Portofolio - Gizi Buruk

6
1 BORANG PORTOFOLIO 1 - MEDIK No. ID dan Nama Peserta: dr. Brilian Segala Putra No. ID dan Nama Wahana: RSUD CICALENGKA Topik: Gizi Buruk Tanggal (kasus) : 09 - 07 - 2012 Presenter: dr. Brilian Segala Putra Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Evi Sukmawati Tempat presentasi : Obyektif presentasi : □ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka □ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa □ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil □ Deskripsi : Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Inkarserata □ Tujuan : diagnosis dan tata laksana awal untuk menurunkan tingkat mortalitas dan morbiditas Bahan bahasan: □Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit Cara membahas: □ Diskusi Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos Data pasien: Nama: An. A, 3 bulan No rekam medik: 034657 Nama RS: RSUD Cicalengka Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Diagnosis : Gizi Buruk Gambaran klinis: Anak perempuan berusia 3 bulan datang diantar ibunya ke IGD RS Cicalengka keluhan tidak mau menyusu sejak 1 minggu SMRS. Kurang lebih sebulan SMRS pasien menderita diare dan batuk selama 2 minggu. Sejak itu pasien menjadi susah minum susu sehingga berat badan turun. Semenjak lahir pasien tidak pernah mendapatkan ASI, hanya minum susu formula sebanyak 5x50cc per hari, namun semenjak sakit hanya minum 5x25cc. Pada pemeriksaan fisik generalis didapatkan kesadaran pasien

Transcript of Portofolio - Gizi Buruk

Page 1: Portofolio - Gizi Buruk

1

BORANG PORTOFOLIO 1 - MEDIK

No. ID dan Nama Peserta: dr. Brilian Segala Putra

No. ID dan Nama Wahana: RSUD CICALENGKA

Topik: Gizi Buruk

Tanggal (kasus) : 09 - 07 - 2012 Presenter: dr. Brilian Segala Putra

Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Evi Sukmawati

Tempat presentasi :

Obyektif presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi : Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Inkarserata

□ Tujuan : diagnosis dan tata laksana awal untuk menurunkan tingkat mortalitas dan

morbiditas

Bahan

bahasan:

□Tinjauan

pustaka

□ Riset □ Kasus □ Audit

Cara

membahas:

□ Diskusi □ Presentasi

dan diskusi

□ E‐mail □ Pos

Data pasien: Nama: An. A, 3 bulan No rekam medik: 034657

Nama RS: RSUD Cicalengka

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:

Diagnosis : Gizi Buruk

Gambaran klinis: Anak perempuan berusia 3 bulan datang diantar ibunya ke IGD RS

Cicalengka keluhan tidak mau menyusu sejak 1 minggu SMRS. Kurang lebih

sebulan SMRS pasien menderita diare dan batuk selama 2 minggu. Sejak itu pasien

menjadi susah minum susu sehingga berat badan turun.

Semenjak lahir pasien tidak pernah mendapatkan ASI, hanya minum susu formula

sebanyak 5x50cc per hari, namun semenjak sakit hanya minum 5x25cc. Pada

pemeriksaan fisik generalis didapatkan kesadaran pasien compos mentis dengan

GCS 15. Tanda vital ditemukan, tidak hipertesi, tidak takipnea, tidak takikardia, dan

tidak demam, status gizi buruk, konjungtiva tidak anemis pada kedua mata, sklera

tidak ikterik, bunyi jantung dan suara napas dalam batas normal, pada

pemeriksaan abdomen dalam batas normal, pada mengukuran didapatkan berat

badan 3500 gr, tinggi badan 57,5 cm, Lingkar Kepala 37 cm, Lingkar Dada 37 cm,

Lingkar Perut 30 cm. akral keempat ekstremitas teraba hangat, dengan perfusi

perifer baik. Pasien dilakukan pemeriksaan darah perifer rutin tidak ditemukan

kelainan

Page 2: Portofolio - Gizi Buruk

1

1. Riwayat Persalinan : Pasien merupakan anak ke-7 dari tujuh bersaudara, Lahir di

bidan, cukup bulan dengan berat badan lahir 3700 gr

2. Riwayat Kesehatan: Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal

3. Riwayat keluarga: di keluarga terdapat 3 orang balita

4. Riwayat Immunisasi: pasien belum pernah mendapatkan immunisasi

5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Tempat tinggal kesan cukup higienis, tidak padat,

sirkulasi udara (ventilasi) cukup terjamin. Kondisi sosial-ekonomi menengah ke bawah.

DaftarPustaka:

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. 2011.

2. Kurang Energi Protein, Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 3. 2005. Bandung

3. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan, Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 3. 2005. Bandung

Hasil Pembelajaran:

1. Etiologi, diagnosis, dan tata laksana komplikasi gizi buruk

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

Subjektif dan Objektif:

Anak perempuan berusia 3 bulan datang diantar ibunya ke IGD RS Cicalengka

keluhan tidak mau menyusu sejak 1 minggu SMRS. Kurang lebih sebulan SMRS pasien

menderita diare dan batuk selama 2 minggu. Sejak itu pasien menjadi susah minum susu

sehingga berat badan turun.

Semenjak lahir pasien tidak pernah mendapatkan ASI, hanya minum susu formula

sebanyak 5x50cc per hari, namun semenjak sakit hanya minum 5x25cc. Pada

pemeriksaan fisik generalis didapatkan kesadaran pasien compos mentis dengan GCS

15. Tanda vital ditemukan, tidak hipertesi, tidak takipnea, tidak takikardia, dan tidak

demam, status gizi buruk, konjungtiva tidak anemis pada kedua mata, sklera tidak

ikterik, bunyi jantung dan suara napas dalam batas normal, pada pemeriksaan abdomen

dalam batas normal, pada mengukuran didapatkan berat badan 3500 gr, tinggi badan

57,5 cm, Lingkar Kepala 37 cm, Lingkar Dada 37 cm, Lingkar Perut 30 cm. akral keempat

ekstremitas teraba hangat, dengan perfusi perifer baik. Pasien dilakukan pemeriksaan

darah perifer rutin tidak ditemukan kelainan

Diagnosis awal ialah Gizi Buruk. Setelah di konsul ke bagian anak pasien diberikan

terapi berupa pemasangan nasogastrictube dan diberikan diet ASI 8x15 cc serta

diberikan antibiotic profilaksis Ampicillin 200mg/12jam serta obat penurun panas

parasetamol 4x0,5cc.

Pembahasan

Gizi Buruk

Kurang Energi Protein atau Kurang Kalori Protein adalah keadaan kurang gizi pada anak

yang disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein. Diagnosis Gizi Buruk

Page 3: Portofolio - Gizi Buruk

1

ditandai dengan satu atau lebih tanda beriku, sangat kurus, edema, minimal pada kedua

punggung kaki, BB/PB atau BB/TB < -3 SD, LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)

Pada kasus didapatkan berat 3500 gram dengan panjang badan 57,5 cm sehingga memenuhi kriteria BB/TB atau BB/TB <-3 SD

Faktor Penyebab Keadaan An. A

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pasien mengalami keadaan gizi

buruk, diantaranya faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan orangtua (ibu) dan kesehatan

pasein sendiri, faktor ekonomi yaitu Kedua orangtua An. A merupakan buruh lepas

dengan penghasilan tidak menentu setiap bulan dimana penghasilan <

Rp.100.000/bulan karena keterbatasan ekonomi keluarga, An. A hanya bisa diberikan

susu SGM 150 mg yang diberikan selama 3 hari dan pasien merupakan anak ke-7 dari 7

bersaudara, dengan tiga orang diantaranya masih berusia dibawah 5 tahun sehingga

pasien kurang diperhatikan kecukupan asupan gizi hariannya, faktor pendidikan yaitu

orangtua yang hanya bersekolah dasar sehingga menurut orangtua pasien kebutuhan

gizi pasien sudah tercukupi dengan mendapatkan susu formula 5x50 cc per hari, padahal

kebutuhan pasien lebih dari itu. Faktor kesehatan orangtua yaitu ibu pasien menderita

karsinoma mammae yang sudah dilakukan mastektomi radikal bilateral sehingga

orangtua pasien tidak dapat memberikan ASI kepada pasien, faktor kesehatan pasien

sendiri adalah pasien menderita diare sejak 2 minggu yang lalu sehingga intake

makanan pasien berkurang sejak pasien sakit.

Penatalaksanaan Nutrisi yang sesuai

Penatalaksanaan pada kasus ini terbagi menjadi 3 fase yaitu :

Page 4: Portofolio - Gizi Buruk

1

Pada kasus ini pasien dikonsulkan kepada dokter spesialis anak dan mendapatkan terapi

Infus D5¼NS, PASI, Jaga kehangatan, Parasetamol, Ampicilin, mencari penyebab demam

dimana terapi diatas sudah sesuai dengan fase stabilisasi, selama perawatan di rumah

sakit pasien dirawat selama 3 hari perawatan sehingga fase transisi dan rehabilitasi pada

pasien ini dilakukan oleh unit rawat jalan di puskesmas atau rumah sakit.

Pemberian Nutrisi

Selama dilakukan perawatan di Rumah Sakit selama 3 hari (9 Juli 2012 – 11 Juli

2012), pasien mendapatkan Hari I Infus D5¼NS 12 tpm mikro, PASI 8 x 15cc (Nan 1 Pro),

Hari II Infus D5¼NS 12 tpm mikro, PASI 8 x 30 cc (Nan 1 Pro), Hari III Infus D5¼NS 12

tpm mikro, PASI 8 x 40 cc (Nan 1 Pro) sedangkan berdasarkan Pedoman Pelayanan Anak

Gizi Buruk tahun 2011 adalah pada Fase Stabilisasi (Minggu 1) Menggunakan F75 (75

Kkal & 0,9 g protein per 100 cc) Asupan gizi 80-100 Kkal/kgBB/hari Protein 1-1,5

g/kgBB/hari ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI.

Susu Nan 1 Pro 100 cc = 67 Kkal dan 1,2 g protein sehingga kebutuhan energi

280/67 x 100 cc = 418 cc/hari dan kebutuhan protein 3,5/1,2 x 100 cc = 291 cc/hari

maka untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein diberikan 418 cc/ hari ~ 8 x 50 cc

selama fase stabilisasi

Saran

Ibu dianjurkan untuk melakukan kontrasepsi, terutama kontrasepsi mantap (MOW) agar

Page 5: Portofolio - Gizi Buruk

1

tidak menambah jumlah anak, memberikan pengetahuan kepada ibu tentang gizi anak

dan kebutuhan makanan harian sehingga kebutuhan nutrisi anak per hari tercukupi,

setelah pasien pulang dari rumah sakit, dilakukan kunjungan berkala untuk mengetahui

kemajuan pertumbuhan dan perkembangan pasien