditransfer ke seluruh bagian tubuh A. pinnata secara merata

dengan laju pertumbuhan sekitar 35%/hari (Sutanto, 2002). Oleh karena itu,

A.pinnata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang ramah lingkungan.

Page 19: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

6

Penggunaan pupuk A. pinnata lebih mudah dan murah karena tanaman A.

pinnata memiliki kemampuan pertumbuhan yang cepat dan kandungan nitrogen

yang cukup untuk meningkatkan kesuburan tanah (Simanjuntak, 2005). Azolla

pinnata memiliki kandungan nitrogen sebesar 1,96-5,30%, fosfor sebesar 0,16-

1,59%, kalium sebesar 0,31-5,97%, kalsium 0,45-1,70%, dan magnesium 0,22-

0,66% (Batan, 2006). Berdasarkan hasil analisis kimia berbagai jenis pupuk

organik lainnya, kadar N-total pupuk kompos A. pinnata tersebut lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kadar N pada pupuk organik lainnya (Yulipriyanto, 2010).

2.2 Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman

sebab unsur hara yang terdapat dalam tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu

pertumbuhan tanaman secara optimal. Pupuk dapat digolongkan menjadi dua,

yakni pupuk anorganik dan pupuk organik.

2.2.1 Pupuk Organik

Menurut PP. No. 8 tahun 2001 yang dimaksud pupuk organik adalah

pupuk dengan batasan pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan

organik tumbuhan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat

berbentuk padat atau cair, yang digunakan untuk menyediakan hara tanaman serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik berasal

Page 20: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

7

dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun

mengandung hampir semua unsur. Hanya saja, ketersediaan unsur tersebut

biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan

ciri-ciri nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik, tidak

meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah, mempunyai kadar

persenyawaan C organik yang tinggi (Murbandono, 2007).

Jenis pupuk organik terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk

kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan.

Hampir semua kotoran hewan dapat digunakan sebagai pupuk kandang. Kotoran

sapi, kambing, domba, dan ayam merupakan pupuk kandang yang sering

digunakan. Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian-

bagian tanaman dari jenis tanaman tertentu, seperti Azolla, lamtoro, albisia,

rhizobium. Kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami

proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme di dalamnya

(Murbandono, 2007).

Keunggulan pupuk organik yaitu mengandung unsur hara makro dan

mikro lengkap tetapi jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah

sehingga menjadi lebih gembur, memiliki daya simpan air yang tinggi, tanaman

dapat lebih tahan terhadap serangan penyakit, meningkatkan aktivitas

mikroorganisme tanah, dan memiliki residual effect yang positif, sehingga

tanaman yang ditanam pada musim berikutnya tetap bagus pertumbuhan dan

produktivitasnya (Hadisuwito, 2012). Beberapa penelitian mengenai pengaruh

pemberian pupuk organik diantaranya pemberian kompos Azolla memberikan

Page 21: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

8

pengaruh positif terhadap parameter jumlah daun per tanaman, bobot kering per

tanaman, dan kadar gula pada tanaman jagung manis (Putra et al., 2013),

pemberian kombinasi 50% Azolla dengan 50% pupuk N memberikan hasil

pertumbuhan tanaman padi varietas Inpari 13 yang lebih baik pada parameter

panjang tanaman, luas daun dan bobot kering total tanaman dibandingkan dengan

perlakuan 100% pupuk N (Soedharmo et al., 2016), pemberian kompos Azolla

dapat meningkatkan berat umbi ubi jalar per tanaman (Susanto et al., 2014), dan

pemberian pupuk hijau A. pinnata, kayu apu dan NPK dapat meningkatkan hasil

produksi padi sawah (Putri et al., 2012).

2.2.2 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk kimia yang selalu diproduksi oleh industri

sehingga dikenal juga dengan nama pupuk kimia atau pupuk buatan yang

mengandung beberapa unsur hara saja tetapi dalam jumlah yang banyak.

Kelebihan pemakaian pupuk anorganik antara lain komposisi unsur haranya pasti,

mudah larut, mudah didapat, dan hemat dalam pengangkutan (Agromedia, 2007).

Beberapa penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk anorganik diantaranya,

pemberian pupuk urea dapat meningkatkan produksi pada tanaman padi sawah

(Siregar dan Marzuki, 2011), pemberian dosis 100 kg/ha mampu meningkatkan

hasil jagung sebesar 10,65 ton/ha (Saragih et al., 2013), dan pemberian pupuk

urea dengan dosis 200 kg/ha berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi

tanaman, jumlah daun, bobot segar, dan bobot kering pada tanaman sawi (Sarif et

al., 2015).

Page 22: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

9

Pupuk anorganik juga disebut pupuk artifisial yang berkonotasi negatif

karena meskipun membantu produksi tanaman, tetapi dampaknya tidak selau

positif (Murbandono, 2007). Pupuk anorganik memiliki harga yang relatif mahal,

tidak menambah daya serap air, tidak dapat memperbaiki kehidupan

mikroorganisme dalam tanah, dan tidak memperbaiki struktur tanah bahkan

penggunaan jangka panjang mengakibatkan tanah mengeras (Indriani, 2011). Oleh

karena itu, pengunaan pupuk anorganik harus dikurangi.

Kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik bermacam-macam dan

secara garis besar dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk tunggal dan pupuk

majemuk (Lingga dan Marsono, 2008):

1. Pupuk Tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena unsur hara yang dikandungnya hanya ada

satu. Ada tiga macam pupuk tunggal yang dikenal dan banyak beredar di

pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), fosfor (P), dan

kalium (K). Pupuk nitrogen tergolong cukup banyak ragamnya. Namun pada

umumnya, petani hanya memilih urea atau ZA untuk menggantikan hara N

yang hilang karena terserap tanaman. Kandungan N pada ZA 20,5-21%,

sedangkan urea 46%. Sifat pupuk ZA yaitu sedikit higroskopis serta reaksi

kerjanya agak lambat dan agak asam. Berbeda dengan pupuk ZA, pupuk urea

termasuk higroskopis, mudah tercuci oleh air, dan mudah terbakar oleh sinar

matahari.

Jenis pupuk fosfor yang sering digunakan adalah TSP (triple superfosfat)

dan SP-36. Pupuk ini di dalamnya terkandung hara P dalam bentuk P2O5.

Page 23: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

10

Pupuk TSP mengandur kadar P sebanyak 46%. Bentuknya berupa butiran yang

berwarna abu-abu. Sifatnya mudah larut dalam air dan reaksi fisiologisnya

netral. Pupuk SP-36 mengandur kadar P sebanyak 36%.

Pupuk kalium pun termasuk pupuk tunggal yang di dalamnya terkandung

hara K dalam bentuk K2O. Pupuk ini. Jenis pupuk kalium yang sering

digunakan adalah kalsium sulfat, kalium klorida, dan patent-kali. Bentuk

butiran pupuk kalsium sulfat atau lebih dikenal ZK (zwavelzure kali) kecil

warna putih, tidak higoskopis, dan sedikit asam. Ada dua macam pupuk ZK,

yaitu ZK 90 yang mengandung K sebanyak 49-50% dan ZK 96 yang

mengandung K sebanyak 52 %. Kalium klorida lebih dikenal dengan sebutan

KCl. Pupuk KCl ada dua macam, yaitu KCl 80 yang mengandung K sebanyak

52-53% dan KCl 90 yang mengandung K sebanyak 55-58%. Pupuk patent-kali

(kalum magnesium sulfat) mengandung K sebanyak 21-30% dan Mg 6-19,5%.

2. Pupuk majemuk

Pupuk majemuk merupakan campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik

dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Pupuk majemuk ini

lebih dikenal dengan singkatannya seperti NPK, NP, PK, atau NK

dibandingkan dengan merek dagangnya. Padahal pupuk NPK merupakan

sebutan dari unsur yang dikandungnya, bukan merek. Saat ini, merek dagang

pupuk NPK cukup banyak dengan kadar hara yang berbeda-beda. Misalnya

NPK Holland dan NPK Mutiara yang sama-sama pupuk NPK, tetapi kadar N,

P, dan K-nya berlainan.

Page 24: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

11

Pupuk NP artinya pupuk yang mengandung dua unsur utama, yaitu

nitrogen dan fosfat. Beberapa contoh pupuk NP, yaitu diamonium fosfat

(DAP), amafos, supertikfos, dan leunafos. DAP mengandung N 18% dan P

46%. Terdapat dua macam pupuk Amafos, yaitu Amafos A yang mengandung

N 11% dan P 48% serta Amafos B yang mengandung N 16,5% dan P 20%.

Supertikfos memiliki kandungan N sebanyak 16,5% dan P 20%. Leunafos

dikenal dengan diamonium fosfat sulfat. Kadar N yang dikandungnya 20% dan

P 20%.

Pupuk NK adalah pupuk yang berupa gabungan antara pupuk nitrogen dan

pupuk kalium. Jumlah pupuk NK tidak seberapa banyak di pasaran karena

jarang digunakan di Indonesia. Beberapa contoh pupuk NK, yaitu Potazote

yang memiliki kandungan N sebanyak 13% dan K 22%, Nitrapo yang memiliki

kandungan N sebanyak 15% dan K 15%, dan Sendawa Kali yang memiliki

kandungan N sebanyak 13% dan K 44%.

Pupuk PK merupakan gabungan antara pupuk fosfat dan pupuk kalium.

Sama halnya dengan pupuk NK, PK pun kurang dikenal di Indonesia karena

jarang digunakan. Pupuk ini ada dua macam, yaitu PK yang memiliki

kandungan P sebanyak 60% dan K 40% dan PK yang memiliki kandungan P

sebanyak 52% dan K 34%. Beberapa macam pupuk PK yang beredar dengan

susunan hara yang berbeda, yaitu Rhekafos yang memiliki kandungan P

sebanyak 10% dan K 32%, Rhekafos yang memiliki kandungan P sebanyak

14% dan K 24%, Thomas Kali yang memiliki kandungan P sebanyak 10% dan

Page 25: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

12

K 20%, Thomas Kali yang memiliki kandungan P sebanyak 10% dan K 10%,

dan Thomas Kali yang memiliki kandungan P sebanyak 12% dan K 18%.

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang tidak hanya mengandur dua

unsur, tetapi tiga unsur sekaligus yang merupakan gabungan dari pupuk

tunggal N, P, dan K. Beberapa contoh pupuk NPK yang beredar di pasaran

diantaranya NPK Holland, NPK Bunga, NPK anggrek, NPK Suplir, NPK

mawar, dan NPK Ornamental.

2.3 Unsur Hara Tanaman

Unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dibagi tiga golongan

berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman (Murbandono, 2007). Ketiga

golongan tersebut yaitu:

1. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak,

seperti nitrogen (N), fosfor (F), dan kalium (K).

2. Unsur hara sedang (sekunder) yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil, seperti sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).

3. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

sedikit, seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B),

mangan (Mn), dan molibdenum (Mo).

Berikut ini manfaat dan gejala kekurangan unsur hara pada tanaman, yaitu

(Agromedia, 2007):

1. Nitrogen berperan memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada

fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak,

enzim, dan persenyawaan lain. Gejala kekurangan unsur hara ini adalah

Page 26: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

13

pertumbuhan tanaman lambat, mula-mula daun menguning, mengering, dan

kemudian rontok. Daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu

disusul daun bagian atas

2. Fosfor berperan membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat

penting bagi tanaman, membantu mengedarkan energi ke seluruh bagian

tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat

pembungaan dan pembuahan tanaman, serta pemasakan biji dan buah. Gejala

kekurangan unsur hara ini adalah daun bawah berubah warna menjadi tua

kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang

berwarna merah ungu kemudian menjadi kuning. Batang kedil dan tidak

menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah, ukurannya kecil,

jelek, dan lekas matang.

3. Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, membantu

pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat jaringan tanaman, serta

meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Gejala kekurangan unsur hara ini

adalah daun mengerut, timbul bercak-bercak merah cokelat, lalu kering dan

mati. Buah tidak tumbuh sempurna, kualitas jelek, dan tidak tahan lama.

4. Sulfur berperan penyusun protein, vitamin, dan membantu pembentukan zat

hijau daun. Gejala kekurangan unsur hara ini adalah pada daun-daunnya akan

muncul gejala klorosis.

5. Kalsium berperan mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta

menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan, membantu

pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta

Page 27: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

14

menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Gejala kekurangan

unsur hara ini adalah tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ke

tulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat

bintik hitam pada serat daun. Akar pendek, buah pecah, dan bermutu rendah.

6. Magnesium berperan membantu pembentukan klorofil, asam amino, vitamin,

lemak, dan gula. Berperan dalam transportasi fosfat pada tanaman. Gejala

kekurangan unsur hara ini adalah daun tua mengalami klorosis, menguning,

dan bercak coklat, hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yang menghasilkan

biji akan menghasilkan biji yang lemah.

7. Besi berperan dalam proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan,

pembentukan klorofil, dan fotosintesis. Gejala kekurangan unsur hara ini

adalah daun muda berwarna putih pucat, lalu kekuningan, dan akhirnya

rontok. Tanaman perlahan-lahan mati, dimulai dari pucuk.

8. Tembaga berperan sebagai aktifator enzim dalam proses penyimpanan

cadangan makanan, katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan

karbohidrat, dan salah satu elemen dalam pembentukan vitamin A. Gejala

kekurangan unsur hara ini adalah menyebabkan tanaman tumbuh tidak

sempurna dan pembentukan bunga atau buah sering gagal.

9. Seng membantu dalam pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat. Gejala

kekurangan unsur hara ini adalah daun menjadi berwarna kuning pucat atau

kemerahan, muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya

mengering, berlubang, dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga

pendek dan tidak subur.

Page 28: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

15

10. Klor berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau

memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Gejala kekurangan

unsur hara ini adalah tanaman gampang layu, daun pucat, keriput, dan sebagian

mengering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.

11. Boron berperan membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman.

Mempercepat penyerapan unsur kalium. Merangsang tanaman berbunga dan

membantu proses penyerbukan. Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan

buah-buahan. Gejala kekurangan unsur hara ini adalah tunas pucuk mati dan

berwarna hitam, lalu muncul tunas samping, tetapi tidak lama kemudian akan

mati. Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun, lalu

mengering. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal, dan rapuh. Pertumbuhan

batang lambat, dengan ruas-ruas cabang yang pendek.

12. Mangan berperan membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam

pembentukan enzim-enzim tanaman. Gejala kekurangan unsur hara ini adalah

pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering

rontok, pembentukan biji tidak sempurna.

13. Molibdenum berperan sebagai pengikat nitrogen bebas di udara untuk

pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri

bintil akar tanaman Leguminosae. Gejala kekurangan unsur hara ini adalah

daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintik-

bintik kuning di setiap lembaran daun dan akhirnya mati. Pertumbuhan

tanaman terhenti.

Page 29: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

16

2.4 Botani Terung

Tanaman terung merupakan salah satu anggota dari famili Solanaceae,

genus Solanum. Terung termasuk tanaman yang berbentuk perdu. Tinggi tanaman

bervariasi antara 50-150 cm, tergantung jenis dan varietasnya (Rukmana, 1994).

Batang tanaman terung bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama

(primer) dan batang percabangan (sekunder) dan dalam perkembangannya batang

sekunder ini akan mengalami percabangan lagi. Percabangan merupakan bagian

tanaman yang akan mengeluarkan bunga dan buah, sedangkan batang utama

sebagai penyangga berdirinya tanaman (Mashudi, 2007).

Daun terung terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)

disebut juga dengan daun bertangkai (Gambar 2). Tangkai daun berbentuk

silindris dengan sisi agak pipih dan menebal di bagian pangkal, panjangnya

berkisar antara 5-8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang,

dan urat-urat daun. Lebar helaian daun 7-9 cm atau lebih sesuai varietasnya.

Panjang daun antara 12-20 cm bangun daun berupa belah ketupat, bagian ujung

daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan sisi bertoreh (Mashudi, 2007).

Bunga terung berwarna biru lembayung cerah sampai warna lebih gelap.

Bunga terung tidak mekar secara serempak dan penyerbukannya dapat

berlangsung secara silang ataupun menyerbuk sendiri (Rukmana, 1994). Pada

waktu bunga mekar, bunga tersebut memiliki diameter sekitar 2,5-3 cm. Mahkota

bunga berbentuk bintang, benang sari berjumlah 5-6 buah, sedangkan putik

berjumlah 2 buah (Mashudi, 2007).

Page 30: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

17

Buah terung merupakan buah sejati tunggal, berdaging tebal dan lunak,

serta tidak akan pecah meskipun buah telah masak. Buah menghasilkan biji yang

berukuran kecil, warnanya coklat muda dan bentuknya pipih. Biji ini merupakan

alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif (Mashudi, 2007). Buah

terung sangat beragam, baik dalam bentuk ukuran maupun warna kulitnya. Segi

bentuk buahnya ada yang bulat, bulat panjang, dan setengah bulat. Ukuran

buahnya antara kecil, sedang, sampai besar. Warna kulit buah umumnya hijau

keputih-putihan, putih, putih keungu-unguan, dan ungu tua (Rukmana, 1994).

Akar pada tanaman terung adalah akar tunggang dan cabang-cabang akar

yang dapat menembus kedalaman tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang

tumbuh mendatar dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang,

tergantung dari umur tanaman dan kesuburan tanahnya (Rukmana, 1994).

Gambar 2. Tanaman Terung (Dokumentasi Pribadi)

Varietas terung yang mulai banyak ditanam petani di berbagai daerah

diantaranya adalah Farmers Long dan Money Maker No. 2. Ciri-ciri terung

Farmers Long adalah umur tanaman pendek, tipe pertumbuhannya tegak, tahan

penyakit layu Fusarium, bentuk buahnya lurus panjang dengan ukuran 30x30 cm,

kulit dan kelopak buah berwarna ungu kemerah-merahan, serta berserat halus.

Money Maker No. 2 memiliki habitus tanaman tipe sedang, berumur pendek, dan

Page 31: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

18

bentuk buah bulat. Jenis terung ini cocok ditanam di tempat terbuka maupun di

sebuah ruangan (green house) (Rukmana, 1994).

Menurut Mashudi (2007) syarat tumbuh tanaman terung terdiri dari:

1. Syarat iklim, terdapat beberapa unsur dalam syarat iklim yang harus

diperhatikan yaitu suhu dan intensitas cahaya. Suhu yang tepat untuk

pertumbuhan terung antara 22-30°C. Waktu yang tepat untuk menanam terung

adalah pada saat cuaca panas dan iklimnya kering, tepatnya pada awal musim

kemarau (Maret-April). Pada suhu di atas 32°C pembungaan atau pembuahan

terung akan mengalami gangguan berupa bunga dan buah berguguran. Pada

temperatur yang rendah tanaman juga akan mengalami gangguan karena pada

suhu rendah tanaman akan berkembang lambat, demikian juga masa

pembentukan buah dan panennya akan lambat.

Intensitas cahaya merupakan faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Pada batas yang normal intensitas

cahaya akan banyak memberikan pengaruh terutama pada pembentukan warna

buah, sedangkan pada tempat yang kurang mendapat sinar matahari

pertumbuhan terung akan kurus dan tidak produktif.

2. Syarat tanah, pH optimal pertumbuhan tanaman terung adalah 5-6. Pada tanah

yang pHnya kurang dari 5 perlu dilakukan pengapuran. Waktu pengapuran

dilakukan sekitar 14 hari sebelum tanam. Caranya kapur ditaburkan diatas

tanah yang telah diolah, kemudian dicampur rata dengan tanah sambil diadakan

pencangkulan kembali.

Page 32: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015-Maret 2016 di

rumah tanaman Jurusan Agribisnis dan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,

penggaris, cangkul, jangka sorong, ayakan, pot tray, polybag berukuran 40x40

cm, plastik, meteran, sekop, sarung tangan, lakban, kertas, pulpen, label, kamera,

oven, koran, gunting, temometer, dan alat pengukur pH dan kelembaban tanah

seperti soil tester. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu

tanaman A. pinnata yang diperoleh dari Badan Tenaga Nuklir Nasional

(BATAN), urea, TSP, KCl, benih terung varietas Bruno, akuades, insektisida

Curacron, tanah, dan air.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)

pola faktorial 5x3 dengan 3 ulangan. Perlakuan adalah kombinasi 2 faktor. Faktor

pertama adalah pupuk A. pinnata yang terdiri dari 5 taraf dosis yaitu: 0 g (A0), 13

g (A1), 18 g (A2), 23 g (A3), dan 28 g (A4). Faktor kedua adalah pupuk anorganik

yang terdiri dari 3 taraf dosis yaitu 0 % (E0), 50% dari dosis anjuran (urea 0,338 g

+ TSP 0,675 g + KCl 0,338 g) (E1), dan 100% (urea 0,675 g + TSP 1,35 g + KCl

Page 33: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

20

0,675 g) (E2). Sebanyak 15 kombinasi perlakuan dengan 45 unit percobaan

seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan pada penelitian

Pupuk Azolla pinnataPupuk Anorganik

E0 E1 E2

A0 A0E0 A0E1 A0E2

A1 A1E0 A1E1 A1E2

A2 A2E0 A2E1 A2E2

A3 A3E0 A3E1 A3E2

A4 A4E0 A4E1 A4E2

Dosis pupuk A. pinnata yang digunakan pada penelitian ini merupakan

referensi dari dosis pupuk kompos Azolla yang digunakan pada tanaman kacang

tanah yaitu 4 ton/ha (Indria, 2005). Pupuk A. pinnata dan anorganik yang

digunakan pada setiap perlakuan merupakan hasil dari konversi dosis pupuk/ha ke

dalam polybag berukuran 40x40 cm dengan menggunakan media tanam tanah 9

kg setiap polybagnya. Contoh perhitungan dosis pupuk/ha dapat dilihat pada

Lampiran 2. Konversi dosis pupuk/ha ke dalam polybag menggunakan rumus

menurut Ciptadi (2009) sebagai berikut:

Dosis pupuk/ha x Bobot tanah dalam polybag (kg)Pupuk/polybag =

Bobot tanah 1 hektar dengan kedalaman 20 cm (kg)

3.4 Cara Kerja

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Penelitian dimulai dengan menyiapkan media pertumbuhan tanaman

terung. Media pertumbuhan terung menggunakan tanah sebanyak 9 kg yang

Page 34: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

21

dimasukkan ke dalam polybag berukuran 40x40 cm. Media tanam yang telah

dimasukkan ke dalam polybag disusun di lokasi penelitian dan ditempatkan sesuai

rancangan (Lampiran 1).

3.4.2 Pengomposan A. pinnata

Proses pengomposan A. pinnata dimulai dengan mencuci A. pinnata

kemudian ditiriskan dan dikering anginkan selama 24 jam. Setelah itu A. pinnata

dikeringkan lagi dengan oven pada suhu 50oC sampai kadar air A. pinnata

berkurang 50%.

Pengomposan dilakukan dengan menggunakan ember plastik. Sebanyak

1401 g A. pinnata ditambah 10 g gula pasir yang dilarutkan dalam 100 ml air dan

1 g terasi yang dilarutkan dalam 50 ml air, dicampur dan diaduk hingga rata.

Setelah itu ember ditutup dengan karung goni yang telah dilembabkan. Kompos

A. pinnata diaduk kembali ketika terjadi peningkatan suhu kompos A. pinnata

(Lukman et al., 2012). Pengomposan dilakukan selama 1 minggu (Lampiran 7).

3.4.3 Penyemaian Benih dan Penanaman Bibit

Benih terung diberikan perlakuan pendahuluan sebelum disemai, yaitu

sebanyak 300 benih direndam dalam air hangat kuku selama 15 menit. Benih

dibungkus dalam gulungan kain basah dan diperam selama 24 jam sampai

berkecambah, kemudian kecambah dipindahkan ke dalam pot tray sampai benih

berumur 1 bulan (Lampiran 7).

Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur 1 bulan atau sudah

mempunyai sekitar 3-5 helai daun. Bibit yang subur dan normal ditanam dalam

Page 35: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

22

polybag berukuran 40x40 cm. Antar polybag diberi jarak 50x50 cm. Tanah

disiram dengan air secukupnya. Satu polybag (lubang tanam) diisi satu bibit

(Lampiran 7).

3.4.4 Pemupukan dan Pemeliharaan

Pemupukan terung dilakukan di pagi hari sebanyak 2 kali, yaitu 2

minggu setelah tanam (MST) dan 9 MST (Lampiran 7). Pupuk diberikan dengan

cara ditaburkan di atas tanah sejauh 10-20 cm dari batang tanaman kemudian

pupuk ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk disesuaikan dengan dosis masing-

masing perlakuan.

Pemeliharaan tanaman terung meliputi penyiraman, pemasangan ajir,

penyisipan, penyiangan, perempelan, dan pengendalian hama. Tanah disiram

sesuai kebutuhan dan keadaan setiap hari pade fase awal pertumbuhan dan

seterusnya. Pada saat kondisi hujan penyiraman dilakukan 1 kali dalam 1 hari,

sedangkan pada saat kondisi tidak hujan penyiraman dilakukan 2 kali dalam 1

hari. Waktu penyiraman yaitu pagi atau sore hari.

Pemasangan ajir menggunakan bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar

3-4 cm secara individu di dekat batang tanaman dengan jarak 5-7 cm.

Pemasangan ajir dilakukan sejak awal penanaman agar tidak mengganggu

perakaran. Setelah berumur 3 minggu ajir diikatkan ke tanaman.

Tanaman yang mati atau tidak sehat pertumbuhannya disisipi dengan cara

mengganti tanaman tersebut dengan tanaman cadangan maksimal 15 hari setelah

tanam (HST). Gulma yang muncul pada media tanam disiangi dan tanah

digemburkan apabila mulai memadat.

Page 36: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

23

Perempelan dilakukan dengan cara memangkas tunas samping yang

muncul pada batang sebelum fase pembungaan agar tanaman terung dapat

berproduksi secara optimal. Pemangkasan tunas samping dilakukan 2-3 kali

hingga terbentuk percabangan utama yang ditandai oleh munculnya bunga

pertama. Pemangkasan dapat dilakukan dengan tangan langsung atau

menggunakan gunting. Selain tunas samping, pemangkasan dilakukan juga pada

daun-daun di bawah cabang utama, daun yang menguning, atau daun yang

terserang hama ataupun penyakit.

Pengendalian hama dilakukan terhadap tanaman yang diserang hama.

Beberapa tanda tanaman yang diserang hama yaitu pada daun–daun tanaman

terdapat lubang bekas gigitan, bintik-bintik kuning pada daun, kemudian diikuti

daun mengerut, mengeriting, memerah dan kering atau gejala terbakar.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida Curacron

dengan konsentrasi 2 ml/l air sebanyak 1 kali dalam 2 minggu dan perlakuan

mekanik dengan cara menyingkirkan hama yang ditemukan selama di lokasi

penelitian menggunakan tangan.

3.4.5 Panen

Ciri-ciri buah terung yang siap dipanen ialah hampir 50% buahnya tampak

berisi, telah mencapai ukuran maksimal walaupun buah masih terlihat muda, dan

daging buahnya belum liat saat diraba. Pemanenan dilakukan dengan cara

memotong tangkai buah menggunakan gunting. Waktu panen tidak dilakukan

pada saat terik matahari karena dapat menggangu tanaman dan membuat kulit

terung menjadi keriput sehingga menurunkan kualitas.

Page 37: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

24

3.4.6 Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan maupun produksi terung

pada setiap tanaman perlakuan. Pertumbuhan terung terdiri dari tinggi taanaman,

diameter batang, dan jumlah cabang sedangkan produksi terung terdiri dari umur

berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, dan berat buah per tanaman.

Parameter yang diamati adalah:

1. Tinggi tanaman diukur satu kali dalam 1 minggu dimulai pada saat tanaman

berumur 3 MST sampai berakhirnya periode vegetatif. Pengukuran dilakukan

dari pangkal batang sampai titik tumbuh cabang utama menggunakan

penggaris.

2. Diameter batang tanaman diukur pada saat berakhirnya periode vegetatif

dengan menggunakan jangka sorong.

3. Jumlah cabang dihitung mulai pada saat tanaman sudah membentuk cabang

sekunder sampai fase percabangan berhenti.

4. Umur berbunga dihitung pada saat tanaman mulai mengeluarkan kuncup

bunga.

5. Jumlah buah dihitung setelah panen.

6. Berat buah per tanaman ditimbang setelah panen menggunakan timbangan

digital.

7. Panjang buah diukur pada saat panen, pengukuran dimulai dari pangkal buah

hingga ujung buah menggunakan penggaris.

8. Diameter buah diukur setelah panen menggunakan jangka sorong.

Page 38: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

25

3.5 Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh nyata atau pengaruh tidak nyata pemberian

pupuk A. pinnata, pupuk anorganik, dan kombinasi pemberian pupuk A. pinnata

dengan pupuk anorganik, data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan

analisis Ragam (Uji F). Jika hasil uji F tersebut menunjukkan pengaruh nyata

pada taraf 5% maka dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis

ragam pada tiap peubah menggunakan fasilitas Software Statistical Product and

Service Solutions (SPSS) V.20.0.

3.6 Bagan Kerja

Gambar 3. Bagan Kerja

Persiapan media tanam

Pengomposan Azolla pinnata

Penyemaian benih dan penanaman Bibit

Pengamatan dan panen

Pemupukan dan pemeliharaan

Analisis data

Page 39: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

Suhu di rumah tanaman berkisar 24,7-33,7°C (Lampiran 4). Suhu optimal

tanaman terung yaitu 22-30°C (Mashudi, 2007). Pada suhu di atas 32°C

pembungaan atau pembuahan terung akan mengalami gangguan berupa bunga dan

buah berguguran (Mashudi, 2007). pH media tanam pada penelitian ini berkisar

5,5-5,8. Nilai pH media tanam ini sesuai dengan nilai pH optimal syarat tumbuh

tanaman terung yaitu 5-6 (Mashudi, 2007).

Hama yang menyerang tanaman terung selama penelitian adalah belalang

(Valangan nigricornis) dan wereng daun (Amrasca devastans) (Gambar 4).

Serangan belalang menyebabkan daun–daun tanaman terdapat lubang bekas

gigitan belalang (Haryoto, 2009). Serangan wereng daun menyebabkan jaringan

tanaman menguning. Selanjutnya akan menyebabkan bintik-bintik kuning pada

daun, kemudian diikuti daun mengerut, mengeriting, memerah dan kering atau

gejala terbakar (Srinivasan, 2009). Penanggulangan hama belalang dan wereng

daun dilakukan dengan penyemprotan insektisida Curacron sebanyak 1 kali dalam

2 minggu.

Penyakit yang menyerang tanaman terung selama penelitian adalah layu

bakteri (Gambar 4). Gejala layu bakteri ialah terjadi kelayuan pada pucuk dan

daun-daun muda pada tanaman terung. Kelayuan ini akan segera merembet ke

daun tua, bahkan sampai ke seluruh bagian tanaman (Haryoto, 2009). Serangan

layu bakteri dapat dideteksi dengan cara memotong batang tanaman yang terkena

Page 40: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

27

penyakit (Gambar 4). Penampang potongan tersebut akan tampak berwarna

cokelat dan bila dipijat atau dimasukkan dalam air akan mengeluarkan lendir

putih kotor (Haryoto, 2009).

Gambar 4. Hama dan penyakit tanaman terung yang ditemukan selama penelitian:a. Belalang (Valangan nigricornis). b. Wereng daun (Amrascadevastans). c. Penyakit layu bakteri. d. Penampang batang yangterserang layu bakteri (Sumber: Dokumentasi Pribadi).

4.2 Pertumbuhan Tanaman Terung

4.2.1 Tinggi Tanaman

Pertumbuhan tinggi tanaman pada semua perlakuan memiliki pola yang

sama. Terjadi peningkatan tinggi tanaman mulai dari umur 3 sampai 7 MST

(Lampiran 5). Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 7 MST (P<0,05) (Lampiran 6).

Hal ini sesuai dengan penelitian Rusma (2014) bahwa pemberian kombinasi

pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan

tinggi tanaman padi varietas Inpari Sidenuk. Rata-rata tinggi tanaman umur 7

MST berkisar 26,07-47 cm (Gambar 5). Tanaman tertinggi diperoleh pada

perlakuan A3E0. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A3E0 dapat mengurangi

pengggunaan pupuk anorganik hingga 100% untuk meningkatkan pertumbuhan

a b c

c

d

Page 41: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

28

tinggi tanaman. Dengan demikian pada perlakuan A3E0 dengan komposisi 28 g

pupuk A. pinnata dan tanpa penambahan pupuk anorganik mampu meningkatkan

pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan yang diberi

penambahan pupuk anorganik. Pada tanaman lain pemberian pupuk Azolla juga

dapat meningkatkan tinggi tanaman, seperti pemberian pupuk kompos Azolla

247,5 g/m2 dapat meningkatkan tinggi tanaman bayam (Lukman et al., 2012) dan

pemberian pupuk kompos Azolla 70 g/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan

vegetatif tanaman bayam merah (Akhda, 2009). Tanaman terendah diperoleh pada

perlakuan A0E0. Kurangnya unsur hara terutama nitrogen pada perlakuan A0E0

menyebabkan tinggi tanaman menjadi tidak optimal. Kekurangan unsur nitrogen

menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat dan tanaman akan kerdil (Munawar,

2011).

Pupuk organik mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan dengan

pupuk anorganik. Keunggulan pupuk organik yaitu dapat memperbaiki struktur

tanah sehingga menjadi lebih gembur, memiliki daya simpan air yang tinggi,

meningkatkan proses pelapukan bahan mineral, meningkatkan kapasitas tukar

kation (KTK), meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, dan memiliki

residual effect yang positif, sehingga tanaman yang ditanam pada musim

berikutnya tetap bagus pertumbuhan dan produktivitasnya (Hadisuwito, 2012).

Selain itu, menurut Gunawan dan Kartina (2012) pemberian unsur hara nitrogen

dari Azolla lebih baik daripada pupuk urea untuk meningkatkan pertumbuhan

tinggi tanaman padi.

Page 42: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

29

Gambar 5. Rata-rata tinggi tanaman umur 7 MST. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3:23 g pupuk A. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A.pinnata, A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1:50% pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Nitrogen berperan dalam mempercepat pertumbuhan tanaman secara

keseluruhan, khususnya batang dan daun (Lingga dan Marsono, 2008). Pemberian

nitrogen dapat merangsang pembentukan dan aktivitas hormon auksin yang

terdapat di meristem tunas apikal pada tanaman sehingga meningkatkan tinggi

tanaman. Hormon auksin dihasilkan secara alami oleh tumbuhan. Hormon auksin

membantu proses pemanjangan koleoptil dan merangsang pemanjangan sel pada

tunas muda yang sedang berkembang (Lakitan, 2011). Tinggi tanaman juga

dipengaruhi oleh unsur fosfor dan kalium. Fosfor sangat penting di dalam proses

fotosintesis dan fisiologi kimiawi tanaman. Unsur fosfor salah satunya berperan

dalam pembelahan dan perbanyakan sel (Munawar, 2011). Unsur kalium berperan

dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Karbohidrat yang

dihasilkan akan mempengaruhi jaringan meristem untuk pertumbuhan tinggi

tanaman (Agromedia, 2007).

Page 43: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

30

4.2.2 Diameter Batang

Rata-rata diameter batang umur 7 MST berkisar 0,92-1,26 cm (Gambar 6).

Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik berpengaruh

nyata terhadap diameter batang umur 7 MST (P<0,05) (Lampiran 6). Diameter

batang tertinggi diperoleh pada perlakuan A4E1 serta yang terendah pada

perlakuan A0E0 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A4E1

dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebesar 50% untuk meningkatkan

pertumbuhan diameter batang. Kurangnya unsur hara pada perlakuan A0E0

menyebabkan diameter batang menjadi tidak optimal. Diameter batang

dipengaruhi terutama oleh ketersediaan unsur hara terutama nitrogen. Kurangnya

unsur nitrogen pada tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga

menghasilkan diemater batang yang lebih kecil (Novizan, 2002).

Gambar 6. Rata-rata diameter batang umur 7 MST. A4: 28 g pupuk A. pinnata,A3: 23 g pupuk A. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 gpupuk A. pinnata, A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupukanorganik, E1: 50% pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Page 44: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

31

Batang tanaman terung secara fisiologis berfungsi sebagai penyimpan

cadangan makanan dan sebagai jaringan yang berperan dalam translokasi hara

dari akar ke daun. Di dalam tanaman, nitrogen yang diserap oleh akar tanaman

akan ditranslokasikan ke batang yang membantu pertumbuhan tanaman salah

satunya diameter batang (Munawar, 2011). Unsur nitrogen dibutuhkan oleh

tanaman untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan

enzim. Oleh karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar,

khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pertumbuhan dan

perkembangan batang (Novizan, 2002). Diameter batang juga dipengaruhi oleh

unsur fosfor. Unsur fosfor berperan dalam pembelahan sel, pengembangan

jaringan dan titik tumbuh tanaman, dan memiliki peranan penting di dalam proses

transfer energi (Agromedia, 2007). Unsur kalium juga berperan meningkatkan

laju fotosintesis dan dapat membantu translokasi fotosintat ke titik tumbuh

tanaman sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru

di dalam jaringan tanaman, salah satunya pada pembesaran diameter batang

(Sarief, 1986).

4.2.3 Jumlah Cabang

Pemberian pupuk A. pinnata berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang

(P<0,05) (Lampiran 6). Jumlah cabang tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 dan

terendah pada perlakuan A0 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan

A4 yang mengandung unsur hara lebih tinggi yaitu 1,02 g nitrogen, 0,25 g fosfor,

dan 0,85 g kalium dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk pembentukan

cabang. Pada penelitian lain pemberian pupuk organik juga dapat meningkatkan

Page 45: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

32

jumlah cabang, seperti pemberian kompos limbah padat kelapa sawit

400g/tanaman dengan bioaktivator EM-4 dapat meningkatkan jumlah cabang

tanaman terung (Zebi, 2012).

Pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata jumlah terhadap cabang

(P<0,05) (Lampiran 6). Jumlah cabang tertinggi diperoleh pada perlakuan E2 dan

terendah pada perlakuan E0 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan

E2 yang mengandung unsur hara lebih tinggi yaitu 0,31 g nitrogen, 0,62 g fosfor,

dan 0,36 g kalium dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk pembentukan

cabang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Koryati (2014) bahwa pemberian

urea dengan dosis yang lebih tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap jumlah cabang tanaman cabai merah.

Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang (P>0,05) (Lampiran 6). Rata-rata

jumlah cabang berkisar 1,67-5 (Gambar 7). Jumlah cabang tertinggi diperoleh

pada perlakuan A4E2 dan A3E1. Hal ini menunjukkan perlakuan A4E2 dan A3E1

lebih mampu meningkatkan pembentukan cabang dibandingkan perlakuan

lainnya. Jumlah cabang terendah diperoleh pada perlakuan A0E0 dan A1E0.

Jumlah cabang yang sama antara perlakuan A1E0 dan A0E0 kemungkinan

disebabkan perlakuan A1E0 belum mampu menyediakan nitrogen yang cukup

untuk pembentukan cabang karena dosis pupuk A. pinnata yang diberikan sedikit.

Pembentukan cabang dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang

berfungsi menyediakan energi bagi tanaman. Kurangnya unsur hara terutama

Page 46: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

33

unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang tersedia bagi tanaman

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

Gambar 7. Rata-rata jumlah cabang. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23 g pupukA. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A. pinnata,A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1: 50%pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Nitrogen merupakan bahan baku penyusun klorofil pada proses

fotosintesis. Klorofil yang berfungsi untuk penyediaan energi akan digunakan

untuk sintesis makro molekul di dalam sel. Hasil sintesis makro molekul inilah

yang akan menjadi cadangan makanan dan akan diakumulasikan pada jaringan-

jaringan muda yang sedang tumbuh, seperti pembentukan cabang (Noverita,

2005). Transfer energi ke titik tumbuh tanaman juga dipengaruhi oleh

ketersediaan unsur fosfor dan kalium bagi tanaman, dimana unsur tersebut dapat

merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru, salah satunya

pembentukan cabang (Agromedia, 2007; Sarief, 1986).

Page 47: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

34

4.3 Produksi Tanaman Terung

4.3.1 Umur Berbunga

Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik

berpengaruh nyata terhadap umur berbunga (P<0,05) (Lampiran 6). Rata-rata

umur berbunga berkisar 36-45,33 HST (Gambar 8). Umur berbunga tercepat

diperoleh pada perlakuan A4E1 serta yang terlama pada perlakuan A0E0

(Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A4E1 dapat mengurangi

penggunaan pupuk anorganik sebesar 50% untuk mempercepat umur berbunga.

Hal ini karena pupuk organik memiliki keunggulan diantaranya, memacu dan

meningkatkan populasi mikrobia di dalam tanah, bahan organik akan menambah

energi yang diperlukan bagi kehidupan mikroorganisme tanah, dan KTK dan

ketersediaan hara meningkat dengan dengan penggunaan bahan organik (Sutanto,

2002).

Gambar 8. Rata-rata umur berbunga. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23 g pupukA. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A. pinnata,A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1: 50%pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Page 48: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

35

Pemberian pupuk organik juga pada penelitian lain dapat mempercepat

umur berbunga, seperti pemberian pupuk organik 56,25 g/polybag dapat

mempercepat umur berbunga tanaman terung (Safei et al., 2014) dan pemberian

bahan organik dapat mempercepat umur berbunga tanaman melon (Risnawati,

2014). Kurangnya unsur hara yang tersedia bagi tanaman terutama fosfor pada

perlakuan A0E0 menyebabkan umur berbunga menjadi lebih lama.

Pembungaan merupakan titik awal yang menentukan proses terbentuknya

organ hasil dan jumlahnya per tanaman. Proses pembungaan pada tanaman

dipengaruhi unsur fosfor. Unsur fosfor berperan dalam proses fotosintesis,

merangsang pembentukan akar, dan pembentukan protein sehingga akan

mempercepat proses pembentukan bunga dan buah (Agromedia, 2007).

4.3.2 Jumlah Buah

Pemberian pupuk A. pinnata berpengaruh nyata terhadap jumlah buah

(P<0,05) (Lampiran 6). Jumlah buah tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 dan

terendah pada perlakuan A0 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan

A4 yang mengandung unsur hara lebih tinggi yaitu 1,02 g nitrogen, 0,25 g fosfor,

dan 0,85 g kalium dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk meningkatkan

jumlah buah. Pada penelitian lain pemberian pupuk organik juga dapat

meningkatkan jumlah buah, seperti pemberian pupuk kandang sapi dapat

meningkatkan jumlah buah terung per tanaman (Doni et al., 2015) dan pemberian

pupuk organik dapat meningkatkan jumlah buah terung per tanaman (Safei et al.,

2014).

Page 49: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

36

Pemberian pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

buah (P>0,05) (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk

anorganik tidak terserap dengan baik oleh tanaman sehingga tidak dapat

meningkatkan jumlah buah. Hal ini diduga pada waktu pemupukan yang ke-2 (9

MST) kondisi curah hujan dan suhu udara tinggi sehingga menyebabkan

pemberian pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah dan

parameter lainnya seperti panjang buah, diameter buah, dan berat buah per

tanaman. Hal ini berkaitan dengan sifat yang dimiliki pupuk anorganik yaitu

mudah menguap dan tercuci (Hadisuwito, 2012). Pupuk anorganik memiliki

butiran yang cukup kecil yang berarti mempunyai bidang permukaan yang luas

sehingga akan cepat mengalami pelarutan, penguapan, dan pencucian (Lingga dan

Marsono, 2008).

Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan pupuk anorganik tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah buah (P>0,05) (Lampiran 6). Rata-rata jumlah

buah berkisar 1-4,33 buah (Gambar 9). Jumlah buah tertinggi diperoleh pada

perlakuan A4E1 dan terendah pada perlakuan A0E0. Hal ini menunjukkan bahwa

perlakuan A4E1 lebih mampu meningkatkan produksi jumlah buah dibandingkan

dengan perlakuan lainnya. Kurangnya unsur hara yang tersedia bagi tanaman pada

perlakuan A0E0 menyebabkan jumlah buah yang dihasilkan sedikit. Tanaman

yang kurang pasokan kalium menyebabkan buahnya gugur pada saat masak awal

dan jumlah buahnya sedikit (Munawar, 2011).

Kalium berperan penting dalam sintesis karbohidrat dan protein sehingga

menyebabkan produksi meningkat (Agromedia, 2007). Kalium berperan juga

Page 50: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

37

mencegah bunga dan buah agar tidak mudah rontok (Susetya, 2014). Selain

kalium, fosfor juga berperan mempercepat pembungaan, pembuahan, dan

pemasakan biji (Agromedia, 2007).

Gambar 9. Rata-rata jumlah buah. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23 g pupuk A.pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A. pinnata, A0:tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1: 50% pupukanorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Faktor lingkungan juga mempengaruhi jumlah buah selain pupuk yang

diberikan. Suhu dan curah hujan yang tinggi pada saat fase generatif diduga juga

mempengaruhi jumlah buah. Pembungaan atau pembuahan terung akan

mengalami gangguan berupa bunga dan buah berguguran pada suhu diatas 32°C.

Pada suhu yang rendah tanaman juga akan mengalami gangguan karena pada suhu

rendah tanaman akan berkembang lambat, demikian juga masa pembentukan buah

dan panennya akan lambat (Mashudi, 2007). Curah hujan yang terlalu tinggi juga

tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, terlebih pada saat mulai berbunga karena

curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).

Page 51: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

38

4.3.3 Panjang Buah

Pemberian pupuk A. pinnata berpengaruh nyata terhadap panjang buah

(P<0,05) (Lampiran 6). Panjang buah tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 dan

terendah pada perlakuan A0 (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan

A4 yang mengandung unsur hara lebih tinggi yaitu 1,02 g nitrogen, 0,25 g fosfor,

dan 0,85 g kalium dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk meningkatkan

panjang buah. Pada penelitian lain pemberian pupuk organik juga dapat

meningkatkan panjang buah, seperti pemberian pupuk kandang sapi dapat

meningkatkan panjang buah terung (Doni et al., 2015) dan pemberian pupuk

organik dapat meningkatkan panjang buah terung (Safei et al., 2014).

Pemberian pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap panjang

buah (P>0,05) (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk

anorganik tidak terserap dengan baik oleh tanaman sehingga tidak dapat

meningkatkan panjang buah. Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata dengan

pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap panjang buah (P>0,05)

(Lampiran 6). Rata-rata panjang buah berkisar 16,73-22,25 cm (Gambar 10).

Panjang buah tertinggi diperoleh pada perlakuan A4E1 dan terendah pada

perlakuan A0E0. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A4E1 lebih mampu

meningkatkan panjang buah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kurangnya

unsur hara terutama kalium pada perlakuan A0E0 menyebabkan panjang buah

menjadi tidak optimal.

Ketersediaan unsur kalium akan mempengaruhi ukuran dan kualitas buah

pada masa generatif pada tanaman terung (Novizan, 2002). Ketersediaan kalium

Page 52: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

39

yang cukup dapat memperbaiki ukuran, warna, rasa, dan kulit buah (Munawar,

2011). Kalium berfungsi untuk mengaktifkan enzim, membantu pembentukan

karbohidrat dan protein, dan membantu pengangkutan gula dari daun ke buah

sehingga buah tumbuh sempurna, besar, dan kualitas bagus (Agromedia, 2007).

Gambar 10. Rata-rata panjang buah. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23 g pupukA. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A. pinnata,A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1: 50%pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

4.3.4 Diameter Buah

Pemberian pupuk A. pinnata, pupuk anorganik, dan kombinasi pupuk A.

pinnata dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap diameter buah

(P>0,05) (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan tanaman terung memiliki ukuran

diameter buah yang relatif seragam. Menurut Lakitan (2011) ukuran buah atau biji

selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dipengaruhi juga oleh faktor genetik.

Pada penelitian Safei et al (2014) diperoleh hasil yang sama bahwa pemberian

pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap diameter buah terung.

Page 53: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

40

Rata-rata diameter buah berkisar 4,06-4,65 cm (Gambar 11). Diameter

buah tertinggi diperoleh pada perlakuan A4E1 dan terendah pada perlakuan A0E0.

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A4E1 lebih mampu meningkatkan

diameter buah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan A0E0

tanaman kekurangan pasokan kalium sehingga menyebabkan ukuran buah lebih

rendah (Agromedia, 2007).

Gambar 11. Rata-rata diameter buah. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23 g pupukA. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A. pinnata,A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1: 50%pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

4.3.5 Berat Buah Per Tanaman

Pemberian pupuk A. pinnata berpengaruh nyata terhadap berat buah per

tanaman (P<0,05) (Lampiran 6). Berat buah per tanaman tertinggi diperoleh pada

perlakuan A4 dan terendah pada perlakuan A0 (Lampiran 6). Hal ini

menunjukkan bahwa perlakuan A4 yang mengandung unsur hara lebih tinggi

yaitu 1,02 g nitrogen, 0,25 g fosfor, dan 0,85 g kalium dimanfaatkan dengan baik

oleh tanaman untuk meningkatkan berat buah per tanaman. Pada penelitian lain

Page 54: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

41

pemberian pupuk organik juga dapat meningkatkan berat buah per tanaman,

seperti pemberian kompos Azolla dapat meningkatkan berat umbi ubi jalar per

tanaman (Susanto et al., 2014), pemberian pupuk kandang sapi 2,42 g/petak dapat

meningkatkan berat buah terung per tanaman (Doni et al., 2015), dan pemberian

pupuk organik 75 g/polybag dapat meningkatkan berat buah buah terung per

tanaman (Safei et al., 2014).

Pemberian pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap berat buah

per tanaman (P>0,05) (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian

pupuk anorganik tidak terserap dengan baik oleh tanaman sehingga tidak dapat

meningkatkan berat buah per tanaman. Pemberian kombinasi pupuk A. pinnata

dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap berat buah per

tanaman (P>0,05) (Lampiran 6). Rata-rata berat buah per tanaman berkisar

100,30-547,63 g (Gambar 12).

Gambar 12. Rata-rata berat buah per tanaman. A4: 28 g pupuk A. pinnata, A3: 23g pupuk A. pinnata, A2: 18 g pupuk A. pinnata, A1: 13 g pupuk A.pinnata, A0: tanpa pupuk A.pinnata, E2: 100% pupuk anorganik, E1:50% pupuk anorganik, E0: tanpa pupuk anorganik.

Page 55: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

42

Berat buah per tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan A4E1 dan

terendah pada perlakuan A0E0. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A4E1

lebih mampu meningkatkan berat buah per tanaman dibandingkan dengan

perlakuan lainnya. Pada perlakuan A0E0 tanaman kekurangan pasokan kalium

sehingga menyebabkan berat buah lebih rendah (Munawar, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa perlakuan A4E1

menghasilkan rata-rata berat buah per tanaman yang lebih tinggi. Tingginya hasil

berat buah per tanaman pada perlakuan A4E1 didukung parameter lainnya seperti

jumlah buah, panjang buah, dan diameter buah. Dengan demikian, karena jumlah

buah, panjang buah, dan diameter buah mempengaruhi berat buah per tanaman,

maka tentu juga berat buah per tanaman dipengaruhi oleh fosofor dan kalium.

Fosfor mempunyai fungsi dan peran yang sangat vital dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fungsi yang paling esensial adalah

keterlibatannya dalam penyimpanan dan transfer energi di dalam tanaman. Fosfor

merupakan bagian esensial proses fotosintesis dan metabolisme karbohidrat

sebagai funsgsi regulator pembagian hasil fotosintesis antara sumber dan organ

reproduksi, pembelahan dan perbanyakan sel, organisasi sel, memacu kemasakan

tanaman,dan mengurangi masa untuk pemasakan biji (Munawar, 2011).

Unsur kalium berperan dalam proses fotosintesis karena terlibat di dalam

sintesis ATP, produksi dalam aktivitas enzim-enzim fotosintesis, penyerapan CO2

melalui mulut daun, dan menjaga keseimbangan listrik selama fotofosforilasi di

dalam kloroplas. Selain itu, kalium juga teribat dalam pengangkutan hasil

fotosintesis dari daun melalui floem ke jaringan organ reproduktif dan

Page 56: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

43

penyimpanan seperti buah, biji, dan umbi. Pada tanaman buah-buah dan sayuran,

pasokan kalium cukup dapat memperbaiki ukuran, warna, rasa, kulit buah yang

penting untuk penyimpanan dan pengangkutan. Oleh karena itu pasokan kalium

yang cukup akan menjamin fungsi daun selama pertumbuhan dan jumlah gula

pada buah (Munawar, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh, perlakuan A4E1 yang terdiri 28 g pupuk

A. pinnata dengan 50% pupuk anorganik merupakan dosis yang

direkomendasikan bagi petani budidaya terung karena perlakuan A4E1 dapat

mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan diameter batang dan

mempercepat umur berbunga.

Page 57: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pemberian 28 g pupuk A. pinnata dapat mengurangi 50% pengunaan pupuk

anorganik.

2. Pemberian kombinasi 28 g pupuk A. pinnata dengan 50% pupuk anorganik

dapat meningkatkan diameter batang dan umur berbunga.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, petani terung sebaiknya menggunakan 28 g

pupuk A. pinnata dalam budidaya terung dan perlu dilakukan penelitian pupuk A.

pinnata pada jenis tanaman lain untuk mengetahui dosis yang tepat untuk

berbagai jenis tanaman.

Page 58: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

45

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, R. 2007. Cara Praktis Membuat Kompos. AgroMedia Pustaka.Jakarta.

Agromedia, R.. 2007. Petunjuk Pemupukan. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Akhda, D.K.N. 2009. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Kompos Azolla sp.terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoenaVoss). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Arifin, Z. 1996. Azolla Pembudidayaan dan Pemanfaatan pada Tanaman Padi.Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Tanaman Sayuran.https://www.bps.go.id/site/resultTab. Diakses (26 November 2015, 19.00WIB.

Batan. 2006. Pengelolaan Hara Tanaman. Kelompok Tanah dan Nutrisi tanaman.www.batan.go.id/petr/pertanian/tnh/html. Diakses (26 November 2015,17.00 WIB).

Ciptadi, D. 2009. Pengaruh Aplikasi Berbagai Sumber Pupuk Organik terhadapPertumbuhan dan Produksi Padi Gogo (Oryza sativa). Skripsi. InstitutPertanian Bogor.

Darjanto. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik PenyerbukanSilang Buatan. Gramedia. Jakarta.

Dewi, I.R. 2007. Fiksasi N Biologis Pada Ekosistem Tropis. Program PascaSarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

Djojosuwito, S. 2000. Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Kanisius.Yogyakarta.

Doni S., P. Astuti., dan A. P. Sujalu. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang SapiTerhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu Dan TerungHijau. Jurnal AGRIFOR. 14(1): 39-44.

Gunawan, I. 2014 Kajian Peningkatan Peran Azolla Sebagai Pupuk Organik KayaNitrogen pada Padi Sawah. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 14(2):134-138.

Gunawan, I dan R. Kartina. 2012. Subtitusi Kebutuhan Nitrogen Tanaman PadiSawah Oleh Tumbuhan Air Azolla (Azolla pinnata). Jurnal PenelitianPertanian Terapan. 12(3): 175-180.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Page 59: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

46

Haryoto. 2009. Bertanaman Terung Dalam Pot. Kanisius. Yogyakarta.

Hidayat C., A. Fanindi., S. Sopiyana, dan Komarudin. 2011. Peluang pemanfaatantepung Azolla sebagai bahan pakan sumber protein untuk ternak ayam.Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai PenelitianTernak. Bogor.

Indriani, A. T. 2005. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Pemberian MacamBahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachishypogaea I). Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Indriani, Y.H. 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Koryati, T. 2014. Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pemupukan Urea TerhadapPertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L.). JurnalPenelitian Bidang Ilmu Penelitian. 2(1): 13-16.

Kustiono, G., Indarwati., dan J. Herawati. 2012. Kajian Aplikasi Kompos Azolladan Pupuk Anorganik untuk Meningkatkan Hasil Padi Sawah (Oryzasativa L). Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi. UniversitasTrunojoyo Madura.

Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. RajaGrafindo Persada.Jakarta.

Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

Lukman, A., A.P. Sari., F. Hiola., dan O. Jumadi. 2012. Ketersediaan NitrogenTanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) yangdiperlakukan dengan Pemberian Pupuk Kompos Azolla. Jurnal Sainsmat.1(2): 167-180.

Mashudi. 2007. Budi Daya Terung. Azka Press. Jakarta.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. PT Penerbit IPBPress. Bogor.

Murbandono, L.H.S. 2007. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.

Noverita, S.V. 2005. Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos TerhadapKomponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya. Jurnal Penelitian BidangIlmu Penelitian. 3(3): 95-105.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Parnata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. AgroMediaPustaka. Jakarta.

Page 60: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

47

Putra, D.F., Soenaryo., dan S.Y. Tyasmoro. 2013. Pengaruh Pemberian BernagaiBentuk Azolla dan Pupuk N Terhadap Pertumbuhan dan Hasil TanamanJagung Manis (Zea mays var. Saccharata). Jurnal Produksi Tanaman. 1(4):353-360.

Putri, F.P., H.T. Sebayang., dan T. Sumarni. 2012. Pengaruh Pupuk N, P, K,Azolla (Azolla pinata) dan Kayu Apu (Pistia stratiotes) pada Pertumbuhandan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa). Jurnal Produksi Tanaman. 1(3): 9-20.

Risnawati. 2014. Pengaruh Pemakaian Bahan Organik Terhadap ProduksiTanaman Melon (Cucumis melo L.). Agrium. 18(3): 269-271.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Terung. Kanisius. Yogyakarta.

Rusma, S.L.L. 2014. Potensi Azolla pinnata sebagai Pupuk Hijau pada BudidayaTanaman Padi (Oryza sativa) Varietas Inpari Sidenuk. Skripsi. UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sadeghi, R., R. Zarkami., K. Sabetraftar., dan P. Van Damme. 2013. A review ofSome Ecological Factors Affecting The Growth of Azolla spp. Caspian J.Env. Sci. 11(1): 65-76.

Safei, M., A. Rahmi, dan N. Jannah. 2014. Pengaruh Jenis Dan Dosis PupukOrganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanummelongena L.) Varietas Mustang F-1. Jurnal AGRIFOR. 14(1): 59-66.

Saragih, D., H. Hamim., dan N. Nuramuli. 2013. Pengaruh Dosis dan WaktuAplikasi Pupuk Urea Dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jagung(Zea mays L.) Pionerr 27. J. Agrotek Tropika. 1(1): 50-54.

Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.Jakarta.

Sarif, P., A. Hadid., dan I. Wahyudi. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi(Brassica juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. J.Agrotekbis. 3(5): 585-591.

Simanjuntak, L. 2005. Usaha Tani Terpadu Pati (Padi, Azolla, Tiktok dan Ikan).AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Siregar, A dan I. Marzuki. 2011. Efisiensi Pemupukan Urea terhadap Serapan Ndan Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.). Jurnal BudidayaPertanian. 7(2): 107-112.

Soedharmo, G.G., S.Y. Tyasmoro., dan H.T. Sebayang. 2016. PengaruhPemberian Pupuk Azolla dan Pupuk N Pada Tanaman Padi (Oryza sativaL.) Varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman. 4(2): 145-152.

Page 61: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

48

Srinivasan, R. 2009. Insect and mite pests on eggplant: a field guide forindentification and management. AVRDC Publication. Taiwan.

Suarsana, I.M. 2011. Habitat dan Niche Paku Air Tawar (Azolla pinnata Linn.)(Suatu Kajian Komponen Penyusun Ekosistem). Jurnal Sains danTeknologi. 11(2): 1-15.

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif dengan Mulsa Secara TumpangGilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susetya, D. 2014. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka BaruPress. Yogyakarta.

Susanto, E., N. Herlina., N.E. Suminarti. 2014. Respon Perumbuhan dan HasilTanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) pada Beberapa Macam danWaktu Aplikasi Bahan Organik. Jurnal Produksi Tanaman. 2(5): 412-418.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan danPengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah Dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Zebi, C. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.)pada Media Gambut dengan Beberapa Jenis dan Dosis Pupuk Kompos.Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Page 62: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

49

Lampiran 1. Denah penelitian

Denah Penelitian

Ulangan 1 Ulangan 3Ulangan 2

Page 63: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

50

Lampiran 2. Perhitungan dosis pupuk anorganik

Dosis pupuk/ha x Bobot tanah dalam polybag (kg)Pupuk/polybag =

Bobot tanah 1 ha dengan kedalaman 20 cm (kg)

a. Perhitungan bobot tanah 1 ha dengan kedalaman 20 cm (kg):

Diketahui: Luas 1 ha = 10.000 m2; kedalaman 20 cm= 0,20 m; berat jenis; 1 g/cm3

= 1 x 0,001/ 0,000001 = 1000 kg/m3.

Volume = 10.000 m2 x 0,20 m = 2.000 m3

Bobot tanah = 2.000 m3 x 1000 kg/m3 = 2.000.000 kg.

b. Perhitungan pupuk A. pinnata

4000 kg x 9 kgDosis pupuk/polybag =

2.000.000 kg

Dosis pupuk/polybag = 18 g

Selanjutnya perlakuan pupuk A. pinnata dibuat 5 taraf dosis, yaitu: A4 (28 g), A3

(23 g), A2 (18 g), A1 (13 g), dan A0 (0 g).

c. Perhitungan pupuk urea

150 kg x 9 kgDosis pupuk/polybag =

2.000.000 kg

Dosis pupuk/polybag = 0,675 g

d. Perhitungan pupuk TSP

300 kg x 9 kgDosis pupuk/polybag =

2.000.000 kg

Page 64: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

51

Dosis pupuk/polybag = 1,35 g.

e. Perhitungan pupuk KCl

150 kg x 9 kgDosis pupuk/polybag =

2.000.000 kg

Dosis pupuk/polybag = 0,675 g.

Page 65: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

52

Lampiran 3. Kandungan unsur hara

Pupuk Unsur Hara (%)

N P K

Azolla pinnata 3,63 0,88 3,03

Anorganik 46 46 53

Dosis pupuk

A. pinnata

Unsur Hara (g)

N P K

A4 1,02 0,25 0,85

A3 0,83 0,20 0,70

A2 0,65 0,16 0,54

A1 0,47 0,11 0,39

A0 0 0 0

Dosis pupuk

anorganik

Unsur Hara (g)

N P K

E2 0,31 0,62 0,36

E1 0,16 0,31 0,18

E0 0 0 0

Page 66: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

53

Lampiran 4. Kondisi Iklim

Garis lintang : 06018’LU 49.6008’’LS

Garis bujur : 106°45’BB 21.2328’’BT

Parameter Waktu

Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016

Suhu Minimum (°C) 24,7 25,2 24,8 25,2

Suhu Maksimum (°C) 33,7 33,6 32,7 33,5

Suhu Udara (°C) 27,9 28,2 27,5 28,1

Curah hujan (mm/bulan)* 153,3 190,5 9146,9 18000,6

Lama Penyinaran (%) 48,8 51,7 29,2 52,7

Kelembaban Udara (%) 85,8 82,1 84,4 83,5

Sumber: BMKG Wilayah II, Ciputat, Tangerang Selatan

Page 67: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

54

Lampiran 5. Rata-rata hasil pengukuran parameter

No Kode

Tinggi Tanaman (cm)

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST

1 A4E0 4,37±1,42 8,97±1,82 19,13±4,88 31,87±5,45 42,17±4,07

2 A3E0 4,97±0,90 11,07±2,00 23,70±2,78 34,90±0,85 47±5

3 A2E0 4,77±0,62 9,90±0,66 18,13±1,86 28,63±3,81 36±6,7

4 A1E0 2,67±0,76 6,27±1,42 11,73±2,50 21,47±5,05 32±8,89

5 A0E0 2,77±0,87 4,80±0,61 10,13±3,52 17,67±7,71 26,07±4,69

6 A4E1 4,10±1,42 10,23±3,10 20,83±6,24 30,60±3,80 42,37±1,83

7 A3E1 3,80±0,44 8,43±1,25 17,77±2,02 30,33±3,54 40±2,29

8 A2E1 3,27±0,50 7,63±1,31 17,20±2,12 30,53±2,14 40,33±5,01

9 A1E1 3,47±1,17 6,90±1,68 16,23±4,99 27,40±6,04 34,30±3,20

10 A0E1 2,90±1,01 6,17±1,76 13,93±5,47 23,87±5,75 34,67±7,25

11 A4E2 4,37±0,40 10,13±1,10 22,17±2,54 35,33±1,44 44,77±3,71

12 A3E2 3,77±0,55 8,50±0,87 20,03±5,64 30,40±3,47 39,10±4,13

13 A2E2 4,13±0,81 9,30±2,79 21,33±2,91 32,20±0,92 38,13±2,90

14 A1E2 2,87±0,57 6±1,32 14±4,77 25,67±6,53 36,60±2,72

15 A0E2 3,83±0,32 8,90±1,44 19,37±2,68 29,13±1,10 33,70±1,05

Page 68: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

55

No Kode Diameter

Batang 7

MST

Jumlah

Cabang

Umur

Berbunga

(HST)

Jumlah

Buah

1 A4E0 1,20±0,06 4±1 36,67±1,53 4±1

2 A3E0 1,24±0,09 2,67±1,16 36,33±1,53 3,33±0,58

3 A2E0 1,14±0,10 2±0 37±1,73 3±1

4 A1E0 1,04±0,04 1,67±0,58 39,33±1,53 2,33±0,58

5 A0E0 0,92±0,06 1,67±0,58 45,33±2,08 1±0

6 A4E1 1,26±0,10 4,67±0,58 36±1,73 4,33±0,58

7 A3E1 1,21±0,05 5±1 36,33±1,16 3,33±0,58

8 A2E1 1,20±0,04 3,67±1,53 38±1 2,67±0,58

9 A1E1 1,12±0,04 3±1 38,33±3,51 2,33±0,58

10 A0E1 1,10±0,01 2,33±0,58 40,67±0,58 2±0

11 A4E2 1,20±0,03 5±1 36,33±2,31 4±0

12 A3E2 1,18±0,05 3,33±1,53 36±1 3,67±0,58

13 A2E2 1,19±0,06 4±1 37,33±1,53 3±1

14 A1E2 1,18±0,06 3,67±0,58 39,67±1,53 2,67±0,58

15 A0E2 1,14±0,02 3,67±0,58 37,67±2,31 2,67±0,58

Page 69: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

56

No Kode Panjang Buah

(cm)

Diameter Buah

(cm)

Berat Buah Per

Tanaman (g)

1 A4E0 21,21±0,10 4,29±0,07 472,27±120,15

2 A3E0 19,91±1,25 4,21±0,07 373,03±41,79

3 A2E0 18,93±1,06 4,11±0,25 325,43±111,71

4 A1E0 17,24±0,91 4,17±0,32 248,63±82,77

5 A0E0 16,73±0,68 4,06±0,37 100,30±7,44

6 A4E1 22,25±1,12 4,65±0,22 547,63±75,93

7 A3E1 20,50±1,59 4,31±0,22 388,03±90,95

8 A2E1 18,29±0,20 4,16±0,20 288,17±71,35

9 A1E1 17,33±0,78 4,22±0,15 251,23±66,80

10 A0E1 17,75±1,71 4,21±0,22 208,50±24,77

11 A4E2 21,68±0,53 4,41±0,10 484,93±14,95

12 A3E2 20,39±1,06 4,38±0,43 427,47±43,56

13 A2E2 18,94±0,23 4,22±0,17 334,27±112,37

14 A1E2 17,43±1,35 4,24±0,39 281,10±54,10

15 A0E2 18,51±1,54 4,26±0,15 296,40±75,03

Page 70: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

57

Lampiran 6. Hasil uji statistik

1. Tinggi tanaman umur 7 MST

Uji Normalitas:

Tinggi Tanaman Umur 7 MSTN 45Normal Parametersa.b Mean 37,813

Std. Deviation 6,5134Most Extreme Differences Absolute 0,103

Positive 0,053Negative -0,103

Kolmogorov-Smirnov Z 0,691Asymp. Sig. (2-tailed) 0,726

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 233,100 2 116,550 7,581 0,002A. pinnata 885,214 4 221,304 14,394 0,000*

Anorganik 30,745 2 15,373 1,000 0,381tn

A. pinnata * Anorganik 287,106 8 35,888 2,334 0,046*

Galat 430,487 28 15,375Total 1866,652 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan:

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3

A0 (0) 9 31,478A1 (13 g) 9 34,300A2 (18 g) 9 38,156A3 (23 g) 9 42,033A4 (28 g) 9 43,100Sig. 0,138 1,000 0,568

Page 71: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

58

A. pinnata*Anorganik N Subset Alpha = 0,051 2 3 4 5

A0E0 3 26,067A1E0 3 32,000 32,000A0E2 3 33,700 33,700 33,700A1E1 3 34,300 34,300 34,300A0E1 3 34,667 34,667 34,667A2E0 3 36,000 36,000 36,000A1E2 3 36,600 36,600 36,600A2E2 3 38,133 38,133 38,133 38,133A3E2 3 39,100 39,100 39,100 39,100A3E1 3 40,000 40,000 40,000 40,000A2E1 3 40,333 40,333 40,333 40,333A4E0 3 42,167 42,167 42,167A4E1 3 42,367 42,367 42,367A4E2 3 44,767 44,767A3E0 3 47,000Sig. 0,052 0,073 0,064 0,059 0,054

2. Diameter batang umur 7 MST

Uji Normalitas:

Diameter Batang Umur 7 MSTN 45Normal Parametersa.b Mean 1,1551

Std. Deviation 0,09669Most Extreme Differences Absolute 0,119

Positive 0,119Negative -0,109

Kolmogorov-Smirnov Z 0,797Asymp. Sig. (2-tailed) 0,550

Page 72: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

59

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 0,013 2 0,006 1,835 0,178A. pinnata 0,177 4 0,044 12,919 0,000*

Anorganik 0,047 2 0,024 6,908 0,004*

A. pinnata * Anorganik 0,079 8 0,010 2,904 0,017*

Galat 0,096 28 0,003Total 0,411 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan:

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3

A0 (0) 9 1,0544A1 (13 g) 9 1,1133A2 (18 g) 9 1,1778A3 (23 g) 9 1,2100A4 (28 g) 9 1,2200Sig. 1,000 1,000 0,158

Anorganik N Subset Alpha = 0,051 2

E0 (0) 15 1,1093E1 (50%) 15 1,1767E2 (100%) 15 1,1793Sig. 1,000 0,901

Page 73: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

60

A. pinnata*Anorganik N Subset Alpha = 0,051 2 3 4

A0E0 3 0,9233A1E0 3 1,0433A0E1 3 1,0967 1,0967A1E1 3 1,1167 1,1167A2E0 3 1,1433 1,1433 1,1433A0E2 3 1,1433 1,1433 1,1433A1E2 3 1,1800 1,1800A3E2 3 1,1833 1,1833A2E2 3 1,1867 1,1867A4E0 3 1,1967 1,1967A4E2 3 1,2033 1,2033A2E1 3 1,2033 1,2033A3E1 3 1,2067 1,2067A3E0 3 1,2400A4E1 3 1,2600Sig. 1,000 0,076 0,066 0,052

3. Jumlah cabang

Uji Normalitas:

Jumlah CabangN 45Normal Parametersa.b Mean 3,36

Std. Deviation 1,351Most Extreme Differences Absolute 0,175

Positive 0,175Negative -0,172

Kolmogorov-Smirnov Z 1,177Asymp. Sig. (2-tailed) 0,125

Page 74: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

61

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 1,911 2 0,956 1,111 0,343A. pinnata 22,756 4 5,689 6,613 0,001*

Anorganik 20,844 2 10,422 12,114 0,000*

A. pinnata * Anorganik 8,711 8 1,089 1,266 0,300tn

Galat 24,089 28 0,860Total 78,311 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan:

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3

A0 (0) 9 2,56A1 (13 g) 9 2,78 2,78A2 (18 g) 9 3,22 3,22A3 (23 g) 9 3,67 3,67A4 (28 g) 9 4,56Sig. 0,160 0,063 0,052

Anorganik N Subset Alpha = 0,051 2

E0 (0) 15 2,40E1 (50%) 15 3,73E2 (100%) 15 3,93Sig. 1,000 0,560

Page 75: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

62

4. Umur berbunga

Uji Normalitas:

Umur BerbungaN 45Normal Parametersa.b Mean 38,07

Std. Deviation 2,832Most Extreme Differences Absolute 0,154

Positive 0,154Negative -0,139

Kolmogorov-Smirnov Z 1,032Asymp. Sig. (2-tailed) 0,237

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 16,933 2 8,467 2,949 0,069A. pinnata 160,578 4 40,144 13,981 0,000*

Anorganik 18,533 2 9,267 3,227 0,055tn

A. pinnata * Anorganik 76,356 8 9,544 3,324 0,008*

Galat 80,400 28 2,871Total 352,800 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3

A3 (23 g) 9 36,22A4 (28 g) 9 36,33A2 (18 g) 9 37,44A1 (13 g) 9 39,11A0 (0) 9 41,22Sig. 0,159 1,000 1,000

Page 76: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

63

A. pinnata*Anorganik N Subset Alpha = 0,051 2 3 4

A4E1 3 36,00A3E2 3 36,00A4E2 3 36,33 36,33A3E1 3 36,33 36,33A3E0 3 36,33 36,33A4E0 3 36,67 36,67A2E0 3 37,00 37,00A2E2 3 37,33 37,33 37,33A0E2 3 37,67 37,67 37,67A2E1 3 38,00 38,00 38,00A1E1 3 38,33 38,33 38,33A1E0 3 39,33 39,33 39,33A1E2 3 39,67 39,67A0E1 3 40,67A0E0 3 45,33Sig. 0,064 0,063 0,066 1,000

5. Jumlah buah

Uji Normalitas:

Jumlah BuahN 45Normal Parametersa.b Mean 2,96

Std. Deviation 0,999Most Extreme Differences Absolute 0,184

Positive 0,171Negative -0,184

Kolmogorov-Smirnov Z 1,237Asymp. Sig. (2-tailed) 0,094

Page 77: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

64

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 2,978 2 1,489 4,621 0,018A. pinnata 26,800 4 6,700 20,793 0,000*

Anorganik 1,644 2 0,822 2,552 0,096tn

A. pinnata * Anorganik 3,467 8 0,433 1,345 0,263tn

Galat 9,022 28 0,322Total 43,911 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3 4

A0 (0) 9 1,89A1 (13 g) 9 2,44A2 (18 g) 9 2,89A3 (23 g) 9 3,44A4 (28 g) 9 4,11Sig. 1,000 0,108 1,000 1,000

6. Panjang buah

Panjang BuahN 45Normal Parametersa.b Mean 19,147

Std. Deviation 1,9221Most Extreme Differences Absolute 0,112

Positive 0,062Negative -0,112

Kolmogorov-Smirnov Z 0,751Asymp. Sig. (2-tailed) 0,626

Page 78: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

65

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 1,109 2 0,555 0,473 0,628A. pinnata 120,681 4 30,170 25,705 0,000*

Anorganik 2,748 2 1,374 1,171 0,325tn

A. pinnata * Anorganik 5,150 8 0,644 0,548 0,810tn

Galat 32,864 28 1,174Total 162,552 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Uji Duncan

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3 4

A0 (0) 9 17,356A1 (13 g) 9 17,678 17,678A2 (18 g) 9 18,772A3 (23 g) 9 20,256A4 (28 g) 9 21,722Sig. 0,533 0,050 1,000 1,000

7. Diameter buah

Diameter BuahN 45Normal Parametersa.b Mean 4,2591

Std. Deviation 0,24566Most Extreme Differences Absolute 0,088

Positive 0,088Negative -0,067

Kolmogorov-Smirnov Z 0,589Asymp. Sig. (2-tailed) 0,879

Page 79: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

66

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 0,237 2 0,119 2,108 0,140A. pinnata 0,504 4 0,126 2,242 0,090tn

Anorganik 0,185 2 0,092 1,641 0,212tn

A. pinnata * Anorganik 0,155 8 0,019 0,344 0,941tn

Galat 1,575 28 0,056Total 2,655 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

8. Berat buah per tanaman

Uji Normalitas:

Berat Buah Per TanamanN 45Normal Parametersa.b Mean 335,160

Std. Deviation 129,7646Most Extreme Differences Absolute 0,115

Positive 0,115Negative -0,093

Kolmogorov-Smirnov Z 0,770Asymp. Sig. (2-tailed) 0,593

Uji F:

Sumber JumlahKuadrat

DerajatBebas

KuadratTengah

F Sig.

Kelompok 30859,632 2 15429,816 3,193 0,056A. pinnata 496811,886 4 124202,971 25,705 0,000*

Anorganik 27870,364 2 13935,182 2,884 0,073tn

A. pinnata * Anorganik 50078,245 8 6259,781 1,296 0,286tn

Galat 135289,621 28 4831,772Total 740909,748 44

Keterangan : * : berbeda nyata (P<0,05)tn : tidak berbeda nyata (P>0,05)

Page 80: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

67

Uji Duncan

A. pinnata N Subset Alpha = 0,051 2 3 4

A0 (0) 9 201,733A1 (13 g) 9 260,322 260,322A2 (18 g) 9 315,956A3 (23 g) 9 396,178A4 (28 g) 9 501,611Sig. 0,085 0,101 1,000 1,000

Page 81: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

68

Lampiran 7. Dokumentasi penelitian

Azolla pinnata Kompos Azolla pinnata

Benih terung Perendaman benih

Penyemaian umur 2 minggu Penyemaian umur 4 minggu

Pemindahan bibit ke polybag

d e

Page 82: POTENSI PUPUK Azolla pinnata UNTUK PENGURANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44696/1/MOH...ATAU LEMBAGA MANAPUN Jakarta, Juni 2016 Moh Rifqi Al Author 1112095000030.

69

Pemupukan pada umur 2 MST Pemupukan pada umur 9 MST

Bunga terung Buah terung